Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami bisa selesaikan makalah ini mengenai produktifitas dan
peningkatan mutu SDM.
PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ I
KATA PENGANTAR .......................................................................... II
DAFTAR ISI ........................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG .........................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................
1.3, TUJUAN PENULISAN .......................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Sumber Daya Manusia ........................................
2.2.Pengertian dan Ruang linkup manajemen mutu ...................
2.3.Pengertian produktivitas........................................................
2.4. Kualitas Sumber Daya Manusia yang Produktiv .................
2.5. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja ...
2.6. Faktor-Faktor Penentu Produktivitas ...................................
2.7. Manfaat Peningkatan Produktivitas .....................................
2.8.Kaitan manajemen mutu dengan produktivitas ....................
BAB III PENUTUP
3.1.KESIMPULAN .....................................................................
3.2.SARAN .................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak
dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM
juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada
hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Dalam suatu perusahaan tujuan awal adalah meraih keberhasilan yang berdampak
pada kemajuan suatu perusahaan. Salah satu ukuran keberhasilan kinerja individu,
organisasi atau perusahaan terletak pada produktivitasnya. Apabila
produktivitasnya tinggi atau bertambah, maka suatu organisasi atau perusahaan
tersebut bisa dikatakan berhasil. Apabila lebih rendah dari standar atau menurun,
bisa dinyatakan tidak atau kurang berhasil (Wibowo, 2007: 109).
Nawawi dan Martini (1990) mengemukakan bahwa produktivitas kerja tidak dapat
terwujud jika personel hanya dituntut menunaikan kewajiban atau tanggung
jawabnya tanpa memenuhi hak yang seharusnya diterima. Sebaliknya produktivitas
kerja juga tidak akan terwujud, jika personel hanya menuntut haknya tanpa
menjalankan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana seharusnya.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan jika karyawan telah melaksanakan
tugas kewajiban dan tanggung jawabnya maka selayaknyalah kepentingan
pribadinya sebagai tenaga kerja dan secara manusiawi mendapat pelayanan yang
baik dan lancar, kondisi ini memungkinkan timbulnya kepuasan kerja yang
berpengaruh kepada dedikasi, loyalitas moral, dan semangat kerja yang tinggi akan
membentuk disiplin kerja yang tinggi pula dan hal ini tercermin dalam kesediaan
dan kesungguhan karyawan menunaikan pekerjaannya yang akan bermuara pada
peningkatan produktivitas kerja. Produktivitas kerja juga mengandung pengertian
sebagai suatu perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta karyawan
persatuan waktu. Peran serta karyawan dapat tercermin melalui keterlibatannya,
kecakapannya dan kemampuannya dalam melaksanakan pekerjaan untuk tujuan
yang telah ditetapkan.
Meningkatkan produktivitas adalah penting sekali, karena dengan demikian
kesejahteraan dapat ditingkatkan sampai pada tingkat penggunaan faktor-faktor
produksi yang jumlahnya sama. Namun demikian meningkatkan produktivitas
tidak akan dapat tercapai secara langsung, melainkan hanya bisa dicapai melalui
perubahan perilaku faktor-faktor produksinya.
Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.
SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada
hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.
Pengertian SDM dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengertian mikro dan makro.
Pengertian SDM secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota
suatu perusahaan atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh,
karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain sebagainya. Sedangkang pengertian SDM
secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan
kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja.
Secara garis besar, pengertian Sumber Daya Manusia adalah individu yang bekerja
sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan
berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan
kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk.
Hansen dan Mowen (1997) menjelaskan bahwa mutu ialah kepuasan pelanggan
dalam delapan dimensi :
Untuk memberikan yang terbaik dari produk/jasa maka harus didukung oleh
faktor pengendalian mutu secara terpadu, seperti kepemimpinan manajemen,
kepemimpinan proses/produk, keunggulan sumber daya manusia (SDM) dan
orientasi kepada konsumen.
2) Melakukan dengan benar pada saat pertama kali dan pada setiap saat (do it
right at the first and every time)
7) Bench marking
Produktivitas tenaga kerja adalah pencerminan dari mutu tenaga kerja jika hal-hal
lain dianggap tetap sama. Menurutnya, perubahan (peningkatan) produktivitas
kerja dapat terjadi karena pengaruh beberapa hal yaitu: (Kasnawi,2006)
1. Sumber daya alam yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar atau mutu
yang lebih baik.
2. Sumber daya modal fisik tersedia dalam jumlah yang lebih banyak atau mutu
yang lebih baik
Peranan sumber daya alam dalam dalam peningkatan produktivitas baik dilihat dari
jumlah maupun mutunya memang sangat penting. Namun kenyataan
memperlihatkan bahwa faktor peranan tersebut tidak selalu sama di setiap Negara.
Sebagai ilustrasi, Singapura adalah sebuah negara kecil yang memiliki sumber
daya alam yang sangat minim, namun dikenal sebagai negara yang telah berhasil
memperlihatkan bahwa keterbatasan sumber daya alam bukan penghalang untuk
meningkatkan produktivitasnya.
Unsur tenaga kerja itu sendiri, termasuk metode kerjanya, kesehatannya, tingkat
pendidikannya, kebiasaannya, dan pemahaman terhadap pelaksanaan kegiatan
usahanya, kompensasi kerja (upah dan gaji) dan lain sebagainya yang bersumber
dari diri tenaga kerjanya.
3. Produktivitas tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar
lingkungan perusahaan.
2.6. Faktor-Faktor Penentu Produktivitas
Ada banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas, baik yang berhubungan
dengan tenaga kerja maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan
dan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Menurut Balai Pengembangan
Produktivitas Daerah dalam buku Sedarmayanti (2001), adalah sebagai berikut:
3. Hubungan antara kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha
bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan
produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (quality control circles) dan
panitia mengenai keja unggul.
5. Efisiensi tenaga kerja, seperti: perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas.
Sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistyani dan Rosidah (2003), adalah sebagai
berikut:
· Knowledge
· Skills
· Abilities
· Attitude
Adapun penjelasan dari kutipan di atas yaitu sebagai berikut:
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh
seorang pegawai. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk
kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.
Menurut Anoraga dan Suyati (1995: 71-73) ada banyak faktor yang
mempengaruhi produktivitas, antara lain:
1) Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan
mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Karena dengan bekal pendidikan,
maka orang akan lebih mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru dalam
suatu sistem kerja.
2) Motivasi
Pimpinan harus perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari setiap
karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan dapat membimbing
dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.
3) Disiplin Kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senan tiasa
berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang telah
ditentukan. Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain dengan
bekerja menghargai waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif
terhadap produktivitas kerja karyawan.
4) Keterampilan
Sikap seseorang atau sekelompok orang dalam membina hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok
yang lain sehingga tercipta hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara
perilaku dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang
dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan
karyawan, dan semua ini akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja.
7) Tingkat Penghasilan
8) Lingkungan Kerja
9) Teknologi
Dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan
canggih, yang bisa mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia
dalam melaksanakan kerjanya.
12) Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan
baik pula. Sehingga produktivitas kerja karyawan tercapai.
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, dengan
diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan produtivitas
kerjanya.
2.7. Manfaat Peningkatan Produktivitas
Peningkatan produktivitas merupakan sesuatu yang diharapkan oleh perusahaan
karena peningkatan produktivitas adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai
perusahaan. Menurut Sedarmayanti (2001), manfaat peningkatan produktivitas
bagi karyawan dan bagi perusahaan diantaranya:
Siklus PDCA
Act plan
Check do
2. Input yang disediakan dan digunakan dalam proses bisnis lebih mudah
direncanakan
a. Input meliputi : bahan baku, tenaga kerja, alat kerja, metode kerja, modal
kerja, informasi, dan kepemimpinan
c. Output yaitu barang dan jasa maksimum atau tertentu yang dapat dihasilkan
Perusahaan
Mutu produktivitas
nilai perusahaan
BAB III
PENUTUP
Sebagai penutup dari makalah ini, penulis memberikan beberapa kesimpulan dan
saran.
3.1.Kesimpulan
1. SDM merupakan sumber daya yang benar-benar dapat dijadikan sebagai strategi
yang handal dalam mencari strategi yang tepat, yaitu strategi yang unik untuk
memenangkan persaingan. Untuk itu pengelola SDM dalam sebuah perusahaan
menjadi sangat penting sehingga harus mendapatkan prioritas utama, jika
perusahaan itu ingin maju dan menjadi pemenang dalam pentas bisnis.
3.2.Saran
1. Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri dari orang-
orang, hendanya seorang manejer dalam meningkatkan SDM tidak membedakan ,
semua karyawan harus di berikan pelatihan
2. Seorang Manajer melakukan riset lanjutan terhadap faktor sosial dan ditindak
lanjuti agar mereka merasa senang bekerja, puas dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA