Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK STERILISASI

Nur Suliani Indah Sari1 , Muhammad Andrian Rifaldi2 , Hasrul Satria Nur3

1. Program Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km 36, Banjarbaru
70713, Indonesia
2. Program Biologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km 36, Banjarbaru
70713, Indonesia
3. Laboratorium Mikrobiologi, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan Jend A. Yani Km
35,8 Banjarbaru 70713, Indonesia

E-mail: nursuliani133@gmail.com

ABSTRAK

Sterilisasi secara mikrobiologis adalah proses atau cara yang digunakan untuk memusnahkan suatu objek, benda, atau
media dari semua bentuk kehidupan, sehingga dihasilakan suatu produk yang steril. Sterilisasi melibatkan pemusnahan
segala jenis kehidupan mikroba, termasuk bakteri, virus, dan spora. Agar efektif, sterilisasi harus dilakukan dengan
pembersihan yang sangat teliti untuk menghilangkan partikel. Alat harus disterilkan sebelum digunakan karena dapat
mempengaruhi hasil penelitian. Tujuan praktikum ini adalah mengenal prinsip dasar sterilisasi peralatan dan bahan yang
umum digunakan di laboratorium mikrobiologi, mengenal teknik asepti, dan prosedur penggunaan peralatan, dan
melakukan sterilisasi dengan metode kering (Dry Hot Air) dan uap panas basah (Moist Wet Heat). Sterilisasi metode
panas kering menggunakan oven bersuhu 160-180o C selama 1-3 jam sebagai media untuk sterilisasi, sedangkan sterilisasi
metode panas basah memanfaatkan autoklaf untuk sterilisasi pada 121 o C selama kurang lebih 15 menit. Pada akhir
praktikum didapatkan alat-alat laboratorium yang bersih dan steril dari segala jenis mikroba dan siap digunakan untuk
pembuatan media pertumbuhan mikrobat.

ABSTRAK

Microbiological Sterilization Technique. Sterilization is a process or method used for sterilizing equipments from all kind
of living cells to gain a steril condition. Sterilization involves the complete destruction of all forms of microbial life,
including bacteria, viruses, and spores. To be effective, sterilization must be preceded by meticulous cleaning to remove
all foreign materials foem objects prior to undergoing sterilization. Equipments in the laboratory should be sterilized
because its condition affects the result of an experiment. The purposes of this experiment are knowing the basic principles
of srerilization, knowing the aseptique technique, understanding the procedure of equitment usage, zand undergoing dryz
hot air sterilization method uses, oven at 160-180o C 1-3 hours as media of sterilization, meanwhile moist wet heat uses
autoclave for sterilizing in 121oC for approximately 15 minutes. At the end of this experiment, all the sterilizedz
equitment become clean and ready to be used for making microbial growth media.

Keywords : sterilization, dry hot air method, moist wet heat, oven, autoclave.

1. Pendahuluan memastikan semua organisme yang terdapat pada benda


atau dalam suatu benda.
Mikrobiologi merupakan cabang dari biologi pada Sterilisasi dalam dunia kesehatan sangatlah penting
umumnya secara pengertian mikrobiologi tidak jauh untuk memberikan efek terapi yang maksimal. Steril
berbeda dengan biologi itu sendiri. Mikoorganisme artinya bebas dari segala mikroba baik patogen maupun
dapat ditumbuhkan dan dikembangkan dalam suatu tidak. Sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan
substrat yang disebut medium yang digunakan untuk suatu peralatan atau bahan dari mikroorganisme yang
menumbuhkan dan mengembangbiakan. Sterilisasi tidak dikehendaki. Sterilisasi dalam mikrobiologi
dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk merupakan proses penghilangan semua jenis organisme
hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa,
fungi, bakteria, mycoplasma, virus) yang terdapat pada
atau di dalam suatu benda. Proses ini melibatkan Mikroogranisme memiliki sensitivitas yang berbeda-
aplikasi proses fisik dengan tujuan untuk membunuh beda terhadap metode sterilisasi tertentu. Endospora
atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi bakteri resisten terhadap panas, iradiasi, dan
didesain untuk membunuh atau menghilangkan detergen; virus tanpa envelope resisten terhadap
mikroorganisme. pelarut organik dan detergen; mycoplasma dan virus
tidak dapat dihilangkan dengan filter steril yang
Target suatu metode inaktvasi tergantunf dari asam memiliki ukuran pori 0,2 µm [2]. Prinsip sterilisasi
nukleat, protein, atau membrane mikroorganisme dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara
tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant mekanik, fisik, dan kimiawi. Sterilisasi secara
[1]. Sterilisasi sangat penting dilakukan untuk mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang
mendukung keberhasilan suatu percobaan. berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron)
Istilah lain yang umum dikenal adalah disinfeksi, yang segingga mikroba tertahan pada saringan tersebut.
merupakan proses pembunuh atau penghilangan Proses ini ditunjukkan untuk sterilisasi bahan yang
mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.
Agen disinfeksi adalah disinfektan, yang biasanya Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara
merupakan zat kimiawi dan digunakan untuk objek- pemanasan atau penyinaran. Pemanasan dapat
objek tak hidup. Disinfeksi tidak menjamin objek dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering,
menjadi steril karena spora viabel dan beberapa menggunakan uap air panas, dan menggunakan uap
mikroorganisme tetap dapat tersisa [6]. air panas bertekanan. Sterilisasi kimiawi dapat
dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi [3].
Peralatan uatama yang digunakan dalam kegiatan
praktikum mikrobiologi perairan terdiri dari peralatan Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan
yang berkaitan dengan inokulasi mikroba dan sterilisasi. sebagai berikut:
Adapun prinsip kerja dan kegunaan peralatan tersebut 1. Sterilisasi dengan tekanan atau uap (autoclave)
adalah sebagai berikut: Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya
memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama
a. Mikroskop adalah alat untuk memperbesar waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga
kenampakan objek sehingga mempermudah terjadi pelepasan energi laten uap yang
melakukan pengamatan. mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme serta
b. Colony Counter adalah peralatan yang dilengkapi ireversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein
dengan kuadran penghitungan, lampu dan kaca sel [3]. Sterilisasi uap merupakan metode yang
pembesar untuk mempermudah penghitungan paling efektif dan ideal karena:
koloni mikrob. a. Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal
c. Inkubator adalah peralatan yang dilengkapi dengan paling efektif dan lapisan pelindung luar
sistem untuk mempertahankan suhu dan mikroorganisme dapat digunakan, sehingga
kelembaban selama masa inkubasi sehingga memungkinkan terjadinya koagulasi.
mikroba dapat tumbuh secara baik. b. Bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif
d. Hot Plate Stirrer adalah alat yang dilengkapi mudah dikontrol[9].
fasilitas pengaduk dan pemanas sehingga dapat
digunakan untuk membantu pengadukan agar Suhu jenuh uap air (100o C) pada tekanan 1 atmosfir
suspensi tidak mengendap dan pendistribusian ternyata masih kurang dalam membunuh kuman
mikroba dalam dalam media fermentasi, baik pada yang resisten. Oleh karena itu, kita harus
suhu kamar maupun suhu yang lebih tinggi. mengupayakan agar suhu jenuh uap ditingkatkan
e. Lemari pendingin adalah lemari yang dilengkapi dengan cara meningkatkan tekanannya. Kemudian,
sistem penurunan suhu sehingga dapat digunakan kita dapat melakukannya dalam wadah tertutup rapat
untuk mengendalikan aktifitas dan pertumbuhan agar dapat tercapainya suhu sterilisasi, yaitu 121o C
mikroba dalam media kultur. atau lebih. Faktor-faktor yang mempengaruhi
f. Oven adalah alat pemanas yang dapat digunakan sterilisasi uap yaitu waktu, suhu, dan kelembaban
untuk sterilisasi perawatan secara kering. [3]. Sterilisasi metode uap basah (Moist Wet Heat)
g. Otoklaf adalah suatu bejana yang dapat ditutup, memanfaatkan untuk proses sterilisasi alat dan bahan
yang diisi dengan uap panas dengan tekanan tinggi, dilaboratorium. Autoklaf merupakan suatu alat
suhu didalamnya dapat mencapai 115oC hingga serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap.
125oC dan tekanan uapnya mencapai 2 hingga 4 Medium yang akan disterilisasi ditempatkan didalam
atmosfer. Alat tersebut merupakan ruang uap autoklaf selama 15-20 menit, tergantung pada
berdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuh banyak sedikitnya barang yang perlu disterilkan [4].
bebas udara dan dipertahankan pada suhu serta
tekanan yang ditentukan selama periode waktu 2. Sterilisasi panas kering (oven)
yang sikehendaki [5]
Sterilisasi panas oven biasa digunakan untuk alat- d. Waktu siklus satu kali proses sterilisasi bekisar
alat atau bahan-bahan dengan uap yang tidak dapat antara 2-6 jam, tergantung pada suhu dan
berpenetrasi secara mudah atau peralatan yang konsentrasi. [3].
terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas kering, 5. Sterilisasi radiasi
pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui Adapun sterilisasi radiasi dapat dilakukan dengan
mekanisme oksidasi sampai terjadi koagulasi protein menggunakan radiasi sebagai berikut:
sel [3]. a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang
3. Sterilisasi filtrasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
Di dalam sterilisasi secara mekanik (filtrasi), 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm.
menggunakan suatu saringan yang berpori sangat Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga c daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. Ultraviolet
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini digunakan untuk sterilisasi ruangan pada
ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, penggunaan aseptik [3].
misalnya larutan enzim dan antibiotik. Jika terdapat b. Ion
beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau Mekanisme mengikutitori tumbukan yaitu sinar
tekanan tinggi akan mengalami perubahan atau langsung menghantam pusat kehidupan mikroba
penguraian, maka sterilisasi yang digunakan adalah (kromosom) atau secara tidak langsung dengan
dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan. sinar terlebih dahulu membentuk molekul dan
Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik mengubahnya menjadi bentuk radikatnya yang
paling banyak digunakan adalah dalam penggunaan menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada
filter khusus misalnya filter berkefeld, filter bagian molekul DNA mikroba [3].
chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang
dipakai tergantung pada tujuan penyaringan dapat c. Gamma
dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan Gamma bersumber dari Co60 dan Cs137 dengan
melalui suatu bahan penyaring yang memiliki pori- aktifitas sebesar 500-500 kilo curie serta
pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis
dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar efektifitasnya adalah 2,5 Mrad. Gamma
sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang
steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan terbuat dari logam, kaet serta bahan sintesis
bahan yang dapat mengabsorbsi mikroorganisme. seperti polietilen [3].
Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan
virus. Oleh karena itu, sehabis penyaringan medium 2. Metode Penelitian
masih harus dipanasi dalam autoclave. Penyaringan Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
dilakukan untuk mesterilkan substansi yang peka teknik aseptik, sterilisasi dengan metode panas
terhadap panas seperti serum, enzim, toksin kuman, kering (Dry Hot Air), dan metode sterilisasi
dan ekstrak sel [3]. menggunakan uap panas basah (moist wet heat).
4. Sterilisasi gas atau etilen oksida
Sterilisasi gas merupakan pilihan lain yang Teknik Aseptik
digunakan untuk sterilisasi alat yang sensitif Teknik aseptik merupakan suatu teknik yang
terhadap panas. Etilen oksida merupakan senyawa digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama
organik kelompok epoksida dari golongan eter. Et-O membuat dan mensterilkan medium kultur. Teknik
membunuh mikroorganisme melalui reaksi kimia ini dilakukan dengan cara menyemprotkan alkohol
yang dikenal sebagai reaksi alkilasi. Parameter 70% ke tangan praktikan agar terbebas dan partikel
sterilisasi dikenal Et-O terdiri atas: yang berpotensi menimbulkan kontaminasi. Selain
a. Konsentrasi gas secara umum dapat dijelaskan menyemprotkan alkohol ke tangan, penggunaan
bahwa semakin tinggi konsentrasi gas maka sarung tangan steril dan masker juga merupakaqn hal
waktu yang diperlukan untuk sterilisasi akan mendasar yang harus dilakukan pratikan saat bekerja
semakin cepat. Semakin rendah konsentrasi gas di laboratorium mikrobiologi juga diharuskan
maka semakin lama pula sterilisasi berlangsung. mengenakan jas laboratorium.
Konsentrasi gas dinyatakan dengan satuan
mg/L. Metode Uap Panas Basah
b. Semakin tinggi suhu, semakin cepat reaksi
berjalan. Sterilisasi suhu rendah biasa Salah satu metode sterilisasi yang umum di
menggunakan suhu 47-60o C. terapkan di dalam laboratorium adalah metode uap
c. Kelembaban untuk meningkatkan daya penetrasi panas basah (Most Wet Heat). Metode ini dilakukan
gas. di dalam autoklaf dengan menggunakan uap air
jenuh bertekanan pada suhu 121o C selama 15 menit.
Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik
atau mikroorganisme terutama karena panas basah
dapat menyebabkan denaturasi proyein, termasuk
enzim-enzim didalam sel [5]. Ada tiga jenis autoklaf
yang secara teknis sama, perbedaannya hanya
terletak pada durasi sterilisasi. Autoklaf tersebut
adalah autoklaf prevakum [6]. Metode uap panas
basah dilakukan dengan pertama, mulut alat yang
akan disterilisasi disumbat menggunakan kapas.
Setelah itu, alat-alat tersebut dibungkus
menggunakan kertas yang dilipat dengan teknik
tertentu. Terakhir, alat-alat tadi dimasukkan ke
dalam autoklaf untuk disterilisasi pada suhu 121 o C
selama 15 menit. Gambar 2. Metode Panas Kering

3. Hasil dan Pembahasan

Sterilisasi adalah metode mensterilkan alat-alat


laboratorium dengan menggunakan uap bertekanan
didalam autoklaf manual maupun elektrik. Ada
beberapa teknik seperti Teknik aseptik. Teknik
aseptik dilakukan sebelum praktikan mulai bekerja
di laboratorium mikrobiologi.teknik ini sangat
penting dilakukan karena hasil dari praktikum
mikrobiologi yang akan dilakukan tergantung pada
kondisi steril dari praktikan. Teknik aseptik ditandai
dengan adanya penyemprotan alkohol 70% pada
tangan praktikan, penggunaan masker, penggunaan
sarung tangan, dan penggunaan jas la. Hasil dari
teknik aseptik ini adalah praktikan yang berkondisi
lebih steril.
Gambar 1. Autoklaf Sterilisasi Uap Panas Basah
Sterilisasi uap panas basah
Metode Panas Kering Sterislisasi uap pnas basah dilakukan dengan
menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf pada
Metode pemanasan kering dapat menyebabkan dasarnya menggunakan panas dan tekanan dari uap
terjadinya dehidrasi sel dan oksidasi komponen- air. Medium yang akan disterilkan ditempatkan
komponen di dalam sel. Keuntungan dari pemanasan didalam autoklap ini selama 15-20 menit. Setelah
kering adalah tidak adanya uap air yang membasahi pintu autoklap ditutup rapat, barulah kran pipa uap
bahan atau alat yang disterilkan, selain itu peralatan dibuka, dan suhu akan terus naik sampai 121o C.
yang digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih Perhitungan waktu 15 atau 20 menit dimulai sejak
murah dibandingkan uap basah [7]. Melalui thermometer pada autoklap menunjukkan 121o C.
mekanisme produksi, panas akan diabsorbsi oleh Teknik pemanasan basah dapat membunuh
permukaan luar dari peralatan yang disterilkan, mikroorganisme karena pemanasan basah mampu
kemudian merambat ke bagian yang lebih dalam membuat enzim dan protein mikroorganisme
sampai suhu untuk sterilisasi tercapai secara merata. mengalami denaturasi. Untuk menjaga agar uap air
Mikroba akan terbunuh secara oksidasi, di mana tidak memasuki peralatan yang disterilisasi, alat-alat
protein mikroba akan mengalami [8]. Metode tersebut dibungkus dengan kertas dan dilakukan
sterilisasi ini dilakukan dengan memindahkan alat penyumbatan dengan kapas pada alat yang memiliki
atau bahan yang sudah disterilisasi di autoklaf ke mulut. Hasil dari sterilisasi uap panas basah ialah
dalam oven. Oven diatur pada suhu 180o C dan peralatan yang sudah di keluarkan dari autoklaf
proses sterilisasi diilakukan selama 1-3 jam. masih terbungkus rapi dan siap untuk dipindahkan
ke oven untuk menjalani prosedur sterilisasi panas
kering agar lebih hgienis.

Sterilisasi panas kering


Sterilisasi panas kering merupakan sterilisasi
dengan uap panas Sterilisasi panas kering
memanfaatkan udara panas yang dihasilkan dari Air) oven dengan suhu 160-
penggunaan oven. Pemanasan kering tidak 180oC selama 1,5-3
menyebabkan adanya embun pada alat yang jam
disterilisasi. Bahan atau alat yang akan disterilisasi 2. Sterilisasi dengan Peralatan yang akan
menggunakan metode panas kering harus tahan metode uap/panas disterilkan dimasukkan
terhadap panas dan tidak mengalami kerusakan pada basah (Moist Wet kedalam autoclave
suhu yang digunakan untuk pemanasan[2]. Heat) dengan suhu 121oC
selama 12-15 menit.
Berdasarkan hasil pengamatan baik dalam metode
uap panas basah maupun metode panas kering. Alat- Sterilisasi adalah prosedur untuk membunuh semua
alat yang terbungkus rapat dengan kertas berhasil organisme hidup termasuk endospora dan virus.
disterilisasi dengan baik. Hal ini terlihat pada Autoklaf (dapat dilakukan dengan alat masak
tampilan alat yang menjadi lebih bersih, lebih bertekanan tinggi, presto) dapat digunakan untuk
bening, dan lebih bersinar setelah dikeluarkan dari sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan
pembungkusnya. Tampilan yang seperti ini tinggi(3.1). Namun, sterilisasi tidak pernah
meindikasikan bahwa alat tersebut terbebas dari menghasilkan sesuatu yang 100% steril. Berdasarkan
kontaminasi mikroorganisme. Selain itu, keadaan definisinya, efek dari sterilisasi adalah penurunan
steril juga dapat diketahui dari bau alat. Alat yang jumlah mikroorganisme sampai faktor perkalian yang
telah disterilisasi menjadi tidak berbau. Alat-alat lebih dari 106 (yaitu lebih dari 99,9999% terbunuh).
yang sudah disterililasi pun siap digunakan untuk Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik maupun
percobaan dilaboratorium mikrobiologi. Alat-alat kimia metode fisik berdasarkan pada tindakan
yang masih terbungkus pun dapat disimpan selama pemanasan (proses autoclafing, sterilisasi kering atau
beberapa waktu untuk percobaan lain. Hasil termal basah), iradiasi (irrasiasi-) atau ganda pemisahan
pengamatan dapat dilihat dalam tabel 1. secara mekanis melalui filtrasi. Cara kimia mencakup
Tabel 1. Hasil Pengamatan sterilisasi gas dengan etilen oksida atau gas lainnya dan
menyampurkan agens pensteril (misalnya glutaraldehid)
No. Nama metode pada larutan desinfektan [8]
Sterilisasi
Cara pembungkusan alat untuk cawan petri adalah
dengan menaruh cawan petri tersebut pada bagian
tengah kertas yang permukaan kertas tersebut polos.
Kedua sisi kertas kemudian dilipat menutupi cawan petri
1. - Teknik Aseptik dan diusahakan kertas tersebut disejajarkan pada bagian
tengah cawan petri dan dilipat, selanjutnya pada kedua
sisi lainnya dilipat membentuk segitiga dan kemudian
dilipat kebagian bawah cawan petri. Cara tersebut juga
dapat dilakukan untuk membungkus alat-alat
2. Sterilisasi Panas Metode Panas laboratorium lain yang berbentuk tabung seperti buret,
Basah pipet, dan lain-lain.

4. Kesimpulan

3. Sterilisasi Panas Metode Panas Bekerja dilaboratorium mikrobiologi mengharuskan


Kering setiap individu memperhatikan kebersihan dan keadaan
steril. Teknik aseptik merupakan cara yang ditempuh
agar praktikan bebas dari mikroba. Sterilisasi alat dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, dalanm praktikum ini
adalah teknik uap panas basah yang dilakukan pada
suhu 121o C selama 15 menit dan teknik panas kering
yang dilakukan pada suhu 180o C selama 1-3 jam. Hasil
Tabel II. Teknik Sterilisasi Laboratorium
akhir dari teknik aseptik dan metode sterilisasi yaitu
Mikrobiologi
praktikan siap untuk melakukan praktikum serta alat dan
bahan menjadi steril dan siap digunakan.
No. Nama Sterilisasi Metode
1. Sterilisasi dengan Peralatan yang akan
metode panas disterilkan
kering (Dry Hot dimaksudkan ke dalam
Ucapan Terima Kasih

Penulis berterimakasih kepada bapak Hasrul Satria Nur,


M.SI selaku dosen pembimbing mata kuliah
mikobiologi. Penulis turut berterimakasih kepada asisten
dosen, laboran, serta rekan-rekan yang turut
berpartisipasi dalam praktikum ini.
Daftar Acuan

[1] Pratiwi, S. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga. Jakarta,


2008
[2] James, Agalloco. Validation of Pharmaceutical
Processes (electronic version). Informa Healthcare.
USA, 2008.
[3] Lukas, s. Formulasi Steril. Penerbit Andi.
Yogyakarta, 2006.
[4] Dwijoseputro, D. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Djambatan. Jakarta, 2003.
[5] Hadioetomo, R.S. Mikrobiologi Dasar dalam
Praktek. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 1985.
[6] Adji, D., Zuliyanti, & H. Larasaty. Perbandingan
Efektivitas Sterilisasi Alkohol 70% Inframerah,
Otoklaf dan Ozon terhadap Pertumbuhan Bakteri
Bacillus subtilis. Jurnal Sain. 2(2007): 19-20
[7] Misna & K. Diana. Aktifitas Antibakteri Ekstrak
Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus. GALENIKA
Journal of pharmacy. 2 (2006) : 138-144
[8] Purwati, L. S. & S. Nurhatika. Efektivitas
penggunaan Bioetanol dari Limbah pulp kakao
(Theobroma cacao L.) terhadap lama permbakaran
kompor Bioetanol. Jurnal Sains dan Seni. SCI)
1(2016) : 1-11
[9] Taufiq, R. & Najmudin. Rancang bangun Sistem
Informasi sterilisasi Alat pada unit (SSD Berbasis
Java di RSUD Kota Tanggerang. Jurnal
Informatika : Jurnal Pengembangan. 2(2017) : 42-
50
[10] T. Ningsih, R. Chairunnisa, Miskah, Pemanfaatan
Bahan Additive Abu Sekam Padi Pada Cement
Portland PT. Semen Baturaja (PERSERO), Jurnal
Teknik Kimia. 18 (2012),p. 59-67

Anda mungkin juga menyukai