Askep Pada Pasien Pemerkosaan
Askep Pada Pasien Pemerkosaan
A. Pengkajian
I. Identitas
Terdiri dari nama, alamat, umur, pekerjaan, status perkawinan, agama, tanggal
masuk, diagnosa, tanggal didata, dll
II. Alasan masuk
Tanyakan kepada klien/keluarga :
1. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini?
2. Bagaimaa gambaran gejala tersebut ?
III. Faktor presipitasi
Tanyakan kepada pasien atau keluarga penyebab munculnya gejala tersebut.
Tanyakan kepada pasien atau keluarga riwayat timbulnya gejala gangguan jiwa
saat ini
Apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
Bagaimana hasilnya ?
IV. Faktor predisposisi
Riwayat penyakit masa lalu pasien
Riwayat keluarga
V. Status mental
1. Penampilan pasien
Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapi
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
2. Kesadaran
Compos mentis : Sadarkan diri
Apatis : Individu mulai mengantuk acuh tak acuh
terhadap rangsang yang masuk, diperlukan
rangsang yang kuat untuk menarik perhatian
Somnolensia : Jelas sudah mengantuk, diperlukan rangsang
yang kuat lagi untuk menarik perhatian
Sopor : Ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah
hilang
Subkoma dan koma : Tidak ada respon terhadap rangsang yang
keras
VII. Psikososial
Pada pasien dengan kasus pemerkosaan biasa nya cenderung menarik diri dari
rumah, pola interaksi dalam keluarga secara verbal kurang responsif,
peningkatan penggunaan perintah langsung dan pernyataan kritik, penurunan
penghargaan atau pengakuan verbal, merasa rendah diri. Pencapaian prestasi di
sekolah rendah atau prestasi di sekolah menurun
VIII. Aktifitas sehari-hari
a. Eliminasi
b. Makan dan minum : Perubahan selera makan (anoreksia), perubahan berat badan,
kegagalan memperoleh berat badan yang sesuai .
c. Higiene
1). Mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan kondisi cuaca (penganiayaan
seksual) atau tidak adekuat memberi perlindungan.
X. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan perkosaan (luka bekas
perkosaan).
2. Cemas berhubungan dengan status sosial, krisis situasi.
3. Harga diri rendah berubungan dengan krisis situasional, isolasi sosial.
XIII. Implementasi
XIV. Evaluasi