Penyusun :
Rony Irawanto, S.Si.
Dewi Ayu Lestari, S.P.
Esti Endah Ariyanti, S.Si, M.Sc.
i
2012, UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi – LIPI
ii
KATA PENGANTAR
Besar harapan kami bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai disini, tetapi
secara bertahap kualitas dan kuantitas koleksi penunjang akan terus-menerus
ditingkatkan melalui dukungan kebijakan satker yang semakin jelas dan terarah.
Semoga laporan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita bersama
dan terima kasih.
Penyusun
iii
KEGIATAN TEMATIK
STUDI PENGELOLAAN TANAMAN KOLEKSI DAN
KOLEKSI PENUNJANG UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS KOLEKSI
KEBUN RAYA PURWODADI
Ringkasan
Kebun raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang memiliki koleksi
tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion,
tematik atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian,
pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Dimana karakteristik utama suatu kebun raya
adalah koleksi tanaman dengan koleksi penunjang (biji dan herbarium) beserta
dokumentasinya.
Dalam pengelolaan tanaman koleksi di Kebun Raya Purwodadi, masih sangat jarang
memperhatikan peran dari fungsi koleksi penunjang yang dimilikinya, yaitu Koleksi Biji dan
Herbarium. Selama ini pengelolaan koleksi masih dititikberatkan pada keberadaan tanaman
koleksi di kebun. Sebenarnya, pengelolaan koleksi di kebun raya harus juga memperhatikan
keberadaan koleksi penunjang. Keberadaannya akan sangat mendukung fungsi pengelolaan
tanaman koleksi itu sendiri. Untuk keperluan identifikasi misalnya, akan sangat terbantu
dengan adanya herbarium kebun. Disamping itu fungsi dokumentasi koleksi juga termasuk di
dalamnya. Selain itu untuk keperluan pengembangan potensi tanaman koleksi, maka
diperlukan pengelolaan koleksi biji sebagai penyedia material biji untuk perbanyakan
tanaman ataupun keperluan penelitian dan reintroduksi. Sistem pengelolaan koleksi
penunjang yang baik akan sangat membantu dalam hal peningkatan kualitas koleksi dari sisi
dokumentasi data koleksi kebun raya.
Atas dasar itu, maka dirasa perlu untuk melakukan suatu upaya yang mendorong
peningkatan kualitas koleksi penunjang di Kebun Raya Purwodadi, melalui kegiatan tematik
Studi pengelolaan tanaman koleksi dan koleksi penunjang untuk mendukung
peningkatan kualitas koleksi Kebun Raya Purwodadi.
Kegiatan tematik ini berjalan selama 3 (tiga) tahun (2010 s/d 2012) dengan kegiatan yang
telah dilakukan, secara umum sebagai berikut:
1. Pengelolaan data dan dokumentasi tanaman koleksi tertentu, diambil salah satu
taksa/suku hanya sebagai model yang nantinya dapat diterapkan untuk koleksi tumbuhan
yang lain dalam kegiatan rutin pengelolaan koleksi unit terkait.
2. Pendokumentasian data fenologi (pebungaan dan pembuahan) untuk tanaman koleksi
suku tertentu.
3. Pengelolaan spesimen herbarium dan identifikasi tanaman koleksi yang masih sp.
4. Pengelolaan material biji dan uji viabilitas biji tanaman koleksi terpilih.
5. Peningkatan pengetahuan dan wawasan SDM, baik teknisi dan peneliti melalui
kunjungan / studi banding dan pelatihan.
6. Pengadaan peralatan kegiatan rutin koleksi penunjang dan penelitian terkait.
7. Hasil pengamatan, penelitian dan pengelolaan tanaman koleksi / koleksi penunjang yang
dipublikasikan dalam bentuk KTI.
8. Penyusunan data dan informasi pengelolaan koleksi penunjang.
Besar anggaran yang diperoleh kegiatan ini selama 3 tahun, secara ringkas sebagai berikut:
No Mata Anggaran TA 2010 TA 2011 TA 2012
1 Honor 26.880.000 26.880.000 29.100.000
2 Belanja Barang 10.000.000 6.000.000 7.000.000
3 Belanja Modal 42.000.000 - 95.500.000
4 Belanja Non Oprasional 3.700.000 4.000.000 25.000.000
5 Profesi 4.000.000 - -
6 Perjalanan Dinas 15.100.000 4.800.000 5.720.000
Total 101.680.000 41.680.000 162.320.000
* 28.800.000 14.800.000 22.220.000
(* pada baris bawah hanya jumlah belanja barang, non opr dan perjadin)
Pendahuluan
Kebun Raya Purwodadi sebagai bagian dari Kebun Raya Indonesia akan selalu menjadi
acuan untuk kegiatan konservasi flora ex-situ. Posisi ini yang menyebabkan kebun raya
menjadi perlu untuk meningkatkan peran dan mutu tanaman koleksinya. Melalui kegiatan
penelitian tematik ini diharapkan dapat memboboti kualitas tanaman koleksi yang ada.
Setidaknya dari hasil penelitian ini akan menginformasikan karakter serta peran dan fungsi
ekologisnya.
Keberadaan tanaman koleksi di kebun raya yang menjadi “representasi” dari flora Indonesia,
sehingga mutu dan kualitas pengelolaan koleksi menjadi penting. Manajemen pengelolaan
tanaman koleksi yang tepat akan turut meningkatkan kualitas koleksi itu sendiri. Oleh karena
itu pemahaman yang luas terhadap karakter tanaman koleksi menjadi diperlukan untuk
melakukan penanganan dan pengelolaan koleksi secara benar dan tepat. Salah satunya
melalui kegiatan penelitian ini akan dapat mengkaji karakter tanaman koleksi terpilih yang
selanjutnya menjadi dasar dalam pengelolaan dan penanganan tanaman koleksi di Kebun
Raya Purwodadi.
Berbagai keperluan penelitian dan pendidikan yang berkaitan dengan flora (tanaman koleksi)
salah satunya akan memanfaatkan tanaman koleksi yang ada di kebun raya, sehingga
informasi tanaman koleksi serta tanaman koleksinya itu sendiri menjadi sangat penting
peranannya. Fungsi strategis ini yang mendasari dilakukannya kegiatan ini. Perencanaan,
pengelolaan dan penanganan koleksi di kebun raya secara baik akan meningkatkan kualitas
koleksi itu sendiri, dan pada akhirnya akan membantu peningkatan pengembangan ilmu
pengetahuan tumbuhan di Indonesia.
Kegiatan peningkatan kualitas koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) diharapkan
memberikan informasi ilmiah mengenai metode yang tepat dalam pengelolaannya. Selain
itu, kegiatan ini dapat melengkapi sarana dan prasarana pengelolaan dan penelitian,
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, serta menambah jumlah koleksi
penunjang di Kebun Raya Purwodadi.
Kegiatan proyek / tolok ukur / sub kegiatan tematik ini langsung maupun tidak langsung
terkait dengan unit koleksi, unit registrasi, unit herbarium dan unit koleksi biji. Kegiatan ini
berupaya meningkatkan kualitas koleksi kebun raya yang dititikberatkan pada koleksi
tanaman dan koleksi penunjang, seperti dalam Gambar 1.
Sasaran Kegiatan
1. Tersedianya informasi mengenai kondisi keadaan koleksi beserta informasi dan data
observasi lainnya pada beberapa jenis koleksi Kebun Raya Purwodadi.
2. Peningkatan kualitas koleksi melalui pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan biji)
Kebun Raya Purwodadi.
3. Tersedianya sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) yang
memandai.
Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan terbagi menjadi 6 (enam) kegiatan yaitu a.) kegiatan koleksi; b.) kegiatan
herbarium; c.) kegiatan biji; d.) perjalanan dinas; e.) pengadaan alat/bahan dan f.) publikasi
ilmiah.
A. Kegiatan Koleksi
Kegiatan koleksi yang telah dilakukan berupa: pembuatan buku induk tanaman, data
pembungaan/ pembuahan, data klimatologi dan pembuatan pagar tanaman koleksi.
Pengelolaan tanaman koleksi dilapangan tidak semata pada pengelolaan fisiknya saja, akan
tetapi juga kelengkapan data koleksi dan data observasinya. Data tersebut mencakup antara
lain: data sejarah tanaman koleksi (asal, tanggal, habitat, kolekstor, dll); data observasi
koleksi (data pembungaan dan pembuahan); dan data iklim (curah hujan, kelembaban
udara). Oleh karenanya dilakukan juga upaya pendokumentasian data-data tersebut.
Penyediaan buku induk tanaman koleksi diperlukan untuk acuan dalam pengelolaan
tanaman koleksi, herbarium dan koleksi biji. Buku induk tanaman koleksi adalah buku yang
memuat data sejarah serta pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman koleksi yang
ditanam di suatu kebun raya. Buku ini menjadi acuan untuk mengetahui, mencatat dan
mendokumentasikan perkembangan suatu tanaman koleksi di kebun raya.
Penetapan areal pengelolaan tanaman koleksi yang akan dibuatkan buku induknya
didasarkan pada jumlah tanaman koleksi yang masih banyak belum teridentifikasi, baik
tingkat marga ataupun jenisnya. Penentuan kelompok tanaman koleksi (kelompok koleksi di
lingkungan 6: meliputi: Myrtaceae, Apocynaceae, Ebenaceae, Araliaceae, Acanthaceae; dan
lingkungan 1, yaitu: Arecaceae). Buku Induk Koleksi yang di areal pengelolaan lingkungan 6,
yang terdiri atas 15 petak/vak, yaitu:
Pembuatan pagar tanaman koleksi untuk tanaman-tanaman koleksi yang masih kecil
(Myrtaceae) sebanyak 20 buah.
Kegiatan observasi pembungaan dan pembuahan dilakukan untuk tanaman koleksi kebun,
prioritas pada dua suku/famili terpilih, yaitu: sejumlah 39 nomor (suku Myrtaceae) dan 88
nomor (suku Arecaceae). Sedangkan kegiatan pendokumentasian data klimatologi berupa
suhu rata-rata, suhu maximal, suhu minimal, curah hujan, jumlah hari hujan dan kelembaban
udara sebagai berikut :
B. Kegiatan Herbarium
Kegiatan herbarium yang dimaksud disini adalah pengumpulan spesimen herbarium yang
diambil dari koleksi kebun, baik herbarium kering ataupun herbarium basah. Pada
pengelolaannya diberi kode ”HK” (herbarium kebun). Hal ini untuk membedakan dengan
spesimen herbarium yang berasal dari hasil eksplorasi / ekspedisi.
Spesimen herbarium yang dikoleksi selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk melakukan
kegiatan identifikasi dan determinasi. Pengiriman herbarium ke institusi herbarium lain (BO,
KR Bogor) ataupun para pakar pengenal tanaman akan dapat membantu identifikasi
tanaman koleksi yang dimiliki oleh Kebun Raya Purwodadi. Jumlah spesimen herbarium
yang dikumpulkan sebanyak:
D. Kegiatan Perjalanan
Kegiatan lainnya yang sekaligus dapat menunjang dalam peningkatan kualitas koleksi dan
koleksi penunjang berupa perjalanan dinas dalam rangka studi pengelolaan koleksi / koleksi
penunjang. Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan penguasaan pengetahuan, keahlian dan keterampilan serta
profesionalisme dalam bidang penelitian dan pengelolaan koleksi / koleksi penunjang.
2. Memperluas wawasan dan memiliki kompetensi dalam melaksanakan kegiatan penelitian
dan pengelolaan koleksi / koleksi penunjang yang berkualitas untuk menunjang tupoksi
lembaga.
Perjalanan dinas dilakukan 4 kali. Di Malang (2 kali) pada Balai Penelitian Tanaman Jeruk
dan Buah Sub Tropika (Balitjestro) Jl. Raya Tlekung No. 1 Junrejo, Batu dan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jl. Karangploso Km. 4, Malang. Di Bogor (2 kali)
pada Balai Penelitian Teknologi Perbenihan (BPTP) Jl. Pakuan Ciheuleut Bogor dan
Herbarium Bogoriensis (BO) Puslit Biologi – LIPI, Cibinong Sciene Center.
Ringkasan
Kegiatan diatas hasilnya dapat diringkas sesuai rencana kegiatan tahunan target dan
capaiannya sebagai berikut:
---000---
PENDAHULUAN
Kebun Raya Purwodadi sebagai bagian dari Kebun Raya Indonesia akan selalu menjadi
acuan untuk kegiatan konservasi tumbuhan ex-situ. Posisi ini yang menyebabkan kebun
raya menjadi perlu untuk meningkatkan peran dan mutu tanaman koleksinya. Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat memboboti kualitas tanaman koleksi yang ada. Keberadaan
tanaman koleksi di kebun raya yang menjadi “representasi” dari tumbuhan Indonesia,
sehingga mutu dan kualitas pengelolaan koleksi menjadi penting. Manajemen pengelolaan
tanaman koleksi yang tepat akan turut meningkatkan kualitas koleksi kebun raya itu sendiri.
Oleh karena itu pemahaman yang luas mengenai koleksi tanaman dan koleksi penunjang
sangat diperlukan untuk melakukan penanganan dan pengelolaan koleksi secara benar dan
tepat.
Kegiatan penelitian ini diarahkan pada pengelolaan koleksi tanaman dan koleksi penunjang
di Kebun Raya Purwodadi, yang lebih khusus pada upaya meningkatkan kualitas koleksi
penunjang berupa pengelolaan koleksi herbarium (Pasuruan Hortus Botanicus
Purwodadiensis / PHBP) dan koleksi biji (Bank biji dan Museum biji). Sedangkan
pengelolaan tanaman koleksi lebih pada pengamatan / observasi koleksi untuk suku
tanaman tertentu.
Kegiatan proyek penelitian / tolok ukur / sub kegiatan tematik ini secara langsung terkait
dengan unit koleksi, unit registrasi, unit herbarium dan unit koleksi biji dan secara tidak
langsung terkait dengan unit keuangan, unit umum dan unit kepegawaian. Kegiatan ini
berupaya meningkatkan kualitas koleksi kebun raya yang dititikberatkan pada koleksi
tanaman dan koleksi penunjang. Hasilnya diharapkan memberikan informasi ilmiah
mengenai metode yang tepat dalam pengelolaannya. Selain itu, dapat melengkapi sarana
dan prasarana pengelolaan dan penelitian, meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, serta menambah jumlah koleksi penunjang di Kebun Raya Purwodadi.
Sasaran Kegiatan
1. Tersedianya informasi mengenai kondisi keadaan koleksi beserta informasi dan data
observasi lainnya pada beberapa jenis koleksi Kebun Raya Purwodadi.
2. Peningkatan kualitas koleksi melalui pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan
koleksi biji) Kebun Raya Purwodadi.
3. Tersedianya sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) yang
memandai.
HASIL KEGIATAN
Hasil kegiatan terbagi menjadi empat yaitu:
A. Kegiatan rutin.
Input : Honor Rp. 26.880.000,-
Proses :
Terdiri dari kegiatan pengelolaan koleksi tanaman, koleksi biji dan herbarium. Kegiatan
pada koleksi kebun berupa pencatatan data klimatologi dan pengamatan pembungaan /
pembuahan untuk suku tertentu, yaitu 39 nomor suku Myrtaceae dan 88 nomor suku
Arecaceae. Kegiatan koleksi biji lebih kepada aktivitas pelayanan biji (pengumpulan biji,
pemrosesan biji, pengeluaran biji) dan pengujian biji. Sedangkan kegiatan herbarium lebih
pada pengumpulan spesiemen herbarium, pengawetan dan pendokumentasian dalam
database koleksi herbarium kebun yang dimiliki. Anggota tim sebagai SDM yang ada
dibagi dalam koleksi kebun (Dwi Narko dan Nursali), koleksi biji (Rony Irawanto dan Roif
Marsono), herbarium (Esti E. Ariyanti dan Matrani) sedangkan tenaga lapangan (Toni
Subiyanto) digunakan untuk membantu pengelolaan dan kebersihan di koleksi penunjang
maupun koleksi kebun.
Output:
7 orang SDM dengan tanggungjawabnya, dan 4 buah Tabel hasil pengamatan berupa
data fenologi, data klimatologi, data pengelolaan koleksi biji dan data herbarium selama
satu tahun.
Teknis:
1. Koleksi Kebun
Kegiatan koleksi yang telah dilakukan berupa : data observasi koleksi (data
pembungaan dan pembuahan); dan data iklim (curah hujan, kelembaban udara).
Kegiatan observasi pembungaan dan pembuahan dilakukan untuk tanaman koleksi
kebun, prioritas pada dua suku/famili terpilih, yaitu: sejumlah 39 nomor (suku
Myrtaceae) dan 88 nomor (suku Arecaceae), sebagai berikut :
3. Kegiatan Biji
Kegiatan koleksi biji berupa pengelolaan material biji dari pengumpulan, pemrosesan,
penyimpanan, pengujian dan pengeluaran. Jumlah pengelolaan biji adalah sebagai
berikut :
Perjalanan ke Bogor pada tanggal 12-15 April 2011 dalam rangka studi spesimen
koleksi herbarium di Herbarium Bogoriensis Puslit Biologi Cibinong - LIPI.
---000---
PENDAHULUAN
Kebun Raya Purwodadi sebagai bagian dari Kebun Raya Indonesia akan selalu menjadi
acuan untuk kegiatan konservasi tumbuhan ex-situ. Posisi ini yang menyebabkan kebun
raya menjadi perlu untuk meningkatkan peran dan mutu tanaman koleksinya. Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat memboboti kualitas tanaman koleksi yang ada. Keberadaan
tanaman koleksi di kebun raya yang menjadi “representasi” dari tumbuhan Indonesia,
sehingga mutu dan kualitas pengelolaan koleksi menjadi penting. Manajemen pengelolaan
tanaman koleksi yang tepat akan turut meningkatkan kualitas koleksi kebun raya itu sendiri.
Oleh karena itu pemahaman yang luas mengenai koleksi tanaman dan koleksi penunjang
sangat diperlukan untuk melakukan penanganan dan pengelolaan koleksi secara benar dan
tepat.
Kegiatan penelitian ini diarahkan pada pengelolaan koleksi tanaman dan koleksi penunjang
di Kebun Raya Purwodadi, yang lebih khusus pada upaya meningkatkan kualitas koleksi
penunjang berupa pengelolaan koleksi herbarium (Pasuruan Hortus Botanicus
Purwodadiensis / PHBP) dan koleksi biji (Bank biji dan Museum biji). Sedangkan
pengelolaan tanaman koleksi lebih pada pengamatan / observasi koleksi untuk suku
tanaman tertentu.
Kegiatan proyek penelitian / tolok ukur / sub kegiatan tematik ini secara langsung terkait
dengan unit koleksi, unit registrasi, unit herbarium dan unit koleksi biji dan secara tidak
langsung terkait dengan unit keuangan, unit umum dan unit kepegawaian. Kegiatan ini
berupaya meningkatkan kualitas koleksi kebun raya yang dititikberatkan pada koleksi
penunjang. Hasilnya diharapkan memberikan informasi ilmiah mengenai metode yang tepat
dalam pengelolaannya. Selain itu, dapat melengkapi sarana dan prasarana pengelolaan dan
penelitian, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, serta menambah jumlah
koleksi penunjang di Kebun Raya Purwodadi.
Sasaran Kegiatan
1. Tersedianya informasi mengenai cara pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan
koleksi biji) yang terdokumentasi dalam buku panduan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) yang
lebih memandai.
HASIL KEGIATAN
Hasil kegiatan yang dapat dilaporkan hanya Triwulan I, terhitung mulai 1 April 2012 kegiatan
dihentikan karena pemotongan anggaran negara dan selanjutnya tidak melakukan kegiatan
yang terkait tematik. Kegiatan utama berupa Publikasi (Februari) dan Perjalanan Dinas
(Maret), sedangkan kegiatan penunjang yang telah dilakukan berupa Display poster saat
Hari Ulang Tahun Kebun Raya Purwodadi (Januari), Pertemuan dan koordinasi dengan
penanggungjawab / anggota (Februari & Maret) dan Diskusi mengenai draf Buku
Pengelolaan Koleksi Penunjang (Maret). Hasil kegiatan yang dilakukan diuraikan sebagai
berikut:
A. Publikasi ilmiah.
Input : Rp. 500.000,- (diambil dari biaya non operasional lainnya)
Proses :
Keikutsertaan pada seminar nasional yang terkait untuk memperluas wawasan dan
pengetahui, serta mempublikasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Seminar yang
diikuti antara lain:
- Peserta Seminar Waste Management di ITS Surabaya, sebesar Rp. 150.000,- pada
21 Februari 2012;
- Peserta Seminar SciETec (Science, Engineering and Technology) di Univ Brawijaya
Malang, sebesar Rp. 150.000,- pada tanggal 23 Februari 2012; dan
- Peserta Call for Paper dan Seminar Membangun Etos Kerja Profesional di Univ
Muhammadiyah Sidoarjo, sebesar Rp. 200.000,- pada tanggal 24 Februari 2012.
Output:
Menghasilkan publikasi 1 KTI, dengan judul dan abstrak sebagai berikut: Peningkatan
Etos Kerja di Bidang Pemerintahan (Konservasi) melalui Pengelolaan Koleksi Penunjang
di Kebun Raya Purwodadi.
Abstrak – Kebun Raya Indonesia merupakan lembaga konservasi tumbuhan ex-situ yang
bertugas melakukan konservasi, eksplorasi, invetarisasi dan penelitian tumbuhan
Indonesia. Salah satu Kebun Raya Indonesia, yaitu: Kebun Raya Purwodadi yang
memiliki spesifikasi tumbuhan dataran rendah kering. Karakteristik utama suatu kebun
raya adalah koleksi tumbuhan/tanaman dan dokumentasinya beserta koleksi penunjang.
Koleksi penunjang adalah koleksi yang menunjang/memperkuat keberadaan koleksi
tumbuhan, yaitu koleksi biji dan herbarium. Koleksi biji bertanggungjawab untuk
pengelolaan material biji koleksi kebun. Sedangkan herbarium bertugas menyimpan
spesimen tanaman koleksi untuk tujuan identifikasi. Luas kawasan Kebun Raya
Purwodadi 85 ha, dengan koleksi 174 suku, 908 marga dan 1,896 jenis. Jenis material biji
dan spesimen herbarium yang tersimpan dalam koleksi penunjang sangat spesifik dan
unik. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan koleksi penunjang yang tercatat, sistimatis
dan teratur. Makalah ini bertujuan untuk mendokumentasikan sistem pengelolaan koleksi
penunjang. Hasilnya diharapkan dapat menjadi landasan bagi kebijakan konservasi di
Kebun Raya Purwodadi. Kata kunci: Koleksi Penunjang, Biji, Herbarium, Kebun Raya
Purwodadi.
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 26
B. Perjalanan dinas.
Input: Rp. 1.620.000,- (diambil dari biaya perjalanan dalam daerah / Jawa Timur)
Proses:
Kegiatan kunjungan ke MATERIA MEDICA BATU (MMB) dilaksanakan pada tanggal 12
Maret 2012 sejumlah 4 orang (Rony Irawanto, Roif Marsono, Suwadji dan Nursali).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan membandingkan aktivitas yang
hampir sama dengan yang dilakukan di kebun raya.
UPT Materia Medica Batu merupakan Sentra Tanaman Obat (STO) milik Pemerintah
Jawa Timur dan dibawah wewenang Dinas Kesehatan Jawa Timur. MMB yang berlokasi
di Jl Lahor 87 Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu dengan luas 2,25 Ha. Tersedia 300
macam dari 800 macam tanaman obat yang ada, dan terdapat beberapa produk
unggulan.
Tujuan UPT Materia Medica Batu secara umum: Membangun STO dalam skala regional
dan sebagai alat dan sarana untuk memperkenalkan dan menggalakkan budidaya serta
penggunaan tanaman obat asli Indonesia untuk tujuan pemeliharaan kesehatan dan
peningkatan perekonomian masyarakat, dan secara khusus: Membangun sarana untuk
percontohan dan penelitian tanaman obat asli Indonesia, menyediakan sarana pendidikan
dan pelatihan di bidang obat bahan alam serta pengembangan wisata TOGA.
Fungsi UPT Materia Medica Batu, adalah sebagai: Museum dan etalase tanaman obat
Indonesia, seperti tanaman obat yang hampir punah atau langka, tanaman obat yang
telah dilakukan penelitian secara ilmiah terbukti khasiatnya; Sarana untuk melakukan
applied research seperti penelitian budidaya tanaman obat baik secara in-situ atau ex-situ
sehingga dapat menghasilkan tanaman obat dengan mutu, khasiat dan keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, penelitian budidaya tanaman obat yang
terbukti kemanfaatannya dan tanaman obat tersebut mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi; Tempat dan alat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang
obat bahan alam seperti pelatihan budi daya tanaman obat bagi calon pelatih di daerah,
produsen/petani tanaman obat dan pihak lain yang berminat, pelatihan teknologi
ekstraksi, meracik, dan sebagainya; Sarana dan alat dalam rangka untuk
memperkenalkan, memotivasi dan menumbuhkan minat di kalangan pelajar, mahasiswa
dan masyarakat umum, sehingga pada tahap selanjutnya yang bersangkutan dapat ikut
secara proaktif melakukan budidaya dan pemanfaatan tanaman obat Indonesia;
Penyediaan informasi mengenai tanaman obat; dan Sarana promosi dan wisata TOGA
Indonesia.
Output:
Melihat kondisi di MMB dengan luas 2 Ha dan koleksi 300 macam memiliki staf 40
orang, jika dibandingkan dengan luas KRP maka terlalu luas dan kekurangan staf
(SDM).
Melihat struktur organisasi MMB yang lebih praktis jika dibandingkan KRP dengan
eselon sama dan juga UPT.
Beberapa fasilitas pengelolaan perlu dicontoh seperti tempat penjemuran dalam
rumah kaca sendiri, tempat penyimpanan (gudang) tertata rapi dalam rak-rak besi,
dan laboratorium meskipun kecil tetapi peralatan pengujian sudah memadai,
dibandingkan KRP beberapa sudah dimiliki, namun untuk uji kadar air lebih praktis
dan mudah pengunaannya disana.
C. Display poster.
Input : (dibiayai panitia HUT)
Proses :
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kebun Raya Purwodadi yang ke 71 tahun,
pada tanggal 30 Januari 2012 diadakan serangkaian acara yang disusun oleh panitia,
salah satunya menampilkan display / poster di koridor gedung baru.
Output:
1 buah poster.
PENUTUP
Dari hasil yang dicapai diatas, semoga dapat menjadi dasar agar kedepan pengelolaan
koleksi penunjang dapat lebih sistimatis dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai
dan sumber daya manusia yang lebih terampil.
---000---
PENDAHULUAN
Kebun raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang memiliki koleksi
tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion,
tematik atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian,
pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Dimana karakteristik utama suatu kebun raya
adalah koleksi tanaman dengan koleksi penunjang (herbarium dan biji) beserta
dokumentasinya. Uraian berikut merupakan garis besar pengelolaan herbarium dan koleksi
biji yang dilakukan selama 3 tahun kegiatan koleksi penunjang (2010-2012).
HERBARIUM
Suatu kebun raya diharuskan memiliki spesimen herbarium dari koleksi yang dimilikinya,
termasuk yang pernah dimiliki. Spesimen herbarium ini merupakan tanda bukti bahwa kebun
raya telah / pernah mempunyai suatu koleksi hidup, seandainya tanaman tersebut telah mati.
Herbarium juga diperlukan untuk melacak sejarah dari suatu jenis tanaman.
Herbarium adalah tempat penyimpanan contoh material tumbuhan yang telah diawetkan,
baik secara kering maupun basah, yang disimpan untuk waktu yang cukup lama. Contoh
material tumbuhan yang diawetkan disebut spesimen herbarium. Herbarium merupakan
bukti ilmiah untuk keperluan pengamatan sifat-sifat morfologi dan bahan identifikasi
selanjutnya. (Djarwaningsih, dkk. 2002; Sardiwinata, dkk. 2008).
Penentuan kebenaran nama jenis tanaman koleksi perlu dilakukan identifikasi atau
membandingkan material hidup dengan spesimen herbariumnya, sehingga pemberian
kembali nama jenis tanaman koleksi dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendapatkan
material herbarium dari tanaman koleksi diperlukan waktu cukup lama, khususnya tanaman
pohon untuk menghasilkan bunga dan buah harus menunggu 6-8 tahun. Pengumpulan
material tanaman (koleksi baru dan koleksi lama) untuk pembuatan herbarium dapat
dilakukan oleh tenaga Koleksi (Pengawas/Pengamat setempat), Registrasi (Herbarium)
maupun Peneliti yang mengetahui keberadaan tanaman koleksi yang diamatinya (Soewilo,
dkk, 1998).
Pengelolaan herbarium secara umum terdiri dari 6 (enam) lingkup kegiatan, yaitu:
pengumpulan material tanaman, pembuatan spesimen (pengawetan, pengepresan,
pengeringan), pengeplakan (mounting dan re-mounting), pencatatan data dan pelabelan,
penyimpanan, pendinginan dan pemeliharaan. Lingkup kegiatan herbarium secara singkat
prosedurnya diuraikan sebagai berikut:
Pengeplakan
Material tanaman yang sudah kering kemudian dilakukan pengeplakan berupa
penempelan spesimen herbarium di atas kertas plak (mounting paper) dari bahan kertas
bebas asam dengan berat dan ukuran standar.
Semua bagian spesimen herbarium diusahakan pada satu halaman kertas plak, jika tidak
cukup untuk melekatkan semua spesimen tersebut, dilekatkan pada kertas plak yang lain
(multiple sheet).
Penyimpanan
Spesimen herbarium yang telah diplak dan dilengkapi dengan label, lalu disimpan dalam
map khusus. Beberapa map tersebut dapat dimasukan dalam plastik berseal kemudian
dimasukan dalam kotak kaleng / lemari penyimpanan herbarium.
Kotak kaleng tertata secara rapi pada rak mengikuti urutan alfabetis berdasarkan suku
dan spesimen herbarium yang tersimpan dalam lemari juga disusun alfabetis berdasarkan
suku.
Pengelolaan koleksi biji secara umum terdiri dari 8 (delapan) lingkup kegiatan, yaitu:
pemantauan buah, pengumpulan biji/buah, pemrosesan biji (pengupasan, pencucian,
pengeringan), penyimpanan, pendokumentasian, pengujian, pelayanan dan pemeliharaan.
Selain jumlah jenis yang tersimpan, koleksi biji juga mendata informasi mengenai sifat,
bentuk, ukuran dan berat, serta proses penanganan bijinya. Lingkup kegiatan koleksi biji
secara singkat prosedurnya diuraikan sebagai berikut:
Pemantauan Buah
Melakukan observasi tanaman koleksi yang berbuah di kebun raya.
Melakukan keamanan buah yang bernilai ekonomi dan atau banyak disukai binatang/
hama, kecuali kegiatan yang disebabkan oleh aktivitas manusia diserahkan sepenuhnya
ke bagian keamanan.
Cakupan wilayah kerja adalah seluruh area Kebun Raya Purwodadi.
Hasil observasi dicatat dalam buku harian yang berguna sebagai informasi untuk
pelayanan dan pengumpulan biji.
Perosesan Biji
Hasil pengumpulan buah / biji kemudian dilakukan pemrosesan berupa pemisahan biji
dari buah, pencucian dan pengeringan.
Pemisahan biji dari buah dapat dilakukan melalui proses pemeraman atau pengupasan
langsung dengan alat (pisau, palu, dll) ataupun tanpa alat (dengan tangan). Sebaiknya
waktu pengupasan harus mengunakan sarung tangan untuk menghindari buah yang gatal
atau mengandung racun.
Pencucian biji dapat dilakukan ataupun tidak, tergantung karakteristik bijinya. Pencucian
biji bertujuan untuk membersihkan sisa daging buah atau kulit dan lendir yang menempel.
Selanjutnya dibilas dengan air dan ditiriskan, dalam bak ataupun keranjang plastik.
Pengeringan dapat dilakukan dengan kering angin ataupun dengan sinar matahari. Perlu
diperhatikan biji yang dikeringkan dibawah sinar matahari hanya sekitar 3-4 jam (pukul
06.00 – 09.00 atau 10.00 pagi) atau lebih tergantung karakteristik bijinya.
Pemrosesan biji dapat dilakukan langsung di kebun, di bawah (rumah kasa pembibitan),
di kantor (ruang teknisi / pemrosesan) maupun di atas / lantai IV (rumah tandon air /
depan gudang biji), tergantung karakteristik bijinya.
Perlu diingat proses pengupasan, pencucian dan pengeringan tidak mutlak dilakukan,
harus disesuaikan dengan karakteristik biji jenis tanaman dan tetap mempertahankan
viabilitasnya.
Setiap selesai melakukan pemrosesan dicatat dalam buku catatan harian.
Penyimpanan Biji
Biji yang telah diproses dan sudah kering, kemudian disimpan dalam kemasan kantong
plasik berseal maupun divacum seal dalam plastik pak khusus.
Pada saat penyimpanan diberi label yang berisi nama jenis, suku, vak dan nomor pohon,
tanggal panen dan tanggal simpan.
Kantong plastik yang berisi biji disimpan pada rak / keranjang berdasarkan suku dalam
sebuah lemari. Susunan keranjang per suku di rak lemari disusun secara alphabetis.
Lemari berada dalam ruang penyimpanan biji yang dilengkapi dengan AC (lantai III).
Setiap selesai melakukan penyimpanan dicatat dalam buku penyimpanan biji.
Pendokumentasian
Proses dokumentasi merupakan proses penting dalam pengelolaan material biji.
Sehingga diperlukan seorang yang ahli dan berpengalaman untuk mengecek kebenaran
label dengan material biji dan kesesuaian nama ilmiahnya.
Setiap bulan dilakukan pencatatan ulang dari buku catatan harian teknisi biji untuk ditulis
dalam buku pengumpulan biji dan buku pengeluaran biji. Buku tersebut sebagai bahan
laporan bulanan, diketik dalam komputer untuk memudahkan dalam rekapitulasi tahunan
maupun keperluan teknis lainnya (seperti: database, periodisasi, kondisi koleksi biji, dll).
Aktivitas dokumentasi dilakukan di ruang teknisi biji yang dilengkapi dengan seperangkat
PC + printer.
Pengujian
Menyeleksi material biji yang disimpan maupun permintaan biji (nota pelayanan).
Pengujian biji yang dapat dilakukan berupa karakterisasi biji, uji kadar air dan viabilitas
biji, mengingat sarana dan prasarana yang masih belum memadai.
Pelayanan
Menerima daftar permintaan material biji koleksi dari dalam (secara langsung) dan luar
negeri (melalui koordinator Registrasi).
Pengeluaran biji dari dalam dilakukan secara langsung, sedangkan bagi material biji yang
akan dikirim keluar negeri diserahkan ke koordinator Registrasi.
Hasil pemantauan, pendokumetasian dan pengujian biji dapat digunakan sebagai data
dan informasi mengenai jenis material biji yang berguna dalam pelayanan biji.
Pengeluaran material biji koleksi, berdasarkan permintaan penelitian, permohonan
sumbangan, perbanyakan tanaman, reintroduksi, pengembangan maupun pemanfaatan
lainnya (pameran, suvenir, simplisia, arboretum) yang semuanya tertulis dalam nota
pelayanan yang selanjutnya dicatat dalam buku pengeluaran biji.
Nota pelayanan ditulis rangkap dua, satu untuk pihak penerima / pemesan dan satu untuk
arsip koleksi biji.
DAFTAR PUSTAKA
Djarwaningsih, T., S. Sunarti, dan K. Kramadibrata, 2002, Panduan Pengolahan dan
Pengelolaan Material Herbarium serta Pengendalian Hama Terpadu di Herbarium
Bogoriense, Puslit Biologi - LIPI, Bogor.
Sardiwinata, J.S., R. Hamzah, dan Kusnadi, 2008, Cara Pengumpulan, Pembuatan, dan
Pemeliharaan Koleksi Material Herbarium Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Bogor, PKT. Kebun Raya Bogor – LIPI, Bogor.
Soewilo, L.R., R. Sutiastuti, RNA Kosasih, T.D. Said, E. Hadidjah, S. Mahdiana, Y. Surya,
dan J.S. Sardiwinata, 1998, Protokol dan Mekanisme Kerja Registrasi: Pedoman
Pendataan Koleksi Kebun Raya, Kebun Raya Bogor - LIPI, Bogor.
Sari, R., Sutrisno, Hendrian, D.M. Puspitaningtyas, Darwndi, S. Hidayat, Yuzammi, dan
Suhendar, 2005, Menanan Masa Depan: Rencana Strategis 2005-2009, Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.
Mursidawati, S., J.T. Hadiah, D.M. Puspitaningtyas, Hendrian, Sugiarti, S. Rahayu, dan D.
Asikin, 1998, Strategi Konservasi Kebun Raya, Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.
Irawanto, R., 2009, Peningkatan Mutu Koleksi Biji Melalui Manajemen Pengelolaan Dan
Penelitian Biji, Prosiding Seminar Nasional Universitas Brawijaya, Malang.
---o0o---