PENDAHULUAN
1
2
kulit. Pada pembuluh darah dapat menyebabkan penebalan oleh plag dan pada
ginjal dapat menimbulkan nekrosis tubulus ginjal (Purwanto, 2012).
Limbah cair yang dihasilkan dalam proses elektroplating dialirkan ke
dalam kolam pengolahan limbah. Berdasarkan hasil analisis pada air sampel
limbah industri tersebut yang dilakukan pada Maret 2013 di laboratorium kimia
instrument Unit Pelatihan Terpadu Riau Elektroplating didapatkan kadar
parameter kualitas air limbah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Analisa Sampel Air Limbah Industri Pelapisan Logam
Hasil Pengujian
Parameter Satuan
Kolam 1 Kolam 2 Kolam 3 Kolam 4
TSS mg/L 52,7 52,7 52,6 53
pH gr/L 4,54 4,64 4,66 4,8
o
Suhu C 27,3 27,3 27,5 29
Sumber : UPT. Riau Elektroplating Pekanbaru (2013)
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 tersebut dapat dilihat bahwa kandungan
suhu masih layak bagi kehidupan organisme yaitu 27oC-32oC. Namun, kadar TSS
dan pH pada masing-masing kolam berada diluar ambang batas yang diizinkan,
jika dibandingkan dengan peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014, kandungan maksimum parameter limbah Industri
pelapisan logam masing-masing ditunjukkan pada tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2 Baku Mutu Air Limbah bagi Industri Pelapisan Logam
Kadar Paling Tinggi Pelapisan
Parameter
Logam (mg/L)
TSS 20
Cu 0,5
Zn 1
Cr 0,5
Cd 0,05
Pb 0,1
Ni 1
CN 0,2
Ag 0,5
pH 6–9
Kuantitas Air Limbah
20 L per m3 Produk Pelapisan Logam
Paling tinggi
Sumber: Permen LH No.5 Tahun (2014)
3
dan ketebalan 3 mm serta jarak antar lempengan yaitu 1 cm. Variasi yang
digunakan terletak pada besarnya tegangan yang digunakan yaitu (10,15, 20 v)
dan waktu kontaknya yaitu (30, 45, 60 menit). Dari hasil analisa didapatkan
tingkat efesiensi terletak pada tegangan 20 v dan waktu kontak selama 60 menit
dengan persentase penghilangan kadar TSS sebesar 99,11% dan didapat
konsentrasi sebesar 11 mg/L.
Ngatin dkk (2010) melakukan penelitian pengaruh pasangan elektroda
terhadap proses elektrokoagulasi pada pengolahan air buangan industri tekstil.
Elektrokoagulasi dilakukan dengan variasi kuat arus dan waktu proses. Untuk
variasi kuat arus yaitu 0,25 A; 0,5 A; 0,75 A; dan 1,0 A. Untuk variasi waktu
proses yaitu 5 menit, 15 menit, 25 menit, 35 menit, dan 45 menit. Hasil terbaik
diperoleh pada pasangan elektroda stainless steel dengan kuat arus 1 A dan waktu
proses 45 menit, diperoleh efisiensi penurunan COD sebesar 93% dan efisiensi
penurunan turbiditas sebesar 86%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, diketahui
bahwa kuat arus, waktu proses dan laju alir merupakan variabel yang menentukan
hasil elektrokoagulasi. Atas dasar tersebut maka pada kesempatan ini penulis akan
melakukan penelitian pengolahan limbah cair industri pelapisan logam secara
elektrokoagulasi secara kontinu dengan variabel tetap yaitu volume sampel 5 liter,
panjang elektroda 2 meter, jarak elektroda 0,5 inchi dan tegangan 12 V.
Sedangkan variabel berubah nya yaitu laju alir 0,78 ; 1,32 ; dan 2,78 L/menit dan
kuat arus 1,2 ; 1,6 ; dan 2 A. Penelitian ini diharapkan dapat menurunkan kadar
TSS dan kandungan logam nya serta menetralkan pH limbah cair industri
pelapisan logam sehingga sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditetapkan
pada Permen LH No.5 Tahun 2014.