Anda di halaman 1dari 10

1.

ANOA

Karakteristik
 Anoa ini tampak seperti rusa, walau sebenarnya dalam segi kekerabatan lebih dekat pada
kerbau air.
 Berat anoa dewasa sekitar 150 hingga 300 kg.
 Memiliki mantel bulu berwarna coklat gelap atau hitam. Tapi warna ini berubah antara bulan
februari dan april, setelah mengalami pergantian bulu. Setelah pergantian bulu, bulu tebal
anoa ini akan berwarna lebih cerah, terutama di bagian kepala, leher, hingga lengan.
 Memiliki tanduk. Tanduk anoa ini berbentuk datar di bagian depan, tapi membentuk segita
dari bagian tengah sampai ujungnya.
Habitat Anoa
Pada dasarnya, ada dua jenis spesies anoa yang diketahui. Pertama adalah anoa lembah atau anoa
yang biasa hidup di habitat lembah dan dataran rendah. Anoa jenis ini bisa di wilayah dataran
yang rendah.

Kedua adalah jenis anoa gunung. Anoa gunung dapat ditemukan di wilayah -wilayah
pegunungan di wilayah hutannya. Anoa adalah hewa endemic Sulawesi, sehingga hewan ini
paling banyak dan secara alami hanya ditemukan di wilayah Sulawesi.

Status Anoa
Jumlah populasi Anoa di seluruh dunia, yang tercatat adalah antara 3000 hingga 5000 ekor.
Jumlah anoa terus mengalami penurunan sejak awal tahun 1900-an. Penurunan jumlah populasi
Anoa ini umumnya disebabkan oleh berkurangnya daerah habitatnya karena dijadikan
pemukiman manusia, perburuan dan penembakan oleh militer.

Kini, anoa masuk dalam golongan Appendix I atau CITES dan terdafar sebagai hewan terancam
punah oleh IUCN. Serta juga termasuk dalam hewan terancam punah oleh US Federal List.
2. Babirusa

Karakteristik

Babirusa mempunyai ciri khas bentuk tubuhnya yang menyerupai babi namun
mempunyai taring panjang pada moncongnya. Hewan endemik Indonesia ini mempunyai tubuh
sepanjang 85-105 cm. Tinggi babirusa sekitar 65-80 cm dengan berat tubuh sekitar 90-100 kg.
Binatang endemik yang langka ini juga mempunyai ekor yang panjangnya sekitar 20-35 cm.
Babirusa (Babyrousa babirussa) memiliki kulit yang kasar berwarna keabu-abuan dan hampir
tak berbulu. Ciri yang paling menonjol dari binatang ini adalah taringnya. Taring atas Babirusa
tumbuh menembus moncongnya dan melengkung ke belakang ke arah mata. Taring ini berguna
untuk melindungi mata hewan endemik Indonesia ini dari duri rotan.

Makanan

Babirusa mencari makan tidak menyuruk tanah seperti babi hutan, tapi memakan buah
dan membelah kayu-kayu mati untuk mencari larva lebah. Babirusa menyukai buah-buahan
seperti mangga, jamur, dan dedaunan.

Habitat
Babirusa (Babyrousa babyrussa) tersebar di seluruh Sulawesi bagian utara, tengah, dan
tenggara, serta pulau sekitar seperti Togian, Sula, Malenge, Buru., dan Maluku. Satwa langka
endemik ini menyukai daerah-daerah pinggiran sungai atau kubangan lumpur di hutan dataran
rendah. Beberapa wilayah yang diduga masih menjadi habitat babirusa antara lain Taman
Nasional Bogani Nani Wartabone dan Cagar Alam Panua

Status
Populasinya hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti. Namun berdasarkan
persebarannya yang terbatas oleh IUCN Redlist satwa endemik ini didaftarkan dalam kategori
konservasi Vulnerable (Rentan) sejak tahun 1986. Dan oleh CITES binatang langka dan
dilindungi inipun didaftar dalam Apendiks I yang berarti tidak boleh diburu dan diperdagangkan.
3. Badak bercula satu/badak

Karakter
Badak Jawa memiliki berbagai karakteristik morfologi yang cukup unik. Badak bercula
satu yang ada di Ujung Kulon ini relatif lebih kecil dan lebih terang warna kulitnya dibandingkan
badak bercula satu yang lainnya. Badak jantan dan badak betina tidak memiliki perbedaan yang
sangat mencolok. Berat rata-rata Badak Jawa adalah sekitar 900 sampai 2.300 kilogram. Hewan
ini dapat hidup di alam bebas sampai usia 35 bahkan bisa mencapai usia 40 tahun. Panjang cula
yang dimiliki Badak Jawa tidak lebih dari 20 cm. Gigi yang dimiliki badak bercula satu ini
cukup tajam dan panjang.

Perilaku
Perilaku yang sangat dominan dari Badak Jawa adalah perilaku soliternya. Badak jantan maupun
badak betina memiliki perilaku yang soliter, kecuali badak betina yang masih memiliki anak.
Perilaku yang kadang terjadi adalah badak yang masih muda hidup berdua atau berkoloni dalam
satu kelompok kecil dalam waktu yang singkat. Saat dewasa, masa kawinlah yang menyebabkan
terjadinya interaksi antara badak betina dewasa dan badak jantan dewasa meskipun kejadian ini
tidak berlangsung lama. makanan Badak Jawa biasanya adalah dedaunan, pucuk muda, dan
ranting.

Habitat
Badak jawa hanya hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia. Habitatnya adalah
hutan tropis yang memiliki penutupan tajuk cukup tebal dan terdapat persediaan air di dalam
hutan itu. Hutan Indonesia pun merupakan hutan yang menjadi habitat hewan ini.

Status
Badak bercula satu ini berada dalam ancaman yang sangat nyata, populasi yang kecil, cula yang
dianggap sebagai obat, dan berkurangnya habitat adalah faktor-faktor penyebab utama mengapa
badak bercula satu ini sangat rentan punah. Sedikitnya populasi spesies ini karena setidaknya
badak bercula satu membutuhkan waktu 4-5 tahun untuk kawin dengan masa kehamilan 16 bulan
4. Badak Sumatera

Habitat Badak Sumatera mencakup hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan,
meskipun umumnya satwa langka ini sangat menyukai hutan dengan vegetasi yang sangat lebat.
Badak Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah (khususnya mangga liar dan buah fikus),
daun-daunan, ranting-ranting kecil dan kulit kayu. Mereka lebih menyukai dataran rendah,
khususnya di hutan-hutan sekunder di mana banyak terdapat sumber makanan yang tumbuh
rendah. Badak Sumatera hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri
(soliter).

Status
Kritis (Critically Endangered)

Populasi
300 individu

Berat
600 - 950 kg

Nama Ilmiah
Dicerorhinus sumatrensis

Habitat
Hutan rawa dataran rendah hingga Hutan perbukitan

Ciri-ciri Fisik
Badak Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh sub-spesies
badak di dunia, sehingga sering disebut hairy rhino (badak berambut). Ciri-ciri lainnya adalah
telinga yang besar, kulit berwarna coklat keabu-abuan atau kemerahan - sebagian besar ditutupi
oleh rambut dan kerut di sekitar matanya.
5. Cendrawasih

ciri-ciri burung cendrawasih

cendrawasih memiliki ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantannya.
biasanya bulunya berwarna cerah dengan gabungan sebagian warna layaknya warna hitam,
cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, dan hijau serta ungu. ukuran burung
cenderawasih beragam macam. dimulai dari yang memiliki ukuran 15 cm dengan berat 50 gram
layaknya pada type cendrawasih raja ( cicinnurus regius ), sampai yang memiliki ukuran sebesar
110 cm cendrawasih paruh sabit hitam ( epimachus albertisi ) atau juga yang beratnya meraih
430 gram layaknya pada cendrawasih manukod jambul-bergulung ( manucodia comrii ).

Habitat
habitat asli cendrawasih bisa dijumpai di indonesia bagian timur, pulau-pulau selat torres,
papua nugini, dan juga australia timur. burung anggota dari keluarga ini dikenal di karenakan
bulu burung jantan memiliki banyak macamnya, terlebih bulu yang amat memanjang dan juga
rumit yang tumbuh dari paruh, sayap hingga kepalanya. Makanan utamanya terdiri dari buah-
buahan
Upaya Konservasi

Kawasan hutan baik hutan rakyat, hutan lindung, hutan produksi maupun kawasan hutan
konservasi merupakan kawasan yang perlu dijaga dan dilindungi. Namun akhir-akhir ini
penggunaan kawasan yang tidak terencana dengan baik dapat mempengaruhi keberadaan
kawasan tersebut termasuk adanya perambahan dan eksploitasi yang berlebihan guna
kepentingan jangka pendek. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan pihak tidak bertanggung
jawab tersebut adalah rusaknya habitat pada kawasan hutan yang pada akhirnya menjadi
ancaman terhadap keanekaragaman hayati termasuk keragaman jenis burung di dalamnya.
6. Elang jawa

Ciri-Ciri Elang jawa


Burung elang Jawa yang sudah dewasa mempunyai bentuk tubuh yang tegap dengan
bulunya yang lebat. Panjang dari burung elang Jawa dewasa mencapai 60 cm, dihiasi dengan
jambul di bagian atas kepala yang menjulang ke atas dan berwarna hitam. Bulu punggung dari
burung elang Jawa berwarna gelap, sedangkan bulu yang terdapat di sisi kepala berwarna coklat
kemerahan, dengan coretan vertikal di bagian tenggorokan. Pada bagian dada burung legendaris
ini terdapat garis horizontal hitam dengan berlatarkan warna putih. Elang Jawa terbang dengan
cara membulatkan sayapnya, kemudian menekuknya ke atas sebagaimana huruf (V) dengan
garis-garis hitam yang terdapat di bagian pinggir sayap.

Habitat Elang Jawa


Ditinjau dari peta penyebaran fauna di Indonesia, elang Jawa hanya dapat dijumpai di habitat
aslinya, yaitu sebagaimana namanya di Pulau Jawa. Sekalipun elang Jawa dapat dijumpai juga di
luar Pulau Jawa. Maka sejatinya jenis burung unik ini hanya kamu dapatkan di rusat
penangkaran, atau pemelihara yang membawanya dari Pulau Jawa.

Makanan

Burung ini memangsa hewan kecil seperti musang, tikus, ayam hutan atau kadal. Biasanya elang
jawa mengintai mangsanya dari tajuk pohon yang tinggi sebelum menukik mencengkeram
mangsanya.

Status

Elang jawa adalah binatang yang terancam punah dikarenakan kerusakan ekosistem secara masif
khususnya di wilayah Pulau Jawa. Perburuan telur dan indukan secara besar-besaran juga ikut
memperparah terjadinya kepunahan pada Elang Jawa.
7. Harimau Sumatera

Ciri-ciri Fisik

 Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif paling kecil dibandingkan semua sub-spesies
harimau yang hidup saat ini.
 Jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang dari kepala hingga kaki mencapai
250 cm dan berat hingga 140 kg. Harimau betina memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat
hingga 91 kg.
 Warna kulit Harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari
kuning kemerah-merahan hingga oranye tua.

Populasi Harimau Sumatera yang hanya sekitar 400 ekor saat ini tersisa di dalam blok-blok hutan
dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan.

Status
Kritis (Critically Endangered)

Populasi
Kurang dari 400 individu

Berat
91 – 140 kg

Nama Ilmiah
Panthera tigris sumatrae

Habitat
Hutan hujan tropis
8. Lutung mentawai

Karakteristik dan Habitat

(Presbytis potenziani) adalah spesies primata yang tergolong dalam famili Cercopithecidae.
Hewan ini merupakan hewan endemik di Pulau Mentawai di Indonesia.
Habitat alaminya adalah hutan tropis kering atau subtropis. Hewan ini terancam
oleh pengrusakan habitat.

9. Owa Jawa

Karakteristik
Menurut Grzimek (1972) H.moloch adalah jenis kera tidak berekor dan mempunyai kepala yang
kecil dan bulat, memiliki hidung serta rahang kecil dan pendek yang tidak menonjol, otak relatif
kecil, badannya ramping, serta rambut yang tebal. Supriatna dan Wahyono (2000) menyatakan
bahwa tubuh Owa jawa ditutupi rambut yang berwarna kecoklatan sampai keperakan atau
kelabu. Bagian atas kepalanya berwarna hitam, muka seluruhnya berwarna hitam dengan alis
berwarna abu-abu yang menyerupai warna keseluruhan tubuh. Beberapa diantaranya memiliki
rambut lebih gelap pada bagian dada. Pada beberapa individu, dagu berwarna gelap. Anak yang
baru lahir umumnya berwarna lebih cerah. Warna rambut jantan dan betina sedikit berbeda,
khususnya pada tingkatan umur.
Habitat dan penyebaran
mulai dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 0-1600 mdpl. Rowe (1996)
menyatakan bahwa habitat owa jawa adalah hutan primer dan sekunder serta hutan hujan tropika
dari ketinggian setara permukaan laut sampai 1500 mdpl. Hutan hujan tropika di bawah
ketinggian 1500 mdpl merupakan habitat eksklusif bagi owa jawa karena beberapa faktor yaitu
karena spesies tumbuhan hutan diatas ketinggian 1500 mdpl bukan merupakan sumber pakan dan
banyaknya lumut yang menutupi pepohonan menyulitkan owa jawa melakukan pergerakan atau
perpindahan.

Pakan

Terdapat 125 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai sumber pakan, terdiri dari 108 jenis
pohon, 14 jenis tumbuhan liana, 2 jenis tumbuhan palma dan 1 jenis epifit. Owa jawa juga
diketahui memakan ulat pohon, rayap, madu dan beberapa jenis serangga lainnya (Supriatna dan
Wahyono 2000). Menurut Bismark (1991) dalam Putri (2009) suku Hylobatidae merupakan
satwa frugivora, karena lebih banyak makan buah-buahan daripada jenis pakan lainnya. Buah
lebih banyak mengandung karbohidrat namun kurang kandungan protein, sehingga sebagai
tambahan satwa dari suku ini memakan daun muda yang banyak mengandung protein

10. Siamang

Deskripsi

Siamang merupakan salah satu hewan dari jenis primata yang memiliki nama
latin Symphalangus synda Siamang memiliki 2 keunikan yang khas yaitu dua jari pada setiap
kakinya disatukan oleh sebuah membran, dan memiliki kantung suara yang membuat
tenggorokan siamang dapat mengembang hingga sebesar kepalanya sehingga membuatnya dapat
menghasilkan suara yang keras, panggilan berresonansi atau lagu-lagu. ctylus. Primata yang satu
ini memiliki penampilan cukup khas yaitu tak berekor, berbulu hitam, dan arboreal.

Habitat Siamang adalah di hutan-hutan di Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia, baik
hutan dataran rendah, hutan hujan ataupun hutan pada ketinggian sampai 3800 m di atas
permukaan air laut. Meski penampilan Siamang Sumatera dan Malaysia serupa, tetapi mereka
berbeda perilaku.

Pakan
Siamang memakan setidaknya 160 jenis tumbuhan, tetapi makanan utama mereka dalah buah
ara. Siamang Sumatera memakan buah lebih banyak daripada Siamang Malaysia. Siamang
Sumatera memakan buah hingga sebanyak 60% makanan harian mereka.

Anda mungkin juga menyukai