Anda di halaman 1dari 21

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan
mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit merupakan
lembaga yang berfungsi sosial, tetapi dengan adanya rumah sakit swasta,
menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang bergerak dalam
bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan yang berdasar pada
manajemen badan usaha. Seiring dengan itu, terjadi persaingan antara sesama
rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik swasta,
semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar menggunakan jasanya.
Pada saat ini, rumah sakit berkembang sebagai sebuah industri padat karya,
padat modal, dan padat teknologi. Disebut demikian karena rumah sakit
memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam jumlah yang besar dan
beragam kualifikasi. Demikian pula jumlah dana yang digunakan untuk
melaksanakan berbagai jenis pelayanan, termasuk pendapatan (revenue) rumah
sakit. Rumah sakit juga memanfaatkan berbagai jenis teknologi kedokteran
mutakhir untuk meningkatkan mutu pelayanannya. Produk umum industri rumah
sakit adalah jasa pelayanan kesehatan (Muninjaya, 2011).
Jenis jasa pelayanan kesehatan yang disediakan oleh institusi penyedia
pelayanan harus bersifat menyeluruh (comprehensive health services) yang meliputi
pelayanan kesehatan pencegahan (preventive health services), promosi kesehatan
(promotive health services), pengobatan (curative health services), dan rehabilitasi
(rehabilitative health services). Institusi penyedia pelayanan kesehatan juga
dibedakan berdasarkan tingkatan pelayanan yang tersedia yaitu pelayanan strata 1
(primary health care services) menyediakan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan
kesehatan strata II (secondary health care services) menyediakan pelayanan
kesehatan spesialis terbatas, dan pelayanan kesehatan strata III (tertiary health care
services) menyediakan pelayanan spesialis lengkap (Muninjaya, 2011).

1.2 Rumusan masalah


1. bagaimana bentuk pelayanan dari klinik
2. bagaimana bentuk pelayanan dari rumah sakit
3. bagaimana perbedaan pelayanan klink dan rumah sakit

1
2

1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui bagaimana bentuk pelayanan dari klinik
2. untuk mengetahui bagaimana bentuk pelayanan dari rumah sakit
3. mengetahui bagaimana perbedaan pelayanan klink dan rumah sakit
3

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal
dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak
permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan
profesional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif.
Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan untuk
menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor melalui
pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan kesehatan berupa pencegahan
penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung
terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan
masyarakat mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana
individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung
jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat,
mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta
menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan peminpin yang menggerakan kegiatan
masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Dari
hal tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran
atau pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses
keperawatan. Penerapan dari proses keperawatan bervariasi pada setiap situasi, tetapi
prosesnya memiliki kesamaan. Elemennya menggunakan metode pendekatan proses
keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam pelaksanaan
askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga masyarakat mampu
secara mandiri dalam menghadapi masalah kesehatannya. Adanya kesungguhan,

3
4

kesesuaian, bersiklus, berfokus pada klien, interaktif dan berorientasi pada komunitas,
adalah elemen-elemen penting dalam asuhan keperawatan komunitas.
Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, seorang perawat
kesehatan komunitas harus mampu memberi perhatian terhadap elemen-elemen tersebut
akan tampak pada rangkaian kegiatan dalam proses keperawatan yang berjalan
berkesinambungan secara dinamis dalam suatu siklus melalui tahap pengkajian, analisa
data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Melihat cara kerja keperawatan komunitas yang menggabungkan prinsip-prinsip
kerja kesehatan masyarakat dengan prinsip-prinsip keperawatan sebagai sesuatu yang
tidak sederhana, maka Program Profesi Ners STIKes Dharma Husada Bandung
dirancang sebagai media bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuan dan
keterampilannya secara langsung di lapangan.
Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Praktek Keperawatan Komunitas atau
rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan
swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk
memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang yang berkaitan agar mampu
mencapai kehidupan sehat sejahtera. Kegiatan ini merupakan aplikasi teori yang
diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar di kelas selama proses akademik yang
disajikan dalam suatu tatanan nyata yang merupakan kegiatan lapangan di masyarakat
melalui upaya pemenuhan kebutuhan dasar keluarga yang terpadu dengan program-
program yang dilaksanakan oleh Puskesmas.
Melalui kegiatan-kegiatan Praktek Komunitas ini, mahasiswa sebagai calon
perawat profesional diharapkan mempunyai pengalaman belajar di masyarakat,
khususnya dalam menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat dan di
lain pihak masyarakat juga di harapkan dapat mengambil manfaat dari kegiatan ini
dengan belajar mengembangkan pola hidup sehat dan mengoptimalkan fungsi keluarga.
Komunitas sebagi suatu kelompok sosial yang di tentuakn oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan
interaksi anggota masyarakat yang satu dengan yang lainya. (WHO 1974)
Keperawatan Komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan
praktek kesehatan masyarakat yang di terapkan untuk meningkatkan serta memelihara
kesehatan penduduk. (ANA, 1973)
5

1. MODEL SISTEM IMOGENE M. KING (1971)


Komunitas merupakan suatu system dari subsistem keluarga dan supra
sistemnya adalah system sosial yang lebih luas. Adanya gangguan atau stressor pada
salah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas, misalnya adanya gangguan
pada salah satu subsistem pendidikan, dimana masyarakat akan kehilangan
informasi atau ketidaktahuan.
2. MODEL ADAPTASI C. ROY (1976)
Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah
untuk mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada
komunitas. Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif.
3. MODEL “SELF CARE” D.E OREM (1971)
Model ini tepat digunakan untuk keperawatan keluarga karena tujuan akhir
dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya
kesehatan yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu : Mengenal
masalah, Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, Merawat anggota
keluarga yang mengalamai gangguan kesehatan, Memodifikasi lingkungan yang
dapat menunjang kesehatan, dan Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara
tepat.

2.2 Prinsip, Sasaran dan Falsafah Keperawatan Komunitas


1. Prinsip Keperawatan Komunitas
1) Pemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas yang di lakukan
harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
2) Otonomi
Dalam keperawatan komunitas, masyarakat di berikan kebebasan untuk
melakukan atau memilih alternatif terbaik yang di sediakan.
3) Keadilan
Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang di lakukan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas.
6

2. Sasaran Keperawatan Komunitas


1) Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi sosial dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah
kesehatan karena ketidak-mampuan merawat dirinya sendiri oleh karena suatu
hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainya dan
kelurga yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Maka di sini
peran perawat komunitas adalah membantu individu agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang di alami,
keterbatasan pengetahuannya dan kekurangannya kemampuan menuju
kemandirian.
2) Keluarga
Keluarga merupak unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainya yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah tangga karena ikatan darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antar
keluarga satu dengan yang lainya saling bergantung dan berinteraksi, bila salah
satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan
berpengaruh terhadap anggota yang lainya dan keluarga yang ada di sekitarnya.
Dari permasalahan tersebut di atas maka keluarga merupakan fokus pelayanan
kesehatan yang strategis:
a. Keluarga sebagai lembaga yang perlu di perhitungkan
b. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh
anggota keluarga
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
d. Keluarga sebagai tempat pengambilan kepeutusan dalam perawatan
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat
3) Kelompok Khusus
Yang di maksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan. Kegiatan yang terrganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan antara lain;
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan seperti ibu hamil, bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah, dan lansia.
7

b. kelompok dengan kesehatan khusus yang memerluhkan kesehatan, anatara


lain : kasus penyakit kelamin, tuberkulosis, aids, kusta dll

3. Filsafah Keperawatan Komunitas


Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mangacu pada falsafah atau
paradigma keperawtan secara umum, yaitu: manusia merupakan titik sentral dari
setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Bertolak dari pandangan ini, disusunlah paradigma keperawatan
komunitas yang terdiri dari atas empat komponen dasar, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan, dan keperawatan.
Komponen Paradigma Keperawatan
1) Manusia.
Manusia adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sebagai pribadi yang utuh dan
unik, mempunyai aspek bio- psiko-sosio-kultural-spiritual. Manusia sebagai
sistem terbuka yang selalu berinteraksi dan berespon terhadap lingkungan,
mempunyai kemampuan untuk mempertahankan integritas diri melalui
mekanisme adaptasi.
Dalam kehidupan manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
termasuk kebutuhan pengakuan harkat dan martabat untuk mencapai
keseimbangan sesuai dengan tahap tumbuh kembang. Manusia Indonesia
adalah manusia yang beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, merupakan sumber daya pembangunan
yang berhak memiliki kemampuan untuk hidup sehat guna mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Disamping itu manusia Indonesia adalah manusia yang
memiliki berbagai kultur yang bersifat unik dan memiliki berbagai keyakinan
tentang sehat sehingga akan memberikan respon yang berbeda – beda terhadap
upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya secara mandiri baik dalam kondisi sehat
maupun sakit.
2) Kesehatan
Kesehatan adalah kondisi dinamis manusia dalam rentang sehat sakit
yang merupakan hasil interaksi dengan lingkungan. Sehat merupakan keadaan
seimbang bio-psiko-sosio-spiritual yang dinamis yang memungkinkan individu
untuk menyesuaikan diri sehingga dapat berfungsi secara optimal guna
memenuhi kebutuhan dasar melalui aktifitas hidup sehari – hari sesuai dengan
8

tingkat tumbuh dan kembangnya. Sehat sebagai salah satu unsur kesejahteraan
umum adalah hak dan tanggung jawab setiap individu yang harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan
UUD 1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Sakit merupakan keadaan yang tidak seimbang antara bio-psiko-sosio-
spiritual manusia sebagai respon tubuh dalam berinteraksi dengan lingkungan,
baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Respon ini
menyebabkan terganggunya individu untuk berfungsi optimal dalam
pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan tingkat tumbuh kembang.Respon
yang tidak adekuat terhadap lingkungan dapat disebabkan oleh karena
ketidaktahuan, ketidakmauan dan ketidakmampuan. Kondisi manusia dalam
rentang sehat sakit merupakan bidang pelayanan keperawatan.
3) Lingkungan
Lingkungan adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan
manusia baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).
Lingkungan internal meliputi aspek – aspek genetika. struktur dan fungsi tubuh
dan psikologis. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi lingkungan sekitar
manusia baik lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual.
Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan perilaku
manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara – cara memelihara dan
mempertahankan kesehatan serta menanggulangi penyakit. Manusia sebagai
mahluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan lingkungannya dan
tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan
untuk merespon secara adaptif terhadap pengaruh lingkungan agar dapat
mempertahankan derajat kesehatannya. Ketidakmampuan manusia merespon
terhadap pengaruh lingkungan internal maupun eksternal, akan mengakibatkan
gangguan kesehatan atau pergeseran status kesehatan dalam rentang sehat sakit.
4) Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
9

keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara mandiri.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan menggunakan
metodologi pemecahan masalah melalui pendekatan proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawabnya.Praktek keperawatan adalah
tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasama dengan pasien baik
individu, keluarga, kelompok/komunitas dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup dan
tanggung jawabnya.
2.3 Perbedaan pelayanan klinik dan rumah sakit dalam keperawatan komunitas
1. Rumah sakit mempunyai protap yang lebih lengkap. Sementara klinik tidak
terlalu lengkap
2. Administrasi rumah sakit lebih mendetail dan terperinci sementara klinik hanya
uang konsul dan obat saja
3. Ruangan rumah sakit lebih luas dan nyaman sementara klinik hanya
menyediakan ruangan yang lebih kecil
4. Rumah sakit memberikan pelayanan yang memuaskan dan terperinci sementara
klinik hanya berdasar diagnosa sementara saja
Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara pelayanan keperawatan di klinik dan di
komunitas.

Hal ini dapat dilihat dari lima aspek, yaitu tempat kegiatan, tipe klien yang dilayani,
ruang lingkup pelayanan, fokus/perhatian utama, dan sasaran pelayanan.
10
Perbebedaan pelayanan keperawatan komunitas di klinik dan
dikomunitas
p
Perbedaan
No. Aspek Rumah Sakit Komunitas

1. Tempat kegiatan Bangsal perawatan Klinik Puskesmas


Rumah
Sekolah
Perusahaan-perusahaan Panti-panti

2. Tipe klien yang dilayani Orang sakit , Orang meninggal Orang sehat Orang sakit Orang
meninggal

3. Ruang lingkup pelayanan Kuratif atau pencegahan Promotif /peningkatan kesehatan


Rehabilitatif atau pemulihan Preventif/pencegahan kesehatan
Kuratif/pengobatan
Rehabilitatif/pemulihan
Resosiasi, yaitu pengembalian fungsi sosial pada
masyarakat

4. Fokus/perhatian utama Rasa aman selama sakit Peningkatan kesehatan Pencegahan penyakit

5. Sasaran pelayanan Individu Individu


Keluarga
Kelompok khusus Masyarakat
11

2.4 Tingkat pencegahan dalam Keperawatan Komunitas


1. Prevensi primer ditujukan bagi orang-orang yang termasuk kelompok resiko
tinggi, yakni mereka yang belum menderita tetapi berpotensi untuk menderita .
Perawat komunitas harus mengenalkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
timbulnya dan upaya yang perlu dilakukan untuk menghilangkan faktor-faktor
tersebut. Sejak masa prasekolah hendaknya telah ditanamkan pengertian tentang
pentingnya latihan jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat, menjaga
badan agar tidak terlalu gemuk, dan resiko merokok bagi kesehatan.
2. Prevensi sekunder bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi keperawatan
sejak awal penyakit. Dalam mengelola, sejak awal sudah harus diwaspadai dan
sedapat mungkin dicegah kemungkinan terjadinya penyulit menahun.
Penyuluhan mengenai dan pengelolaannya secara mandiri memegang peran
penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Sistem rujukan yang baik akan
sangat mendukung pelayanan kesehatan primer yang merupakan ujung tombak
pengelolaan .
3. Prevensi tersier. Apabila sudah muncul penyulit menahun , maka perawat
komunitas harus berusaha mencegah terjadinya kecacatan/komplikasi lebih lanjut
dan merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut menetap.
Pendidikan kesehatan bertujuan untuk melindungi upaya rekonstitusi, yaitu:
mendorong untuk patuh mengikuti program PKP , pendidikan kesehatan kepada
dan keluarga untuk mencegah hipoglikemi terulang dan melihara stabilitas klien
(Allender & Spradley, 2005).

2.5 Bentuk Intervensi Keperawatan Yang Dapat Dilakukan Oleh Perawat


Komunitas
1. Observasi.
Observasi diperlukan dalam pelaksanaan keperawatan. Observasi dilakukan
sejak pengkajian awal dilakukan dan merupakan proses yang terus menerus selama
melakukan kunjungan (Hitchcock, Schubert & Thomas, 1999). Lingkungan yang
perlu diobservasi yaitu keadaan, kondisi rumah, interaksi antar keluarga, tetangga
dan komunitas. Observasi diperlukan untuk menyusun dan mengidentifikasi
permasalahan yang terjadi pada .
12

2. Terapi modalitas.
Terapi modalitas adalah suatu sarana penyembuhan yang diterapkan pada
dengan tanpa disadari dapat menimbulkan respons tubuh berupa energi sehingga
mendapatkan efek penyembuhan (Starkey, 2004). Terapi modalitas yang diterapkan
pada, yaitu: manajemen nyeri, perawatan gangren, perawatan luka baru, perawatan
luka kronis, latihan peregangan, range of motion, dan terapi hiperbarik.
3. Terapi komplementer (complementary and alternative medicine/CAM).
Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk melengkapi atau
memperkuat pengobatan konvensional maupun biomedis (Cushman & Hoffman,
2004; Xu, 2004) agar bisa mempercepat proses penyembuhan. Pengobatan
konvensional (kedokteran) lebih mengutamakan penanganan gejala penyakit,
sedangkan pengobatan alami (komplementer) menangani penyebab penyakit serta
memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang diderita (Sustrani, Alam
& Hadibroto, 2005).
Ranah terapi komplementer dan bentuk-bentuk terapi komplementer
(Cushman & Hoffman, 2004):
a. Pengobatan alternative : Terapi herbal, akupunktur, pengobatan herbal Cina
b. Intervensi tubuh dan pikiran : Meditasi, hipnosis, terapi perilaku, relaksasi
Benson, relaksasi progresif, guided imagery, pengobatan mental dan spiritual
c. Terapi bersumber bahan organik : Terapi diet , terapi jus, pengobatan
orthomolekuler (terapi megavitamin), bee pollen, terapi lintah, terapi larva
d. Terapi pijat, terapi gerakan somatis, dan fungsi kerja tubuh: Pijat refleksi,
akupresur, perawatan kaki, latihan kaki, senam
e. Terapi energi: Qigong, reiki, terapi sentuh, latihan seni pernafasan tenaga dalam,
Tai Chi
f. Bioelektromagnetik : Terapi magnet
Bentuk intervensi terapi modalitas dan komplementer memerlukan kajian dan
pengembangan yang disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat, terutama
pada agregat.

2.6 Fokus Praktek dan Intervensi Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang
berfokus kepada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau
pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk
13

beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal. Intervensi keperawatan yang


dilakukan mencakup: pendidikan kesehatan/keperawatan (Health Education),
mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan oleh komunitas,
melakukan intervensi keperawatan yang memerlukan keahlian perawat, misalnya
konseling remaja, pasangan yang akan menikah dan sebagainya, melakukan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral untuk mengatasi masalah komunitas serta melakukan
rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila diperlukan.
1. Intervensi keperawatan tersebut difokuskan pada 3 level pencegahan sbb :
1) Prevensi Primer.
Pencegahan dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
ketidakberfungsian dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya.
Pencegahan primer mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan
perlindungan khusus terhadap penyakit. Contoh; Kegiatan di bidang prevensi
primer anatara lain:
a. Stimulasi dan bimbingan dini/awal dalam kesehatan keluarga dan asuhan
anak/balita.
b. Imunisasi
c. Penyuluhan tentang gizi balita
d. Penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan
e. Asuhan prenatal.
f. Pelayanan Keluarga Berencana
g. Perlindungan gigi (dental prophylaxis)
h. Penyuluhan untuk pencegahan keracunan
2) Prevensi sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa dini dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses psikologik sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan/keseriusan penyakit. Contoh: Kegiatan di bidang prevensi
sekunder antara lain:
a. Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak/balita
b. Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara
berkala termasuk gigi dan mata terhadap balita.
c. Prevensi Tersier
Pencegahan tersier mulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi
sampai stabil/menetap atau dapat diperbaiki (irreversible). Rehabilitasi sebagai
14

tujuan pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri,
yaitu : mengembalikan individu keopada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya. Contoh : Kegiatan dibidang Prevensi tersier antara lain :
a) perawat mengajar kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan
kolostomi di rumah.
b) Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota
gerak untuk latihan secara teratur di rumah.
c) Pada praktek keperawatan komunitas, prinsip-prinsip kesehatan komunitas
haruslah menjadi pertimbangan yaitu :
4.) Pemanfaatan, Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi komunitas artinya ada keseimbangan antara manfaat
dengan kerugian.
5) Autonomi, Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih
alternatif yang terbaik yang disediakan untuk komunitas.
6) Keadilan, Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan kapasitas
komunitas.

Dengan demikian keperawatan komunitas dan keperawatan di Rumah Sakit


memiliki perbedaan sebagai berikut :
1. Fokus : Pasien di RS
1) Pelayanan keperawatan yang bersifat kejadian kasus (Episodic)
2) Bekerja pada unit tertentu dengan pasien
3) Bekerja pada satu RS/Institusi
4) Koordinasi keperawatan dengan institusi lain pada tatanan RS dari
perencanaan pulang.
5) Menerima instruksi untuk pengobatan
6) Merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan yang bersifat
individu.
7) Batasi otonomi pasien di lingkungan RS
8) Observasi terbatas pada interaksi keluarga dan indikator kesehatan.
9) Hubungan terbatas yaitu hanya dengan profesi lain di RS
2. Fokus : Keluarga komunitas (keluarga resiko tinggi)
1) Pelayanan berkelanjutan (terdistribusi)
2) Bekerjasama dengan semua kondisi sehat sakit dan diberbagai tatanan
15

3) Bekerjasama dengan semua institusi terkait.


4) Koordinasi pelayanan dengan berbagai tatanan di komunitas.
5) Lebih banyak tindakan yang bersifat mandiri.
6) Merencanakan dan melaksanakan keperawatan melalui keluarga.
7) Mendorong otonomi dan kontrol keluarga kecuali kasus menular.
8) Mengobservasi berbagai faktor untuk kesehatan.
9) memfasilitasi hubungan yang professional dengan profesi lain.

2.7 Peran Perawat Komunitas


1.Memberikan Pelayanan Kesehatan
Memberikan pelayanan secara langsung dan tidak langsung kepada klien dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan terhadap individu, keluarga dan
masyarakat.
2.Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi,
kader kesehatan dan lain-lain.
3.Pengelolah
Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan dan mengevaluasi)
pelayanan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung dan
menggunakan peran serta aktif masyarakat dalam kegiatan keperawatan komunitas.
4.Konselor
Memberikan konseling/bimbingan kepada kader kesehatan, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan komunitas sesuai prioritas
5.Pembelaan Klien
Melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan komunitas
6.Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan keperawatan komunitas

2.8 Kegiatan Pada Praktik Keperawatan Komunitas


1. Memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga dan kelompok khusus melalui
home care.
2. Penyuluhan kesehatan
3. Konsultasi
16

4. Bimbingan
5. Melaksanakan rujukan
6. Penemuan kasus
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
9. Melakukan koordinasi dalam berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas
10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
11. Memberikan teladan
2.9 Prinsip Dasar Dalam Keperawatan Komunitas
1. Keluarga adalah unit utama
2. Sasaran => Individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat.
4. Penekanan pada upaya pomotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan
dalam proses keperawatan.
6. Kegiatan utama di masyarakat dan bukan di rumah sakit.
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pembinaan perilaku hidup
sehat masyarakat.
9. Tujuan => meningkatkan fungsi kehidupan => meningkatkan derajat kesehatan
seoptimal mungkin.
10. Bekerja secara team.
11. Kegiatan => meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
12. Home visite sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga
sebagai unit pelayanan.
17

2.10 Peran Perawat Komunitas


1. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan
klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu mengkaji
dan memotivasi belajar klien.
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.

3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta meningkatkan kualitas
hidup klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang
diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik
keperawatan.
7. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku
dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

2.11 Tatanan Praktik Dalam Keperawatan Kesehatan Komunitas


Perawat kesehatan komunitas melakukan pekerjaan pada berbagai posisi dengan
fokus utama klien individu, keluarga, dan komunitas. (Archer, 1976). Tatanan praktik
dalam keperawatan kesehatan komunitas sangat luas, karena pada semua tatanan
perawat komunitas dapat memberikan pelayanan dengan penekanan tingkat pencegahan
18

primer, sekunder dan tertier. Perawat yang bekerja di komunitas dapat bekerja sebagai
perawat keluarga, perawat sekolah, perawat kesehatan kerja atau pegawai gerontology.
Perawat Keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan
sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan Maglaya,
1978).
Perawat keluarga adalah perawat terregistrasi dan telah lulus dalam bidang
keperawatan yang dipersiapkan untuk praktik memberikan pelayanan individu dan
keluarga disepanjang rentang sehat sakit.
Peran yang dilakukan perawat keluarga adalah melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset, mengembangkan dan
melaksanakan kebijakan dibidang kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case
management dan konsultasi.
1. Perawat Kesehatan Sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak
ditatanan pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikut sertakan
keluarga maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB,
1986).
Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya
dan sasaran penunjang adalah guru dan kader.
2. Perawat Kesehatan Kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan
dalam memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang
pekerjaan. Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktik keperawatan dalam
upaya memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan
industri, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan lain-lain.
3. Perawat Gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi diberbagai
tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal.
Lingkup praktik keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan
keperawatan, melaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan
19

kemampuan atau kemandirian lanjut usia, meningkatkan dan mempertahankan


kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian
yang bermartabat.
20

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunitas sebagi suatu kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas wilayah,
nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi
anggota masyarakat yang satu dengan yang lainya. (WHO 1974)
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN, 1977).

3.2 Saran
Diharapakan dalam melakukan pelayanan kesehatan komunitas perawat dapat
menerapakan pelayanan yang sesuai dengan konsep keperawatan komunitas sehingga
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan
21

DAFTAR PUSTAKA

Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan


teori,buku 1.Salemba Medika.Jakarta

A.A. Muninjaya ( 2011) Menajemen Kesehatan. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC

Jhonson &Leny ( 2010 ) . Keperawatan keluarga, Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai