Anda di halaman 1dari 4

PENGAJARAN KETERAMPILAN DAN BERBICARA

Modul ini berisi pembicaraan mengenai pegajaran keterampilan berbicara. Pembicaraan


dipusatkan pada :

1. Bahan pengajaran berbicara


2. Metode pengajaran berbicara
3. Penilaian dan umpan balik pengajaran berbicara dan
4. Pengajaran berbicara dalam buku pelajaran.

Setelah mengkaji modul ini, anda akan dapat memahami, mengetahui, dan menghayati :
1. Penyusunan bahasa pengajaran
2. Pemilihan dan penggunaan metode pengajaran
3. Penyusunan dan pelaksanaan atas penilaian.

Bahan Pengajaran Keterampilan Berbicara


Perhatikan GBPP pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia, kurikulum
1994 SLTP. Anda akan mengetahui dan dapat menyampaikan bahwa :
1. Tujuan kurikuler pengajaran bahasa Indonesia mengarah kepada kemampuan berbahasa.
2. Komponen pembelajaran dari kelas tiga selalu meliputi: kebahasaan, pemaaman,
penggunaan.
3. Jika dicermati lgi komponen kebahasaan mencakup struktur dan kosakata, pemahaman
mencakup membaca dan menyimak, penggunaan mencakup berbicara dan menulis.
4. Pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara tidak ada secara eksplisit.
5. Pendekatan pengajaran bahasa ialah pendekata komunikasi, integrative,CBSA,
keterampilan proses, dan tematis.

Pengajaran berbicara berdasarkan kurikulum 1984 arus bersifat implicit, artinya


pengajaran berbicaratidak dapat dilaksanakan mandiri. Pengajaran berbicara harus
dikaitkan, digandakan, atau ditumpangkan pada pengajaran pokok yang ada, misalnya
pokok bahasan membaca, kosakata, struktur, menulis, pragmatic, atau apresiasi.
Kalau pengajaran berbicara harus bersifat implicit maka setiap komponen proses
belajar mengajar berbicara harus pula dikaitkan dengan setiap komponen proses belajar
mengajar pokok bahasan yang ditumpanginya. Dari segi bahan pengajaran, misalnya
baan pengajaran membaca, kosakata, struktur, menulis, pragmatic, atau apresiasi arus
dapat digunakan sebagai bahan pengajaran berbicara. Berikut ini disajikan bagaimana
cara memanfaatkan bahan pengajaran sebagai bahan pengajaran keterampilan berbicara.

Bahan Pengajaran Membaca Sebagai Bahan Pengajaran Berbicara

Guru : Bacala baik-baik bacaan berikut !

Dua raja

Jauh dahulu kala di dekat muara Kali Maas, hiduplah seekor buaya yang sangat
besar. Buaya itu senang dan betah tinggal disitu, sebab muara sungai itu banyak member
makanan padanya. Oleh karena itu sang buaya ini sangat besar dan kuat, jadilah dia raja
daerah perairan itu.
Tidak jauh dari hilir sungai, ada seekor raja lain, seekor ikan besar yang
menakjubkan, bernama ikan sura. Seperti sang buaya, ikan sura sangat tenang tinggal
diwilayanhnya, dimana dia dengan mudah dapat memperoleh makanannya.
Jadi mereka berdua tidak pernah saling melanggar wilayah masing-masing, juga
tidak pernah saling melanggar.

Siswa : (Membaca bahan dengan teliti )


Guru : Mari kita lihat hasil kerjamu !
Siapa yang mulai ?
Andi : Saya bu !
Guru : Silahkan Andi ceritakan isi bacaan tadi !
Andi : (Maju kedepan kelas dan beercerita).
Dua raja

Dimuara Kali Mas hidup raja buaya dengan tentram, sejatera, aman, sentosa. Di
hilir Kali Mas hidup seekor ikan besar. Ia juga dengan tentram, sejatera, aman, sentosa,
dan menjadi raja di daerahnya. Dua-duanya tidak saling mengenal, tidak saling
mengganggu.

Guru : Bagus, Andi Bagus !


Guru : dengarkan baik-baik pembacaan paragraf berikut. Kemudian ceritakan kembali
isinya dengan kata-katamu sendiri.
Nasihat
Kata ibu Wati selanjutnya, “Ibu ingin agar tidak ada seorang pun di antara kalian
yang bakal jadi pemalas atau pengangguran. Sebenarnya segala macam pekerjaan yang
dapat mendapatkan penghasilan sangat banyak. Tetapi bagi si pemalas seolah-olah
pekerjaan dimana-mana tak ada. Apalagi bagi mereka yang telah beberapa kali melamar
pekerjaan, tapi selalu ditolak atau tidak mendapat panggilan untuk bekerja. Pada zaman
sekarang ini hamper semua hasil tanaman dijual dipasar, daun, kayu, buah-buahan, sayur-
sayuran, dan bunga-bungaan. Karenanya pada hari Minggu yang akan datang Ibu
anjurkan kalian ke pasar terdekat. Coba peratikan jenis-jenis dagangan orang yang punya
warung kecil atau jongko di pasar tersebut. Juga perhatikan cara pembeli menawar dan
cara pedagang menjual barang dagangannya. Jaadi kalau kelak di antara kalian ada yang
jadi pedagang tentu tak sulit melakukannya. Apakah ada di antara orang tua kalian yang
jadi pedagang ?

Bahan Pengajaran Kosakata Sebagai Bahan Pengajaran Berbicara

Guru : Perhatikan baik-baik proses pembentukan kata berikut !

Me + ubah  mengubah

Me + batu  membantu
Me + paku  memaku

Me + makan  memakan

Me + sapu  menyapu

Siswa : (Memperhatikan dengan cermat proses pembentukan kata)

Guru : Siapa yang dapat menjelaskan proses pembentukan kata-kata di atas ?

Siswa : Saya ingin mencobanya, pak !

Guru : Silakan, Indra !

Siswa : Kalau awalan me- digabungkan dengan kata yang huruf awalannya fonem vocal maka
awalan me- berubah menjadi meng-.

Contoh : mengubah, mengangkat, mengolok.

Kalau awalan me- digabungkan dengan kata-kata yang huruf awalannya fonem/b/ maka
awalan me- berubah menjadi mem-.

Contoh : membantu, membuat, membayar.

Jika awalan me- digabungkan dengan kata-kata yang di awali dengan fonem /p/ itu luluh
dan me- menjadi mem-.

Contoh : memaku, memukul, memintal.

Jika awalan me- digabungkan dengan kata-kata yang diawali dengan fonem /m/ maka
awalan me- tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai