Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN JIWA I

Disusun Oleh
Mega Triana Putri (171030100244)
Meilinda (171030100245)
Rizky Chinaldy (171030100226)

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA, TANGERANG SELATAN

Program Studi S1 Keperawatan

2019
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO BUNUH DIRI

I. KASUS (MASALAH UTAMA)

Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaulatan psikiatri
karena merupakan prilaku untuk mengakhiri kehidepannya. Beberapa
alasan individu mengakhiri kehidupan adalah kegagalan beradaptasi,
sehingga tidak dapat menghadapi stress, perasaan terisolasi, dapat terjadi
karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan
yang berarti, perasaan marah, bunuh diri dapat merupakan hukuman bagi
diri sendiri, cara untuk mengakhiri keputusan. (stuart 2006).
Resiko bunuh diri dapat diartikan sebagai resiko individu untuk
menyakiti diri sendiri, mencederai diri serta mangancam jiwa. (Nanda
2012).

Dalam encyclopedia Britannica, bunuh diri didefinisikan sebagai


usaha seseorang untuk mengakiri hidupnya dengan suka rela atau sengaja.
Kata suicide berasal dari kata lain sui yang berarti diri (self), dan kata
caedere yang berarti membunuh (to kill) (Husain, 2005:6).

Sedangkan menurut aliran human behavior, bunuh diri ialah bentuk


pelarian parah dari dunia nyata, atau lari dari situasi yang tidak bias
ditolerir, atau merupakan bentuk regresi ingin kembali ke keadaan nikmat,
nyaman dan tentram (kartono, 2004:143)
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. FAKTOR PREDPOSISI

Adapun factor yang mempengaruhi terjadinya bunuh diri


(stuart 2006), factor ini meliputi Diagnosis psikiatri: tiga gangguan
jiwa yang membuat klien beresiko untuk bunuh diri yaitu
gangguan alam perasaan, penyalah guanaan obat, dan skizofrenia.
Sifat kpribadian: tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan
peningkatan resiko bunuh diri adalah rasa bermusuhan, impulsive
dan depresi. Lingkungan psikososial: baru mengalami kehilangan,
perpisahan atau perceraian, kehilangan yang dini, dan
berkorangnya dukungan social merupakan factor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri. Biologis: beberapa peneliti
percaya bahwa ada gangguan pada level serotonin diotak, dimana
serotonin diasosiasikan dengan prilaku agresif dan kecemasan,
untuk saat ini belum ada factor biologis yang ditemukan
berhubungan secara langsung dengan prilaku bunuh diri.
Psikologis: secara psikologis individu yang beresiko melakukan
bunuh diri mengidentifikasi derinya dengan orang yang hilang
tersebut, meskipun individu mengidentifikasikan dirinya dengan
objek kasih saying, perasaan marah dan harapan untuk
menghukum juga ditenjukan pada diri, oleh karna itu prilaku
destruktif itu terjadi. Sosiokultural: prilaku bunuh diri sebagai hasi
dari hubungan individu dengan masyarakatnya yang menekankan
apakah individu terintegrasi dan teratur.

B. FAKTOR PRESIPITASI
Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa
kejadian yang memalukan, seperti masalah interpersonal,
dipermalukan di depan umum,kehilangan pekerjaan, atau ancaman
pengurungan. Selain itu, mengetahui seseorang yang mencoba atau
melakukan bunuh diri atau terpengaruh media untuk bunuh diri,
juga membuat individu semakin rentan untukmelakukan perilaku
bunuh diri.
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah
perasaan terisolasi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti, kegagalan beradaptasi sehingga
tidak dapat menghadapi stres, perasaan marah/bermusuhan dan
bunuh diri sebagai hukuman pada diri sendiri, serta cara utuk
mengakhiri keputusasaan.

C. JENIS BUNUH DIRI


Menurut Durkheim bunuh diri terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
1) Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan
faktor dalam diri seseorang seperti putus cinta atau putus
harapan.
2) Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan
dengan kehormatan seseorang ketika gagal dalam melaksanakan
tugasnya.
3) Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang
didasari oleh faktor lingkungan yang penuh tekanan (stressful)
sehingga mendorong seseorang untuk bunuh diri.

Bunuh diri yang merupakan tindakan secara sadar dilakukan


oleh klien untuk mengakhiri kehidupannya. Bedasarkan
besarnya kemungkinan klien melakukan bunuh diri, ada tiga
macam prlaku bunuh diri yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Isyarat bunuh diri
Isyarat bunuh diri ditunjukan dengan berprilaku secara
ltidak langsung ingin bunuh diri, misalnya dengan
mengatakan : “ Tolong jaga anak- anak karna saya akan
pergi jauh!” atau “ segala sesuatu akan lebih baik tanpa
saya.” Pada kondisi ini klien mungkin sudah memiliki
ide untuk mengakhiri hidupnya, namun tidak disertai
ancaman dan percobaan bunuh diri. Klien umumnya
mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/ sedih/
marah/ putus asa/ tidak berdaya. Klien juga
mengungkapkan hal-hal negative tentang dirinya
sendiri.
2. Ancama bunuh diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien,
berisi keinginan untuk mati disertai dengan rencana
untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif klien
sudah memikirkan bunuh diri, namun tidak disertai
percobaan bunuh diri. Walaupun dalam kondisi ini
klien belum pernah mencoba bunuh diri, pengawasan
ketat harus dilaksanakan. Kesempatan sedikit saja dapat
dimanfaatkan klien untuk melakukan rencana bunuh
dirinya .
3. Percobaan bunuh dirii
Percibaan bunuh diri merupakan tindakan klien
mencederai atau melakukan diri untuk mengakhiri
kehidupannya. Pada kondisi ini, klien aktif mencoba
bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun,
memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat
yang tinggi.

D. TAHAP- TAHAP TERJADINYA RESIKO BUNUH DIRI


1. SUICIDAL IDEATION
Sebuah metode yang digunakan tanpa melakukan aksi atau
tindakan, bahkan klien pada tahap ini tidak akan
mengungkapkan idenya apabila tidak di tekan.
2. SUICIDAL INTENT
Pada tahap ini klien mulai berfikir dan sudah melakukan
perencenaan yang kongkrit untuk melakukan bunuh diri.
3. SUICIDAL THREAT
Pada tahap iniklien mengekspresikan adanya kegiatan dan
hasrat yang dalam bahkan ancaman untuk mengakhiri
hidupnya.
4. SUICIDAL GESTURE
Pada tahap ini klien menunjukan prilaku destruktif yang
diharapkan pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya
mengancamkehidupannya, tetapi sudah pada percobaan
untuk melakukan bunuh diri
5. SUICIDAL ATTEMPT
Pada tahap ini prilaku destruktif klien yang mempunyai
indikasi individu ingin mati dan tidak mau diselamatkan,
initialnya meminum obat yang mematikan.

E. RENTANG RESPON
Rentang sehat sakit dapat dipakai untuk mengabarkan
respon adaptif sampai respon maladaptif pada bunuh diri.
Respon adaktif Respon maladaktif

Peningkatan Beresiko Destruktif diri Pencedaraan bununuh


diri Destruktif tidak langsung diri Diri

Keterangan :
a. Peningkatan diri: seseorang dapat meningkatkan proteksi atau
pertahan diri secara wajar terhadap situasional yang
membutuhkan pertahan diri.
b. Beresiko Destruktif: seorang memiliki kecendrungan atau
beresiko mengalami prilaku destruktif atau menyalahkan diri
sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahan
diri, seperti seseorang patah semangat bekerja ketika dirinya
dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal dirinya sudah
melakukan pekerjaan secara optimal.
c. Destruktif diri tidak langsung: seseorang telah mengambil
sikap yang kurang tepat terhadap situasi yang membutuhkan
dirinya untuk mempertahankan diri.
d. Pencederaan diri: seseorang telah melakukan percobaan bunuh
diri atau pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap
situasi yang ada.
e. Bunuh diri: seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri
sampai nyawanya hilang.

F. MEKANISME KOPING
Stuart (2006) mengungkapkan bahwa mekanisme pertahanan ego
yang berhubungan dengan perilaku destruktif diri tidak langsung
adalah penyangkalan, rasionalisasi, intelektualisasi, dan regresi.

III. POHON MASALAH


A. POHON MASALAH

Resiko Bunuh Diri

Harga Diri Rendah

Keputusasaan
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU
DIKAJI
RESIKO BUNUH DIRI :
DS : klien mencoba bunuh diri, klien mengatakan dirinya sudah tidak
berguna lagi.
DO : klien suka menyendiri dan murung, klien tampak lusuh

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Resiko Bunuh Diri

V. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Perilaku Risiko Tujuan Umum:
Bunuh Diri Klien tidak akan membahayakan
dirinya sendiri secara fisik.
Tujuan Khusus :
Bina hubungan saling percaya
1. Setelah dilakukan ..... X Bila sudah terbina
dengan menggunakan prinsip
hubungan saling
pertemuan klien dapat
membina hubungan saling
komunikasi terapeutik : percaya diharapkan
-Sapa klien dg ramah baik klien dapat kooperatif ,
percaya.
sehingga pelaksanaan
verbal dan non verbal
Kriteria hasil: asuhan keperawatan
-Perkenalkan nama, nama dapat berjalan dengan
- Klien menjawab salam dari
panggilan dan tujuan perawat baik.
perawat.
berkenalan
- Klien menjawab pertanyaan
-Tanyakan nama lengkap dan
dari perawat.
nama panggilan yang disukai
- Klien dapat
klien
mempertahankan kontak
-Ciptakan lingkungan yang
mata terhadap perawat.
tenang
- Klien dapat menyebutkan
-Buat kontrak yg
nama perawat
-Jelas [topik, waktu, tempat]
- Klien dapat mengungkapkan
-Tunjukkan sikap jujur dan
perasaan tentang masalah
menepati janji setiap kali
yang dihadapi
interaksi
-Tunjukkan sikap empati dan
menerima apa adanya
-Beri perhatian pada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar
klien
-Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
-Dengarkan dengan penuh
perhatian ekspresi perasaan
klien

2. Setelah ....x pertemuan, klien -Observasi dengan ketat


tidak akan melakukan -Pindahkan benda yang -Prioritas tertinggi yang
diberikan pada aktivitas
aktivitas yang mencederai berbahaya penyelamatan hidup pasien
dirinya. -Siapkan lingkungan yang
-Perilaku pasien harus
Dengan kriteria: aman diawasi sampai kendali diri
Klien dapat mengurangi -Berikan kebutuhan fisiologik memadai untuk keamanan.
ancaman terhadap integritas dasar
fisik atau sistem diri klien -Kontrak untuk keamanan jika
dalam sifat, jumlah, asal,atau tepat
waktu. -Pantau pengobatan

3. Setelah ... X pertemuan, klien -Identifikasi kekuatan klien


akan mengidentifikasikan -Ajak klien untuk berperan
Perilaku bunuh diri
aspek-aspek positif yang adaserta dalam aktifitas yg mencerminkan depresi
pada dirinya. disukai dan dapat yang mendasar dan
Dengan kriteria: terkait dengan harga
dilakukannya
diri rendah serta
Klien dapat menyebutkan -Dukung kebersihan diri dan
kemarahan terhadap diri
aspek positif yang dimiliki keinginan untuk berhias sendiri.
klien, keluarga -Tingkatkan hubungan
interpersonal yang sehat

4. Setelah .....X pertemuan, klien -Permudah kesadaran,


akan mengimplementasikan Mekanisme koping
penamaan dan ekspresi
dua respons protektif diri perasaan maladaptif harus
yang adaptif. -Bantu pasien mengenal dirubah dengan yang
Dengan kriteria : mekanisme koping yang tidak
sehat untuk mengatasi
Klien dapat menyebutkan , sesuai
stress dan ansietas.
mengimplementasikan dan -Identifikasi alternatif cara
mekanisme koping adaptif koping
yang efektif bagi diri sendiri -Beri pujian untuk perilaku
guna mencegah perilaku koping yang sehat
mencederai diri sendiri
secara fisik.

5. Setelah ... X pertemuan, klien


Harga
-Bantu orang terdekat untuk
diri rendah
menyebabkan isolasi
akan mengidenti dua sumber berkomunikasi secara
sosial dan depresi,
dukungan sosial yang konstruktif dengan klien mencetuskan perilaku
bermanfaat. -Tingkatkan hubungan destruktif terhadap diri
Dengan Kriteria: keluarga yang sehat
sendiri.
Klien dapat menyebutkan dua -Identifikasi sumber
sember dukungan sosial yang komunitas yang relevan
bermanfaat guna mencegah -Prakarsai rujukan untuk
perilakumencederai diri menggunakan sumber
sendiri. komunitas

6. Setelah ....X pertemuan, klien -Libatkan klien dan orang Pemahaman dan peran
akan mampu menguraikan terdekat dalam perencanaan
serta dalam perencanaan
rencana pengobatan dan asuhan
pelayanan kesehatan
rasionalnya. -Jelaskan karakteristik dari
Dengan kriteria: meningkatkan kepatuhan.
kebutuhan pelayanan yang
- Klien dapat telah diidentifikasi, diagnosa
menggunakan obat medik, dan rekomendasi
dengan benar baik tindakan dan medikasi
jumlah, jenis, waktu dan -Dapatkan respons terhadap
dosis obat, serta rencana asuhan keperawatan
manfaatnya -Modifikasi rencana
- Obat diminum sesuai berdasarkan umpan balik
aturan pasien
- Klien mengungkapkan
perasaannya selama
minum obat
STRATEGI PELAKSANAAN

Pertemuan / sp : 1 Nama klien : Tn.k


Hari / tgl : selasa, 7-5-2019 Ruangan : Mawar

A. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS : klien mengatakan hidupnya sudah tidak berguna lagi, dan
mencoba bunuh diri dengan meminum pembersih lantai
DO : klien tampak lusuh dan suka menyendiri
2. Diagnose Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan khusus Tindakan Keperawatan:
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK 2: klien dapat terlindung dari prilaku bunuh diri
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan yang dilakukan perawat dengan resiko bunuh diri
meliputi:
a. membina hubungan saling percaya
b. melindungi klien dari perilaku bunuh diri
c. modifikasi lingkungan klien:
- jauhkan dari benda yang dapat digunakan untuk bunuh diri

- tempatkan klien ditempat yang nyaman dan mudah terlihat


oleh perawat

d. awasi klien secara ketat setiap saat

e. mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri

f. masukan dalam jadwal kegiatan klien


B. Proses komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan

 ORIENTASI
a. Salam terapeutik
Selamat pagi bapak, perkenalkan nama saya perawat Mega
saya mahasiswa dari Stikes WIDYA DHARMA HUSADA
kota tangerang selatan. Kalau boleh tau nama bapak siapa?
Bapak biasa di panggil siapa?
b. Evaluasi/Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana tidurnya
semalam pak?
c. Kontrak
 Topic: bapak bagaimana kalau kita bicara mengenai apa
yang bapa rasakan selama ini?
 Tempat: kita bisa bicara dimana pak? Bagaimana kalau kita
bicara di ruang tamu?
 Waktu: Bagaimana kalau kita bicara sekarang pak? Bapak
bisa? Paling lama 15 menit pak.

 KERJA
“Bagaimana perasaan bapak setelah mengalami kejadian ini?
“Apakah dengan kegagalan yang bapak alami ini bapak merasa
paling menderita didunia ini?
“Apakah bapak masih merasa bersalah atau mempersalahkan diri
sendiri?
“Maaf pak kalau boleh saya tau kenapa bapak ingin mengakhiri
hidup?
“ Padahal bapakkan masih terbilang muda.
Jika iya, bapak menggunakan cara apa?
“Apakah bapak tidak takut mati?
“Jika bapak masih ada rasa takut,kenapa bapak tidak mencoba
melawan keinginan tersebut?
“Apakah bapak sedah mempunyai seorang anak?
“apa yang akan bapak lakukan kalau keinginan bunuh diri
muncul?”.
Bapak kalo boleh saya menyarankan, bapak bias menceritakan
masalah bapa kepada orang yang bisa bapa percaya,saya juga bias
mendengarkan cerita bapak, saya akan menemani bapak. Masih
ada banyak cara lain untuk memecahkan masalah, bukan dengan
cara mengakiri kehidupan, saya yakin bapak adalah orang yang
kuat dan bisa menjadi seorang bapak yang baik untuk anak bapak
nantinya, dan saya juga yakin sekali kalau anak bapa nanti menjadi
anak yang berbakti kepada orang tua. Bila keinginan bunuh diri
tersebut muncul, bapak bisa melawannya dengan mencoba selalu
berfikir positif.
Bapak bisa menceritakan masalah bapak kepada orang yang
dipercaya termasuk para perawat disini, kami akan menemani bapa
terus, jadi perawat disini setia menemani bapa kapan pun.
“Saya percaya bapa adalah orang kuat dan dapat mengatasi
masalah”

 TERMINASI
a. Evaluasi respon klien
 Data subyektif
“bagaimana perasaan bapak setelah bercerita dengan saya?”
 Data objektif
Pasien dapat mengungkapkan persaannya dan menerapkan
cara untuk mengalihkan keinginan bunuh diri yang sering
muncul meskipun rasa takut pasien terulang kembali, klien
tampak sedih ketika melihat di sekitar taman, namun klien
tampak lebih tenang ketika berada di ruang tamu.
b. Rencana tindak lanjut
“baik bapak, bagaimana kalau nanti kita bercerita kembali
mengenai pengalaman bapa yang menyenangkan dan keinginan
yang bapak sukai?
c. Kontrak akan Datang
-. Topic: “baiklah bapak, saya rasa cukup perbincangan kita
pada pertemuan kali ini. Saya senang sekali bias berbincang-
bincang dengan bapak, bagai mana kalau nanti kita lanjutkan
untuk berbicara mengenai aktivitas bapak.
- waktu: “menurut bapak, enaknya jam berapa? Bagai mana
kalau nanti sore jam 15:00 saya temani bapak berjalan-jalan
sambil berbincang-binvang?”.
- Tempat: “bagaimana kalau ditaman? Terimakasih bapak
sudah mau berbagi cerita dengan saya”.
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama: TN.K
Ruang: Mawar

Tanggal Kegiatan
No Jam Kegiatan Ket
1 05.00-06.00
2 06.00-07.00
Memodifikasi 07-05- B
3 07.00-08.00
lingkungan 2019
4 08.00-09.00
5 09.00-10.00
6 10.00-11.00
7 11.00-12.00
8 12.00-13.00
9 13.00-14.00
10 14.00-15.00
Memodifikasi 07-05- M
11 15.00-16.00
lingkungan 2019
12 16.00-17.00
13 17.00-18.00
14 18.00-19.00
15 19.00-20.00
16 20.00-21.00
17 21.00-22.00
18 22.00-23.00
19 23.00-24.00
20 24.00-01.00
21 01.00-02.00
22 02.00-03.00
23 03.00-04.00
24 04.00-05.00

KETERANGAN :
Isi kolom tanggal kegiatan dengan :
M : Jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain
B : Jika melakukan dengan bantuan orang lain
T : Jika tergantung penuh pada orang lain
Tuliskan di kolom keterangan jika melakukan atau dengan bantuan serta
kendalanya

Anda mungkin juga menyukai