Anda di halaman 1dari 7

mengancam keselamatan jiwa mereka (Sarwono, 2010:315).

1) Nyeri Persalinan

Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf

khusus. Selama persalinan dan kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh

kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan distensi perineum. Serat-serat aferen

viseral yang membawa impuls sensorik dari rahim memasuki medula

spinalis pada segmen torakal ke-10, ke-11, ke-12, serta segmen lumbal yang

pertama. Selama bagian akhir kala I dan di sepanjang kala II, impuls nyeri

bukan saja muncul dari rahim tetapi juga perineum saat bagian janin

melewati pelvis (Yulianti, 2009:49).

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa nyeri dalam persalinan

(1) Mekanisme Koping

Setiap manusia mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi

stress akibat nyeri yang dialaminya. Namun ketika nyeri menjadi

sesuatu yang mengancam integritas indivudu maka akan sulit bagi

individu tersebut untuk mengontrol rasa nyerinya. Dalam hal ini

peran bidan adalah mengobservasi bagaimana ibu dapat menurunkan

rasa nyerinya dan mengkaji efektivitas metode yang digunakannya.

Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bagi bidan untuk

memberikan alternatif metode penanganan nyeri yang familiar bagi

ibu (Maryunani, 2010:25).

(2) Kecemasan dan ketakutan

Kecemasan serigkali menyertai nyeri. Ancaman dari hal-hal

yang belum diketahui dan ketidakmampuan untuk mengontrol nyeri


atau kejadian-kejadian yang sekitarnya seringkali memperbesar

persepsi nyeri.

Cemas dan takut menyebabkan peningkatan tegangan otot dan

gangguan aliran darah menuju otak dan otot. Hal tersebut

menyebabkan tegangan pada otot pelvis, kontraksi uterus yang

terganggu, dan hilangnya tenaga pendorong ibu selama kala II

persalinan. Ketegangan yang lama akan menyebabkan kelelahan

pada ibu dan meningkatkan persepsi nyeri serta menurunkan

kemampuan ibu untuk mengontrol rasa nyerinya (Maryunani,

2010:28).

(3) Ras, budaya dan etnik

Berbagai data menyebutkan bahwa ras, budaya dan etnik

berpengaruh terhadap cara orang mengekspresikan nyeri. Ekspresi

nyeri tersebut berdasarkan perilaku lingkungan disekitarnya.

Pengkajian yang akurat tentang kemajuan persalinannya dan tingkat

toleransi terhadap nyeri ibu membantu bidan dalam menentukan

kemungkinan komplikasi persalinan sebagai dampak dari suatu

kebiasaan atau kultural tertentu (Maryunani, 2010:30).

(4) Pelayanan tim kesehatan dan lingkungan tempat bersalin

Lingkunga seperti rumah sakit, dengan kebisingannya,

penerangan dan aktivitas-aktivitasnya dapat memperberat nyeri.

Begitu juga pelayanan tim kesehatan dapat memengaruhi respon

pasien terhadap nyeri seperti petugas kesehatan dan situasi tempat

bersalin tidak cukup bersahabat (Maryunani, 2010:30).

(5) Sistem pendukung


Ibu yang sendirian tanpa pendamping mungkin merasakan

skala nyeri hebat. Keluarga/ pendamping dapat menjadi pendukung

penting bagi ibu dalam keadaan nyeri persalinan, misalnya

pendamping dapat membantu menciptakan suasana nyaman dalam

ruang bersalin, membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman fisik,

serta memberi dorongan dan keyakinan pada ibu selama persalinan

(Maryunani, 2010:31).

b) Metode Birth Ball

Menurut Simkin (2008:165) bola melahirkan adalah sebuah bola

besar seperti yang biasa digunakan pada terapi fisik dan senam. Bola

semacam ini sekarang juga digunakan sebagai alat kenyamanan dan

prop untuk membantu calon ibu mencari posisi dan pergerakan selama

persalinan.

(1) Manfaat

Menurut Danuatmaja (2008:88) ada beberapa manfaat

menggunakan bola persalinan yaitu:

(a) Ibu dapat menjalani persalinan aktif karena memudahkan ibu

bergerak bebas, mengubah posisi, dan mengikuti irama

kontraksi.

(b) Kebebasan bergerak selama persalinan juga membantu ibu

bernapas dan mengekspresikan perasaan ibu ketika nyeri

menyerang. Cara ini menyamankan ibu dan mengurangi rasa


nyeri sehingga kebutuhan menggunakan obat penghilang sakit

atau epidural berkurang.

(c) Mempertahankan posisi tubuh tetap tegak saat duduk, berlutut,

bersandar, atau jongkok. Dengan posisi tegak, peredaran darah

menuju plasenta tetap lancar dan daya gravitasi bumi bekerja

maksimal membantu bayi turun ke jalan lahir.

(d) Bola persalinan lebih nyaman daripada kursi atau ranjang

karena tidak memiliki sandaran sehingga pendamping

persalinan lebih mudah memijat punggung ibu.

(2) Indikasi dan kontraindikasi

(a) Indikasi diberikan pada ibu inpartu yang merasakan nyeri,

pembukaan yang lama, dan penurunan kepala bayi yang lama.

(b) Kontraindikasi diberikan pada janin malpresentasi, perdarahan

antepartum, ibu hamil dengan hipertensi, dan apabila terjadi

penurunan kesadaran.

(3) Alat dan bahan

Menurut Simkin (2008:165) berikut alat dan bahan

menggunakan birth ball

(a) Ukuran bola disesuaikan dengan tinggi badan ibu bersalin. Ibu

bersalin dengan tinggi badan 160170 cm dianjurkan

menggunakan bola dengan diameter 5565 cm. Ibu bersalin

dengan tinggi badan diatas 170 cm menggunakan bola dengan

diameter 75 cm

(b) Matras

(c) Kursi
(d) Bantal atau pengalas yang lembut.

(e) Lingkungan

Lingkungan yang nyaman dan kondusif dengan

penerangan yang cukup merangsang turunnya stres pada ibu.

Lantai yang digunakan untuk terapi birth ball tidak licin.

Privasi ruangan membantu ibu hamil termotivasi dalam latihan

birth ball. Dengan lingkungan yang mendukung tersebut

mengoptimalkan keefektifan dari latihan ini yaitu nyeri yang

dirasakan klien berkurang bahkan hilang sehingga klien dapat

fokus pada kelahiran bayinya.

(4) Durasi penggunaan birthball

Menurut Fitriyani dalam penelitian yang berjudul

Penggunaan Birth Ball untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I

di PMB Aning Friyanti, Amd. Keb, Latihan birth ball dilaksanakan

selama 30 menit pada ibu inpartu setelah pembukaan 4cm7cm

(kala I fase aktif persalinan) akan berdampak pada nyeri persalinan.

Ketidaknyamanan dapat diatasi dengan posisi tubuh yang

menunjang grafitasi dan posisi yang mempercepat dilatasi serviks

seperti berjalan, berjongkok, berlutut, dan duduk. Penggunaan birth

ball akan mendukung ibu untuk menggunakan posisi tersebut

selama proses persalinan

(5) Jenis gerakan

Menurut Simkin (2008, 165166) ada beberapa jenis gerakan birth

ball yaitu:
(a) Duduk di atas birth ball

Ibu duduk di atasnya dan berayun selama kontraksi. Ini

membantu ibu untuk merelaksasikan tubuh dan dasar panggul.

Gambar 2.1
latihan duduk di atas birth ball

Sumber: Childbirth Connection, 2017

(b) Berlutut sambil bersandar pada birth ball

Ibu berlutut di lantai dengan bantalan di bawah lutut atau

di tempat tidur dan bersandar ke depan dengan kepala. Ini

memberikan manfaat yang sama seperti istirahat di atas bola

dan ibu juga bisa bergoyang mudah.

Gambar 2.2
latihan berlutut sambil bersandar pada birth ball

sumber: Childbirth Connection, 2017

(c) Berdiri dan berayun di atas birth ball

Ibu berdiri di samping tempat tidur bersalin, yang dapat


dinaikkan diturunkan ke ketinggian yang nyaman. Bola

ditempatkan di tempat tidur, dan ibu beristirahat kepala dan

tubuh bagian atas di atasnya, bergoyang berirama dan mudah

segala arah selama kontraksi. Ini memberi banyak keuntungan

yang sama dari berlutut sambil bersandar pada bola, dan juga

menggunakan gravitasi untuk membantu turunnya bayi.

Gambar 2.3
berdiri dan berayun di atas birth ball

sumber: Childbirth Connection, 2017

Anda mungkin juga menyukai