Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN

PERGUDANGAN

Disusun Oleh:

1. Riska Ary Sandy (162010300193)


2. Lina Aristawanti (162010300205)
3. Moch. Fani Rafael (162010300215)
4. Baby Cahya Alysha (162010300252)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO


FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
APRIL 2019
FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN
TERKAIT

Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat


bisnisnya, Untuk bisnis ritel atau grosir, akan terbesar dalam laporan keuangan sering kali
berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari siklus
persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan manufaktur
yang persediaannya meliputi bahan baku, suku cadang, dan perlengkapan yang dibeli
untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses manufaktur, dan barang jadi yang
tersedia untuk dijual. Akan tetapi sebagian besar prinsip yang dibahas juga dapat
diterapkan dalam jenis bisnis lainnya.

Siklus persediaan dan pergudangan dapat terdiri dari dua sistem yang terpisah
tetapi berkaitan erat, dimana yang satu melibatkan arus fisik barang dan yang lainnya
dengan biaya terkait. Enam fungsi akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan,
dimana masing-masing akan dibahas pada bagian selanjutnya.

Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan apakah
pembelian persediaan berupa bahan baku bagi perushaan manufaktur atau barang jadi
bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah formulir yang digunakan untuk
meminta departemen pembelian agar memesan persediaan. Permintaan tersebut dapat
dilaksanakan oleh personil ruang penyimpanan bahan baku yang diperlukan, dengan
perangkat lunak komputer yang terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang
telah ditentukan terlebih dahulu, melalui pesanan yang dilakukan atas bahan baku yang
diminta untuk memenuhi pesanan pelanggan atau, melalui pesanaan yang dilakukan atas
dasar perhitungan bahan baku secara periodik.

Penrimaan bahan yang dipesan yang juga merupakan bagian dari siklus akuisisi
dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima menyangkut kuantitas
dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat laporan penerimaan yang
menjadi bagian dari dokumentasi sbelum pembayaran dilakukan. Setelah diinspeksi,
bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan salinan dokumen penerimaan, atau
pemberitahuan atau notifikasi elektronik mengenai penerimaan barang, biasanya
diserahkan ke bagian pembelian, ruang penyimpanan , dan utang usaha. Pengendalian
dan akuntanbilitas merupakan hal yang penting untuk semua transfer tersebut.

Setelah diterima, bahan ituy biasanya disimpan di ruang penyimpanan. Ketika


departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang penyimpanan
menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak, mengerjakan jaminan,
atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang mengindikasikan kuantitas
bahan yang diperlukan . dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbarui file
induk persediaan perpetual dan mencatat transfer dari bahan baku ke akun barang dalam
proses. Pembaruan tersebut dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki
sistem persngkst lunak akuntansi dan manajemen persediaan yang terintegrasi.

Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari fungsi
barang bagi semua perusahaaan manufaktur. Sistem tesebut menunjukkan profitabilitas
relatif produk bagi perencanaan dan pengendalian.manajemen serta menilai untuk
menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis sistem biaya utama sistem biaya
pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat banyak variasi dan kombinasi dari kedu
sistem tersebut. Dalam sistem biaya pekerjaan (job cost system). Biaya diakumulasikan
oleh setiap pekerjaan ketika bahan dikeluarkan dan biaya tebaga kerja terjadi. Dalam
sistem biaya proses (proses cost systm) biaya diakumulasikan berdsarkan proses, dengan
biaya per unit untuk setiap proses dibebankan ke produk yang melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya (Cost accounting records) terdiri dari file induk,
spreadsheet, dan laporan yang mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, serta
overhead berdasarkan pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika
pekerjaan atau produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam
proses ke barang jadi pada laporan departemen produksi.

Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan di ruang penyimpanan
menunggu dikirim. Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian internal yang baik.
Barang jadi disimpan dengan pengendalian fisik yang terpisah disuatu arus dengan akses
terbatas. Pengendalian barang jadi sering kali dianggap sebagai bagian dari siklus
penjualan dan penagihan.

Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman aktual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau aset
lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aset yang diperlukan untuk
memenuhi kriteria pengakuan pendapatan. Bgi sebagian besar transaksi penjualan,
pengiriman aktual merupakan pemicu untuk mengakui piutang usaha dan penjualan
terkait dalam sistem akuntansi. Jadi, pengiriman barang jadi harus di otorisasi oleh
dokumen pengiriman yang disetujui secara layak.

BAGIAN AUDIT PERSEDIAAN

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang audit persediaan alangkah lebih baik
jika kita mengetahui terlebih dahulu bagaimana siklus persediaan dan pergudangan.
Secara sekilas siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena
hubungannya yang erat dengan siklus transaksi lainnya. Siklus persediaan dan
pergudangan di akhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Siklus ini sebenarnya cukup rumit karena membutuhkan waktu yang lumayan lama.

Dari sub bab sebelum bagian persediaan ini sudah di jelaskan bagaimana sikklus
audit dan fungsi bisnis dalam siklus serta dokumen dan catatan terkait. Setelah
menegtahui semua itu kita dapat lanjut ke bagian audit persediaan

Dari bagian siklus yang rumit dan lama itu kita dapat menarik kesimpulan tentang tujuan
keseluruhan dari audit siklus persediaan dan pergudangan yaitu untuk menyediakan
assurance bahwa laporan keuanagan memperhitungkan secara wajar bahan baku, barang
dalam proses, persediaan barang jadi dan harga pokok penjualan.

Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 aktifitas yang
berbeda, yaitu :

1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
2. Perpindahan internal atas asset dan biaya
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya
4. Pengamanan fisik atas persediaan
5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan

Bagian audit yang utama ada tiga funsi, fungsi tersebut mencakup :

1. Pemrosesan pesanan pembelian


2. Penerimaan bahan baku
3. Penyimpanan bahan baku

Setelah mengetahui dan memahami pengendalian internal tehadap ketiga sungsi


tersebut maka auditor akan melakukan pengujian pengendalian serta pengujian subtantif
atas transaksi. Pengujian tersebut harus memenuhi tujuan auditor bahwa pengendalian
yang mempengaruhi akuisis bahan baku dan biaya menufaktur telah beroperasi secara
efektif, serta transaksi akuisis telah dinyatakan secara benar. Jika tenaga kerja langsung
merupakan bagian yang signifikan dari persediaan yang dibuat, auditor harus
memferifikasi akuntansi yang layak untuk biaya-biaya tersebit dalam siklus pengujian
dan personalia.
Pengamatan fisik persediaan serta penetapan harga dan kompilasi persediaan itu
di audit dengan menggunakan prosedur analitas dan pengujian atas rincian saldo. Audit
persediaan dapat di gambarkan sebagai berikut

Audit Persediaan
Bagian Audit Siklus Yang Diuji
Akuisisi dan pencatatan bahan baku, Akuisis dan Pembayaran Serta
biaya tenaga kerja, dan overhead Pengujian dan personalia
Perpindahan internal atas asset dan biaya Persediaan dan pergudangan
Pengiriman barang dan pencatatan Penjualan dan penagihan
pendapatan dan biaya
Pengamanan fisik atas persediaan Persediaan dan pergudangan
Penempatan harga dan kompilasi Persediaan dan pergudangan
persediaan

AUDIT AKUNTANSI BIAYA

Sistem dan pengendalian akuntansi biaya milik perusahaan yang berbeda


lebih bervariasi deripada banyak bidang audit lainnya, sebab beragamnya item
persediaan dan tingkat kecanggihan oleh manajemen.
Pengendalian Akuntansi Biaya Pengendalian yang berhubungan dengan pemrosesan
yang mempengaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari saat bahan baku
diminta hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan.

Semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik terhadap asetnya untuk


mencegah kerugian akibat penyalahgunaan dan pencurian. Untuk melindungi aset,
sebagian besar perusahaan memisahkan secara fisik dan membatasi akses ke area
penyimpanan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi untuk
mengendalikan pergerakan persediaan.

Pengujian Akuntansi Biaya Mengaudit akuntansi biaya persediaan dengan memahami


pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya, menilai risiko pengendalian yang
direncanakan, menentukan luas pengujian pengendalian, serta merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi.

Pengendalian Fisik Terhdap Persediaan Auditor menguji pengendalian fisik terhadap


bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi yang umumnya terbatas pada observasi
serta pengajuan pertanyaan. Auditor dapat memeriksa area peyimpanan bahan baku untuk
menentukan persediaan sudah dilindungi dari penyalahgunaan dan pencurian dengan
menggunakan kunci atau ukuran keamanan termasuk custodian persediaan. Apabila
pengendalian fisik sangat tidak memadai sehingga persediaan akan sulit dihitung secara
aurat, maka auditor harus memperluas obsevasi pengujian persediaan fisik untuk
memastikan bahwa perhitungan yang memadai telah dilakukan.

File Induk Persediaan Perpectual Reliabilitas file induk persediaan perpectual


mempengaruhi penetapan waktu dan luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor.
Jika file induk persediaan perpectual sudah akurat, auditor dapat menguji fisik
sebelum tanggal neraca. Auditor juga dapat mengurangi pengujian atas perhitungan
persediaan fisik apabila klien memiliki catatan persediaan perpectual yang dapat
diandalkan dan menilai rendah risiko pengendalian yang terkait dengan observasi
fisik persediaan. Pengujian dilakukan dengan memeriksa dokumentasi yang
mendukung penambahan dan pengurangan jumlah persediaan dalam file induk. Bagi
perusahaan, satu-satunya dokumen tradisional yang ada adalah dalam bentuk
elektronik dan sistem persediaan perpectualnya terintegrasi dengan siklus akuntansi
lain. Akibatnya, auditor dapat menguji pengendalian komputer untuk mendukung
pengurangan risiko pengendalian, yang akan mengurangi pengujian substansif
sehingga audit menjadi lebih efisien.

Catatan Biaya Per Unit Keakuratan data biaya bahan baku, tenaga kerja langsung,
dan overhead manufaktur sangat penting untuk menyatakan secara wajar persediaan
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Ketika menguji catatan biaya
persediaan, auditor harus memahami pengendalian internal dalam sistem akuntansi
biaya. Auditor melakukan verifikasi internal atas catatan akuntansi biaya yang akan
melibatkan verifikasi atas transaksi akuisisi, penggajian dan penjualan. Pengujian
catatan akuntansi biaya oleh auditor untuk menghindari menguji catatan lebih dari
satu kali dan meningkatkan efisiensi audit. Ketika menguji transaksi akuisisi, auditor
menelusuri unit dan biaya per unit bahan baku ke penambahan yang dicatat dalam
file induk persediaan perpectual serta total biaya ke catatan akuntansi biaya. Dalam
mengevaluasi alokasi biaya overhead, auditor mempertimbangkan kelayakan metode
alokasi, dengan mengasumsikan metode sesuai dengan standar akuntansi dan
penerapan yang secara konsisten. Karena pengendalian internal internal terhadap
catatan akuntansi biaya sangat bervariasi antar perusahaan, auditor harus merancang
pengujian yang sesuai berdasarkan pemahaman atas catatan akuntansi biaya dan
sejauh mana mereka akan bergantung untuk mengurangi pengujian substantif.

PROSEDUR ANALISIS
prosedur analitis merupakan hal yang sangat penting bagi persediaan dan
pergudangan, seperti pada semua siklus lainnya. Beberapa prosedur analitis yang umum
dan kemungkinan salah saji yang dapat ditujukan ketika terjadinya fluktuasi. prosedur ini
digunakan auditor untuk menilai kelayakan data. Karena prosedur ini sangat bermanfaat
bagi perusahaan perusahaan karena dengan adanya prosedur ini perusahaan dapat
Memperoleh pemahaman industri dan usaha klien, Memperhitungkan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, Memperoleh indikasi
adanya kemungkinan kesalahan dalam laporan keuangan, Mengurangi luas pemeriksaan.
Karena pada perusaan besar atau kecil kemungkinan kesalahan saji dalam pencatatan itu
sering di lakukan walau di sengaja atau tidak. Untuk mengurangi kesalahan saji dalam
melakukan analisan persediaan pada gudang perlu memperhatikan hal-hal yang telah di
terapkan.

Lalu apakah Kendala yang dihadapi oleh auditor dalam mengaudit persediaan di
gudang? Kendala yang dihadapi auditor ketika melakukan pemeriksaan di gudang adalah
karena nilai persediaan umumnya cukup material atau nilainya besar. Jadi auditor harus
mengetahui apa yang harus dilakukan dalam memeriksa persediaan. Auditor dapat
menggunakan acuan atau panduan dalam mengaudit, yaitu 5 asersi manajemen. Ada
keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilain dan alokasi, dan
penyajian.

Di sini di jelaskan bahwa ada delapan prosedur analitis yang harus di lakukan agar tidak
ada kendala dalam menghadapi pengauditan, yaitu:

1. Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo


2. Pengamatan Fisik Atas Persediaan
3. Pengendalian Atas Perhitungan Fisik
4. Keputusan Audit
5. Penetapan waktu
6. Jumlah sampel
7. Pemilihan sampel
8. Pengujian Atas Pengamatan Fisik

Sebagai contoh, auditor dapat membandingkan beban komisi yang tercatat selama
tahun berjalan dengan total penjualan yang tercatat yang dikalikan dengan tingkat komisi
rata-rata sebagai satu penggujian atas kewajaran komisi yang dicatat secara keseluruhan.
agar prosedur analitis ini menjadi relevan dan dapat diandalkan, auditor cenderung
menyimpulkan bahwa penjualan yang tercatat telah dinyatakan dengan benar, semua
penjualan mendapat komisi, dan rata-rata tingkat komisi aktual dapat ditentukan.

Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah ketiga waktu selama penugasan:
1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menetukan
sifat,luas, dan penetapan waktu. Sebagai contoh , perhitungan perputaran dalam
persedian sebelum pengujian harga persediaan dilakukan dapat menunjukkan
kebutuhan akan perhatian khusus selama pengujian tersebut. Prosedur analitas yang
dilakukan dalam tahap perencanaan biasanya menggunakan data agregrat pada
tingkat tinggi, dan kecanggihan,luas, serta penetapan waktu prosedur bervariasi ,
perbandingan saldo akun tahun sebelumnya dan tahun berjalan dengan menggunakan
neraca saldo yang belum diaudit mungkin sudah mencukupi.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai
pengujian subtansif untuk mendukung saldo akun. Pengujian ini sering kali dilakukan
dalam hubungannya dengan prosedur audit lainnya.sebagai contoh, bagian setiap
polis asuransi dibayar dimuka dapat dibandingkan dengan polis yang sama untuk
tahun sebelumnya sebagai bagian dari pengujian atas asuransi dibayar dimuka,
kepastian yang diberikan oleh prosedur analitis tergantung pada prediktabilitas
hubungan, serta ketepatan ekspektasi dan reliabilitas data yang digunakan untuk
mengembangkan ekspektasi itu.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesain audit. Pengujian semacam
itu berfungsi sebagai review akhir atas salah saji yang material atas masalah
keuangan, dan membantu auditor mengambil ‘’pandangan objektif’’ akhir pada
laporan keuangan yang telah diaudi,biasanya, seorang partner senior, yang memiliki
pengetahuan yang luas atas bisnis klien, melakukan prosedur analitis selama review
akhir terhadap file audit dan laporan keuangan untuk mengindenfikasikan
kemungkinan ketidaktelitian dalam audit.
OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

Memahami industri dan bisnis klien merupakan hal yang lebih penting bagi
persediaan dari pada besarnya bidang audit lainnya. Pertama auditor harus menilai risiko
bisnis klien dengan memahami kondisi sifat bisnis, pengaruh industri klien terhadap
perusahaam. Kemuadian auditor harus memutuskan salah saji yang dapat ditoleransi dan
risiko inhern (auditor sering menilai perusahaan dengan risiko inhern tinggi untuk
perusahaan yang memiliki persediaan signifikan, tergantung pada situasinya).

Saat ini auditor harus menerima efektifitas metode penghitungan klien, untuk
memenuhi persyaratan itu auditor harus hadir saat klien melakukan penghitungan fisik,
mengamati prosedur penghitungan klien, mengajukan pertanyaan mengenai prosedur
penghitungannya, melakukan pengujian atas penghitungan fisik independen. Titik yang
paling penting adalah terdapatnya pemisahan tugas.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatiakan dalam observasi fisik yaitu:

1. Pengendalian terhadap penghitungan fisik: auditor harus memahami pengendalian


atas penghitungan fisik klien sebelum penghitungan persediaan dimulai.
2. Keputusan audit: yang meliputi prosedur audit, prosedur penetapan waktu
(penghitungan fisik interm atau pada akhir tahun), menetapkan ukuran sampel
(didasarkan pada pengendalian internal) dan memilih item yang akan di uji
(mengamati penghitungan item yang signifikan dan sampel representative,
menyelidiki item yang mungkin using atau rusak dan membahas dengan
manajemen mengenai mengeluarkan item yang material).
3. Pengujian observasi fisik: bagian terpenting adalah menentukan apakah
penghitungan fisik telah dilakukan sesuai dengan instruksi klien, sehingga auditor
harus hadir ketika perhitungan fisik dilakukan. Sebagai bagian dari prosedur
analitis setelah klien selesai melakukan penghitungan, auditor dapat
membandingkan persediaan bersaldo tinggi dengan penghitungan pada tahun
sebelumnya serta file induk persediaan sebagai pengujian kelayakan.
AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI
Auditor harus memverifikasi bahwa perhitungan fisik atau kuantitas catatan
perpetual sudah diberi harga dan dikompilasi dengan benar. Pengujian harga persediaan
mencakup semua pengujian atas harga per unit klien untuk menentukan apakah hal itu
sudah benar. Pengujian harga dikalikan dengan kuantitas, memfooting ikhtisar
persedian, dan menelusuri total ke buku besar umum.
Pengendalian internal yang memadai menyangkut penelusuran biaya per unit
yang diintegrasikan dengan produksi dan catatan akuntansi lainnya yang menyediakan
assurance bahwa klien menggunakan biaya yang masuk akal untuk menilai persediaan
akhir. Catatan biaya standar yang mengindikasikan varians biaya bahan, tenaga kerja
dan overhead sangat membantu dalam mengevaluasi kelayakan catatan produksi jika
manajemen memiliki prosedur untuk mempertahankan standar tersebut tetap mutakhir
terhadap perubahan proses produksi dan biaya. Manajemen juga harus memiliki
seorang yang independen dari departemen yang bertanggung jawab menentukan biaya
mereview kelayakannya.
Auditor dapat menerapkan tujuan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
dari klien sebagai kernagka referensi, termasuk deskripsi setiap item, persediaan,
kuantitas, harga per unit, dan nilai total. Kita mengasumsikan bahwa informasi yang
direfleksikan dalam listing persediaan pepetual dicatat sesuai urusan deskripsi item
persediaan, dengan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dijadikan
terpisah. Totalnya harus sama dengan saldo bukuk besar umum.
Dalam melakukan pengujian penilaian persediuiaan (yang sering kali disebut
pengujian penetapan harga), auditor menghadapi tiga permasalahan. Pertama,
metodenya harus sesuai dengan standar akuntansi. Kedua , penetapan metodenya harus
konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga , biaya persediaan versus nilai pasar (biaya
penggantian atau nilai realissasi bersih) harus dipertimbangkan. Karena metode untuk
memverifikasi penetapan harga persediaan tergantung pada apakah item persediaan
diakuisisi atau dibuat, kedua kategori tersebut akan dibahas secara terpisah.

Penetapan harga persediaan yang dibeli jenis persediaan utama yang termasuk
dalam kategori ini adalah bahan baku, suku cadang yang dibeli, dan perlengkpan.
Sebagai langkah pertama dalam memverifikasi penelaian persediaan yang dibeli,
auditor harus menentukan apakah klien menggunakan metode LIFO, FIFO, rata-rata
tertimbang, atau beberapa metode penilaian lainnya. Auditor juga harus menentukan
biaya mana yang akan dilibatkan dalam penilaian item persediaan. Sebagai contoh,
auditor harus menemukan apakah ongkos angkut, penyimpanan, diskon, serts biaya
lainnya akan dilibatkan, dan auditor juga harus membandingkan temuan itu dengan
tahu sebelumnya untuk memastikan bahwa biaya ditentukan secara konsisten.
Dalam memilih item persediaan spesifik demi penetapan harga, auditor harus
berfokus pada nilai uang yang lebih besar dan pada produk yang harganya sangat
berfluktuasi. Auditor juga harus menguji sampel representatif dari semua jenis
persediaan dan departemen. Sampling variabel berstratifikasi atau unit moneter
merupakan sampling yang umum digunakan bagui pengujian tersebut.
Auditor harus menyajikan daftar item persediaan yang akan diverifikasi untuk
tujuan penetapan harga dan meminta klien untuk mencari faktor vendor yang sesuai.
Auditor harus memeriksa faktor yang mencukupi untuk memperhitungkan seluruh
kuantitas item persediaan yang sedang diuji, terutama menurut metode penilaian FIFO.
Jika klien memiliki file induk persediaan perpetual yang mencakup biaya per unit
akuisisi, biasnya jauh lebih cepat menguji penetapan harga dengan menelusuri biaya
per unit ke persediaanperpetual ketimbang ke faktur vendor. Secsra alami, jika catatan
persediaan perpetual digunakan untuk memverifikasi biaya per unit, auditor harus
menguji biaya per unit yang dicatat dalam catatan perpetual dengan faktur vendor
sebagai bagian dari pengujian atas transaksi siklus akuisisi dan pembayaran.

Penetapan harga persediaan yang dibuat pada penetapan harga barang dalam proses
dan barang jadi, auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur. Keharusan untuk memverifikasi setiap hal tersebut
membuat audit atas persediaan barang dalam proses dan barang jadi, menjadi lebih
kompleks ketimbang audit atas persediaan yang dibeli. Akan tetapi, beberapa
pertimbangan yang diterapkan pada audit atas persediaan yang dibeli masih dapat
digunakan, seperti pemilihan item yang akan diuji, pengujian apakah biaya dan nilai
pasar yang lebih rendah, dan pengevaluasian kemungkinan keusangan.
Harga pokok atau harga pasar dalam menetapkan harga persediaan auditor harus
mempertimbangkan apakah biaya penggantian atau nilai realisasi bersih yang lebih
rendah dari nilai historis. Untuk barang jadi dan bahan baku yang dibeli, auditor dapat
menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktor vendor periode selanjutnya atau
faktur saat ini jika tidak ada pembelian yng dilakuakan atas persediaan setelah akhir
tahun. Semua biaya manufaktur harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi nilai
realisasi barang dalam proses dan barang jadi untuk persediaan yang akan dibuat.
Auditor harus mempertimbangkan nilai item persediaan dan dampak yang mungkin
dari fluktuasi harga yang cepat untuk menentukan nilai realissasi bersih.

INTEGRASI PENGUJIAN

Pengujian Siklus Akuisisi dan Pembayaran ketika memverifikasi akuisisi persediaan


sebagai bagian dari pengujian siklus akuisisi dan pembayaran, auditor juga memperoleh
bukti mengenai keakuratan bahan baku yang di peroleh dan semua biaya overhead
manufaktur yang di keluarkan kecuali tenaga kerja. Biaya akuisisi tersebut mengalir
secara langsung ke harga pokok penjualan atau menjadi bagian terbesar dari persediaan
akhir bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Pengujian Siklus Penggajian dan Personalia Ketika auditor memverifikasi biaya


tenaga kerja, kondisi yang sama juga berlaku seperti untuk akuisisi. Dalam sebagian
besar kasus, catatan akuisisi biaya untuk biaya tenaga kerja langsung dan tidak
langsung dapat diuji sebagai bagian dari audit siklus penggajian dan personalia.

Penggajian Siklus Penjualan dan Penagihan Hubungan antara siklus penjualan dan
penagihan serta siklus persediaan dan pergudangan tidak seerat seperto dua siklus yang
baru saja kita bahas. Akan tetaoi, sebagian besar penggajian audit atas penyimpanan
barang jadi, serta pinjaman dan pencatatan penjualan, dapat dilakukan ketika siklus
penjualan dan penagihan di uji.juka klien menggunakan catatan biaya standart, auditor
mungkin bisa menguji harga pokok penjualan standart bersama dengan
dilaksanakannya pengujian penjualan.
Pengujian Akuntansi Biaya Pengujian atas catatan akuntansi biaya merupakan srana
untuk menverifikasi pengendalian yang mempengaruhi persediaan karena auditor tidak
memverifikasi sebagai bagian dari pengujian atas ketiga siklus sebelumnya. Auditor
menguji pengendalian fisik, transfer biaya bahan baku ke barang dalam proses, transfer
biaya barang yang telah selesai ke barang jadi, file induk persediaan perpectual, dan
catatan biaya per unit.

Persediaan Fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi Persediaan Fisik, Penetapan


Harga, dan Kompilasi Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi sama
pentingnya bagi audit persediaan karena salah saji dalam salah satu aktivitas dapat
menyebabkan persediaan dan harga pokok penjualan disalah saijikan. Dalam sebagian
besar audit, harga pokok penjualan adalah residu dari persediaan awal ditambah
akuisisi bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya manufaktur lainnya dikurangi
persediaan akhir. Karena harga pokok penjualan merupakan nilai residu dan sering kali
menjadi akun terbesar pada laporan laba rugi, maka arti penting mengaudit persediaan
akhir menjadi semakin nyata.

Dalam menguji persediaan fisik, auditor mungkin sangat tergantung pada file induk
persediaan perpetual jika file itu telah diuji sebagai bagian dari salah satu atau lebih
siklus yang telah kita bahas dan dianggap dapat diandalkan. Jika itu masalahnya,
auditor dapat mengamati dan menguji perhitungan fisik pada waktu selain akhir tahun
dan mengandalkan file perpetual untuk menyimpan catatan kuantitas yang memadai.

Ketika menguji biaya per unit, auditor juga mungkin bergantung, hingga beberapa
tingkat, pada pengujian atas catatan biaya yang dibuat selama pengujian substantif atas
transaksi. Catatan biaya standar juga berguna untuk melakukan perbandingan dengan
biaya per unit aktual. Jika biaya standar digunakan untuk menyajikan biaya historis,
biaya itu harus diuji reliabilitasnya.

Terakhir, ketika menguji pengendalian dan melaksanakan pengujian substantif yang


berhubungan dengan transaksi serta saldo persediaan, auditor juga meng integrasikan
pengujian yang berhubungan dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan
pengujían yang dilaksanakan untuk memenuhi empat tujuan penyajian dan
pengungkapan. Standar akuntansi mengharuskan pengungkapan metode penilaian
persediaan dan informasi tentang persediaan yang relevan lainnya, seperti informasi
cadangan LIFO, dalam catatan kaki. Auditor harus memahami pengendalian klien yang
berhubungan dengan pengungkapan persediaan dan melakukan pengujian terhadap
pengendalian tersebut serta pengujian substantif lainnya untuk memperoleh bukti yang
tepat dan mencukupi bagi masing-masing dari empat tujuan penyajian dan
pengungkapan.
IKHTISAR

bab ini, kita membahas audit siklus persediaan dan pergudangan. Karena sulit eksistensi
dan penilaian persediaan, siklus tersebut sering kali merupakan bagian audit yang
paling kompleks dan menghabiskan waktu. Siklus ini juga unik karena banyak
pengujian input pada silKus diuji sebagai bagian dari audit sklus lainnya. Pengujan
Yang dilakukan sebagai bagian dari siklus persediaan dan pergudangan berfokus pada
catatan akuntansi biaya, observasi fisik, serta pengujian penetapan harga dan kompilasi
saldo persediaan akhir.

Anda mungkin juga menyukai