Anda di halaman 1dari 11

SISTEM MANAJEMEN MUTU

Dr. RetnoHidayati, MM

Disusun oleh :
APRILLIA DEVI RIMBA UTAMI
40010217060245
Kelas B

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB XI
PENGENDALIAN MUTU STATISTIK UNTUK VARIABEL

A. Pengertian Data Variabel


Angka atau ketegori (nilai mutu) tertentu dari suatu objek yang kita
amati dinamakan variable (nilai). Kumpulan nilai yang diperoleh dari
hasil pengukuran atau penghitungan suatu variabel dinamakan
dengan data.Data variable, merupakan data kuantitatif yang diukur untuk
keperluan analisis. Contoh dari data variable karakteristik kualitas adalah
diameter pipa, ketebalan produk kayu, berat semen dalam kantong, dll.

B. Peta Kendali Rata-Rata dan Range


Peta kontrol (rata-rata) dan R (range) termasuk dalam jenis peta
kontrol (control chart) variabel (shewart). Peta kontrol (rata-rata) dan R
(range) digunakan untuk memantau proses yang mempunyai karakteristik
berdimensi kontinu, sehingga peta kontrol dan R sering disebut sebagai
peta kontrol untuk data variabel. Peta kontrol / kontrol variabel adalah peta
kontrol data variabel (dapat diukur panjang, lebar diameter dan berat) dari
suatu proses produksi yang digunakan untukk mengendalikan proses
produksi.
Xbar – R Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses
berdasarkan Rata-rata (Xbar) dan Range (R). Xbar – R Chart digunakan
apabila ukuran sampel yang dikumpulkan berjumlah lebih dari 2 dan
kurang dari atau sama dengan 5 (2 < n ≤ 5) pada setiap set sampel data,
Jumlah set sampel yang ideal adalah 20 – 25 set sampel.

Peta kontrol (rata-rata) dan R (range) adalah peta kontrol yang


menunjukkan harga rata – rata (mean) dan jarak (range) dari suatu proses
produksi. Kedua peta kontrol rata – rata dan range saling melengkapi satu
sama lainnya sehingga dalam pembuatan tidak dapat dipisahkan.

Penggunaan Peta Kontrol Rata-rata(X) dan Range(R)


Peta kontrol rata – rata ( menjelaskan kepada kita tentang apakah
perubahan-perubahan telah terjadi dalam ukuran titik pusat (central
tendency) atau rata-rata dari proses. Hal ini mungkin disebabkan oleh
faktor-faktor seperti, peralatan yang dipakai, peningkatan temperatur
secara gradual, perbedaan metode yang digunakan dalam shift yang kedua,
material baru, tenaga kerja baru yang belum dilatih, dan lain-lain.
Sedangkan peta kontrol R (range) menjelaskan tentang apakah
perubahan-perubahan telah terjadi dalam ukuran variasi, dengan demikian
berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang dihasilkan melalui
suatu proses. Hal ini mungkin disebabkan oleh fakor-faktor seperti, bagian
peralatan yang hilang, minyak pelumas yang tidak mengalir dengan baik,
kelelahan pekerja, dan lain-lain.
A. Control chart Rata – rata (X)
Manfaat dari control chart rata – rata (X) adalah sebagai berikut :
 Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel
asal dalam hal lokasi (pemusatannya)
 Apakah proses masih berada dalam batas – batas pengendalian atau
tidak
 Apakah rata – rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
yang telah ditentukan.
B. Control Chart Range (R)
Manfaat dari control chart range (R) adalah sebagi berikut :
 Memantau perubahan dalam hal spread-nya (penyebarannya)
 Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur
dengan mencari range dari sample yang diambil.
Langkah dalam pembuatan peta X dan R
1. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5, ......)
2. Tentukan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20 subgrup
3. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu X.
4. Hitung nilai rata-rata seluruh X, yaitu X, yang merupakan center line
dari peta kendali X
5. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap
subgrup, yaitu range (R)
6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang merupakan center
line dari peta kendali R
7. Hitung batas kendali dari peta kendali X :
3
UCL = X + (A2 . R) dimana A2 =
d2 n
LCL = X – (A2 . R)
8. Hitung batas kendali untuk peta kendali R
UCL = D4 . R
LCL = D3 . R
9. Plot data X dan R pada peta kendali X dan R serta amati apakah data
tersebut berada dalam pengendalian atau tidak.
10. Hitung indeks kapabilitas proses (Cp)
USL - LSL
Cp =
6S
Dimana :
R
S=
d2
C. Peta Kendali Rata-Rata dan Standar Deviasi
Xbar – s Chart adalah Peta kendali untuk mengendalikan proses
berdasarkan Rata-rata (X-bar) dan Standar Deviasi (s). Xbar-s Chart
digunakan apabila ukuran sampel yang dikumpulkan berjumlah lebih dari
5 (n > 5) pada setiap set sampel data, Jumlah set sample yang ideal adalah
20 – 25 set sampel.
S dalam S Chart menandai Sigma (σ) atau Standard Deviation
Chart hendaknya digunakan untuk mendeteksi apakah karakteristik proses
stabil. Oleh karena itu, S Chart biasanya diplot bersama dengan X Chart
sehingga memberi gambaran mengenai variasi proses lebih baik. Peta
kendali standar deviasi digunakan untuk mengukur tingkat keakurasian
suatu proses. Langkah-langkah membuat peta kendali x dan S adalah
sebagai berikut :
1. Tentukan ukuran contoh/subgrup (n > 10),
2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20–25 sub-grup,
3. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu x,
4. Hitung nilai rata-rata dari seluruh x, yaitu x yang merupakan garis
tengah (center line) dari peta kendali x,

5. Hitung simpangan baku dari setiap subgrup yaitu S,

6. Hitung nilai rata-rata dari seluruh s, yaitu S yang merupakan garis


tengah dari peta kendali S,

7. Hitung batas kendali atas dan bawah (UCL dan LCL)dari peta kendali
x:

Catatan:
nilai A3 dapat dilihat di SUPLEMEN Tabel Nilai A3, B3, B4

8. Hitung batas kendali atas dan bawah (UCL dan LCL) untuk peta
kendali S

Catatan:
Nilai B3, B4 dapat dilihat pada Tabel Nilai A3, B3, B4

9. Plot data x dan S pada peta kendali x dan S serta amati apakah data
tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian.
D. Peta Pengendali untuk Unit Individu (Control Chart X dan MR)
Peta kontrol X -bar dan MR digunakan untuk pengendalian proses
yang ukuran contohnya hanya satu (n=1). Hal ini sering terjadi apabila
pemeriksaan dilakukan secara otomatis dan pada tingkat produksi yang
sangat lambat, sehingga sukar untuk mengambil ukuran contoh yang lebih
besar dari satu(n>1). Diagram control X -bar dan MR (moving range)
diterapkan pada proses yang menghasilkan produk yang relatif homogeny.
Pada beberapa kondisi, ukuran sample yang digunakan adalah n = 1, di
mana sampel mengandung unit individu. Situasi: 1. Digunakannya
inspeksi & pengukuran otomatis, setiap unit produk dianalisis; 2. Tingkat
produksi sangat rendah, dan tidak memungkinkan dilakukan sampling
dengan n>1; 3. Pengukuran berulang pada proses akan berbeda karena
faktor kesalahan lab atau analisis, seperti pada proses kimia.
Pengendali proporsi kesalahan (p-chart) dan banyaknya kesalahan
(np-chart) digunakan untuk mengetahui apakah cacat produk yang
dihasilkan masih dalam batas yang disyaratkan. Perbandingan antara
banyaknya cacat dengan semua pengamatan, yaitu setiap produk yang
diklasifikasikan sebagai “diterima” atau “ditolak” (yang diperhatikan
banyaknya produk cacat).

Peta pengendali proporsi digunakan bila kita memakai ukuran


cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sempel yang diambil. Bila
sampel yang diambil untuk setiap kali melakukan observasi jumlahnya
sama maka kita dapat menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan
(p-chart) maupun banyaknya kesalahan (np-chart). Namun bila sampel
yang diambil bervariasi untuk setiapkali melakukan observasi berubah-
ubah jumlahnya atau memang perusahaan tersebut akan melakukan 100%
inspeksi maka kita harus menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan
(p-chart).

Bila sampel yang diambil untuk setiap kali observasi jumlahnya


selalu sama atau konstan, maka
langkah-langkah pembuatan peta kendali - p adalah sebagai berikut:

1. Tentukan ukuran contoh/subgrup yang cukup besar (n > 30),


2. Kumpulkan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20–25 sub-grup,
3. Hitung untuk setiap subgrup nilai proporsi unit yang cacat, yaitu :
Dimana
p = proporsi kesalahan dalam setiap sampel
x = banyaknya produk yang salah dalam setiap sampel
n = banyaknya sampel yang diambil dalam inspeksi
4. Hitung nilai rata-rata dari p, yaitu p dapat dihitung dengan :

5. Hitung batas kendali CL, UCL dan LCL dari peta kendali p :

Catatan:
UCL = Upper Control Limit / Batas Pengendalian Atas (BPA)
LCL = Lower Control Limit / Batas Pengendalian Bawah (BPB)

6. Plot data proporsi (persentase) unit cacat serta amati apakah data
tersebut berada dalam pengendalian atau diluar pengendalian.

Peta Kendali (Control Chart) p (p Chart) Untuk Jumlah Sampel


Bervariasi
Seperti telah dikatakan pada pembahasan p Chart untuk jumlah
sampel konstan, Peta pengendali proporsi (p chart) digunakan bila kita
memakai ukuran cacat berupa proporsi produk cacat dalam setiap sampel
yang diambil. Bila sampel yang diambil bervariasi untuk setiapkali
melakukan observasi atau jumlah sampel berubah-ubah jumlahnya atau
memang perusahaan tersebut akan melakukan 100% inspeksi maka kita
harus menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart).
Pengguna sampel yang besarnya bervarisai tersebut selain
perusahaan menggunakan 100% inspeksi atau inspeksi total, juga dapat
disebabkan karena kurangnya karyawan dan biaya.Perubahan dalam
banyaknya sampel yang diambil atau ukuran sub kelompok tersebut
menyebabkan perubahan dalam batas-batas pengendali, meskipun garis
pusatnya tetap. Apabila ukuran sampel atau sub kelompok yang
digunakan pada setiap kali observasi naik atau lebih banyak, maka batas-
batas pengendali menjadi lebih rendah.
Namun apabila banyaknya sampel atau sub kelompok yang
digunakan pada setiap kali observasi turun atau berkurang, maka batas-
batas pengendali menjadi lebih tinggi atau meningkat. Kondisi ini dapat
mempengaruhi karakteristik kualitas proses produksi yang dimiliki
perusahaan. Hal inilah yang merupakan kelemahan dalam pengendalian
kualitas proses statistik untuk data atribut.
Untuk banyaknya sampel yang bervariasi peta pengendali yang
digunakan pasti hanya peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart),
bukan banyaknya kesalahan (np-chart). Namun peta pengendali proporsi
kesalahan tersebut mempunyai tiga pilihan model, yaitu menggunakan
peta pengendali model harian atau individu, peta pengendali model rata-
rata, dan peta pengendali dengan model yang di buat menurut aturan
banyaknya sampel berdasarkan pertimbangan perusahaan (Mitra,1993).

 Menggunakan peta pengendali model harian/individu:

Peta pengendali model harian atau individu ini dibuat untuk setiap
observasi. Oleh karenanya, perusahaan akan mempunyai beberapa batas
pengendali atas dan beberapa batas pengendali bawahnya dalam peta
pengendali proporsi kesalahan untuk kualitas produksinya. Keunggulan
peta pengendali proporsi kesalahan model harian atau individu (chart
individu) ini adalah ketepatannya dalam memutuskan apakah sampel
berada di dalam atau diluar batas pengendaliannya.

Rumus Penentuan garis pusat p chart dengan jumlah sampel


bervariasi model harian/ individu adalah sbb

Dimana :
Pi = proporsi kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi
xi = banyaknya kesalahan setiap sampel pada setiap kali observasi
ni = banyaknya sampel yang diambil pada setiap kali observasi yang
selalu bervariasi
g = banyaknya observasi

Sedangkan rumus batas pengendali atas (UCL) dan batas pengendali


bawah (LCL) p chart sampel bervariasi model harian/ individu adalah :
Kemudian menghitung rata-rata nilai UCL dan LCL untuk p chart
sampel bervariasi model harian/ individu dengan rumus

 Menggunakan peta pengendali model rata-rata:


Peta pengendali proporsi kesalahan model rata-rata adalah bentuk
yang lebih sederhana, lebih cepat, dan lebih mudah daripada model
individu atau harian. Peta prngendali model ini juga lebih banyak
digunakan daripada peta pengendali proporsi kesalahan model individu
atau harian. Namun, peta pengendali proporsi kesalahan model individu
atau harian ini lebih tepat dibandingkan dengan dengan model rata-rata.
Penyusunan garis pusat (CL) untuk peta pengendali proporsi kesalahan (p
chart) sampel bervariasi model rata-rata ini adalah:

Batas pengendali atas dan batas pengendali bawahnya adalah :

 Menggunakan peta pengendali dengan pertimbangan perusahaan


Peta pengendali proporsi kesalahan dengan pertimbangan
perusahaan yang dimaksud adalah dengan mengambil sampel yang
jumlahnya ditetapkan oleh perusahaan, misalnya 100, 200, 300 dan
sebagainya. Bila ternyata sampel mendekati jumlah yang ditetapkan
perusahaan maka digunakan peta pengendali yang terdekat.
Misal diambil sampel 130 unit maka peta pengendali yang digunakan
adalah peta pengendali berdasar nilai n = 100. Bila yang diambil 340 unit
maka peta pengendali yang digunakan adalah peta pengendali berdasar
nilai n = 300 dan seterusnya. Rumus yang digunakan untuk menentukan
garis pusat, batas pengendali atas dan batas pengendali bawahnya sama
dengan kedua model sebelumnya.

Selanjutnya, dari ketiga model peta pengendali proporsi dengan


sampel bervariasi tersebut semuanya tentu menghasilkan hasil penilaian
hasil kualitas proses yang sama. Biasanya, perusahaan menggunakan
model kedua (rata-rata) sebagai awal pengujian. Bila ternyata dari hasil
observasi yang dilakukan terdapat data yang berbeda diluar batas
pengendalian yang disebabkan karena penyebab khusus (assignable
cause) maka perlu dilakukan perbaikan dengan ketentuan 4 p. Menurut
mitra (1993) dan Basterfield (1998), ketentuan 4 p tersebut adalah:

1. Bila LCL < pi < UCL dan ni < n menggunakan peta


pengendali rata-rata
2. Bila LCL < pi < UCL dan ni > n manggunakan peta
pengendali individu
3. Bila pi < LCL atau pi > UCL dan ni > n menggunakan peta
pengendali rata_rata
4. Bila pi < LCL atau pi > UCL dan ni < n Menggunakan peta
pengendali individu
DAFTAR PUSTAKA

- https://smartstat.wordpress.com/2010/02/25/variabel-dan-data/
- https://www.scribd.com/doc/241605129/PETA-KENDALI-CONTROL-
CHART
- http://derilristy.blogspot.com/2018/05/peta-kontrol-rata-rata-dan-range-r.html
- https://ilmumanajemenindustri.com/jenis-jenis-control-chart-peta-kendali-
rumus-control-chart/
- https://sites.google.com/site/kelolakualitas/x-S-Chart
- https://docplayer.info/33537544-Peta-pengendali-untuk-unit-individu-
presentasi-pengendalian-kualitas.html
- https://sites.google.com/site/kelolakualitas/p-Chart

Anda mungkin juga menyukai