Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

Kelompok VI
KONTRAK DISTRIBUSI

Dwi Sekar Ningrum 031814253060


Hendrik Lie 031814253061
Inggrid Florencya Tanlilessy 031814253063
Alfian Nur Salsabila 031814253064
Gayatri Galuh Pertiwi 031814253066
Aprillaili Aya Trikartini 031814253067

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
PERJANJIAN DISTRIBUSI PENJUALAN
ANTARA
PT. KOULOMB PERALATAN ELEKTRONIK INDONESIA
DAN
CV. VOLTA ELEKTRONIK ANTARA KHATULISTIWA

NOMOR: 1068/KPEI/DIS/X/2019

Perjanjian ini ditandatangani pada hari Rabu tanggal 09-10-2019 (sembilan Oktober dua ribu
sembilan belas) di Surabaya, antara Para Pihak berikut:

I. DANIEL ASHTON, lahir di Kendari, pada tanggal 10-10-1984 (sepuluh Oktober seribu
sembilan ratus delapan puluh empat), Warga Negara Indonesia, Direktur, bertempat tinggal
di Jalan Ahmad Yani Nomor 18, Rukun Tetangga 014, Rukun Warga 002, Kelurahan Bende,
Kecamatan Kadia, pemegang Kartu Tanda Penduduk Provinsi Sulawesi Tenggara Kota
Kendari dengan NIK: 7471815855295698.

Bertindak dalam kedudukannya selaku Direktur Utama, dari dan demikian sah mewakili
Direksi, oleh karena itu untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT. Koulomb Peralatan
Elektronik Indonesia (PT. KPEI), yang berkedudukan di Jl. M.T. Haryono Nomor 25G, Kota
Kendari.

Selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

II. HENOKH LIESANDER, lahir di Bandung, pada tanggal 15-10-1974 (lima belas Oktober
seribu sembilan ratus tujuh puluh empat), Warga Negara Indonesia, Direktur, bertempat
tinggal di Educity Apartment Unit Y2731, Jalan Kalisari Darma Selatan, Rukun Tetangga
015, Rukun Warga 003, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Mulyorejo, pemegang Kartu Tanda
Penduduk Provinsi Jawa Timur Kota Surabaya dengan NIK: 7471467282754756.

Bertindak dalam kedudukannya selaku Direktur Utama, dari dan demikian sah bertindak
untuk dan atas nama CV. Volta Elektronik Antara Khatulistiwa (CV. VEAK), yang
berkedudukan di Jl. Klampis Jaya Nomor 30-35, Kota Surabaya.

Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara kolektif akan disebut sebagai Para Pihak.

Para Pihak terlebih dahulu menguraikan hal-hal berikut ini:

- Pihak Pertama adalah badan usaha berupa perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi, jasa, dan perdagangan barang elektronik serta informasi produk, khususnya
merupakan pemilik sah dari merek barang elektronik “Koulomb”.
- Pihak Kedua adalah badan usaha berupa perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,
perdagangan, dan informasi produk berupa barang elektronik rumah tangga.
- Pihak Kedua bermaksud untuk menjadi distributor tunggal di wilayah Jawa Timur akan
barang-barang elektronik rumah tangga dengan merek Koulomb yang diproduksi oleh Pihak
Pertama.

Berdasarkan uraian di atas, Para Pihak telah setuju dan sepakat untuk membuat dan melaksanakan
suatu perjanjian distribusi dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana berikut ini:
Pasal 1
Definisi
Pada perjanjian ini, yang dimaksud dengan:
1. Perjanjian adalah dokumen yang berisikan kesepakatan antara Para Pihak yang
ditandatangani oleh Para Pihak sebagai tanda persetujuan, beserta Addenda lain
yang dikeluarkan oleh masing-masing pihak yang berhubungan dengan atau timbul
akibat perjanjian ini, dan perubahan-perubahannya.
2. Addendum (jamak: Addenda) adalah lampiran dan/atau pelengkap dari perjanjian ini
yang tujuannya adalah untuk memperjelas, menerangkan, melengkapi,
menguraikan, dan/atau menambahkan isi perjanjian ini, dan merupakan satu bagian
tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
3. Katalog Distributor adalah Addendum yang diterbitkan oleh Pihak Pertama untuk
menjadi pegangan Pihak Kedua, dan berisikan daftar Harga Produk, daftar
komponen-komponen pelengkap dari setiap Produk, berisikan uraian-uraian
mengenai fungsi, fitur, dan informasi-informasi lainnya mengenai Produk, beserta
paket-paket pembelian yang ditawarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
4. Produk adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak
maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen
atau pelaku usaha, lengkap dengan komponen-komponen pelengkapnya, dan
memiliki fungsi serta nilai ekonomis tertentu.
5. Produk Gagal adalah produk yang diluar dari kesalahan Pihak Kedua, tidak dalam
kondisi yang layak untuk diperjualbelikan karena tidak dapat menjalankan fungsi
sebagaimana harusnya produk tersebut diperuntukkan berdasarkan uraian produk,
tidak memiliki komponen lengkap sesuai dengan uraian produk, adanya cacat yang
terlihat pada produk, dan/atau adanya cacat yang tidak terlihat yang mengakibatkan
terganggunya fungsi dan/atau kualitas produk, yang lebih lengkapnya akan diuraikan
pada addendum perjanjian ini.
6. Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak untuk dan atas
namanya sendiri berdasarkan perjanjian yang melakukan pembelian, penyimpanan,
penjualan serta pemasaran barang dan/atau jasa yang dimiliki/dikuasai.
7. Distributor Tunggal adalah perusahaan perdagangan nasional yang mendapatkan
hak eksklusif dari prinsipal berdasarkan perjanjian sebagai satu-satunya distributor di
Indonesia atau wilayah pemasaran tertentu.
8. Sub Distributor adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai
perantara untuk dan atas namanya sendiri berdasarkan penunjukan atau perjanjian
dari distributor atau distributor tunggal untuk melakukan pemasaran.
9. Agen adalah perusahaan perdagangan nasional yang bertindak sebagai perantara
untuk dan atas nama prinsipal berdasarkan perjanjian untuk melakukan pemasaran
tanpa melakukan pemindahan hak atas fisik barang dan/atau jasa yang
dimiliki/dikuasai oleh prinsipal yang menunjuknya.
10. Konsumen adalah pihak ketiga berupa orang-perorangan dan/atau pelaku usaha lain
yang tidak terikat dalam perjanjian ini yang memperoleh Produk melalui pembelian
dari Pihak Kedua maupun pihak-pihak lain yang ditunjuk oleh Pihak Kedua dengan
harga tertentu, yang akan memperdagangkan, memakai, mempergunakan, atau
memanfaatkan Produk.
11. Hak eksklusif adalah hak istimewa yang diberikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak
Kedua sebagai distributor tunggal.
12. Hak Kekayaan Intelektual yang berikutnya akan disebut sebagai HAKI adalah hak
untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual, yang timbul
dari hasil olah pikir yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna
untuk manusia, yang dapat berupa Hak Cipta, Paten, Desain Industri, Merek,
Indikasi Geografis, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, dan Rahasia Dagang,
maupun hak-hak kekayaan intelektual lainnya sebagaimana diakui oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
13. Sanksi Penggantian Penjualan Tidak Sah (berikutnya disebut Sanksi Penggantian)
adalah sanksi yang dikenakan terhadap Penjualan yang tata caranya bertentangan
dengan isi dari perjanjian ini.
14. Denda adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pihak yang melanggar
kewajiban berdasarkan perjanjian ini yang jatuh tempo berdasarkan tanggal
diterimanya Surat Pemberitahuan Pelanggaran oleh pihak yang melanggar dan wajib
dibayar sekaligus.
15. Surat Pemberitahuan Pelanggaran adalah surat pemberitahuan khusus yang
dikeluarkan oleh pihak yang haknya menurut perjanjian ini dirugikan, dan ditujukan
kepada pihak yang melanggar kewajibannya menurut perjanjian ini, yang mana
setelah menerima surat pemberitahuan tersebut berdasarkan perjanjian ini terikat
kewajiban untuk melaksanakan isinya selama berdasarkan perjanjian ini ia
diwajibkan untuk melaksanakannya.

Pasal 2
Objek Perjanjian
Produk yang menjadi Objek Perjanjian (untuk berikutnya akan disebut sebagai Produk)
adalah barang elektronik rumah tangga dengan merek “Koulomb” dan diproduksi oleh Pihak
Pertama lengkap dengan komponen-komponen pelengkapnya, memiliki fungsi dan nilai
ekonomi yang diuraikan lebih lanjut dalam Katalog Distributor.

Pasal 3
Jangka Waktu
(1) Perjanjian ini sah dan berlaku bagi Para Pihak dalam jangka waktu 2 (dua) tahun,
terhitung dari tanggal 10-10-2019 (sepuluh Oktober dua ribu sembilan belas) sampai
tanggal 10-10-2021 (sepuluh Oktober dua ribu dua puluh satu).
(2) Perjanjian yang telah selesai dapat diperpanjang sesuai kesepakatan bersama
dengan suatu perjanjian baru di luar dari perjanjian ini.
(3) Perpanjangan perjanjian dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu dari Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya perjanjian ini.

Pasal 4
Ketentuan Wilayah Penjualan Distributor
(1) Pihak Kedua bertanggungjawab melakukan penjualan dan/atau pemasaran dan/atau
pendistribusian Produk di Wilayah Distribusi yang mencakup seluruh wilayah
Provinsi Jawa Timur.
(2) Pihak Kedua dilarang melakukan penjualan, pemasaran, dan/atau pendistribusian
Produk diluar Wilayah Distribusi sebagaimana telah ditetapkan di ayat (1).

Pasal 5
Status Kedistributoran
(1) Pihak Kedua adalah distributor tunggal yang mendapat hak eksklusif dari Pihak
Pertama sebagai distributor satu-satunya di suatu Wilayah Distribusi.
(2) Pihak Kedua dapat menunjuk sub distributor dan/atau agen lain yang berdomisili di
Wilayah Distribusinya tanpa memberikan hak kepada pihak yang ditunjuk tersebut
untuk menunjuk sub distributor lainnya, dengan jangka waktu perjanjian paling lama
7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya masa perjanjian ini.

Pasal 6
Harga dan Margin Distributor
(1) Pihak Kedua membeli Produk dari Pihak Pertama dengan harga beli Produk 70%
(tujuh puluh persen) sebagaimana harga yang tercantum dalam Katalog Distributor.
(2) Harga beli Produk sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku untuk minimum
pembelian sebanyak 100 (seratus) unit per jenis Produk untuk setiap pemesanan.
(3) Harga jual Produk yang diberikan oleh Pihak Kedua kepada Konsumen adalah
sebesar paling banyak 100% (seratus persen) dari harga yang tercantum dalam
Katalog Distributor.
(4) Perubahan harga beli Produk dari Pihak Pertama wajib diberitahukan kepada Pihak
Kedua secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelumnya kepada Pihak
Kedua, yang dilampiri dengan perubahan Katalog Distributor.
(5) Para Pihak sepakat bahwa manakala harga beli Produk dari Pihak Pertama adalah
tidak sama dengan harga yang tercantum dalam Katalog Distributor tanpa
dilakukannya pemberitahuan sebelumnya oleh Pihak Pertama sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), maka harga jual maksimal dihitung sebagai harga beli dari
Pihak Pertama oleh Pihak Kedua dibagi dengan 70% (tujuh puluh persen).
(6) Manakala terjadi harga beli dari Pihak Pertama yang tidak sama dengan harga yang
tercantum dalam Katalog Distributor sebagaimana dimaksud pada ayat (4), maka
Pihak Kedua dapat mengajukan pemberitahuan tertulis kepada Pihak Pertama untuk
memohon pembaruan Katalog Distributor.
(7) Pihak Pertama setelah menerima pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), berkewajiban untuk menyampaikan dan mengirimkan perubahan Katalog
Distributor dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja semenjak diterimanya pemberitahuan
tersebut.

Pasal 7
Pembelian dan Penyerahan Produk
(1) Pembelian Produk dapat dilakukan dengan cara melakukan pemesanan melalui
website resmi Pihak Pertama, surat elektronik resmi Pihak Pertama, mendatangi
langsung kantor Pihak Pertama, dan/atau cara-cara lain, baik lisan maupun tulisan,
melalui teknologi komunikasi maupun secara langsung, baik melalui jalur
korespondensi yang ditentukan dalam perjanjian ini, maupun melalui cara-cara yang
disepakati oleh para pihak.
(2) Penyerahan Produk dilakukan dengan pengiriman kepada Pihak Kedua oleh Pihak
Pertama melalui metode pengiriman yang ditentukan oleh Pihak Pertama.
(3) Biaya pengiriman Produk dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua merupakan
tanggungan Pihak Kedua, termasuk pula biaya bongkar muat Produk.
(4) Pengiriman Produk akan dikirimkan oleh Pihak Pertama setelah Pihak Kedua telah
melakukan pembayaran setidaknya 50% (lima puluh persen) dari jumlah total
pembelian.
(5) Pengiriman Produk dapat dikirimkan diluar pengiriman yang pertama jika sewaktu-
waktu Pihak Kedua membutuhkan Produk secara mendesak dengan ketentuan-
ketentuan yang sama dengan Ayat (1) dan Ayat (2).
(6) Pihak Kedua akan menerbitkan tanda terima sebagai bukti telah diterimanya Produk
oleh Pihak Kedua dari Pihak Pertama.

Pasal 8
Pembayaran
(1) Pihak Kedua berkewajiban melakukan pembayaran kepada Pihak Pertama yang
ditujukan ke rekening Pihak Pertama yaitu rekening BCA Cabang Darmo dengan
nomor rekening 16983563041 atas nama PT. KPEI.
(2) Pihak Pertama memberi kesempatan kepada Pihak Kedua untuk melakukan
pembayaran secara berangsur dengan jangka waktu 90 hari setelah Invoice
dikirimkan. Angsuran dimaksud harus dibayarkan sesuai ketentuan yg ditentukan
oleh Pihak Pertama sebagaimana tercantum dalam Addendum.
(3) Dalam hal Pihak Kedua akan melakukan pembelian secara tunai dan dengan
persetujuan dari Pihak Pertama terlebih dahulu, maka Pihak Kedua akan
memperoleh tambahan potongan harga sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh Pihak Pertama. Ketentuan ini dapat sewaktu-waktu diubah oleh Pihak Pertama
dengan pemberitahuan kepada Pihak Kedua.
(4) Pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua dengan cara transfer, menggunakan
cek dan/atau giro hanya akan dianggap sah setelah cek dan/atau giro tersebut dapat
dicairkan oleh Pihak Pertama melalui bank penerbit cek dan atau giro tersebut serta
uangnya telah masuk ke dalam rekening Pihak Pertama.
(5) Pihak Pertama akan menerbitkan kwitansi sebagai bukti telah diterimanya
pembayaran yang akan diserahkan kepada Pihak Kedua paling lambat 7 (tujuh) hari
kerja setelah pembayaran telah diterima oleh Pihak Pertama sebagaimana dimaksud
pada ayat (4).

Pasal 9
Pajak
Segala macam kewajiban perpajakan yang timbul sehubungan dengan Perjanjian ini
akan ditanggung oleh masing-masing pihak berdasarkan ketentuan perpajakan yang
berlaku.

Pasal 10
Ketersediaan Produk
(1) Pihak Pertama wajib menjamin ketersediaan Produk yang telah dipesan oleh Pihak
Kedua berdasarkan Pasal 7 ayat (1) dan Pihak Kedua telah memenuhi kewajibannya
sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (4), dan segera mengirimkan Produk
sesuai pesanan kepada Pihak Kedua.
(2) Jika dalam 14 (empat belas) hari kerja Pihak Pertama tidak mengirimkan Produk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Pihak Kedua berhak atas pengurangan
harga beli Produk, sehingga menyimpang dari ketentuan Pasal 6 ayat (1), harga beli
dari setiap Produk Pihak Pertama yang harus dibayar oleh Pihak Kedua adalah
harga Produk sebagaimana tercantum di Katalog Distributor dikalikan 65% (enam
puluh lima persen).
(3) Jika dalam 28 (dua puluh delapan) hari kerja Pihak Pertama tidak mengirimkan
Produk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pihak Pertama dikenakan sanksi
sebagaimana diatur pada Pasal 19 ayat (6) huruf i.
Pasal 11
Retur Produk
(1) Produk yang telah diterima oleh Pihak Kedua berdasarkan Pasal 7 perjanjian ini
wajib diperiksa kondisinya oleh Pihak Kedua untuk menjamin Produk diterima dalam
keadaan yang layak diperjual/belikan dan/atau tidak merupakan Produk Gagal.
(2) Produk Gagal yang ditemukan oleh Pihak Kedua sebelum lampau 7 (tujuh) hari kerja
setelah diterimanya Produk oleh Pihak Kedua, dapat dimintakan pengembalian
kepada Pihak Pertama, dan Pihak Pertama wajib menggantikan Produk Gagal
dengan Produk baru yang sama jenis dan harganya menurut katalog dengan Produk
Gagal yang digantikan.
(3) Penggantian Produk Gagal dengan Produk Baru sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) adalah seluruhnya atas tanggungan Pihak Pertama.
(4) Produk Gagal yang ditemukan oleh Pihak Kedua setelah lampau 7 (tujuh) hari kerja
setelah diterimanya Produk oleh Pihak Kedua, penggantiannya tidak merupakan
kewajiban dari Pihak Pertama.
(5) Penggantian, perbaikan dan/atau kerugian yang timbul dari Produk Gagal yang
ditemukan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan seluruhnya tanggungan
Pihak Kedua.

Pasal 12
Asuransi
(1) Pihak Pertama berkewajiban untuk mengasuransikan setiap pengiriman produk
kepada Pihak Kedua atas biayanya sendiri.
(2) Pihak Kedua berkewajiban mengasuransikan stok gudang miliknya dan gedung
bangunan maupun ruangan kantor beserta segala aset-aset yang dapat
diasuransikan yang merupakan milik Pihak Kedua atas biayanya sendiri.

Pasal 13
Pelayanan Garansi dan Aftersale
Pihak Pertama wajib menyediakan suku cadang atau pelayanan purna jual dan memenuhi
jaminan atau garansi selama perjanjian berlaku dalam kurun waktu paling sedikit 1 (satu)
tahun sejak diterimanya pengiriman terakhir oleh pihak kedua.

Pasal 14
Pemasaran
(1) Materi Pemasaran beserta formatnya disediakan oleh Pihak Pertama untuk
digunakan oleh Pihak Kedua dalam kegiatan pemasaran Produk Pihak Pertama;
(2) Dalam hal pelaksanaan kegiatan pemasaran oleh Pihak Pertama yang
mencantumkan identitas (logo, nama, informasi lain), maka harus dikonsultasikan
terlebih dahulu kepada Pihak Kedua untuk menjamin keakuratan identitas dari Pihak
Kedua;
(3) Dalam hal pelaksanaan kegiatan pemasaran oleh Pihak Kedua yang mencantumkan
identitas (logo, nama, informasi lain), maka harus dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada Pihak Pertama untuk menjamin keakuratan identitas dari Pihak Pertama;
(4) Kegiatan Pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan jaringan pemasaran
Pihak Pertama maka biaya pemasaran akan ditanggung oleh Pihak Pertama;
(5) Kegiatan Pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan jaringan pemasaran
Pihak Kedua maka biaya pemasaran akan ditanggung oleh Pihak Kedua;
(6) Pihak Kedua wajib membuat dan menyerahkan laporan pemasaran kepada Pihak
Pertama setiap akhir bulan.
Pasal 15
HAKI
(1) Pihak Pertama menjamin memiliki secara sah HAKI yang berhubungan dengan
produk milik Pihak Pertama dan tidak melanggar HAKI milik orang lain yang telah
ada sebelumnya;
(2) Pihak Pertama melepaskan Pihak Kedua dari segala kerugian dan kewajiban yang
timbul akibat sengketa HAKI Pihak Pertama;
(3) Pihak Kedua menjamin memiliki secara sah HAKI yang berhubungan dengan produk
milik Pihak Kedua dan tidak melanggar HAKI milik orang lain yang telah ada
sebelumnya.
(4) Pihak Kedua melepaskan Pihak Pertama dari segala kerugian dan kewajiban yang
timbul akibat sengketa HAKI Pihak Kedua.

Pasal 16
Kerahasiaan Informasi

Pihak Kedua wajib melindungi dan menjaga kerahasiaan Pihak Pertama terkait Produk dari
pihak-pihak di luar perjanjian ini.
Pasal 17
Pendidikan dan Pelatihan
(1) Dalam hal perakitan dan reparasi Produk oleh Pihak Pertama, Pihak Pertama wajib
mengadakan pelatihan khusus di lokasi yang ditentukan oleh Pihak Pertama, dengan
segala beban pembiayaan ditanggung oleh Pihak Pertama.
(2) Pihak Kedua wajib menunjuk dan mengirimkan 3 (tiga) orang yang dipekerjakannya
untuk menjalani pelatihan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Orang-orang yang ditunjuk sebagaimana termuat dalam ayat (2) wajib memberikan
pelatihan kepada setiap orang yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua dengan biaya
dari Pihak Kedua sendiri, guna mengadakan pelatihan bagi seluruh pekerjanya
mengenai perakitan dan reparasi produk Pihak Pertama.
(4) Pihak Pertama memberikan pelatihan kepada Pihak Kedua dalam hal adanya jenis
Produk baru yang diproduksi oleh Pihak Pertama, dengan segala beban pembiayaan
ditanggung oleh Pihak Pertama.

Pasal 18
Wanprestasi
(1) Salah satu Pihak dikatakan telah melakukan wanprestasi atau cidera janji manakala
kewajiban yang timbul berdasarkan perjanjian ini tidak dipenuhi olehnya.
(2) Tidak dipenuhinya kewajiban yang timbul berdasarkan perjanjian ini hanyalah:
a. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 4 ayat (2);
b. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (1);
c. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 5 ayat (2);
d. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (3);
e. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 6 ayat (7);
f. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 7 ayat (6);
g. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 8 ayat (2);
h. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 8 ayat (5);
i. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 10 ayat (3);
j. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 11 ayat (2);
k. Pihak mana yang melanggar ketentuan Pasal 12;
l. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 13;
m. Pihak mana yang melanggar ketentuan Pasal 14;
n. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 15 ayat (1);
o. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 15 ayat (3);
p. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 16;
q. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 17 ayat (1);
r. Pihak Kedua melanggar ketentuan Pasal 17 ayat (2); dan/atau
s. Pihak Pertama melanggar ketentuan Pasal 17 ayat (4).
(3) Manakala salah satu Pihak melakukan wanprestasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Pihak yang dirugikan dapat mengirimkan Surat Pemberitahuan Pelanggaran
kepada Pihak yang melakukan wanprestasi tersebut maksimal sebanyak 3 (tiga) kali
untuk setiap pelanggaran yang dilakukan.
(4) Surat Pemberitahuan Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) memuat
sanksi yang wajib untuk dilaksanakan oleh Pihak yang melanggar.

Pasal 19
Sanksi
(1) Sanksi yang dapat dikenakan kepada Pihak yang melanggar kewajibannya
berdasarkan perjanjian ini adalah Sanksi Penggantian dan/atau Denda, sanksi-
sanksi tambahan sesuai dengan kewajiban spesifik yang dilanggar Pihak tersebut,
dan/atau Sanksi Pemutusan Perjanjian, dengan syarat-syarat yang ditentukan pada
pasal ini.
(2) Sanksi Penggantian adalah sanksi yang menimbulkan kewajiban bagi Pihak yang
melakukan penjualan Produk dengan tata cara yang bertentangan dengan ketentuan
perjanjian ini, untuk menggantikan kepada pihak lainnya sebesar sejumlah nilai
Produk yang tercantum dalam Katalog Distributor yang telah terjual secara
bertentangan dengan ketentuan ini.
(3) Denda yang dapat dikenakan terdiri dari 3 (tiga) kelompok denda sebagaimana
diuraikan di bawah ini:
a. Denda Kelas O: Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
b. Denda Kelas A: Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
c. Denda Kelas B: Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
d. Denda Kelas C: Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah).
(4) Sanksi dikenakan hanya atas pelanggaran:
a. Pasal 18 ayat (2) huruf a, sehingga Pihak Kedua diwajibkan untuk membayar
Sanksi Penggantian dikalikan 50% (lima puluh persen) dan Denda Kelas A
kepada Pihak Pertama.
b. Pasal 18 ayat (2) huruf b, sehingga Pihak Pertama diwajibkan untuk
membayar Sanksi Penggantian dikalikan dengan 50% (lima puluh persen)
dan Denda Kelas C kepada Pihak Kedua.
c. Pasal 18 ayat (2) huruf c, sehingga Pihak Kedua wajib membayar Denda
Kelas B, dan melepaskan Pihak Pertama atas segala akibat hukum dan/atau
kerugian yang timbul akibat pelanggaran tersebut.
d. Pasal 18 ayat (2) huruf d, sehingga Pihak Kedua wajib membayar Sanksi
Penggantian dikalikan 100% (seratus persen) dan Denda Kelas A kepada
Pihak Pertama.
e. Pasal 18 ayat (2) huruf e, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas O kepada Pihak Kedua.
f. Pasal 18 ayat (2) huruf f, sehingga Pihak Kedua wajib membayar Denda
Kelas O kepada Pihak Pertama.
g. Pasal 18 ayat (2) huruf g, sehingga Pihak Kedua wajib membayar Denda
Kelas O untuk setiap angsuran yang belum terbayar kepada Pihak Pertama.
h. Pasal 18 ayat (2) huruf h, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas O untuk setiap pembayaran yang tidak diterbitkan kwitansi oleh Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua.
i. Pasal 18 ayat (2) huruf i, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas O jika nilai transaksi per pemesanan kurang dari atau sama dengan
Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), atau wajib membayar Denda Kelas A
jika nilai transaksi per pemesanan lebih dari Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah).
j. Pasal 18 ayat (2) huruf j, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas O untuk setiap jenis Produk yang digantikan kepada Pihak Kedua.
k. Pasal 18 ayat (2) huruf k, Pihak yang melanggar wajib membayar Denda
Kelas B kepada Pihak lainnya yang telah dirugikan karena pelanggaran
ketentuan tersebut.
l. Pasal 18 ayat (2) huruf l, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas C kepada Pihak Kedua.
m. Pasal 18 ayat (2) huruf m, Pihak yang melanggar wajib membayar Denda
Kelas A kepada Pihak lainnya yang telah dirugikan karena pelanggaran
ketentuan tersebut.
n. Pasal 18 ayat (2) huruf n, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas C kepada Pihak Kedua.
o. Pasal 18 ayat (2) huruf o, sehingga Pihak Kedua wajib membayar Denda
Kelas C kepada Pihak Pertama.
p. Pasal 18 ayat (2) huruf p, sehingga Pihak Kedua wajib membayar Denda
Kelas B kepada Pihak Pertama.
q. Pasal 18 ayat (2) huruf q, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas A kepada Pihak Kedua.
r. Pasal 18 ayat (2) huruf r, sehingga Pihak Kedua wajib membayar Denda
Kelas O untuk setiap orang yang tidak hadir dalam pelatihan tersebut kepada
Pihak Pertama.
s. Pasal 18 ayat (2) huruf s, sehingga Pihak Pertama wajib membayar Denda
Kelas O kepada Pihak Pertama.
(5) Sanksi yang dikenakan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) jatuh tempo pada
tanggal diterimanya Surat Pemberitahuan Pelanggaran sebagaimana dimaksud
pada Pasal 18 ayat (3) oleh Pihak yang melanggar.
(6) Sanksi Pemutusan Perjanjian dapat dilakukan oleh Setiap Pihak, hanya dengan
alasan-alasan berikut ini:
a. berdasarkan ayat (4) salah satu pihak secara kumulatif selama jangka waktu
kontrak telah dikenakan 20 (dua puluh) sanksi Denda Kelas A;
b. berdasarkan ayat (4) salah satu pihak secara kumulatif selama jangka waktu
kontrak telah dikenakan 4 (empat) sanksi Denda Kelas B;
c. berdasarkan ayat (4) salah satu pihak selama jangka waktu kontrak telah
dikenakan 1 (satu) sanksi Denda Kelas A;
d. berdasarkan ayat (4) salah satu pihak tidak membayar Sanksi Penggantian
dalam waktu 3 (tiga) bulan kalender sejak sanksi tersebut jatuh tempo.
(7) Sanksi Pemutusan Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak
menghapus kewajiban-kewajiban yang masih belum diselesaikan oleh Para Pihak.
Pasal 20
Penyelesaian Sengketa
(1) Sengketa lahir ketika:
a. salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian
ini, termasuk Sanksi yang wajib dilakukannya, dan pihak lainnya telah
menerbitkan Surat Pemberitahuan Pelanggaran sebagaimana dimaksud
pada Pasal 18 ayat (3) atas pelanggaran yang sama secara 3 kali berturut-
turut yang telah diterima oleh pihak yang melanggar.
b. terdapat perbedaan pendapat antara Para Pihak sehubungan dengan makna
dan/atau interpretasi dari isi perjanjian ini.
(2) Dalam hal terjadi sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), upaya perdamaian
dilakukan dengan cara musyawarah yang didahului dengan undangan tertulis oleh
salah satu pihak atau kedua belah pihak.
(3) Musyawarah sebagaimana diatur pada ayat (2) berlangsung selama paling lama 60
(enam puluh) hari kalender sejak undangan tertulis pertama kali diterbitkan, yang
mana pada selesainya musyawarah tersebut akan diterbitkan Nota Kesimpulan
Musyawarah.
(4) Nota Kesimpulan Musyawarah yang menyatakan dengan tegas tidak dicapainya
kesepakatan oleh Para Pihak yang bersengketa, dapat menjadi dasar gugatan ke
pengadilan oleh pihak yang merasa dirugikan.
(5) Gugatan yang didasarkan pada Nota Kesimpulan Musyawarah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) hanya dapat dilakukan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Surabaya di Surabaya.

Pasal 21
Korespondensi
(1) Pemberitahuan dan/atau pernyataan tertulis dan/atau lisan yang disyaratkan atau
diizinkan untuk diberikan berdasarkan Perjanjian ini diberikan dari satu pihak ke
pihak lainnya baik secara penyerahan langsung, melalui faksimili, surat, surat
elektronik, sistem komunikasi lainnya dapat dilakukan melalui alamat korespondensi
berikut ini:
a. Pihak Pertama memiliki alamat korespondensi sebagai berikut:
Alamat: Jl. M.T. Haryono Nomor 25G, Kota Kendari;
Telepon: 0401-2496-2900;
Fax: 0401-4100-8100;
Email: ashton@kpei.info;
b. Pihak Kedua memiliki alamat korespondensi sebagai berikut:
Alamat: Jl. Klampis Jaya Nomor 30-35, Kota Surabaya;
Telepon: 031-2225-9506;
Fax: 031-3640-2496;
Email: anderson.p@kmail.com;
(2) Para Pihak dapat setiap waktu melakukan perubahan alamat korespondensi masing-
masing dengan terlebih dahulu dilakukan pemberitahuan tertulis ke pihak lainnya.
(3) Perubahan alamat korespondensi akan ditambahkan sebagai Addendum yang
merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 22
Force Majeure
(1) Para Pihak sepakat untuk tidak saling menuntut hak dan kewajiban yang timbul atau
jatuh tempo pada waktu adanya keadaan memaksa yang diluar kemampuan Pihak
Pertama dan/atau Pihak Kedua untuk menanganinya, atau terjadi huru hara maupun
bencana alam.
(2) Pada saat terjadi keadaan memaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), para
Pihak dapat saling sepakat maupun secara sepihak memutuskan sementara
perjanjian ini tanpa ada kewajiban untuk melanjutkannya kembali.
(3) Pemutusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diikuti hilangnya hak menuntut
pemenuhan prestasi yang belum dipenuhi oleh masing-masing Pihak.
(4) Manakala setelah keadaan memaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
lampau, dan Para Pihak bermaksud untuk melanjutkan kembali perjanjian ini,
berlaku ketentuan Pasal 3 ayat (2).

Pasal 23
Addendum/Tambahan
(1) Jika dikemudian hari Para Pihak sepakat untuk melakukan penambahan dan/atau
perubahan dari isi perjanjian ini, penambahan dan/atau perubahan tersebut
dituangkan dalam perjanjian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
(2) Segala bentuk coretan, penambahan, perbaikan, dan/atau renvoi yang ditambahkan
langsung pada berkas fisik perjanjian ini, baik berkas asli maupun salinan dan/atau
fotokopi, di rangkap pegangan Pihak Pertama maupun di rangkap pegangan Pihak
Kedua, tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
(3) Ketentuan ayat (2) tetap berlaku sekalipun Para Pihak telah sepakat untuk mengakui
pemberlakuan coretan, penambahan, perbaikan, dan/atau renvoi tersebut, kecuali
jika telah ada ketentuan lain yang disepakati sesuai dengan ketentuan ayat (1).

DEMIKIAN PERJANJIAN NOMOR: 1068/KPEI/DIS/X/2019 INI DISETUJUI dan dibuat rangkap dua
asli dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. Ditandatangani oleh mereka yang disebut di
bawah ini:

Perwakilan Perwakilan
PT. KOULOMB PERALATAN CV. VOLTA ELEKTRONIK ANTARA
ELEKTRONIK INDONESIA KATULISTIWA

Nama DANIEL ASHTON HENOKH LIESANDER

Jabatan Direktur Utama Direktur Utama

Tanda Tangan,
Cap Perusahaan
dan Meterai

Perwakilan PT. KOULOMB PERALATAN ELEKTRONIK INDONESIA dan CV. VOLTA


ELEKTRONIK ANTARA KATULISTIWA menyatakan dan menjamin bahwa mereka memiliki
wewenang sebagaimana mestinya untuk menandatangani Perjanjian ini. Para Pihak menyatakan
dan menjamin telah membaca, mengerti dan menyetujui semua ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam Perjanjian ini.

Anda mungkin juga menyukai