Anda di halaman 1dari 3

PUSARA

Malam larut dalam kidung

Dalam lengking-lengking putus asa

Kala itu, satu pintu telah tertutup

Menebar aroma luka yang kentara

Lantunan doa-doa saling bersahutan

Menyelubungi sebujur kaku terbalut kafan

Itu ayahku!

Itu ayahku!

Aku bersikeras mengutuki waktu

Mengapa tak sekalian saja aku ikut?

Mengapa pula tak tersisa masa barang satu sekon saja?

Aku belum meminta maaf

Ketika manusia lain sibuk menduga cinta yang datang tiba-tiba

Ketahuilah, bahkan dugaan itu kalah cepat dengan datangnya ia

Bayangan hitam itu terus mengintai, siap menerkam

Ia lebih tiba-tiba datangnya: kematian!

Kala itu kemarau


Tapi isak tangis tak pernah mengering

Doa-doa menderas

Menimbun yang dicinta, menempa pusara

Kalau manusia lain sibuk berkasih dengan teman hidup

Aku, adikku, kakakku, ibuku, mana pernah bosan berkasih dengan doa

Semoga lekas sampai, semoga terus melambung menembus langit

Tiba di sana, di tempat abadi yang dicinta

Aku mencintai engkau

Bahkan jauh melebihi cinta yang biasa dikemas muda-mudi dalam kalimat penuh retorika

Aku mencintai engkau

Bahkan demi apa pun yang tak bisa di-demi-kan untuk sumpah

Aku mencintai engkau

Bahkan lebih tak berkesudahan dari abadi

Aku mencintai engkau

Hingga kita bertemu dan aku bisa membacakan ini untukmu

Tasikmalaya, 19 Maret 2019


Biodata Singkat Penulis

Nama : Desi Nurul Islamiyati

Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 7 Desember 1997

Pekerjaan : Mahasiswa

Hobi : Melukis

Motto Hidup : Bersyukur adalah prioritas

Anda mungkin juga menyukai