Anda di halaman 1dari 8

31

BAB II
ANALISIS KASUS

Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak malam hari ± 6 jam
SMRS. Keluhan sesak napas dirasakan seperti dada tertekan, memberat perlahan-
lahan, terus-menerus, tidak memberat dengan beraktivitas dan tidak disertai nyeri
dada ataupun nyeri ulu hati. Pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek sejak ± 3
hari SMRS. Batuk dirasakan terus-menerus dan berdahak kuning kental. Pasien
juga demam selama ± 3 hari SMRS. Demam dirasakan tidak terlalu tinggi dan
naik turun. Demam turun dengan pemberian parasetamol. Keluhan menggigil dan
berkeringat malam disangkal. Pasien muntah ± 2 kali ketika batuk terlalu kuat.
Nafsu makan pasien menurun. Pasien tidak ada nyeri menelan. BAB pasien dalam
batas normal. BAK pasien dalam batas normal. Pasien sudah minum obat
ambroxol, antibiotik dan parasetamol dari puskesmas namun keluhan tidak
membaik. Pasien tidak rutin meminum obat kontrol asmanya. Pasien memiliki
riwayat asma sejak ± 4 tahun. Ayah pasien juga memiliki riwayat asma sejak
kecil.
Sesak napas dapat disebabkan oleh beberapa etiologi. Sesak napas dapat
disebabkan oleh gangguan fungsi paru, jantung ataupun sebab organik maupun
anorganik lainnya. Tatalaksana sesak napas yang pertama adalah dengan
pemberian O2. Namun, perbaikan keadaan juga tergantung dari masing-masing
etiologi tersebut.
Pada pasien ini, ditemukan keluhan sesak napas yang dirasakan memberat
perlahan-lahan dan terus-menerus sejak malam hari. Keluhan sesak disertai
retraksi suprasternal dan suara wheezing di kedua lapang paru. Keluhan juga
disertai batuk dan pilek sejak ± 3 hari SMRS. Pasien memiliki riwayat asma sejak
usia 4 tahun dengan riwayat serangan terakhir 2 minggu SMRS. Pasien juga tidak
rutin meminum obat kontrol asmanya.
32

Tabel 1. Diagnosis Banding Batuk dan Wheezing pada Bayi dan Anak

Berdasarkan tabel di atas, asma merupakan salah satu diagnosa traktus


respirasi bagian bawah pada bayi dan anak dengan batuk dan wheezing.
33

Tabel 2. Faktor Resiko Asma

Asma pada pasien ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor resiko
asma antara lain adalah alergi, riwayat asma pada keluarga, infeksi saluran napas
bawah, paparan asap rokok, dan jenis kelamin laki-laki lebih beresiko daripada
jenis kelamin perempuan. Pada pasien ini, faktor resiko yang diketahui adalah
riwayat asma pada keluarga, infeksi saluran napas bawah, dan jenis kelamin laki-
laki.
34

Gambar 1. Etiologi dan Patogenesis Asma

Etiologi dan patogenesis asma sendiri merupakan kombinasi dari faktor


lingkungan dan faktor genetik yang sudah terbentuk sejak lahir. Sejak lahir sistem
imun manusia sudah terbentuk, berkembang dan merespon terhadap paparan
lingkungan yang ada di sekitar kita. Mikroba yang masuk lewat saluran napas,
alergen yang terhirup, dan racun-racun yang dapat merusak saluran napas bagian
bawah menyebabkan timbulnya proses patogenesis penyakit. Sistem imun yang
menyimpang dan respon perbaikan terhadap kerusakan saluran napas
menimbulkan penyakit yang menetap.
35

Tabel 3. Evaluasi Keparahan Eksaserbasi Asma dalam Keadaan Emergensi

Pada pasien ini, tingkat keparahan eksaserbasi asma termasuk dalam


tingkat keparahan yang berat, karena sesak dirasakan meskipun pasien sedang
dalam keadaan istirahat, sulit bicara, hanya mampu mengucapkan huruf demi
huruf, dan pasien dalam keadaan gelisah. Frekuensi napas pasien juga lebih dari
30 kali per menit, terdapat retraksi suprasternal dan wheezing pada kedua lapang
paru. Pemeriksaan saturasi oksigen juga menunjukkan nilai di bawah 90%.
36

Tabel 4. Menilai Kontrol Asma dan Menyesuaikan Terapi pada Anak


37

Pasien ini termasuk dalam klasifikasi pasien dengan asma yang tidak
terkontrol dengan baik. Pasien mengalami gejala asma lebih dari 2 hari dalam
seminggu. Serangan asma pada malam hari dialami beberapa kali dalam sebulan.
Pasien juga jarang minum obat kontrol karena pasien hanya mengambil obat di
puskesmas seminggu sekali dan obat yang diambil hanya untuk 3 hari. Pasien juga
mengambil ke puskesmas jika keluhan dirasa mengganggu aktivitas. Pasien ini
juga memerlukan oral sistemik kortikosteroid karena mengalami eksaserbasi ≥ 2
kali per tahun.
Usulan pemeriksaan fungsi paru pada pasien asma berguna untuk menilai
ada tidaknya abnormalitas pada fungsi paru penderita.
38

DAFTAR PUSTAKA
1. Son MBF, Newburger JW. Childhood Asthma. Dalam: Kliegman RM, et
al. Nelson Textbook of Pediatrics 19th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.
2011.
2. Papadopoulos NG. International Consensus On (ICON) Pediatric Asthma.
Athena. 2012.
3. Global Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management
and Prevention. 2016.

Anda mungkin juga menyukai