Anda di halaman 1dari 18

ISSN 14/0-8542

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmakn


Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. Oktober 2008

ANALISIS PENGAKTIV AN NEUTRON *)

Sunarhadijoso Soenarjo,
Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PPR), BAT AN
Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ..

ABSTRAK
ANALISIS PENGAKTIV AN NEUTRON. Analisis Pengaktivan Neutron (APN) adalah
salah satu analisis unsur yang berbasis pada karakter keradioaktivan yang terjadi bila suatu nuklida
diiradiasi dengan neutron termal. Teknik analisis ini merupakan salah satu pemanfaatan teknik
nuklir dalam bidang analisis kimia. Dibandingkan dengan teknik analisis unsur yang berbasis pada
teknik non-nuklir, APN mempunyai beberapa keunggulan walaupun tidak selalu dapat dilakukan di
setiap laboratorium kimia analisis. Tulisan ini menyajikan tinjauan mengenai prinsip dasar,
pengelompokan, metodologi, serta cara perhitungan dalam teknik APN dan disertai pula dengan
bahasan berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan dalam melakukan APN.
Secara umum, sajian yang disampaikan ini diharapkan dapat memberikan pandangan positif serta
menambah pemahaman tentang manfaat teknik nuklir dalam kehidupan sehari-hari, terutama
mengenai prinsip, tahapan proses serta cara interpretasi dan data analisis pengaktivan neutron.

Kata kunci : Analisis pengaktivan neutron, aplikasi teknik nuklir, radioaktivitas, spektrometri y,
metode Kayzero.

ABSTRACT
NEUTRON ACT IV ATION ANALYSIS. Neutron Activation Analysis (NAA) is an
element analysis based on radioactivity characters induced by thermal neutron irradiation on target
nucleus. This technique is one of the utilizations of nuclear technique in the field of chemical
analysis. As compared to the non-nuclear technique based analytical method, the NAA can be
superior although it can only be performed in certain analytical chemistry laboratory due to the
requirement and regulation on radiation protection. The presented paper is to give brief introduction
on basic principle, grouping, methodology as well as data interpretation and calculation of the NAA
method. Some important aspects in connection with implementation of NAA are also discussed. In
general, this paper is expected to give positive insight and understanding on the application of
nuclear techniques in the daily life, especially concerning to principle, procedure and data
interpretation ofNAA.

keywords: Neutron activation analysis, application of nuclear techniques, radioactivity, y-


spectrometry, Kayzero method.

*) Substansi dari makalah ini telah disajikan pada Workshop Peningkatan Kemampuan Instruktur
Laboratorium, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, 3 Maret 2008.

37
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmakn 155l,' UI0-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmacellticals
V0111. Oktober 2008

PENDAHULUAN kepekaan yang sukar atau tidak dapat dicapai


dengan cara-cara analisis yang lain. Bahkan
Analisis Pengaktivan Neutron, atau
teknik APN dinyatakan mampu mendeteksi
disingkat dengan APN, (= NAA, Neutron
dan menentukan kandungan unsur pada tingkat
Activation Analysis) adalah suatu teknik
runutan dan ultra-runutan untuk tidak kurang
analisis un sur yang didasarkan pada terjadinya
dari 75 macam unsur [I]. Hal ini tidak terlepas
pemancaran radiasi y bila nuklida suatu unsur
dari perkembangan teknik instrumentasi
menangkap dan!atau bereaksi dengan neutron
pengukuran radiasi, misalnya spektrometer y,
termal (neutron dengan energi kinetik kurang
yang menjadi alat ukur atau penganalisis di
dari 0,1 keY). Teknik ini merupakan salah satu
dalam teknik APN. Oengan kepekaan yang
pemanfaatan teknik nuklir di bidang analisis
tinggi dan teknik pengerjaan yang sederhana,
kimia, di samping teknik analisis lainnya
APN dapat digunakan untuk analisis dan
seperti analisis pengenceran radioisotop dan
penetapan unsur mayor, minor maupun
radioimmunoassay.
runutan dalam berbagai contoh bahan biologis,
Metode APN dapat digunakan untuk
bahan geologik, bahan industri, lingkungan
tujuan analisis kualitatif maupun kuantitatif.
dan sebagainya. Pengukuran secara simultan
Teknik ini juga dapat digunakan untuk analisis
terhadap satu jenis bahan cuplikan
secara serentak untuk beberapa unsur
memungkinkan hasil informasi kandungan 30
sekaligus tanpa terganggu oleh bentuk kimiawi
sampai 40 macam unsur dalam cuplikan
masing-masing unsur maupun kemiripan atau
terse but [1,2].
perbedaan sifat kimia unsur-unsur yang
Teknik APN ini diperkenalkan pertama
dianalisis. Hal ini disebabkan karena interaksi
kali oleh Hevesy dan Levi pada tahun 1936
nuklida unsur dengan neutron menghasilkan
ketika melakukan penelitian yang
radionuklida yang mempunym sifat
menunjukkan bahwa paparan neutron pada
karakteristik meliputi antara lain energi radiasi
bahan yang mengandung unsur tanah jarang
yang dipancarkan dan waktu paruh.
menghasilkan keradoaktivan yang sangat
Di samping itu, APN juga mempunym
tinggi. Oari pengamatan timbulnya
kepekaan atau sensitivitas yang tinggi (dapat
keradioaktivan tersebut, mereka melihat
menentukan kandungan unsur dalam jumlah
potensi pemanfaatan reaksi nuklir untuk
yang sangat kecil) serta memerlukan volume
penetapan kandungan unsur dalam suatu
cuplikan yang kecil (cukup dalam orde ilL).
cuplikan [3,4].
Beberapa unsur dapat dideteksi dan ditentukan
dalam jumlah 10-9 - 10-14 gram, suatu

38
u •.• ,)......., AI .f •.•

ISSN 1-110-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw ::
Journal of Radioisotopes and RadiopharmaCl!u'rtcats
I PPIN - BAT j-\r T

Vol II. Oktober 2008 • --- -------------

Tulisan ini memberikan gambaran Dibandingkan dengan nuklida sasaran,

mengenaI pnnSlp dasar, pengelompokan, radionuklida produk reaksi nuklir (n,y) tidak

metodologi, serta cara perhitungan dalam mengalami perubahan jumlah proton tetapi
teknik APN dan disertai pula dengan bahasan jumlah neutronnya bertambah satu. Dengan

berbagai faktor yang perlu diperhatikan dalam demikian radionuklida produk tersebut
melakukan APN. Materi yang disajikan ini merupakan isotop radioaktif dari unsur

diharapkan dapat memberikan pandangan sasaran. Selanjutnya A* meluruh dan

positif serta menambah pemahaman tentang memancarkan radiasi y atau partikel a atau
manfaat teknik nuklir dalam kehidupan sehari- partikel ~+ atau partikel ~- atau gabungan dari
hari, terutama mengenai prinsip, tahapan ke'empatnya. Oalam kaitannya dengan APN,
proses serta cara interpretasi dan data analisis radiasi y yang menyertai peluruhan ini disebut
pengaktivan neutron. radiasi y-tunda (delayed-y). Hasil peluruhan
adalah nuklida baru, mungkin masih radioaktif
PRINSIP DASAR APN
tetapi mungkin pula berupa nuklida yang
Apabila suatu nuklida unsur/atom stabil.
diiradiasi dengan neutron termal maka terjadi Pada Gambar 1, secara sederhana
reaksi inti penangkapan neutron yang ditunjukkan reaksi nuklir yang terjadi bila
menghasilkan spesi antara, yang sangat tidak nuklida sasaran diiradiasi atau diaktivasi
stabil dan berada pada tingkat energi eksitasi dengan neutron termal. Radionuklida produk
yang sesuai dengan energi ikat neutron dengan aktivasi merupakan isotop radioaktif dari
nuklida sasaran tersebut. Dalam orde waktu nuklida sasaran. Jenis radiasi yang dibebaskan
yang sangat singkat, spesi antara tersebut dari peluruhan radionuklida produk aktivasi
mengalami deeksitasi tingkat energi disertai merupakan salah satu karakteristika dari
dengan pemancaran radiasi y yang disebut radionuklida tersebut. Oi antara ke empat
dengan radiasi y - prompt (prompt-y) dan radiasi nuklir yang mungkin dipancarkan oleh
terjadi transformasi inti menghasilkan nuklida radionuklida produk aktivasi, radiasi y
radioaktif (=radionuklida). lradiasi dengan merupakan yang paling penting dalam teknik
neutron termal yang diikuti dengan emisi APN, karena radiasi y inilah yang selanjutnya
radiasi y-prompt terse but dinyatakan sebagai dideteksi dan menjadi variabel yang
reaksi nuklir A (n,y) A* dengan A adalah karakteristik di dalam APN.
nuklida sasaran (= nuklida yang diiradiasi) dan
*
A adalah radionuklida yang dihasilkan.

39
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol I I. Oktober 2008

Radiasi y • prompt
Pada dasamya besaran AEOItidak dapat
rJ'r' Partikel a.

., rJ'i" 0 Partikel p- diukur secara langsung. Yang dapat diukur


•••"1"••••
:

/
' ,..
.$:"•••••.
'''~I.'''~
'-.... ~~\~t
Spesi antara ..•••••••••••

~.Y<y
I Partikel p'
adalah keradioaktivan produk pada waktu tp
dengan tp adalah selang waktu terhitung dari
,,~
Jklida target
asaran)
Radiasi
,
"f
..,S-
\Y' .•....•..~
Radionuklida
produk aktivasi

Nuklida hasil
EOI sampai saat pengukuran.

peluruhan

Atp = AEOI. e -Up (2)


Gambar 1. Reaksi nuklir bila nuklida sasaran

diiradiasi dengan neutron termal. Atp = $. cr. W/AR• N. (1- e -i...tir).e -Up (3)

Jumlah nuklida radioaktif yang


dihasilkan sebanding dengan jumlah nuklida Alat ukur spektrometer y menghasilkan
sasaran dan sebanding dengan jumlah ukuran besaran keradioaktivan tidak dalam Bq
keradioaktivan yang terukur. Dengan (Bequerrel, sarna dengan dps = peluruhan per
mengasumsikan bahwa fluks neutron termal detik) melainkan dalam satuan cps (cacah per
adalah homogen dan tetap maka pada akhir detik, cacah per satuan waktu). Satuan cps ini
iradiasi (end of irradiation, EO!) dihasilkan sebanding dengan satuan keradioaktivan Bq (=
keradioaktivan (AEOI)sebesar : dps) dengan faktor pembanding efisiensi
pencacahan (= Eft) yang merupakan
karakteristika instrumen pengukuran pada
AEOI= $. cr. W/AR• N. (1 - e -i...tir) (1)
kondisi dan posisi pegukuran yang tetap.

cps = Eff x dps (4)


AEOI: keradioaktivan produk (Bq = dps)
$ : fluks neutron termal (n. cm-2• deCI)

cr : penampang lintang reaksi atom sasaran Faktor (1 - e - i...tir)dalam persamaan (1)

dengan neutron termal (barn x 10-24) dan persamaan (3) disebut sebagai faktor

W/AR : jumlah mol isotop sasaran dengan W = kejenuhan (= S) dan diperlukan untuk dapat

bobot isotop sasaran dalam cuplikan (gram) menentukan waktu iradiasi yang optimum

dan AR = massa isotop relatif (gram/mol) yang dinyatakan dengan menetapkan harga S =

N : bilangan Avogadro (= 6,023. 1023) I, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Namun

'A. : konstanta peluruhan radioisotop produk biasanya dalam APN faktor kejenuhan ini

tir : lama waktu iradiasi. tidak terlalu menjadi pertimbangan, kecuali


bila waktu paruh radionuklida yang diinginkan

40
ISSN /4/()-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. Oktober 2()()8

Seperti halnya cara-cara analisis


san~at pendek. Faktor kejenuhan lebih menjadi
perhatian dalam iradiasi untuk tujuan produksi kuantitatif lainnya, analisis kuantitatif dengan

radioisotop dari bahan sasaran tunggal. teknik APN juga memerlukan cuplikan standar
sebagai pembanding. Oalam proses penyinaran
(iradiasi), cuplikan standar harus disinari
(1 - e . ~.tir)= S
= faktor
dalam wadah yang sarna dan posisi sejajar
keJenuhan
dengan cuplikan yang dianalisis agar masing-
I\=~
T,n masing menerima fluks neutron yang sarna
TlI:: = w3ktu p3ruh

dengan waktu iradiasi yang juga sarna.

PENGELOMPOKAN TEKNIK APN

Secara umum teknik APN


Gambar 2. Faktor kejenuhan pada
dikelompokkan berdasarkan 2 macam
pertumbuhan keradioaktivan selama iradiasi.
kategori. Yang pertama berdasarkan jenis
radiasi y yang diukur, dan kedua berdasarkan
Dalam cuplikan yang mengandung
ada tidaknya perlakuan pemisahan komponen
berbagai macam unsur maka waktu iradiasi
cuplikan sebelum proses pengukuran.
(tiT) dan selang waktu terhitung dari EOI
Pengelompokan APN berdasarkan jenis
sampai saat pengukuran (tp) serta lama waktu
pengukuran (pencacahan) perlu radiasi y

dipertimbangkan dengan baik agar Berdasarkan jenis radiasi y yang diukur,


pelaksanaan analisis unsur yang diinginkan teknik APN dikategorikan dalam APN-y-
dapat dilakukan sesuai kebutuhan [5]. Pada prompt yang memanfaatkan radiasi y-prompt,
dasamya lama waktu pengukuran sangat
dan APN-y-tunda yang memanfaatkan radiasi y
tergantung pada waktu paruh dan besar
dari peluruhan radionuklida produk
keradioaktivan radionuklida yang diukur. Oi
aktivasi[3,4]. Oi dalam APN-y-prompt, deteksi
sisi lain, semakin panjang waktu paruh
dan pengukuran dilakukan selama proses
radionuklida produk akan semakin panjang
aktivasi. Teknik ini biasanya menggunakan
waktu iradiasi yang diperlukan, sementara
berkas neutron yang diekstraksi melalui suatu
semakin pendek waktu paruh akan semakin
pintu berkas neutron dalam reaktor sehingga
cepat menurunnya keradioaktivan sebagai
fluks neutron yang digunakan jauh lebih
akibat dari proses peluruhan yang semakin
rendah dari fluks neutron di dalam teras
cepat.

41
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw 155!\' 1./10-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. Oktoher 2008

reaktor, yaitu sekitar sepersejuta dari fluks otomatis dan terkomputasi. Teknik APNI lebih
neutron di teras reaktor. Karena itu teknik menjadi pilihan banyak orang karena jauh

APN-y-prompt lebih banyak dilakukan untuk lebih sederhana dan mudah dilakukan,

analisis unsur yang mempunyal penampang sehingga dalam hubungannya dengan kategori

lintang penyerapan neutron yang tinggi, ini pada umumnya yang dimaksud dengan

misalnya B, Cd, Sm, dan Od, unsur yang APN adalah APNI.

dalam aktivasi menghasilkan radionuklida Massalah akan timbul pada analisis

dengan waktu paruh yang sangat pendek atau cuplikan biologis, bahan makanan dan

radionuklida yang meluruh dengan sejenisnya, yang mempunyai kandungan


memancarkan radiasi y energi rendah. natrium, kalium, klor, brom dan pospor dalam

Dalam APN-y-tunda, deteksi dan jumlah yang tinggi [6]. Hal ini disebabkan
.,

pengukuran dilakukan setelah selesai aktivasi karena pengaktivan, unsur-unsur terse but
"..~ ~..;:.,f..~.

dalam peri ode waktu peluruhan radionuklida dengan neutron <~-akan


-,,- menghasilkan

produk aktivasi. Teknik yang kedua ini lebih keradioaktivan yang tinggi yang dapat

menjadi pilihan yang umum sehingga sebutan menutupi ("menenggelamkan ")' keradioakti van

APN biasanya dimaksudkan sebagai APN-y- yang berasal dari unsur runutan yang

tunda. dianalisis. Untuk itu teknik APNR merupakan


solusi yang baik walaupun memerlukan proses
Pengelompokan APN berdasarkan ada
pemisahan radiokimia pra-analisis. Secara
tidaknya proses pemisahan
umum APNR diperlukan bila proses iradiasi
Pengelompokan APN dalam kategori ini menghasilkan radionuklida dengan
juga ada dua macam, yaitu APN instrumental keradioaktivan tinggi dalam perbedaan orde
(APNI) dan APN radiokimia (APNR). Oi yang besar dengan keradioaktivan
dalam teknik APNI tidak dilakukan pemisahan radionuklida lain yang akan dianalisis.
sarna sekali. Setelah iradiasi (aktivasi), dengan Perbedaan skala keradioaktivan atau angka
atau tanpa tahapan pendinginan pasca iradiasi, cacahan yang besar akan menimbulkan
cuplikan dapat langsung diukur. perbedaan ketelitian yang besar pula dalam
Keradioaktivan yang ada tidak saling hasil analisis yang diperoleh.
mengganggu pelaksanaan deteksi dan Untuk memudahkan pemisahan
pengukuran masing-masing. Dewasa 1m radiokimia dalam teknik APNR, setelah proses
peralatan analisis APN umumnya telah pendinginan pasca iradiasi, maka cuplikan
dilengkapi dengan sistem pengolah data secara analit (baik dalam bentuk yang diserapkan

42
JI/rnal RadioisolOP dan Radiofarmaka 155!\' 1-110-85-12

.Jol/rnal of Radioisotopes and Radiopharmaceulicals


Vol II. Oktober 2{)08

pada kertas saring atau dalam bentuk preparasi Sementara itu cuplikan standar dilarutkan

lainnya) dilarutkan kembali dalam pelarut dalam pelarut yang sesuai, dapat menggunakan

yang seSUaI dan kemudian ditambahkan pelarut yang sama dengan pelarut anal it tetapi

sejumlah pengemban sebelum dilakukan dapat juga berbeda. Larutan standar dapat
proses pemisahan. Spesi kimiawi pengemban disiapkan untuk tiap-tiap unsur tetapi juga
yang ditambahkan harus sesuai dengan unsur dapat dalam bentuk satu macam larutan yang
yang akan dipisahkan dan dimaksudkan agar mengandung berbagai unsur. Yang penting
kandungan un sur yang dimaksudkan berada adalah bahwa tiap-tiap unsur standar harus
dalam jumlah yang memungkinkan dilakukan diketahui secara tepat jumlahnya.
pemisahan kimia. Selanjutnya proses Dari larutan standar dan analit diambil

pemisahan radiokimia dapat dilakukan dengan sejumlah volume tertentu (semakin tinggi
teknik yang sesuai, misalnya pengendapan. konsentrasi larutan semakin kecil volume

kromatografi, ekstraksi, elektrokimia dan pencuplikan yang diperlukan). Pengambilan


sebagainya. Masing-masing [raksi yang cuplikan biasanya berkisar antara 5 - 200 ~L,
dipisahkan maupun yang tertinggal. bila menggunakan pipet jenis Eppendorf,
diperlukan untuk dianalisis, selanjutnya diukur kemudian diserapkan pada kertas sanng
dan ditentukan dalam geometris yang sarna (diameter sekitar 3,5 em) yang terpisah untuk
dengan cuplikan standar. standar dan analit. Setelah kertas sarmg
dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam
METODOLOGI
kantong plastik yang khusus disiapkan untuk
Penyiapan cuplikan dan persia pan iradiasi tujuan APN. Kantung plastik yang berisi

Cuplikan analit (bahan yang akan masing-masing kertas saring standar dan

dianalisis) dilarutkan dalam pelarut yang tidak kertas saring analit kemudian ditutup

mengandung unsur yang akan dianalisis. (misalnya dengan eara elektrik) dan

Pelarutan ini diperlukan agar mempermudah dimasukkan ke dalam tabung iradiasi yang

perlakuan lebih lanjut sebagai bagian dari terbuat dari bahan aluminium atau polietilen

persiapan iradiasi. Penyiapan cuplikan analit (Gambar 3) dan siap dikirim ke fasilitas

tidak dalam bentuk larutan tetap iradiasi reaktor. biasanya dengan teknik

dimungkinkan (misalnya serbuk, pellet dan pneumatik (sistem udara bertekanan tinggi).

sebagainya) tetapi hal ini menimbulkan


masalah baru dalam kesamaan geometri analit
dan standar selama iradiasi dan pengukuran.

43
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmakn 155.11/1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. Oktober 2008

Tabel 1. Fasilitas iradiasi pada reaktor G.A.


\
\ Lonian stardar
Siwabessy, Serpong [7].

10--
--- I Produksi

,¥tJ-[@J~
UT AMA
FLUKS dan 0.4054
0.6089
1.1
!Ij: Produksi
xX 10'3
---
APN
1.2621
1.0625
1.26 x10'"
0.3578
1.2539
1.0388
0.4080
1.0898
0.40
NETRON xXx (ncm".det·')
10'4
10'4
xX 10'4
xx 10'·
1014
1014 10'4
10'" RERATA radioisotop 10'"
10104
10'4
PENGGUNAAN
FASILITAS Uji
Produksi
j
kinerJaX radioisotop
dinamis I MAKSIMUM
I ,I dan APN
CIP (Central
Position)
FaCility)
System
IRADIA$I MINilMUM , !Ij bahan
Produksibakarradloisotop
reaktor I

I
Irradiation
Ramp
System
RtF Facility)
Testing
(Reflector Hydraulic Rabbit
IrradIation FaCility) CIF (Core I Produksi radioisotop I
Facility
PneumatIc Rabbit I
PRTF
Iodine (Power
Loop
'\

H
~"siLJ-~-[0j ~
\LarutanarYOl~

Karturg ~astik
I

T.bung iradi•• i
(khusus U1!\J< (d.n b.h.n AI at.u
A PH) polietilen)

Gambar 3. Skema tahapan persiapan iradiasi


untuk melakukan APN.

Waktu iradiasi disesuaikan dengan


Proses iradiasi dan perlakuan pasca iradiasi
kebutuhan, yaitu dengan memperhatikan
Proses iradiasi dilakukan di dalam
waktu paruh radionuklida produk yang
fasilitas iradiasi reaktor, dipilih fasilitas
diinginkan. Apabila unsur-unsur yang
iradiasi yang menghasilkan fluks neutron
diinginkan temyata menghasilkan radionuklida
termal yang mencukupi dan memungkinkan
dengan perbedaan waktu paruh yang sangat
pengambilan kembali target iradiasi (berarti
besar, maka iradiasi perlu dilakukan lebih dari
penghentian proses iradiasi) pada saat yang
satu kali, yaitu iradiasi singkat untuk
diperlukan tanpa mengikuti peri ode siklus
kelompok radionuklida waktu paruh pendek
operasi reaktor. Di dalam fasilitas reaktor G.A.
dan iradiasi lama untuk kelompok radioisotop
Siwabessy, Serpong, terdapat beberapa
waktu paruh panjang. Faktor lain yang perlu
fasilitas iradiasi [7] namun hanya 2 macam
diperhatikan dalam merencanakan waktu
fasilitas iradiasi yang sesuai untuk pelaksanaan
iradiasi untuk tujuan APN adalah harga
APN seperti ditunjukkan pada Tabell.
penampang lintang neutron termal dari nuklida
sasaran. Penampang lintang ini merupakan
be saran yang menunjukkan tingkat
kebolehjadian reaksi nuklir dengan neutron
termal untuk menghasilkan nuklida radioaktif.
Dengan demikian, semakin rendah harga
penampang lintang akan diperlukan waktu
iradiasi yang lebih panjang. Bahkan apabila

44
ISSN 1410-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmalw
Journal of Radioisotopes and Radiapharmaceuticals
Vol I I. Oktaber 2008

penampang lintang neutron termal terlalu untuk mengembalikan harga cacahan pada

rendah dan waktu paruh radionuklida produk waktu yang sarna. Pada Gambar 4 ditunjukkan

sangat panJang, maka sebaiknya tidak tahapan iradiasi dan perlakuan pasca iradiasi

digunakan teknik analisis dengan APN. sampai diperoleh data spektrum radiasi.
Di dalam beberapa kasus analisis, perlu
, I.~rui~n5!~nd~rd~n(upli"~ndi$&r~pk~n
dilakukan proses pendinginan pasca iradiasi l p~d~k&rt~5$~ringy.ng t&rpi~.h. k.mudi~n
l m'$ing.rn•• inIJdiln.~ukhn h d.l.rn
j k~ntonlJ pl•• tik !@rpisoh d.n di""$ukk.n k@
(post-irradiation cooling) yaitu pendiaman ,/' cl_lJrn •• tu '_bung l•• clio,1 V_ng somo
.~.',,:.
~.:""
cuplikan pasca iradiasi sebelum dilakukan
pemeriksaan dan pencacahan secara j)m~,
i j ;t('1
Pendingil'l3n 1>~1SCil
il:.'IIdi.1Si

IRADIASI
spektrometri y. Tujuan utama dari proses
Si~tem pneum~tik untuk
tr:.n!:portJ.~i t3rget {cupm;~n)
pendinginan ini adalah untuk menghilangkan
radionuklida produk waktu paruh pendek yang Spe~;trum r\HJi.Hi t~""

tidak merupakan bagian dari kepentingan


analisis. Hal ini akan mengurangl Gambar 4. Proses iradiasi dan perlakuan
kekomplekan (kerumitan) spektrum y sehingga pasca iradiasi.
analisis dapat lebih mudah dilakukan. Tetapi
pada analisis radionuklida waktu paruh ANALISIS DATA DAN CARA
pendek, proses pendinginan pasca iradiasi
PERHITUNGAN
tidak diperlukan karena justru dapat
Analisis kualitati[ didasarkan pada
menghilangkan keradioaktivan sebagai akibat
tampilan spektrum radiasi y.yang dihasilkan.
peluruhan yang berlangsung cepat.
Untuk selanjutnya cuplikan dikeluarkan Gambar spektrum radiasi y menampilkan

dari tabung iradiasi dan tanpa dikeluarkan dari jumlah angka cacahan (sebanding dengan

kantung plastiknya masing-masing kertas keradioaktivan) radionuklida produk pada

saring dicacah dan dibuat spektrum radiasinya. sumbu tegak dan nomor saluran atau harga

Pencacahan untuk cuplikan analit maupun energl radiasi pada sumbu horisontalnya.

standar harus dilakukan pada posisi rak Gambar 5 menampilkan contoh spektrum

pengukuran dan lama waktu pencacahan yang radiasi y dari cuplikan bahan tembikar yang

sarna. Apabila diperlukan, misalnya bila diiradiasi dan didinginkan pada selang waktu

selang waktu pengukuran tidak dapat yang berbeda [3,4].

diabaikan terhadap waktu paruh, data cacahan


harus dikoreksi menggunakan persamaan (2)

45
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14J()-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol I I, Oktober 2008

radiasi dan waktu paruh, maka Jems


1000' Na
I ~. ! radionuklida dapat ditentukan tanpa keraguan
u0::I 100000
Mn
100
Mn Mn
l! '" w::!ktl J pendinginan
waktu nPO,.~,.~h"tn
Waktu
Na
1?5mpnit
iradiasi25 detik,
menit,
1000J
lagi dan dapat diperkuat dengan
I1J
membandingkannya terhadap spekrum standar.
Karena reaksi nuklir (n,y) menghasilkan
radionuklida yang merupakan isotop dari
nuklida target, maka jenis unsur yang ada
Sc 1

300000 ~::I•800
10000 I 800 1600 2400 3200
1000
100000
3003000 Energy (keV) dalam cuplikan dapat diketahui.
~ 30000 ILa
1000000

SoWaktu iradiasi 24 jam,


Kemampuan pemisahan atau resolusi
waktu pendinginan 9 hari,
Fe I waktu pencacahan 30 menit puncak-puncak spektrum radiasi sangat
Fo

Co I Co Na
dipengaruhi oleh jenis detektor yang ada pada
perangkat spektrometer y. Ada 3 jenis detektor

radiasi y yang banyak digunakan pada

1000 1200 1400 1600


perangkat spektrometer y, yaitu detektor
Energy (keV)
NaI(Tl), detektor Ge-Li dan detektor HP-Ge.
Oetektor NaI- TI merupakan detektor sintilasi
Gambar 5. Contoh gambar spektrum radiasi y (berpendar ketika radiasi berinteraksi dengan
(cuplikan adalah contoh bahan tembikar yang atom/kristal), sensitif terhadap perubahan
sarna, dengan waktu iradiasi dan waktu suhu, efisiensi tinggi tetapi resolusi kurang
pendinginan yang berbeda) [3,4]. baik hingga jarang digunakan untuk analisis
spektrum yang komplek, masih banyak
Energi radiasi y merupakan salah satu
digunakan pada perangkat analisator saluran
karakteristika suatu radionuklida pemancar y.
tunggal (SCA). Detektor Ge-Li merupakan
Dengan mengetahui harga energi pada puncak-
detektor semi konduktor (menghasilkan sinyal
puncak cacahan, jenis radionuklidanya dapat
listrik sebagai akibat transisi elektron - hole
diperkirakan. Apabila dari harga energi radiasi
ketika radiasi y mengenai detektor), resolusi
masih ada keraguan, maka dapat dilakukan
lebih baik dari detektor NaI- TI, tapi selalu
pencacahan berulang pada nom or sal uran yang
harus berada dalam lingkungan N2 cair,
seSUal dengan energi terse but untuk
sekalipun tidak sedang digunakan. Oetektor
menentukan waktu paruh radionuklida yang
HP-Ge (Ge kemumian tinggi) juga merupakan
bersangkutan dengan menggunakan persamaan
detektor semi konduktor, harus berada dalam
(2). Dengan memperoleh 2 be saran
lingkungan N2 cair hanya ketika dioperasikan,
karakteristik radionuklida, yaitu harga energi

46
ISSN 14/0-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. Oktoher 2008

resolusi lebih baik lagi dibandingkan dengan diketahui. Dengan kondisi iradiasi dan kondisi

detektor Ge-Li. pengukuran yang sarna, disertai dengan

Walaupun efisiensi pencacahan lebih koreksi terhadap waktu peluruhan apabila

rendah dari detektor NaI(TI) tetapi karena diperlukan, maka berlaku hubungan berikut :

resolusinya sangat baik, detektor HP-Ge


dewasa ini merupakan detektor yang paling (5)
banyak digunakan pada perangkat
spektrometri radiasi dengan analisator saluran
ganda (MCA). Kelemahan dalam hal efisiensi A(x) : keradioaktivan radionuklida A

dapat diatasi dengan melakukan pencacahan dalam larutan cuplikan,


pada waktu yang lebih lama, menggunakan
A(st) : keradioaktivan radionuklida A
larutan cuplikan yang lebih pekat, atau dengan
dalam larutan standar
memperpanjang waktu iradiasi atau gabungan
dari ketiga hal terse but. W(x) : jumlah gram unsur A dalam
Untuk perhitungan kuantitatif, dapat larutan cuplikan
dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara mutlak dan W(st) : jumlah gram unsur A dalam
cara relatif. Dengan cara mutlak, cuplikan larutan standar.
yang telah diiradiasi diukur keradioaktivannya
Pada umumnya harga A(x) dan A(st)
dengan alat ukur keradioaktivan. Barga hasil
ditentukan dari angka cacahan pada energi
pengukuran (dalam Bq atau dps) dimasukkan
dengan intensitas radiasi tertinggi melalui
ke dalam persamaan (3) sebagai Atp untuk
penghitungan luas puncak pada energl
memperoleh harga W, yaitu jumlah gram
tersebut. Karena keradioaktivan (A) sebanding
unsur dalam cuplikan. Tetapi cara perhitungan
dengan luas puncak (L), maka berlaku
seperti ini jarang digunakan karena besaran
hubungan berikut :
fluks neutron termal sulit dipertahankan tetap
selama waktu iradiasi. Di samping itu (6)

beberapa unsur bel urn diketahui secara pasti Perhitungan luas puncak secara manual
harga penampang lintang neutron termalnya. dapat dilakukan dengan beberapa cara, namun
Perhitungan dengan cara relatif lebih dewasa ini hampir semua instrumen
senng menjadi pilihan, yaitu dengan spektrometer y telah dilengkapi dengan
menggunakan standar yang mengandung unsur perangkat analisator saluran ganda dengan
yang ditentukan dalam jumlah yang telah program perangkat lunak maupun perangkat

47
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmakn ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. Oklober 2008

keras komputer yang langsung merekam, cuplikan dalam orde ppb (part perbillion,
menghitung dan mengolah data cacahan untuk perseribu juta) dapat ditentukan dengan teknik
menghasilkan luas puncak pada saluran atau APN ini. Didukung dengan peningkatan
energi yang diinginkan operator. Perangkat ini sensitivitas instrumenasi nuklir, khususnya
juga sekaligus melakukan koreksi terhadap sistem spektrometri y yang menjadi perangkat
cacah latar. Dengan demikian operator tidak pengukuran utama dalam APN, maka batas
hanya mendapatkan gambar spektrum energi terendah ini dapat lebih rendah lagi bila fluks
.radiasi saja tetapi juga dapat memperoleh hasil neutron yang digunakan lebih tinggi dari 1012
pengolahan data yang memberikan informasi n. cm-2. deClo Secara umum batas kepekaan
jumlah kuantitatif unsur yang terdapat dalam pengukuran memang merupakan salah satu
cuplikan. kelebihan metode analisis dengan teknik nuklir
dibandingkan dengan teknik analisis non
BEBERAP A ASPEK PENTING DALAM
nuklir.
APN

Kapabilitas dan kepekaan analisis

Sebagai salah satu teknik analisis unsur,


APN tidak saja mempunyai kepekaan yang
tinggi, tetapi juga dapat diterapkan untuk
analisis sekitar 70 % dari unsur-unsur yang
telah dikenal selama ini [1]. Cuplikan analit
dapat berasal dari berbagai
seperti bahan makanan, bahan
. .

10-129 biologis,
10-11 9
macam bahan,

lingkungan, bahan industri, bahan farmasi dan


D
bahan D •~§• •
10-89
10-79
10-59
.1,1 •
ElliJ
10-89
10-109
m8J
10-99
---

sebagainya. Pada Gambar 6 ditunjukkan Gambar 6. Kepekaan APN sebagai teknik


unsur-unsur dalam peta berkala modem yang analisis unsur. (Data dikompilasi dari berbagai
telah dilaporkan dapat ditentukan dengan sumber/acuan)
teknik APN menggunakan fluks neutron
Kebutuhan akan teknik analisis yang
termal sebesar 1012 n. cm-2. deCI •
sensitif ini semakin meningkat dengan
Rentang kepekaan yang tinggi
semakin beranekanya unsur toksik yang
ditunjukkan dengan batas terendah kandungan
mengontaminasi lingkungan ataupun juga
unsur yang dapat ditentukan sebesar 10-5 dengan semakin berkembangnya teknologi
sampai 10-12 gram. Kandungan unsur dalam industri semi konduktor yang memerlukan

48
Jurnal Radioisolop dan Radiofarmaka ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmacelllicals
Vol II. Oktober 2008

bahan dengan tingkat kemumian yang sangat e). Analisis tidak berpotensi terganggu oleh
tinggi[6]. Karena prinsip analisis adalah reaksi kontaminasi kimia dalam lingkungan .
nuklir maka teknik APN tidak bergantung t). Oapat diaplikasikan untuk sekitar 70 % dari

pada bentuk kimia maupun fisika dari euplikan jenis unsur pada Peta Berkala dalam
analit. Namun penanganan akan jauh lebih berbagai maeam bahan euplikan.
sederhana bila euplikan dapat dilarutkan. g). Oari satu kali proses iradiasi dapat
Dengan menyerapkan larutan euplikan (anal it dilakukan pengulangan pengukuran
maupun standar) pada kertas saring maka disesuaikan dengan rentang waktu paruh
gangguan geometris dapat diminimalkan. unsur yang dianalisis.

Seperti halnya teknik analisis pada


umumnya, di samping beberapa keunggulan
Keunggulan dan keterbatasan APN
sebagai suatu teknik analisis yang disebutkan di atas, APN juga mempunyai

berikuthal dari
merupakan
teknik
APN
1m beberapa keterbatasan, misalnya :
Beberapa
keunggulan
teknik analisis unsur a). Memerlukan fasilitas sumber neutron
(reaktor nuklir atau generator neutron)

lainnya : yang tidak selalu dapat dimiliki oleh


semua laboratorium analisis kimia.
a). Merupakan teknik analisis multi unsur
seeara serentak untuk analisis kualitatif b). Memerlukan legalitas dan perijinan

maupun kuantitatif, dan tidak tergantung khusus sehubungan dengan aspek

pada tingkat oksidasi ataupun bent uk kimia keselamatan dan/atau proteksi radiasi.

dan fisika dari unsur yang dianalisis. e). Tidak memberikan informasi mengenai

b). Sensitivitas deteksi sangat tinggi sehingga bentuk kimiawi atau tingkat oksidasi
unsur anal it.
hanya diperlukan jumlah euplikan (bobot
massa atau volume) yang keeil. d). Tidak dapat dilakukan untuk analisis

e) Oi dalam banyak hal merupakan teknik unsur yang tertentu, misalnya unsur yang

analisis tak merusak, tidak diperlukan penampang lintang reaksi neutronnya

proses pemisahan selama analisis. sangat rendah (untuk hal ini jenis

d). Apabila saran a iradiasi dan instrum en analisis pengaktivan lainnya seperti

pengukuran telah tersedia, analisis dapat analisis pengaktivan proton

dilakukan dengan prosedur yang mudah, menggunakan sistem siklotron dapat

eepat dan sederhana. merupakan komplemen bagi APN).

49
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmakn ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. OkJober 2008

Beberapa jenis gangguan dalam APN spektrurn radiasi y standar rnurni S 1 ini dengan
Beberapa rnacarn gangguan dalarn dernikian dihasilkan harga perbandingan luas
irnplernentasi APN dapat rnengurangi puncak utarna terhadap luas puncak foton
ketepatan dan efektivitas analisis, antara lain bersih. Selanjutnya harga perbandingan ini
[8] : dipergunakan untuk rnenghitung luas puncak

a). Gangguan spektral. utarna dari unsur S 1 tersebut pada spektrurn

Gangguan spektral terjadi bila 2 rnacarn cuplikan standar rnaupun cuplikan anal it.

radionuklida hasil aktivasi rnenghasilkan Perbedaan luas puncak utarna carnpuran

energi y yang berdekatan. Hal Inl rnatrik dengan luas puncak utarna S1
rnerupakan hasil perhitungan luas puncak
rnenyebabkan overlap cacahan yang dapat
utarna untuk unsur lainnya (S2). Tabel 2
rnenghasilkan kesalahan informasi yang
berikut lebih rnenjelaskan teknik perhitungan
diperoleh. Apabila keadaan ini tidak dapat
apabila terjadi gangguan spektral.
diatasi dengan penggunaan detektor resolusi
tinggi, rnaka diperlukan pengukuran ulang
Tabel 1. Teknik analisis dengan adanya
setelah selang waktu tertentu sesudah gangguan spektral
radionuklida yang waktu
campuran
paruhnya
DIPERIKSA
pendek Lpu(sl)SI Puncak
foton I
=Puncak
{Utama
(PLcPIMI)
LCPISTI)
LCP(sl)
Lpu(sl) I
P - ( Lpu(sTI)}
ST2)
I{
{ LpU(M2)}
I {
PUNCAK
TAHAPAN
LUAS
LpUIMI.
Lpu(sTi.
LpU(MI)}
LCP(STI)}
= P=PERHITUNGAN
LpuCACAHAN
LCPIsl)}
(LpU(M I. M2)} -
LCP(MI)}
STI)}
YANG
murni M2) CUPLIKAN bersih
WM21
WM11 WSTI
WST2
{({ LpU(MI)}
LpU(M2)} II {{=Lpu(sTI!I
LpUIST2)} (LpulsTi. =
LpU1ST21} = ST2)} -
Matrik anal Standar
it Standar
dapat dianggap rneluruh habis. Hasil
pencacahan yang tersisa berarti rnerupakan
keradioaktivan dari radionuklida yang waktu
paruhnya lebih panjang. Dengan perhitungan
dan koreksi terhadap peluruhan yang terjadi
rnaka keradioaktivan radionuklida yang waktu
paruhnya panjang dapat ditentukan sehingga
jurnlah kuantitatifnya juga dapat ditentukan.
L = luas puncak cacahan, W = bobot unsur dalam
Apabila waktu paruh kedua radionuklida
cuplikan.
harnpir sarna atau sarna-sarna panjang dan
energi utarna kedua unsur analit tidak dapat b). Gangguan aditif orde kedua.

dipisahkan, rnaka diperlukan pengukuran hasil Gangguan aditif orde kedua terjadi bila

iradiasi standar rnurni salah satu unsur (S 1) unsur di dalarn rnatrik analit rnenghasilkan

pada puncak energi lainnya yang bersih dari radionuklida yang rneluruh rnenjadi isotop
stabil yang sarna dengan unsur yang dianalisis
gangguan radiasi y lain. Puncak ini disebut
sehingga terjadi pertarnbahan reaksi nuklir
clean photo peak (puncak foton bersih). Dari

50
ISSN 1410-8542
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaiw
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol 11, Oktober 2008

menghasilkan readionuklida yang dianalisis. matrik analit mengalami reaksi nuklir selain

Misalnya di dalam analisis pospor melalui (n,y) dan langsung menghasilkan radionuklida

reaksi 31p (n,y) 32p, akan timbul gangguan dari yang sarna dengan radionuklida hasil reaksi

adanya Si di dalam matrik, karena Si akan (n,y) yang dikehendaki.

mengalami reaksi nuklir 30Si (n,y) 31Si ~ 31p Reaksi nuklir utama : A (n,y) A*

+ ~ dan selanjutnya 31p dari peluruhan 31Si ini Reaksi nuklir pengganggu : R(n,p) A*,
*
juga mengalami reaksi nuklir 31p (n,y) 32p. S(n,a) A ,

Kontribusi gangguan aditif orde kedua ini Metode Kayzero (kO)


sangat kecil, karena nuklida stabil produk
Metode Kayzero (metode kO) merupakan
peluruhan radionuklida matrik juga sangat
pengembangan dari teknik APN dengan
rendah jumlahnya.
protokol analisis menggunakan hanya satu
Reaksi nuklir utama : A (n,y) A*
jenis standar. Metode ini didasarkan pada
Reaksi nuklir pengganggu : X (n,y) X* ~
* adanya korelasi antara laju aktivasi suatu unsur
A (n,y) A
stabil dengan laju aktivasi unsur emas (Au)
c). Gangguan sekunder. ketika keduanya diaktivasi dengan neutron
Jenis gangguan ini disebabkan oleh termal. Korelasi ini dinyatakan dengan faktor
pembentukan radionuklida yang dianalisis pembanding yang disebut tetapan Kayzero
yang tidak berasal dari unsur analit yang (kO) [9,10] :
dimaksudkan. Hal ini dapat terjadi bila

berlangsung reaksi aktivasi selain (n,y),


misalnya reaksi aktivasi (n,p) atau (n,a) yang
diikuti dengan peluruhan menghasilkan
radionuklida yang sarna dengan hasil reaksi index a dan st masing-masing menunjukkan
aktivasi (n,y). anal it (unsur yang dianalisis) dan standar
Reaksi nuklir utama : A (n,y) A* (unsur Au), M adalah massa atom relatif
Reaksi nuklir pengganggu : X (n,p) y' ~ (g/mol), cr adalah penampang lintang neutron
* * *
A , P (n,a) Q ~ A , termal (m2), e adalah kelimpahan isotop (%)
d). Gangguan primer. dan y adalah kelimpahan absolut radiasi y.
Gangguan primer merupakan gangguan Ini merupakan teknik yang relatif baru
dalam APN yang paling dominan. Tipe dalam perkembangan APN sehingga harga
gangguan ini terjadi karena unsur di dalam tetapan kO untuk berbagai unsur banyak yang

51
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 1410-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuficals
Vol 11. Oktober 2008

belum diketahui atau mungkin belum macam senyawa standar untuk berbagai
disebarluaskan [9]. Dengan menggunakan macam unsur yang dianalisis. Namun metode
metode kO ini maka perhitungan dalam APN ini belum dikenal secara luas.

dapat dilakukan hanya dengan menyertakan


standar Au dalam proses iradiasi dan DAFT AR PUST AKA

pengukuran apabila harga tetapan kO dari 1. ANONYMOUS, "Neutron Activation

unsur yang dianalisis telah diketahui. Ini Analysis (NAA)", http : II www.
merupakan suatu langkah penyederhanaan elemental analysis. com/services _ naa.asp (8
dibandingkan dengan pemakaian berbagai Jan 2008).
jenis standar. Perhitungan harga kO secara 2. M. BLAAUW, "INAA", In

langsung dalam analisis dengan persamaan (7) http://www.kOnaa.org/NAA_fr.htm (6


memberikan kontribusi kesalahan pengukuran Januari 2008).
kurang dari 3,5 % [9]. 3. M.D. Glascock, " Overview of Neutron
Activation Analysis" in : http:/
KESIMPULAN
larchaeometry.missouri.edu/naa _overview.
Teknik APN merupakan salah satu html (8 Januari 2008).
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi 4. M.D. Glascock, " Overview of Neutron
nuklir dalam bidang kimia analisis, khususnya Activation Analysis" In
untuk analisis unsur. Dibandingkan dengan http://ecow.engr.wisc. edu/cgi-bin/get/nel
metode analisis kimia unsur lainnya yang 427/edwardsl naaoverview.pdf. (12 Januari
berbasis teknologi non nuklir, APN 2008).
mempunyai banyak keunggulan, walaupun 5. Zs. MOLNAR, "Neutron Activation
untuk melaksanakan teknik ini diperlukan Analysis",
sarana dan persyaratan khusus yang berkaitan http://www.reak.bme.hu/nti/Education/
dengan aspek radiasi nuklir. Wigner _ Course/WignerManuals/Budapestl
Seperti halnya teknik analisis kimia pada NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS.
umumnya, teknik APN juga memerlukan htm. (14 Januari 2008).
adanya larutan senyawa standar sebagai 6. S. SOENARJO, Evolusi Prosedur
pembanding bagi unsur-unsur di dalam matrik Radiokimia dan Aplikasinya dalam
yang akan dianalisis. Metode Kayzero Teknologi Proses Radioisotop, Pidato
merupakan suatu perkembangan teknik APN Pengukuhan Ahli Peneliti Utama bidang
yang memungkinkan penggunaan hanya satu Kimia, PPR, BAT AN, Serpong (2002).

52
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka 155:\' 14/0-8542
Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals
Vol II. Ok1ober 2008

7. S. SOENARJO, S.R. TAMA T, B.


PURWADI, et aI, RSG-GAS based
Radioisotopes and Sharing Program for
Regional Backup Supply, Regional
Workshop in Production and Supply of
Radioisotopes, IAEA-BA TAN, Serpong.
October (2003).
8. RUKIHA TI, Analisis Aktivasi Nuklir

untuk Studi Pencemaran Lingkungan


Hidup, Orasi Pengukuhan Prof~sor Riset
bidang Kimia, BAT AN, Serpong, 5
Nopember (2007).
9. M. BLAAUW, "kO-INAA", m:
http://www.kOnaa.org/NAA_fr.htm
(6 Januari 2008).
10. A.TRKOV, "Validation of Thermal Cross

Sections and Resonance Integrals of the


WPEC SG-23 Library", CSEWG
Meeting, 8-10 Nov. 2005, m

http://www .nndc. bnl.gov /meetingsl csewgu


sndp2005/W ednesday/ENDFB- VIII
12_Trkov.pdf (22 Januari 2008).

53
~.~
:. I PERPUST
..... AKAAl
PPIN - BA T f\l~..r

Anda mungkin juga menyukai