Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Tubuh manusia

memperoleh tenaga dan energi dari makanan. Makanan dibutuhkan oleh manusia untuk

kelangsungan hidup dan menjalankan aktivitasnya. Fungsi makanan antara lain

menyediakan materi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh, menghasilkan energi

dalam proses metabolisme, serta memperbaiki jaringan yang rusak.

Salah satu yang dibutuhkan oleh tubuh adalah nutrisi. Nutrisi yang diperoleh

dari luar akan masuk ke dalam tubuh dan disebarkan ke dalam tubuh agar nutrisi yang

diperoleh mampu mempertahankan homeostasis tersebut. Sistem organ yang mampu

mencernaa nutrisi tersebut adalah sistem pencernaan (digestive system), dimana dengan

bantuan sistem sirkulasi, bekerja seperti “gigantic meals on wheels” yang memberikan

makanan pada miliaran sel di dalam tubuh. Sistem ini menyediakan air , elektrolit, dan

nutrisi yang lain. sistem pencernaan terdiri dari organ seperti, kaviti oral, faring,

esofagus, perut, usus kecil, dan usus besar. Dimana oragn tersebut melakukan tugasnya

masing-masing seperti mencerna, absorbsi, dan mengririmkan nutrisi ke dalam seluruh

tubuh.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan ini, yaitu:

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem pencernaan?

2. Bagaimana perkembangan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan dari janin

sampai dewasa?

3. Bagaimana histologi sistem pencernaan?

4. Bagaimana mekanisme pengendalian sistem pencernaan pada sistem saraf dan

sistem endokrin?

5. Bagaimana mekanisme pengosongan lambung?

6. Bagaimana mekanisme mual dan muntah?

7. Bagaimana mekanisme pembentukan feses?

8. Bagaimana perbedaan makanan dalam lambung, usus halus, dan usus besar?

9. Bagaimana fungsi kerja hati?

10. Bagaimana mekanisme glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis?

11. Bagaimana mekanisme lapar?

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan penulisan dalam membuat makalah ini adalah untuk mengetahui:

1. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan.

2. Perkembangan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan dari janin sampai

dewasa.

3. Histologi sistem pencernaan.

4. Mekanisme pengendalian sistem pencernaan pada sistem saraf dan sistem

endokrin.

5. Mekanisme pengosongan lambung.

2
6. Mekanisme mual dan muntah.

7. Mekanisme pembentukan feses.

8. Perbedaan makanan dalam lambung, usus halus, dan usus besar.

9. Fungsi kerja hati.

10. Mekanisme glikogenesis, glikogenolisis, dan glukoneogenesis.

11. Mekanisme lapar.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ

dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan

nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan

antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.

Secara spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan,

memecahnya menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke

dalam aliran darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar

menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang

kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-

organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya

tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang

dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Proses pencernaan

makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas 5 macam yaitu:

1. Injesti

Injesti adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya

menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu,

sumpit, dan lain sebagainya.

4
2. Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan

lembut. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi, disebut mastikasi dan alat

bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini bertujuan untuk

membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini

dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita. Proses perncernaan

secara mekanik juga terjadi di kerongkongan dengan gerakan peristalktik yang

disebut deglutisi.

3. Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat

makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana

sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam,

‘bile’, dan air.

4. Absorpsi/Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator

dan ‘lymphatic capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi

5. Defekasi/Penyingkiran

Penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan

melalui anus.

2.2 Fungsi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:

 Menghancurkan makanan hingga menjadi seperti bubur.

 Memecah makanan secara mekanik dan kimiawi.

5
 Mencegah racun dan bakteri pembawa penyakit masuk ke dalam tubuh melalui

makanan.

 Menyerap sari-sari makanan.

 Membuang sisa-sisa makanan.

2.3 Organ yang Berperan dalam Sistem Pencernaan

1. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi

otot. Sistem pencernan manusia mempunyai proses secara umum yaitu pada mulanya

setelah makanan dikunyah dan ditelan, perlu sekitar 5-10 detik untuk melewati

esophagus dan masuk ke dalam lambung, yang menghabiskan 2-6 jam untuk dicerna

sebagian. Digesti akhir dan absorpsi nutrient terjadi didalam usus halus selama periode

5-6 jam. Dalam waktu 12-14 jam, material apa pun yang tak tercena akan melewati usus

besar, dan feses dibuang melalui anus. Organ-organ yang terlibat antara lain Rongga

mulut, faring, esophagus, Lambung, lumen usus halus, dan epitelium Usus halus.

(Campbell, 2008 : 39)

2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan

dalam melakukan kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung

empedu serta kelenjar pencernaan akan dihubungkan kepada saluran pencernaan

melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi sekret yang

berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan.

6
Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia:

1. Kelenjar ludah 13. Kantung empedu


2. Parotis 14. Duodenum
3. Submandibularis 15. Saluran empedu
(bawah rahang) 16. Kolon
4. Sublingualis 17. Kolon transversum
(bawah lidah) 18. Kolon ascenden
5. Rongga mulut 19. Kolon descenden
6. Amandel 20. Ileum
7. Lidah 21. Sekum
8. Esofagus 22. Appendiks/Umbai
9. Pankreas cacing
10. Lambung 23. Rektum/Poros
11. Saluran prankeas Usus
12. Hati 24. Anus

2.4 Mekanisme Sistem Pencernaan

Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan

mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi

menggunakan enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan

dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana

(maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin

bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37oC.

Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan.

Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di

lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim

sebagai berikut:

7
o Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI).

Hanya dimiliki oleh bayi.

o Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.

o HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.

Sebagai desinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan

kolesistokinin pada usus halus.

o Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4

jam, makanan akan dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat

enzim-enzim berikut yang berasal dari pankreas:

A. Amilase

Enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana

(maltosa).

B. Lipase

Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

C. Tripsinogen

Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang

mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap

diserap oleh usus halus.

Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di

dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus

dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu

(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu

8
berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah

tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati. Zat warna empedu

memberikan ciri warna cokelat pada feses.

Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi

proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat

dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein

dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan

karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi)

akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat

diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol,

dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami

pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan

lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri

Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan

menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan

vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan

dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka

sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan

fungsi penting dari usus besar. Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui

anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.

9
2.5 Kelenjar Sistem Pencernaan

Kelenjar pencernaan berfungsi mengahasilkan enzim-enzim pencernaan.

Kelenjar pencernaan dalam sistem pencernaan manusia, antara lain kelenjar saliva,

kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris, kelenjar sublingualis, pankreas, dan hati.

Contoh kelenjar pencernaan pada manusia adalah pankreas dan hati. Keduanya

bekerja sama dalam pengaturan kadar gula darah. Pankreas merupakan kelenjar

eksokrin sekaligus endokrin. Pankreas disebut sebagai kelenjar eksokrin karena

menghasilkan getah-getah pankreas yang disekresikan ke usus halus. Sementara itu,

sebagai kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormon, misalnya insulin dan

glukagon.

Sari-sari makanan yang diserap usus halus akan melewati hati terlebih dahulu.

Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan zat makanan dalam darah dan sebagai

penyekresi empedu. Empedu mengandung garam empedu, pigmen empedu, air,

kolesterol, dan lesitin. Garam empedu berfungsi menurunkan tegangan butir lemak agar

dapat diemulsikan sehingga mudah diserap. Selain itu, empedu juga menghasilkan

pigmen bilirubin dan biliverdin. Pigmen ini memberi warna cokelat pada feses.

Hati bekerja sama dengan insulin dan glukagon yang dihasilkan oleh pankreas

untuk mengatur keseimbangan zat makanan dalam darah. Jika kadar gula dalam darah

berlebihan, insulin akan merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa dan

mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu, kadar glukosa darah menjadi normal

kembali.

Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah melalui empat cara, yaitu sebagai

berikut.

a) Merangsang sel-sel tubuh untuk menyerap lebih banyak glukosa darah

10
b) Meningkatkan kecepatan reaksi respirasi seluler yang menggunakan glukosa

c) Merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa darah

d) Merangsang sel-sel lemak untuk mengambil glukosa dan mengubahnya menjadi

lemak

Glukagon yang dihasilkan pankreas berfungsi untuk merangsang hati untuk

mengubah glikogen hati menjadi glukosa, dan mengeluarkan glukosa jika kadar glukosa

dalam darah rendah.

Dapat disimpulkan bahwa hati bersama hormon insulin dan glukagon bekerja

sama memelihara keseimbangan gula darah. Insulin dan glukagon bekerja antagonis.

Orang yang kekurangan insulin biasanya menjadi lemah karena glukosa darah sangat

tinggi, tetapi tidak dapat diubah menjadi energi. Orang yang kekurangan insulin

mengalami penyakit diabetes melitus.

2.6 Gangguan Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan dapat mengalami gangguan atau kelainan. Contohnya adalah

sebagai berikut.

1) Kolik

Kolik adalah rasa nyeri pada perut karena mengonsumsi makanan yang

mengandung zat yang merangsang, misalnya cabai, lada, dan jahe.

2) Malabsorpsi

Malabsorpsi adalah kelainan kemampuang lambung dan usus dalam menyerap

sari makanan menjadi tidak sebaik yang seharusnya.

3) Malnutrisi

Malnutrisi adalah gangguan kesehatan gizi, dapat karena kelebihan, kekurangan,

atau ketidakseimbangan gizi. Malnutrisi yang ekstrem (misal kwashiorkor) dapat

11
menyebabkan sel-sel pankreas atropi (menyusut) dan kehilangan banyak retikulum

endoplasma. Akibatnya, pembentukan enzim pencernaan terganggu.

4) Keracunan makanan

Keracunan makanan dapat terjadi karena alergi terhadap makanan tertentu atau

zat aditif yang terkandung di dalamnya. Keracunan juga dapat terjadi karena makanan

mengandung virus, jamur, dan mikroorganisme parasit lain. Keracunan makanan dapt

mengakibatkan gatal-gatal, kelumpuhan, mual-mual, sakit kepala, bahkan kematian.

5) Konstipasi

Konstipasi (sembelit) adalah sulit buang air besar karena feses terlalu keras.

Penyebabnya antara lain kurang makanan berserat, dehidrasi, dan sering ,menunda

buang air besar.

6) Peritonitis

Peritonitis adalah infeksi pada rongga perut.

7) Apendisitis

Apendisitis adalah radang pada apendiks (umbai cacing), disebut juga radang

usus buntu.

8) Parotitis

Parotitis (penyakit gondongan ) adalah radang pada kelenjar parotis. Satu atau

kedua pipi membengkak karena kelenjar ludah parotis diserang virus.

9) Diare

Diare adalah keluarnya feses dalam bentuk encer karena infeksi pada kolon.

Diare dengan feses yang bercampur darah atau nanah, disertai dengan perut mulas

disebabkan oleh infeksi bakteri shigella atau jenis protozoa entamoeba histolytica,

disebut penyakit disentri.

12
10) Sirosis hati

Sirosis hati adalah radang pada hati karena pergantian sel-sel hati dengan

jaringan serabut.

11) Heart burn

Heart burn adalah megalirnya kembali cairan gastrik (cairan lambung) yang

sangat asam (karena banyaknya HCL) ke bagian esofagus.

12) Ulkus peptikum (tukak lambung)

Ulkus peptikum adalah kerusakan selaput lendir karena faktor-faktor

psikosomatis, toksin, ataupun kuman-kuman, seperti streptococcus. Faktor psikosomatis

(misal ketakutan, kecemasan, kelelahan, keinginan berlebihan) dapat merangsang

sekresi HCL berlebihan. HCL akan merusak selaput lendir lambung. Ulkus peptikum

disebut juga penyakit mag.

13) Stomatitis

Stomatitis adalah radang jaringan-jaringan halus dalam rongga mulut.

14) Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah radang akut pada selaput lendir dinding lambung dan

usus, yang disertai diare dan kejang-kejang.

15) Gastritis

Gastritis adalah radang selaput lendir pada dinding lambung.

16) Xerostomia

Xerostomia adalah kondisi terlalu sedikit produksi saliva.

13
BAB III

PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)

adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,

mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran

darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa

proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan

juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati

dan kandung empedu.

A. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada

hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari

sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari

mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang

terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin

dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri

dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi

belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.

14
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut

dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung

antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri

secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

B. Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari

bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak

mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini

terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga

mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan

lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan

perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari:

(2) Bagian superior

Bagian yang sangat tinggi dengan hidung. Bagian superior disebut nasofaring,

pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang

gendang telinga

(3) Bagian media

Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian media disebut orofaring,bagian

ini berbatas kedepan sampai diakar lidah

15
(4) Bagian inferior

Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut laring gofaring

yang menghubungkan orofaring dengan laring.

C. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu

makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui

kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut

esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus –

“memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut

histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

2) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

3) Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

D. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang

keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu

1) Kardia.

2) Fundus.

3) Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk

cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung

berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur

16
makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat

penting :

(1) Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap

kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada

terbentuknya tukak lambung.

(2) Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh

pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai

penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

(3) Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

E. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak

di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang

mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan

lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan

makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang

mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah

dalam), lapisan otot melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M Longitidinal)

dan lapisan serosa (Sebelah Luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua

belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

(1) Usus dua belas jari (Duodenum)

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak

setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua

17
belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale

dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus

seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada

derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari

pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum

digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum

melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,

duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan

makanan.

(2) Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian

kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan

(ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter

adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam

tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus

(vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan

usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat

dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit

sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

18
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris

modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

(3) Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem

pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah

duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7

dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam

empedu.

F. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan

rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

1) Kolon asendens (kanan)

2) Kolon transversum

3) Kolon desendens (kiri)

4) Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna

beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar

juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk

fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan

pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa

menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

19
G. Usus Buntu (Sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi

adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon

menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa

jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora

eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh

umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi

pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah

dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen

atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform

appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan

caecum. Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,

Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.

Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di

retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),

sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.

Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan

yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ

20
ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong

karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika

kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk

buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material

di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk

melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan

ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak

terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi

dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang

penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,

dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh

(kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot

sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB),

yang merupakan fungsi utama anus.

J. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama

yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.

Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum

(usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

1) Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

2) Pulau pankreas, menghasilkan hormon

21
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan

hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein,

karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat

digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif

jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar

sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan

asam lambung.

K. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan

memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi

dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan

obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang

bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani

untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan

pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena

yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati

sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati,

dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan

tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi

umum.

22
L. Kandung Empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir

yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses

pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan

berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan

empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas

jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

1) Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

2) Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin

(Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

3.2 Perkembangan Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Dari Janin

Sampai Dewasa

Pada saat lahir, tidak semua komponen sistem saluran cerna telah mencapai

kematangannya. Kelanjutan pematangan sistem pencernaan akan tampak oleh adanya

perubahan pola fungsi selama masa pertumbuhan anak. Esofagus merupakan saluran

yang menghubungkan dan menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung.

Sepertiga atas esofagus merupakan otot serat lintang yang berhubungan dengan otot-

otot faring, sedangkan 2/3 bagian bawah adalah otot polos. Esofagus menyempit pada 3

tempat, yaitu setinggi tulang rawan krikoid yang merupakan sfingter, rongga dada

bagian tengah akibat penekanan oleh arkus aorta dan bronkus utama kiri (tidak bersifat

sfingter), dan pada hiatus esofagus diafragma (otot polos bagian ini bersifat sfingter).

Pembuluh vena esofagus bagian bawah berhubungan langsung dengan sirkulasi vena

porta. Di sebelah dorsal kanan esofagus terdapat duktus torasikus.lambung merupakan

23
bagian sistem gastrointestinal yang terletak antara esofagus dan duodenum. Lambung

terbagi menjadi 2 bagian, ¾ proksimal terdiri dari fundus dan korpus, sedangkan bagian

distalnya adalah antrum. Ciri yang menonjol pada anatomi lambung adalah peredaran

darahnya yang sangat kaya dengan pembuluh nadi besar di depan kurvatura mayor dan

minor serta dalam dinding lambung.

Pada bagian distal lambung terdapat selaput lingkar yang disebut pilorus yang

berfungsi sebagai sfingter untuk mencegah kebocoran isi lambung. Pilorus inidiperkuat

oleh serabut otot lingkar yang kuat dan terbuka melalui pengaturan saraf.

Duodenum mulai pada pilorus dan berakhir pada batas duodenoyeyunal.pada cekungan

duodenum setinggi vertebra l2 terdapat kepala pankreas. Sekum pada anak berbentuk

kerucut dan apendik berasal dari bagian apek kiri. Selama masa anak-anak dinding

lateral sekum membesar, sehingga apendiks terletak pada bagian posterior dinding

medial. Mukosa apendiks kaya akan jaringan limfoid pada masa anak-anak dan akan

berkurang setelah dewasa.

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia dan memiliki dua

permukaan yaitu permukaan diafragma da viseral. Pada waktu lahir ukuran hati relatif

dua kali lebih besar dibandingkan hati pada dewasa dan batas inferiornya dapat

dipalpasi dibawah iga. Waktu lahir berat hati sekitar 120 – 160 g. Kemudian berat ini

bertambah sesuai pertumbuhan anak. Pada umur 2 tahun berat hati bertambah 2 kali

lipat, pada usia 3 tahun beratnya menjadi 3 kali lipat, sedangkan pada umur 9 tahun dan

masa pubertas mencapai masing-masing 6 dan 10 kali berat hati waktu lahir. Hati

berada di rongga dada bawah dengan bagian atas memotong garis mid klavikula kanan

pada sela iga 5-6 dan memotong garis aksilaris kanan pada sela iga ke-7. Batas bawah

berada 1 cm di bawah garis lengkung iga bawah. Pankreas terletak melintang dibagian

24
atas abdomen, di belakang gaster, di dalam ruang retroperitoneal. Pankreas terbagi

menjadi bagian kepala/kaput, korpus, dan ekor. Di sebelah ekor kiri ekor pankreas

terdapat hilus limpa di arah kraniodorsal. Saluran pankreas wirsung dimulai dari ekor

pankreas sampai kaput pankreas, bergabung dengan saluran empedu di ampula

hepatiko-pankreatika untuk selanjutnya bermuara pada papila vater. Saluran pankreas

minor santorini atau duktus pankreatikus asesorius bermuara di papila minor yang

terletak proksimal dari papila mayor.

1) Rongga mulut/kavum orispada rongga inilah mulai makanan dicerna secara

mekanis maupun kimiawi. Di dalamnya terdapat :1. Gigi/densgigi pada bayi

berumur 6-7 bulan disebut gigi susu/gigi sulung, jumlah 20buah. Terdiri atas :

A. Gigi seri/dens insisivus jumlah 8 buah, fungsi memotong makanan

B. Gigi taring/dens kaninus jumlah 4 buah, fungsi mencabik makanan

C. Gigi geraham depan/premolare jumlah 8 buah, fungsi mengunyah makanan

umur 6-14 tahun gigi susu tanggal dan diganti dengan gigi tetap/gigi orang

dewasa, jumlah 32 buah. Yaitu gigi sulung+12 buah gerahambelakang/molare.

Rumus gigi sulung p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 rumus gigi

tetap m3 ; p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 ; m3 m3 ; p2 ; c1 ; i2 i i2 ; c1 ; p2 ; m3 kalau

diamati struktur luarnya, gigi mempunyai bagian :

D. Mahkota gigi/puncak gigi/korona bagian gigi yang tampak dari luar

E. Akar gigi/radiks bagian gigi yang tertanam di dalam rahang

F. Leher gigi/kolum bagian gigi yang terlindung oleh gusi dan batas mahkota dan

akar gigi berdasarkan sayatan memanjang, gigi mempunyai bagian:

a) Email bagian terluar dan terkeras dari puncak gigi, fungsi melindungi

tulang gigi. Jika email rusak, gigi rusak.

25
b) Tulang gigi tersusun atas dentin (jaringan berwarna kuning)

c) Sumsum gigi/rongga gigi/pulpadi dalam tulang gigi (pada sumsum gigi

terdapat serabut saraf danpembuluh darah)

d) Semen gigi/sementum bagian terluar dari akar gigi

2) Lidah/lingua fungsi :

a) Mengaduk makanan

b) Membersihkan mulut

c) Membantu bersuara

d) Mendorong makanan

e) Pengecap

3) Kelenjar air liur/kelenjar ludah/glandula salivales di dalam rongga mulut

bermuara 3 pasang kelenjar air liur :

a) Glandula parotis/kelenjar air liur dekat telinga menghasilkan getah

berbentuk air

b) Glandula submaksilaris/kelenjar air liur rahang bawah menghasilkan getah

mengandung air dan lendir

c) Glandula sublingualis/kelenjar air liur bawah lidah menghasilkan getah

mengandung air dan lendir tiap hari, ke-3 kelenjar itu menyekresi 2,5 liter

air liur.

Fungsi air liur:

(1) Memudahkan penelanan dan pencernaan makanan, ludah berbentuk

lendir untuk menelan sedangkan yang berbentuk air untuk

melarutkan makanan

26
(2) Mencerna makanan secara kimiawi, dalam air liur terdapat enzim

amilase/ptialin untuk mengubah zat tepung/amilum menjadi maltosa

(3) Melindungi selaput rongga mulut dari panas, dingin, asam dan basa

4) Tekak/faring faring, penghubung rongga mulut dengan kerongkongan. Pada

bagian ini terdapat persimpangan antara saluran pencernaan dan saluran

pernapasan.

5) Kerongkongan/esofagus

Saluran panjang yang menghubungkan faring dengan lambung. Panjang

esofagus + 20 cm dan lebar + 2 cm. Dinding kerongkongan terdiri atas :

a) Lapisan luar terdiri atas selaputjaringan ikat

b) Lapisan tengah berupa otot lapisan otot pada 2/3 bagian atas dari esofagus

berupa otot lurik sedangkan 1/3 bagian bawah berupa otot polos. Lapisan otot

terdiri

atas :

 Lapisan otot memanjang

 Lapisan otot melingkar gerakan 2 otot ini menyebabkan gerakan peristaltik

(gerakan yang mendorong makanan dari rongga mulut ke lambung + selama 6

detik)

c) Lapisan dalam terdiri atas jaringan epitel

6) Lambung/ventrikel/gaster

Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanis dan kimiawi. Lambung,

pembesaran saluran pencernaan yang membentuk kantong besar yang

terletak di dalam rongga perut di sebelah kiri di bawah tulang rusuk

terakhir. Lambung dibagi menjadi :

27
a) Bagian atas dekat dengan hati/kardiak daerah pintu masuk makanan dari

kerongkongan

b) Bagian tengah yang menggantung/fundus bentuk bulat, menghasilkan getah

lambung. Getah lambung mengandung :

a. Air

b. Ion-ion garam organik

c. Musin/lendir

d. Hcl/asam lambung

Fungsi :

 Mengubah ph lambung sehingga asam, menyebabkan terbunuhnya kuman

makanan

 Mengaktifkan enzim getah lambung, misalnya pepsinogen menjadi pepsin

 Mengatur membuka dan menutup klep antara lambung dan usus 12 jari

 Merangsang sekresi getah usus

e. Enzim-enzim pencernaan : renin – pepsinnogen

c) Bagian bawah dekat dengan usus halus/pilorus

Dinding lambung terdiri atas :

(1) Lapisan otot melingkar

(2) Lapisan otot memanjang

(3) Lapisan otot menyerong

Kontraksi otot ini menyebabkan makanan teraduk sehingga terbentuk

bubur disebut kim/chyme. Pada dinding lambung terdapat kelenjar

buntu, menghasilkan hormon gastrin untuk memacu sekresi getah

lambung.

28
7) Usus halus/intestinum tenue

Di dalam usus terjadi pencernaan kimiawi (pencernaan dengan bantuan enzim).

Usus halus, saluran pencernaan terpanjang. Panjang usus halus + 8,25 m, terdiri dari :

(1) Usus 12 jari/duodenum, panjang + 0,25 m di dalam dinding usus ini terdapat

muara saluran bersama kantong empedu dan pankeas. Kantong empedu berisi

empedu yang dihasilkan hati untuk mengemulsikan lemak. Pankreas terletak

dekat lambung menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas mengandung

enzim :

a) Amilase fungsi mengubah zat tepung menjadi gula.

b) Tripsinogen tripsinogen, enzim yang diaktifkan enzim enterokinase yang

dihasilkan usus halus. Tripsinogen menjadi tripsin. Fungsi untuk mengubah

protein menjadi pepsin dan asam amino.

c) Lipase fungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

(2) Usus kosong/yeyenum, panjang + 7 m di dalam usus ini makanan mengalami

pencernaan kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus. Getah usus yang

dihasilkan mengandung lendir dan bermacam enzim yang dapat memecah

molekul makanan menjadi sederhana. Di dalam usus ini makanan menjadi bubur

yang lumat dan encer.

(3) Usus penyerapan/ileum, panjang + 1 m di dalam usus ini terjadi penyerapan sari

makanan. Permukaan dinding ileum dipenuhi oleh jonjot usus/vili,

mengakibatkan permukaan ileum menjadi luas sehingga penyerapan berjalan

baik. Penyerapan sari makanan oleh usus halus disebut absorpsi.

8) Usus buntu/isekum

29
Usus buntu, saluran buntu antara usus halus dan usus besar. Pada usus

buntu terdapat umbai cacing/apendik. Bila makanan masuk ke usus buntu

maka sukar untuk dapat keluar. Bila terjadi maka membahayakan usus

buntu, karena bisa terjadi infeksi. Untuk mencegah masuknya makanan ke

usus buntu maka pada lubang menuju usus buntu terdapat klep

cincin/empang bauhini.

9) Usus besar/intestinum krasum terdiri atas :

a) Usus tebal/kolon

Makanan yang tidak diserap ileum masuk ke kolon. Di dalam kolon, sisa

makanan dibusukkan bakteri escherichia coli. Pada kolon juga terjadi

pengaturan kadar air. Gerakan peristaltik mendorong makanan ke

rektum

b) Poros usus/rektum

Lubang pelepasan/anus, lubang yang merupakan muara akhir dari saluran

pencernaan. Dinding anus terdiri atas :

(1) Lapisan otot yang langsung membatasi lubang anus terdiri atas otot lurik.

(2) Lapisan otot sebelah dalam terdiri atas otot polos

Adaptasi Sistem Gastrointestinal

Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan, mencerna

dan mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi

ini (Gorrie, et al., 1998). Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau

rata-rata sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa

hari pertama kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam (Olds, et al., 1980) untuk

pemasukan makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. (Gorrie, et al., 1998).

30
Spingter cardiac antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immatur

(Olds, et al., 1980), mengalami relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi

makanan segera setelah diberikan (Gorrie, et al., 1998). Regurgitasi juga dapat terjadi

karena kontrol persarafan pada lambung belum sempurna (Olds, et al., 1980). BBL

mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan jika

dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk

absorbsi lebih luas (Gorrie, et al., 1998).

Bising usus pada keadaan normal dapat didengar pada 4 kuadran abdomen

dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat menangis dan sistem

saraf simpatis merangsang peristaltik (Simpson & Creehan, 2001). Saat lahir saluran

cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan cairan mulai masuk,

bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus akan terbentuk dalam beberapa hari

pertama kehidupan (Gorrie, et al., 1998) sehingga meskipun saluran cerna steril saat

lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini

penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K (Olds, et al., 1980). Enzim-

enzim penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada

minggu ke-36-38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu menelan, mencerna,

memetabolisme dan mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi

lemak (Jensen et al., 2004). Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan

pertama setelah lahir. Sebagai akibat, BBL tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang

kompleks seperti yang terdapat pada sereal. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi

lipase pankreas. Lemak yang ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk

bayi dari pada lemak yang terdapat pada susu formula ( Gorrie, et al., 1998).

31
Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap,

hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket.

Mekonium terkumpul dalam usus fetus sepanjang usia gestasi, mengandung partikel-

partikel dari cairan amnion seperti sel kulit dan rambut, sel-sel yang terlepas dari

saluran cerna, empedu dan sekresi usus yang lain (Gorrie, et al., 1998 & Olds, et al.,

1980). Feses mekonium pertama biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir.

Jika tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus dan

distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan obstruksi (Gorrie, et al., 1998 & Simpson

& Creehan, 2001).

Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional, bewarna

coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses mekonium. Feses ini

merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu. Keadaan feses selanjutnya sesuai

tipe makanan yang didapat oleh bayi (Gorrie, et a., 1980).

Karakteristik sistem pencernaan sebelum dan setelah kelahiran

Sebelum lahir

 Gastrointestinal relatif inaktif. Fetus menelan cairan amnion dan

memperlihatkan gerakan mengisap dan menelan dalam uterus.

 Tidak ada makanan yang diterima melalui G.I.T.

 Tidak terjadi pengeluaran feses. Pada keadaan hipoksis atau distres, spingteranal

relaksasi dan mekonium terlepas kedalam cairan amnion, mengindikasikan fetal

distres.- bayi dapat mengisap dan menelan, mampu mencerna dan mengeliminasi

Asi dan susu formula.

Setelah Lahir

32
 Bayi dapat mengisap dan menelan, mampu mencerna dan mengeliminasi Asi

dan susu formula.

 Bayi mudah menelan udara selama makan dan menangis.

 Peristaltik aktif pada bagian abdomen yang lebih bawah karena bayi harus

mengeluarkan feses. Tidak adanya feses dalam 48 jam pertama mengindikasikan

obstruksi isi usus.

3.3 Histologi Sistem Pencernaan

Terdiri atas saluran panjang dari rongga mulut sampai anus. Mulai dari rongga

mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar, rectum, dan liang anus.

1) RONGGA MULUT

Dilapisi epitel squamosa kompleks non keratin sebagai pelindung yang juga

melapisi permukaan dalam bibir.

Bibir terdiri atas:

A. Pars Cutanea (Kulit bibir) dilapisi:

 Epidermis, terdiri atas epitel squamosa kompleks berkeratin, dibawahnya

terdapat dermis.

 Dermis, dengan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat, m.

erector pili, berkas neuro vaskuler pada tepi bibir.

 Letak pars kutanea di bagian luar penampang bibir

B. Pars Mukosa, dilapisi:

 Epitel squamosa kompleks nonkeratin, diikuti lamina propia (jaringan ikat

padanan dari epidermis dan dermis), dibawahnya submukosa, terdapat

kelenjar labialis (sekretnya membasahi mukosa mulut).

 Letak di penampang bibir berhadapan dengan gigi dan rongga mulut.

33
C. Pars Intermedia (mukokutaneus), dilapisi:

 epitel squamosa kompleks nonkeratin. Banyak kapiler darah.

 Letak bagian atas penampang bibir yang saling berhadapan (bibir atas dan

bawah)

D. Lidah

Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa kompleks)

dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat lamina propia

(mengandung jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis, fungiformis,

sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa kompleks yang

sebagian bertanduk.

Bagian pusat lidah terdiri atas berkas-berkas otot rangka, pembuluh darah dan

saraf.

Strukur umum saluran pencernaan.

Lapisan saluran pencernaan secara umum dari luar ke dalam: Tunika mukosa,

submukosa, muskularis dan serosa/adventisia. Adventisia merupakan jaringan ikat pada

retroperitoneal.

 Tunika mukosa, terdiri dari:

Epitel pembatas, lamina propia (jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan

pembuluh limfe, kelenjar pencernaan, jaringan limfoid) dan Tunika muskularis mukosa

(lapisan otot polos pemisah tunika mukosa dan submukosa).

 Tunika submukosa, terdiri:

Jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe, jaringan limfoid,

kelenjar pencernaan, pleksus submukosa meissner.

34
 Tunika Muskularis, tersusun atas:

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).

Diantara lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe, pleksus mienterikus

auerbach.

 Tunika Serosa, tersusun atas:

Jaringan ikat longgar yang dipenuhi pembuluh darah dan sel-sel adipose. Epitel

squamosa simpleks.

2) ESOPHAGUS

Panjang ±10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea,

sebagian besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma masuk rongga abdomen.

Terdiri atas:

A. Tunika Mukosa

Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis mukosa.

B. Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar

esophageal propia.

C. Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).

Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada ⅓ bagian atas esophagus terdiri

otot rangka, ⅓ bagian tengah terdiri otot polos dan otot rangka, ⅓ bagian bawah

dibentuk otot polos.

35
D. Adventisia

Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia merupakan lapisan

terluar dari esophagus bagian atas sedangkan serosa merupakan lapisan esophagus

bagian bawah

3) LAMBUNG

A. Tunika Mukosa

Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan sel

goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina propia dan

muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa dan submukosa)

yang bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi oleh cairan dan material

padat. Foveola tersebut terdapat sel mukosa yang menyekresi mucus terutama terdiri

dari:

 Sel neck. Menghasilkan secret mukosa asam kaya glikosaminoglikan

 Sel parietal. Menghasilkan HCl

 Sel chief. Mengahasilkan pepsin

 Sel argentaffin. Menghasilkan intrinsic factor castle untuk pembentukan darah

B. Tunika submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf pleksus

meissner

C. Tunika muskularis

Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot

longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut sedikit

dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach.

36
D. Tunika Serosa

Peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi pembuluh

darah dan sel-sel lemak.

E. Usus halus

Panjang ±5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili intestinalis, dan

mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan mukosa (dengan inti submukosa)

permanen. Vili intestinales merupakan tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia

ke arah lumen diisi lakteal (pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan juluran

sitoplasma (striated brush border). Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal

lieberkuhn, didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozim-enzim antibakteri

pencerna dinding bakteri tertentu dan mengendalikan mikroba usus halus) dan sel

enteroendokrin (penghasil hormone-gastric inhibitory peptide,sekretin dan

kolesistokinin/pankreozimin-).

4) USUS HALUS

A. Tunika Mukosa

Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel

goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn.

B. Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada

duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat). Trdapat plak payeri (nodulus

lymphaticus agregatia/ gundukan sel limfosit)

C. Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).

Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

37
D. Tunika Serosa

Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi

pembuluh darah dan sel-sel lemak.

1. Jejunum dan Ileum

Secara histologis sama dengan duodenum, perkecualiannya tidak ada kelenjar

duodenal brunner.

2. Appendiks

Secara struktur mirip kolon (lihat bawah). Ada banyak kesamaan dengan kolon

seperti epitel pelapis dengan sel goblet. Lamina propia terdapat kelenjar intestinal

lieberkuhn (tapi kurang berkembang, lebih pendek, letak sering berjauhan) dan jaringan

limfoid difus sangat banyak. Terdapat pula Muskularis mukosa.

3. Tunika Submukosa sangat vascular.

4. Tunika Muskularis terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal

(bagian luar). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

5. Tunika Serosa

5) USUS BESAR (KOLON)

Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid; rectum serta

anus.

A. Tunika Mukosa

Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet (lebih banyak

dibanding usus halus) tapi tidak mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis.

Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn yang lebih banyak dan

nodulus limpatikus. Tidak terdapat sel paneth tapi terdapat sel enteroendokrin. Dibawah

lamina terdapat muskularis mukosa

38
B. Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf

pleksus meissner

C. Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot

sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli).

Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

D. Tunika Serosa/Adventisia

Merupakan peritoneum visceral dengan epitel squamosa simpleks, yang diisi

pembuluh darah dan sel-sel lemak. Kolon tranversum dan sigmoid melekat ke dinding

tubuh melalui mesenterium, sehingga tunika serosa menjadi lapisan terluar bagian kolon

ini. Sedangkan adventisia membungkus kolon ascendens dan descendens Karena

ketaknya peritoneal.

6) RECTUM

A. Tunika Mukosa

Terdiri epitel kolumner simpleks, mempunyai sel goblet dan mikrovili, tapi tidak

mempunyai plika sirkularis maupun vili intestinalis. Pada lamina propia terdapat

kelenjar intestinal lieberkuhn, sel lemak, dan nodulus limpatikus. Dibawah lamina

terdapat muskularis mukosa.

B. Tunika Submukosa

Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan saraf

pleksus meissner.

39
C. Tunika Muskularis

Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar). Otot

sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli).

Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

D. Adventisia

Merupakan jaringan ikat longgar yang menutupi rectum, sisanya ditutupi serosa.

7) RECTUM

A. Tunika Mukosa

Terdiri epitel squamosa non keratin, lamina propia tapi tidak ada terdapat

muskularis mukosa.

B. Tunika Submukosa

Menyatu dengan lamina propia. Jaringan ikat longgar banyak mengandung

pembuluh darah, saraf pleksus hemorroidalis dan glandula sirkum analis.

C. Tunika Muskularis

Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos, perubahan otot

sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu diluarnya m. levator ani. Otot sirkular

berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia koli).

Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.

D. Adventisia

Terdiri jaringan ikat longgar

40
3.4 Mekanisme Pengendalian Sistem Pencernaan pada Sistem Saraf

dan Sistem Endokrin

1. Sistem pencernaan pada sistem saraf

A. Sistem saraf enterik

Sistem saraf enterik (enteric nervous system) adalah sistem saraf intrinsik dari

saluran pencernaan. Sistem ini berisi sirkuit refleks lengkap yang mendeteksi kondisi

fisiologis saluran pencernaan, mengintegrasikan informasi tentang keadaan saluran

pencernaan, dan menyediakan output untuk mengontrol gerakan usus, pertukaran cairan

antara usus dan lumen, dan aliran darah lokal. Sistem ini adalah satu-satunya bagian

dari sistem saraf perifer yang berisi sirkuit saraf yang luas yang mampu berfungsi lokal

secara otonom. Sistem ini memiliki koneksi dua arah dengan sistem saraf pusat (SSP),

dan bekerja sama dengan SSP untuk mengontrol sistem pencernaan dalam konteks

kebutuhan tubuh lokal dan seluruh fisiologis. Karena keluasan dan derajat otonominya,

sistem ini disebut sebagai otak kedua.

B. Autonomik nervus sistem

Saraf simpatik dan parasimpatik adalah bagian dari sistem saraf otonom. Sistem

saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang

tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf

yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang

bersangkutan. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah

pembuluh darah dan jantung. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-

masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat

saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang

berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

41
1) Saraf Simpatik

Saraf simpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum tulang belakang

(medula spinalis) di daerah dada dan pinggang. Saraf simpatik merupakan bagian dari

sistem saraf otonom yang cenderung bertindak berlawanan terhadap sistem saraf

parasimpatik dan umumnya berfungsi untuk memacu dan mempercepat kerja organ-

organ tubuh, seperti mempercepat detak jantung dan menyebabkan kontraksi pembuluh

darah. Sistem ini mengatur fungsi kelenjar keringat dan merangsang sekresi glukosa

dalam hati. Sistem saraf simpatik diaktifkan terutama dalam kondisi stres. Sistem saraf

simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari

tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang

ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem

saraf simpatik adalah sebagai berikut :

 Memperlambat proses pencernaan.

 Memperlambat gerak peristaltis.

 Menghambat sekresi empedu.

 Menurunkan sekresi ludah.

2) Sistem Parasimpatik

Saraf parasimpatik adalah saraf yang berpangkal pada sumsum lanjutan (medula

oblongata) dan dari sakrum yang merupakan saraf pre-ganglion dan post-ganglion.

Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf

preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Fungsi saraf parasimpatik

umumnya memperlambat kerja organ-organ tubuh. Susunan saraf parasimpatik berupa

jaring- jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh

tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.

42
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi

sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat

denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut

jantung. Berikut adalah fungsi dari sistem saraf parasimpatik.

Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.

 Mempercepat proses pencernaan.

 Mempercepat gerak peristaltis.

 Mempercepat sekresi empedu.

 Menaikkan sekresi ludah.

C. Gastrointestinal reflek pathway

Sistem Pencernaan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Banyak saraf yang

bekerja pada sistem pencernaan mulai dari mengunyah sampai defekasi. Berikut ini

adalah penjelasannya.

1) Mulut

Didalam mulut makanan dikunyah lalu dibentuk bolus-bolus kecil sehingga

dapat ditelan. Dalam mengunya diperlukan gigi untuk membuat makan menjadi lebih

kecil dan juga air liur untuk mempermudah penelanan. Gigi-gigi atas disarafi oleh

Nervus Trigeminus bagian nervus maksilaris. Sedangkan gigi-gigi bawah disarafi oleh

Nervus trigeminus bagian Nervus Mandibularis. Gerakan mengunyah juga melibatkan

rahang atas dan bawah yang disarafi sama seperti gigi. Rahang atas oleh nervus

maksilaris dan rahang bawah oleh nervus mandibularis.

Dimulut juga terjadi gerakan menelan dengan bantuan lidah serta air liur. Air

liur yang ada disekresikan oleh saraf otonom yaitu saraf parasimpatis. Sedangkan gerak

lidah mendorong lobus sehingga masuk kedalam esofagus dan terjadi proses menelam

43
dihantarkan melalui saraf otak ke V, IX, X, dan XII serta bebeapa nervus servikalis

Superior.

2) Esofagus

Didalam esophagus makanan yang bebentuk bolus tidak dicerna baik secara

kimiawi maupun mekanik. Didalam esophagus hanya terjadi gerakan peristaltic untuk

mendorong makanan sampai ke lambung. Gerakan peristaltik ini disarafi oleh nervus

vagus.

3) Lambung

Didalam lambung makanan yang berbentuk bolus di cerna secara kimiawi.

Dengan sekresi kelenjar-kelenjar di sistem pencernaan untuk membantu kerja lambung

dalam mencerna makanan. Sekresi itu diatur oleh saraf otonom yaitu saraf parasimpatik.

Didalam usus juga terjadi gerakan peristaltic yang juga diatur oleh saraf otonom, yaitu

saraf parasimpatik. Nervus vagus juga ikut mempersarafi kegiatan (kerja) lambung.

Selain saraf parasimpatis saraf simpatik juga mempersarafi lambung yaitu bagian

fleksus simpatis dengan serabut bernama fleksus seliaka.

4) Usus

Usus tidak jauh berbeda dengan lambung. Nervus vagus masih mempersarafi

absorbsi yang ada di usus setelah makanan di cerna didalam lambung. Usus juga

disarafi oleh saraf simpatis bagian fleksus simpatikus.

5) Pangkreas dan hepar

Pankreas dan hepar disarafi oleh sistem saraf parasimpatis bagian nucleus

dorsalis nervus X juga oleh bagian fleksus simpatikus, saraf simpatik.

6) Kolon Asenden

44
Pusat yang mempersarafi Kolon Asenden adalah bagian sakral II, III, dan IV

dari saraf parasimpatik yang masuk didalam saraf otonom.

7) Anus

Saraf simpatis sakral adalah bagian yang memepersarafi anus (rectum). Saraf ini

termasuk dalam saraf otonom bagian saraf parasimpatis. Begitu juga defekasi. Defekasi

juga diatur oleh saraf yang sama yang memepersarafi bagian anus.

2. Sistem pencernaan pada sistem endokrin

Sementara sistem endokrin berkaitan dengan produksi hormon, sistem

pencernaan yang terlibat dengan pengolahan makanan. Meskipun kedua sistem

tampaknya sangat berbeda, usus sebenarnya yang terbesar dari organ endokrin tubuh,

membuat sistem endokrin dan sistem pencernaan berhubungan erat.

Di dalam usus, sel-sel usus biasa diselingi dengan sel-sel endokrin individual

yang membentuk apa yang disebut sistem endokrin enterik. Lebih dari 30 hormon yang

diproduksi oleh sistem ini, yang mengatur proses yang kompleks makanan yang

dicerna, penyerapan dan penggabungan ke dalam sel. Endokrinologi adalah cabang

kedokteran yang bersangkutan dengan sistem endokrin, sedangkan cabang yang

berhubungan dengan sistem pencernaan disebut gastroenterologi.

Fisiologi pencernaan melibatkan kerjasama yang erat antara sistem saraf, sistem

endokrin, dan sistem pencernaan. Serta memiliki sistem endokrin sendiri, usus juga

memiliki sistem saraf, yang dikenal sebagai sistem saraf enterik, yang terkait dengan

sistem saraf pusat.

Saraf membantu gerakan kontrol makanan, aliran darah usus dan pergerakan zat

melintasi dinding usus. Hormon-hormon dari sistem endokrin usus mengatur sekresi zat

45
ke dalam usus, kontraksi otot usus dan faktor-faktor seperti rasa lapar dan metabolisme

lemak.

Meskipun saluran pencernaan dipengaruhi oleh hormon dari kelenjar endokrin

lainnya, hal ini sangat kuat dikendalikan oleh hormon sendiri, messenger kimiawi yang

disekresi oleh sel-sel dalam sistem endokrin enterik. Hormon gastrin adalah salah satu

yang pertama yang akan dirilis selama proses pencernaan, dan sel-sel yang

memproduksi gastrin, yang dikenal sebagai sel G.

3.5 Mekanisme Pengosongan Lambung

Pengosongan lambung terjadi bila adanya faktor berikut ini:

 Impuls syaraf yang menyebabkan terjadinya distensi lambung

(penggelembungan)

 Diproduksinya hormon gastrin pada saat makanan berada dalam lambung. Saat

makanan berada dalam lambung, setelah mencapai kapasitas maksimum maka

akan terjadi distensi lambung oleh impuls saraf (nervus vagus). Disaat

bersamaan, kehadiran makanan terutama yang mengandung protein merangsang

diproduksinya hormone gastrin. Dengan dikeluarkannya hormone gastrin akan

merangsang esophageal sphincter bawah untuk berkontraksi, motilitas lambung

meningkat, dan pyloric sphincter berelaksasi. Efek dari serangkaian aktivitas

tersebut adalah pengosongan lambung.Lambung mengosongkan semua isinya

menuju ke duodenum dalam 2-6 jam setelah makanan tersebut dicerna di dalam

lambung. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat menghabiskan waktu

yang paling sedikit di dalam lambung atau dengan kata lain lebih cepat

dikosongkan menuju duodenum. Makanan yang mengandung protein lebih

46
lambat, dan pengosongan yang paling lambat terjadi setelah kita memakan

makanan yang mengandung lemak dalam jumlah besar.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN

PENGOSONGAN LAMBUNG

A. Pompa Pilorus dan Gelombang Peristaltik

Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik

pada antrum lambung, dan dihambat oleh resistensi pilorus terhadap jalan makanan.

Dalam keadaan normal pilorus hampir tetap, tetapi tidak menutup dengan sempurna,

karena adanya kontraksi tonik ringan. Tekanan sekitar 5 cm, air dalam keadaan normal

terdapat pada lumen pilorus akibat pyloric sphincter. Ini merupakan penutup yang

sangat lemah, tetapi, walaupun demikian biasanya cukup besar untuk mencegah aliran

chyme ke duodenum kecuali bila terdapat gelombang peristaltik antrum yang

mendorongnya. Oleh karena itu, untuk tujuan praktisnya kecepatan pengosongan

lambung pada dasarnya ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang peristaltik antrum.

Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif, secara khas terjadi hampir pasti

tiga kali per menit, menjadi sangat kuat dekat insisura angularis, dan berjalan ke antrum,

kemudian ke pilorus dan akhirnya ke duodenum. Ketika gelombang berjalan ke depan,

pyloric sphincter dan bagian proksimal duodenum dihambat, yang merupakan relaksasi

reseptif. Pada setiap gelombang peristaltik, beberapa millimeter chyme didorong masuk

ke duodenum. Daya pompa bagian antrum lambung ini kadang-kadang dinamakan

pompa pilorus.

Derajat aktivitas pompa pilorus diatur oleh sinyal dari lambung sendiri dan juga

oleh sinyal dari duodenum. Sinyal dari lambung adalah :

1) Derajat peregangan lambung oleh makanan, dan

47
2) Adanya hormon gastrin yang dikeluarkan dari antrum lambung akibat respon

regangan.

Kedua sinyal tersebut mempunyai efek positif meningkatkan daya pompa pilorus

dan karena itu mempermudah pengosongan lambung. Sebaliknya, sinyal dari duodenum

menekan aktivitas pompa pilorus. Pada umumnya, bila volume chyme berlebihan atau

chyme tertentu berlebihan telah masuk duodenum. Sinyal umpan balik negatif yang

kuat, baik syaraf maupun hormonal dihantarkan ke lambung untuk menekan pompa

pilorus. Jadi, mekanisme ini memungkinkan chyme masuk ke duodenum hanya secepat

ia dapat diproses oleh usus halus.

B. Volume Makanan

Sangat mudah dilihat bagaimana volume makanan dalam lambung yang

bertambah dapat meningkatkan pengosongan dari lambung. Akan tetapi, hal ini tidak

terjadi karena alasan yang diharapkan. Tekanan yang meningkat dalam lambung bukan

penyebab peningkatan pengosongan karena pada batas-batas volume normal,

peningkatan volume tidak menambah peningkatan tekanan dengan bermakna,. Sebagai

gantinya, peregangan dinding lambung menimbulkan refleks mienterik lokal dan refleks

vagus pada dinding lambung yang meningkatkan aktivitas pompa pilorus. Pada

umumnya, kecepatan pengosongan makanan dari lambung kira-kira sebanding dengan

akar kuadrat volume makanan yang tertinggal dalam lambung pada waktu tertentu.

C. Hormon Gastrin

Peregangan serta adanya jenis makanan tertentu dalam lambung menimbulkan

dikeluarkannya hormon gastrin dari bagian mukosa antrum. Hormon ini mempunyai

efek yang kuat menyebabkan sekresi getah lambung yang sangat asam oleh bagian

fundus lambung. Akan tetapi, gastrin juga mempunyai efek perangsangan yang kuat

48
pada fungsi motorik lambung. Yang paling penting, gastrin meningkatkan aktivitas

pompa pilorus sedangkan pada saat yang sama melepaskan pilorus itu sendiri. Jadi,

gastrin kuat pengaruhnya dalam mempermudah pengosongan lambung. Gastrin

mempunyai efek konstriktor pada ujung bawah esofagus untuk mencegah refluks isi

lambung ke dalam esofagus selama peningkatan aktivitas lambung.

D. Refleks Enterogastrik

Sinyal syaraf yang dihantarkan dari duodenum kembali ke lambung setiap saat,

khususnya bila lambung mengosongkan makanan ke duodenum. Sinyal ini mungkin

memegang peranan paling penting dalam menentukan derajat aktivitas pompa pilorus,

oleh karena itu, juga menentukan kecepatan pengosongan lambung. Refleks syaraf

terutama dihantarkan melalui serabut syaraf aferen dalam nervus vagus ke batang otak

dan kemudian kembali melalui serabut syaraf eferen ke lambung, juga melalui nervus

vagus. Akan tetapi, sebagian sinyal mungkin dihantarkan langsung melalui pleksus

mienterikus.

Jenis-jenis faktor yang secara terus menerus ditemukan dalam duodenum dan

kemudian dapat menimbulkan refleks enterogastrik adalah :

 Derajat peregangan lambung,

 Adanya iritasi pada mukosa duodenum,

 Derajat keasaman chyme duodenum,

 Derajat osmolaritas duodenum, dan

 Adanya hasil-hasil pemecahan tertentu dalam chyme, khususnya hasil

pemecahan protein dan lemak.

Refleks enterogastrik khususnya peka terhadap adanya zat pengiritasi dan asam

dalam chyme duodenum. Misalnya, setiap saat dimana pH chyme dalam duodenum

49
turun di bawah kira-kira 3.5 sampai 4, refleks enterogastrik segera dibentuk, yang

menghambat pompa pilorus dan mengurangi atau menghambat pengeluaran lebih lanjut

isi lambung yang asam ke dalam duodenum sampai chyme duodenum dapat dinetralkan

oleh sekret pankreas dan sekret lainnya.

Hasil pemecahan pencernaan protein juga akan menimbulkan refleks ini, dengan

memperlambat kecepatan pengosongan lambung, cukup waktu untuk pencernaan

protein pada usus halus bagian atas.

Cairan hipotonik atau hipertonik (khususnya hipertonik) juga akan menimbulkan

refleks enterogastrik. Efek ini mencegah pengaliran cairan nonisotonik terlalu cepat ke

dalam usus halus, karena dapat mencegah perubahan keseimbangan elektrolit yang

cepat dari cairan tubuh selama absorpsi isi usus.

o Umpan Balik Hormonal dari Duodenum

o Peranan Lemak

Bila makanan berlemak, khususnya asam-asam lemak, terdapat dalam chyme

yang masuk ke dalam duodenum akan menekan aktivitas pompa pilorus dan pada

akhirnya akan menghambat pengosongan lambung. Hal ini memegang peranan penting

memungkinkan pencernaan lemak yang lambat sebelum akhirnya masuk ke dalam usus

yang lebih distal.

Walaupun demikian, mekanisme yang tepat dimana lemak menyebabkan efek

mengurangi pengosongan lambung tidak diketahui secara keseluruhan. Sebagian besar

efek tetap terjadi meskipun refleks enterogastrik telah dihambat. Diduga efek ini akibat

dari beberapa mekanisme umpan balik hormonal yang ditimbulkan oleh adanya lemak

dalam duodenum. Oleh karena itu, saat ini, sukar menilai efek lemak duodenum dalam

50
menghambat pengosongan lambung, walaupun efek ini penting untuk proses

pencernaan lemak dan absorpsi lemak.

o Kontraksi Pyloric Sphincter

Biasanya, derajat kontraksi pyloric sphincter tidak sangat besar, dan kontraksi

yang terjadi biasanya dihambat waktu gelombang peristaltik pompa pilorus mencapai

pilorus. Akan tetapi, banyak faktor duodenum yang sama, yang menghambat kontraksi

lambung, dapat secara serentak meningkatkan derajat kontraksi dari pyloric sphincter.

Faktor ini menghambat atau mengurangi pengosongan lambung, dan oleh karena itu

menambah proses pengaturan pengosongan lambung. Misalnya, adanya asam yang

berlebihan atau iritasi yang berlebihan dalam bulbus duodeni menimbulkan kontraksi

pilorus derajat sedang.

o Keenceran Chyme

Semakin encer chyme pada lambung maka semakin mudah unruk dikosongkan.

Oleh karena itu, cairan murni yang dimakan, dalam lambung dengan cepat masuk ke

dalam duodenum, sedangkan makanan yang lebih padat harus menunggu dicampur

dengan sekret lambung serta zat padat mulai diencerkan oleh proses pencernaan

lambung.

Selain itu pengosongan lambung disebabkan oleh:

o Pemotongan nervus vagus dapat memperlambat pengosongan lambung.

o Vagotomi menyebabkan atoni dan peregangan lambung yang relatif hebat.

o Keadaan emosi, kegembiraan dapat mempercepat pengosongan lambung dan

sebaliknya ketakutan dapat memperlambat pengosongan lambung.

51
3.6 Mekanisme Mual dan Muntah

Mekanisme mual dan muntah merupakan mata rantai panjang yang dikendalikan

oleh keseimbangan antara dopamin, serotonin, histamin, dan asetikolin.

Dalam penelitian lebih lanjut dijumpai mekanisme yang lebih sederhana tentang

bagaimana pemgendalian mual dan muntah.

Menurunya serotonin dalam darah akan meningkatkan terjadinya mual dan

muntah. Oleh karena itu, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menambahkan

vitamin B6 atau protein khususnya triptofan. Makanan dan susu tambahan ibu hamil

akan membentuk konsentrasi serotonin yang cukup dan niasin dalam darah. Fungsi

serotonin dan niasin adalah mencegah berlangsungnya mual dan muntah secara

berlebihan yang dapat mengganggu keseimbangan elektrolit, dehidrasi, dengan

manifestasi klinisnya sebagai emesis gravidarum dan dapat berlanjut menjadi

hiperemesis gravidarum.

Pada pemeriksaan urine akan dijumpai makin meningkatnya pengeluaran

kynurenic dan xantlnurenic. Upaya untuk menurunkan terjadinya mual dan muntah

memerlukan kombinasi yang cukup tinggi antara pemberian vitamin B6 dan protein

khususnya asam amino triptofan.

3.7 Mekanisme Pembentukan Feses

Gerakan kolon lambat dan non-propulsif. Interval antara 2 kontraksi haustra

dapat mencapai 30 menit. Gerakan haustra secara perlahan mengaduk isi kolon melalui

gerakan maju mundur yang menyebabkan isi kolon terpajan ke mukosa yang absortif.

Hal ini memberikan kesempatan pada lumen kolon untuk menyerap H2O dan garam2

dari kimus secara efektif dan maksimal. Selain itu juga memberikan kesempatan pada

52
bakteri2 (flora normal) untuk tumbuh dan menumpuk sehingga pembusukan terjadi

secara sempurna.

Sumber: Fisiologi Manusia dari sel ke sistem; Lauralee Sherwood; Ed 2; hal 583

Sumber: Fisiologi Kedokteran; Guyton & Hall; Ed 11; hal 829

3.8 Perbedaan Makanan dalam Lambung, Usus Halus, dan Usus

Besar

A. Makanan dalam lambung

Lambung yang tampak seperti kantong, memiliki dinding-dinding otot yang kuat

mengelilinginya. Selain menampung makanan, lambung juga berfungsi sebagai

penghancur dan penghalus makanan. Perut akan menghasilkan asam dan enzim yang

akan melanjutkan proses cerna makanan.

Keluar dari perut, makanan akan memiliki tekstur cair atau menyerupai pasta

yang lembut yang kemudian bergerak ke usus halus. Di dalam lambung, proses

pencernaan protein dimulai.

53
B. Makanan dalam usus halus

Jika diukur, usus halus memiliki panjang sekitar 6 meter yang terdiri dari tiga

bagian, yaitu usus duabelas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus

penyerapan (ileum). Di dalamnya, makanan akan kembali diproses dengan enzim

pencernaan yang diproduksi pankreas, dinding usus halus, dan cairan empedu dari

kantong empedu. Ketiganya akan bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan

pencernaan makanan agar menjadi unit-unit kecil yang bisa diserap ke dalam pembuluh

darah usus .

Enzim pencernaan secara kimiawi akan memecah molekul makanan kompleks

menjadi lebih sederhana, kemudian cairan empedu membantu proses pencernaan

mekanis yang memecah lemak sehingga menjadi partikel yang lebih kecil. Ketika

makanan melalui usus duabelas jari, berarti proses pencernaan selesai. Proses

berikutnya adalah penyerapan.

Penyerapan makanan umumnya terjadi dalam usus halus jejunum dan ileum. Di

sana terdapat banyak lipatan atau disebut jonjot-jonjot usus (vili). Vili memiliki fungsi

memperluas permukaan penyerapan, sehingga makanan dapat terserap dengan lebih

efisien.

Selama proses penyerapan, molekul makanan akan memasuki aliran darah

melalui dinding usus. Pembuluh darah mikroskopik atau kapiler dalam vili akan

menyerap hasil pencernaan yang berupa protein dan karbohidrat, sedangkan pembuluh

getah bening dalam vili akan menyerap lemak.

Dari situ, aliran darah akan membawa makanan yang sudah dicerna menuju ke

hati. Sel-sel hati kemudian akan menyaring zat-zat berbahaya dalam darah. Hati juga

akan menyimpan vitamin larut dalam lemak serta nutrisi yang berlebihan, seperti

54
glukosa untuk disimpan sebagai cadangan. Cadangan nutrisi ini akan dilepaskan ketika

tubuh memerlukan energi ekstra misalnya ketika seseorang lari maraton.

C. Makanan dalam usus besar

Sebagian besar yang masuk ke dalam usus besar adalah sisa-sisa makanan yang

tidak dapat dicerna atau diserap dan air. Usus besar terdiri dari enam bagian, dimulai

dari sekum, kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden, kolon sigmoid, dan

diakhiri dengan rektum.

Tugas utama usus besar adalah menyerap air dan mineral dari sisa makanan

tersebut sehingga membuatnya menjadi lebih padat dan membentuk tinja. Gerak

peristaltik kemudian akan mendorong tinja menuju rektum hingga dikeluarkan melalui

anus.

3.9 Fungsi Kerja Hati

1) Detoksifikasi

Hati di fungsikan di sini sebagai penawar dari racun, makanan dan juga

minuman yang setiap hari kita konsumsi memiliki potensi adanya racun yang nantinya

akan membahayakan tubuh kita. Untuk itu, hati di fungsikan sebagai penawar racun

untuk setiap yang kita konsumsi yang di serap oleh tubuh bukan berarti hati dapat

menghilangkan racun yang ada di dalam tubuh hanya saja hati difungsikan untuk

meminimalisir racun yang masuk pada tubuh kita. Untuk menghilangkan racun itu

sendiri kita harus pintar untuk menjaga asupan asupan makanan kita

2) Menyimpan Kadar Gula Darah

Glikogen atau biasa di sebut sebagai kadar gula darah ini adalah sumber energy

yanga dapat membuat kita bergerak lebih aktif lagi dalam beraktifitas sementara apabila

kita kekurangan kadar gula darah ini makan tubuh kita akan selalu mengalami kelelahan

55
dan juga lemas. Fungsi yang hati tunjukan di sini yaitu sebagai penyimpan kadar gula

darah apabila kadar gula ini kelebihan makan untuk menyimpan kelebihan ini adanya di

dalam hati yang sewaktu waktu akan di keluarkan kembali.

3) Sekresi Birubilin

Birubilin sendiri di sini berfungsi sebagai pemberi warna pada feses dan juga

urine kita hal ini lah yang dapat menentukan kesehatan dari hati kita. Sebelum di

gunakan untuk memberi warna birubilin itu sendiri harus dapat memecah senyawa sel

darah merah yang dapat membahayakan dan harus untuk segera di keluarkan baik itu

melalui feses atau pun melalui urine.

4) Menyimpan Vitamin dan Mineral

Sama seperti fungsinya menyimpan kadar gula darah, vitamin dan mineral pun

disimpan apabila berlebih dan jika kekurangan maka hati akan melepaskan apa yang

dibutuhkan di dalam tubuh. Untuk vitamin yang disimpan di dalam hati yaitu vitamin

yang larut akan lemak A, D, E,K dan juga B12.

5) Pembentukan Sel Darah Merah

Tubuh sangat membutuhkan hati untu memproduksi sel darah merah karena sel

darah merah inidalam hitungan bulan akan hancur sehingga dibutuhkan hati untuk

membentuk sel darah merah yang baru.

6) Sistem Antibody

Bukan saja untuk dapat menahan racun, hati juga di gunakan sebagai pertahanan

tubuh terhadap berbagai penyakit yang mungkin akan menyerang tubuh untuk itu

dibutuhkan nya mekanisme pertahanan yang biasa disebut dengan sel kupffer atau

system makrofag. Mekanisme ini digunakan untuk melawan bakteri atau virus yang

56
dapat bersarang di dalam tubuh manusia dengan secara efektif. Selain sebagai anti body

hati juga di fungsikan sebagai system imun yang sangat efektif untuk manusia.

7) Pengatur kadar gula

Selain hati digunakan untuk menyimpan kadar gula, hati juga digunakan untuk

mengatur kadar gula yang apabila terlalu banyak dikonsumsi oleh tubuh dapat

menyebabkan penyakit gula darah. Kadar gula darah akan digunakan seperlunya oleh

tubuh, tidak lebih maupun tidak kurang. Sealain sebagai pengatur hati juga difungsikan

sebagai penghasil hormone yang dapat berhubungan dengan kadar gula darah ( glukosa

) dan juga system pencernaan.

8) Mengontrol Sirkulasi Tubuh

Selain yang telah di jelaskan diatas maka hati juga memiliki fungsi yang masih

banyak lagi untuk tubuh. Salah satu fungsi hati dalam tubuh manusia yaitu Hati juga

memiliki fungsi untuk sirkulasi tubuh manusia.

9) Membuat Protein Flasma

Perlu diketahui juga ternyata fungsi hati dalam tubuh manusia yaitu membuat

protein flasma yang sangat di butuhkan oleh tubuh semua manusia. Anda juga harus

mengetahui hal ini, karena hal ini di alami oleh semua makhluk hidup.

10) Menyempurnakan Eritrosit

Fungsi hati dalam tubuh manusia yang lain nya yaitu untuk menyempurnakan

sel darah merah yang sering disebut dengan eritrosit. Untuk menyempurnakan eritrosit

maka juga dengan bantuan dari beberapa zat. Yang bisa membantu yaitu zat hermatin.

11) Pembuangan zat bilirubin

Fungsi hati dalam tubuh manusia juga untuk membantu tubuh manusia untuk

melakukan pembuangan zat bilirubin. Zat bilirubin ini merupakan zat yang berada di

57
dalam tubuh manusia dan zat ini tidak baik untuk tubuh manusia jadi manusia juga

harus membuang zat ini dengan melalui sistem ekskreasi.

12) Menyimpan Mineral

Hati juga memiliki fungsi yang di perlukan oleh tubuh manusia yaitu untuk

menyimpan mineral. Mineral ini akan digunakan oleh sistem peredaran darah manusia,

seperti hal nya yaitu zat besi.

13) Menyimpan Glikogen

Hati juga memiliki fungsi untuk menyimpan glikogen atau yang sering di sebut

dengan gula otot. Gula otot bisa ada karena hasil dari perubahan yang terjadi antara

glukosa sendiri. Glukosa yang di sebabkan karena hormon insulin, jadi hati juga di

gunakan untuk mengontrol kadar gula darah.

14) Menghindari Penggumpalan Darah

Menghindari adanya penggumpalan darah yaitu dengan dilakukannya proses

atau cara untuuk mengeluarkan protrombin dan juga fibrinogen

15) Mengubah Zat Makanan

Zat makanan diubah sesuai kegunaannya. Selain itu fungsi hati juga di gunakan

sebagai pengubahan zat makanan yang terjadi pada tubuh manusia dan diaborsi pada

usus manusia selanjutnya disimpan pada suatu tempat yang berada di dalam tubuh

manusia

16) Menghasilkan Cairan Empedu

Fungsi hati yang satu ini yaitu untuk membantu empedu dalam menghasilkan

cairan empedu. Cairan empedu ini di hasilkan dari sel darah merah pada tubuh manusia

dan yang sudah di olah di dalam hati manusia. Cairan empedu pada tubuh manusia juga

memiliki fungsi tersendiri yaitu untuk megemulsikan lemak yang berada di makanan.

58
Kantong empedu ini juga bisa memberikan setengah liter setiap hari nya. Empedu pada

tubuh manusia memiliki warna hijau dan memiliki rasa yang pahit.

Fungsi hati dalam tubuh manusia yang lainnya adalah sebagai berikut ini :

1) Membuang Zat Berbahaya (Kolesterol)

2) Mengontrol Sirkulasi Hormon

3) Mengontrol Asam Amino

4) Kekebalan Tubuh

5) Membasmi Antigen dan Mikroorganisme

6) Menghasilkan Zat Imun

7) Mengontrol Komposisi darah sesuai dengan Kandungan nya.

8) Menyimpan Hermatin

9) Mengeluarkan Glukosa jika dibutuhkan

10) Pembentukan sel darah merah saat berada di dalam janin

11) Pembentukan urea

12) Menyimpan Vitamin yang larut lemak

13) Menghasilkan protrombin dan fibrinogen

3.10 Mekanisme Glikogenesis, Glikogenolisis dan Glukoneogenesis

Glikogenesis

Glikogenesis adalah pembentukan glikogen dari glukosa. Apabila terjadi

peningkatan kadar glukosa dalam darah (misalnya beberapa saat setelah makan) maka

pankreas akan mensekresikan hormon insulin yang akan menstimulasi penyimpanan

glukosa dalam bentuk glikogen di dalam hati dan otot. Hormon insulin akan

menstimulasi enzim glikogen sintase untuk memulai proses glikogenesis.

59
Dalam sintesis glikogen, satu ATP dibutuhkan untuk setiap molekul glukosa.

Molekul glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat sebagai struktur pembangun

glikogen. Glukosa-6-fosfat akan ditambahkan pada molekul glikogen yang sudah ada

sehingga glikogen menjadi lebih panjang. Hati mampu menyimpan glikogen sebesar 6%

dari massa total hati, sedangkan otot hanya mampu menyimpan gikogen kurang dari 1%

saja.

Glikogenolisis

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa.

Apabila tubuh dalam keadaan lapar, tidak ada asupan makanan, kadar gula dalam darah

menurun, gula diperoleh dengan memecah glikogen menjadi glukosa yang kemudian

digunakan untuk memproduksi energi.

Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot dipecah

menjadi glukosa-1-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa-6-fosfat. Glukogenolisis

diatur oleh hormon glukagon yang disekresikan pancreas dan epinefrin (adrenalin) yang

disekresikan kelenjar adrenal. Kedua hormon tersebut akan menstimulasi enzim

glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis dan menghambat kerja enzim

glikogen sintase (menghentikan glikogenesis).Glukosa-6-fosfat akan masuk ke dalam

proses glikolisis untuk menghasilkan energi. Glukosa-6-fosfat juga dapat diubah

menjadi glukosa untuk didistribusikan oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan

glukosa.Lebih lanjut tentang glikogenolisis baca artikel berikut: Glikogenolisis, Proses

Pemecahan Glikogen

Glukoneogenesis

Glukoneogenesis adalah proses sintesis (pembentukn) glukosa dari sumber

bukan karbohidrat. Molekul yang umum sebagai bahan baku glukosa adalah asam

60
piruvat, namun oxaloasetat dan dihidroxiaseton fosfat dapat juga menjalani proses

glukoneogenesis. Asam laktat, beberapa asam amino dan gliserol dapat dikonversi

menjadi glukosa. Glukoneogenesis hampir mirip dengan glikolisis dengan proses yang

dibalik, hanya beberapa tahapan yang membedakannya dengan glikolisis. ATP

dibutuhkan dalam tahapan glukoneogenesis.

Glukoneogenesis terjadi terutama dalam hati dan dalam jumlah sedikit terjadi

pada korteks ginjal. Sangat sedikit glukoneogenesis terjadi di otak, otot rangka, otot

jantung dan beberapa jaringan lainnya. Umumnya glukoneogenesis terjadi pada organ-

organ yang membutuhkan glukosa dalam jumlah banyak. Glukoneogenesis terjadi di

hati untuk menjaga kadar glukosa darah agar tetap dalam konsi normal.

3.11 Mekanisme Lapar

Sensasi rasa lapar disebabkan oleh keinginan akan makanan dan beberapa

pengaruh fisiologi lainnya, yang menyebabkan seseorang mencari suplai makanan yang

adekuat. Jika proses pencarian makanan berhasil, rasa kenyang akan timbul. Timbulnya

rasa lapar dan kenyang diatur dalam hipotalamus. Beberapa pusat saraf di hipotalamus

ikut serta dalam pengaturan asupan makanan. Nukleus lateral hipotalamus berfungsi

dalam pusat makan. Pusat makan disini disini beroperasi dengan membangkitkan

dorongan motorik untuk mencari makan. Nukleus ventromedial hipotalamus berperan

sebagai pusat kenyang. Pusat ini dipercaya memberikan suatu sensasi kepuasan

makanan yang menghambat pusat makan. Nukleus paraventrikular, dorsomedialis, dan

arkuata juga berperan dalam pengaturan asupan makanan.

Hipotalamus menerima sinyal saraf dari saluran pencernaan yang memberikan

informasi sensorik mengenai isi lambung, sinyal kimia dari zat nutrisi dalam darah yang

menandakan rasa kenyang, sinyal dari hormon gastrointestinal, sinyal dari hormon yang

61
dilepaskan dari jaringan lemak, dan sinyal dari korteks serebri (penglihatan, penciuman,

dan pengecapan) yang mempengaruhi prilaku makan.

Pusat makan dan kenyang di hipotalamus memiliki kepadatan reseptor yang

tinggi untuk neurotransmiter dan hormon yang mempengaruhi prilaku makan. Terdapat

dua jenis zat yang dapat mengubah prilaku nafsu makan dan rasa lapar yaitu, zat

oreksigenik yang menstimulasi rasa lapar dan zat anoreksigenik yang menghambat rasa

lapar.

Menurunkan Nafsu Makan Meningkatkan Nafsu Makan (Oreksigenik)

(anoreksigenik)

α – Melanocyte-stimulating hormon (α- Neuropeptida Y (NPY)

MSH) Agout reelatid protein (AGRP)

Leptin Hormon pemekat – melann (MCH)

Serotonin Oreksin A,dan B

Norepinefrin Endorfin

Hormon pelepas-kortikotropin Galanin

Insulin Asam amino

Kolesitokinin (CCK) Kortikol

Peptida mirip glukagon (GLP) Gresgelin

Cocaine-and amphetamine-regulated

transcript (CART)

Peptida YY (PYY)

62
Terdapat dua jenis neuron di nukleus arkuatus yang sangat penting dalam

pengaturan nafsu makan dan pengeluaran energi yaitu, neuron proopiomelanokortin

(POMC) yang memproduksi α – Melanocyte-stimulating hormon (α-MSH) bersama

dengan Cocaine-and amphetamine-regulated transcript (CART), dan neuron yang

memproduksi zat oreksigenik neuropeptida Y (NPY) dan Agout reelatid protein

(AGRP). Aktivasi neuron POMC akan mengurangi asupan makanan dan peningkatan

pengeluaran energi. Sedangkan aktivasi neuron NPY-AGRP akan meningkatkan asupan

makanan dan mengurangi pengeluaran energi.

Neuron POMC melepaskan α – MSH, yang kemudian bekerja pada reseptor

melanokortin yang terutama ditemukan di neuron nukleus paraventrikular. Meskipun

terdapat sedikitnya lima subtipe reseptor melanokortin (MCR), MCR-3 dan MCR-4

terutama penting dalam pengaturan asupan makanan dan keseimbangan energi. Aktivasi

reseptor-reseptor tersebut akan mengurangi asupan makanan dan meningkatkan

pengeluaran energi. Sebaliknya, inhibisi reseptor ini akan meningkatkan asupan

makanan dan mengurangi pengeluaran energi. Pengaruh aktivasi MCR untuk

meningkatkan pengeluaran energi kelihatannya diperantai juga oleh aktivasi jaras saraf

yang berjalan dari nukleus paraventrikel ke nukleus traktus solitarius dan menstimulasi

aktivitas sistem saraf simpatis.

AGRP yang dilepaskan dari neuron oreksigenik di hipotalamus merupakan

antagonis alamiah terhadap MCR-3 dan MCR-4, dan kemungkinan akan meningkatkan

prilaku makan dengan cara menghambap pengarug α – MSH untuk menstimulasi

reseptor melanokortin. Meskipun peran AGRP dalam pengaturan fisiologi asupan

makanan belum jelas diketahui, namun hasil penelitian menemukan peningkatan

63
pembentukan AGRP menyebabkan prilaku makan yang berlebih. Ini disebabkan karena

adanya mutasi gen.

NPY juga dilepaskan dari neuton oreksigenik di nuklei arkuatus. Bila simpanan

energi tubuh rendah, neuron oksigenik akan teraktivasi untuk melepaskan NPY yang

akan merangsang nafsu makan. Pada saat yang sama, terjadi pengurangan pemicu

neuron POMC. Sehingga akan mengurangi aktivitas jaras melanokortin dan

merangsang nafsu makan lanjut.

Disis lain, mekanika proses makan yang sesungguhnya diatur oleh pusat saraf di

batang otak. Dimana fungsi pusat makan ini ialah untuk mengatur jumlah asupan

makanan dan membangkitkan pusat-pusat makan tersebut agar kerja mekanik proses

makan dapat dilakukan. Pusat saraf yang lebih tinggi dari hipotalamus juga berperan

penting dalam pengaturan nafsu makan. Pusat-pusat ini meliputi amigdala dan korteks

prefrontal.

Hormon yang berperan dalam proses lapar dan kenyang ini adalah hormon

insulin, leptin, kolesitokinin, dan ghrelin. Insulin, leptin, dan CCK merupakan hormon

yang menghambat neuron-neuron AGRP-NPY dan merangsang neuron-neuron POMC-

CART yang berdekatan sehingga menurunkan asupan makanan. Ghrelin merupakan

64
hormon yang disekresikan dari lambung mengaktifkan neuron-neuron AGRP-NPY dan

merangsang asupan makanan.

65
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sistem pencernaan pada manusia adalah merupakan proses perubahan atau

pemecahan zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana

dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.

Proses pencernaan makanan yang terjadi dalam tubuh dibantu dengan enzim

untuk mempercepat proses. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan

jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh.

4.2 Saran

Semoga bisa mengenal lebih terhadap sistem pencernaan agar dapat terhindar

dari berbagai penyakit yang ditimbulkan.

66

Anda mungkin juga menyukai