Anda di halaman 1dari 122

AGAMA

PRODI : S1 TERAPAN KEPERAWATAN

Drs. D. Felenditi, M.Si


BAB I
MANUSIA
dicipt oleh Allah, dg Sabda-Nya, & Sabda-Nya
ad ungkapan kehendak-Nya.
“Awal mulanya” : peristiwa penciptaan terjadi
pd waktunya, dlm terang sejarah yg jelas,
karya historis.
“Enam hari” : hakekat historis & fana dr proses
penciptaan yg berlangsung lancar, teratur dan
sempurna sampai mencapai akhir
“Allah beristirahat pd hari ketujuh” :
ketidaksempur man buat kita hanya dapat
selesaikan scr berturut apa yg oleh Allah dpt
dilaks sekaligus. Kita dipanggil melaks
pekerjaan yg telah diserahkan Allah kpd kita
dlm jangka waktu kehid yg telah ditentukan
Allah bagi kita (“enam hari bagi kita utk
bekerja), dan setelah melaks pekerj dg baik,
maka kita masuk ke dalam istirahat Allah.
“Manusia diciptakan yang terakhir” :
= bukan urutan “waktu”
= “urutan logis” & “urutan martabat”
Seluruh Kisah Penciptaan berangkat dr bawah :
- “man berdiri di atas segala makhluk lain”
- “hanya Allah lebih tinggi dr man”
- “kepada man Allah beri kuasa: “penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu … (Kej 1:28)
Allah tdk beri man kekuasaan atas sesama
man. Cfr. Mat 23:8:”Tetapi kamu, janganlah
kamu disebut Rabi, kr hanya satu Rabimu dan
kamu semua adalah saudara”.
Martabat manusia

Hal2 yg ada

Tak terbatas terbatas

rohani materi

mati hidup

tak berindera berindera

tak berbudi berbudi


Man : a being – a dependent being; materi-
rohani/jiwa- raga; akal budi – hati nurani –
bebas
historis : a being-on-the-way
a. Akal budi : kemampuan mengerti,
menerangkan, menguraikan alasan2,
memilah-milah, membedakan.
Obyek berpikir : kebenaran
b. HN : kemampuan bedakan baik/tak baik,
layak/tak layak
: penghayatan baik-buruk berhub dg
tingkah laku konkrit : memerintah –
melarang
: menyangkut perb yg sedang dilakukan
kini & di sini. “Conscience” (turut
mengetahui) ketika perb terjadi.
c. Kebebasan
Man : bebas kr - AB & HN =
Tahu & Mau

keputusan bebas

presensi/comisio/ absensi/omisio/negatio
positio
Tanggung jawab
Macam2 kebebasan
• K. fisik : bebas dari paksaan
: bergerak ke mana pun org mau;
tak ada rintangan lahiriah
• Kesewenang-wenangan
- buat/alpakan segalanya sekehendak hati
- bebas dari sgl wajib, tak terikat
Keb. Yuridis : sosio politis
= syarat2 obyektif yg perlu bg realisasi perb2
bebas yg konkrit
Tugas negara: jamin keb ini dg perundangan yg
cocok :
* Hukum kodrat : mis. HN, bebas beragama
* Hukum positif : perundangan negara
• K. psikologis : keh. Bebas
- mampu eksistensi
- mampu memilih
- auto-determination
• Keb : ideal eksistensi manusia = kedirian,
otonomi, otentisitas, dewasa, matang rohani
Keh. Bebas = prasyarat
Bebas alienasi (konteks moral-religius)
3 cara membatasi kebebasan seseorg :
a. Paksaan (fisik/moral)
b. Normatif
c. Sugesti/hipnotis
Batas2 keb manusiawi :
faktisitas : tdk putuskan “to be or not to be”.
eksistensi terhingga, bebas terbatas
Beberapa pembatasan konkrit keb : tergantung
• substratum biologis dan psikis.
• alam : determinisme alam
• milieu historis kita.
Simpulan :
Keb : terbatas : dari luar + dari dalam
Filsafat semasa : keb disituir
Pandangan KS ttg manusia
Manusia sbg individu :
Kej 1:27 : Gambar Allah
28 : Diberi kuasa menaklukkan ciptaan
lain demi hidupnya
2:7 : dibentuk menjadi makhluk hidup
Mzm 8:5-7 : Hampir sama seperti Allah;
dimahkotai kemuliaan dan hormat;
- berkuasa atas buatan tangan Allah; segala
diletakkan di bawah kakinya.
- hati untuk berpikir
- mampu bedakan baik-buuk; penget arif
Sir 17:2-4 : diberi kuasa, meraja, gambar Allah
dijadikan-Nya
8 : mengenal hukum
GS : art 15 : akal budi; 16 : hati nurani
17 : kebebasan
Asal usul man : Kej 2:7 : … dari debu tanah
Sir 17:1 : dicipt dr tanah & akan kembali ke
tanah
Man : makhluk relasional : co-eksistensi, a
dependent being dan historis

diri sendiri sesama dunia fisis Allah


Hubungan man dg sesama
Bgmn aku berada dlm hub-ku dg sesama?
Martin Buber (Yahudi,1878-1965)
Ich-Es (I-it) = Aku – Itu
Relasi
Ich-Du (I-Thou) = Aku – Engkau
“Itu”: menandai dunia pengalaman (erfahrung)
dunia di mana saya gunkan benda2
Ciri2 : - kesewenangan, pemilikan, penguasaan
- tak ada encounter
- tak ada dialog
- tak pernah tumbuh cinta, “rasa sepi”
“Du” : menandai dunia bezeihung : Aku sapa
Engkau & Engkau sapa Aku
“I require you to become,becoming I, I say you”
“The you encounters me by grace – it cannot
be found by seeking”.
Buber kritik budaya modern : peran iptek makin
mematikan relasi2 antar man.
Pand. KS dan Gereja
Kej 1:27 : “Allah cipta man menurut gambar-Nya..
2:22-24: Dicipt pria & wanita, suami-istri
Cfr. GS 15, 16, 17
BAB II : M O R A L

Etika & Moral


Etika > Yun.kuno :
“ethos” : tempat tinggal biasa; padang rumput, kandang;
kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan,
sikap,cara berpikir
“ta etha” (jamak) : adat kebiasaan
“etika” : ilmu ttg apa yg biasa dilakukan atau
ilmu ttg adat kebiasaan
“Moral” > mos (Latin) : kebiasaan, adat
* Arti istilah ‘etika” dalam kamus :
“Ilmu ttg asas2 akhlak (moral)”
• Kamus Besar BI Baru (Depdikbud, 1988) :
- Ilmu ttg apa yg baik dan apa yg buruk, ttg hak dan
kewajiban moral (akhlak)
- Kumpulan asas atau nilai yg berkenaan dg akhlak.
- Nilai mengenai benar dan salah yg dianut suatu
golongan atau masyarakat
Istilah “etika” : 3 arti :
1. Nilai2 & norma2 yg menjadi pegangan bg seseorang
atau klp dlm mengatur tingkah lakunya = sistem nilai
2. Kumpulan asas atau nilai moral = kode etik
3. Ilmu ttg yg baik atau buruk = filsafat moral
“moral” = “etika” menurut arti 1 di atas
Moralitas = sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai
yg berkenaan dg baik & buruk
Amoral & Immoral
Kata “Amoral” menurut Concise Oxford Dictionary
= unconcerned with, out of the sphere of moral,
non-moral (tdk berhub dg konteks moral,di luar
suasana etis, non-moral)
“Immoral” = opposed to morality; morally evil
(bertentangan dg moral yg baik, secara
moral buruk, tidak etis)
Kamus Besar BI tidak muat “immoral” ttp terdapat kata
“amoral” = tidak bermoral, tidak berakhlak dan diberi
cth. Memeras para pensiunan adalah
tindakan amoral
Kata “amoral” sebaiknya diartikan sbg “netral dr sudut
moral” atau “tidak mempunyai relevansi etis
Cth. Memeras para pensiunan ad tindakan tdk bermoral
Judul artikel “decision-making in business : amoral?
Tdk mungkin diterjemahkan : apakah keputusan dalam
bisnis tdk bermoral”?
Terjemahan paling tepat “Apakah pengambilan
keputusan dlm bisnis tdk punya relevansi moral?
Etika & Etiket
“Etika” (ethics) = “moral”
“Etiket” (etquette) = sopan santun (arti lain “secarik
kertas yg ditempelkan pd botol/kemasan barang)
Persamaan :
• Menyangkut perilaku manusia
• Mengatur perilaku manusia secara normatif = beri
norma bg perilaku man dan demikian menyatakan
apa yg harus dilakukan/tidak boleh dilakukan
Perbedaan :
1. Etiket = cara perb harus dilakukan = cara yg
diharapkan serta ditentukan dlm kalangan tert
Etika = - beri norma ttg perb itu sendiri
- masalah: apakah perb boleh dilakukan,
ya atau tidak
- norma etis tdk terbatas pd cara perbuatan
dilakukan melainkan menyangkut perb itu
sendiri.
2. Etiket : hanya berlaku dlm pergaulan – tanpa hadir
org lain/saksi mata tidak berlaku
Etika : selalu berlaku, juga kalau tidak ada saksi mata
larangan mencuri, membunuh, memperkosa, mis.
selalu berlaku
3. Etiket : relatif : tak sopan dlm satu kebudayaan, bisa
dianggap sopan dlm kebud lain
Etika : absolut: jangan curi, bohong, bunuh, perkosa =
prinsip2 etika yg tak mudah diberi
dispensasi
4. Etiket : memandang manusia dari segi lahiriah saja
Etika : menyangkut manusia dari segi dalam
“tidak merup kontradiksi ssorang selalu berpegang pd
etiket dan sekaligus munafik. Tetapi orang yg etis
sifatnya tidak mungkin munafik”
Etika sebagai Cabang Filsafat
Moralitas = ciri khas manusia
= fenomena manusiawi yg universal, hanya
pd manusia.
binatang = keharusan alamiah
manusia = keharusan moral
Anjing “tahu” bhw ia tdk boleh masuk rumah = hasil
latihan, jadi akhirnya berasal dari manusia.
Etika : ilmu ttg moralitas, selidiki tingkah laku moral
• Etika Deskriptif
= lukiskan tingkah laku moral dlm arti luas : adat
kebiasaan, anggapan ttg baik-buruk, tindak boleh/
tdk boleh pd individu, kebud, periode sejarah tert.
dsb dan tidak memberi penilaian
Mis. Adat mengayau kepala pd masy primitif, pand.
moral Uni Soviet dulu komunis-Ateis: permisif thd pengg.
kandungan, sementara pornografi mereka sangat ketat
ED : kini dijalankan il2 sos : antrop bud, psik, sos, sej.
ED = Ilmu2 sos = il.peng.empiris, bukan filsafat
Ttp punya hub : filsuf yg praktekkan etika butuh penget
luas & mendalam ttg moralitas dlm berbagai
konteks budaya
• Etika Normatif
Menilai perilaku man yg dibentuk atas dasar norma2
mis. Martabat man harus dihormati (mis.adat
mengayau, prostitusi, jual beli anak : harus ditolak
ED = hanya melukiskan norma2
EN = * Tanya: apa norma2 itu benar / tidak?
* Preskriptif: memerintah, menentukan benar/tdk
tingkah laku/anggapan moral;
beri argumentasi yg bertumpuh pd norma2/
prinsip2 etis yg tak ditawar-tawar.
Tujuan: rumuskan prinsip2 etis yg dapat
dipertjawabk scr rasional dan dapat
digunakan dalam praktek
Etika sbg Filsafat
“refleksi kritis, metodis, sistematis ttg tingkah laku man
Sejauh berkaitan dg norma2 = kr itu etika disebut ilmu
Ttp setiap refleksi kritis … belum tentu ad etika :
Psik & sos juga : ilmu ttg tingkah laku man
= “refleksi ilmiah ttg tingkah laku man dr sudut norma2,
dari sudut baik-buruk
= etika = filsafat dan bukan ilmu empiris = melampaui
taraf konkrit = tanya yg harus/tdk boleh dilakuk
Bdk. Sos = korupsi : banyak dilakukan? Gol mana?
alasan? Mengapa sulit berantas? Dll.
Etika = korupsi : dibenarkan? Argumen pro-
contra? Bisa dipertahankan?
Maka etika lebih dulu selidiki apa dimaksud dg korupsi.
Etika: bahas “yg harus dilakukan” = “Fils.praktis”
“Penget benar tdk otomatis disusul perilaku yg benar”
Ini ajaran terkenal Sokrates: “intelektualisme etis”
= Punya penget ttg yg baik pasti akan lakukan juga,
sedang org yg berbuat jahat melakukannya karena
ketidaktahuan ttg yg baik.
Namun! Penget dlm ttg ilmu etika belum jamin perilaku
etis yg baik. Di sisi lain, kita kenal org2 yg
hampir tdk dapat pendidikan di sekolah, namun
selalu hidup etis dg cara mengagumkan.
Benar juga = penget ttg etika = capai kematangan etis.
perasaan spontan tidak cukup
Studi etika punya kontribusi berarti bg sikap etis yg
tepat biar bukan jaminan.
Etika: bukan resep2 siap pakai
bukan buku petunjuk yg bisa dikonsultasi :
= atasi kesulitan2 moral
“Refleksi ttg tema2 menyangkut perilaku: hati nurani,
kebeb, t.jawab, nilai, norma, hak, kewaj, keutamaan”
Bergerak di bid intelektual ttp obyek langsung
berkaitan dg praktek hidup
Moral & Agama
Agama kandung aj.moral, dipelajari scr kritis, sistematis
dg tetap tinggal dlm konteks agama itu = Teologi Moral
Aj.moral berisi 2 macam aturan:
• macam2 aturan mis.ttg makanan haram, puasa, ibadah
• Aturan2 etis : umum mis.jangan bunuh/dusta/zinah/
curi, dsb = “dekalog” dlm tradisi Yahudi-Kristiani
Fils Moral : pelajari bid moral dr segi fils saja
titik tolak = rasio = argumen2 logis
Teologi : t.tolak : iman = tdk terbuka utk pemeriksaan
rasional.
Kebenaran iman tdk dibuktikan = dipercaya
& diterima kr asal usul ilahi / wahyu
Hadapi masalah2 aktual agama gunakan argumentasi
juga = prinsip2 umum = filosofis juga
Agama dasar moralitas= moral dpt daya ikat dr agama
Penjahat lolos dr hakim manwi ttp tdk lolos dr Tuhan
Sekularisasi : tidak berarti buang etika
Sering mereka amat junjung tinggi etika ttp justru tuduh
k.beragama kr berulangkali agama jadi biang keladi
banyak penindasan, kekerasan, perang, pembunuhan
sepanjang sejarah.
A.n. agama terjadi macam2 kejahatan yg dpt meragukan
mutu etis agama.
Dostoyevski : andai Allah tdk ada, semuanya diperbolehkan
Jean-Paul Sartre tolak : tak benar bahwa bagi org tak
beragama semuanya diperbolehkan
Mengapa? Man btjawab bukan kpd Tuhan, ttp kpd
diri sendiri
Moralitas : urusan antar manusia saja
bukan monopoli org beragama saja
Banyak org anut etika humanistis & sekuler
tanpa hub apa pun dg agama
Dewasa ini perlu etika filosofis utk pecahkan masalah2
Etis atas dasar rasio saja = dek.univ.HAM= dasar :
martabat manusia
Moral & Hukum
• H butuh M: kekaisaran Roma,“quid leges sine
moribus” = kualitas H sbgn ditentukan oleh mutu
moralnya
• M butuh H ttp tdk semua moral harus diundangkan
dlm bentuk peraturan hukum.
• Moral bukan hukum = bisa terjadi konflik
Cth seusai PD II Indo merdeka = Pemb UUD 1945
= alasan etis.
Politik apartheid di Afsel = dipraktekkan atas dasar
hukum = ditolak: alasan etis sesuai ps 1,2 HAM PBB
Hukum & moral harus dibedakan :
• H dikodifikasi = lebih pasti & lebih obyektif
Norma M lebih subyektif, tak tertulis
• H atur tingkah laku lahiriah saja = hanya minta
legalitas : penuhi hukum = baik
tdk penuhi hukum = tidak baik
Niat batin tidak termasuk jangkauan hukum
Moral menyangkut juga sikap batin : org bertingkah
laku baik kalau tdk curi justru kr perb itu buruk.
Penuhi norma2 moral scr lahiriah saja = legalistis
Legalisme : sikap mmnuhi norma2 etis scr lahiriah
saja tanpa melibatkan diri dari dalam
• H utk sebgn besar dpt dipaksakan: langgar H kena
hukuman.
Norma etis tak dpt dipaksakan, kr paksaan hanya
sentuh lahiriah ttp perb2 etis justru berasal dr dlm
• Dasar H : kehendak masy, kehendak negara
Dasar M : norma2 moral yg melebihi individu2 &
masy. Masy dapat rubah H ttp tdk pernah
dapat rubah/batalkan st.norma moral.
Masalah etis tdk bisa diputuskan dg suara terbanyak.
H dpt larang/izinkan main judi ttp dg itu judi sendiri
tidak jadi buruk/baik.
Moral menilai hukum dan tidak sebaliknya.
Simpulan : apa itu “moral”? Perhatikan cth berikut :
• Pak Joko ad dosen yg buruk ttp seorg man yg baik
• Dokter Roby seorg patolog yg super dan mata duitan
Penil I : - hanya baca teks bukunya (Joko)
- sombong (dr. roby)
II : - bantu mhs, jujur, dipercaya, adil (Joko)
- korupsi (dr. roby)
Penil I bukan p. moral = kr menyangkut satu segi
saja dari manusia
Penil II : p. moral = menyangkut man sebagai manusia :
hatinya, watak, sikap, inti kepribadian
Kata “moral” = berhub dg baik-buruk manusia sebagai
manusia.
Bid.moral = bid kehidupan manusia dilihat dari segi
kebaikannya sebagai manusia.
BAB III : AGAMA

• Apa itu Agama?


* Motivasi beragama
* Taat hukum Tuhan - casus
* Peran Agama dalam kehidupan
Pengertian Umum & Khusus Agama
= Ungkapan hub man dg yg Ilahi : Kekuasaan yg Kudus yg dianggap
lebih tinggi dp man, kpd Yg Ilahi itu man tertarik ttp sekaligus
takut. Lebih dp itu man mengalami ketergantungan pd Yg Ilahi.
= Ungkapan man yg beriman kpd Allah melalui Yesus Kristus.
ALLAH : Transenden ALLAH=BAPA : Transenden & Imanen
I * Mahakuasa * Mahakuasa
* Pencipta * Pencipta
* Hakim * PENYELAMAT
MANUSIA : * Terbatas MAN=ANAK : * Terbatas
* Ciptaan * REKAN PENCIPTA
* Berdosa * AHLI WARIS :
keselamatan
Motivasi Beragama
Apakah dasar relasi man – Yg Ilahi ?
Th.Steeman analisa hidup religius org beriman
dewasa ini :
• Faith of Trust
Man alami lobang2 eksistensinya == lari kpd
Allah : tutup lobang2 eksis-nya
• Faith of Commitment
Allah dicari demi Allah sendiri, bukan demi
kepentingan man sdr.
Allah : Pribadi yg layak disembah
Ludwig Feuerbach (1804-1872)
Buku : “Das Wesen des Christentums” (Perihal
Agama Kristen, 1841)
Percaya Allah > keinginan hati man
Man tak bahagia, alami berbagai kekurangan
= bayangkan di luar dirinya,Wujud Sempurna =
Allah. cfr. Kej 1:26: “Man menciptakan Allah
menurut citranya”
KARL MARX (1818-1883)
“Agama : candu rakyat”
= ekspresi kepapaan man == rindu kebahagiaan
abadi dari Allah
= mengalami ketidaktenteraman –
ketidaktenangan dlm kegoncangan hidup
Alienasi religius > alienasi ekonomis
Faktor-faktor pendorong masuk/pindah Agama
Menurut Max Heirich : 4 faktor
• Ahli Teologi : Pengaruh Ilahi
• Ahli Psikol : pembebasan dari tekanan batin kr
pengaruh ling.sosial
• Ahli Pendidikan : situasi pend. (sosialisasi)
• Aneka pengaruh social
- Pergaulan antar pribadi
- Diajak teman akrab masuk kump. sesuai selera.
- Diajak ber-ulang2 masuk/hadiri kebaktian
- Selama cari pegangan baru” dapat anjuran dr
sdr2-nya/teman
- Hub baik dg pemimpin agama tert.
Sifat : “persuasif”
Ada juga pengaruh “koersif” (memaksa)
Pepatah Abd Pert: “Cuius region illius est
religio” (rakyat yg tinggal di wil raja, wajib
peluk agama raja”.
Indo : zaman Keraj Hindu-Buddha-Majapahit :
rakyat ikut “Agama Ageming Ratu”
Raja2 sesudah itu : Agama Islam = Rakyat Islam
Cth. Agama Kristen Protestan mayoritas di Sulut,
Katolik “minoritas”
Makna Agama Dalam Kehidupan

1. Menawarkan Jawaban
* Temukan hidup penuh arti & rasa diteguhkan
Allah utk hadapi gejolak zaman ini.
* Tunjuk btk konkrit hub man-Allah = sarana2
cari makna hidup & tentukan sikap
Ag racun jika tak tolong tangani tantangan hidup
dan alihklan perhat ke janji2 & harapan
dunia baka (candu rakyat, K.Marx)
Lebih jahat lagi jika agama jadi alasan saling
benci dan membunuh
2. Mewartakan keselamatan = inti Wahyu Allah
- dosa – tobat (Gereja)
Agama Yahudi : Hukum keadilan : dosa dihukum
baik - diganjar
Siapa yg dapat harapkan pengampunan?
= Dia yg sudah baik lagi kr bertobat.
Yesus: H.kasih= bukan hukum = “pengampunan”
Bukan tobat & perb dahulu kasih Allah
- Tobat & tindak (Luk 15:11-32;10:5-37;
Mat 20:1-16)
Iman : anugerah bebas Allah man dipanggil
kerjakan kesel itu (Luk 17:19; Ef 2:8-10;
Fil 2:12; Kis 2:47)
Kesel : daya tarik man beriman = usahakan
dunia jasmani – fana jadi persiapan dan
awal kehidupan surgawi yg kekal.
Ubah sikap berusaha : bukan agar diselamatkan,
melainkan ucapan syukur
3. Mewartakan arti hidup
* Hedonisme == “carpe diem”
* Penuh derita == pasrah pada “nasib” (takdir)
* Hidup itu “baik” (Kej 1:1-2:7) karena asal
Ilahinya (1Yoh 4:19)
Fana/sementara == terarah ke “hidup kekal”
(Yoh 15:9-17; Fil 2:5-10; Ef 4:21-23)
4. Mewartakan cara hidup
“nilai2 hidup” hidup bahagia di akhirat
Agama tunjuk Yoh 14:6
a. Kristus itu jalan
- Tobat (Mat 18:3) - Iman (Mrk 16:16)
- Cinta kasih (Mat 22:37-38; 5:44)
- Pengharapan (Luk 6:35)
- Kerendahan hati (Mat 19:16-26; Mrk 10:17-
27; Luk 18:18-27) - Doa dan taat (Mat
26:36-46; Mrk 14:32-42; Luk 22:39-46)
b. Kristus itu kebenaran (Yoh 12:49: ajar & buat
c. Kristus itu kehidupan = mencintai & dicintai
Tuhan; persatuan Allah – man (Yoh 10:10)
“Ikutilah Aku” (Mat 4:19; Mrk 1:17; 2:14; Luk 5:27;
Yoh 1:43; 14:12
Bab IV : Kerukunan Antar Umat Beragama

1. Kerukunan = tugas setiap orang


Rukun = situasi aman dan damai
Tercipta nilai2 spiritual-material ==
hidup lebih tinggi
= Ajaran tiap agama = Tuhan kehendaki kesel
seluruh umat man dlm segala zaman
Tuntutan kerukunan dlm zaman ini tak terelakkan
kr masy modern pluralistic. Kerja sama =
= tantangan nasional/internas ketidakadilan,
terorisme internas, kemiskinan struktural, ling.
hidup, sekularisme, dsb
Dialog Antar Umat Beragama (DAUB)
“langkah menuju rukun & damai”
Dialog – kebutuhan hakiki man sbg makhl sosial
- pergaulan pribadi2 yg saling beri diri &
saling kenal sbgmn adanya
Prinsip psikologi : man normal butuh dialog,
buka diri
Dasar dialog : * keterbukaan
* rela bicara & beri tanggapan
* saling percaya dan beri infor
yg benar
Tujuan dialog : beri infor & nilai2
: bukan soal “menang-kalah”
Psikol sosial : jadi diri sdr dlm jumpa personal
saling sapa = kerja sama
Syarat2dialog umumnya
1. Pribadi dialogal
- Pribadi yg utuh & otentik
- Terbuka
- Disiplin
2. Rintangan2 yg harus diatasi
- Bahasa
- Gambaran keliru ttg org lain
- Nafsu bela diri
2. Toleransi Beragama
Toleransi (Latin “tolerare”) : tahan diri, sabar,
biarkan org berpendapat lain, hati lapang
Sikap toleran : akui kebeb & hak2 asasi.
Konteks agama : toleransi = tata tindak laku
dgnya kita biarkan org lain hidup dan jalankan
agamanya, lakukan kegiatan2 agamanya,
sebarkan pendapat & keyakinan agamanya
yg berbeda atau yg bertentangan.
Macam2 Toleransi :
• Negatif
• Positif
• Ekumenis (Yun ‘oikeo’ : meliputi seluruh
dunia tempat orang berdiam)
Toleransi sejati hormat HN, keyakinan &
keikhlasan sesama
Sikap toleran = dialog dg sikap terbuka – cari
kebenaran, perkaya pengal sdr tanpa
korbankan prinsip yg benar.
Rukun hidup beragama dicapai bila setiap gol
lapang dada dlm sikap & perb
Rukun hidup bersama : “agree in disagreement”
= terima & hormati org lain dlm totalitasnya
3. Pedoman DAUB
DAUB : temu wicara antar dua/lebih pemeluk
agama yg berbeda di mana diadakan pertukaran
nilai & info keagamaan pihak masing2 utk capai
bentuk kerja sama dlm semangat kerukunan.
Pedoman Khusus
1. Dasar pijak sama
• Kepercayaan yg sama akan satu Tuhan.
• Perutusan (mission) yg sama
• Tempat tinggal yg sama
2. Tujuan dialog
bukan : peleburan (fusi) agama2 jadi satu ag.
: sinkretisme = agama baru
: pengakuan pihak lain sbg agama
yang paling benar
: meniadakan perbedaan
dogma harus dihormati
“capai saling pengertian & penghargaan yg
lebih baik antar penganut agama. Lalu susun
rencana kerja sama di bidang karya, bukan
bidang doktriner”
Kode Etik DAUB
• Kesaksian jujur & saling hormat (frankwitness
and mutual respect)
• Prinsip kebeb beragama (pribadi & sosial)
• Prinsip acceptance
• Positive thinking and trustworthy (saling
percaya, hilangkan prasangka (prejudice)
Gambaran dialog AUB sekarang
“Suram” = gambaran ttg agama lain negative
“Serang” = polemis : agama lain ad musuh
Gambaran miring – sikap antipasti
Pand gereja yg baru termuat dlm “Nostra Aetate”
hasil studi historis = muat petunjuk2 resmi &
berwibawa ttg hub gereja dan agama2 non-
kristen
Sikap Gereja thp agama2 bukan Kristen
Dari semua agama man harapkan jawaban atas
teka-teki : siapa man? Makna & tujuan hidup
man? Mana yg baik? Apa itu dosa? Asal derita
& tujuannya? Jalan ke bahagia sejati? Arti maut?
Pengadilan & pembalasan ssd mati? Misteri
terakhir?
Berbagai Agama bukan-kristen
Ger Kat tidak tolak semua yg benar & suci.
Renungkan cara tindak, hidup, kaidah2, ajaran
yg pantulkan sinar kebenaran.
Gereja wajib wartakan Kristus (Yoh 14:6)
Ger dorong umat: akui, pelihara, kembangkan harta
kekay rohani, moral, nilai2 sos-bud agama2 lain,
lewat dialog, kerja sama sambil tetap beri saksi
ttg iman & perilaku kristiani
Agama Islam
Ger hargai U Is = sembah Allahsatu2nya = Sabda
= serah diri kpd Allah seperti
Abraham
U.Is : Tdk akui Y sbg Allah = dihormati sbg Nabi
: Hormat Maria Bundanya yg tetap perawan
: Dambakan hari pengadilan
: Junjung tinggi hidup susila
: Bakti kpd Allah dalam doa, sedekah, puasa
Agama Yahudi
Gereja : terima wahyu PL melalui bangsa ini
: ingat : terima santapan dr akar zaitun
yg baik
: dr bangsa ini lahir pr rasul: dasar &
soko guru Gereja
KS : Yerusalem tidak kenal saat Allah melawat =
banyak org Yahudi tak terima Injil
Ttp menurut Rasul : org Yahudi tetap dicintai
Allah demi leluhur.
KV II : Saling pengertian & penghargaan = lewat
studi KS – teologi – dialog
Ger. : kecam penganiayaan, sesalk kebencian,
unjuk rasa anti-semitisme.
Dasar : cinta kasih keagamaan menurut Injil
Bab V : Peran Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni

Apa kegunaan ilmu bagi kita?


Ilmu telah banyak mengubah dunia
Ilmu selalu merup berkat & penyelamat?
Einstein mengeluh di hadapan mhs California Institute
Of Technology: “Dalam peperangan ilmu menyebabkan
kita saling meracun dan saling menjagal. Dalam
perdamaian dia membikin hidup kita dikejar waktu dan
penuh tak tentu… Mengapa ilmu yg amat indah ini, yg
menghemat kerja dan membikin hidup lebih mudah,
hanya membawa kebahagiaan yg sedikit sekali
kepada kita?
Francis Bacon (Ingg,1561-1626): “knowledge is power”
“kekuasaan” itu : berkat atau malapetaka?
Tergantung pd orang yg menggunakan kekuasaan tsb
Ilmu itu “netral” = tidak kenal sifat baik atau buruk.
Pemilik pengetahuanlah yg harus mengambil sikap
Jalan mana utk manfaatkan kekuasaan besar itu?
= terletak pd “sistem nilai” si pemilik penget tsb
Netralitas ilmu hanya terletak pd dasar epistemologis:
jika hitam katakan hitam, jika putih katakan putih,
tanpa berpihak kpd siapa pun selain kpd kebenaran yg
nyata. Sedangkan scr ontologis & aksiologis ilmuan
harus mampu menilai baik-buruk yg pd hakekatnya
mengharuskan dia menentukan sikap.
Maka ilmuan harus miliki “landasan moral yg kuat”
Maka pendidik, tidak cukup mendidik “ilmuan yg
berotak besar ttp juga harus berjiwa besar”
Hubungan man – alam :
“Knowledge is power” (Bacon) = siapa ingin kuasai
alam semesta, kuasailah ilmu.
Namun bila man kuasai & perlakukan alam tanpa
perhitungkan norma2 etis, terjadilah banyak kerusakan
lingkung hidup yg pd gilirannya mengancam
kelangsungan hidup man.
Hub man – alam : tidak hanya intrinsik, kosmologis, ttp
juga etis epistemologis
“konstitutif” = saling bentuk kr keterikatan kosmologis.
Martin Heidegger (Jerman,1889-1976) : alam ad alat/
sarana (zeug) bg man utk digunakan (zubanden).
Alam tak dipahami lepas dr man – alam peroleh makna
scr lengkap berkaitan dg man. Alam dibudayakan man;
man mengkultivasi dan menghumanisasi alam bersamanya
2 sikap man menghadapi alam :
• Sikap teknokratis (Yun “tekne”, ketrampilan, dan
“krattein”, menguasai)
Alam : obyek penguasaan, sekadar sarana memenuhi
kebutuhan
: tambang kekayaan & energi yg perlu dieks-
ploitasi atau dimanfaatkan. Alam bernilai pd
diri sdr – dipelihara = tak masuk wawasan
teknokratis.
Sikap teknokratis = sikap “merampas & membuang”
• Sikap mendewakan alam : menyerah pd struktur dan
norma alam = man tak mampu bedakan mana obyek
mana subyek; tak mampu kembangk iptek yg bawa
ke arah kemajuan manusia
Man hrs jaga kelestarian alam dlm keseimbangannya yg
bersifat mutlak.
Inilah kewajiban moral semua org apalagi ilmuan
Ilmuan & Moral
Ilmuan – wajib moral terapkan scr bertjawab ilmunya
demi peningkatan kemanusiaan.
Harus punya visi moral : sikap ilmiah = “menguasai scr
berpartisipasi, menggunakan sambil memelihara”.
Man harus tetap kuasai alam/menggunakannya.
Yg perlu berubah : cara penguasaan, cara pemanfaatan
= kuasai sambil menghargai, mencintai, mendukung &
mengembangkan
Dewasa ini mendesak utk renung kembali Kej 1:28 :
“Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas segala binatang yg merayap
di bumi”
- Lepaskan pendekatan teknokratis
- Kembangkan etika tanggungjawab thd keutuhan
seluruh ciptaan
Dua acuan tanggungjawab :
1. Keutuhan biosfer = kelestarian semua proses kehid
yg sedang berlangsung
2. Generasi-generasi yad = mewariskan ekosistem bumi
ini dlm keadaan baik dan utuh
Unsur2 Etika Ling. Baru :
1. Belajar menghormati alam
2. Membatinkan perasaan tanggungjawab khusus thd
lingkungan lokal sendiri.
3. Bertanggungjawab thd keutuhan biosfer
4. Solidaritas dg generasi2 yad
5. Larangan keras merusak, mengotori, meracuni
6. Prinsip proporsionalitas
7. Prinsip pembebanan biaya pada penyebab
Dalam agama Islam dikenal paham : man ad kalifullah,
Ia ad wakil Tuhan di dunia ini = tugas yg diberi Sang
Pencipta kpd man.
Bab VI
Peran Agama, HAM dan Demokrasi

1. Peran Agama
a. Sekularisasi = desakralisasi
Fenomena pudarnya pengaruh agama= “sekularisasi”
tampak di seluruh dunia Eropa, jelas di Eropa Barat
Perkembangan ini tidak sama dg ateisme.
Krisis agama di Eropa Barat menyangkut agama
institusional dg segala struktur resminya, bukan
religiositas pada umumnya.
b. Humanisme
Teolog Don Cupitt : “sakralisasi kehidupan”
= kehid di seberang kematian tak diminati lagi.
yg disakralkan : kehid kini & di sini : diperhatikan
& dimanfaatkan sepenuh-penuhnya
= Isi iman keper tak ditentukan instansi resmi.
Semua org terikat dg nilai2 universal : keadilan,
perikemanusiaan, cinta & keindahan.
Religiositas baru ini tampak sbg humanisme
Bgs Eropa se-olah tak mempraktekkan agamanya di
tempat ibdah, ttp dlm tingkah laku se-hari2 seperti
tolong menolong.
Pertanyaan : lebih penting rajin sembahyang atau hidup
dg baik dlm lingkungan masing2??
Apa artinya agama?
= mendukung & mewujudkan nilai2 moral yg baik
“Apakah gunanya, jika seorg mengatakan bahwa ia
punya iman, padahal ia tdk punya perb?” (Yak 2:14)
Agama hrs berperan sbg “moral force” : sumber nilai2
baik & luhur.
Ironis! Indo bgs paling religius - paling korup.
Ag seakan tak berdaya beri motivasi utk hidup
jujur, adil.
Mengapa byk aksi moral justru jadi anti-manusiawi?
Penertiban tempat maksiat = merusak, menganiaya,dsb
Bgmn mungkin ag bisa destruktif & anti-manusiawi?
Puncaknya: aniaya malah bunuh a.n agama.
Apa itu Hak Asasi?
Hak = man boleh tuntut agar diperlakuan dg cara tert
atau justru tdk diperlakukan dg cara tert
Penting: kemungk tuntut atau ajukan “klaim”
Hak khusus : milik satu org atau bbrapa org thd org lain
atau bbrapa org lain = timbul dr relasi khusus
Mis. Relasi bank – nasabah; majikan – karyawan
Hak umum : milik semua man = HAM
Dasarnya : kemanusiaan / martabat man
Deklarasi HAM 1948 sebut 2 akibat :
• Martabat man sama, maka hak juga sama
• Tak seorgpun dapat kehilangan hak asasinya.
Hak apa saja dimiliki man menurut deklarasi PBB?
• Hak indiv thd negara = civil and political rights =
hak hidup, kebebasan, keamanan pribadi, penolakan
perbudakan, ikut dlm hidup politik, hak milik, hak
menikah, hak berpendapat, hak ikuti hati nurani, hak
beragama, hak berserikat
• Hak sbg anggota masy = economic, social and
cultural rights = hak atas : pekerjaan, pendidikan,
pelayanan kesehatan, ikut dlm kegiatan budaya, dst.
Langgar hak : merendahkan martabat sbg manusia
Pelaksanaan HAM : cara membuat masyarakat lebih
manusiawi
Tugas negara : menjamin pemenuhan hak semua warga
negara
Demokrasi > Yunani “demos” = rakyat, “kratein” =
berkuasa = berkaitan dg kehid bersama dlm masy dan
kehid sbg bangsa.
Demokrasi modern berfungsi berdasarkan perwakilan
Dlm demokr sgl sst ditentukan dg pemungutan suara :
“one man one vote”
Demokr tdk mungkin tanpa loyalitas = sedia terima
kemenangan mayoritas & sedia terima kalah dg sportif
Inti loyalitas : tempatkan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi
Demokr disertai loyalitas, kehid politik lebih aman &
nyaman. Tak perlu takut kritik kr kritik dilatarbelakangi
loyalitas yg bertujuan memperbaiki keadaan bersama.
Oposisi dpt berfungsi dlm rangka loyalitas.
Ancaman terbesar bagi pelaks demokr = peranan uang
Dalam sistem demokr kehendak mayoritas rakyat
menentukan = jangan2 yg berkuasa ad jumlh uang terbanyak
Benar : tidak ada demokrasi tanpa uang. Ttp kebalikan-
nya juga benar : tidak ada uang tanpa demokrasi
Hidup bernegara demokr : cara terbaik bangun ekonomi
yg sehat
Transparansi : semacam “tes lakmus” utk kualitas etis
setiap perb
Dlm tiap sistem manajemen, transparansi menjadi
dorongan kuat utk berlaku etis
Dlm konteks pemerintahan, transp terkait erat dg
“akuntabilitas” = pejabat urus kepentingan masy, maka
hrs pertjawabkan kpd masy pula
Hal ini disebut “public accountability”
Pengawasan ketat – efisien atas pelaks kebijakan
pemerintah : tugas pokok wakil2 rakyat yg dipilih scr
demokratis.
Bab VII
Budaya Akademik, Ethos Kerja, Sikap terbuka dan Adil

1. Budaya Akademik
- Disiplin
- Rasional - Tjawab
- Jujur - rajin
- Tabah – kerja keras karakter yg
- Integritas intelektual, moral, religius baik
- Kreatif – inisiatif - inovatif
- Kerja sama
2. Etos Kerja
“ethos” (Yunani) = ciri2, pandangan, kepercayaan yg
menandai suatu kelompok.
Concise Oxford Dictionary(1974), ethos =
“characteristic spirit of community, people or system,
suasana khas yg menandai suatu kelompok, bangsa
atau sistem”. Cth. Ethos kerja, ethos profesi
mis. Ethos profesi kedokteran = nilai2 luhur & sifat2
baik yg terkandung dalam profesi medis.
Ethos profesi kedok ini termuat dalam Kode Etik Kedok
Etos berhub erat dg sikap moral = kemutlakan sikap
yg wajib diambil thd sst.
Perbedaan :
“sikap moral” : orientasi pd norma2 yg hrs diikuti.
“ethos” : sikap yg sudah mantap & “biasa”
Istilah “ethos” ungkap: semangat dan sikap batin
tetap seseorg atau sekelompok org sejauh di dlamnya
termuat tekanan2 moral dan nilai2 moral tertentu.
“ethos” menggambarkan sikap mental yg ada = sikap
yg diambil berdasarkan tjawab moral.
Pertanyaan : ethos kerja yg mana?
Gunnar Myrdal, dalam Asian Drama, sebut 13 sikap:
efisiensi, kerajinan, tepat waktu, kesederhanaan,
kejujuran 100%, ikuti rasio dlm ambil keput & tind.,
sedia berubah, gesit menggunakan kesempatan,
kerja energetis, bersandar pd kekuatan sdr, mau kerja
sama, kesediaan memandang jauh ke depan.
Ethos kerja dalam sila ke-5 Pancasila (P4) : perpaduan
keutamaan2 sosial dg unsur2 yg disebut Myrdal : sikap adil
thd sesama, hak & wajib seimbang, hormat hak org lain,
suka tolong agar yg ditolong bisa berdiri sdr, memakai milik
sdr tdk utk memeras, diboros, hidup gaya mewah; kerja
keras dan menghargai hasil karya org lain.
Sikap2 ini perlu bila pembangunan mau berhasil.
Bgmn ethos kerja rakyat banyak yg sederhana? Imbalan
kerja rendah! Tak pernah lepas dr cengkeraman
kekhawatiran akan hari esok.
Ethos kerja biasa diserukan kaum elite kr menguasai
sarana intelektual dan fisik.
Betulkah rakyat tdak punya ethos kerja memuaskan?
Apa ini masalah mentalitas atau masalah keadaan di
mana mereka harus bekerja??
Ethos kerja asli Indonesia?
“kerja keras, efisiensi kerja, menyelesaikan pekerjaan
dg tuntas, sederhana, jujur, rajin dan dapat dipercaya,
saling menolong, kerja sama (masy sederhana); model
Petani sejati: rajin, tenang, konservatif, curiga dulu thd
yg baru namun sedia terima bila terbukti unggul, ulet
dan tabah, tak patah semangat, jujur, terus terang dg hati
yg halus.
Zaman dahulu, pekerjaan satu dg perayaan pesta dan
ritus keagamaan.
“Pekerjaan” (Melayu) = baik pekerjaan maupun pesta
Kerja di sawah dulu dihayati sbg tindakan berdimensi
religius dan disertai pelbagai perayaan.
Pekerjaan tdk terasing dr keseluruhan hidup man dan
man tdk terasing di dalamnya.
Herbert Marcuse : pekerjaan menjadi permainan.
Man Indo sudah lama memiliki sikap2 kerja yg tidak
hanya menghasilkan se-banyak2nya, ttp sungguh2
manusiawi. Pekerjaan macam itu dapat mempesonakan
Ethos kerja tak perlu diindoktrinasi = sudah lama
dimiliki man Indo justru oleh org sederhana.
Hanya etos itu tidak diberi kesempatan kr sering tenaga
kerjanya dihisap, dihargai rendah, dianggap bodoh dan
atas dasar itu didekati scr paternalistik dan otoriter
Etos kerja bukan masalah org kecil yg bekerja, asal ia
dihargai sbg manusia, ia akan bekerja dg rajin, teliti,
setia dan inovatif.
Yg korupsi kualitas moral man : struktur2 kekuasaan
yg eksplosif di mana org hanya dapat maju asal
“ikut main”.
Butuh: ethos tjawab elite, ethos rendah hati dan tahu
diri = hormat otonomi tiap insan dlm masy
termasuk “orang kecil” dan rasa malu thd
perbedaan2 sosial yg mencolok
Bdk. Dalam perang Bharatayuda, para Pandawa paling
mencolok sbg pahlawan kemenangan.
Ttp mereka hanya bisa menang kr diantar Semar &
anak2nya. Para Pandawa pun menyadari hal ini.
Maka mereka menghormati Semar dan mengikuti
nasehatnya.
Ethos kerja dan masalah kepemimpinan
Ethos kerja = tanggungjawab
Fungsi ajaran formal : tunjang kesediaan dasar utk
bertanggungjawab
Pembinaan moral tidak melalui wejangan/penataran
= dari atas bersifat “counter-productive” (pembinaan
bukan membangkitkan tjawab moral, ttp hanya
menyebarluaskan kemunafikan.
3 syarat mengembangkan ethos baru :
a. Ciptakan kondisi2 obyektif yg tunjang etos positif
b. Harus ada kepemimpinan yg memadai
c. Ciptakan kondisi2 sistemis yg menghukum kelakuan
yg nyeleweng & ganjar kelakuan yg sesuai ethos kerja
Syarat2 obyektif :
1. Lingkungan dukung etos kerja yg diharapkan.
2. Ethos kerja juga tergantung dr imbalan atas kerjanya.
Bgmn meningkatkan ethos kerja yg sudah ada?
a. pemimpin “panutan” dalam hal “konsistensi” &
“integritas” pribadi.
“Konsistensi”: laksanakan jabatan sesuai tuntutan etos
kerja yg diharapkan.
“Integritas pribadi” : masalah dasar pembangunan
bukan ethos kerja masy/pegawai, melainkan mutu
kepemimpinan di semua tingkat kehid masy.
Pemimpin : jujur, terbuka, rendah hati, adil,
dedikasi tinggi, bebas pamrih, tjawab,
orientasi prestasi & pelayanan,
dipercaya, sedia memimpin & dahulu
dlm hal pengorbanan
“Maka etos kerja yg dipimpin dg sendirinya terangkat”
b. Terbuka bagi kontrol
“Kekuasaan yg tidak terkontrol menjadi “korup”

3. Sikap Terbuka
Keterbukaan : tolok ukur menilai etis tidaknya
perb ssorg.
Tingkah laku tidak etis sangat menakuti keterbukaan
Dilakukan saat tidak ada saksi mata seperti curi, tipu,
pembunuhan, pemerkosaan, hub seks di luar nikah,
korupsi, dst
Org beragama pun akui keterbukaan sbg ciri khas
perilaku etis = Tuhan sendiri saksinya = Hati nurani
Agama2 : Tuhan ad Hakim Tertinggi & Mahaadil
Kitab Suci : tjawab terakhir man diberikan kpd Tuhan
“Dan tidk ada suatu makhluk pun yg tersembunyi
di hadapan-Nya, sebab segala sst telanjang dan
terbuka di depan mata Dia, yg kpd-Nya kita harus
memberikan pertanggungjawaban” (Ibr 4:13)
Demokrasi – keterbukaan = akuntabilitas
Sidang Istimewa MPR 1998, Tap No.XI/MPR/1998:
(1) Penyelenggara negara pd lembaga2 eksekutif, leg-if,
dan yudikatif hrs melaksanakan fungsi dan tugasnya
dg baik & bertjawab kpd masy, bangsa dan negara.
(2) Utk mejalankan fungsi dan tugas tsb, penyelenggara
negara harus jujur, adil, terbuka dan terpercaya serta
mampu membebaskan diri dr praktek KKN
4. Keadilan
“Ombudsman” : sebuah institusi modern yg terbukti
ampuh dlm mewujudkan keadilan.
Konon “ombudsman”, kata Swedia = “wasit”
1809 UUD Swedia kenal lembaga ombudsman, yg
diangkat DPR.
“Ombudsman” : seorg fungsionaris yg menjamin
perlindungan hak2 warga negara, di samping
perlindungan yg sudah diberikan melalui jalur
hukum yg resmi
Omb tdk berkuasa ambil keputusan – ia hanya memberi
advis kpd instansi negara yg relevan ttg cara selesaikan
masalah.
Kunci sukses = tidak memihak – pendapatnya obyektif
Negara2 yg sdh miliki ombudsman: Finlandia (1919),
Denmark (1953), Norwegia (1962), Prancis, Jerman,
Israel, Selandia Baru, Belanda.
Pikiran di belakangnya :
Masy modern semakin kompleks, dan tidak semua
masalah bisa diselesaikan melalui jalur hukum & tuntut
di pengadilan tdk selalu merup jalan yg tepat.
Ombudsman : upaya mencari jalan keluar dr kesulitan2
yg dihadapi negara.
Ia bekerja independent thd pemerintah atau DPR; punya
kuasa luas dlm mengadakan pemeriksaan.
Ia terikat wajib rahasia
TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai