Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KEGIATAN TEMATIK

STUDI PENGELOLAAN TANAMAN KOLEKSI


DAN KOLEKSI PENUNJANG UNTUK
MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS
KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI

Penyusun :
Rony Irawanto, S.Si.
Dewi Ayu Lestari, S.P.
Esti Endah Ariyanti, S.Si, M.Sc.

UPT. BKT. Kebun Raya Purwodadi – LIPI


PASURUAN
2012

i
2012, UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi – LIPI

Penyusun : Rony Irawanto, Dewi Ayu Lestari, Esti Endah Ariyanti


Desain Sampul : Rony Irawanto
Penerbit : UPT. Balai Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Purwodadi – LIPI
Jl. Raya Surabaya Malang Km 65 Purwodadi
Pasuruan – Jawa Timur
Telp./Fax. 0341. 426046
www.krpurwodadi.lipi.go.id

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, laporan kegiatan tematik Studi Pengelolaan


Koleksi Tumbuhan Dan Koleksi Penunjang Untuk Mendukung Kualitas Koleksi
Kebun Raya Purwodadi atau yang lebih mudah dikenal dengan sebutan “tolak ukur
koleksi penunjang” dapat terselesaikan.
Ide pengusulan kegiatan ini, sebenarnya merupakan gabungan kegiatan yang
didorong oleh rasa tanggungjawab kami sebagai peneliti melihat mekanisme
pengelola koleksi penunjang yang belum jelas, sarana dan prasarana yang kurang
memadai, serta upaya penelitian terkait yang belum dirasa penting untuk mendukung
kualitas koleksi tumbuhan.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga tahun yang menitikberatkan pada upaya
pengelolaan koleksi penunjang baik teknis maupun manajerial. Meskipun hasil dari
kegiatan ini kemungkinan belum terlihat secara maksimal karena beberapa
keterbatasan waktu, biaya dan tenaga. Namum pada kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala UPT.
BKT Kebun Raya Purwodadi atas saran dan dukungannya serta seluruh pihak yang
telah secara langsung maupun tidak langsung membantu kelancaran kegiatan ini.

Besar harapan kami bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai disini, tetapi
secara bertahap kualitas dan kuantitas koleksi penunjang akan terus-menerus
ditingkatkan melalui dukungan kebijakan satker yang semakin jelas dan terarah.

Semoga laporan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita bersama
dan terima kasih.

Purwodadi, 10 Nopember 2012

Penyusun

iii
KEGIATAN TEMATIK
STUDI PENGELOLAAN TANAMAN KOLEKSI DAN
KOLEKSI PENUNJANG UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS KOLEKSI
KEBUN RAYA PURWODADI

Ringkasan
Kebun raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang memiliki koleksi
tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion,
tematik atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian,
pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Dimana karakteristik utama suatu kebun raya
adalah koleksi tanaman dengan koleksi penunjang (biji dan herbarium) beserta
dokumentasinya.
Dalam pengelolaan tanaman koleksi di Kebun Raya Purwodadi, masih sangat jarang
memperhatikan peran dari fungsi koleksi penunjang yang dimilikinya, yaitu Koleksi Biji dan
Herbarium. Selama ini pengelolaan koleksi masih dititikberatkan pada keberadaan tanaman
koleksi di kebun. Sebenarnya, pengelolaan koleksi di kebun raya harus juga memperhatikan
keberadaan koleksi penunjang. Keberadaannya akan sangat mendukung fungsi pengelolaan
tanaman koleksi itu sendiri. Untuk keperluan identifikasi misalnya, akan sangat terbantu
dengan adanya herbarium kebun. Disamping itu fungsi dokumentasi koleksi juga termasuk di
dalamnya. Selain itu untuk keperluan pengembangan potensi tanaman koleksi, maka
diperlukan pengelolaan koleksi biji sebagai penyedia material biji untuk perbanyakan
tanaman ataupun keperluan penelitian dan reintroduksi. Sistem pengelolaan koleksi
penunjang yang baik akan sangat membantu dalam hal peningkatan kualitas koleksi dari sisi
dokumentasi data koleksi kebun raya.
Atas dasar itu, maka dirasa perlu untuk melakukan suatu upaya yang mendorong
peningkatan kualitas koleksi penunjang di Kebun Raya Purwodadi, melalui kegiatan tematik
Studi pengelolaan tanaman koleksi dan koleksi penunjang untuk mendukung
peningkatan kualitas koleksi Kebun Raya Purwodadi.
Kegiatan tematik ini berjalan selama 3 (tiga) tahun (2010 s/d 2012) dengan kegiatan yang
telah dilakukan, secara umum sebagai berikut:
1. Pengelolaan data dan dokumentasi tanaman koleksi tertentu, diambil salah satu
taksa/suku hanya sebagai model yang nantinya dapat diterapkan untuk koleksi tumbuhan
yang lain dalam kegiatan rutin pengelolaan koleksi unit terkait.
2. Pendokumentasian data fenologi (pebungaan dan pembuahan) untuk tanaman koleksi
suku tertentu.
3. Pengelolaan spesimen herbarium dan identifikasi tanaman koleksi yang masih sp.
4. Pengelolaan material biji dan uji viabilitas biji tanaman koleksi terpilih.
5. Peningkatan pengetahuan dan wawasan SDM, baik teknisi dan peneliti melalui
kunjungan / studi banding dan pelatihan.
6. Pengadaan peralatan kegiatan rutin koleksi penunjang dan penelitian terkait.
7. Hasil pengamatan, penelitian dan pengelolaan tanaman koleksi / koleksi penunjang yang
dipublikasikan dalam bentuk KTI.
8. Penyusunan data dan informasi pengelolaan koleksi penunjang.
Besar anggaran yang diperoleh kegiatan ini selama 3 tahun, secara ringkas sebagai berikut:
No Mata Anggaran TA 2010 TA 2011 TA 2012
1 Honor 26.880.000 26.880.000 29.100.000
2 Belanja Barang 10.000.000 6.000.000 7.000.000
3 Belanja Modal 42.000.000 - 95.500.000
4 Belanja Non Oprasional 3.700.000 4.000.000 25.000.000
5 Profesi 4.000.000 - -
6 Perjalanan Dinas 15.100.000 4.800.000 5.720.000
Total 101.680.000 41.680.000 162.320.000
* 28.800.000 14.800.000 22.220.000
(* pada baris bawah hanya jumlah belanja barang, non opr dan perjadin)

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 1


LAPORAN AKHIR 2010
STUDI PENGELOLAAN TANAMAN KOLEKSI DAN KOLEKSI PENUNJANG UNTUK
MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI

Peneliti utama : Deden Mudiana, S.Hut.


Peneliti : Rony Irawanto, S.Si.
Dwi Narko, SP.
Pembantu peneliti : Matrani
Mistijah
Tanaga lapangan : Riyadi

Pendahuluan
Kebun Raya Purwodadi sebagai bagian dari Kebun Raya Indonesia akan selalu menjadi
acuan untuk kegiatan konservasi flora ex-situ. Posisi ini yang menyebabkan kebun raya
menjadi perlu untuk meningkatkan peran dan mutu tanaman koleksinya. Melalui kegiatan
penelitian tematik ini diharapkan dapat memboboti kualitas tanaman koleksi yang ada.
Setidaknya dari hasil penelitian ini akan menginformasikan karakter serta peran dan fungsi
ekologisnya.
Keberadaan tanaman koleksi di kebun raya yang menjadi “representasi” dari flora Indonesia,
sehingga mutu dan kualitas pengelolaan koleksi menjadi penting. Manajemen pengelolaan
tanaman koleksi yang tepat akan turut meningkatkan kualitas koleksi itu sendiri. Oleh karena
itu pemahaman yang luas terhadap karakter tanaman koleksi menjadi diperlukan untuk
melakukan penanganan dan pengelolaan koleksi secara benar dan tepat. Salah satunya
melalui kegiatan penelitian ini akan dapat mengkaji karakter tanaman koleksi terpilih yang
selanjutnya menjadi dasar dalam pengelolaan dan penanganan tanaman koleksi di Kebun
Raya Purwodadi.
Berbagai keperluan penelitian dan pendidikan yang berkaitan dengan flora (tanaman koleksi)
salah satunya akan memanfaatkan tanaman koleksi yang ada di kebun raya, sehingga
informasi tanaman koleksi serta tanaman koleksinya itu sendiri menjadi sangat penting
peranannya. Fungsi strategis ini yang mendasari dilakukannya kegiatan ini. Perencanaan,
pengelolaan dan penanganan koleksi di kebun raya secara baik akan meningkatkan kualitas
koleksi itu sendiri, dan pada akhirnya akan membantu peningkatan pengembangan ilmu
pengetahuan tumbuhan di Indonesia.
Kegiatan peningkatan kualitas koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) diharapkan
memberikan informasi ilmiah mengenai metode yang tepat dalam pengelolaannya. Selain
itu, kegiatan ini dapat melengkapi sarana dan prasarana pengelolaan dan penelitian,
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, serta menambah jumlah koleksi
penunjang di Kebun Raya Purwodadi.
Kegiatan proyek / tolok ukur / sub kegiatan tematik ini langsung maupun tidak langsung
terkait dengan unit koleksi, unit registrasi, unit herbarium dan unit koleksi biji. Kegiatan ini
berupaya meningkatkan kualitas koleksi kebun raya yang dititikberatkan pada koleksi
tanaman dan koleksi penunjang, seperti dalam Gambar 1.

Gambar 1. Alur Pengelolaan Koleksi Kebun Raya (fokus kegiatan)

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 2


Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan sistem pengelolaan koleksi kebun dan koleksi penunjang di Kebun Raya
Purwodadi. Pendokumentasian proses pengelolaan tanaman koleksi (buku induk
tanaman koleksi, fenologi / pembungaan dan pembuahan tanaman koleksi beserta
aspek-aspek lingkungan yang mempengaruhinya / klimatologi) dan Pendokumentasian
pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan biji) dalam rangka mendukung kebijakan
pengelolaan tanaman koleksi di Kebun Raya Purwodadi.
2. Melengkapi sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) Kebun
Raya Purwodadi.

Sasaran Kegiatan
1. Tersedianya informasi mengenai kondisi keadaan koleksi beserta informasi dan data
observasi lainnya pada beberapa jenis koleksi Kebun Raya Purwodadi.
2. Peningkatan kualitas koleksi melalui pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan biji)
Kebun Raya Purwodadi.
3. Tersedianya sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) yang
memandai.

Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan terbagi menjadi 6 (enam) kegiatan yaitu a.) kegiatan koleksi; b.) kegiatan
herbarium; c.) kegiatan biji; d.) perjalanan dinas; e.) pengadaan alat/bahan dan f.) publikasi
ilmiah.

A. Kegiatan Koleksi
Kegiatan koleksi yang telah dilakukan berupa: pembuatan buku induk tanaman, data
pembungaan/ pembuahan, data klimatologi dan pembuatan pagar tanaman koleksi.
Pengelolaan tanaman koleksi dilapangan tidak semata pada pengelolaan fisiknya saja, akan
tetapi juga kelengkapan data koleksi dan data observasinya. Data tersebut mencakup antara
lain: data sejarah tanaman koleksi (asal, tanggal, habitat, kolekstor, dll); data observasi
koleksi (data pembungaan dan pembuahan); dan data iklim (curah hujan, kelembaban
udara). Oleh karenanya dilakukan juga upaya pendokumentasian data-data tersebut.
Penyediaan buku induk tanaman koleksi diperlukan untuk acuan dalam pengelolaan
tanaman koleksi, herbarium dan koleksi biji. Buku induk tanaman koleksi adalah buku yang
memuat data sejarah serta pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman koleksi yang
ditanam di suatu kebun raya. Buku ini menjadi acuan untuk mengetahui, mencatat dan
mendokumentasikan perkembangan suatu tanaman koleksi di kebun raya.
Penetapan areal pengelolaan tanaman koleksi yang akan dibuatkan buku induknya
didasarkan pada jumlah tanaman koleksi yang masih banyak belum teridentifikasi, baik
tingkat marga ataupun jenisnya. Penentuan kelompok tanaman koleksi (kelompok koleksi di
lingkungan 6: meliputi: Myrtaceae, Apocynaceae, Ebenaceae, Araliaceae, Acanthaceae; dan
lingkungan 1, yaitu: Arecaceae). Buku Induk Koleksi yang di areal pengelolaan lingkungan 6,
yang terdiri atas 15 petak/vak, yaitu:

Tabel 1. Jumlah petak koleksi yang telah dibuatkan buku induknya


Petak Jumlah petak
XX. B,C,D,E,F,G,H 7
XXI. A, D, C 3
XXII. C, D, E, F, G.I 5
Jumlah 15

Pembuatan pagar tanaman koleksi untuk tanaman-tanaman koleksi yang masih kecil
(Myrtaceae) sebanyak 20 buah.

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 3


Gambar 2. Pagar untuk Tanaman Koleksi

Kegiatan observasi pembungaan dan pembuahan dilakukan untuk tanaman koleksi kebun,
prioritas pada dua suku/famili terpilih, yaitu: sejumlah 39 nomor (suku Myrtaceae) dan 88
nomor (suku Arecaceae). Sedangkan kegiatan pendokumentasian data klimatologi berupa
suhu rata-rata, suhu maximal, suhu minimal, curah hujan, jumlah hari hujan dan kelembaban
udara sebagai berikut :

Tabel 2. Data klimatologi


Triwulan ke Bln Suhu Suhu Suhu Curah Hari Kelembaban
rata max min hujan hujan
1 Jan 26,02 31,33 20,90 14,97 25 79,21
Feb 26,21 31,25 26,21 24,00 28 79,96
Mar 26,00 30,39 21,45 7,94 24 82,06
2 Apr 25,93 28,74 20,84 13,18 28 80,52
Mei 26,69 29,94 26,69 7,32 24 83,83
Jun 25,54 28,87 25,54 5,77 15 80,32
3 Jul 25,72 30,13 21,03 5,97 7 82,86
Agu 26,81 30,39 20,77 2,06 10 82,95
Sep 25,88 29,39 20,03 6,00 18 79,96
4 Okt 26,91 30,61 20,94 9,23 21 80,31
Nop 26,51 30,02 20,09 7,13 16 75,23
Des -- -- -- -- -- --

B. Kegiatan Herbarium
Kegiatan herbarium yang dimaksud disini adalah pengumpulan spesimen herbarium yang
diambil dari koleksi kebun, baik herbarium kering ataupun herbarium basah. Pada
pengelolaannya diberi kode ”HK” (herbarium kebun). Hal ini untuk membedakan dengan
spesimen herbarium yang berasal dari hasil eksplorasi / ekspedisi.
Spesimen herbarium yang dikoleksi selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk melakukan
kegiatan identifikasi dan determinasi. Pengiriman herbarium ke institusi herbarium lain (BO,
KR Bogor) ataupun para pakar pengenal tanaman akan dapat membantu identifikasi
tanaman koleksi yang dimiliki oleh Kebun Raya Purwodadi. Jumlah spesimen herbarium
yang dikumpulkan sebanyak:

Tabel 3. Jumlah herbarium kebun yang telah dibuat


Triwulan ke Bln Herbarium kering Herbarium basah
1 Jan 7 nomor, 24 specimen --
Feb -- --
Mar 54 nomor, 196 specimen 31nomor

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 4


Triwulan ke Bln Herbarium kering Herbarium basah
2 Apr 50 nomor, 142 specimen 17nomor
Mei 2 nomor, 10 specimen 1 nomor
Jun 12 nomor, 58 specimen 10 nomor
3 Jul 14 nomor, 55 specimen 3 nomor
Agu 6 nomor, 30 specimen 3 nomor
Sep -- --
4 Okt -- --
Nop 6 nomor, 26 specimen 4 nomor
Des 10 nomor, 20 specimen --
Total 161 nomor, 561 specimen 69 nomor

Pendokumentasiaan data herbarium dilakukan, dengan mengikuti database yang telah


dimiliki oleh Herbarium Pasuruan Hortus Botanicus Purwodadiense (PHBP) dan telah dientri
sebanyak 160 nomor koleksi herbarium kebun (dengan kode nomor HK).
C. Kegiatan Biji
Kegiatan koleksi biji berupa pengelolaan material biji, mulai dari pengumpulan, pemrosesan,
penyimpanan, pengujian dan pengeluaran. Jumlah pengelolaan biji adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Jumlah pengelolaan material biji


Triwulan ke Bln Pengumpulan Pengujian Pengeluaran
1 Jan 21 nomor; 21 jenis 11 nomor; 11 jenis 5 nomor
Feb 7 nomor; 6 jenis 25 nomor; 25 jenis 131 nomor
Mar 16 nomor; 10 jenis 4 nomor; 4 jenis 152 nomor
2 Apr 50 nomor; 39 jenis 9 nomor; 9 jenis 91 nomor
Mei 14 nomor; 13 jenis 4 nomor; 4 jenis 27 nomor
Jun 25 nomor; 14 jenis 5 nomor; 5 jenis 29 nomor
3 Jul 56 nomor; 40 jenis 19 nomor; 17 jenis 16 nomor
Agu 61 nomor; 48 jenis 4 nomor; 4 jenis 82 nomor
Sep 11 nomor; 10 jenis -- 7 nomor
4 Okt 23 nomor; 15 jenis -- 13 nomor
Nop 36 nomor; 20 jenis -- 13 nomor
Des 16 nomor; 10 jenis -- 12 nomor
Total 336 nomor 81 nomor 566 nomor

Kegiatan pengeluaran biji digunakan untuk kegiatan penelitian, penambahan koleksi,


pengembangan, permintaan sumbangan, pameran dan penanaman ke arboretum.

D. Kegiatan Perjalanan
Kegiatan lainnya yang sekaligus dapat menunjang dalam peningkatan kualitas koleksi dan
koleksi penunjang berupa perjalanan dinas dalam rangka studi pengelolaan koleksi / koleksi
penunjang. Kegiatan ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan penguasaan pengetahuan, keahlian dan keterampilan serta
profesionalisme dalam bidang penelitian dan pengelolaan koleksi / koleksi penunjang.
2. Memperluas wawasan dan memiliki kompetensi dalam melaksanakan kegiatan penelitian
dan pengelolaan koleksi / koleksi penunjang yang berkualitas untuk menunjang tupoksi
lembaga.
Perjalanan dinas dilakukan 4 kali. Di Malang (2 kali) pada Balai Penelitian Tanaman Jeruk
dan Buah Sub Tropika (Balitjestro) Jl. Raya Tlekung No. 1 Junrejo, Batu dan Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jl. Karangploso Km. 4, Malang. Di Bogor (2 kali)
pada Balai Penelitian Teknologi Perbenihan (BPTP) Jl. Pakuan Ciheuleut Bogor dan
Herbarium Bogoriensis (BO) Puslit Biologi – LIPI, Cibinong Sciene Center.

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 5


Gambar 3. Kunjungan Ke Balitjestro Malang

Gambar 4. Kunjungan Ke BPTP Malang

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 6


Gambar 5. Kunjungan Ke Balai Benih Bogor

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 7


Gambar 6. Kunjungan Ke Herbarium Bogoriensis Cibinong

E. Kegiatan Pengadaan Alat / Bahan


Kegiatan yang sangat menunjang dalam peningkatan kualitas koleksi dan koleksi penunjang
(koleksi biji dan herbarium), berupa pengadaan alat dan bahan untuk kegiatan rutin
pengelolaan koleksi penunjang dan penelitiannya, serta prioritas pembelian belanja modal,
berupa: Neraca Analitik, Mikroskop Binokler dan Freezer.

Gambar 7. Pengadaan Alat Laboratorium

F. Kegiatan Publikasi Ilmiah


Kegiatan penelitian yang dilakukan berbasis pada tanaman koleksi dan koleksi penunjang di
Kebun Raya Purwodadi, prioritas pada publikasi karya tulis ilmiah kegiatan koleksi biji
sejumlah 4 karya tulis, dengan abstrak sebagai berikut:
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 8
1. R. Irawanto, 2010, SISTEM DOKUMENTASI KOLEKSI BIJI KEBUN RAYA
PURWODADI, disampaikan dalam Seminar Nasional Sains - Universitas Negeri
Surabaya (16 Januari 2010)
Kebun Raya Purwodadi memiliki koleksi keanekaragaman jenis tumbuhan beserta koleksi
penujangnya (koleksi biji dan herbarium). Koleksi Biji memiliki tugas pengelolaan material biji
koleksi kebun, yang tersimpan dalam museum biji dan bank biji. Seiring dengan
perkembangan teknologi saat ini maka koleksi biji tidak hanya mengandalkan sistem
pendataan (dokumentasi) manual, tetapi juga mengunakan komputer dalam bentuk
database. Sehingga dalam pengelolaan biji (dokumentasinya) lebih sistematis dan teratur.
Sistem database ini diharapkan bisa dimanfaatkan dan dimengerti oleh berbagai kalangan di
lingkungan kebun raya. Makalah ini bertujuan menguraikan tentang perkembangan sistem
dokumentasi (database) di Koleksi Biji Kebun Raya Purwodadi serta prosedur / alur proses
pengelolaan koleksi biji.
Kata Kunci : Kebun Raya Purwodadi, Koleksi Biji, Database.
2. R. Irawanto, 2010, KOLEKSI MUSEUM BIJI OBAT KEBUN RAYA PURWODADI,
disampaikan dalam Basic Science Seminar 7 - Universitas Brawijaya Malang (20
Februari 2010)
Kebun Raya Purwodadi merupakan lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, yang bertugas
melakukan konservasi, penelitian, pendidikan dan ekowisata. Karakteristik utama suatu
kebun raya adalah koleksi tanaman beserta koleksi penujangnya berupa koleksi biji dan
herbarium. Unit koleksi biji memiliki tugas pokok menangani pengelolaan material biji, yang
tersimpan dalam museum biji dan bank biji. Material biji tersebut selain sebagai penunjang
konservasi ex-situ dalam sumber perbanyakan tanaman, juga memiliki fungsi lain sebagai
bahan obat. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi mengenai koleksi biji museum
obat yang dimiliki Kebun Raya Purwodadi dan pengunaannya. Koleksi museum biji obat
tercatat sejumlah 83 nomor urut dengan 83 jenis, 72 marga dan 33 suku.
Kata kunci: kebun raya purwodadi, koleksi biji, obat.
3. R. Irawanto, 2010, KEANEKARAGAMAN BIJI KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI,
disampaikan dalam Seminar Sumber Daya Genetik – Balitbangprov Surabaya (4 Agustus
2010)
Sejak lama kebun raya menjadi salah satu sarana pengembangan ilmu dan budaya. Seiring
dengan perkembangan, kebun raya berperan sebagai pusat sumber konservasi, penelitian
dan pembangunan. Di Indonesia kebun raya merupakan lembaga konservasi tumbuhan ex-
situ, dengan tugas melakukan konservasi, inventarisasi, eksplorasi dan penelitian tumbuhan
Indonesia. Salah satu Kebun Raya Indonesia adalah Kebun Raya Purwodadi, yang bergerak
di bidang konservasi, penelitian, pendidikan dan ekowisata. Kebun Raya Purwodadi memiliki
areal seluas 85 ha, dengan jumlah koleksi 174 suku, 908 genus dan 1896 jenis. Karakteristik
utama suatu kebun raya adalah koleksi tanaman dengan dokumentasinya dan koleksi
penujang berupa koleksi biji dan herbarium. Koleksi biji merupakan unit yang bertugas
menangani pengelolaan material biji kebun. Material biji dari koleksi kebun memiliki
karakteristik biji yang spesifik dan unik, yang tersimpan dalam museum biji dan bank biji.
Museum biji memuat koleksi biji yang diawetkan untuk tujuan pameran keanekaragaman biji
maupun identifikasi, sedangkan bank biji lebih berfungsi sebagai penunjang konservasi ex-
situ. Penelitian ini bertujuan menginventarisasi keanekaragaman biji koleksi Kebun Raya
Purwodadi khususnya museum biji dan cara pengelolaan bijinya. Kondisi koleksi biji tercatat
373 jenis, 246 marga dan 63 suku yang tersimpan dalam bank biji dan 647 jenis, 387 marga
dan 101 suku yang tersimpan dalam museum biji, dengan 500 record yang telah masuk
dalam database.
Kata Kunci : Keanekaragaman, Biji, Koleksi, Kebun Raya Purwodadi.
4. R. Irawanto, 2010, PENGUJIAN BIJI KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI,
disampaikan dalam Seminar Nasional Biologi VIII – ITS Surabaya (6 November 2010).
Kebun Raya Purwodadi merupakan lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, yang bertugas
melakukan konservasi, penelitian, pendidikan dan ekowisata. Karakteristik utama suatu
kebun raya adalah koleksi tanaman dan koleksi penunjang beserta dokumentasinya. Salah
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 9
satu koleksi penunjang adalah koleksi biji, yang bertugas menangani pengelolaan material
biji tanaman koleksi. Koleksi biji yang berfungsi sebagai aktif koleksi memerlukan upaya
pengujian untuk menjaga dan mengetahui kualitas biji selama penyimpanan masih dapat
berkecambah. Kegiatan pengujian (viabilitas) biji dilakukan secara rutin di Kebun Raya
Purwodadi. Penelitian ini merupakan penelitian dasar yang bertujuan mengetahui kualitas biji
koleksi Kebun Raya Purwodadi. Dimana hasilnya dapat digunakan sebagai pedoman dalam
upaya konservasi biji lebih lanjut untuk mendukung peningkatan kualitas koleksi Kebun Raya
Purwodadi. Hasil inventarisasi tanaman yang berbuah dan menghasilkan biji tercatat 524
jenis dari 77 suku, dengan kisaran pengumpulan biji 10-65 jenis setiap tahun. Sehingga
pengujian biji koleksi tahun 2010 sejumlah 64 jenis.
Kata Kunci: Pengujian, Biji, Kebun Raya Purwodadi.

Gambar 8. Poster Publikasi KTI

Ringkasan
Kegiatan diatas hasilnya dapat diringkas sesuai rencana kegiatan tahunan target dan
capaiannya sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Kegiatan Tanaman Koleksi dan Koleksi Penunjang


No Sasaran Keluaran (renc) (real) Capaian
1 Koleksi Inventarisasi data koleksi 2 buah 2 buah (c) Tercapai
(buku induk koleksi)
2 Herbarium Penambahan spesimen 25 nomor 26 nomor (d) Melampaui
herbarium (HK)
Identifikasi tanaman koleksi 50 nomor 55 nomor (r) Melampaui
(Registrasi)
3 Biji Penambahan koleksi biji 25 nomor 28 nomor (b) Melampaui
(Pengumpulan)
Viabilitas Biji 50 nomor 51 nomor (v) Melampaui
4 Perjalanan Studi Pengelolaan 2 kali 2 kali Tercapai
5 Publikasi Karya tulis ilmiah 4 judul 4 judul Tercapai
6 Alat Belanja Modal 3 buah 3 buah Tercapai

---000---

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 10


LAPORAN AKHIR 2011
STUDI PENGELOLAAN TANAMAN KOLEKSI DAN KOLEKSI PENUNJANG UNTUK
MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI

Peneliti Utama : Rony Irawanto, S.Si.


Peneliti : Esti Endah Ariyanti, S.Si, M.Sc.
Dwi Narko, SP.
Pembantu peneliti : Matrani
Roif Marsono
Nursali
Tanaga lapangan : Toni Subiyanto

PENDAHULUAN
Kebun Raya Purwodadi sebagai bagian dari Kebun Raya Indonesia akan selalu menjadi
acuan untuk kegiatan konservasi tumbuhan ex-situ. Posisi ini yang menyebabkan kebun
raya menjadi perlu untuk meningkatkan peran dan mutu tanaman koleksinya. Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat memboboti kualitas tanaman koleksi yang ada. Keberadaan
tanaman koleksi di kebun raya yang menjadi “representasi” dari tumbuhan Indonesia,
sehingga mutu dan kualitas pengelolaan koleksi menjadi penting. Manajemen pengelolaan
tanaman koleksi yang tepat akan turut meningkatkan kualitas koleksi kebun raya itu sendiri.
Oleh karena itu pemahaman yang luas mengenai koleksi tanaman dan koleksi penunjang
sangat diperlukan untuk melakukan penanganan dan pengelolaan koleksi secara benar dan
tepat.
Kegiatan penelitian ini diarahkan pada pengelolaan koleksi tanaman dan koleksi penunjang
di Kebun Raya Purwodadi, yang lebih khusus pada upaya meningkatkan kualitas koleksi
penunjang berupa pengelolaan koleksi herbarium (Pasuruan Hortus Botanicus
Purwodadiensis / PHBP) dan koleksi biji (Bank biji dan Museum biji). Sedangkan
pengelolaan tanaman koleksi lebih pada pengamatan / observasi koleksi untuk suku
tanaman tertentu.
Kegiatan proyek penelitian / tolok ukur / sub kegiatan tematik ini secara langsung terkait
dengan unit koleksi, unit registrasi, unit herbarium dan unit koleksi biji dan secara tidak
langsung terkait dengan unit keuangan, unit umum dan unit kepegawaian. Kegiatan ini
berupaya meningkatkan kualitas koleksi kebun raya yang dititikberatkan pada koleksi
tanaman dan koleksi penunjang. Hasilnya diharapkan memberikan informasi ilmiah
mengenai metode yang tepat dalam pengelolaannya. Selain itu, dapat melengkapi sarana
dan prasarana pengelolaan dan penelitian, meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia, serta menambah jumlah koleksi penunjang di Kebun Raya Purwodadi.

Gambar 1. Cakram Pengelolaan Kebun Raya (khusus pengelolaan koleksi penunjang)

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 11


Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan sistem pengelolaan koleksi kebun dan koleksi penunjang di Kebun Raya
Purwodadi. Pendokumentasian proses pengelolaan tanaman koleksi (buku induk
tanaman koleksi, fenologi/pembungaan dan pembuahan tanaman koleksi beserta aspek-
aspek lingkungan yang mempengaruhinya/klimatologi) dan Pendokumentasian
pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan biji) dalam rangka mendukung kebijakan
pengelolaan tanaman koleksi di Kebun Raya Purwodadi.
2. Melengkapi sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) Kebun
Raya Purwodadi.

Sasaran Kegiatan
1. Tersedianya informasi mengenai kondisi keadaan koleksi beserta informasi dan data
observasi lainnya pada beberapa jenis koleksi Kebun Raya Purwodadi.
2. Peningkatan kualitas koleksi melalui pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan
koleksi biji) Kebun Raya Purwodadi.
3. Tersedianya sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) yang
memandai.

HASIL KEGIATAN
Hasil kegiatan terbagi menjadi empat yaitu:

A. Kegiatan rutin.
Input : Honor Rp. 26.880.000,-
Proses :
Terdiri dari kegiatan pengelolaan koleksi tanaman, koleksi biji dan herbarium. Kegiatan
pada koleksi kebun berupa pencatatan data klimatologi dan pengamatan pembungaan /
pembuahan untuk suku tertentu, yaitu 39 nomor suku Myrtaceae dan 88 nomor suku
Arecaceae. Kegiatan koleksi biji lebih kepada aktivitas pelayanan biji (pengumpulan biji,
pemrosesan biji, pengeluaran biji) dan pengujian biji. Sedangkan kegiatan herbarium lebih
pada pengumpulan spesiemen herbarium, pengawetan dan pendokumentasian dalam
database koleksi herbarium kebun yang dimiliki. Anggota tim sebagai SDM yang ada
dibagi dalam koleksi kebun (Dwi Narko dan Nursali), koleksi biji (Rony Irawanto dan Roif
Marsono), herbarium (Esti E. Ariyanti dan Matrani) sedangkan tenaga lapangan (Toni
Subiyanto) digunakan untuk membantu pengelolaan dan kebersihan di koleksi penunjang
maupun koleksi kebun.
Output:
7 orang SDM dengan tanggungjawabnya, dan 4 buah Tabel hasil pengamatan berupa
data fenologi, data klimatologi, data pengelolaan koleksi biji dan data herbarium selama
satu tahun.
Teknis:
1. Koleksi Kebun
Kegiatan koleksi yang telah dilakukan berupa : data observasi koleksi (data
pembungaan dan pembuahan); dan data iklim (curah hujan, kelembaban udara).
Kegiatan observasi pembungaan dan pembuahan dilakukan untuk tanaman koleksi
kebun, prioritas pada dua suku/famili terpilih, yaitu: sejumlah 39 nomor (suku
Myrtaceae) dan 88 nomor (suku Arecaceae), sebagai berikut :

Tabel 1. Tanaman koleksi Arecaceae untuk pengamatan fenologi.


No Genus Jenis No Vak
1 Acoelorrhaphe wrightii III.D.35
2 Actinorhytis calapparia III.E.3
3 Aiphanes aculeata III.E.7a
4 Aiphanes erosa III.E.6
5 Archontophoenix alexandrae III.G.15
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 12
No Genus Jenis No Vak
6 Areca cathecu III.A.79
7 Areca hutchinsoniana III.G.2
8 Areca latiloba III.D.43
9 Areca macrocalyx III.A.84
10 Areca triandra III.A.12
11 Areca vestiaria III.B.46
12 Arecastrum romanzoffianum III.F.20
13 Arenga obtusifolia III.G.3
14 Arenga pinnata III.G.30a
15 Arenga tremula III.G.32
16 Arenga undulatifolia III.A.86
17 Bactris gasipaens III.F.40
18 Bactris major III.F.25
19 Bentinckia nicobarica III.D.57
20 Bismarckia nobilis III.A.65
21 Borassus flabellifer III.H.36
22 Borasudendron borneensis III.G.36
23 Brahea aculeata III.G.27
24 Calamus unifarius III.F.13
25 Calyptrocalyx spicatus III.F.60
26 Carpentaria acuminata III.A.49
27 Caryota cumingii III.A.16
28 Caryota maxima III.A.47a
29 Caryota mitis III.A.58
30 Caryota rumphiana III.G.17
31 Chamaedorea microspandix III.F.44
32 Coccothrinax miraguana III.F.62
33 Cocos nucifera III.D.9
34 Corypha umbraculifera III.A.35
35 Corypha utan III.F.10
36 Cyrtostachys elegans III.D.21a
37 Drymophloeus olivaeformis III.A.69b
38 Drymophloeus pachyclades III.F.50
39 Dypsis lutescens III.D.44
40 Dypsis madagascariensis III.F.64
41 Elaeis oleifera x guineensis III.D.8
42 Elaeis x guineensis III.D.1
43 Gronophyllum pinangoides III.G.29
44 Heterospathe elata III.A.45
45 Latania loddigesii III.F.52
46 Latania lontaroides III.D.27
47 Licuala grandis III.B.25
48 Licuala penduliflora III.B.26
49 Licuala rumphii III.F.61
50 Livistona rotundifolia III.D.41
51 Livistona saribus III.D.37
52 Livistona speciosa III.F.24
53 Metroxylon sagu III.E.2
54 Nephrosperma vanhoutteanum III.G.9
55 Oncosperma horridum III.H.18a
56 Oncosperma tigillarium III.D.2
57 Orania aruensis III.D.53
58 Orbignya cohune III.A.29
59 Phoenix canariensis III.A.63
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 13
No Genus Jenis No Vak
60 Phoenix dactylifera III.A.39
61 Phoenix pusilla III.H.26
62 Phoenix reclinata III.H.1
63 Pholidocarpus majadum III.A.81c
64 Pigafetta elata III.A.72
65 Pinanga caesia III.H.25
66 Pinanga coronata III.A.78
67 Plectocomia elongata III.B.41
68 Ptycosperma ambiguum III.A.9
69 Ptycosperma angustifolius III.F.29
70 Ptycosperma elegans III.G.16
71 Ptycosperma hospitum III.A.13
72 Ptycosperma macarthurii III.F.19
73 Ptycosperma propinquum III.G.22
74 Raphia hookeri III.F.33a
75 Rhapis excelsa III.F.16
76 Rhopaloblaste ceramica III.H.28
77 Roystonia elata III.A.4
78 Sabal guatemalensis III.D.26
79 Sabal mauritiiformis III.A.6
80 Sabal minor III.A.8a
81 Sabal palmetto III.D.13
82 Salacca sumatrana III.B.44
83 Salacca zalacca III.B.42b
84 Satakentia liukiuensis III.A.64
85 Scheelea insignis III.D.3
86 Veitchia merrillii III.D.18
87 Veitchia montgomeryana III.D.16
88 Wodyettia bifurcata III.A.44

Sedangkan kegiatan pendokumentasian data klimatologi berupa suhu rata-rata, suhu


maximal, suhu minimal, curah hujan, jumlah hari hujan dan kelembaban udara
sebagai berikut :

Tabel 2. Data klimatologi


Suhu Suhu Suhu Curah Hari
Bln Kelembaban
rata max min hujan hujan
Jan 25,67 30,06 20,65 10,81 31 82,72
Feb 25.82 30.29 2054 24.00 23 81.04
Mar 25.67 30.32 20.77 13.77 28 82.60
Apr 25,48 29,06 20,16 17,74 24 80,49
Mei 26,52 30,19 20,42 6,32 19 81,45
Jun 25,56 29,32 19,45 1,58 5 74,06
Jul 25,47 30,00 20,03 0,13 2 77,43
Agu 26,63 30,90 19,29 0,00 1 75,15
Sep 26,32 30,84 19,52 0,57 4 71,62
Okt 28,16 33,16 21,39 1,74 2 73,60
Nop 26,18 31,87 20,06 10,16 12 76,74
Des -- -- -- -- -- --

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 14


2. Kegiatan Herbarium
Kegiatan herbarium yang dimaksud disini adalah pengumpulan spesimen herbarium
yang diambil dari koleksi kebun, baik herbarium kering ataupun herbarium basah.
Pada pengelolaannya diberi kode ”HK” (herbarium kebun). Hal ini untuk membedakan
dengan spesimen herbarium yang berasal dari hasil eksplorasi / ekspedisi.
Spesimen herbarium yang dikoleksi selanjutnya digunakan sebagai bahan untuk
melakukan kegiatan identifikasi dan determinasi. Pengiriman herbarium ke institusi
herbarium lain (BO, KR Bogor) ataupun para pakar pengenal tanaman akan dapat
membantu identifikasi tanaman koleksi yang dimiliki oleh Kebun Raya Purwodadi.
Untuk kegiatan identifikasi, determinasi dan pengiriman spesimen herbarium
sementara pada tahun 2011 tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki pos/mata
anggaran/dana tersebut. Jumlah spesimen herbarium yang dikumpulkan sebanyak:

Tabel 3. Jumlah herbarium kebun yang telah dibuat


Bln Herbarium kering Herbarium basah
Jan 4 nomor, 10 spesimen 1 nomor
Feb 1 nomor, 4 spesimen 1 nomor
Mar 7 nomor, 18 spesimen 2 nomor
Apr 5 nomor, 20 spesimen 5 nomor
Mei 11 nomor, 28 spesimen 5 nomor
Jun 4 nomor, 17 spesimen 3 nomor
Jul --- ---
Agu --- 1 nomor
Sep 27 nomor, 130 spesimen ---
Okt 35 nomor, 161 spesimen ---
Nop --- ---
Des --- ---

Pendokumentasiaan data herbarium dilakukan, dengan mengikuti database yang


telah dimiliki oleh Herbarium Pasuruan Hortus Botanicus Purwodadiense (PHBP).

3. Kegiatan Biji
Kegiatan koleksi biji berupa pengelolaan material biji dari pengumpulan, pemrosesan,
penyimpanan, pengujian dan pengeluaran. Jumlah pengelolaan biji adalah sebagai
berikut :

Tabel 4. Jumlah pengelolaan material biji


Bln Pengumpulan Pengujian Pengeluaran
Jan 20 nomor, 14 jenis --- 13 nomor
Feb 37 nomor, 31 jenis 1 nomor 40 nomor
Mar 42 nomor, 38 jenis 23 nomor 34 nomor
Apr 15 nomor, 12 jenis 8 nomor 10 nomor
Mei 49 nomor, 42 jenis 2 nomor 65 nomor
Jun 16 nomor, 16 jenis 2 nomor 11 nomor
Jul 67 nomor, 58 jenis --- 73 nomor
Agu 29 nomor, 25 jenis 3 nomor 14 nomor
Sep 9 nomor, 7 jenis --- 5 nomor
Okt 23 nomor, 13 jenis --- 11 nomor
Nop 32 nomor, 24 jenis --- 38 nomor
Des --- --- ---

Kegiatan pengeluaran biji digunakan untuk kegiatan penelitian, penambahan koleksi,


pengembangan bibit, permintaan sumbangan, pameran dan penanaman ke
arboretum.

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 15


B. Pengadaan alat/bahan.
Input: Belanja Bahan Rp. 6.000.000,-
Proses:
Pengadaan alat/barang melalui pengusulan kepada bagian umum, yang kemudian
ditindaklajuti berdasarkan pertimbangan kebutuhan dari lembaga. Usulan yang telah
diajukan berupa usulan pada bulan Maret (matrik lengkap selama setahun), diusulkan
kembali bulan Mei (usulan perbulan), belum terealisasi dan diusulkan kembali bulan
Agustus (rincian selama 5 bulan terahir) dan usulan bulan November (penyerahan
sepenuhnya kepada lembaga dan yang mungkin bisa diprioritaskan untuk dibeli / dapat
dibuatkan sendiri).
Output:
Dari 83 nomor usulan alat/bahan kebutuhan pengelolaan biji yang pernah diusulkan, baru
teralisasi 29 nomor alat/bahan, khususnya keperluan perkantoran (ATK, Kertas, dll),
kebersihan ruangan (spon pel, pembersih lantai, dll), pengumpulan material (tele pruner,
gergaji dahan, gunting stek, dll) dan pengelolaan herbarium (rak box penyimpanan
herbarium, alkohol, cat, dll).
Teknis:
Pengadaan alat/bahan ini sangat menunjang dalam peningkatan kualitas koleksi dan
koleksi penunjang, khususnya koleksi biji dan herbarium, namun karena keterbatasan
dana operasional rutin maka sebagian diserahkan lembaga untuk kebutuhan operasional
di koleksi kebun dan kegiatan yang terkait. Sedangkan keperluan alat/bahan yang
terpenuhi adalah sarana kantor dan kebersihan serta sebagian peralatan yang telah lam
diusulkan tetapi belum terealisasi oleh lembaga.

Gambar 2. Usulan Alat/Bahan yang terealisasi

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 16


C. Perjalanan dinas.
Input: Belanja Perjalanan Rp. 4.800.000,-
Proses:
Perjalanan dinas ini bertujuan memperluas wawasan dan meningkatan penguasaan
pengetahuan, keahlian serta ketrampilan dalam melaksanakan penelitian dan
pengelolaan koleksi tanaman/koleksi penunjang. Perjalanan dinas berupa kunjungan /
studi pengelolaan koleksi / studi material biji dan spesimen herbarium. Terdapat 3 kali
perjalanan, yaitu: perjalanan purwodadi-bogor (1 kali) dan perjalanan purwodadi-jawa
timur (2 kali) masing-masing sejumlah 2 orang.
Output:
1 Perjalanan Purwodadi-Bogor oleh Rony Irawanto dan Esti E. Ariyanti pada tanggal 30-
31 Mei 2011 dalam rangka studi pengelolaan material biji dan spesimen herbarium.
2 Perjalanan Purwodadi-Malang oleh Rony Irawanto dan Roif Marsono pada tanggal 21
Oktober 2011 dan 5 Desember 2011 dalam rangka studi penyimpanan benih.
Teknis:
Perjalanan dinas yang terkait dengan kegiatan koleksi penunjang sebenarnya dilakukan 4
kali, yaitu 2 kali perjalanan ke Bogor dan 2 kali perjalanan ke Malang. Namun 1 kali
perjalanan ke Bogor berasal dari biaya sendiri / swadana para peneliti yang ingin
menambah wawasan dan pengetahuan teknis.

 Perjalanan ke Bogor pada tanggal 12-15 April 2011 dalam rangka studi spesimen
koleksi herbarium di Herbarium Bogoriensis Puslit Biologi Cibinong - LIPI.

Gambar 3. Herbarium Puslit Biologi

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 17


 Perjalanan ke Bogor pada tanggal 30-31 Mei 2011 dalam rangka studi pengelolaan
koleksi penunjang (material biji dan spesimen herbarium) di PKT Kebun Raya Bogor -
LIPI.

Gambar 4. Herbarium KRBogor

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 18


 Perjalanan ke Malang pada tanggal 21 Oktober 2011 dalam rangka studi
penyimpanan benih di BPTP Jawa Timur (Balai Pengembangan Teknologi Pertanian)
– Kementrian Pertanian.

Gambar 5. Gudang Benih BPTP Jatim

 Perjalanan ke Malang pada tanggal 5 Desember 2011 dalam rangka studi


penyimpanan benih BALITKABI (Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-
umbian) – Kementrian Pertanian.

Gambar 6. Gudang Benih Balitkabi

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 19


D. Publikasi ilmiah.
Input: Belanja Non Operasional Rp. 4.000.000,-
Proses:
Kegiatan pengamatan dan penelitian terkait tanaman koleksi dan koleksi penunjang yang
telah dilakukan, dipublikasikan dalam seminar nasional maupun internasional dan
beberapa keikutsertaan sebagai peserta pada seminar yang terkait dengan ilmu
murni/science untuk memperluas wawasan dan pengetahui mengenai penelitian terkini.
Output:
Mengikuti 8 seminar dengan jumlah publikasi 8 KTI sebagai berikut:
 Seminar Nasional Kebun Raya Cibodas (7 April 2011) sebagai pemakalah (1KTI)
 Seminar Internasional IPB Bogor (27-28 Mei 2011) sebagai pemakalah (1KTI)
 Seminar International UPN Jatim (27-28 Juni 2011) sebagai pemakalah (1KTI)
 Seminar International Univ MaChung Malang (9-11 Juli 2011) sebagai pemakalah
(1KTI)
 Seminar International Unair Surabaya (21-23 September 2011) sebagai pemakalah
(1KTI)
 Seminar Nasional Univ Trunojoyo Madura (20 Oktober 2011) sebagai pemakalah
(1KTI)
 Seminar Nasional UIN Malang (12 November 2011) sebagai pemakalah (2KTI)
 Seminar Nasional Balitkabi Malang (15 November 2011) sebagai peserta
Teknis:
Kegiatan penelitian yang dilakukan terkait pada tanaman koleksi dan koleksi penunjang
menghasilkan publikasi karya tulis ilmiah sejumlah 8 karya tulis, dengan abstrak sebagai
berikut:
1. R. Irawanto, 2011, KOLEKSI STUDI PENYEBARAN Corypha utan Lamk. DI
TAMAN NASIONAL BALURAN – JAWA TIMUR, disampaikan dalam Seminar
Nasional “Konservasi Tumbuhan Tropika: Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan”
Kebun Raya Cibodas – LIPI (7 April 2011).
Abstrak Taman Nasional Baluran merupakan kawasan konservasi sumberdaya alam (in-
situ) yang didalamnya memiliki keanekaragaman jenis flora dan fauna serta tipe
ekosistem yang tinggi. Tipe ekosistem yang tersebar dari pantai sampai puncak Gunung
Baluran dengan ketinggian 1.247 m dpl, yaitu terumbu karang, padang lamun, hutan
mangrove, hutan pantai, padang rumput savana, hutan musim dataran rendah yang
selalu hijau dan hutan pegunungan bawah. Kawasan TN. Baluran seluas 25.000 ha,
dimana 40% luas kawasannya berupa savana menjadi ciri khas dengan salah satu
vegetasi yang menarik dan banyak dijumpai yaitu gebang (Corypha utan Lamk.). Seperti
jenis palem lainnya Corypha utan memiliki banyak kegunaan, sehingga sering diambil dan
dimanfaatkan oleh masyarakat. Masyarakat sekitar memanfaatkan biji dan daun
mudanya. Mengingat jenis ini memiliki pertumbuhan yang lambat dan regenerasinya
hanya bergantung dari biji dengan tipe pertumbuhan yang sekali berbunga-berbuah
tumbuhan tersebut akan mati. Maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui penyebaran Corypha utan Lamk. terutama habitat tumbuhnya. Metode
penelitian secara eksploratif deskriptif berdasarkan perjumpaan pada jalur yang ada.
Tercatat 187 titik sebaran Corypha utan Lamk pada 4 jalur, yaitu: batangan-bekol, bekol-
bama, sumber manting, dan curah udang. Jenis ini dijumpai pada hutan musim, savana
dan hutan pantai dengan kondisi habitat tumbuh pada dataran rendah (0-56 m.dpl),
tempat terbuka, tergenang air (wetland) ataupun daerah aliran air musiman (curah hujan).
Dilihat dari habitus/tegakannya sebaran semai/anakan relatif dekat dengan induknya pada
daerah hutan pantai dan tumbuh jauh mengikuti alur aliran air hujan / daerah yang
tergenang pada hutan musim dan savana.
Kata Kunci : Penyebaran, Corypha utan, TN. Baluran.
2. R. Irawanto, 2011, SEED Corypha : MEDICINE PROPERTIES AND DISTRIBUTION
IN PURWODADI BOTANIC GARDEN, disampaikan dalam Seminar Internasional
“The 2nd International on Temulawak and 40th Meeting of National Working Group on

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 20


Indonesia Medicinal Plant ” Biopharmaca Research Center – IPB (27-28 Mei 2011).
Abstract Palm plant has been used extensively, as building materials, household
appliances, handicrafts, food source, oil sources, bio-energy, medicinal plants, ornamental
plants and environmental protection. Palm species (Arecaceae) has highest species
diversity in Indonesia so that conservation efforts are needed to the preservation of these
species. Purwodadi Botanic Garden as an institution plant conservation ex-situ,
particularly in the dry lowland plant that potentially valuable in economic and science.
Currently, the Purwodadi Botanic Garden recorded 358 specimens of 93 species
Arecaceae collection. Where 12 species have potential as madicine, one of these palm
species are rare and unique is Corypha. This study aimed to identify potential Corypha as
medicinal plants and the distribution of Corypha in the Purwodadi Botanic Garden. The
method is descriptive, based on the literature about its potential and direct observation in
the field (garden) on the distribution of Corypha. Corypha known to have medicinal
properties such as diarrhea, cough, tuberculosis, dysentery, etc. In Bangladesh seed
Corypha contain anti-oxidant ingredients that can help fight the disease and anti-aging in
humans.
Key Word: Madicine, Corypha, Purwodadi Botanic Garden.
3. R. Irawanto, 2011, PROPORTION OF PHENOLOGY OF ARECACEAE AT
PURWODADI BOTANICAL GARDEN, disampaikan dalam Seminar Internasional
“International Seminar on Natural Resources, Climate Change, and Food Security in
Developing Countries (ISNAR-C2FS)” Agriculture Faculty – UPN Jawa Timur (27-28
Juni 2011).
Abstract Purwodadi Botanical Garden as a plants conservation ex-situ an institution in
Indonesia, has a duty to conserve, especially in the dry lowland plant, potentially valuable
and science. One of the interesting collection and has various functions in human life is a
Arecaceae (palm) with high species diversity in Indonesia. Type Arecaceae widely used
as building materials, household appliances, handicrafts, food source, oil sources,
bioenergy, medicinal plants, ornamental plants and plant conservation. Based on the data
Registasi collection Arecaceae planting from 1955 to present. The existence of global
climate change at the end of this decade, directly or indirectly affect the plant which can
be seen in phenology. Phenology is the study of the change / adaptation of plants to their
environment. This study aimed to compare the phenology in the Purwodadi Botanical
Garden collection Arecaceae in early planted with current conditions. Descriptive research
method based on flowering phenology data Arecaceae collection from the registration
(year 1991) compared with current observations (year 2010). Arecaceae observations in
2010 is 88 species, the year 1982-1991 was 47 species and in 1987 was 36 species. So
the comparison phenology for 23 species, such as Areca cathecu, Arenga obtusifolia,
Bactris major, Bentickia nicobarica, Calamus unifarius, Caryota cumingii, Caryota mitis,
Cocos nucifera, Livistona saribus, Nephrosperma vanhoutteanum, Oncosperma
tigillarium, Orbignya cohune, Ptychosperma ambiguum, Ptychosperma hospitum,
Ptychosperma macarthurii, Ptychosperma propinquum, Roystona elata, Sabal
guatemalensis, Sabal mauritiiformis, Sabal minor, Sabal palmetto, Scheelea insignis, dan
Veitchia merrilli.
Key Word: Phenology, Arecaceae, Purwodadi Botanical Garden.
4. R. Irawanto, 2011, SEED CONSERVATION IN PURWODADI BOTANIC GARDEN,
disampaikan dalam Seminar Internasional “International Conference on Natural
Sciences (ICONS 2011)” Photosynthetic Research Center – Universitas Ma Chung
Malang (9-11 Juli 2011).
Abstract The old botanical garden is very important for the advancement of science and
culture. Along with the development, botanic gardens act as a central resource
conservation, research and development. In Indonesia, the botanical garden is an ex-situ
conservation of plants with the duty of conservation, inventory, exploration and research
on plants of Indonesia. There the Purwodadi Botanical Garden plays its role on
conservation, research, education and ecotourism. The main characteristics of a botanical
garden is the plants collection and documentation with the support collection such as the
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 21
seed collection and the herbarium. The seed collection are responsible for handling the
management of garden seed materials. Materials from the seed collection have specific
characteristics and unique. The seeds stored in the seed museum and the seed bank.
The seed museum contains a collection of seeds are preserved for exhibition purposes as
well as for the identification of the seed diversity, while the seed bank functions as a
support for ex-situ conservation as complementary, supplementary and active collection.
Along with the development of the technology the seed collection is not on manual
systems, but also computerized, for more systematic and regular. Therefore it can
improve the management of the seed and reliable information as the basis for the seed
conservation. In this paper the seed conservation in the Purwodadi Botanical Garden from
technical management to basic research will be discussed. The seed conservation efforts
focused on the management procedure and working mechanism, with the result of
information a fruitful periode, seed collecting, seed processing and documentation of data
collection seed bank, and seed testing.
Key Words: Conservation, Seed, Botanical Garden Purwodadi.
5. R. Irawanto, 2011, SEED CHARACTERIZATION OF ARECACEAE IN PURWODADI
BOTANIC GARDEN, disampaikan dalam Seminar Internasional “Third International
Conference and Workshops on Basic and Applied Sciences (ICOWOBAS 2011)”
Science and Technology Faculty – Universitas Airlangga Surabaya (21-23 September
2011).
Abstract The Purwodadi Botanic Garden is an ex-situ conservation of plants with the duty
of conservation, inventory, exploration and research on plants of Indonesia, especially in
the dry lowland plant. The main characteristics of a botanic garden is the plants collection
and their documentation with the support collection such as the seed collection and the
herbarium. The seed collection are responsible for handling seed materials in garden.
Purwodadi Botanic Garden has 85 ha of area, with plant collections are 174 family, 908
genera and 1.896 species. While seed collection was recorded 63 family, 246 genera and
373 species that stored in seed bank and 101 family, 387 genera and 647 species stored
in seed museum. Materials from the seed collection have specific characteristics and
unique. One of the interesting collection and has various functions in human life is a
Arecaceae (palm) with high species diversity in Indonesia. Type Arecaceae widely used
as building materials, household appliances, handicrafts, food source, oil sources,
bioenergy, medicinal plants, ornamental plants and plant conservation. Arecaceae
collection was recorded 358 specimens (single plant) from 54 genera, 93 species with 16
genera still unidentified until species. This paper aim to know the characterization of
Arecaceae seed in Purwodadi Botanic Garden. The result show that 93 species of
Arecaceae from Purwodadi Botanic Garden, only 88 species that observation for
phenology and 54 record number from seed museum that have characterization.
Keywords: Seed, Arecaceae, Purwodadi Botanic Garden.
6. R. Irawanto, 2011, KOLEKSI PALEM YANG BERPOTENSI PANGAN DAN OBAT DI
KEBUN RAYA PURWODADI, disampaikan dalam Seminar Nasional “Reformasi
Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan” Fakultas Pertanian – Universitas
Trunojoyo Madura (20 Oktober 2011).
Abstrak Palem yang secara botani termasuk dalam suku Arecaceae. Keanekaragaman
jenis palem di Indonesia sangat tinggi. Bahkan Indonesia merupakan pusat
keanekaragaman palem dunia. Dari jenis Arecaceae yang terdapat di dunia 46 genus
diantaranya (576 jenis) terdapat di Indonesia dan 29 genus merupakan endemik. Dengan
keanekaragaman palem tertinggi di dunia, Indonesia perlu upaya konservasi tumbuhan
karena eksplorasi dan eksploitasi yang berlebih. Kebun Raya Purwodadi sebagai
lembaga konservasi tumbuhan ex-situ khusus dataran rendah kering memiliki koleksi
palem sejumlah 419 individu tanaman dari 119 jenis (60 genus), dimana beberapa jenis
telah dikenal dan diketahui memiliki berbagai kegunaan dalam kehidupan manusia.
Penelitian ini bertujuan menginventarisasi jenis palem koleksi Kebun Raya Purwodadi
yang memiliki potensi sebagai bahan pangan dan sekaligus berpotensi sebagai tanaman
obat. Jenis yang berpotensi adalah Aren (Arenga pinnata), Kelapa (Cocos nucifera),
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 22
Siwalan (Borassus flabellifera), Gebang (Corypa utan) dan Kurma (Phonix dactylifera).
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya konservasi dan budidaya
dimasa mendatang.
Kata kunci: Palem, pangan, obat, Kebun Raya Purwodadi.
7. R. Irawanto, 2011, KOLEKSI BIJI DAN HERBARIUM ARECACEAE DI KEBUN
RAYA PURWODADI, disampaikan dalam Seminar Nasional “Green Technology 2 :
Ecotechnology for Sustainable Living” Fakultas Sains Teknologi – UIN Malang (12
November 2011).
Abstrak Kebun Raya Purwodadi sebagai lembaga konservasi tumbuhan ex-situ dengan
tugas konservasi, eksplorasi, invetarisasi dan penelitian tumbuhan Indonesia, terutama di
dataran rendah kering. Karakteristik utama dari kebun raya adalah koleksi tanaman dan
dokumentasinya serta adanya koleksi penunjang seperti koleksi biji dan herbarium.
Koleksi biji bertanggungjawab untuk pengelolaan material biji koleksi kebun. Sedangkan
herbarium bertugas menyimpan spesimen tanaman koleksi untuk tujuan identifikasi.
Kebun Raya Purwodadi memiliki luas kawasan 85 ha, dengan koleksi 174 suku, 908
marga dan 1,896 jenis. Sementara kondisi koleksi biji tercatat 63 suku, 246 marga dan
373 jenis yang disimpan di bank biji dan 101 suku, 387 marga dan 647 jenis disimpan di
museum biji. Demikian pula dengan kondisi herbarium tercatat 128 suku, 690 marga dan
993 jenis, berupa herbarium kering 1140 spesimen dan herbarium basah 340 spesimen.
Material biji dan spesimen herbarium yang disimpan dalam koleksi penunjang memiliki
karakteristik yang spesifik dan unik. Salah satu koleksi yang menarik dan memiliki
berbagai fungsi dalam kehidupan manusia adalah suku Arecaceae dengan keragaman
jenis yang tinggi di Indonesia. Koleksi Arecaceae di Kebun Raya Purwodadi tercatat 358
spesimen (individu tanaman), 54 marga, 93 jenis dengan 16 marga masih belum
teridentifikasi tingkat jenis. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan
menginformasikan koleksi biji Arecaceae beserta spesimen herbarium Arecaceae yang
dimiliki di Kebun Raya Purwodadi. Hasilnya menunjukkan bahwa 93 jenis tanaman kebun
dari suku Arecaceae yang dikoleksi hanya 88 jenis yang telah diamati fenologi. Dimana
52 jenis yang tersimpan di koleksi biji dan 18 jenis yang tersimpan di herbarium.
Kata kunci: Biji, Herbarium, Arecaceae, Kebun Raya Purwodadi.
8. R. Irawanto, 2011, VIABILITAS BIJI TANAMAN LANGKA TERPILIH DI KEBUN
RAYA PURWODADI, disampaikan dalam Seminar Nasional “Green Technology 2 :
Ecotechnology for Sustainable Living” Fakultas Sains Teknologi – UIN Malang (12
November 2011).
Abstrak Kebun Raya Purwodadi merupakan lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, yang
bertugas melakukan konservasi, penelitian, pendidikan dan ekowisata. Karakteristik
utama suatu kebun raya adalah koleksi tanaman dan koleksi penunjang beserta
dokumentasinya. Salah satu koleksi penunjang adalah koleksi biji, yang bertugas
menangani pengelolaan material biji tanaman koleksi. Koleksi biji yang berfungsi sebagai
aktif koleksi memerlukan upaya pengujian untuk menjaga dan mengetahui kualitas biji
selama penyimpanan masih dapat berkecambah. Kegiatan pengujian (viabilitas) biji
dilakukan secara rutin di Kebun Raya Purwodadi. Penelitian ini merupakan penelitian
dasar yang bertujuan mengetahui kualitas biji jenis tanaman koleksi Kebun Raya
Purwodadi yang langka dan memiliki potensi ekonomi. Dimana hasilnya dapat digunakan
sebagai pedoman dalam upaya konservasi biji jenis tanaman langka koleksi Kebun Raya
Purwodadi. Jenis tanaman langka yang terpilih untuk uji viabilitas biji adalah Adansonia
digitata (Bombacaceae), Aquilaria filaria (Thymelaceae), dan Santalum album
(Santalaceae).
Kata kunci: Biji, Viabilitas, Tanaman langka, Kebun Raya Purwodadi.

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 23


INDIKATOR KINERJA
Dari hasil yang dicapai (output) memiliki dampak kepada masyarakat (outcome) khususnya
masyarakat kebun raya adalah pengelolaan koleksi tumbuhan, pengelolaan koleksi biji dan
herbarium yang lebih sistimatis dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai dan
sumber daya manusia yang lebih terampil. Hasil kinerja dari kegiatan dapat diringkas dalam
tabel 5.

Tabel 5. Indikator kinerja kegiatan sesuai target dan realisasi


No Mata Total Keperluan Target Kegiatan Realisasi Hasil Capai
Anggaran an
1 Honor 26.880.000 SK Tim 1 - Pengamatan 26.880.000 1 laporan 100%
Teknis, laporan fenologi suku akhir terca-
kegiatan hasil terpilih. pai
pengamatan, pengam - Pengumpulan
pengujian & atan material biji.
penelitian - Penambahan
spesimen
herbarium.
- Pengujian biji
terpilih
2 Belanja 6.000.000 Kebutuhan Terpen - Bln Mar 345.000 Dari 51%
Bahan Rutin uhi - Bln Mei 950.000 usulan 83 belum
Pengelolaan semua - Bln Ags 905.000 nomor, terca-
Koleksi & usulan - Bln Okt 766.500 terpenuhi pai
Kol. alat/bah - Bln Nov 144.000 29 nomor.
Penunjang an 3.110.500
3 Belanja 4.000.000 Mengikuti 4 KTI / - KRCibodas 500.000 8 KTI 200%
Non Seminar dan Publika - IPBogor 730.000 Mele-
Operasional Publikasi / si - UPN Jatim 500.000 bihi
KTI - U Machung 575.000 capai
- Unair 500.000 an
- UTM 350.000
- UIN Malang 845.000
4.000.000
4 Perjalanan 4.800.000 Kunjungan/ 3 kali - 1 KRBogor 3.400.000 3 kali 100%
Dinas Studi perjalan - 2 Balit Mlg 1.400.000 terca-
Pengelolaan an 4.800.000 pai
Kol.
Penunjang
JUMLAH 41.680.000 JUMLAH 38.790.500

---000---

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 24


LAPORAN AKHIR 2012
STUDI PENGELOLAAN TANAMAN KOLEKSI DAN KOLEKSI PENUNJANG UNTUK
MENDUKUNG PENINGKATAN KUALITAS KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI

Peneliti Utama : Rony Irawanto, S.Si.


Peneliti : Esti Endah Ariyanti, S.Si, M.Sc.
Dewi Ayu Lestari, SP.
Pembantu peneliti : Roif Marsono
Suwadji
Nursali
Tanaga lapangan : Toni Subiyanto

PENDAHULUAN
Kebun Raya Purwodadi sebagai bagian dari Kebun Raya Indonesia akan selalu menjadi
acuan untuk kegiatan konservasi tumbuhan ex-situ. Posisi ini yang menyebabkan kebun
raya menjadi perlu untuk meningkatkan peran dan mutu tanaman koleksinya. Melalui
kegiatan ini diharapkan dapat memboboti kualitas tanaman koleksi yang ada. Keberadaan
tanaman koleksi di kebun raya yang menjadi “representasi” dari tumbuhan Indonesia,
sehingga mutu dan kualitas pengelolaan koleksi menjadi penting. Manajemen pengelolaan
tanaman koleksi yang tepat akan turut meningkatkan kualitas koleksi kebun raya itu sendiri.
Oleh karena itu pemahaman yang luas mengenai koleksi tanaman dan koleksi penunjang
sangat diperlukan untuk melakukan penanganan dan pengelolaan koleksi secara benar dan
tepat.
Kegiatan penelitian ini diarahkan pada pengelolaan koleksi tanaman dan koleksi penunjang
di Kebun Raya Purwodadi, yang lebih khusus pada upaya meningkatkan kualitas koleksi
penunjang berupa pengelolaan koleksi herbarium (Pasuruan Hortus Botanicus
Purwodadiensis / PHBP) dan koleksi biji (Bank biji dan Museum biji). Sedangkan
pengelolaan tanaman koleksi lebih pada pengamatan / observasi koleksi untuk suku
tanaman tertentu.
Kegiatan proyek penelitian / tolok ukur / sub kegiatan tematik ini secara langsung terkait
dengan unit koleksi, unit registrasi, unit herbarium dan unit koleksi biji dan secara tidak
langsung terkait dengan unit keuangan, unit umum dan unit kepegawaian. Kegiatan ini
berupaya meningkatkan kualitas koleksi kebun raya yang dititikberatkan pada koleksi
penunjang. Hasilnya diharapkan memberikan informasi ilmiah mengenai metode yang tepat
dalam pengelolaannya. Selain itu, dapat melengkapi sarana dan prasarana pengelolaan dan
penelitian, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, serta menambah jumlah
koleksi penunjang di Kebun Raya Purwodadi.

Gambar 1. Cakram Pengelolaan Kebun Raya


(khusus pengelolaan koleksi penunjang)
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 25
Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan sistem pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan biji) yang
terdokumentasi dalam rangka mendukung kebijakan pengelolaan tanaman koleksi di
Kebun Raya Purwodadi.
2. Melengkapi sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) Kebun
Raya Purwodadi.

Sasaran Kegiatan
1. Tersedianya informasi mengenai cara pengelolaan koleksi penunjang (herbarium dan
koleksi biji) yang terdokumentasi dalam buku panduan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana koleksi penunjang (herbarium dan koleksi biji) yang
lebih memandai.

HASIL KEGIATAN
Hasil kegiatan yang dapat dilaporkan hanya Triwulan I, terhitung mulai 1 April 2012 kegiatan
dihentikan karena pemotongan anggaran negara dan selanjutnya tidak melakukan kegiatan
yang terkait tematik. Kegiatan utama berupa Publikasi (Februari) dan Perjalanan Dinas
(Maret), sedangkan kegiatan penunjang yang telah dilakukan berupa Display poster saat
Hari Ulang Tahun Kebun Raya Purwodadi (Januari), Pertemuan dan koordinasi dengan
penanggungjawab / anggota (Februari & Maret) dan Diskusi mengenai draf Buku
Pengelolaan Koleksi Penunjang (Maret). Hasil kegiatan yang dilakukan diuraikan sebagai
berikut:

A. Publikasi ilmiah.
Input : Rp. 500.000,- (diambil dari biaya non operasional lainnya)
Proses :
Keikutsertaan pada seminar nasional yang terkait untuk memperluas wawasan dan
pengetahui, serta mempublikasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan. Seminar yang
diikuti antara lain:
- Peserta Seminar Waste Management di ITS Surabaya, sebesar Rp. 150.000,- pada
21 Februari 2012;
- Peserta Seminar SciETec (Science, Engineering and Technology) di Univ Brawijaya
Malang, sebesar Rp. 150.000,- pada tanggal 23 Februari 2012; dan
- Peserta Call for Paper dan Seminar Membangun Etos Kerja Profesional di Univ
Muhammadiyah Sidoarjo, sebesar Rp. 200.000,- pada tanggal 24 Februari 2012.
Output:
Menghasilkan publikasi 1 KTI, dengan judul dan abstrak sebagai berikut: Peningkatan
Etos Kerja di Bidang Pemerintahan (Konservasi) melalui Pengelolaan Koleksi Penunjang
di Kebun Raya Purwodadi.
Abstrak – Kebun Raya Indonesia merupakan lembaga konservasi tumbuhan ex-situ yang
bertugas melakukan konservasi, eksplorasi, invetarisasi dan penelitian tumbuhan
Indonesia. Salah satu Kebun Raya Indonesia, yaitu: Kebun Raya Purwodadi yang
memiliki spesifikasi tumbuhan dataran rendah kering. Karakteristik utama suatu kebun
raya adalah koleksi tumbuhan/tanaman dan dokumentasinya beserta koleksi penunjang.
Koleksi penunjang adalah koleksi yang menunjang/memperkuat keberadaan koleksi
tumbuhan, yaitu koleksi biji dan herbarium. Koleksi biji bertanggungjawab untuk
pengelolaan material biji koleksi kebun. Sedangkan herbarium bertugas menyimpan
spesimen tanaman koleksi untuk tujuan identifikasi. Luas kawasan Kebun Raya
Purwodadi 85 ha, dengan koleksi 174 suku, 908 marga dan 1,896 jenis. Jenis material biji
dan spesimen herbarium yang tersimpan dalam koleksi penunjang sangat spesifik dan
unik. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan koleksi penunjang yang tercatat, sistimatis
dan teratur. Makalah ini bertujuan untuk mendokumentasikan sistem pengelolaan koleksi
penunjang. Hasilnya diharapkan dapat menjadi landasan bagi kebijakan konservasi di
Kebun Raya Purwodadi. Kata kunci: Koleksi Penunjang, Biji, Herbarium, Kebun Raya
Purwodadi.
Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 26
B. Perjalanan dinas.
Input: Rp. 1.620.000,- (diambil dari biaya perjalanan dalam daerah / Jawa Timur)
Proses:
Kegiatan kunjungan ke MATERIA MEDICA BATU (MMB) dilaksanakan pada tanggal 12
Maret 2012 sejumlah 4 orang (Rony Irawanto, Roif Marsono, Suwadji dan Nursali).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan membandingkan aktivitas yang
hampir sama dengan yang dilakukan di kebun raya.
UPT Materia Medica Batu merupakan Sentra Tanaman Obat (STO) milik Pemerintah
Jawa Timur dan dibawah wewenang Dinas Kesehatan Jawa Timur. MMB yang berlokasi
di Jl Lahor 87 Desa Pesanggrahan Kecamatan Batu dengan luas 2,25 Ha. Tersedia 300
macam dari 800 macam tanaman obat yang ada, dan terdapat beberapa produk
unggulan.
Tujuan UPT Materia Medica Batu secara umum: Membangun STO dalam skala regional
dan sebagai alat dan sarana untuk memperkenalkan dan menggalakkan budidaya serta
penggunaan tanaman obat asli Indonesia untuk tujuan pemeliharaan kesehatan dan
peningkatan perekonomian masyarakat, dan secara khusus: Membangun sarana untuk
percontohan dan penelitian tanaman obat asli Indonesia, menyediakan sarana pendidikan
dan pelatihan di bidang obat bahan alam serta pengembangan wisata TOGA.
Fungsi UPT Materia Medica Batu, adalah sebagai: Museum dan etalase tanaman obat
Indonesia, seperti tanaman obat yang hampir punah atau langka, tanaman obat yang
telah dilakukan penelitian secara ilmiah terbukti khasiatnya; Sarana untuk melakukan
applied research seperti penelitian budidaya tanaman obat baik secara in-situ atau ex-situ
sehingga dapat menghasilkan tanaman obat dengan mutu, khasiat dan keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, penelitian budidaya tanaman obat yang
terbukti kemanfaatannya dan tanaman obat tersebut mempunyai nilai ekonomi yang
tinggi; Tempat dan alat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan di bidang
obat bahan alam seperti pelatihan budi daya tanaman obat bagi calon pelatih di daerah,
produsen/petani tanaman obat dan pihak lain yang berminat, pelatihan teknologi
ekstraksi, meracik, dan sebagainya; Sarana dan alat dalam rangka untuk
memperkenalkan, memotivasi dan menumbuhkan minat di kalangan pelajar, mahasiswa
dan masyarakat umum, sehingga pada tahap selanjutnya yang bersangkutan dapat ikut
secara proaktif melakukan budidaya dan pemanfaatan tanaman obat Indonesia;
Penyediaan informasi mengenai tanaman obat; dan Sarana promosi dan wisata TOGA
Indonesia.
Output:
 Melihat kondisi di MMB dengan luas 2 Ha dan koleksi 300 macam memiliki staf 40
orang, jika dibandingkan dengan luas KRP maka terlalu luas dan kekurangan staf
(SDM).
 Melihat struktur organisasi MMB yang lebih praktis jika dibandingkan KRP dengan
eselon sama dan juga UPT.
 Beberapa fasilitas pengelolaan perlu dicontoh seperti tempat penjemuran dalam
rumah kaca sendiri, tempat penyimpanan (gudang) tertata rapi dalam rak-rak besi,
dan laboratorium meskipun kecil tetapi peralatan pengujian sudah memadai,
dibandingkan KRP beberapa sudah dimiliki, namun untuk uji kadar air lebih praktis
dan mudah pengunaannya disana.

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 27


Gambar 2. Kunjungan ke UPT. Materia Medica Batu

C. Display poster.
Input : (dibiayai panitia HUT)
Proses :
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kebun Raya Purwodadi yang ke 71 tahun,
pada tanggal 30 Januari 2012 diadakan serangkaian acara yang disusun oleh panitia,
salah satunya menampilkan display / poster di koridor gedung baru.
Output:
1 buah poster.

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 28


Gambar 3. Poster Koleksi Penunjang

D. Pertemuan dan Koordinasi.


Input: (tanpa biaya)
Proses:
Kegiatan pertemuan yang telah dilakukan dimulai dari pembagian SK tim (6 Februari
2012) dengan agenda pembagian SK dan tanda-tangan daftar yang kemudian
dikembalikan ke bagian keuangan, sekaligus meminta RKAKL untuk mengetahui rincian
alokasi anggaran yang ada dalam kegiatan yang di SK (15 Februari 2012). Sehingga
dapat diusulkan rincian bahan keperluan untuk belanja bahan kegiatan ke bagian umum
(7 Maret 2012). Kegiatan pertemuan dan koordinasi yang dilakukan kepada tim lapangan
(Pak Roif Marsono, Pak Suwadji & Pak Nursali) pada tanggal 1 Maret 2012 membahas
mengenai jenis-jenis tanaman yang diobservasi fenologinya dan pada tanggal 8 Maret
2012 mengenai rencana melihat kegiatan dan fasilitas rumah kaca/laboratorium di
instansi lain yang hampir mirip. Pertemuan terakhir dilakukan pada tanggal 15 Maret 2012
yang membahas hasil percepatan anggaran dan saldo realisasi setelah pemotongan
anggaran. Otomatis kegiatan terhenti dan lebih baik dihentikan sampai triwulan I (Jan-
Mar), sambil menunggu berita gembira.
Output:
Rencana kerja tahunan (RKT) yang ditetapkan pada awal tidak terealisasi.

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 29


E. Buku pengelolaan.
Input : Rp. 20.000.000,- (hanya dalam lembar RKAKL, terkena pemotongan)
Proses :
Kegiatan penyusunan Buku Pengelolaan Koleksi Penunjang Kebun Raya Purwodadi
dimaksudkan untuk mendokumentasikan kegiatan rutin pengelolaan yang berjalan dan
lebih memadukan tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan dalam lingkup yang jelas.
Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan / pedoman dalam pengelolaan di herbarium dan
koleksi biji sehingga apabila terjadi pengantian petugas / staf yang ada, pemutakhiran
data ataupun peningkatan kinerja maka kegiatan dapat berjalan dan dapat dimengerti
oleh orang lain. Draft buku pengelolaan ini telah didiskusikan secara bersama dengan
Pengawas Herbarium dan Koleksi Biji, dan dalam perbaikan untuk dasarnya, apabila telah
sepakat akan dikembangkan lebih lanjut menjadi per Bab untuk variasinya (gambar dan
foto). Namun tidak jadi diteruskan karena belum ada kepastian dana.
Output:
Menghasilkan 1 buku Panduan Pengelolaan Koleksi Penunjang Kebun Raya Purwodadi,
dalam proses menunggu / terhenti.

PENUTUP
Dari hasil yang dicapai diatas, semoga dapat menjadi dasar agar kedepan pengelolaan
koleksi penunjang dapat lebih sistimatis dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai
dan sumber daya manusia yang lebih terampil.

Gambar 4. Hall depan ruang Koleksi Biji sebagai tempat display

---000---

Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 30


PANDUAN PENGELOLAAN
KOLEKSI PENUNJANG KEBUN RAYA PURWODADI

PENDAHULUAN
Kebun raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang memiliki koleksi
tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion,
tematik atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian,
pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Dimana karakteristik utama suatu kebun raya
adalah koleksi tanaman dengan koleksi penunjang (herbarium dan biji) beserta
dokumentasinya. Uraian berikut merupakan garis besar pengelolaan herbarium dan koleksi
biji yang dilakukan selama 3 tahun kegiatan koleksi penunjang (2010-2012).

HERBARIUM
Suatu kebun raya diharuskan memiliki spesimen herbarium dari koleksi yang dimilikinya,
termasuk yang pernah dimiliki. Spesimen herbarium ini merupakan tanda bukti bahwa kebun
raya telah / pernah mempunyai suatu koleksi hidup, seandainya tanaman tersebut telah mati.
Herbarium juga diperlukan untuk melacak sejarah dari suatu jenis tanaman.
Herbarium adalah tempat penyimpanan contoh material tumbuhan yang telah diawetkan,
baik secara kering maupun basah, yang disimpan untuk waktu yang cukup lama. Contoh
material tumbuhan yang diawetkan disebut spesimen herbarium. Herbarium merupakan
bukti ilmiah untuk keperluan pengamatan sifat-sifat morfologi dan bahan identifikasi
selanjutnya. (Djarwaningsih, dkk. 2002; Sardiwinata, dkk. 2008).
Penentuan kebenaran nama jenis tanaman koleksi perlu dilakukan identifikasi atau
membandingkan material hidup dengan spesimen herbariumnya, sehingga pemberian
kembali nama jenis tanaman koleksi dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mendapatkan
material herbarium dari tanaman koleksi diperlukan waktu cukup lama, khususnya tanaman
pohon untuk menghasilkan bunga dan buah harus menunggu 6-8 tahun. Pengumpulan
material tanaman (koleksi baru dan koleksi lama) untuk pembuatan herbarium dapat
dilakukan oleh tenaga Koleksi (Pengawas/Pengamat setempat), Registrasi (Herbarium)
maupun Peneliti yang mengetahui keberadaan tanaman koleksi yang diamatinya (Soewilo,
dkk, 1998).
Pengelolaan herbarium secara umum terdiri dari 6 (enam) lingkup kegiatan, yaitu:
pengumpulan material tanaman, pembuatan spesimen (pengawetan, pengepresan,
pengeringan), pengeplakan (mounting dan re-mounting), pencatatan data dan pelabelan,
penyimpanan, pendinginan dan pemeliharaan. Lingkup kegiatan herbarium secara singkat
prosedurnya diuraikan sebagai berikut:

Pengumpulan material tanaman


 Tanaman koleksi yang belum ada herbariumnya dicatat, untuk selanjutnya secara
bertahap dikumpulkan.
 Pengumpulan material tanaman koleksi di kebun dikerjakan oleh petugas herbarium
bekerja sama dengan Registrasi (pengumpul pengolahan data) dan Koleksi (pengawas /
pengamat setempat).
 Material tanamaan yang dipilih harus lengkap (terdiri dari daun, bunga, dan buah beserta
ranting) dan baik (sedapat mungkin tidak terkena gigitan ulat ataupun serangga). Panjang
material herbarium diusahakan lebih kecil dari ukuran kertas plak.
 Pada saat pengumpulan material tanaman dari kebun, harus disertai etiket gantung (label
yang diberi lubang disalah satu ujungnya untuk tempat tali pengikat) yang berisikan nama
jenis, suku, vak dan nomor koleksi tersebut diambil, beserta asal, kolektor serta tanggal
pengambilan. Penulisan pada etiket gantung sebaiknya memakai pensil HB agar tidak
mudah luntur.
 Etiket gantung ini harus selalu ada bersama material tanaman.

Lampiran Pengelolaan Koleksi Penunjang Lamp. KRP - 1


Pembuatan spesimen
 Pembuatan spesimen terdiri dari pengawetan, pengepresan, dan pengeringan.
 Material tanaman yang terkumpul hendaknya langsung diawetkan, jangan dibiarkan
sampai besok harinya, karena banyak tumbuhan yang daun dan bunganya cepat busuk
atau gugur serta menggulung.
 Material tanaman yang telah beretiket gantung disusun secara rapi pada kertas koran,
dengan satu sisi kertas koran dilipat menutupi material tanaman.
 Permukaan atas dan permukaan bawah daun pada satu ranting harus ditampilkan.
Penyusunan bagian batang, daun dan bunga dapat dilipat lebih dari satu kali atau
beberapa daun yang besar dapat dipotong. Sehingga semua bagian material tanaman
tidak melebihi kertas koran.
 Lipatan-lipatan koran yang telah berisi material tanaman ditumpuk menjadi satu,
kemudian dimasukan dalam kantong plastik tebal dan tahan bocor.
 Kantong plastik berisi material tanaman tersebut diawetkan dengan alkohol 70% atau
spiritus secara disiram / dibasahi. Kemudian kantong plastik ditutup rapat dengan
menggunakan isolasi besar/lakban/selotip, sehingga alkohol/spiritus didalam kantong
tidak mudah menguap.
 Material tanaman yang telah basah, dapat dibiarkan 1-2 hari bahkan sampai 1 minggu
sambil menunggu proses pengepresan.
 Material tanaman yang telah diawetkan, dikeluarkan dan diganti kertas koran baru dan
dilipat kembali. Susunan material tanaman diatur kembali, ujung daun atau pangkal yang
terlipat harus diluruskan.
 Jika ukuran daun, batang atau buahnya tebal, maka ditambahkan sisipan lipatan koran
disekitarnya agar ketebalannya sama dengan bagian tanaman yang tebal. Hal ini untuk
membantu bagian tanaman agar menjadi kering secara merata, saat dipanaskan, tanpa
merusak atau menekan bagian lain.
 Buah dan bunga kecil yang terlepas dimasukan dalam kantong kertas dan diberi etiket
gantung berisi datanya. Sedangkan buah atau bagian tanaman yang besar dan sulit
dipres, dilengkapi dengan etiket gantung dan dibiarkan terbuka, untuk selanjutnya dioven
hingga kering, atau dibuat koleksi basah dengan alkohol 70% dan disimpan dalam botol
kaca.
 Material tanaman dalam lipatan koran yang sudah tertata rapi, disusun dalam alat pres
diselingi dengan seng/almunium bergelombang dan kertas karton dengan tinggi tumpukan
maksimal 20 cm, bagian teratas dan terbawah ditutup dengan sasak kayu. Kemudian
diikat dengan kuat dengan pengikat, ataupun tanpa pengikat dengan bantalan pasir
sebagai pemberat.
 Material tanaman yang telah dipres dengan sasak kayu dimasukan dalam oven, dengan
posisi secara vertikal (apabila dengan pengikat) atau secara horisontal (apabila dengan
pemberat) agar pengeringannya merata.
 Suhu pengeringan 70oC selama 3-4 hari tergantung jenis tanaman yang dikeringkan.
Semakin tebal bahan spesimen semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengeringkan.
 Pemantauan dilakukan setiap hari untuk memisahkan material tanaman yang tipis atau
kecil yang lebih cepat kering dan dikeluarkan dari oven. Untuk sasak dengan tali pengikat,
setiap hari harus dikuatkan karena terjadi pengerutan material tanaman pada waktu
pengeringan.

Pengeplakan
 Material tanaman yang sudah kering kemudian dilakukan pengeplakan berupa
penempelan spesimen herbarium di atas kertas plak (mounting paper) dari bahan kertas
bebas asam dengan berat dan ukuran standar.
 Semua bagian spesimen herbarium diusahakan pada satu halaman kertas plak, jika tidak
cukup untuk melekatkan semua spesimen tersebut, dilekatkan pada kertas plak yang lain
(multiple sheet).

Lampiran Pengelolaan Koleksi Penunjang Lamp. KRP - 2


 Perlu diperhatikan posisi spesimen, label (data lengkap yang ditempel disebelah kanan
bawah kertas plak) dan amplop (bila ada) disusun secara seimbang, menarik dan tidak
melebih tepi kertas plak. Usahakan agar spesimen yang diplak memperlihatkan bentuk
yang alami dari suatu tumbuhan, misalnya posisi akar harus diletakkan dibagian bawah.
 Tangkai daun atau ranting kecil diberi selotip, pada waktu menempel selotip ditekan
didekat kedua sisinya supaya tidak goyah. Jika ada bagian tanaman yang terlepas
dimasukan dalam amplop dan amplop tersebut dilem pada bagian kiri atas kertas plak.
Sedangkan bila batang, buah atau bagian tanaman lainnya yang memiliki ketebalan >3cm
lebih baik dilekatkan/ditempel dengan cara dijahit.
 Kegiatan pemindahan spesimen herbarium dari kertas plak lama ke kertas plak baru
(remounting) seringkali dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengeplakan.

Pencatatan Data dan Pelabelan


 Koleksi spesimen herbarium tidak berarti tanpa data yang lengkap, maka setiap spesimen
herbarium dibuatkan label / etiket tempel, katalog dan database untuk pencatatan
datanya.
 Label diletakan secara berurutan ke atas sesuai urutan tahun. Untuk spesimen herbarium
yang lebih dari satu lembar kertas plak (multiple sheet), label ditempelkan disetiap
lembarnya.
 Katalog herbarium berisi daftar catatan spesimen herbarium yang sudah dikumpulkan dan
disusun secara alfabetis menjadi suatu buku.
 Database yang berisi catatan data dan informasi lengkap spesimen herbarium, selain
secara manual dalam kartu spesimen / kartu marga, juga tersimpan dalam komputer yang
dibuat secara sistimatis, mudah dan terkait dengan data koleksi lainnya.

Penyimpanan
 Spesimen herbarium yang telah diplak dan dilengkapi dengan label, lalu disimpan dalam
map khusus. Beberapa map tersebut dapat dimasukan dalam plastik berseal kemudian
dimasukan dalam kotak kaleng / lemari penyimpanan herbarium.
 Kotak kaleng tertata secara rapi pada rak mengikuti urutan alfabetis berdasarkan suku
dan spesimen herbarium yang tersimpan dalam lemari juga disusun alfabetis berdasarkan
suku.

Pemeliharaan dan Pendinginan


 Agar spesimen herbarium tetap terjaga baik, diperlukan pemeliharaan secara rutin.
Apabila ada koleksi spesimen herbarium yang rusak segara dilaporkan ke petugas
herbarium untuk ditindak lanjuti, dalam melakukan pengantian / pembuatan material baru
maupun pengeplakan ulang (remounting).
 Pemantauan koleksi spesimen herbarium dilakukan minimal setiap minggu, apabila ada
serangga / organisme lainnya dan dirasa perlu dilakukan pendinginan / pembekuan
(freezer).
 Pendinginan dilakukan pada suhu -20oC selama 3-10 hari. Spesimen herbarium sebelum
didinginkan dimasukan dalam kantong plastik dan ditutup rapat dengan isolasi / lakban.
Setelah pendinginan material dikeluarkan dari kantong plastik, diangin-anginkan selama
1-3 hari, untuk menghilangkan kristal es yang masih ada, kemudian dimasukan kembali
dalam kotak kaleng / lemari penyimpanan.
 Kegiatan pemeliharaan herbarium berupa kebersihan dari debu dalam lemari dan kotak
kaleng / rak penyimpanan maupun kebersihan ruangan dilakukan setiap hari.

Lampiran Pengelolaan Koleksi Penunjang Lamp. KRP - 3


KOLEKSI BIJI
Program pengembangan koleksi biji dan penelitian konservasi biji merupakan salah satu
program utama renstra kebun raya (Sari, et al. 2005). Koleksi biji merupakan tempat yang
berisi material biji tanaman koleksi kebun dengan segala aktivitasnya. Material biji dapat
tersimpan dalam bank biji dan museum biji.
Bank biji memiliki lebih banyak keunggulan daripada metode konservasi lainnya karena biji
yang merupakan bagian tumbuhan paling baik untuk disimpan, pada umumnya berukuran
kecil sangat mudah disimpan dan tidak banyak makan tempat. Selain itu untuk pemeliharaan
rutin tidak memerlukan banyak tenaga. Sehingga bank biji merupakan metode yang paling
berharga untuk konservasi ex-situ (Mursidawati, et al. 1998).
Koleksi biji bertugas menyediakan material biji termasuk data dan informasinya terkait
dengan fungsi konservasi dan penunjang kegiatan keilmiahan kebun raya. Dalam kaitannya,
fungsi konservasi biji adalah sebagai duplikat dari tanaman koleksi kebun raya sehingga
eksistensinya terjaga, meningkatkan keanekaragaman koleksi kebun raya dan dapat
dimanfaatkan secara luas untuk penelitian, reintroduksi, perbanyakan dan seed-exchange.
Seed exchange merupakan proses tukar-menukar biji antar kebun raya / luar negeri
(Irawanto, 2009). Dari tugas dan fungsi koleksi biji dan SDM yang dimiliki dibuat mekanisme
untuk memperlancar tugas dan tanggung jawab yang jelas, seperti pada gambar dibawah ini.

Pengelolaan koleksi biji secara umum terdiri dari 8 (delapan) lingkup kegiatan, yaitu:
pemantauan buah, pengumpulan biji/buah, pemrosesan biji (pengupasan, pencucian,
pengeringan), penyimpanan, pendokumentasian, pengujian, pelayanan dan pemeliharaan.
Selain jumlah jenis yang tersimpan, koleksi biji juga mendata informasi mengenai sifat,
bentuk, ukuran dan berat, serta proses penanganan bijinya. Lingkup kegiatan koleksi biji
secara singkat prosedurnya diuraikan sebagai berikut:

Pemantauan Buah
 Melakukan observasi tanaman koleksi yang berbuah di kebun raya.
 Melakukan keamanan buah yang bernilai ekonomi dan atau banyak disukai binatang/
hama, kecuali kegiatan yang disebabkan oleh aktivitas manusia diserahkan sepenuhnya
ke bagian keamanan.
 Cakupan wilayah kerja adalah seluruh area Kebun Raya Purwodadi.
 Hasil observasi dicatat dalam buku harian yang berguna sebagai informasi untuk
pelayanan dan pengumpulan biji.

Pengumpulan Buah/ Biji


 Menerima daftar jenis tanaman koleksi yang harus dikumpulkan bijinya berdasarkan hasil
observasi di kebun maupun permintaan biji pesanan / nota pelayanan.
 Melakukan pengumpulan material biji koleksi kebun raya dengan alat dan bahan yang
memadai untuk pengumpulan.

Lampiran Pengelolaan Koleksi Penunjang Lamp. KRP - 4


 Pada saat pengumpulan biji / buah dicatat nama jenis, suku, lokasi tanaman / nomor
pohon dan vak serta tanggal pengambilan / panen yang ditulis mengunakan pensil pada
kertas label.
 Hasil panen dapat disimpan sementara pada ruang pengumpulan / gudang biji di lantai IV
(atap kantor KRP), untuk proses selanjutnya.
 Setiap selesai melakukan pengumpulan dicatat dalam buku catatan harian.

Perosesan Biji
 Hasil pengumpulan buah / biji kemudian dilakukan pemrosesan berupa pemisahan biji
dari buah, pencucian dan pengeringan.
 Pemisahan biji dari buah dapat dilakukan melalui proses pemeraman atau pengupasan
langsung dengan alat (pisau, palu, dll) ataupun tanpa alat (dengan tangan). Sebaiknya
waktu pengupasan harus mengunakan sarung tangan untuk menghindari buah yang gatal
atau mengandung racun.
 Pencucian biji dapat dilakukan ataupun tidak, tergantung karakteristik bijinya. Pencucian
biji bertujuan untuk membersihkan sisa daging buah atau kulit dan lendir yang menempel.
Selanjutnya dibilas dengan air dan ditiriskan, dalam bak ataupun keranjang plastik.
 Pengeringan dapat dilakukan dengan kering angin ataupun dengan sinar matahari. Perlu
diperhatikan biji yang dikeringkan dibawah sinar matahari hanya sekitar 3-4 jam (pukul
06.00 – 09.00 atau 10.00 pagi) atau lebih tergantung karakteristik bijinya.
 Pemrosesan biji dapat dilakukan langsung di kebun, di bawah (rumah kasa pembibitan),
di kantor (ruang teknisi / pemrosesan) maupun di atas / lantai IV (rumah tandon air /
depan gudang biji), tergantung karakteristik bijinya.
 Perlu diingat proses pengupasan, pencucian dan pengeringan tidak mutlak dilakukan,
harus disesuaikan dengan karakteristik biji jenis tanaman dan tetap mempertahankan
viabilitasnya.
 Setiap selesai melakukan pemrosesan dicatat dalam buku catatan harian.

Penyimpanan Biji
 Biji yang telah diproses dan sudah kering, kemudian disimpan dalam kemasan kantong
plasik berseal maupun divacum seal dalam plastik pak khusus.
 Pada saat penyimpanan diberi label yang berisi nama jenis, suku, vak dan nomor pohon,
tanggal panen dan tanggal simpan.
 Kantong plastik yang berisi biji disimpan pada rak / keranjang berdasarkan suku dalam
sebuah lemari. Susunan keranjang per suku di rak lemari disusun secara alphabetis.
Lemari berada dalam ruang penyimpanan biji yang dilengkapi dengan AC (lantai III).
 Setiap selesai melakukan penyimpanan dicatat dalam buku penyimpanan biji.

Pendokumentasian
 Proses dokumentasi merupakan proses penting dalam pengelolaan material biji.
Sehingga diperlukan seorang yang ahli dan berpengalaman untuk mengecek kebenaran
label dengan material biji dan kesesuaian nama ilmiahnya.
 Setiap bulan dilakukan pencatatan ulang dari buku catatan harian teknisi biji untuk ditulis
dalam buku pengumpulan biji dan buku pengeluaran biji. Buku tersebut sebagai bahan
laporan bulanan, diketik dalam komputer untuk memudahkan dalam rekapitulasi tahunan
maupun keperluan teknis lainnya (seperti: database, periodisasi, kondisi koleksi biji, dll).
 Aktivitas dokumentasi dilakukan di ruang teknisi biji yang dilengkapi dengan seperangkat
PC + printer.

Pengujian
 Menyeleksi material biji yang disimpan maupun permintaan biji (nota pelayanan).
 Pengujian biji yang dapat dilakukan berupa karakterisasi biji, uji kadar air dan viabilitas
biji, mengingat sarana dan prasarana yang masih belum memadai.

Lampiran Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 5


 Material biji yang akan diuji, diambil 30 biji untuk disemai, diberi label pada petak-petak
yang tersedia dan diamati jumlah yang berkecambah setiap hari.
 Hasil pengamatan dicatat dalam lembar pengamatan uji viabilitas dan diukur tingginya
sampai fase perkecambahannya selesai untuk mengetahui pola perkecambahannya.
 Pegujian biji dapat dilakukan di ruang laboratorium biji (lantai III) untuk karakterisasi biji
dan kadar air, sedangkan untuk daya tumbuh / viabilitasnya dilakukan di bak semai rumah
kasa pembibitan II (pembibitan tanaman kritis dan koleksi paku).

Pelayanan
 Menerima daftar permintaan material biji koleksi dari dalam (secara langsung) dan luar
negeri (melalui koordinator Registrasi).
 Pengeluaran biji dari dalam dilakukan secara langsung, sedangkan bagi material biji yang
akan dikirim keluar negeri diserahkan ke koordinator Registrasi.
 Hasil pemantauan, pendokumetasian dan pengujian biji dapat digunakan sebagai data
dan informasi mengenai jenis material biji yang berguna dalam pelayanan biji.
 Pengeluaran material biji koleksi, berdasarkan permintaan penelitian, permohonan
sumbangan, perbanyakan tanaman, reintroduksi, pengembangan maupun pemanfaatan
lainnya (pameran, suvenir, simplisia, arboretum) yang semuanya tertulis dalam nota
pelayanan yang selanjutnya dicatat dalam buku pengeluaran biji.
 Nota pelayanan ditulis rangkap dua, satu untuk pihak penerima / pemesan dan satu untuk
arsip koleksi biji.

Lampiran Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 6


Pemeliharaan
 Pemeliharaan biji merupakan kegiatan rutin untuk menjaga kondisi material biji yang ada
dan melakukan pergantian untuk material biji yang telah lama.
 Pemeliharaan juga mencakup pemeliharaan sarana prasarana, alat dan bahan yang
digunakan dalam pengelolaan material biji dan kebersihan ruangan yang dimiliki (bak
semai di rumah kasa pembibitan II, ruang teknisi / pemrosesan, ruang laboratorium /
penyimpanan, ruang gudang / pengumpulan dan ruang tandon air / pengupasan &
penjemuran).
 Setiap personil koleksi biji wajib memelihara alat dan bahan maupun sarana dan
prasarana yang digunakan.
 Pengamat dan pengawas wajib menginventarisir alat dan bahan yang dimiliki dan
mengusulkan alat dan bahan yang dbutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Djarwaningsih, T., S. Sunarti, dan K. Kramadibrata, 2002, Panduan Pengolahan dan
Pengelolaan Material Herbarium serta Pengendalian Hama Terpadu di Herbarium
Bogoriense, Puslit Biologi - LIPI, Bogor.
Sardiwinata, J.S., R. Hamzah, dan Kusnadi, 2008, Cara Pengumpulan, Pembuatan, dan
Pemeliharaan Koleksi Material Herbarium Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Bogor, PKT. Kebun Raya Bogor – LIPI, Bogor.
Soewilo, L.R., R. Sutiastuti, RNA Kosasih, T.D. Said, E. Hadidjah, S. Mahdiana, Y. Surya,
dan J.S. Sardiwinata, 1998, Protokol dan Mekanisme Kerja Registrasi: Pedoman
Pendataan Koleksi Kebun Raya, Kebun Raya Bogor - LIPI, Bogor.
Sari, R., Sutrisno, Hendrian, D.M. Puspitaningtyas, Darwndi, S. Hidayat, Yuzammi, dan
Suhendar, 2005, Menanan Masa Depan: Rencana Strategis 2005-2009, Pusat
Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.
Mursidawati, S., J.T. Hadiah, D.M. Puspitaningtyas, Hendrian, Sugiarti, S. Rahayu, dan D.
Asikin, 1998, Strategi Konservasi Kebun Raya, Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor.
Irawanto, R., 2009, Peningkatan Mutu Koleksi Biji Melalui Manajemen Pengelolaan Dan
Penelitian Biji, Prosiding Seminar Nasional Universitas Brawijaya, Malang.

---o0o---

Lampiran Laporan Tematik Koleksi Penunjang KRP - 7

Anda mungkin juga menyukai