98
Titik Leleh ( 0C ) 651 660 1410 44 119 -101 -189
883
Titik Didih ( 0C ) 1107 2467 2535 280 445 -35 -186
o Na, Mg dan Al adalah unsur logam yang mempunyai jari jari atom
berdasarkan ikatan logam
o Si, P, S dan C adalah unsur non logam yang mempunyai jari jari atom
betkan ikatan kovalen.
o Untuk unsur Ar, jari jari nya didasarkan pada gaya vanderwals antar atom
karena unsurnya tidak mempunyai ikatan yang kuat.
Jari jari yang dihitung dari ikatan logam maupun ikatan kovalen adalah jarak antara
inti dengan elektron yang dipakai berikatan yang terjadi antara dua atom yang
berikatan kovalen atau logam tersebut.
Dari natrium ke klorin, elektron yang dipakai berikatan berada pada orbital dengan
tingkat energi ke-3, sedangkan tinggkat energi kedua dan pertamanya diisi penuh
oleh elektron. Meningkatnya jumlah proton dalam unsur dari Na ke Ar akan
mendorong elektron yang dipakai berikatan lebih dekat kearah inti atom sehingga
jari jarinya akan semakin pendek.
2) Energi Ionisasi
Energi ionisasi berbanding terbalik dengan jari-jari atom. Pada umumnya
makin kecil jari-jari atom suatu unsur, energi ionisasi-nya makin besar.
Namun, energi ionisasi juga dipengaruhi oleh struktur elektron dalam orbital-
orbital terluarnya. Oleh karena itu, ada sedikit penyimpangan energi ionisasi
unsur-unsur pada periode ketiga ini. Energi ionisasi Mg lebih besar daripada
Al, dan energi ionisasi P lebih besar daripada S. Penyimpangan ini
dikarenakan atom Mg memiliki orbital 3s penuh dan atom P memiliki orbital-
orbital 3p setengah penuh. Konfigurasi elektron seperti ini relatif stabil
sehingga lebih sukar melepaskan elektron.
3) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah nilai yang menyatakan kecendrungan sebuah atom
menarik elektron yang dipakai bersama dalam ikatan kearahnya.
Keelektonegatifan unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan makin besar.
Oleh sebab itu, kemampuan atom untuk menarik elektron dari atom lain
untuk memenuhi kaidah oktet makin bertambah. Unsur pada periode ketiga
yang keelektronegatifannya terbesar yaitu klor, sedangkan argon tidak
mempunyai keelektronegatifan karena merupakan gas mulia dan struktur
elektronnya sudah stabil.
4) Titik Didih dan Titik Leleh
Titik leleh dan titik didih unsur periode ketiga dari natrium ke kanan
meningkat dan mencapai puncaknya pada silikon, kemudian turun. Silikon
memiliki titik leleh dan titik didih tertinggi karena silikon memiliki struktur
kovalen raksasa dimana setiap atom silikon terikat secara kovalen pada empat
atom silikon lainnya.
c. Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur- Unsur Periode Ketiga
Sesuai dengan fakta bahwa dari kiri ke kanan unsur-unsur periode ketiga semakin
sukar melepas elektron serta makin mudah menangkap elektron, sehingga dari
natrium sampai klor sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah.
Natrium merupakan reduktor kuat dan klor merup akan oks idator kuat. Kekuatan
sifat reduktor dan oksidator dapat dill hat dariI harga potensial e lektroda.
Semakin besar (positif) harga potensial elektroda semakin mudah mengalami
reduksi yang berarti sifat oksidator makin kuat, dan sebal knya makin kecil
(negatif harga potensial elektroda makin mudah dioksid asi yang be rarti sifat
redu ktor makin kuat.
Kekuatan sifat reduktor dan oksidator
Na+ + e- Na E° = -2,71 volt
Mg2+ + 2e- Mg E° = -2,38 volt
A13+ +3e- Al E° = -1,66 volt
S + 2e- S2- E° = -0,51 volt
C2 + 2e- 2C- E° = +1,36 volt
d. Sifat Konduktor Listrik
Unsur Na, Mg, dan Al dapat menghantarkan arus listrik, baik dalam bentuk padat
maupun lelehannya. Sementar itu, unsur P, S, Cl, dan Ar tidak dapat
menghantarkun arus listrik karena bersif
nonlogam.
e. Sifat Asam- Basa Unsur- Unsur Periode Ketiga
Hidroksida unsur periode ketiga terdiri dari NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3,
Si(OH)4, P(OH)5, S(0H)6 dan Cl(0H)7. Berdasar energi ionisasinya, bila
energi ionisasi unsur periode ketiga rendah ikatan antara unsur periode ketiga
dengan -OH adalah ion sehingga dalam air melepaskan ion OH- (bersifat
basa).
NaOH tergolong basa kuat dan mudah larut dalam air, sedangkan Mg(0H)2
meskipun tergolong basa kuat tetapi tidak sekuat NaOH, AI(OH)3 bersifat
amfoter, artnya dapat bersifat sebagai asam sekaligus basa tergantung
lingkungannya. Dalam lingungan asam, Al OH)3 bersifat sebagai basa dan
sebaliknya dalam lingkungan basa, AlOH)3 bersifat sebagai asam.
Bila energi ionisasi unsur periode ketiga tinggi katan antara unsur periode
ketiga dengan--OH merupakan lkatan kovalen, sehingga tidak dapat
melepaskan OH- tetapi melepaskan ion H+ karena ikatan O-H bersifat polar.
Dengan demikian Si(OH)4, P(OH)5, S(0H)6 dan Cl(0H)7 bersifat asam.
Sifat asam dari Si(OH)4 atau H2SiO3 sampai Cl(0H)7 atau HCIO4 makin kuat
karena bertambahnya muatan positif atom pusat, sehingga gaya tolak
terhadap H+ makin kuat akibatnya makin mudah melepaskan H+ berarti sifat
asam makin kuat. Jadi, sifat asam H2SiO3 <> 3PO4 <> 2SO4 <> 4.
Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan logarm atau aloi (lakur)
Beberapa logamyang banyak digunakan untuk membuat lakur dengan
magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logampaduan magnesium bersifat ringan,
tetapi keras dan kuat serta tahan terhadap korosi.
c. Aluminium (Al)
1) Pembuatan Aluminium
Pembuatan aluminium terdiri atas dua tahap sebagai berikut.
a) Proses Bayer
Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh
aluminium oksida (alumina).
b) Proses Hall-Heroult
Proses Hall- Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk
menghasilkan aluminium murni.
2) Kegunaan Logam Aluminium
a. Digunakan di industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
b. Sebagai katalis pada industri plastik.
c. Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO, dan CrO3,.
d. Sebagai thermit yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida
besi, digunakan untuk mengelas baja.
e. Garam sulfatnya (Al2(SO4)3,17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan
di industri tekstil dan digunakan di industri kertas.
f. Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih
keras, lebih kuat, dan lebih tahan karat. Contoh:
(1) Duralumin (96% Al, 4%Cu) - sangat tahan karat.
(2) Alnico (50%Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co) - magnet yang sangat
kuat.
(3) Magnalium (90% Al, 10% Mg) - membuat badan pesawat terbang.
3) Dampak Penggunaan Logam Aluminium
Paparan jangka panjang dan konsentrasi tinggialuminiun dapatmengganggu
kesehatan, seperti kerusakan sistem saraf pusat, kelesuan, dan demensia. Bagi
pekerjs pabrik yang berhubungan dengan aluminium dapal mengatami
masalabh paru-parnu ketka menghirup debu aluminium. Aluminium juga
mengakibatkan masalah bag pendoria gagal ginjal kenka aluminium memasuki
rubuh selama proses cuci darah.
Aluminium mempunyai stifat asann-basa yang berbeda dibanding unsur
sebelum ataupun sesudahnya dalam periode ketiga. Aluminium bersifat
amfoter yaitu. bisa bersifat asam maupun basa dalam keadaan yang berbeda.
d. Silikon ( Si )
1) Pembuatan Silikon
Silikon dibuat dari silika dengan kokas sebagai reduktor. Campuran silika dan
kokas dipanaskan dalam suatu tanur listrik pada suhu sekitar 3.000 °C.
SiO2 (l) + C (s) Si (l)+2CO (g)
Silika (sio, merupakan senyawa yang banyak terdapat dimana-mana. Kristal
murni silika biasa disebut kuarsa. Pasir, agata(akik). oniks, opal, ametis dan
flint merupakan silika dengan bahan pengotor dalam jumlah sedikit.
2) Kegunaan Silikon
Silikon digunakan untuk nembuat lem, pelumas, katup jantung, dan persendian
buatan. Silikon cair dalam dunia kedokteran digunakan untuk operasi retina
yaitu scbagai perekat saat pemasangan retina yang terlepas dari posisinya.
Senyawa-senyawa silikon seperti silikon oksida digunakan dalam pembuatan
gelas, kaca, dan semen.
3) Dampak Penggunaan Silikon
Silikon daput mengakibarkan efek pernapasankronis, erutama dalam bentuk
kristal sinka silicon dioksida Kistal silka yang tethirup pernapasan dapat
menyebablan iniasi pada paru paru dan selsput lendir. Silikon dioksidasi
umurmnya ditermukun di daerah pertumbangan granit, industri tembikar, dan
industry yang mehibatkan tanah diatom. Kristal silika juga mampu mengiritasi
kulit dan mata.
e. Fosfor (P)
1) Pembuatan fosfor
a. Pembuatan Fosfor Putih
Wohler memperkenalkan cara modern untuk menperolch fosfor putth.
Cararya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir, dan batiang karbon pada
suhu 1300°C dalam tungku listrk. Fosfor yang diperoleh didistilasi, lalu
dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4 Reaksi utama yang
terjadi:
2Ca3(PO4)2) (s) +6SiO2 (s)+10C (s) 6CaSiO3 (l) +10CO (g)+ P4 (g)
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi ke dalam air hingga diperoleh
kristal fosfor putih murni. Fosfor putith sangat reaktif terhadap oksigen
sehingga terbakar dan menghasilkan gelembung. gelembung. Olch karena
itu, fosfor disimpan di dalam air.
b. Pembuatan Fosfor Merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putith. Fosfor merah
dalam keadaan murnidapat diperolch dengan cara kristalisas larutanya
menggunakan bantuan Pb. Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam
keadaan murni.
2) Kegunaan Fosfor
a. Untuk membuat dinding dan kepala korek di inddustri korek api.
b. Untuk membuat asam fosfor.
c. Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfostat,
amohpos, atau NPK di industri pupuk, pestisida, dan bom asap.
d. Senyawa fosfat fosfor digunakan untuk produksi gelas pada lampu natrium,
e. Sebagai bahan pembuat baja, perunggu fosfor, dan merupakan unsur
penting bagi tulang dan gigi.
3) Dampak Penggunaan Fosfor
Fosfor yang bersifat racun berupa fostor putih. Fosfor putih bersifat mematikan
dengan dosis fatal 50 mg. Uap fosfor putith dapat mengakibatkan kerusakan
hati, jantung, atau gingal.
f. Belerang
1) Pembuatan Belerang
Belerang dari alam dapat diolah secara industri melalui tiga cars yaitu cara
Sisiha, carn Frasch, dan cara Claus. Cara Sisilia digunakan untuk mengambil
belerang yang ada di permukaan tonnh Carn Frasch digunakan untuk mengolah
belerang yang ada di dalarn tanah. Cara Claus mengolah belerang dari H2S.
2) Kegunaan Belerang
Belerang mcrupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai banyak
kegunan. seperti
a. Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
b. Sebagai bahan baku pembuatan korek api.
c. Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet.
d. Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.
e. Digunakan di industrikimia sepeni cat, plastik, kerias, aki, buahan peledlak,
dan ban,
f. Digunakan di industri pertenunan, film dan fotografi, serta industri logam,
besi, dan baja.