OLEH :
LQ =(Xij/Xi)/(Xij/Xj)
Keterangan:
Xij = produksi jenis komoditas ke-j pada Kecamatan
Xi = produksi total perikanan budidaya Kecamatan
Xj = produksi total jenis komoditas ke-j Kabupaten
X = produksi total perikanan budidaya Kabupaten
Interpretasi nilai LQ
Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ, maka:
(1) Jika nilai LQ > 1, menunjukkan terjadinya konsentrasi produksi perikanan budidaya di
tingkat Kecamatan secara relatif dibandingkan dengan total Kabupaten atau terjadi
pemusatan aktivitas di Kecamatan. Atau terjadi surplus produksi di Kecamatan dan
komoditas tersebut merupakan sector basis di Kecamatan.
(2) Jika nilai LQ = 1, maka pada Kecamatan mempunyai aktivitas perikanan budidaya
setara dengan Kabupaten.
(3) Jika nilai LQ < 1, maka Kecamatan percut mempunyai pangsa relatif lebih kecil
dibandingkan dengan aktivitas perikanan budidaya Kabupaten, atau telah terjadi defisit
produksi di Kecamatan percut
Data
Jika di ketahui :
Produksi Ikan Kuwe pada Kecamatan Percut (Xij) adalah 28,8 ton
Produksi total perikanan budidaya Kecamatan Percut (Xi) adalah 7787,4 ton
Produksi total Ikan Kuwe di Kabupaten Percut( Xj) adalah 28,8 ton
Produksi total perikanan budidaya Kabupaten Deli serdang (X) adalah 8001,2 ton
Maka ;
Location Quotion (LQ) = (28,8/7787,4)/(28,8/8001,2)= 1,02745
Jadi :
Nilai Location Quotion (LQ) Ikan Kuwe adalah 1,02745
Nilai Location Quotion (LQ) Ikan Kerapu adalah 0.74573
Nilai Location Quotion (LQ) Rumput Laut adalah 1.00029
Interpretasi nilai LQ
Bardasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa Nilai LQ budidaya laut
di Kecamatan Percut selama 5 tahun yang mempunyai nilai lebih besar dari 1 (
LQ>1) dan ada 2 jenis Komuditas yaitu Rumput laut sebesar 1.00029 dan Ikan
Kuwe sebesar 1,02745.
Dengan demikian, jenis Komuditas yaitu Rumput laut dan Ikan Kuwe yang
mengalami surplus produksi atau terpusat di Kecamatan Percut dan mempunyai potensi
untuk diekspor.
Teknik Shift share
TAHUN UBI PADI UBI KACANG
JALAR SAWAH KAYU TANAH
Analisis Swot
STRENGTHS WEAKNESSES
Tanah yang subur Akses sulit
Lahan yang cukup Air sulit
Tenaga kerja yang Dana yang kurang
memadai
OPPORTUNITIES THREATS
Dapat menjual ke Hama pada tanaman
masyakat Gagal panen
Dapat di ekspor Adanya barang impor
Teknik Scoring
Teknik scoring kali ini saya mengmbil sampel dari sektor pertanian
danperekebunan yang merupakan salah satu sektor paling potesial di Kab.Deli Serdang.
Adapun yang menjadi sasaran saya ialah strategi.
pengembangan agribisnis karet rakyat di kabupaten Deli Serdang
Konsep ICOR
Konsep ICOR mengacu kepada teori atau Model Harrod-Domar (Harrod, 1939;
Domar; 1946), yang intinya menunjukkan adanya hubungan antara peningkatan stok
kapasitas produksi dan kemampuan masyarakat untuk menghasilkan output. Semakin
tinggi peningkatan stok kapasitas produksi (ΔK) semakin tinggi pula tambahan output
(ΔY) yang dapat dihasilkan. Koefisien ICOR tidak hanya ditentukan oleh investasi yang
ditanamkan saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat penerapan dan
perkembangan teknologi dalam proses produksi. Secara sederhana ICOR dinyatakan
sebagai rasio antara pertambahan modal (investasi) terhadap tambahan output, atau
dinotasikan sebagai berikut:
ICOR = ΔK/ΔY
di mana: ΔK = investasi atau penambahan kapasitas produksi
ΔY = pertumbuhan output
Mengingat tambahan output tidak hanya disebabkan oleh investasi yang
ditanamkan, akan tetapi juga oleh faktor-faktor lain di luar investasi, seperti tambahan
tenaga kerja dan kemajuan teknologi, sementara dalam penerapannya untuk menghitung
ICOR dipakai asumsi bahwa tidak ada faktor lain yang mempengaruhi output selain
investasi, maka faktor-faktor lain di luar investasi dianggap konstan.