Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PREEKLAMPSIA BERAT
Disusun Oleh:
Sakinah. Tandjumbulu
N 111 17 045
PEMBIMBING KLINIK:
dr.Melda MM Sinolungan, Sp.OG
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk
mengetahui dan mempelajari mengenai Preeklampsia, bagaimana mendiagnosis
sebuah kasus Preeklampsia serta bagaimana penanganan yang tepat terhadap
kasus Preeklampsia.
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. A
Umur : 43 tahun
Alamat : Ds. Lappaloang Kel. Maleni Kec. Banawa Kab. Donggala
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
B. ANAMNESIS
G2P1A0 Usia Kehamilan :38-40minggu
HPHT : 14-2-2018 Menarche : 14 tahun
TP : 21-11-2018 Perkawinan :Pertama (17tahun)
1. Keluhan Utama
Nyeri perut
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny. W 37 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 38-40minggu masuk ke
Rumah sakit Anutapura datang dengan keluhan nyeri perut yang dirasakan hilang
timbul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut dirasakan tembus
sampai belakang. Keluhan tiba-tiba dirasakan pasien setelah beraktivitas.
Pelepasan lendir (-), air (-), darah (-), nyeri ulu hati (-), gangguan penglihatan (-)
.Pasien merasakan sakit kepala (+), pusing (-), mual (-) dan muntah (-). Buang air
besar dan buang air kecil pasien lancar, dan tidak ada keluhan.
3. Riwayat pemeriksaan kehamilan
Pasien rutin dalam melakukan pemeriksaan kehamilan
4. Riwayat menstruasi
Haid pertama kali pada umur 14 tahun, lama 5 hari, siklus haid 28 hari,
teratur, banyaknya 2-3 pembalut perhari, tidak pernah merasakan nyeri yang
hebat selama haid. Hari Pertama Haid Terakhir yaitu pada 14/ 2/ 2018
5. Riwayat menikah
Pasien mengaku menikah satu kali.
6. Riwayat kehamilan dan Persalinan
Hamil Pertama : lahir tahun 2009, cukup bulan, lahir normal di bantu bidan,
jenis kelamin Laki-laki, BBL2900 gram.
7. Riwayat KB
Tidak menggunakan KB
8. Riwayat penyakit dahulu
Tidak ada riwayat Hipertensi, Diabetes Mellitus
9. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat yang sama
10. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak merokok. Tidak minum alkohol dan penggunaan obat-obatan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum: Sakitsedang
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
Tekanan darah : 180/110 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,8ºC
1. Kepala – Leher :
Konjungtivatidak anemis, tidak sclera ikterus, edema palpebra tidak ada,
pembesaran KGB tidak ada,pembesarankelenjartiroid tidak ada
2. Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, sikatrik (-), Simetris bilateral
P : Vokal fremitus kanan=kiri
P : Sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung, batas jantung
DBN
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-, wheezing -/-. Bunyi jantung
I/II murni regular
3. Abdomen :
I : Tampak cembung, stira gravidarum, linea nigra
A : Peristaltik usus kesan normal
P : Timpani diseluruh kuadran
P : Nyeri tekan tidak ada
4. Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, tidak edema
Bawah : Akral hangat, edema (+)
2. PEMERIKSAAN OBSTETRI :
Leopold I : tinggi fundus uterus 26 cm
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : sudah masuk pintu atas panggul
HIS :-
Pergerakan Janin : Aktif
Janin Tunggal : positif
DenyutJantungJanin: 146 kali/menit
Tbj : 2325 gram
Pemeriksaandalamtidak dilakukan
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium:
WBC : 10,4 x 103/uL
RBC : 3,94 x 106/uL
HCT : 36,1 %
HGB : 11.8 g/dL
PLT : 304 x 103/uL
HbSAg : non reaktif
RT HIV : non reaktif
Proteinuria: +3
4. RESUME
Pasien Ny. W 37 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 38-40 minggu masuk ke
Rumah sakit Anutapura datang dengan keluhan nyeri perut yang dirasakan hilang
timbul sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut dirasakan tembus
sampai belakang. Keluhan tiba-tiba dirasakan pasien setelah beraktivitas. Keluhan
nyeri ini dirasakan mulai dari pagi, siang dan malam. Pasien juga merasakan sakit
kepala. Buang air besar dan buang air kecil pasien lancar, gangguan visus (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkanKeadaan Umum: Sakit
sedangKesadaran:Kompos mentis, Tekanan darah: 180/110 mmHg, Nadi:
88kali/menit, Respirasi: 20 kali/menit, Suhu: 36,8ºC. Pada pemeriksaan fisik
Kepala, leher, thoraks, dan abdomen tidak ditemukan kelainan, pada
ekremitastidakditemukan edema. Pada pemeriksaan obstetri
Leopold I : tinggi fundus uterus 26 cm
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : sudah masuk pintu atas panggul
. Pergerakan janin (+), DJF 146 x/ menit, tbj : 2325 gram, His (-). Pada
pemeriksaan lab didapatkan WBC : 10,4 x 103/uL, RBC: 3,94 x 106/uL,
HCT : 36,1 %, HGB: 11.8 g/d, PLT: 304 x 103/uL, HbSAg : non reaktif, RT HIV
: non reaktif dan hasil Proteinuria: +3.
5. DIAGNOSIS
G2P1A0 gravid 38-40 minggu dengan Preeklamsia Berat non impending
eklampsia
6. PENATALAKSANAAN
Pemasangan O2 3 liter/menit
Bed Rest
Drips Mgso44 gram (10cc) dalam Nacl 100 ml habis dalam 30 menit 70 tpm.
Drips Mgso46 gram (15cc) dalam RL 500 ml 20 tpm.
Nifedipin 3 x 10 mg
Rencana tindakan SC
3.2 Penatalaksanaan
Terapi yang diberikan pada pasien ini MgSO4 40% : pertama 4 gram
dalam 100cc NaCl 0,9% habis dalam 30 menit kemudian dilanjutkan 6 gram
dalam 500cc RL 28 tpm, Nifedipin 3x10 mg, rencana tindakan sc
Terapi ini sesuai dengan teori karena pemberian magnesium sulfat
sebagai antikejang lebih efektif. Magnesium sulfat menghambat atau
menurunkan kadar asetilkolin pada rangsangan serat saraf dengan menghambat
transmisi neuromuskular. Transmisi neuromuskular membutuhkan kalsium
pada sinaps. Pada pemberian magnesium sulfat, magnesium akan menggeser
kalsium, sehingga aliran rangsangan tidak terjadi (terjadi kompetitif inhibition
antara ion kalsium dan ion magnesium). Kadar kalsium yang tinggi dalam
darah dapat menghambat kerja magnesium sulfat. Magnesium sulfat sampai
saat ini tetap menjadi pilihan pertama untuk antikejang pada preeklampsia atau
eklampsia.1
3.3 Komplikasi
Komplikasi terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin.
Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita preeklampsia
dan eklampsia. Komplikasi dibawah ini yang biasanya terjadi pada preeklampsia
berat dan eklampsia.5
1. Solusio plasenta
Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan
lebih sering terjadi pada preeklampsia.
2. Hipofibrinogenemia
Biasanya terjadi pada preeklampsia berat. Oleh karena itu dianjurkan
pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
3. Hemolisis
Penderita dengan gejala preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan
gejala klinis hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui dengan
pasti apakah ini merupakan kerusakan sel hati atau destruksi eritrosit. Nekrosis
periportal hati yang ditemukan pada autopsy penderita eklampsia dapat
menerangkan ikterus tersebut.
4. Perdarahan otak
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal
penderita eklampsia.
5. Kelainan mata
Kehilangan pengelihatan untuk sementara, yang berlansung selama
seminggu, dapat terjadi. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina. Hal ini
merupakan tanda gawat akan terjadi apopleksia serebri.
6. Edema paru-paru
Paru-paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan karena
bronchopneumonia sebagai akibat aspirasi. Kadang-kadang ditemukan abses
paru.
7. Nekrosis hati
Nekrosis periportal hati pada preeklampsia/eklampsia merupakan
akibat vasospasme arteriole umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia,
tetapi ternyata juga ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel-sel hati dapat
diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama pada enzim-enzimnya.
8. Sindroma HELLP
Merupakan sindrom kumpulan gejala klinis berupa gangguan fungsi
hati, hepatoseluler (peningkatan enzim hati [SGOT, SGPT], gejala subyektif
[cepat lelah, mual, muntah dan nyeri epigastrium]), hemolisis akibat
kerusakan membran eritrosit oleh radikal bebas asam lemak jenuh dan tak
jenuh. Trombositopenia (<150.000/cc), agregasi (adhesi trombosit di dinding
vaskuler), kerusakan tromboksan (vasokonstriktor kuat) dan lisosom.
9. Kelainan ginjal
Kelainan ini berupa endotheliosis glomerulus yaitu pembengkakan
sitoplasma sel endhotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur yang lainnya.
Kelainan lain yang dapat timbul adalah anuria sampai gagal ginjal.
10. Komplikasi lain
Lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jantung akibat kejang-kejang,
pneumonia aspirasi dan DIC (disseminated intravascular coagulation).
11. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin intra-uterin
Penderita preeklampsia/eklampsia yang terlambat penanganannya
akan berdampak pada janin dan ibu. Pada Ibu dapat terjadi pendarahan otak,
dekompensasi kordis dengan edema paru, payah ginjal dan masuknya isi
lambung kedalam pernapasan saat kejang. Pada janin, dapat terjadi kematian
karena hipoksia intrauterine dan kelahiran prematur. Dampak jangka pendek
dan jangka panjang penyakit dapat dilihat pada bagan dibawah ini.7
Pada kasus ini komplikasi yang terjadi pada pasien yaitu hemolisis,
ditandai dengan penurunan hemoglobin dan hematokrit, dimana pada pasien
ini, HB senilai 4.8 g/dl dan hematokrit 18.3%, namun gejala dari hemolisis
belum tampak pada pasien.
3.4 Prognosis.
Prognosis preeklampsia pada ibu dikaitkan dengan diagnosis dan
pengobatan dini. Jika penderita tidak terlambat mendapatkan penanganan
sesegera mungkin, terlebih untuk kasus gawat darurat, gejala perbaikan akan
tampak jelas setelah persalinan/terminasi.6
Prognosis pada kasus ini adalah Dubia ad bonam karena pasien telah
ditangani dengan tepat yaitu diberikan transfusi untuk hemolisisnya dan
diberikan Tatalaksana sesuai protab, yaitu diberikan MgSO4, Obat Hipertensi,
dan sudah dilakukan terminasi kehamilan dengan sectio caesarea.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Preeklampsia terjadi pada ibu hamil dengan usia gestasi > 20 minggu
sampai 6 minggu pasca persalinan, dimana terjadi onset baru hipertensi,
proteinuria dan dapat juga merusak organ lain.
2. Preeklmapsia dapat didiagnosis bila Tekanan darah >140/90 dan
dikatakan Preeklampsia berat bila Tekanan darah >160/90 dan apabila
sudah disetai kejang maka disebut eklampsia.
4.2 Saran
Untuk Refleksi kasus selanjutnya, disarankan kepada penulis agar
melanjutkan tulisan ini dengan mencari bahan bahan yang lebih lengkap dan
terbaru yang relevan dengan keadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA