Anda di halaman 1dari 8

BEBERAPA ENERGI ALTERNATIF YANG TERBARUKAN DAN

PROSES PEMBUATANNYA
Melvin Emil Simanjuntak*)
*)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan

Abstrak
Pada saat ini sangat dibutuhkan energi alternatif yang merupakan pengganti bahan bakar minyak yang
cadangannya terus berkurang dan akan lebih baik bila lebih ramah lingkungan. Beberapa jenis tanaman
ternyata telah terbukti dapat digunakan sebagai sumber energi. Selain mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi,
terbarukan, memiliki nilai ekonomis untuk dibudidayakan juga lebih ramah lingkungan. Dengan mengubah
kandungan lemak yang ada pada beberapa tanaman melalui proses transesterifikasi dapat diperoleh senyawa
ester yang dapat menggantikan minyak solar, dengan fermentasi gula dapat diperoleh etanol sebagai pengganti
bensin, dan dengan memproses kotoran dengan bakteri anaerob dapat diperoleh biogas. Dengan pengolahan
yang baik akan dapat diperoleh hasil yang memadai.

Kata-kata kunci: Biodiesel, Minyak jarak, Ethanol, Biogas

1. Pendahuluan 2. Buang kandungan airnya dengan cara


Indonesia merupakan salah satu negara yang memanaskan minyak sampai sekitar 1200C
paling kaya sumber keanekaragaman hayatinya dan selama ± 10 menit sampai gelembung air tidak
didukung dengan iklim yang sangat baik ada lagi.
merupakan tempat tumbuhnya berbagai tanaman 3. Dinginkan kembali minyak
termasuk tanaman yang dapat menghasilkan energi 4. Ukur volume minyak yang akan diproses
alternatif. Tanaman-tanaman itu sudah cukup 5. Tuang minyak ke dalam tabung reaksi yang
dikenal seperti sawit, kelapa, jarak, singkong, tebu terbuat dari stainless steel ataupun
dan lain-lain. Dengan kondisi itu juga otomatis polypropilen yang dilengkapi mixer yang dapat
akan mempengaruhi makhluk hidup lainnya seperti berputar pada 500 ~ 600 rpm.
ternak dan manusianya. Beberapa proses 6. Panaskan pada temperature 45~520C selama ±
pembuatan bahan bakar alternatif telah banyak 60 menit sambil terus diputar
diketahui tetapi belum cukup luas secara detail 7. Tuang ¾ bagian methoxide pada pertengahan
diketahui oleh masyarakat kita. Beberapa proses itu proses perlahan-lahan
dapat diuraikan seperti yang ada di bawah ini: 8. Setelah 60 menit hentikan pengadukan dan
pemanasan serta endapkan campuran minyak
Biodiesel dari minyak goreng bekas selama ± 12 jam
Biodiesel dari minyak nabati baik CPO, 9. Pisahkan gliserin yang terbentuk
CPKO/CNO ataupun minyak goreng baru/ bekas
dengan proses transesterifikasi, yaitu Tahap Kedua:
mereaksikannya dengan alkohol (methanol atau 1. Masukkan kembali minyak ke tabung reaksi
ethanol) dengan katalis basa kuat. 2. Panaskan kembali minyak pada suhu
Reaksi Transesterifikasi: 48~550C dan aduk selama 60 menit
3. Pada pertengahan proses tuang ¼ bagian sisa
methoxide dan terus aduk selama 60 menit.
CH2COOR 4. Setelah 60 menit hentikan pemanasan dan
basa
CHCOOR + 3CH3OH CH2OH2CH-OH pengadukan.
5. Endapkan selama ± 12 jam
CH2COOR + 3CH3COOR 6. Pisahkan gliserin yang bentuknya seperti agar-
agar berwarna coklat
Trigliserida+Metanol Metil ester+Gliserol 7. Cuci minyak dari sabun dan sisa katalis dengan
air bersih caranya tuang air bersih ke dalam
Metode yang dapat dilakukan adalah sebagai tabung dengan jumlah volume yang sama
berikut: dengan minyak dan aduk terus sampai ± 3 jam
Tahap Pertama: kemudian diendapkan. Minyak akan
1. Bersihkan minyak bekas dari kotoran padat mengambang di atas air buang airnya.
dengan cara menyaring.

288 Beberapa Energi Alternatif yang Terbarukan… (Melvin Emil Simajuntak)


8. Lakukan pemanasan sampai 1200C sampai 1. Degumming: yaitu penghilangan getah (gum) di
gelembung air habis. Setelah itu ukur pH mana bahan baku minyak dicampur dengan
minyak, di mana harus berada pada angka 7± larutan H3PO4 dan diaduk selama ± 30 menit
0,25. 2. Bleaching: di mana bahan baku minyak
dicampur dengan bleaching earth untuk
Pembuatan methoxide: memucatkan warna menjadi agak kuning dengan
Methoxide merupakan campuran methanol cara pengadukan
dengan KOH atau NaOH, lakukan titrasi terlebih 3. Deodorizing: penghilangan bau dengan beberapa
dahulu untuk mengetahui berapa KOH yang tahap pemanasan
dibutuhkan.
Cara titrasi: Setelah itu dilanjutkan dengan proses
1. Buat larutan 0,1 % volume KOH yaitu larutkan 1 transesterifikasi. Perlu diketahui bahwa reaksi ini
gram KOH ke dalam 1 liter air distilasi. bersifat reversible maka jumlah alkoholnya
2. Larutkan 1 ml minyak bekas ke dalam 10 ml diusahakan lebih supaya kesetimbangan reaksi
isoprophyl alcohol murni dan 0,1 ml bergeser ke kanan dan reaksi dapat berlangsung
phenolphthalein untuk memudahkan pengukuran secara komplit. Sisa alkohol dapat diambil dengan
gunakan jarum suntik kecil penyulingan yaitu pemanasan minyak pada
3. Masukkan larutan nomor 1 di atas ke dalam temperatur sekitar 67 ~ 70 0C, kemudian
larutan nomor 2 di atas ml demi ml sambil diaduk dievaporasikan dan sisa alkohol ini dapat
dan catat banyaknya kemudian hentikan setelah digunakan kembali.
larutan berwarna pink diam selama beberapa saat.
4. Jumlah KOH yang digunakan adalah 3,5 +
jumlah mililiter larutan 0,1 % KOH yang 2. Minyak Jarak Pengganti Solar
dicampur ke larutan minyak-isoprophyl alkohol Tanaman Jarak (Jatropha Curcas L) sangat
dan phenolphthalein potensial dikembangkan untuk mendapatkan
biodiesel, tanaman ini merupakan tanaman semak
Setelah jumlah KOH yang harus dibuat yang tumbuh subur pada daerah beriklim
diketahui maka dibuat methoxide dengan cara: panas/tropis dan curah hujan 200~1500 mm/tahun.
Larutkan jumlah KOH yang dibutuhkan sesuai Biji jarak mengandung sekitar 35 – 45% berbagai
titrasi ke dalam methanol dan aduk dalam tempat trigliserida yang berasal dari asam asam lemak
yang tertutup. Jumlah methanol yang dibutuhkan risinoleat, palmitat, stearat, dan kurkolat.
untuk tiap liter minyak adalah 0,25 liter. Simpan Kandungan yang terbesar adalah asam risinoleat
di tempat yang tertutup sebelum dipakai yang dapat mencapai 90% dari bermacam-macam
Untuk pembuatan biodiesel dengan minyak trigliserida tadi dan merupakan bahan dasar dari
goreng yang masih baru maka tidak dibutuhkan minyak jarak. Wujud minyak jarak ini seperti
titrasi, jumlah katalis basa yang dibutuhkan adalah minyak goreng, kental, licin dan baunya tidak
3,5 gram per liter minyak sedang langkah proses- mencolok.
prosesnya sama. Proses ini juga dapat dilakukan
tanpa pemanasan tetapi akan membutuhkan waktu
lebih lama.

Biodiesel

Endapan air

Gambar 1: Biodiesel setelah proses pencucian

Sedangkan untuk bahan baku yang berasal dari


CPO/CPKO/CNO maka harus didahului dengan
proses pretreatment yaitu pengkondisian minyak Gambar 2: Jarak pagar (Jatropha urcas)
supaya siap direaksikan. Proses pretreatment ini
adalah: Beberapa keuntungan dari tanaman jarak pagar
adalah:

Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol. 4 No. 1 – April 2005: 287 – 293 289
1. Tahan terhadap kekeringan sehingga dapat Gambar 3: Skema proses pembutan minyak
ditanami pada daerah beriklim gurun dan jarak
dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah,
sekalipun berpasir, berbatu atau memiliki kadar Spesifikasi minyak jarak:
garam. Kandungan Energi 39600~41800 kJ/kg
2. hanya membutuhkan sedikit pengelolaan/ Berat spesifik (40 0C) 0,91 ~ 0,92 kg/ ltr
perawatan Titik beku (0C) 2,0
3. tidak membutuhkan pengawasan khusus Flas point (0C) 110 ~ 240
terhada gulma/hama Cetana value 51,0
4. tumbuh dengan cepat dan stabil setelah Sulphur content 0,13 ppm
beberapa bulan Pour point (0C) 8
5. mulai menghasilkan buah pada tahun kedua
sampai berumur sekitar 40 tahun. Proses di atas dapat dipersingkat dengan
6. Daging buah setelah ekstraksi minyak menggabungkan proses penghancuran dan
merupakan pupuk organik yang unggul pengepresan sekaligus dengan menggunakan satu
(38% protein dengan rasio NPK: 2,7:1,2:1) alat yaitu ekspeller. Alat ini digerakkan oleh motor
7. dapat menghasilkan buah sepanjang tahun listrik/mesin diesel. Alat ini juga melakukan
8. selain menghasilkan minyak, daun dan kulit penghancuran dan pengepresan secara kontinu
dapat digunakan untuk berbagai keperluan sehingga dapat menyederhanakan kerja sekaligus
industri dan farmasi. memaksimalkan output proses pembuatan minyak
9. minyak yang dihasilkan dari biji dapat jarak. Minyak jarak ini dapat langsung dipakai ke
digunakan untuk mesin diesel tanpa mesin atau dengan membuatnya menjadi biodiesel
modifikasi, vernish, penerangan, lilin, sabun, melalui proses transesterifikasi, sebagaimana
anti hama, halnya pada pembuatan biodiesel dari minyak
10. untuk keperluan industri lainnya: bijinya yang sawit.
ditumbuk juga dapat untuk penyamaan kulit
dan akar untuk keperluan pewarnaan tekstil.
11. untuk keperluan farmasi: biji sebagai obat
pencahar, antihelminithic dan sebagai bahan
pengisi pada obat – obatan untuk: reumatik,
gatal dan penyakit kulit, demam, sakit kuning
dan gonorrhoea, diuretic, pencuci mulut; daun
sebagai haemostatic agent, penutup luka.

Proses pembuatan minyak jarak:


1. Biji jarak kering dikukus selama ± 1 jam
2. Kemudian diblender/giling supaya menjadi Gambar 4: Expeller sederhana
seperti bubur dan mudah untuk diperas
3. Dipress untuk mengeluarkan minyaknya
4. Disaring untuk membuang kotoran

Pengupasan
kulit biji

Perebusan

Penghancuran
Gambar 5: Potongan expeller tampak samping
(Blender)

3. Bioethanol
Pengepresan Proses pembuatan ethanol ada 2 jenis yaitu:
1. Sintesa alkohol dengan bahan baku ethylene
hasilnya disebut ethanol sintetis.
Penyaringan

290 Beberapa Energi Alternatif yang Terbarukan… (Melvin Emil Simajuntak)


2. Proses biokimia melalui fermentase produk
pertanian seperti singkong atau tebu, ethanol ini
dikenal dengan nama bioethanol.
Secara praktis hanya sekitar 95% glukosa yang
Proses biokimia ini terdiri atas 4 langkah yaitu: dirubah menjadi alkohol sedang sisanya 5% terdiri
1. Persiapan bahan baku untuk fermentase dari beberapa unsur:
Hal ini bergantung pada bahan baku. Untuk Acetaldehid 0,0 ~ 0,03 %
molasses (tebu) persiapannya lebih sederhana yaitu Acetic acid 0,05 ~ 0,25 %
penambahan air sesuai dengan yang diinginkan. Glycerine 2,4 ~ 3,6 %
Untuk singkong lebih kompleks lagi di mana Lactic acid 0,0 ~ 0,2 %
singkong terlebih dahulu harus dirubah ke bentuk Succinic acid 0,5 ~ 0,77 %
gula dengan menggunakan asam atau enzim Fusel oil 0,25 ~ 0,5 %
sehingga diperoleh kondisi yang cocok untuk Furfural sangat kecil
proses fermentasi. Proses pengubahan singkong ke
bentuk gula/monosakarida (glukosa) dengan 3. Pemisahan dan pemurnian ethanol
menggunakan enzim α amilase pada fasa Pada tahap ini ethanol yang berkadar
liquefaction dan Glukoamilase atau β amilase untuk 8~12% volume dipisahkan dari larutan fermentasi
fasa saccarification. dengan pencucian, atau partial transformation di
mana kemurnian ethanol yang diperoleh mencapai
2. Persiapan agen fermentase dan fermentase 95,6%. Sedang untuk bahan bakar kemurniannya
Persiapan agen fermentase: harus mencapai 99,5% dan proses pemurnian
tahap ini disebut juga inoculum yaitu untuk selanjutnya adalah extractive transformation.
memperoleh jumlah mikroba yang cukup sesuai
dengan kemampuan mikrobanya dan harus bebas 4. Pemanfaatan hasil samping dan limbah
dari mikroba yang tidak diinginkan. Pada saat ini pabrik ethanol
dilakukan penyesuaian untuk mengontrol kondisi - Air pencucian dapat dikonversi menjadi pupuk
fermentase seperti laju aerasi, laju agitasi, nilai pH biologis, makanan ternak, dan biogas.
dan temperatur. Untuk fermentasi singkong - Karbon dioksida dapat dimurnikan dan
dibutuhkan ragi saccharomyces cerevisiae. ditransformasi untuk pendingin soft drink,
Fermentasi: bahan baku yang sudah siap soda, es kering, dan industri pemadam
dituangkan ke dalam fermentor. Fermentasi adalah kebakaran, insektisida, dan herbisida.
proses biokimia di mana ragi mengubah glukosa
(gula) menjadi alkohol pada lingkungan yang Spesifikasi Ethanol:
bersifat anaerobik murni. Proses ini membutuhkan Rumus kimia CH3-CH2-OH
waktu 2 -3 hari dengan yield alkohol yang Berat molekul 46
diperoleh adalah 8 – 12% volume. Secara teoritis Persen massa oksigen 34,8
ragi dapat mengkonversi sampai 51,1% alkohol Titik didih 78,3
dan 48,9% karbon dioksida dan ini merupakan Bilangan setana 8
suatu reaksi yang bersifat eksotermis. Bilangan oktana 108

Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol. 4 No. 1 – April 2005: 287 – 293 291
Gambar 6: Skema proses pembuatan bioethanol

Biogas dari Kotoran Ternak Tabel 2: Potensi energi yang berasal dari
Biogas merupakan merupakan hasil fermentasi kotoran hewan di Indonesia
dari bahan organik dalam kondisi anaerob, karena Jenis Populasi Tinja Biogas Energi
diproses secara alami, gas ini merupakan campuran hewan (juta) (TBK (m3/kg (106 kcal
beberapa gas yang tergolong sebagai bahan bakar di sehari) BK) sehari)
mana gas yang dominan adalah CH4 dan yang lain Sapi/ 13,233 68,80 0,25 86,018
yang jauh lebih kecil adalah CO2, NO2, SO2, dan Kerbau
lain-lain. Biogas ini memiliki nilai kalor yang Kuda 0,675 2,43 0,25 3,038
cukup tinggi yaitu pada kisaran 4800~6700 Kambing 16,431 4,93 0,25 6,146
kkal/m3, sedang gas methana murni nilai kalornya Domba
8900 kkal/m3. Babi 6,484 4,53 0,44 9,971
Bahan-bahan yang dapat menghasilkan biogas Itik, 117,654 4,11 0,60 12,330
diantaranya adalah: kotoran hewan, kotoran Ayam
manusia, dan limbah pertanian. Untuk kotoran sapi Manusia 185,000 112,44 0,40 24,880
misalnya memiliki kandungan seperti tabel di Total 339,387 142,389
bawah.
Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi
Tabel 1: Komposisi gas dari kotoran sapi pembentukan biogas:
% 1. Bahan baku
Jenis Gas
Biogas akan terbentuk bila bahan baku berupa
Methana (CH4) 54 - 70 padatan berbentuk bubur halus atau butiran
Karbondioksida (CO2) 27 - 45 kecil
Nitrogen (N2) 0,5 – 3,0 2. Derajat keasaman (pH)
Karbonmonoksida (CO) 0,1 Bakteri anaerob akan giat bekerja pada pH 6,8
Oksigen (O2) 0,1 – 8 bila pH terlalu asam dapat ditambahkan
Hidrogen Sulfida (H2S) Sangat sedikit bahan yang bersifat basa seperti kapur dan
sebaliknya
Sedang potensi energi yang berasal dari kotoran 3. Temperatur
mahluk hidup di Indonesia yang dapat Suhu pembentukan biogas yang baik adalah
menghasilkan biogas dapat dilihat seperti tabel di sekitar 30–55 oC sesuai dengan lingkungan
bawah. yang cocok untuk bakteri.
4. Pengenceran bahan baku
Bahan baku perlu diencerkan dengan air
dengan perbandingan 1:1

292 Beberapa Energi Alternatif yang Terbarukan… (Melvin Emil Simajuntak)


Metode Pembuatan Biogas
Siapkan kotoran sapi dan air dalam jumlah
yang sama di mana volumenya hampir sama
dengan digester.
1. Kedua bahan tersebut dicampur dalam wadah
terpisah agar cepat tercampur rata dapat
dilakukan dengan pengaduk
2. Bila campuran masih tampak agak kental dapat
ditambahkan sedikit lagi air.
3. Masukkan bahan kotoran ke dalam tangki
pencerna dan biarkan selama 1 – 2 minggu.
Gas yang diperoleh pada minggu pertama ini
harus dibuang karena masih bercampur dengan
udara. Gambar 8: Instalasi pembuatan biogas dari
sampah kota.

5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan:
1. Bahan bakar alternatif dapat diperoleh dari
beragam mahluk hidup
2. Sebagai pengganti bahan bakar minyak dapat
dibuat biodiesel dan bioethanol. Sedang
pengganti gas dapat dibuat dari biogas
3. Proses produksi bahan bakar ini tidak
membutuhkan teknologi yang rumit dan
hasilnya lebih ramah terhadap lingkungan.

Saran:
1. Diperlukan usaha yang lebih giat untuk
mensosialisasikan pemakaian energi alternatif
Gambar 7: Instalasi biogas untuk mengurangi ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil.
Keterangan gambar:
2. Perlu dukungan dari semua pihak untuk
1. Saluran masuk kotoran
menggali teknologi dan potensi untuk
2. Digester ( tangki pemroses biogas)
pemanfaatan dan pengembangan energi dari
3. Saluran masuk biogas (satu arah)
alternatif yang terbarukan.
4. Tangki penampung biogas)
5. Sal uran keluar biogas ( satu arah)
6. Katup distribusi gas.
7. Tangki air (pemberi tekanan ke tangki 4) Daftar Pustaka
8. Saluran air B. Rice, W. Korbitz, 1997, Biodiesel Production
9. Saluran keluar kotoran Based on Waste Cooking Oil: Promotion of the
Establishment of an Industry in Ireland, Oak
Park Research Center
Graham Solomon, T. W, 1996., Organic Chemistry,
5. Biogas dari Sampah Kota University of South Florida 6th edition, John
Untuk menghasilkan biogas dari sampah kota
Wiley and Son Inc
pada prinsipnya sama seperti membuat biogas dari
Marek Walisewicz, 2002, Energi Alternatif,
kotoran. Sampah diletakkan dalam suatu lubang
Erlangga
raksasa yang sisi-sisinya kedap udara dan pada
Paimin, Farry B., 1999, Alat Pembuat Biogas dari
beberapa tempat dipasang sistem perpipaan. Pipa–
Drum, Penebar Swadaya
pipa ini memiliki lubang-lubang sebagai jalan
Ponten M. Naibaho, 2000Teknologi Pengolahan
masuk gas yang dihasilkan bakteri kemudian
Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa Sawit
ditempatkan di suatu tempat penampungan
Medan.
kemudian dimanfaatkan. Untuk sampah organik
Rose Ratzer and Max Norris, 2002, Evaluate
dalam jumlah yang sangat besar dapat
Biodiesel made from Waste Fats and Oils,
dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik.
LCMR Work Program, Agriculture Utilization
Research Institute

Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol. 4 No. 1 – April 2005: 287 – 293 293
Widiarto, Ir dan F.X Sudarto C, 2004, Membuat
Biogas, Kanisius
Wiranto Arismunandar, 2002, Penggerak Mula
Motor Bakar Torak, ITB.
Yan Fauzi, Ir, Kelapa Sawit, 2004, edisi revisi,
Penebar Swadaya
www.Biodiesel today.com
www.bppt.go.id
www.dede.gov.th
www.jatropha.org
www.HKTI.org
www.journey to forever/Mike Pelly’s recipe
www.journey to forever/Two Stage biodiesel
process
www.journey to forever/Biodiesel in Hongkong
www.journey to forever/Bubble Washing
www.journey to forever/Make your own Biodiesel
www.journey to forever/Is ethanol energy efficient?
www.Kompas.com

294 Beberapa Energi Alternatif yang Terbarukan… (Melvin Emil Simajuntak)


Lampiran: Tumbuhan Indonesia penghasil minyak lemak
No Nama Tumbuhan Nama Latin Kadar (%-bk) P/NP
1 Akar kepayang Hodgnosia macrocarpa ~ 65 P
2 Alpukat Persea Gratissima 40 - 80 P
3 Bidara Ximenia Americana 49 - 61 NP
4 Bintara Cerbera manghas/odollam 43 - 64 NP
5 Bulungan Gmelina asiatica n/a NP
6 Cerakin/Kratan Croton tiglium 50 - 60 NP
7 Coklat Theobroma cacao 54 - 58 P
8 Gatep pait Samadera indica ~ 35 NP
9 Jagung Zea mays ~ 33 P
10 Jarak kaliki Ricinus communis 45 - 50 NP
11 Jarak pagar Jatropha curcas 40 - 60 NP
12 Kacang Suuk Arachis Hypogea 35 - 55 P
13 Kampis Hernandia peltata n/a NP
14 Kapuk randu Ceiba petandra 24 - 40 NP
15 Karet Hevea brasiliensis 40 - 50 NP
16 Kayu manis Cinnamomun burmanni ~ 30 P
17 Kecipir Psophocarpus tetrag 15 - 20 P
18 Kelapa Cocos nucifera 60 - 70 P
19 Kelor Moringa oleifera 30 - 49 P
20 Kemiri Aleurites moluccana 57 - 69 NP
21 Kemiri Cina Aleurites trisperma n/a NP
22 Kenaf Hibiscus cannabinus 18 - 20 NP
23 Kepah Sterculia foetida 45 - 55 NP
24 Ketiau Madhuca mottyleyana 50 - 57 P
25 Kopi Arab Hibiscus esculentus 16 - 22 NP
26 Kusambi Scleichera trijuga 55 - 70 NP
27 Labu Merah Cucurbitha moschata 35 - 38 P
28 Malapari Ponggapia pinnata 35 - 40 NP
29 Mayangbatu Madhuca cuneata 45 - 55 P
30 n/a Taractogenos kurzii 48 - 55 NP
31 n/a Vernonia anthelmintica ~ 19 NP
32 Nagasari Mesua ferrea 35 - 50 NP
33 Nimba Azadirachta indica 40 - 50 NP
34 Nyamplung Callophyllum inophyllum 45 - 70 NP
35 Padi Oryza sativa ~ 20 P
36 Pepaya Carica papaya 20 - 25 P
37 Pulasan Nephelium mutabile 62 - 72 P
38 Rambutan Nephelium lappaceum 37 - 43 P
39 Randu alas Bombax malabaricum 18 - 26 NP
40 Rosela Hibiscus sabdariffa ~ 17 NP
41 Saga utan Adenanthera pavonina 14 - 28 P
42 Sawit Elais guineensis 45 - 70 P
43 Seminai Madhuca utilis 50 - 57 P
44 Sirsak Annona muricata 20 - 30 NP
45 Siur Xanthophylum lanceatum 35 - 40 P
46 Srikaya Annona squamosa 15 - 20 NP
47 Tangkalak Litsea sebifera ~ 35 P
48 Teng. Terindak Isoptera borneensis 45 - 70 P
49 Tengkawang tungkul Shorea stenoptera 45 - 70 P
50 Wijen Sesamun orientale 45 - 55 P

Sumber: KOMPAS 18 Agustus 2005 hal 13


Ket: n/a = tidak ada bk = berat kering
P = Pangan NP = Non Pangan

Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol. 4 No. 1 – April 2005: 287 – 293 295

Anda mungkin juga menyukai