Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut.
Gesekan-gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat
cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan
suatu zat cair. Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa dalam viskositas untuk
laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan tersebut tergeser
berbanding lurus dengan viskositas.
Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai
fluida relatif terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan-alasan yang diperlukannya
usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu
alasan mengapa dayung bisa bekerja. Efek viskos merupakan hasil yang penting
dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung
melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya. Diantara salah satu sifat
zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda-
beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan
sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas
mesin. Telah diketahui bahwa suatu pelumas yang dibutuhkan adalah tiap-tiap mesin
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda (Anggraini, W., et al (2014)..
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan
antara permukaan padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita
memasukkan sebuah bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula
turun dengan cepat kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair.
Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga
mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu
kemampuan yang dimiliki suatu zat cair. Sehingga kecepatan bola itu berubah,
hambatan-hambatan dinamakan kekentalan, sedangkan densitas adalah massa jenis
yang diukur menggunakan picnometer(Anggraini, W., et al 2014).

1|Page Viskositas Fluida


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Instruksi Umum ( TIU )


1. Mahasiswa dapat memahami konsep fisika / mekanika mengenai
kekentalan (viskositas).
2. Mahasiswa dapat memahami bahwa gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida adalah disebabkan oleh kekentalan
fluida tersebut.

1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus ( TIK )


1. Mahasiswa dapat menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes, gaya
apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Mahasiswa dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida tersebut.
3. Mahasiswa dapat menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh.
4. Mahasiswa dapat menentukan Viskositas Fluida.

2|Page Viskositas Fluida


PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar


2.1.1 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kemampuan fluida melawan
deformasi akibat tegangan geser. Dengan demikian viskositas
memberikan gambaran kemampuan fluida dapat mengalir, sehingga
sering digunakan istilah “kekentalan” fluida.Dalam kajian fluida
dikenal dua jenis viskositas yaitu viskositas dinamik (viskositas
absolut) dan viskositas kinematik (Harinaldi, 2014)
Viskositas dinamik, dilambangkan dengan huruf Yunani 𝜇 (mu).
Jika didefinisikan menurut relasi tegangan geser dengan laju regangan
geser pada fluida Newtonian, viskositas dinamik adalah rasio dari
tegangan geser terhadap laju regangan geser :

𝜏
𝜇= …….……………………………………..…….(2.1.1)
𝑑u/dy

𝑑u
Dimana: 𝜏 = Tegangan geser (N/m2), = Laju regangan geser (1/s)
𝑑𝑦

Dengan demikian dalam sistem SI satuan untuk viskositas dinamik


adalah Ns/m2 atau Pas. Sedangkan viskositas kinematik, dilambangkan
dengan huruf Yunani ϑ (nu) merupakan rasio atara viskositas dinamik
dengan kerapatan fluida:

µ
ϑ = …………………………………………………….….(2.1.2)
𝜌

Dimana : ϑ = Viskositas Kinematik, ρ = Kerapatan fluida, µ =


Viskositas Dinamik
Oleh karena itu, dalam sistem SI satuan viskositas kinematik
adalah m2/s. Viskositas merupakan sifat fluida yang dipengaruhi oleh
temperaturnya. Pada fluida yang berfasa cair umumnya viskositas akan
3|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
berkurang dengan peningkatan temperatur, sementara pada fluida
berfasa gas berlaku sebaliknya, viskositas akan bertambah dengan
peningkatan temperatur. Perbedaan sifat ini dapat dijelaskan dengan
perbedaan mekanisme molekuler yang terkait dengan viskositas pada
cairan dan gas (Kironoto, et al,2016).
Pada zat cair viskositas dikaitkan dengan mekanisme gaya
intermolekuler (gaya kohesi) yang akan melemah dengan semakin
renggangnya jarak antar molekul akibat pemuaian yang terjadi pada
peningkatan temperatur. Sedangkan pada gas viskositas dikaitkan
dengan mekanisme perpindahan molekul antar lapisan fluida yang
semakin intensif akibat pertambahan energi dari meningkatnya
temperatur fluida.
1. Fluida Newtonian
Sebagaimana disampaikan sebelumnya, tegangan geser, t, pada
suatu fluida berbanding lurus dengan laju regangan gesernya,
du/dy, dengan suatu konstanta proporsionalitas, m. Persamaan 5.2.1
tersebut dikenal sebagai hukum pertama Newton tentang viskositas
(Kironoto, et al,2016).
Walaupun pada dasarnya sudah direkomendasikan untuk selalu
menggunakan satuan system, SI, tetapi dalam praktiknya,
viskositas absolut atau dinamik masih sering dinyatakan dalam
system satuan system satuan yang lain, misalnya dengan Sistem
Metrik CGS (centimeter-gram-second), satuan viskositas adalah
poise.Dengan viskositas antara fluida yang satu dengan fluida
lainnya mempunyai variasi yang sangat besar. Viskositas hanya
sedikit bergantung pada tekanan dan biasanya pengaruh tekanan
tersebut diabaikan.
2. Fluida Non - Newtonian
Fluida yang tegangan gesernya tidak berbanding lurus dengan
laju regangan (atau laju deformasi angular) atau dengan hukum
pertama Newton tidak berlaku disebut dengan fluida non-
Newtonian. Fluida non-Newtonian sebenarnya banyak dijumpai
4|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
dalam kehidupan sehari – hari, seperti fluida yang berupa
campuran air dengan tepung jagung (Kironoto, et al,2016).
Analogi dengan persamaan hokum pertama Newton untuk
fluida Newtonian, tegangan geserpada fluida non-Newtonian juga
dapat dikorelasikan dengan laju regangan gesernya, dalam bentuk
persamaan umum sebagai berikut.

du
.……………..…………………………………………….......(2.1.3)
𝜏= 𝑘.
dy

𝑑u
Dimana : 𝜏 = Tegangan, K = Indeks Konsistensi, = Laju
𝑑𝑦
regangan

Dengan eksponen, n, dalam persamaan di atas merupakan


indeks perilaku fluida, dan koefisien k adalah indeks konsistensi.
Persamaan ini akan menjadi persamaan hukum pertama Newton
untuk n = 1 dan k = m. Untuk memastikan bahwa t mempunyai
tanda yang sama dengan du/dy, persamaan di atas dapat ditulis
kembali sebagai berikut (Budianto dan Anwar, 2012).

…………..……………
du du
𝑘 | |n-1
𝜏 =.......................................................................................(.2.1.4)
dy dy

Atau

……
du
𝜏 = µap | |
..…………..…...…..................................................................(2.1.5)
dy

𝑑u
Dimana : 𝜏 = Tegangan geser, k = Indeks Konsistensi,
𝑑𝑦
=
Laju regangan, n = Indeks perilaku fluida

Dengan 𝑘|(d u )/(d y)|n-1 didefiniskan sebagai viskositas


nyata (apparent viscosity). Kemiringan dari grafik geser, t, laju
5|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
regangan geser, du/dy, ini dapat dilihat dari persamaan diatas dapat
didefinisikan sebagai viskositas nyata (apparent viscosity), map.
3. Bola Jatuh
Pengukuran viskositas dengan metode ini didasarkan pada
hukum stokes yaitu dengan prinsip mengukur kecepatan jatuhnya
butiran bola di dalam tabung kaca vertikal yang berisi fluida yang
akan diukur ini viskositasnya termasuk dalam kelompok
viskometer jenis ini adalah viskometer hoeppler . Sebuah bola
yang sudah diketahui ukuran dan rapat massanya dimasukkan ke
tabung berisi zat cair (Budianto dan Anwar, 2012)
Setelah mencapai kecepatan konstan,selanjutnya diukur
kecepatan turunnya butiran bola¾di definisikan sebagai kecepatan
endap(settling velocity) atau kecepatan terminal (terminal velocity)
dengan cara mengukur waktu yang di butuhkan oleh butiran bola
untuk menempuh suatu jarak tertentu di dalam tabung (melewati
dua tanda pada tabung).
Penandaaan secara elektronik perlu dilakukan untuk zat cair
yang tidak tembus pandang. Dengan mengetahui kecepatan,ukuran
dan rapat massa butiran bola,serta rapat massa zat cair,viskositas
zat cair dapat ditentukan.
Satu set bola atau kelereng dengan diameter yang bervariasi
biasanya digunakan dalam percobaan ini untuk dapat meningkat
ketelitian hasil pengukuran atau menentukn nilai viskositas
fluidanya.
Persamaan gaya seret (drag force)yang bekerja pada bola
dengan angka reynolds kecil (Re=vsd/n£ 0.1) dapat dirumuskan
sebagai berikut :

F = 3𝜋dµvs
………………………………………......................................(2.1.6)

Dimana : FD = gaya seret, d = diameter bola m = viskositas

fluid, vs = kecepatan endap butiran bola


6|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya seret ini diseimbangkan oleh gaya berat butiran bola di
dalam fluida,yaitu gaya berat butiran bola di udara dikurangi
dengan gaya apung (buoyan force) yang dapat dirumuskan sebagai
:
1 3
FW= 𝜋d (γb-γf)
…………….............................................................................(2.1.7)
6

Dimana : Fw = gaya apung, d = diameter bola, yf = rapat massa


zat cair, yb = rapat massa butiran bola

Gambar 2.1 (a) Falling sphere viscometer, (b) Kesetimbangan


gayaseret dan gaya berat didalam zat cair

Pada kondisi seimbang,yaitu kondisi gaya seret sama dengan


gaya berat butiran di dalam zat cair,partikel akan bergerak dengan
kecepatan endap konstan,vs.Dengan menyamakan kedua persamaan
tersebut di atas (gambar)viskositas zat cair,m,dapat di hitung
dengan persamaan :
4. Hukum Stokes
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous
(Soedojo, 1986).Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi
7|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi lunak dan dapat
mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
dibagian dalam suatu fluida (Soebyakto, dkk, 2016).
Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida
kental, misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang
airnya cukup dalam, nampak mula-mula kelereng bergerak
dipercepat.Tetapi beberapa saat setelah menempuh jarak cukup
jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan konstan
(bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat
dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada
kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang
disebabkan oleh kekentalan fluida.
Khusus untuk benda berbentuk bola, gaya gesekan fluida
secara empiris.

Fs = 6πηrv
........................................................................................(2.1.8)

Dimana : η = koefisien kekentalan, r = jari-jari bola kelereng, v =


kecepatan relatif bola terhadap fluida
Persamaan (2.1.8) pertama kali dijabarkan oleh Sir George
Stokes tahun 1845, sehingga disebut Hukum Stokes.
Dalam pemakaian eksperimen harus diperhitungkan beberapa
syarat antara lain :
1. Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola.
2. Tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida.
3. Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih
bersifat laminer.
Sebuah bola padat memiliki rapat massaρb dan berjari-jari r
dijatuhkan tanpa kecepatan awal ke dalam fluida kental memiliki
rapat massa ρf, di mana ρb >ρf. Telah diketahui bahwa bola mula-
mula mendapat percepatan gravitasi, namun beberapa saat setelah
bergerak cukup jauh bola akan bergerak dengan kecepatan konstan.
8|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Kecepatan yang tetap ini disebut kecepatan akhir vT atau kecepatan
terminal yaitu pada saat gaya berat bola sama dengan gaya apung
ditambah gaya gesekan fluida.

Gambar 2.2 Gaya yang Bekerja Pada Saat Bola Dengan Kecepatan
Tetap.
Dimana : FA = gaya Archimedes, FS = gaya Stokes, W = gaya
berat kelereng
2.1.2 Fluida

Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan
gas adalah fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antar
dua partikel didalam fluida tidaklah tetap.
Mekanika zat padat adalah mekanika benda tegar.Seringkali kita
harus memasukkan sifat elastisitas zat padat jika sistem yang kita
bahas tidak dapat di anggap sebagai benda tegar sejati.Molekul-
molekul di dalam fluida mempunyai kebebasan lebih besar untuk
bergerak sendiri-sendir (Soebyakto, dkk, 2016).
Dalam zat cair gaya interaksi antara molekul-molekul, yaitu
yang di sebut gaya kohesi, masih cukup besar, karena jarak antar
molekul tidaklah terlalu besar. Akibatnya zat cair masih tampak
sebagai kesatuan, kita masih dapat melihat batas-batas zat cair. Di
samping itu zat cair tidak mudah untuik di mampatkan.
9|Page Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat
1. Tabung gelas besar
2. Bola-bola kecil
3. Aerometer / Hidrometer
4. Jangka sorong
5. Mikrometer sekrup
6. Thermometer
7. Rol meter
8. Stopwach
9. Neraca Analitis (timbangan)
10. Gelas Ukur

3.2 Prosedur Kerja

1. Timbang dan ukurlah diameter tiap-tiap bola, dilakukan beberapa kali sesuai
petunjuk Asisten.
2. Ukurlah diameter dalam tabung gelas.
3. Tentukan suatu jarak L pada tabung.
4. Catat suhu fluida sebelum dan sesudah melakukan pengamatan.
5. Ukurlah massa jenis fluida sebelum dan sesudah percobaan, gunakan
hydrometer, jika tidak, timbang fluida dengan volume tertentu (gunakan gelas
ukur dan Neraca analitik digital).
6. Jatuhkan bola tepat di permukaan fluida, amati waktu yang dibutuhkan umtuk
sampai batas jarak yang ditentukan, lakukan beberapa kali sesuai petunjuk
Asisten.
7. Ulangi bebrapa kali prosedur (6) sesuai petunjuk Asisten, lakukan pula untuk
bola yang lain.

10 | P a g e Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV
TUGAS PENDAHULUAN
4.1 Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan viskositas, fluida, dan viskositas fluida
secara terminologi dan etimologi
2. Jelaskan faktor-faktor yang berpengaruh pada viskositas fluida !
3. Jelaskan perbedaan fluida statis dan fluida dinamis
4. Tuliskan bunyi hukum Archimedes beserta dengan persamaan dan
gambarnya
5. Tuliskan penurunan dari rumus viskositas fluida serta tuliskan satuan-
satuannya
6. Sebuah bola dengan massa jenis 7.5 gr/cm3 dan diameter 1,2 cm jatuh kedalam
cairan pelumas yang memiliki massa jenis 5.5 gr/cm3. Jika kecepatan terminal bola
adalah 0.2 m/s dan g = 9.81 m/s2, tentukan koefisien viskositas fluida tersebut!
7. Jelaskan penerapan viskositas fluida di jurusan anda!

4.2 Jawaban

1. Pengertian viskositas secara etimologi : kekentalan sebuah zat cair,


sedangkan secara terminologi viskositas : sifat kekentalan suatu fluida yang
mempengaruhi daya tahan terhadap suatu gaya geser.
Pengertian fluida secara etimologi : mengalir, sedangkan secara terminologi
fluida : sebuah zat yang berdeformasi terus menerus selama dipengaruhi
tegangan geser seberapapun besarnya.
Pengertian viskositas fluida adalah : daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh pada viskositas fluida :
A.Tekanan, Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.
B. Temperatur, Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-
11 | P a g e Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.
Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan
temperatur.
C. Kehadiran zat lain, Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air.
Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air.
Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan
viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin
encer, waktu alirnya semakin cepat.
D. Ukuran dan berat molekul, Viskositas naik dengan naiknya berat
molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju
alirannya lambat dan kekentalannya tinggi seta laju aliran lambat
sehingga viskositas juga tinggi.
E. Berat molekul, Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak.
F. Kekuatan antar molekul, Viskositas air naik denghan adanya ikatan
hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik
pada keadaan yang sama.
3. Fluida Statis merupakan fluida yang berada pada fase diam atau fluida
dalam keadaan bergerak namun tidak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa pula dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak
mempunyai gaya geser. Sedangkan Fluida Dinamis merupakan fluida yang
bergerak. Fluida ini dianggap memiliki kecepatan yang konstan terhadap
waktu (steady), tidak mengalami perubahan volume, tidak kental, dan tidak
pula mengalami putaran (turbulen).
4. Hukum Archimedes yang telah dikemukakan oleh Archimedes (287 – 212
SM) bahwa : Suatu benda yang dicelupkan sebagaian atau seluruhnya ke
dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan
berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Persamaan :

Fa = ρ . g . V
...............................................................................................(2.1.9)

12 | P a g e Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Dimana : Fa : gaya Archimedes (N), ρ : massa jenis zat cair (kg/m3), g
percepatan gravitasi bumi (10 m/s2), V : volume benda yang
tercelup (m3 / cm3)

Gambar : Benda Terapung, Melayang, dan Tenggelam

Gambar 2.3 hukum Archimedes


5. Penurunan rumus viskositas fluida :
Persamaan :
η = [2.r².g (ρ' - ρ)] / [9.ν]
...........................................................................(2.1.10)

Dimana :
η = koefisien viskositas (N.s/m²)
r = jari-jari bola (m)
g = percepatan gravitasi (m/s²)
ν = kecepatan terminal bola
ρ' = massa jenis bola (kg/m³)
ρ = massa jenis fluida (kg/m³)
6. Diketahui :
Diameter bola : 1,2 cm = jari – jari bola = ½ . diameter bola = ½ . 1,2 = 0,6
cm
Massa jenis bola (ρ’) : 7.5 gr/cm3
Massa jenis fluida (ρ) : 5.5 gr/cm3
v terminal bola : 0.2 m/s
g : 9,81 m/s2
Ditanya : koefisien viskositas fluida (η) ?
Jawab :
η = [2.r².g (ρ' - ρ)] / [9.ν]
13 | P a g e Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
η = [2.0,62 cm . 9,81 m/s2 ( 7.5 gr/cm3 – 5.5 gr/cm3) / [9. 0.2 m/s]
η = 0,313 N.s/m2
7. Semua fluida terutama cairan atau larutan punya viskositasnya sendiri, dan
seorang teknik kimia memang harus mengetahui hal tersebut, gar
kedepannya segal hal yang dikerjakan terutama pada bidang industry dapat
kita ketahui dan pahami dengan baik bagaimana sifat viskositas pada fluida
yng digunakan dalam segala proses.

14 | P a g e Viskositas Fluida
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, W., et al (2014). Viskositas Cairan. Kimia Fisika II, 1–11.


Budianto, Anwar. 2012, “Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan
Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes”. Sekolah Tinggi Teknologi
Nuklir. ISSN 1978-0176
Harinaldi, dan Budiarso. 2015. “Sistem Fluida”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kironoto, Bambang, Agus. 2016. “Statika Fluida”. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Soebyakto, dkk, 2016, “Nilai Koefisien Viskositas Diukur Dengan Metode Bola
Jatuh Dalam Fluida Viskos”.Universitas panacasakti Tegal. Volume 13 No. 2

15 | P a g e Viskositas Fluida

Anda mungkin juga menyukai