Anda di halaman 1dari 20

1.

Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka,
dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam
wawancara ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan hanya diajukan oleh subyek evaluasi.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode
ini peneliti dan responder berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan
informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan
permasalah penelitian
Wawancara merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka,
dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 2011).

Tujuan dari wawancara adalah :

1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu situasi dan
kondisi tertentu.
2) Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.
3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu.

Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi yaitu:

1) Wawancara bebas (responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan


pendapatnya),
2) Wawancara terpimpin (responden tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkan oleh penanya).

Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yakni:

1) Tahap awal pelaksanaan wawancara


2) Penggunaan pertanyaan
3) Pencatatan hasil wawancara
langkah-langkah dalam menyusun wawancara sebagai berikut :

a) Tentukan tujuan yang ingin dicapai dari wawancara. Misalnya untuk mengetahui
pemahaman bahan pengajaran (hasil belajar) atau mengetahui pendapat peserta
didik mengenai kemampuan mengajar yang dilakukan guru (proses belajar-
mengajar).
b) Berdasarkan tujuan diatas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dari
wawancara tersebut. Aspek-aspek tersebut dijadikan dasar dalam menyusun materi
pertanyaan wawancara. Aspek yang diungkap diurutkan secara sistematis mulai
dari yang sederhana menuju yang kompleks dari yang khusus menuju yang umum,
atau dari yang mudah menuju yang sulit.
c) Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, yakni bentuk berstruktur
ataukah bentuk terbuka. Bisa saja kombinasi dari kedua bentuk tersebut. Misalnya
untuk beberapa aspek digunakan pertanyaan berstruktur, dan untuk beberapa aspek
lagi dibuat secara bebas.
d) Buatlah pertanyaan wawancara sesuai dengan analisis butir (c) diatas, yakni
membuat pertanyaan yang berstuktur dan yang bebas.
e) Ada baiknya apabila dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil
wawancara, baik pedoman untuk wawancara berstruktur maupun untuk wawancara
bebas.

Adapun kelebihan wawancara adalah:

1) Interviewer dapat melakukan kontak langsung dengan interviewee sehingga


mendapatkan data yang lebih lengkap dan mendalam.
2) Interviewee dapat mengeluarkan isi pemikiran atau hatinya secara lebih bebas.

Sedangkan kelemahan dari wawancara adalah:

1) Data yang dihasilkan agak sulit untuk dianalisis dan membutuhkan waktu
yang lama.
2) Adanya pengaruh subjektivitas interviewer dalam menganalisis hasil wawancara.
Contoh wawancara peneliti dengan guru biologi
No PERTANYAAN JAWABAN
Metode apa yang biasanya digunakan Metode yang biasanya digunakan dalam
1 dalam pembelajaran biologi? pembelajaran biologi, ada metode ceramah,
diskusi, dan penugasan.
2 Bagaimana motivasi peserta didik dalam Motivasi belajar peserta didik berbeda-beda,
belajar biologi karena setiap peserta didik dalam satu kelas
memiliki kemampuan intelegensi yang
berbeda. Motivasi belajar yang bervariatif
tersebut seperti ada yang termotivasi dalam
belajar biologi, ada yang kurang termotivasi
yang bersikap malas dan ada yang bersikap
membuat gaduh di kelas.
2 Dalam pembelajaran biologi materi apa Materi yang susah ditangkap peserta didik
yang sulit dimengerti peserta didik? itu jika bersifat teori hafalan dan abstrak.
Misalnya tentang sel, jaringan, Pembagian
klasifikasi dan lain-lain, apalagi susah untuk
di praktekkan. Jadinya guru harus dituntut
mampu menggunakan media kepada peserta
didik
3 Media pembelajaran apa saja yang sering Media yang biasanya digunakan dalam
digunakan dalam proses pembelajaran proses pembelajaran biologi adalah papan
biologi? tulis, laptop, LCD, power point,
laboratorium, awetan, benda asli dan alat
peraga
4 Apakah ada kendala yang dihadapi dalam Tentu kendala yang dihadapi dalam proses
proses belajar mengajar selama ini? belajar mengajar selama ini, peserta didik
terkesan malas dan pasif di dalam kelas, ada
beberapa peserta didik yang tidak
mengejakan tugas, tidak senang belajar dan
ramai sendiri di kelas.
5 Dalam proses pembelajaran bilogi, peserta Peserta didik jarang di arahkan dengan
didik sering diarahkan untuk memecahkan menggunakan strategi seperti itu, namun
permasalahan agar dapat menemukan pembelajaran yang biasa dilakukan adalah
konsep sendiri? dengan penugasan dalam mengerjakan LKS
dan untuk mengetahui pemahaman peserta
didik maka diadakan uji kompetensi secara
tertulis.
6 Karakter yang bagaimana yang ingin karakter yang diharapkan adalah jujur, teliti,
dicapai dalam pembeajaran biologi? mandiri, bekerja keras, komunikatif saat
diskusi, toleransi dan disiplin.

2. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keteranga (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematisterhadap
fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi juga
merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang dijadikan objek pengamatan.
Sebagai alat evaluasi, pengamatan digunakan untuk menilai individu maupun
kelompok mengenai tingkah lakunya atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati, baik itu dalam situasi yang sebenarnya (real situation) maupun dalam situasi
buatan (manipulative situation).
Tujuan utama observasi antara lain :
 Mengumpulkan data dan inforamsi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa
peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam
situasi buatan
 Mengukur perilaku kelas (baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi
antara peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya.
 Menilai tingkah laku individu atau proses yang tejadi dalam situasi sebenarnya
maupun situasi yang sengaja dibuat.

Observasi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:


1) Mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
2) Bersifat ilmiah, yaitu dilakukan secara sistematis, logis, kritis, objektif, dan
rasional.
3) Terdapat berbagai aspek yang akan diobservasi.
4) Praktis penggunaannya.
Observasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi faktor-faktor yang telah
diatur kategorinya. Isi dan luas materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi
dengan jelas dan tegas.
2) Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai obeserver tidak
dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan obeservasi hanya dibatasi
oleh tujuan observasi itu sendiri.
Sedangkan bila dilihat dari teknik pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh
melalui tiga cara, yaitu :
1) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek
yang diselidiki.
2) Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui perantara, baik
teknik maupun alat tertentu.
3) Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara ikut ambil bagian
atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.

Untuk menyusun pedoman observasi, sebaiknya mengikuti langkah-langkah


sebagai berikut :
1) Merumuskan tujuan observasi
2) Membuat lay out atau kisi-kisi observasi
3) Menyusun pedoman observasi
4) Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses
belajar peserta didik maupun kepribadiannya.
5) Melakukan uji-coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan
pedoman observasi.
6) Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba
7) Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung.
8) Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

Adapun kelebihan Observasi adalah:

a) Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena.


b) Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang
melakukan suatu kegiatan.
c) Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat dengan observasi.
d) Tidak terikat dengan laporan pribadi.

Sedangkan kelemahan dari Observasi adalah:


a) Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan
yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observasi itu sendiri.
b) Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
c) Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh

Contoh observasi aktivitas belajar peserta didik


Pertemuan III
No Indikator Ob Ob Total Ket
1 2
Peserta didik
mempersiapkan diri
1 sebelum menerima
pelajaran (emotional
activities)
Peserta didik mendengarkan
2 instruksi yang disampaikan
guru (listening activies)
Peserta didik menjawab
3 soal -soal yang di berikan
guru(mental activities)
Peserta didik bertanya pada
4 guru tentang soal yang
kurang jelas (oral actities)
Mencatat hal penting dalam
5 pembelajaran
(writing activities)
Peserta didik Aktif dalam
mengerjakan LKS
6 kelompok (motor activities)
Peserta didik
mempresentasikan hasil
7
diskusi bersama kelompok
(emotional activities)
Peserta didik
memperhatikan media
8 gambar yang tampilkan
setiap kelompok (visual
activities)
Jumlah
Persentase

Keteragan kriteria penilaian :


Sangat Aktif =4
Aktif =3
Cukup =2
Kurang =1
3. Angket (Questionnaire)
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket dalam proses
pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta
didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar
mereka.
Angket merupakan teknik non-tes yang digunakan untuk memperoleh data
mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis
tingkah laku dan proses belajar mereka serta sebagai bahan dalam menysusun
kurikulum dan program pembelajaran.
Data yang dapat dihimpun melalui angket misalnya adalah data yang berkaitan
dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi para peserta didik dalam mengikuti pelajaran,
cara belajar mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat
belajarnya, sikap belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan peserta
didik terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka terhadap guru.

Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :


1) Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari peserta didik tentang
pembelajaran
biologi.
2) Membimbing peserta didik untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan
tertentu.
3) Mendorong peserta didik untuk lebih kreatif dalam belajar.
4) Membantu anak yang lemah dalam belajar.
5) Untuk mengetahui kesulitan – kesulitan peserta didik dalam pembelajaran biologi.

Angket dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu:


1) Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang fakta antara lain
seperti jumlah sekolah, jumlah jam belajar.
2) Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah laku seseorang
peserta didik dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses belajar mengajar.
3) Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru ingin
mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
4) Pertanyaan pendapat dan sikap adalah angket yang berkaitan dengan perasaan,
kepercayaan predisposisi, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan objek yang
dinilai.
Angket dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu :
1) Tertutup, angket yang alternative jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu.
Responden hanya memilih diantara alternative yang telah disediakan.
2) Terbuka, angket ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya tentang sesuatu yang ditanyakan sesuai dengan
pandangan dan kemampuannya. Alternative jawaban tidak disediakan.
3) Tertutup dan terbuka, angket ini merupakan gabungan dari kedua bentuk yang telah
dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam bentuk ini, disamping disediakan
alternative, diberi juga kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan
alternative jawabannya sendiri, apabila alternative yang disediakan tidak sesuai
dengan keadaan yang bersangkutan.
Angket dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu :
1) Angket langsung, yaitu angket yang langsung dijawab/diisi oleh individu
yang akan diminta keterangannya.
2) Angket tidak langsung, yaitu angket yang diisi oleh orang lain, (orang yang tidak
diminta keterangannya).

Adapun kelebiha dari angket, yaitu :


1) Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang
hanya membutuhkan waktu yang sigkat.
2) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama
3) Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan
Sedangkan kelemahan dari angket, antara lain:
1) Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-
hal yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali.
2) Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau
mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena
anak merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.
3) Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab
banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga
tidak memberikan kembali angketnya.
Contoh Angket Penggunaan Media Pembelajaran Guru Dengan Prestasi
Belajar

Angket Penggunaan Media Pembelajaran Guru Dengan Prestasi Belajar

Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian.
a. Tulis nama dan alamat anda dengan jelas
b. Berilah tanda silang pada huruf ( a,b,c, dan d ) sesuai dengan keadaan yang ada.

1. Apakah guru biologi menggunakan media visual setiap kali pelajaran?


a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. Apakah guru biologi menggunakan media visual sesuai dengan materi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah guru biologi menggunakan media visual secara lengkap?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apakah guru biologi menggunakan media visual keluar dari materi
pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Apakah anda merasa belum pernah menemukan media visual yang
digunakan guru biologi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Apakah guru biologi menggunakan media visual dengan baik?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Apakah guru biologi menggunakan media visual dengan alat yang berbeda-
beda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah anda paham dengan penjelasan guru dengan menggunakan media
visual?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Apakah anda meminta bantuan teman yang sudah mengerti ketika anda
bingung dengan penjelasan guru biologi?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Apakah guru Biologi menggunakan media visual yang itu-itu saja?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Apakah ada keterikatan waktu ketika guru menggunakan media visual?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Apakah guru memberikan umpan balik seusai menyampaikan materi
menggunakan media visual?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Apakah penggunaan media visual oleh guru biologi membuat anda senang
dalam belajar?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Apakah suasana ramai ketika guru biologi menjelaskan menggunakan media
visual?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Apakah anda kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari guru biologi saat
menggunakan media visual?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat
menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang
dinilai.
Riwayat hidup adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data
pribadi seseorang sebagai bahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat
hidup maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian,
kebiasaan dan sikap dari objek yang dinilai.
Evaluasi cara ini mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar
peserta didik tanpa menguji (teknik non-tes) juga dapat dilengkapi atau diperkaya
dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen.
Beberapa informasi, baik mengenai peserta didik, orang tua dan lingkungannya
itu bukan tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai bahan
pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik.
Contoh Curriculum Vitae (CV)

Curriculum Vitae (CV)

Nama :
Tempat/Tgl. Lahir :
Jenis Kelamin :
Agama :
Kebangsaan :
Nis :
Alamat :.
Email :
Web/ Blog :
No Hp :

Nama Orang Tua


a. Ayah :
Pekerjaan :
Ibu :
Pekerjaan :
Alamat :
RiwayatPendidikan
a. TK :
b. SD :
c. SMP :
d. SMA :

Kemampuan / Skill :

Pengalaman Organisasi :

Hobi :

5. Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik yang tersusun secara
sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran. Portofolio
digunakan oleh pendidik dan peserta didik untuk memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.
Portofolio menggambarkan perkembangan prestasi, kelebihan dan kekurangan kinerja
peserta didik, seperti kreasi kerja dan karya peserta didik lainnya.
Ada pun fungsi dari Portofolio adalah sebagai berikut :
1) Portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam
belajar, perluasan dimensi belajar, dan pembaharuan proses pembelajaran.
2) Portofolio sebagai alat pengajaran merupakan komponen kurikulum, karena
Portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukan hasil
kerja mereka.
3) Portofolio sebagai alat penilaian otentik
4) Portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik ntuk melakukan self-
assessment.

Bagian-bagian Portofolio
1) Halaman Judul, Pada halaman depan map portofolio adalah judul atau cover
portofolio berisi nama peserta didik, kelas, dan sekolah.
2) Daftar isi dokumen, Pada halaman dalam dari judul berisi daftar isi dokumen yang
berada dalam map portofolio.
3) Dokumen Portofolio, Bendel dokumen portofolio berisi kumpulan semua dokumen
peserta didik baik hasil karya peserta didik, lembar kerja (worksheet), koleksi
bacaan, koleksi lukisan, maupun lembaran-lembaran informasi yang dipakai dalam
kegiatan belajar mengajar.
4) Pengelompokan Dokumen, dokumen-dokumen dalam portofolio perlu
dikelompokkan, misalnya berdasarkan mata pelajaran, sehingga mudah untuk
mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir,
maka perlu diberi pembatas.
5) Catatan Pendidik dan Orangtua, Pada dokumen yang relevan baik yang berupa
lembar kerja, hasil karya, maupun kumpulan dokumen yang dipelajari peserta didik
terutama yang berupa tugas dari pendidik harus terdapat catatan/komentar/nilai
dari pendidik dan tanggapan orang tua.
Contoh format portofolio

PORTOFOLIO
Nama :
Sekolah :

No. Hari/Tanggal Jenis Karya/ Kesan Umum Peserta didik


Dokumen

6. Chek list
Check list adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-singkat), dimana
responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda (√) di tempat yang sudah
disediakan.
Check list menentukan derajat atau peringkat suatu unsur, komponen,
karakteristik baik dalam bandingannya dengan kriteria tertentu ataupun dibandingkan
dengan kelompok lain. Check list hanya menyatakan ada atau tidak adanya suatu hal
yang sedang diamati bukan memberikan data peringkat atau derajat kualitas tertentu.
Chek list bukanlah angket. Chek list mempunyai bentuk yang lebih sederhana
karena dengan chek list peneliti bermaksud meringkas penyajian pertanyaan Bertanya
mempermudah responden dalam memberikan respondennya. Chek list memuat
beberapa pertanyaan yang bentuk dan jawabannya seragam. Agar responden tidak
diharapkan pada beberapa pertanyaan mengenai berbagai hal tetapi dalam bentuk
membaca, maka disusunlah chek list tersebut sebagai pengganti.
Check list sangat fleksibel mencek kemampuan semua jenis dan tingkat hasil
belajar. Mutu check list ditentukan kemampuan menyusun komponen uji dan
kemampuan pengamat dalam menandai ada atau tidaknya komponen yang diujikan
Contoh format chek list
Amati perilaku peserta didik dan beri tanda (✔) pada aspek yang muncul.
No Aspek yang diamati Chek list
1 Ketertarikan dalam belajar
2 Perasaan senang dalam proses pembelajaran
3 Perhatian terpusat pada pembelajaran berlangsung
4 Memperlihatkan sikap ragu-ragu
5 Membantah pendapat teman

7. Skala Bertingkat (Rating Scale)


Skala Bertingkat adalah alat pengukuran non-tes yang menggunakan suatu
prosedur ter-struktur untuk memperoleh informasi tentang sesuatu yang diobservasi
yang menyatakan posisi sesuatu dalamhubungannya dengan yang lain.
Skala Bertingkat adalah salah satu alat untuk memperoleh data yang berupa
suatu daftar yang berisi tentang sifat/ciri-ciri tingkah laku yang ingin diselidiki yang
harus dicatat secara bertingkat. Skala Bertingkat merupakan sebuah daftar yang
menyajikan sejumlah sifat atau sikap sebagai butir-butir atau item.
Skala bertingkat disebut juga Skala yang menggambarakan suatu nilai yang
berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Seperti Oppenheim mengatakan:
Rating gives a numerical value to same kind of judgement, maka suatu skala selalu
disajikan dalam bentuk angka.
Pada skala rating observer diminta merefleksikan kesan-kesan lampau ke dalam
rating. Teknik ini lebih memberikan cara pencatatan yang mudah dan cepat dalam
meringkaskan kesan-kesan hasil pengamatan. Rating scale adalah perluasan checklist.
Perbedaan dengan checklist adalah pada rating scale observer mengindikasikan
judgement dalam bentuk frekuensi & atau kualitas karakteristik performa (misal: sangat
baik, sedang, kurang), sedangkan pada checklist hanya dituliskan hadir tidaknya
perilaku.
Unsur Skala bertingkat sebagai berikut:
1) Adanya pernyataan tentang keberadaan atau kualitas keberadaan dari suatu unsur
atau karakteristik tertentu.
2) Adanya petunjuk penilaian tentang pernyataan tersebut
3) Komponen tersebut mirip dengan tes objektif adanya stem dan pilihan
Ada beberapa Jenis Skala bertingkat sebagai berikut:
1) Skala grafis
2) Skala numeris
3) Standard rating
4) Cumulated points rating
5) Force choice rating
6) Semantic differential
Contoh skala bertingkat

No. Aspek kemampuan 1 2 3 4

1. Bekerja sama dalam kelompok 1 2 3 4

2. Berbagi gagasan dengan teman 1 2 3 4

3. Kesediaan menerima pendapat teman 1 2 3 4

4. Kemampuan menyampaikan pendapat 1 2 3 4

5. Partisipasi dalam pemecahan masalah 1 2 3 4

6. Memberikan argumentasi 1 2 3 4

Keterangan: Lingkari angka yang sesuai untuk menggambarkan kemampuan peserta didik
dalam setiap pernyataan. Arti angka: 1= kurang sekali, 2= kurang, 3= baik, 4= baik sekali

8. Penilaian Diri
penilaian diri adalah sutu model yang berhubungan antara hakekat penilaian diri
dengan hasil belajar peserta didik. Kerangka penilaian diri mendefinisikan suatu
kesuksesan bagi guru dan peserta didik karena telah melakukan masteri suatu skill atau
kemampuan dan tugas-tugas belajar dan mengajar.
Penilaian diri merupakan teknik penilaian yang memberi kesempatan pada
peserta didik untuk menilai pekerjaan dan kemampuan mereka sesuai dengan
pengalaman yang mereka rasakan.
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai
diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor, sebagai berikut:
1) Menilai aspek kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai
penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam
mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
2) Menilai aspek fektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan
yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya,
peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan
yang telah disiapkan.
3) Menilai aspek psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan
atau keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria
atau acuan yang telah disiapkan.

Kegunaan penilaian diri di kelas antara lain:


1) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
2) Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya;
3) Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,
karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

langkah-langkah penilaian diri sebagai berikut:


1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.
2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda
cek, atau skala penilaian.
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
5) Pendidik mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong
peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan
objektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian
terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

Pentingnya penilaian diri, sebagai berikut :


1) Membandingkan hasil pekerjaannya dari waktu ke waktu
2) Mengkreasi criteria penilaian pada suatu tugas yang diberikan
3) Mendiskusikan strateginya untuk melakukan tugasnya
4) Bekerja dengan teman sejawat untuk menilai dan merevisi tugasnya
5) Menimbang kecenderungan tugasnya, dan menelaahnya
6) Merefleksikan tugas berikutnya

Contoh Lembar Penilaian Diri


Nama :
Kelas / semester :
Mata pelajara :
Tahun ajaran :
waktu / tanggal :

Kriteria /Aspek
No Pernyataan SS S N J TP
1. Saya belajar di rumah untuk pelajaran yang
akan datang
2. Saya bersedia melakukan presentasi
mewakili kelompok
3. Saya memimpin kelompok dalam
menerjakan tugas
4. Saya tidak lupa membawa buku biologi
selama pelajaran
5. Saya tidak telat masuk kelas
6 Saya tidak membuang sampah sembarangan
Nilai
Keterangan :
SS : Sangat Setuju / Sangat Sering, S : Setuju / sering, N : Netral, TS : Tidak setuju /
Jarang, STS : Sangat Tidak Setuju / Tidak Pernah
9. Penilaian teman sejawat
Penilaian teman sejawat teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.
Penilaian teman sejawat merupakan cara penilaian hasil belajar yang berpusat pada
pelajar.
Tujuan dari penilaian teman sejawat adalah:
1) Memperkenalkan peserta didik mengenal kompleksitas.
2) Mendorong peserta didik dalam melakukan penilaian mengenai keterampilan dan
usahanya.
3) Mendorong keterlibatan peserta didik di dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan penilaian teman sejawat ini dapat dilakukan dengan cara :
1) Masing-masing peserta didik diminta saling menilai temannya dalam satu kelas,
baik proses maupun produk.
2) Membentuk sebuah tim yang terdiri dari beberapa peserta didik yang bertanggung
jawab menilai keterampilan seluruh peserta didik dalam kelas tersebut.
3) Masing-masing peserta didik diberi tanggung jawab untuk menilai tiga atau empat
temannya

Contoh Penilaian Teman Sejawat


Nama :
Kelas / semester :
Mata pelajara :
Tahun ajaran :
waktu / tanggal :

Skor
No
Pernyataan 1 2 3 4

1. Masuk kelas tepat waktu

2. Mengumpulkan tugas tepat waktu

3. Memakai pakaian sesuai tata tertib

4. Mengerjakan tugas yang yang diberikan


Skor
No
Pernyataan 1 2 3 4

5. Tertib dalam mengikuti pembelajaran


biologi

6 Membawa buku pembelajaran biologi

Nilai

Keterangan :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan sesuai pernyataan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan sesuai pernyataan
Daftar Pustaka

Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. Jakarta: Bumi Aksara.

Nana Sudjana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Nuryani Y. Rustaman,dkk. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI, 2003.

Saifuddin Azwar. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktikanya.

Anda mungkin juga menyukai