Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI EFEKTIF

NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


KESDAM V BRW
1534/MKI/RSS/2014 1/5
RS TK.II
dr.SOEPRAOEN
MALANG

Ditetapkan oleh,
Kepala Rumah Sakit Tk. II dr.Soepraoen
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR November 2014
OPERASIONAL
(SPO) dr. Paskah Saragih
Kolonel Ckm NRP 1910000330460

Komunikasi efektif adalah suatu usaha atau kegiatan untuk


PENGERTIAN menyampaikan dan menerima berita lisan atau tertulis dalam
rangka pelayanan pasien.
1. Menjamin penyampaian dan penerimaan berita lisan atau
tertulis dengan tepat dan cepat.
2. Menunjang pelaksanaan administrasi pasien dengan benar.
TUJUAN 3. Memastikan pasien sudah mendapatkan terapi/perawatan
yang benar.
4. Menghindari kesalahan medis yang dapat berakibat kejadian
yang tidak diharapkan pada pasien (pasien safety).
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen
KEBIJAKAN Malang No. Kep/145/XI/2014 Tentang Kebijakan Pelayanan
Instalasi Rekam Medis.
1. Komunikasi dalam rangka pelayanan pasien harus
dilaksanakan dengan efektif baik secara langsung, maupun
via alat bantu penghubung : surat konsul, telepon, faximile,
pesan singkat (SMS).
2. Komunikasi efektif dilaksanakan oleh semua petugas dan
karyawan rumah sakit dalam rangka pelayanan pasien, yaitu
antara:
a. Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis (Dr. Spes)
PROSEDUR b. Dokter Spesialis dan Dokter Spesialis
c. Dokter dan perawat
d. Antar perawat
e. Petugas/ karyawan rumah sakit dengan pasien
3. Petugas / karyawan rumah sakit dengan keluarga pasien
Komunikasi efektif dalam pelayanan pasien :
a. Diwajibkan untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir
pasien untuk mengawali komunikasi diagnosis atau terapi
yang diberikan.
b. Dokter diwajibkan untuk menyebutkan dan menuliskan
KOMUNIKASI EFEKTIF

KESDAM V BRW
RS TK. II NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
dr. SOEPRAOEN 2/5
MALANG
Nama obat beserta kemasan dengan jelas disertai dosis
PROSEDUR pemberian dalam mg (milligram nya dan bukan kemasan)
4. Komunikasi antara Dokter Umum (DU) dan Dokter Spesialis
(Dr Spes) :
a. DU melaporkan diagnosis kerja kepada Dr Spes pada saat
jamjaga (luar dinas) ataupun saat jam dinas di UGD dan
poliklinik rawat jalan.
b. Pada saat melaporkan, DU menguasai data-data
pasiennya.
c. Dr Spesmemberikan jawaban konsultasi dengan jelas
berupa terapi awal dan rencana tindak lanjut.
d. DU mengulangi semua perintah (read back) dari Dr Spes
baikpemberian obat, pemeriksaan penunjang maupun
tindakan yangakan dikerjakan.
e. Dr Spes memperhatikan dengan seksama read back dari
DU,dan segera melakukan koreksi bila terjadi kesalahan.
5. DU menuliskan/mencatat instruksi Dr Spes dicatatan medik.
Komunikasi antara Dokter Spesialis (Dr Spes) dan Dokter
Spesialis (Dr Spes) :
a. Dr Spes penerima konsultasi pertama dari DU disebut
sebagai penanggung jawab pelayanan (DPJP) Utama.
b. Bila menemukan kelainan dibidang lain disamping masalah
dibidang DPJP Utama, DPJP Utama diwajibkan
berkonsultasi dengan Dr Spes terkait baik dengan lisan
dan membuat surat konsultasi setelah mendapatkan
persetujuan dari pasien/keluarganya.
c. Dalam keadaan livesaving, tindakan/konsultasi dapat
segera dilaksanakan dan kemudian memberikan
penjelasan kepada keluarga pasien.
d. Bila menemukan kelainan utama di bidang lain dan tidak
ada indikasi di bidang DPJP Utama, DPJP Utama
diwajibkan berkonsultasi untuk alih rawat dengan Dr Spes
terkait baik dengan lisan dan membuat surat konsultasi
setelah mendapatkan persetujuan dari pasien/
keluarganya.
e. Dr. Spes terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi
dengan jelas, secara lisan dan tertulis , dapat berupa :
1) Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga
bertindak sebagai konsultan.
2) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up nya
sehingga bertindak sebagai DPJP pendamping dalam
rangka rawat bersama.
KOMUNIKASI EFEKTIF

KESDAM V BRW
RS TK. II NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
dr. SOEPRAOEN 3/5
MALANG
3) Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan
PROSEDUR pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai
DPJP Utama.
f. Dr.Spes sebagai DPJP Utama wajib mengadakan
komunikasi dengan semua DPJP Pendamping termasuk
Dr. Spes Penunjang diagnostik, dengan cara :
1) Tertulis di catatan medik
2) Secara berkala, menyediakan waktu / mengundang
tatap muka untuk melakukan diskusi mengenai
kemajuan perawatan pasien.
6. Komunikasi antara Dokter dan Perawat:
a. Perawat bertugas menjadi penanggung jawab asuhan
keperawatan pasien sesuai dengan mekanisme yang
berlaku.
b. Segera melaporkan keluhan, gejala dan tanda kepada
dokter ruangan / dokter jaga / dokter spesialis baik secara
langsung maupun dengan sarana alat komunikasi yang
tersedia.
c. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
visite dengan menguasai data pasien (identitas, diagnosis,
kondisiumum saat ini dan rencana tindak lanjut).
d. Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
mendampingi pemeriksaan canggih, dengan menguasai
data pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini
dan rencana tindak lanjut).
e. Mencatat dan mengulang kembali semua instruksi dokter
serta di dokumentasikan di catatan keperawatan.
7. Komunikasi antar perawat/ antar petugas rumah sakit :
a. Sebelum melaksanakan perpindahan pasien, perawat IGD
/ poliklinik menghubungi perawat ruangan yang dituju baik
secara langsung atau menggunakan sarana komunikasi
yang tersedia.
b. Pasien siap dievakuasi ke ruang rawat inap sesuai dengan
SOP evakuasi perpindahan pasien.
c. Perawat IGD / poliklinik menyampaikan keadaan pasien
(identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana
tindak lanjut) kepada perawat di ruangan yang dituju untuk
persiapan yang tepat dan cepat.
d. Perpindahan pasien dilakukan setelah mendapat
konfirmasi dari perawat ruangan yang dituju.
e. Pada saat serah terima pasien, sampaikan secara lisan
dan tertulis dengan memeriksa kelengkapan administrasi
dan data pasien.
KOMUNIKASI EFEKTIF

KESDAM V BRW
RS TK. II NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
dr. SOEPRAOEN 4/5
MALANG
f. Pada saat serah terima sampel pemeriksaan atau hasil
PROSEDUR pemeriksaan sampaikan secara lisan dan tertulis (agenda /
ekspedisi) dengan memastikan identitas secara benar.
g. Pada kesempatan pertama, melaporkan kepada petugas
kontrol, Pawas, Kepala Rumkit, Waka Rumkit bila
menyangkut pasien V-VIP atau bila memerlukan keputusan
pimpinan dalam mendukung pelayanan pasien.
8. Komunikasi antara pemilik dengan manajemen Rumah Sakit.
Manajemen RS melaporkan tentang :
a. Data pasien rawat inap
b. Data Pasien Rawat Jalan
c. Data Kebidanan dan Perinatologi
d. Data Kegiatan Pembedahan
e. Data Pelayanan Rehab Medik
f. Data Tindakkan Penyakit Gigi dan Mulut
g. Data Macam Penyakit Gigi dan Mulut
h. Data Keadaan Morbiditas Rawat Inap
i. Data Keadaan Morbiditas Rawat Jalan
j. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Survailens
Terpadu
k. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Survailens
Terpadu
l. Data Status Imunisasi
m. Data Laporan Infeksi Nosokomial
n. Laporan Parameter dan Kinerja
o. Laporan Pencapaian KB paska Persalinan dan Paska
Keguguran
p. Daftar Perincian Aseptor lama dan Baru serta Pasangan
Usia Masa Subur (PUS)
q. Laporan Kematian
r. Laporan Penyebab Kematian
s. Laporan 10 besar Penyakit Rawat Jalan dan Rawat Inap
t. Laporan Pasien berdasarkan Kepangkatan
u. Laporan Rujukkan Rawat Inap dan Rawat Jalan
v. Laporan Tindakkan Medis
w. Laporan Pasien TB

9. Komunikasi antara petugas rumah sakit dengan


pasien/keluarga pasien :
a. Lakukan komunikasi secara sopan, selalu senyum dan
menghargai pasien.
b. Mampu mengatasi tindakan sementara setiap kejadian
yangtidak diharapkan sesuai kewenangan.
c. Memberi pelayanan kepada pasien/keluarganya
seseuaidengan tataran kewenangannya.
KOMUNIKASI EFEKTIF

KESDAM V BRW
RS TK. II NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
dr. SOEPRAOEN 5/5
MALANG
d. Petugas rumah sakit memahami prosedur pelayanan
pasien.
e. Jika pasien / keluarga tidak bisa berbahasa indonesia,
maka Rumah sakit menyediakan tim penerjemah sebagai
alternatif terakhir dan ini juga berlaku pada pasien anak-
anak.

UNIT TERKAIT Semua Unit Kerja

Anda mungkin juga menyukai