Makalah Kejujuran 1
Makalah Kejujuran 1
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih
tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan
salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang
sangat indah.
Penyusun
Kata
Pengantar
......................................................................................................................................
i
Daftar
Isi
...........................................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
.............................................................................................................................................
1
A. Latar
Belakang
.................................................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah 1
C. Tujuan
.................................................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Jujur
.................................................................................................................................
2
B. Dasar Normatif Tentang
Jujur
.................................................................................................................................
3
C. Konsep Jujur di Era
Kontemporer
.................................................................................................................................
5
D. Pandangan Penulis Tentang Membudayakan Sikap
Jujur
.................................................................................................................................
7
BAB III
PENUTUP
.............................................................................................................................................
8
A. Kesimpulan
.................................................................................................................................
8
B. Saran
............................................................................................................................
8
Daftar
Pustaka
.............................................................................................................................................
9
C. Tujuan Makalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlaq dan Taswuf, serta untuk :
1. Untuk memahami makna jujur.
2. Untuk mengetahui dasar normatif tentang jujur.
3. Untuk memahami konsep jujur di era kontemporer.
4. Untuk mengtahui cara bersikap jujur.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar (Q.S. At-Taubah: 119)
Ibarat kata jika kita bergaul dengan orang baik, maka kita akan sedikit demi
sedikit menyesuaikan diri dengannya, sebaliknya jika kita bergaul dengan orang jahat.
2. Surat Al-MaidahAyat 8
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan (Q.S. al-Maidah :8)
ي َمسعُود ابن للا َعبد َعن َ قَا َل َعنهُ للاُ َرض: سو ُل قَا َل ُ سلَّ َم َعلَيه للاُ لَّى ََص للا َر َ َو: علَي ُكم َ بالصدق، فَإ َّن
َ البر إلَى يَهدي الصدق، ال َجنَّة إلَى يَهدي الب َّر َوإ َّن، الر ُج ُل يَزَ ا ُل َو َما َّ َب َُي َحتَّى الصدقَ َويَت َ َح َّرى يَصد ُُق َ عندَ كت
صديقًا للا، ب َوإيَّا ُكم
َ َذ
ك ال و
َ ، َّ
ن إ َ ف ب
َ َذ
ك ال ي د هي
َ ى َ ل إ ر وجُ ُ فال ، نَّ إ و ر
َ َ ُ و ج ُ فال ي د هي
َ ى َ ل إ ار َّ نال ، ا م و
َ َ ُ
ل ا َز ي ُ
َ ُ َّ َُيكذب
ل ج الر
ب َويَت َ َح َّرىَ َب َحتَّى الكَذ َّ
َ (مسلم روه) َكذابًا للا عندَ يُكت٠
Artinya: Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah SAW. bersabda,
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebajikan, dan
kebajikan menuntunmu ke surga. Dan senantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu
jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur.Dan hindarilah
olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan
menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta
sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. Sebagai pendusta.” (H.R. Muslim)1
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa jika kita berlaku jujur, secara tidak
langsung kita telah membiasakan diri untuk berbuat kebajikan. Dan setiap kebajikan
pasti akan diberi balasan oleh Allah SWT. Salah satunya balasan akhirat berupa syurga.
Walaupun berlaku jujur itu memang sulit dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari,
namun kita harus tetap berjuang dengan keras untuk jujur. Berlaku jujurlah walau
kejujuran itu pahit rasanya, karena buah dari kejujuran itu akan labih manis daripada
madu sekalipun.
1
Imam Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2008), Juz 13, hal.14.
Akhlak dan Tasawuf |Menelan Pahitnya Kejujuran 4
Perubahan zaman yang terus bergulir semakin cepat, dan pasti memberikan
pengaruh, baik positif maupun negatif. Perubahan adalah fenomena kehidupan manusia
yang berjalan secara terus menerus.Kita belum bisa memprediksi perubahan apa yang
akan terjadi, jika kita tidak mempersiapkan diri, maka perubahan zaman itu bukan saja
akan menjadi tantangan tetapi bencana. Menghadapi bencana itu semua masyarakat
dituntut untuk siap budayakan kejujuran. Karena budaya kejujuran yang diprediksi
paling ampuh merubah perilaku manusia menghadapi perubahan zaman. Perubahan
zaman dapat mempengaruhi perilaku seseorang, misalnya, gaya hidup mewah,
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, kekuasan dan kewenangan, jika
ditangan orang tidak jujur, diduga menjadi virus perilaku kurang terpuji, antara lain
penyalah gunaan kekuasaan, korupsi, kolusi, nepotisme, sogok, suap, pungli, dan
penipuan dalam pelayanan publik.
Tak jarang seseorang ingin menutupi suatu kesalahan dengan berkata tidak
jujur. Padahal, sikap tidak jujur tak mampu menyelesaikan masalah. Pelakunya hanya
akan gelisah dan dihantui rasa bersalah. Sedangkan orang yang jujur, akan merasakan
tenang dalam kehidupannya, meskipun terkadang kejujuran yang harus
diungkapkannya adalah kejujuran yang pahit.
Kejujuran harus ditanamkan dalam setiap aspek, baik itu dalam kepemimpinan,
hidup bermasyarakat, dan dengan semua manusia. Salah satu bentuk tidak menanamkan
budaya jujur adalah menyebarkan hoaks. Melalui kecanggihan teknologi, siapa saja
bisa menyebar sebuah berita yang belum tentu benar kejadiannya. Bahkan sengaja
dimanipulatif.
Contoh kisah nyata seorang yang memahami makna budaya kejujuran. Kisah
seorang pengembala kambing dengan Umar Bin Abdul Aziz, seorang pemimpin yang
saleh. Umar meminta seekor kambing untuk dibeli dan akan dipotong, si anak
pengembala menjawab, “saya tidak ditugaskan untuk menjual”. Umar pun tetap
mendesak, “mana bisa bos mu tahu, jika ada seekor kambing dipotong, katakan saja
dimakan serigala”. Si anakpun merasa terdesak, dan akhirnya, dia berdiri dan berkata
“Kalau demikian, dimana Allah, (fa ainallah)”2
2
Toto Tasmara,Spritual Centered Leadership, (Jakarta: Gema Insani, 2006), 145.
Akhlak dan Tasawuf |Menelan Pahitnya Kejujuran 6
mendapatkan makna yaitu orang yang mampu dan mau melaksnakan budaya kejujuran
itu.3
Kejujuran merupakan hal yang sudah mulai langka. Untuk itu kita harus terus
membudayakan sikap jujur. Membentuk karakter jujur dalam diri setiap orang memang
tidaklah mudah. Terlebih di era modern uang merupakan hal yang utama, sehingga
banyak kita saksikan pejabat dan tokoh politik korupsi untuk memperoleh kekayaan
melimpah. Namun, bukan berarti manusia tak bisa bersikap jujur. Hemat penulis, ada
beberapa cara yang patut diterapkan untuk membentuk karakter jujur dalam diri setiap
manusia.
Ketiga, menghindari perilaku yang membuat kita menjadi gelisah. Sikap tidak
jujur hanya akan membuat seseorang merasa bersalah dan gelisah, sehingga tidak
tenang dan nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas.
3
Ibid., 147.
Akhlak dan Tasawuf |Menelan Pahitnya Kejujuran 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar tegaknya agama dan
dunia. Kehidupan dunia akan hancur dan agama juga menjadi lemah di atas kebongan,
khianat serta perbuatan curang. Karena mulianya orang yang jujur, baik di sisi Allah
maupun di sisi manusia, kejujuran harus ditegakkan meskipun berat dan susah.
Ungkapan tentang “orang jujur akan hancur” merupakan keliru. Allah SWT
menyifatkan diri-Nya dengan kejujuran. Ini merupakan bukti kesktian jujur.
Keujuran dapat membuat hati kita nyaman dan tenteram. Ketika berkata jujur,
tidak akan ada ketakutan yang mengikuti atau bahkan kekhawatiran tentang
terungkapnya sesuatu yang tidak dikatakan.
Ucapan yang baik dan niat tulus akan menjadi semakin indah jika ada wujud
amal dalam kenyataan. Jujur dalam perbuatan artinya memperlihatkan sesuatu apa-
adanya, tidak berbuat basa basi , tidak membuat-buat, tidak menambah atau
mengurangi. Apa yang ia yakini sebagai kejujuran dan kebenaran, ia jalan dengan
keyakinan kuat dan Allah selalu membalas perbuatan dengan ganjaran yang setimpal.
B. Saran
Mari mulai jujur untuk diri sendiri, kejujuran membuat hati menjadi tenang.
Kami sangat berharap untuk memberikan kritik dan saran yang membangun . Kami
ucapkan terimakasi pada pembaca sekalian, kemampuan kami tidak apa-apa tanpa
dukungan sekitar, dosen, dan ridha Allah Swt.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/
publications/223786-budaya-kejujuran-dalam-menghadapi-
peruba.pdf&ved=2ahUKEwiPoue6kqrlAhXZV30KHWBfCtwQFjAAegQICBAC&usg=AOvVaw2x
NlCuPNvprJXtXdIgwdzo
Tohir, Moenir Nahrowi. 2012. Menjelajahi Eksistensi Tasawuf, Meniti Jalan Menuju Tuhan.
Jakarta: PT. As-Salam Sejahtera