LAPORAN KIMIA Korosi Pada Paku PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

Korosi pada Paku

Disusun oleh:
Wisnu Pramadhitya R/36/XII-MIPA 6

SMA NEGERI 2 BOGOR


Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165;
No Telp: (0251) 8318761 Website: www.sman2kotabogor.sch.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena nikmat
dan karunia-Nya lah saya selaku penyusun dapat menyelesaikan laporan
“Praktikum Korosi pada Paku”. Laporan ini dibuat atas kepentingan tugas dan
penuntasan materi bagi nilai saya selaku penyusun.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk kepada orangtua saya yang
selalu memberi dukungan materi dan fisik serta selalu memberi semangat dalam
menyelesaikan segala bentuk tugas dari sekolah. Ucapan terima kasih selanjutnya,
ditujukan untuk guru kimia kami yang selalu memberi pengarahan dalam kegiatan
belajar mengajar dan selalu memberi saran untuk kebaikan hasil tugas saya
kedepan. Terima kasih juga untuk rekan-rekan sesama peserta didik yang tidak
mungkin kami sebutkan satu-persatu.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum selama 3 hari yang telah
saya lakukan. Saya sajikan dalam bentuk bab yang runtut. Akhir kata, semoga
laporan ini dapat memenuhi persyratan untuk menadapatkan nilai dan bermanfaat
untuk rekan-rekan selaku pembaca. Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini
tidaklah luput dari berbagai kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini.

Bogor, 30 November 2015

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2. Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2


2.1. Korosi dan Besi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.2. Variabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 3
2.3. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB III METODE PERCOBAAN 4


3.1. Alat dan Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
3.2. Langkah Kerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Korosi logam merupakan suatu reaksi redoks spontan yang bersifat cukup
kompleks yang dapat didekati menggunakan pemahaman kimiawi sel elektrokimia.
Dalam peristiwa korosi logam akan rusak akibat reaksi logam tersebut dengan
lingkungannya, seperti: karat pada besi; pudarnya warna perak;.
Peristiwa ini terjadi pada kehidupan sehari-hari, maka dari itulah praktikum
ini diberikan sebagai tugas praktikum dan dalam hal ini benda yang digunakan
adalah benda sehari-hari yaitu berupa paku kayu. Paku merupakan benda yang
sering digunakan ketika pembangunan property atau produk lainnya. Maka dari
penggunaan yang luas dalam kehidupan sehari-hari, paku yang berbahan besi
mempunyai kelemahan berupa korosi. Paku yang mengalami korosi akan
kehilangan nilai jual dan sekaligus membahayakan.
Melalui penjabaran diatas, maka sangatlah penting untuk mempelajari sifat
korosi melalui focus praktikum dan memplajari zat apa saja yang mempengaruhi
korosi besi sendiri.

1.2. Tujuan
1. Mengidentifikasi zat apa yang paling cepat mengkorosikan besi paku.
2. Mencari tahu factor yang menyebabkan karat.
3. Mencari tahu apakah logam alumunium akan terjadi karat seperti logam Fe.

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Korosi
Korosi merupakan perusakan atau degradasi logam akibat reaksi logam
tersebut dengan zat yang ada dalam lingkungannya. Peristiwa ini terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, seperti karat pada paku itu sendiri. Ini terjadi karena
sebagian besar logam mudah teroksidasi dengan melepas electron ke oksigen di
udara dan membentuk oksida logam.
Begitu juga dengan besi yang merupakan salah satu logam yang sangat
reaktif, pada kondisi asam atau basa, sama-sama terjadi pelepasan dua electron dan
ion besi (II). Berdasarkan nilai potensial standar (Eº) besi memiliki nilai Fe Eº = -
0,44 V, yang berarti mudah teroksidasi.
Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, di mana
besi mengalami oksidasi.
Fe(s) <--> Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e <--> 2H2O(l)
atau
O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk
ion besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.

2
2.2. Variable
Terdapat tiga variable yang sangat menentukan dalam perkaratan paku, yaitu:

1. Bebas : Zat larutan


2. Kontrol : Volume air, paku, kondisi lingkungan, dan waktu; dan
3. Terikat : Kecepatan Perkaratan

2.3. Hipotesis
Larutan-larutan yang menjadi medium paku berada dapat menyebabkan
korosi, tetapi larutan yang memiliki kecepatan untuk mengkorosikan paku adalah
larutan aquades.

3
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

ALAT BAHAN

6 gelas aqua Paku

6 paku besi Aquades

1 lembar plastic Air

1 karet gelang Larutan Asam Cuka

Larutan Natrium Klorida

3.2. Langkah Kerja


1. Enam gelas aqua yang telah disiapkan masing-masing ditandai dengan
angka dari 1-6 dan ditandai sebuah garis berupa penanda volume larutan
yang dimasukkan.
2. Setiap gelas diisi zat larutan yang berbeda-beda kecuali pada gelas nomor 5
dan 6 yang dibiarkan kosong. Pengisian larutan disesuaikan dengan aturan
gelas berikut:
I. Larutan air IV. Aquades
II. Larutan asam asetat V. Tanpa Larutan
III. Larutan natrium klorida VI. Tanpa Larutan
3. Setelah terisi dengan larutan, paku dimasukkan kesetiap gelas dengan
komposisi satu paku pada setiap gelas.
4. Khusus pada gelas nomor VI, mulut gelas diberi penutup berupa plastic
yang ditahan oleh sebuah karet agar rapat dan tidak terlepas dari gelas.
5. Perubahan diamati selama 3 hari berturut pada sore hari.

4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

HASIL PENGAMATAN
NO Keterangan
PERLAKUAN (Hari) TOTAL
GELAS
I II III
I AIR 2 2 3 7 Tingkatan
II CH3COOH 0 0 0 0 perkaratan
III NaCl 1 2 2 5 0-3; dengan nilai 3
IV AQUADES 2 3 3 8 sangat karat, 0

V TANPA LARUTAN 0 0 0 0 tidak terjadi karat.*

TANPA LARUTAN +
VI 0 0 0 0
PENUTUP PLASTIK

Ket: * Berdasarkan banyaknya karat yang terlihat dan reaksi yang terjadi.

4.2. Pembahasan
Pengamatan yang saya telah lakukan menghasilkan table yang ada diatas,
pada hari ke-1 gelas I yang berupa larutan air sudah terjadi perkaratan pada paku
besi, begitu juga dengan gelas IV yang juga sudah menunjukan perkaratan. Berbeda
dengan gelas II yang hanya menunjukan gelembung udara di permukaan paku besi.
Lalu dilanjutkan pada gelas III yang juga menunjukan perkaratan tetapi tidak
separah yang dihasilkan pada gelas I dan IV. Pada gelas V dan IV tidak tampak
reaksi perkaratan.

Pada hari ke-2, perkaratan paku besi dalam gelas I semakin menjadi dengan
terlihatnya serpihan berwarna kuning didasar gelas, tetapi ketika melihat gelas IV
perkaratan terlihat lebih parah dengan warna air yang mengkuning yang
sebelumnya berwarna bening dan serpihan kuning didasar gelas. Pertunjukan di
gelas II yang berisi larutan asam asetat terlihat sama, dengan gelembung
mengelilingi permukaan paku besi. Di gelas III dengan larutan natrium klorida

5
terjadi perkaratan dengan intensitas yang mulai bertambah. Paku yang terdapat
dalam gelas V dan VI secara visual masih terlihat sama.

Di hari terakhir, hari ke-3 gelas I yang berisi air menjadi lebih parah dengan
ditunjukannya air yang berwarna kuning dan paku yang sudah berkarat dibagian
permukaan. Gelas II terlihat sama dengan gelembung yang bertambah banyak. Di
dalam gelas III terjadi perkaratan pada besi paku yang berlanjut tetapi tidak separah
pada gelas I dan mulai menunjukan warna air yang mulai berwarna kuning. Berbeda
pada paku di dalam gelas IV yang sudah terlihat tidak layak pakai dan sangat
berkarat, warna air yang kuning, dan serpihan bertambah.

Pada pokok penutup pembahasan, selama tiga hari pengamatan, paku yang
paling cepat mengalami korosi berada pada gelas nomor IV yang berisi larutan
aquades. Reaksi sangat terlihat dari hari ke-1 yang sudah menunjukan korosi pada
paku dengan terlihatnya warna kuning/karat pada permukaan paku dan terus
berlanjut hingga hari ke-3. Disusul oleh gelas I yang berisi air dan gelas III yang
berisi larutan garam. Gelas II, V, dan VI tidak menunjukan pertanda korosi.

Lalu pada gelas II apabila diperhatikan, bahwa dihasilkannya gelembung


udara merupakan pertanda bahwa terjadi reaksi di dalam sana. Berpacu pada teori
seharusnya asam asetat akan membuat korosi pada besi karena sifat asam yang
dimiliki asam asetat dan dengan teroksidasinya besi menjadi besi (II). Tetapi dalam
pengamatan kali ini, paku yang terendam larutan asam asetat tidak terjadi korosi.

6
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Larutan yang paling cepat membuat besi berkarat pada pengamatan kali ini
adalah aquades, dengan urutan sebagai berikut:
I. Aquades
II. Air
III. Larutan NaCl
IV. Larutan CH3COOH
V. Udara
2. Oksigen, larutan, keektrolitan larutan, permukaan logam, sel elektrokimia,
waktu, dan perlakuan.
3. Al (alumunium) merupakan logam yang sebenarnya cenderung lebih reaktif
apabila dibandingkan dengan Fe (besi), terlihat dari potensial standar yang
lebih rendah yang memperlihatkan bahwa alumunium lebih mudah
teroksidasi. Tetapi terjadi peristiwa yang unik pada logam alumunium, di
mana hasil korosi malah melindungi alumunium dari korosi lebih lanjut.
Hasil korosi alumunium menghasilkan lapiran oksida Al2O3 yang kuat dan
padat. Berbeda dengan besi lapiran oksida yang rentan dan berpori berupa
Fe2O3 x H2O.

5.2. Saran
1. Paku besi di dalam gelas II yang berisi asam asetat setelah beberapa hari
sebaiknya dikeluarkan dari larutan dan dikenakan udara bebas agar terlihat
peristiwa korosi.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai