Anda di halaman 1dari 6

RISIKO BUNUH DIRI DAN EFEK SAMPING ANTIPSIKOTIK PADA

SKIZOFRENIA: SEBUAH STUDI KASUS-KONTROL

Tujuan: Penelitian ini mengeksplorasi risiko bunuh diri pada skizofrenia sehubungan
dengan efek samping dari penggunaan obat antipsikotik.
Metode: Pasien dengan diagnosis skizofrenia atau kelainan schizoafektif di
Stockholm periode tahun 1984 dan 2000 (n = 4000), mereka yang meninggal karena
bunuh diri dalam waktu 5 tahun sejak diagnosis ditetapkan sebagai kasus (n = 84;
54% laki-laki). Untuk setiap kasus, satu kontrol secara individu diidentifikasi dari
populasi yang sama. Informasi tentang efek samping antipsikotik, termasuk gejala
ekstrapiramidal (EPS) dan akathisia, serta resep obat antikolinergik, diambil dari
catatan klinis secara buta. Rasio odds yang disesuaikan (Adjusted odds ratios/aOR)
dengan interval kepercayaan (Confidence Interval/CI) 95% dari hubungan antara
bunuh diri dan efek samping serta obat antikolinergik diestimasi menggunakan
regresi logistik bersyarat.
Hasil: Risiko bunuh diri yang lebih rendah ditemukan pada pasien dengan riwayat
EPS (aOR  0,33 dan 95% CI 0,12-0,94). Tidak ada hubungan yang signifikan
secara statistik antara akathisia atau penggunaan obat antikolinergik dan risiko bunuh
diri.
Kesimpulan: Risiko bunuh diri yang lebih rendah yang teridentifikasi antara pasien
EPS mencerminkan terdapat potensi kepatuhan antipsikotik yang lebih tinggi,
paparan dosis yang lebih tinggi, atau polifarmasi di antara pasien ini.

PENDAHULUAN
Pengobatan dengan obat antipsikotik pada skizofrenia diketahui berhubungan
dengan risiko efek samping berkembangnya kelainan gerakan yaitu efek samping
akut berupa gejala ekstrapiramidal (EPS) dan efek samping kronis lanjutan berupa
tardive dyskinesia (Glazer, 2000).Efek samping EPS akut mencakup berbagai
sindrom motorik abnormal meliputi distonia akut dan parkinsonisme. Parkinsonisme
ditandai dengan bradikinesia, rigiditas, dan tremor (Hansen et al., 2004). Akathisia
kadang termasuk dalam kategori EPS, akan tetapi mungkin disebabkan mekanisme
patofisiologi yang berbeda (Bratti et al., 2007; Pompilietal., 2008). Akathisia
bermanifestasi sebagai sindrom kegelisahan, yang terbatas pada sensasi subyektif
tetapi juga dapat mencakup tanda-tanda motorik objektif seperti mondar-mandir dan
mengangkat kaki seolah berbaris di tempat (Casey, 1991).
Walaupun risiko bunuh diri yang lebih tinggi pada skizofrenia telah diketahui
secara jelas, namun hubungan potensial dengan efek samping antipsikotik tidak
sepenuhnya dipahami. Dalam meta-analisis faktor risiko bunuh diri (Hawtonetal.,
2005), penelitian yang memenuhi kriteria inklusi tidak memberikan data tentang
akathisia, dan gejala parkinson tidak dipertimbangkan.
Kami melakukan studi case-control berbasis populasi pasien dengan
skizofrenia dan meninjau catatan klinis mereka untuk riwayat EPS dan akathisia.
Tujuan kami adalah untuk mempelajari risiko bunuh diri dalam kaitannya dengan
gejala yang diketahui terjadi sebagai efek samping dari obat antipsikotik. Karena obat
antikolinergik dapat digunakan untuk melawan EPS, kami juga menilai hubungan
antara peresepan obat tersebut dan risiko bunuh diri.

METODE
Dengan menggunakan register berbasis populasi, kami mengidentifikasi 4000
pasien yang dipulangkan untuk pertama kalinya pada usia 18-64 tahun dengan
diagnosis skizofrenia atau gangguan skizoafektif (diagnosis diagnosis; ICD-8 dan
kode I95-9 kode295, kode ICD-10 F20 dan F25) di Stockholm County antara Juni
1984 dan Desember 2000. Pasien-pasien ini dihubungkan dengan Daftar Penyebab
Kematian untuk mengidentifikasi kasus-kasus pasien yang meninggal karena bunuh
diri dalam waktu 5 tahun setelah diagnosis ditegakkan (ICD-8 dan ICD-9 kode E950-
E959, ICD-10 kode X60 – X84). Pasien-pasien ini didefinisikan sebagai kasus (n =
84; 54% laki-laki) dan secara individual dicocokkan dengan kontrol dari populasi
penelitian yang sama. Kriteria yang cocok adalah tanggal (± 1 tahun) dan usia (± 5
tahun) saat didiagnosis. Setiap kontrol yang cocok harus hidup pada saat kematian
kasus. Rincian lebih lanjut tentang daftar sused dan karakteristik mereka telah
dijelaskan sebelumnya (Reutforsetal., 2009).
Paparan
Register pasien memberikan data tentang rawat inap subjek penelitian dan
diagnosis utama saat pulang. Kami juga mengambil informasi dari catatan klinis
kasus dan kontrol mengenai informasi demografi dan sosial ekonomi, gejala efek
antipsikotik, dan resep obat antikolinergik. Pengambilan data mencakup periode
waktu dimana catatan klinis masih tersedia. Untuk memastikan ekstraksi data yang
disamarkan (blinded) dari catatan klinis dan membuat jangka waktu tindak lanjut
setara untuk setiap pasangan yang cocok, seorang asisten menghapus informasi
tertulis mengenai kasus bunuh diri dan memotong catatan kontrol pada waktu yang
sesuai dengan kematian kasus.
Dari 84 kasus dan 84 kontrol,masing-masing 83 dari tiap kelompok, memiliki
riwayat diresepkan antipsikotik, dan 12 subjek kasus dan 20 subjek control, memiliki
riwayat mendapatkan resep antipsikotik generasi kedua (clozapine, olanzapine,
risperidone, atau ziprasidone. Dari data tersebut didapatkan enam kasus dan delapan
kontrol telah diresepkan clozapine. Gejala berikut yang termasuk dalam kategori EPS
yaitu kekakuan otot, tremor, bradikinesia, reaksi distonik akut, dan diskinesia.
Sedangkan Akathisia dipelajari secara terpisah. Agen antikolinergik diasumsikan
telah diresepkan untuk melawan EPS. Obat antikolinergik berikut telah diresepkan
dan dimasukkan dalam analisis yaitu biperiden, emepronium hyoscyamine,
methylscopolamine, metixene, orphenadrine, scopolamine, dan trihexyphenidyl.
Analisis Statistik
Odds rasio (OR) dan interval kepercayaan 95% (CI) untuk risiko bunuh diri
terkait dengan efek samping dan resep obat antikolinergik diperkirakan dengan
menggunakan regresi logistik bersyarat. Kami pertama-tama menentukan estimasi
dalam model univariat dan kemudian disesuaikan dengan faktor pembaur potensial
usia saat onset, pencapaian pendidikan, dan jenis kelamin (Reutforsetal., 2013).
Semua analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik SAS (versi
9.1, SAS Institute, Cary, NC, USA).
Etik Penelitian
Penelitian ini telah disetujui oleh komite etik di Institut Karolinska (Dnr: 01-
37).

HASIL
Latar belakang informasi dari 84 kasus bunuh diri dan 84 kontrol disajikan
dalam Tabel 1.Tabel 2 menunjukkan risiko bunuh diri yang terkait dengan efek
samping obat antipsikotik dan obat antikolinergik yang diresepkan. Risiko bunuh diri
secara signifikan lebih rendah pada pasien dengan riwayat EPS (OR0.33,95%
disesuaikan) CI0.12-0.94). Penggunaan obat antikolinergik juga dikaitkan dengan
risiko bunuh diri yang lebih rendah. Sejarah akathisia dikaitkan dengan risiko bunuh
diri yang lebih tinggi secara signifikan.

Tabel 1. Data Deskriptif Pasien dengan Diagnosis Skizofrenia atau Gangguan


Skizoafektif yang Meninggal karena Bunuh Diri (kasus, n=84 dan kontrol n=84)

Kasus Bunuh Diri Kontrol


n (%) n (%)

Diagnosis
- Skizofreniaa 73 (87) 69 (82)
- Gangguan 11 (13) 15 (18)
Skizoafektifb
Usia saat diagnosis (tahun)
- 18-34 52 (62) 54 (64)
- 35-44 19 (23) 18 (21)
- 45-64 13 (15) 12 (14)
Pendidikan
- Sekolah primer 23 (27) 29 (35)
- Sekolah sekunder atau 54 (64) 42 (50)
lebih tinggi
- Tidak diketahui 7 (8) 13 (15)
Usia saat onset gejala psikiatri
(tahun)
- <18 5 (6) 10(12)
- 18-24 37 (44) 38 (45)
- 25-29 19 (23) 26 (31)
- ≥30 23 (27) 10(12)

Jenis kelamin
- Laki-laki 45 (54) 50 (60)
- Perempuan 39 (46) 34 (40)
a
Diagnosis berdasarkan ICD-8:295 (bukan 295.70), ICD-9:295 (bukan 295H);
ICD-10: F20
b
Diagnosis berdasarkan pada ICD-8:295.70; ICD-9:295H; ICD-10: F25

Tabel 2 Odds Rasio (Ors) dan 95% Confidence Intervals (Cis) Hubungan Risiko
Bunuh Diri dengan Efek Samping dan Penggunaan Obat Antikolinergik

Kasus Kontrol Risiko Risiko Bunuh Diri


bunuh diri Bunuh Diri aOR (95%CI)
n(%) n(%) OR (95% CI)

Gejala
Ekstrapiramidal,
pernahb
- Tidak 77 (92) 67 (80) Referens Referens
- Ya 7 (8) 17 (20) 0,33 (0,12-0,92) 0,33 (0,12-0,94)
Akathisia, pernah
- Tidak 75 (89) 77 (92) Referens Referens
- Ya 9 (11) 7 (8) 1,29 (0,48-3,45) 1,21 (0,44-3,33)
Menggunakan obat
antikolinergik,
pernahc
- Tidak 72 (86) 69 (82) Referens Referens
- Ya 12 (14) 15 (18) 0,77 (0,34-1,75) 0,77 (0,33-1,80)
a
penyesuaian berdasarkan usia onset gejala psikiatri muncul, edukasi, dan jenis
kelamin
b
rigiditas, tremor, bradikinesia, distonia akut dan diskinesia
c
biperiden, emepronioum hyoscyamine, methylscopolamine, metixene, orphenadrine,
scopolamine, atau trihexyphenidyl.

Anda mungkin juga menyukai