Anda di halaman 1dari 183

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI

ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED


INQUIRY

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

DEDE ARDIANSYAH
NIM 109016200002

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i

ABSTRAK

Dede Ardiansyah 109016200002; Penelitian berjudul Analisis Keterampilan


Proses Sains Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model
Pembelajaran Guided Inquiry. Skripsi, jurusan pendidikan kimia, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014

Pembelajaran sains saat ini kurang mengedepankan keterampilan proses sains


(KPS), padahal aspek keterampilan proses sains merupakan dasar utama
pembelajaran sains di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kualitas keterampilan proses sains siswa dan keterampilan proses
sains yang dominan muncul pada kegiatan pembelajaran dan praktikum
menggunakan model Guided Inquiry. Subyek penelitian ini berjumlah 29 siswa.
Untuk mengukur keterampilan proses sains siswa, digunakan instrument berupa
Tes, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Observasi. Penelitian ini dilakukan
dengan metoda deskriftif. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa
keseluruhan aspek keterampilan proses sains siswa MAN 1 Bayah termasuk ke
dalam kategori Baik. Tetapi dari kesembilan aspek keterampilan proses sains
siswa, ada 2 aspek yang termasuk kedalam kategori Cukup. Aspek tersebut yaitu
merencanakan Percobaan dan Berhipotesis Berdasarkan hasil tersebut, untuk
meningkatkan aspek yang memiliki nilai rendah, seorang guru perlu menanamkan
pemahaman dasar ketika diawal pembelajaran. Upaya tersebut dilakukan agar
siswa dapat mengembangkan ide-ide kreatif pada kegiatan pembelajaran maupun
praktikum.

Kata Kunci : Keterampilan Proses Sains, Guided Inquiry

i
ii

ABSTRACK

Ardiansyah Dede 109016200002; The research titled Analisis Keterampilan


Proses Sains Siswa Pada Materi Asam Basa Menggunakan Model
Pembelajaran Guided Inquiry. These, Chemistry Education, Faculty of
Education and Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

The current science learning less of science process skill, whereas aspect of the
basic science process skill is the primary learning of science in the laboratory.
This research aims to identify the quality of students science process skill and the
skill of dominant process appears on learning activities and guided inquiry lab
using model subject of this research is 29 students, to measure the students
science process skill used instrument in the form of the test, the students
worksheet (LKS) and the observation sheet. This research is done by descriptive
methods. Based on obtained data, show the overall aspect of science process skill
students MAN 1 Bayah include in proper category. But from the nine aspect of
science process skill of student, there are two aspect which belong to the sufficient
category. The aspect that is planned trial and hypothesize based on these result to
improve the aspect is that have a low grade. A teacher needs to a basic
understanding of when in the beginning of learning. This effort aim to make that
students can develop creativitness in learning activities and practikcum.

Key word: Science Process Skill, Guided Inquiry

ii
iii

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
dan sahabat-sahabatnya.
Skripsi ini berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada
Materi Asam Basa Menggunakan Model Pembelajaran Guided Inquiry”. Skripsi
ini menggambarkan bagaimana kualitas keterampilan proses sains yang dimiliki
oleh siswa kelas XI IPA MAN 1 Bayah pada praktikum Asam Basa berbasis
guided inquiry di sekolah”. Selain itu skripsi ini memberikan gambaran kepada
guru kimia yang akan menggunakan model ini sebagai salah satu alternatif model
dalam pembelajaran kimia di sekolah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun
sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam
penelitian ini.
Dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini, tidak lepas dari dukungan dan
dorongan dari berbagai pihak. Penulis menyadari selama pembuatan dan
penulisan skripsi ini banyak terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi baik
yang bersifat materil maupun moril. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
4. Bapak Dedi Irwandi, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
dan Pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan

iii
iv

pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan


skripsi ini.
5. Bapak Tonih Feronika, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan
banyak waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Salamah Agung, Ph.D yang dengan ramah dan bersemangat membantu
penulis dalam konsultasi skripsi penulis.
7. Bapak Ibu dosen yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan di
UIN Syarif Hidayatllah Jakarta Program Studi Pendidikan Kimia.
8. Bapak Kepala Sekolah, Guru, serta Staf MAN 1 Bayah, khususnya Bapak
Ahmad, M.Pd., selaku Guru Kimia yang telah banyak membantu penulis
selama penelitian.
9. Mamah dan Bapak tercinta yang telah mendidik, mengajar dan memberikan
kepercayaan kepada penulis untuk melangkah lebih jauh, menyelesaikan
kuliah dan skripsi, yang selalu berdoa dalam setiap hela nafas dan sujudnya,
yang selalu mendukung penulis sehingga penulis mempunyai kepercayaan
diri yang sangat tinggi serta selalu optimis dalam menjalani hidup. Terima
kasih atas nama terbaik yang diberikan.
10. Kakak dan adikku tercinta teh Euis, teh mimin, aa Kris dan Ovi terima kasih
atas segala doa, cinta, harapan, motivasi dan semangat yang diberikan, terima
kasih atas segalanya.
11. Siswa-siswi MAN 1 Bayah khususnya kelas XI IPA 1 dan XI IPA II yang
telah membantu penulis saat proses pengumpulan data. Kegembiraan,
keriangan dan kelucuan dari kalian sangat penulis rindukan.
12. Teman teristimewa Euis Karlina, S.Pd yang telah memberikan motivasi
kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman terbaik yang selalu memberi semangat di Berkah Familly dan
rekan keluarga kimia. Thanks for being my friends in the health and sick, in
the the happiness and sadness, in the love and cherish, Thank you for all.

iv
v

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak terutama bagi para pengembang produk pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaan kimia di sekolah.

Jakarta, 26 Mei 2014

Penulis

v
vi

DAFTAR ISI

Abstrak ............................................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................................. iii

Daftar Isi........................................................................................................................... vi

Daftar Tabel ..................................................................................................................... ix

Daftar Grafik .................................................................................................................... ix

Daftar Bagan ..................................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS


A. Model Pembelajaran Inquiry ....................................................................................... 7
1. Pengertian Model Inquiry ..................................................................................... 7
2. Tingkatan Inquiry ................................................................................................ 10
3. Langkah-Langkah Model Pemebelajaran Inquiry............................................... 11
4. Peranan Model Pemebelajaran Inquiry ............................................................... 13
5. Keunggulan dan Kelemahan Inquiry .................................................................. 13
B. Model Pembelajaran Guided Inquiry ........................................................................ 14
1. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry ................................................ 14
2. Karakteristik Model Pembelajaran Guided Inquiry ............................................ 15
3. Tahapan Pembelajaran Guided Inquiry............................................................... 17
4. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry .......................................... 19

vi
vii

C. Hakikat Keterampilan Proses Sains .......................................................................... 20


1. Pengertian Keterampilan Proses Sains ................................................................ 20
2. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya.............................. 23
3. Tujuan Keterampilan Proses Sains...................................................................... 28
D. Konsep Asam Basa ................................................................................................... 28
E. Hasil Kajian Pustaka Yang Relevan ......................................................................... 30
F. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Lokasi Peneliitian .................................................................................. 34
1. Lokasi Penelitian ................................................................................................. 34
2. Waktu Penelitian ................................................................................................. 34
B. Metode Penelitian...................................................................................................... 34
C. Sampel Penelitian ...................................................................................................... 36
D. Instrument Penelitian ................................................................................................ 36
1. Tes ....................................................................................................................... 36
2. Lembar Observasi ............................................................................................... 36
3. Lembar Kerja Siswa ............................................................................................ 38
4. Lembar Wawancara ............................................................................................ 38
5. Catatan Lapangan ................................................................................................ 38
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 39
1. Tahap Persiapan .................................................................................................. 40
2. Tahap Pelaksanaan .............................................................................................. 40
F. Kalibrasi Instrumen Penelitian .................................................................................. 43
1. Validitas Isi ......................................................................................................... 43
2. Validitas Konstruksi ............................................................................................ 43
G. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 44
1. Lembar Observasi ............................................................................................... 44
2. Lembar Kerja Siswa ............................................................................................ 46
3. Tes ....................................................................................................................... 46
4. Data Wawancara ................................................................................................. 46

vii
viii

5. Data Catatan Lapangan ....................................................................................... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ......................................................................................................... 48
1. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Siswa ....................................................... 48
2. Hasil Penilaian LKS Keterampilan Proses Sains Siswa ..................................... 49
3. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa ............................................. 50
4. Hasil Wawancara Terhadap Siswa ...................................................................... 52
5. Data Catatan Lapangan ....................................................................................... 53
B. Pembahasan .............................................................................................................. 55
1. Keteampilan Proses Sains
a. Keterampilan Proses sains Siswa Berdasarkan TES ..................................... 56
b. Keterampilan Proses sains Siswa Berdasarkan LKS .................................... 57
c. Keterampilan Proses sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi............... 58
2. Keterampilan Proses sains (KPS) Beradasarkan Setiap Indikator ...................... 59
a. Observasi ....................................................................................................... 59
b. Mengklasifikasi ............................................................................................. 60
c. Interpretasi..................................................................................................... 61
d. Memprediksi ................................................................................................. 61
e. Mengajukan Pertanyaan ................................................................................ 62
f. Hipotesis........................................................................................................ 63
g. Merencanakan Percobaan.............................................................................. 64
h. Menerapkan Konsep...................................................................................... 65
i. Mengkomunikasikan ..................................................................................... 66
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 68
B. Saran .......................................................................................................................... 68

Daftar Pustaka

Lampiran

viii
ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ................................................. 22

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 43

Tabel 3.2 Persentase KPS ............................................................................................... 46

Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Tes Berupa soal Esay........... 49

Tabel 4.2 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan LKS ...................................... 50

Tabel 4.3 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar Observasi ................ 52

Tabel 4.4 Hasil Wawancara ............................................................................................ 53

Tabel 4.5 Data Catatan Lapangan ................................................................................... 55

ix
x

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.......................................................................................... 34

Bagan 3.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 36

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan ................................................................................................. 74

Lampiran 2 Analisis SK/KD ........................................................................................... 75

Lampiran 3 RPP .............................................................................................................. 81

Lampiran 4 Tes ............................................................................................................... 95

Lampiran 6 LKS pertemuan ke 1 .................................................................................... 98

Lampiran 7 LKS pertemuan ke 2 .................................................................................. 106

Lampiran ke 8 LKS pertemuan ke 3 ............................................................................. 113

Lampiran ke 9 Parameter LKS ...................................................................................... 119

Lampiran 10 Lembar Observasi .................................................................................... 137

Lampiran 11 Parameter Lembar Observasi................................................................... 139

Lampiran 12 Parameter Tes .......................................................................................... 150

Lampiran 13 Hasil Wawancara ..................................................................................... 156

Lampiran 14 Catatan Lapangan .................................................................................... 158

Lampiran 15 Surat Permohonan Penelitian................................................................... 159

Lampiran 16 Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 160

Lampiran 17 Lembar Uji Refrensi ................................................................................ 161

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Arahan program pendidikan sains adalah pada pengembangan
keterampilan dan kemampuan siswa untuk pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari, berpikir kritis, dan juga meyakinkan bahwa semua siswa
memperoleh pengetahuan yang diperlukan untuk latihan tanggung jawab
sosial serta mengatasi masalah kehidupan dalam masyarakat yang selalu
mengalami perubahan yang kompleks dan dinamis. Demikian pula bakat-
bakat untuk berpikir kreatif inovatif hendaknya dikembangkan dalam
pembelajaran sains karena ciri manusia bermakna adalah manusia kreatif.

Menurut UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional


menyatakan bahwa: Tujuan Pendidikan untuk
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.1

Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tersebut, pendidikan


ditujukan untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik serta
keterampilan yang dapat siswa gunakan dalam menjalani hidup di masyarakat,
bangsa dan negara, dimana salah satu keterampilan yang diharapkan adalah
keterampilan proses sains. Dalam amanah tersebut, pendidikan bukan hanya
sekedar proses belajar mengajar belaka, atau hanya sebatas memberikan ilmu
saja kepada siswa. tetapi dalam UU tersebut tersirat pesan yang sangat penting
sekali. Bahwasanya pendidikan harus mencakup ke dalam semua aspek siswa.
baik dari segi pengetahuannya, keterampilannya, dan juga kepribadiannya.

1
UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

1
2

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang zat atau materi
dan perubahannya serta energi yang menyertai perubahan tersebut.2Fenomena
perubahan ini dapat diamati lewat penjelasan teoritis dan deskripsi secara
matematis/perhitungan.
Michael purba menjelaskan bahwa ilmu kimia adalah ilmu pemahaman
dan rekayasa materi. Rekayasa yaitu mengubah suatu materi menjadi materi
lain. Untuk dapat melakukan rakayasa tersebut, para ahli perlu memahami
ilmu kimia, yaitu mengetahui susunan, struktur, serta sifat-sifat materi. Oleh
karena itu, ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertai
perubahan tersebut.3
Bidang kimia seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan,
karena berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi apa yang
diharapkan umumnya berlainan dengan kenyataan. Hal ini dapat terjadi salah
satunya adalah dengan penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat
oleh guru dalam mengajar. Guru lebih banyak menanamkan konsep-konsep
materi pelajaran melalui transfer informasi dan pemberian contoh-contoh yang
cenderung dihafal siswa, sehingga tidak membentuk konsepsi yang benar.
Pembelajaran seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang
statis, monoton, dan membosankan. Dengan demikian perlu adanya peran
guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat yang tidak hanya
berpengaruh terhadap hasil belajar saja, tetapi dapat juga berpengaruh
terhadap keterampilan prosesnya. Proses belajar merupakan hasil yang
kompleks, siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar.4 Guru
hanya berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah, sedangkan yang
menggerakan proses tersebut harus datang dari siswa. Dengan demikian,
seorang pendidik perlu menerapkan sebuah pendekatan yang mengarahkan

2
Ucu Cahyana, dkk. Kimia Untuk SMA dan MA kelas X, (Jakarta: Piranti Darma
Kalokatama, 2007), h. 10
3
Michael Purba. Kimia SMU kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 3.
4
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h.
238
3

siswa untuk berperan aktif dan menggali potensi yang ada pada dirinya
sendiri, sehingga siswa mampu mengembangkan keterampilan-keterampilan
tertentu seperti keterampilan dalam mengamati, menafsirkan,
mengelompokkan, meramalkan, komunikasi, membuat hipotesis,
merencanakan penelitian, menggunakan alat dan bahan, dan mengajukan
pertanyaan. Menurut Jerome J. Burner, tujuan yang ingin dicapai melalui
proses pendidikan mencakup bukan semata-mata segi kecerdasan
(kemampuan intelektual) saja, tetapi juga mencakup segi sikap, dan
keterampilan. Tujuan pendidikan yang demikian luas ini tidak bisa dicapai
hanya melalui proses pembelajaran yang semata-mata menekankan pada
penyampaian materi pembelajaran, tetapi menuntut keaktifan belajar yang
beraneka ragam, sesuai dengan tuntutan pencapaian tujuan.5
Kenyataan yang terjadi dilapangan, pembelajaran cenderung hanya
berfokus pada guru (teacher center) dan hanya mengembangkan beberapa
keterampilan saja, misalnya keterampilan berkomunikasi dan observasi.
Keterampilan komunikasi kegiatan yang dilakukan misalnya dengan diskusi
kelompok, siswa melakukan kegiatan diskusi dan tanya jawab. Sedangkan
keterampilan observasi kegiatan yang bisa dilakukan misalnya melalui
kegiatan praktikum. Dari aspek keterampilan komunikasi dan observasi
tersebut sebenarnya tidak hanya sebatas itu, tetapi masih banyak keterampilan-
keterampilan yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran,
misalnya keterampilan menyampaikan ide atau gagasan, keterampilan
mengamati, menggunakan/mengumpulkan fakta yang relevan, menganalisis
data, menyajikan pemahaman yang baru, dan masih banyak lagi keterampilan-
keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran.
Apabila kegiatan belajar-mengajar terus menerus seperti ini maka akan
menimbulkan ketidaktahuan siswa mengenai proses dari konsep kimia yang
diperoleh. Akibatnya, keterampilan proses yang dimiliki siswa menjadi
rendah. Untuk mewujudkan hasil seperti diatas, diperlukan suatu model

5
Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h.
65
4

pembelajaran yang mengarahkan siswa dalam membangun pengetahuannya


melalui proses penyelidikan.
Salah satu model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa untuk
mengkonstruk sendiri pengetahuannya adalah model guided inquiry (inkuiri
terbimbing). Metoda guided inquiry merupakanaplikasi dari pembelajaran
konstruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Dalam
pembelajaran guided inquirysiswa didorong untuk belajar sebagian besar
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan “prinsip”
untuk diri mereka sendiri.6
Salah satu konsep kimia yang sesuai dengan karakteristik diatas adalah
konsep asam basa. Konsep asam basa membutuhkan pemikiran dan penjelasan
melalui penalaran, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Konsep asam basa juga dapat dilakukan dengan menggunakan percobaan
sederhana karena konsep ini sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui suatu percobaan sederhana, siswa akan merasa tertarik untuk
melakukan suatu pengamatan dan penyelidikan. Kegiatan penyelidikan sangat
penting karena dapat mengoptimalkan keterlibatan pengalaman langsung
siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengembangkan
kemampuannya dalam menggunakan keterampilan proses dengan mengamati,
menafsirkan, menggunakan alat, bahan dan sumber, menerapkan konsep dan
mengkomunikasikan hasil penyelidikan kepada guru dan teman-teman. Hal ini
membuat belajar siswa lebih bermakna dan berlangsung tetap.
Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan guided inquiry membuat
siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya dengan melakukan aktivitas aktif
dalam pembelajarannya. Pelajaran kimia pun menjadi lebih menarik dan
mudah dipahami, lebih menekankan pada aspek proses dan diharapkan dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

6
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2011), h. 30
5

Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis terdorong untuk


melakukan penelitian mengenai :
ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI
ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED
INQUIRY
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :
1. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari kimia karena konsep-
konsep kimia cenderung bersifat abstrak.
2. Siswa kurang memahami materi dalam proses belajar akibat sistem
pembelajaran yang monoton (teacher centered).
3. Model pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek kognitif tanpa
menekankan pada aspek psikomotor.
4. Pembelajaran siswa masih bersifat menerima bukan membangun sendiri
pemahamannya dengan melakukan aktivitas aktif dalam pembelajarannya.
5. Pembelajaran yang diberikan hanya mengembangkan beberapa
keterampilan saja seperti keterampilan berkomunikasi dan observasi.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaranInquiry berupa Guided.
2. Indikator KPS yang dimaksud dalam penelitian ini menurut Nuryani Y.
Rustaman yang meliputi observasi, mengelompokan, menafsirkan
pengamatan (Interpretasi), meramalkan (Prediksi), berkomunikasi,
berhipotesis, merencanakan percobaan/penyelidikan, menerapkan
konsep/prinsip, dan mengajukan pertanyaan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini:
“Bagaimana keterampilan proses sains siswa pada materi asam basa
6

menggunakan model pembelajaran guided inquiry pada kelas XI IPA di MAN


1 Bayah”.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapaidalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui kualitas keterampilan proses sains siswa MAN 1 Bayah dengan
menggunakan model guided inquiry.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi guru atau pendidik sebagai informasi yangdapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai
sehingga dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
2. Bagi siswa diharapkan dapat meningkatkanketerampilan proses sainsnya,
khususnya pada konsep asam basa.
3. Bagi peneliti diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif
modelpembelajaran kimia dalam membuat suatu kebijakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran kimia di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Model Pembelajaran Inquiry


1. Pengertian Model Inquiry
Kata Inquiry berasal dari bahasa inggris yang berarti pertanyaan,
pemeriksaan,atau penyelidikan.Menurut Trowbridge& Bybee
mengemukakan,Inquiry is prosess of defining and investigating problems,
formulating hypotheses, designing experiment, gathering data, and
drawinf conclusions about problems. 7 Menurut mereka inquiry adalah
proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan
kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa
esensi dari pengajaran inquiry adalah menata lingkungan atau suasana
belajar yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan
secukupnya dalam menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Menurut Hamzah. B Uno dan Nurdin Mohamad, inquiry
adalah pembelajaran yang berorientasi pada pencarian,
dimana siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui
keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep dan prinsip-
prinsip, guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman
dan melaukan percobaan yang memungkinkan mereka
menemukan “prinsip” untuk diri mereka sendiri.8

Menurut Wina Sanjaya, “inquiry adalah rangkaian kegiatan


pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan”.9
Menurut Lukman, “pembelajaran inquiry adalah memberi
pembelajaran pada siswa untuk menangani permasalahan yang mereka

7
Asri Widowati, Penerapan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains sebagai Upaya
Pengembangan Cara Berpikir Divergen, Majalah Ilmiah Pembelajaran, Vol. 3, No. 1, Mei 2007.
8
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad,Loc Cit, h. 30
9
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006) Cet. 7, h. 196.

7
8

hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata dengan menggunakan


teknik yang diterapkan oleh seorang peneliti”.10
Menurut Gulo yang dikutip dari Trianto, menyatakan strategi
inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.11
Menurut Slameto,inquiry adalah cara penyampaian bahan
pengajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam
jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan
sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap
permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses
pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis,
kritis, dan sistematis.12

“Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah


dialami, karena inquiry menuntut para peserta didik untuk berpikir.
Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan
mereka dalam kegiatan intelektual”. 13 Lebih luas, para siswa ingin
mengetahui apa yang yang sedang terjadi, melakukan sesuatu,
menggunakan simbol, menemukan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan siswa, menghubungkan temuan-temuan dan
membandingkannya.
Adapun menurut Roestiyah, inquiry merupakan suatu
teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di
depan kelas dengan cara pelaksanaanya yaitu : guru
membagi tugas meneliti sesuatu masalah kekelas. Siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok mendapat tugas tertentu yang harus
dikerjakan.Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau
membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja

10
Lukmanul Hakim, Op. Cit., h. 49.
11
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007) Cet. 1, h. 134
12
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991) Cet. 1, h. 116
13
E. Mulyasa,Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan
Implementasinya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), cet . 12, h. 235
9

mereka dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat


laporan yang tersusun dengan baik.14

Tujuan utama dari pembelajaran inquiry adalah mengembangkan


keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep
sains, mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu
bekerja seperti layaknya seorang ilmuwan, dan membiasakan siswa
bekerja keras memperoleh pengetahuan.
Dalam kegiatan ilmiah, para saintis melakukan pengamatan,
menemukan masalah, melakukan hipotesis, bereksperimen,
mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang dibuatnya, dan membuat
kesimpulan.Tahapan-tahapan ini sering disebut metoda ilmiah. Sementara
itu proses inquirymenekankan pada pengembangan pertanyaan pada
setiap tahap dari metoda ilmiah, seperti :15
a. Pertanyaan apa yang muncul saat observasi?
b. Pertanyaan apa yang relevan dengan hipotesis?
c. Pertanyaan apa yang memformulasikan suatu prediksi?
d. Pertanyaan apa yang terjawab dari pengujian prediksi dan
pertanyaan apa saja (baru atau lama) yang tidak terjawab.

Menurut Jack Hassars and Michael Dias dalam buku The


Art Of Teaching Science :In Guided inquiry, student are
involved in working out procedur to solve a problem that is
possed by the teacher. The purpose guided inquiry is to
involve students in the use of science inquiry processes
(observing, inferring, formulating explanations, making
predictions, collecting data, analyzing data, suggesting new
question).16

Menurutnya guided inquiry berarti guru hanya membimbing dan


memberikan permasalahan, siswalah yang menyelesaikan masalah tersebut
menggunakan tahapan-tahapan guided inquiry.

14
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet.7,h. 75
15
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN, 2009),
Cet.I, h. 120-121
16
Jack Hassard and Michael Dias, The Art Of Teaching Science, ( London: Oxford
University press, inc. 2005. h. 341
10

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa


inquirymerupakan kegiatan pembelajaran yang di dalamnya terkandung
kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah tersebut adalah berupa pertanyaan ilmiah
yang dapat mengarahkan kepada kegiatan penyelidikan terhadap objek
pertanyaan sehingga dengan berkemampuan mengajukan pertanyaan
tersebut kita dapat memperoleh informasi dengan melakukan observasi
atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis, sebagaimana
yang biasa dilakukan oleh ilmuwan atau orang dewasa yang memiliki
motivasi tinggi. Pada pembelajaran ini tugas guru hanya sebagai
fasilitator dan mediator, yaitumembantu siswa untuk belajar dan
menggunakan keterampilan proses mereka untuk memperoleh lebih
banyak ilmu pengetahuan.

2. Tingkatan Inquiry
Setelah dijabarkan tentang pengertian-pengertian inquiry menurut
para ahli, dalam hal ini pun inquiry mempunyai beberapa tingkatan.
DalamStandard For Science Teacher Preparation (1998) terdapat 3
tingkatan inquiry, yaitu :17
a. Discovery/Struktur inquiry
Dalam tingkatan ini tindakan utama guru ialah mengidentifikasi
permasalahan dan proses, sementara siswa mengidentifikasi alternatif
hasil.
b. Guided Inquiry
Tahapan ini mengacu pada tindakan utama guru ialah
mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian
masalah.

17
Zulfiani., Loc,cit., h. 121-122.
11

c. Open Inquiry
Tindakan utama pada Open Inquiry ialah guru memaparkan
konteks penyelesaian masalah kemudian siswa mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah.

3. Langkah-langkah model pembelajaran Inquiry


Menurut Wina Sanjaya, terdapat enam langkah dalam pelaksaan
model inquiry, yaitu:18
a. Orientasi
Orientasi adalah satu langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif, dimana guru mengkondisikan agar siswa
siap melaksanakan proses pembelajarandan guru juga merangsang dan
mengajak siswanya untuk berpikir dan memecahkan masalah. Adapun
beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi, yaitu:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang
diharapkan dapat tercapai oleh siswa
2) Mejelaskan pokok-pokok kegiatan yang dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah-langkah inquiry serta tujuan setiap langkah, mulai
dari langkah merumuskan masalah sampai merumuskan
kesimpulan.
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa
b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah untuk membawa
siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan
yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir
memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan
masalah itu tentu ada jawabannya. Teka-teki yang menjadi masalah

18
Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 201-205.
12

dalam inquiryadalah teka-teki yang mengandung konsep yang harus


dicari dan ditentukan.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu dikaji
kebenarannya.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model
inquiry, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yag kuat dalam belajar, akan tetapi
juga membutuhkan ketekunan dan kemauan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini
adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data.Dalam pengujian hipotesis yang paling terpenting
adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang
diberikan.Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional.Artinya kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus dibuktikan dengan data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan “gongnya” dalam
pembelajaran.Oleh karena itu, banyaknya data yang diperoleh
13

menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap


masalah yang hendak dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan kepada
siswa data-data yang relevan.
4. Peranan Model Pembelajaran Inquiry
Dalam perkembangannnya model inquiry mempunyai peran
penting terhadap pendidikan di sekolah. Sebagian besar guru di Indonesia
belum menggunakan model inquiry dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Dalam pelaksanaanya, penggunaan model inquiry mempunyai
peranan penting bagi guru maupun peserta didik. Hasil penelitian
Schlenker, dalam Joyce dan Weil mengungkapkan bahwa latihan inquiry
dapat meningkatkan pemahaman sains, Produktif dalam berpikir kreatif,
dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis
informasi.19
5. Keunggulan dan Kelemahan Inquiry
Setiap model pembelajaran yang digunakan pasti mempunyai
keunggulan serta kelemahan masing-masing. Dalam hal ini menurut Wina
Sanjaya pembelajaran inquiry memiliki keunggulan dan kelemahan.
Adapun keunggulan Strategi Pembelajaran Inquiry(SPI) yang dapat
dikemukakan sebagai berikut :20
a. Strategi Pembelajaran Inquiry(SPI)merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga
pembelajaran ini dianggap lebih bermakna.
b. Strategi Pembelajaran Inquiry(SPI) dapat memberikan ruang
kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Strategi Pembelajaran Inquiry(SPI) merupakan strategi yang
dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

19
Trianto, Op Cit, h. 136
20
Wina Sanjaya, Op. Cit, h. 208.
14

modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan


tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain dari strategi pembelajaran ini adalah dapat
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampua diatas
rata-rata. Artinya, siswa yang mempunyai kebutuhan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.
Selain keunggulan tadi, terdapat pula kelemahan dari pembelajaran
inquiry. Adapun kelemahan menurut Wina Sanjaya adalah:21
a. Jika Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) digunakan sebagai
strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit
menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai pelajaran, maka Strategi Pembelajaran Inquiry
(SPI)akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

B. Model PembelajaranGuided Inquiry


1. Pengertian Model Pembelajaran Guided Inquiry
Menurut Zulfiani, dkk “Guided Inquiry adalah tahap guided
inquiry mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan
permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah”.22
Menurut Rustaman, “guided inquiry atau inkuiri terbimbing
adalah salah satu model pembelajaran dimana guru membimbing siswa

21
Ibid., h. 208-209.
22
Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 122.
15

melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan


pada suatu diskusi”.23
Berdasarkan pengertian yang dikutip dari jurnal Alan Colburn,
“inquiryis the teacher provides only the material and problems to in
vestigate. Students devise their own to solve the problem”. 24 Guided
inquiry atau inkuiri terbimbing merupakan salah satu model
pembelajaran inquiry dimana guru memberikan suatu tema permasalahan
dan memberitahukan bahan-bahan dan alat-alat yang dibutuhkan, tetapi
tidak memberikan prosedur kerja dan siswalah yang meyelesaikan
permasalahannya. Kegiatan guided inquiry masalah dikemukakan oleh
oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk
menemukan jawaban terhadap masalah tersebut dibawah bimbingan yang
intensif dari guru. Dalam hal ini, pertanyaan yang diberikan oleh guru
tersebut akan membimbing siswa untuk mencari dan terlibat sepenuhnya
dalam proses pembelajaran.25
Dari uraian diatas, guided inquiry dapat diartikan sebagai salah
satu model pembelajaran berbasis inquiry yang penyajian masalah,
pertanyaan dan materi atau bahan penunjang ditentukan oleh guru.
Masalah dan pertanyaan ini yang mendorong siswa melakukan
penyelidikan untuk menentukan jawabannya.Kegiatan siswa dalam
pembelajaran ini adalah mengumpulkan data dari masalah yang
ditentukan guru, membuat hipotesis, melakukan penyelidikan,
menganalisis hasil, membuat kesimpulan, dan mengkomunikasikan hasil
penyelidikan.

23
Nuryani Y. Rustaman, et al, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM, 2005),
cet ke-1, h. 95
24
Alan Corburn, an Inquiry primer, 2000 (online),
http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-primer.pdf
25
Ahmad Sharif Ahmad Hasan, 2012, “The Effects of Guided Inquiry Instruction on
Students’ Achievement and Understanding of the Nature of Science in Environmental Biology
Course” The British University in Dubai. h.3 Diakses 19/02/14 dari
http://bspace.buid.ac.ae/bitstream/handle/1234/395/100026.pdf?sequence=1
16

2. Karakteristik Model Pembelajaran Guided Inquiry


Menurut Carol C. kuhlthau dan Ross J. Todd ada enam
karakteristik model Guided Inquiry, yaitu:26
a. Siswa belajar aktif dan terefleksi pada pengalaman
Jhon Dewey menggambarkanpembelajaran sebagai proses
aktif induvidu, bukan sesuatu dilakukan untuk seseorang tetapi lebih
kepada sesuatu itu dilakukan oleh seseorang. Pembelajaran
merupakan sebuah kombinasi dari tindakan refleksi yang
berpengalaman. Dewey sangat menekankan pembelajaran hand on
(berdasarkan pengalaman) sebagai penentang metode otoriter dan
menganggap bahwa pengalam dan inquiry sangat penting dalam
pembelajaran bermakna.
b. Siswa belajar berdasarkan apa yang mereka tahu
Pengalaman masa lalu dan pengertian sebelumnya
merupakan bentuk dasar untuk membangun pengetahuan baru.
Ausubel prihatin dengan individu yang belajar materi
verbal/tekstual dengan jumlah yang besar di sekolah. Menurut
Ausubel faktor terpenting yang mempengaruhi pembelajaran adalah
melalui apa yang mereka tahu.
c. Siswa mengembangkan rangkaian berfikir dalam proses
pembelajaran melalui bimbingan.
Rangkaian berfikir kearah yang lebih tinggi memerlukan
proses yang mendalam yang membawa kepada sebuah pemahaman.
Proses yang mendalam memerlukan waktu dan motivasi yang
dikembangkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang otentik mengenai
objek yang telah digambarkan dari pengalaman dan keingintahuan
siswa.
Proses yang mendalam juga memerlukan perkembangan
kemampuan intelektual yang melebihi dari penemuan dan
26
Carol C. Kuhtau dan Ross J. Todd, 2006, “Guided Inquiry: A Framework for Learning
Throug School Libraries in 21st Century School”, diakses 20/01/13 dari
http://cissl.scils.rutgers.edu/guided inquiry/char.htm
17

pengumpulan fakta. Menurut Bloom, kemampuan intelektual seperti


pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analitik sisntesis, dan evaluasi
membantu merangsang untuk berinquiry yang membawa kepada
pengetahuan dan pemahaman yang mendalam.
d. Perkembangan siswa terjadi secara bertahap
Siswa berkembang melalui tahap perkembangan, kognitif,
kapasitas mereka untuk berpikir abstrak ditingkatkan oleh umur.
Perkembangan ini merupakan proses komplek yang meliputi
kegiatan berpikir, tindakan refleksi, menemukan dan
menghubungkan ide, membuat hubungan, mengembangkan dan
mengubah pengetahuan sebelumnya, kemampuan, serta sikap dan
nilai.
e. Siswa mempunyai cara yang berbeda dalam pembelajaran
Siswa belajar melalui semua pengertiannya. Mereka
menggunakan seluruh kemampuan fisik, mental dan sosial untuk
membangun pemahaman yang mendalam mengenai dunia dan apa
yang hidup di dalamnya.
f. Siswa belajar melalui interkasi sosial dengan orang lain.
Siswa hidup di lingkungan sosial dimana mereka terus
menerus belajar melalui interaksi dengan orang lain di sekitar
mereka. Orang tua, teman, saudara, guru, kenalan, dan orang asing
merupakan bagian dari lingkungan sosial yang membentuk
pembelajaran lingkungan pergaulan dimana mereka membangun
pemahaman mengenai dunia dan membuat makna untuk mereka.
Vigotsky berpendapat bahwa perkembangan proses hidup
bergantung kepada interaksi sosial dan pembalajaran sosial berperan
penting untuk pengembangan kognitif.
Berdasarkan karakteristik tersebut, guided inquirymerupakan
sebuah pendekatan yang berfokus pada proses berpikir yang
membangun pemahaman oleh keterlibatan siswa secara aktif dalam
pembelajaran. Siswa belajar dengan membangun pemahaman
18

mereka sendiri berdasarkan pengalaman-pengalaman dan apa yang


telah mereka tahu. Selain itu, siswa juga belajar melalui interaksi
dengan orang lain yang berperan penting dalam perkembangan
kognitifnya.
3. Tahapan Pembelajaran Guided Inquiry
Selain memiliki karakteristik, guided inquiry mempunyai
beberapa tahapan. Menurut David M. Hanson dan Richard S. Moog,
kegiatan guided iquiry terdiri dari lima tahapan, yaitu :27
a. Orientasi
Orientasi menyiapkan siswa untuk belajar. Orientasi
memberikan motivasi untuk beraktivitas, menciptakan minat,
membangkitkan keingintahuan, dan membuat hubungan dengan
pengetahuan sebelumnya.
Pengenalan terhadap tujuan pembelajaran dan kriteria
keberhasilan memfokuskan siswa untuk menghadapi persoalan
penting dan menentukan tingkat penguasaan yang diharapkan.
b. Eksplorasi
Pada tahap eksplorasi, siswa mempunyai kesempatan untuk
mengadakan observasi, mendesain, eksperimen, mengumpulkan,
menguji, dan menganilisis data, menyelidiki hubungan serta
mengemukakan pertanyaan dan menguji hipotesis.
c. Pembentukan Konsep
Sebagai hasil eksplorasi, konsep ditemukan, dikenalkan, dan
dibentuk. Pemahaman konseptual dikembangkan oleh keterlibatan
siswa dalam penemuan, bukan penyampaian informasi melalui
naskah atau ceramah.
d. Aplikasi
Aplikasi melibatkan penggunaan pengetahuan baru dalam
latihan, masalah, dan situasi penelitian lain. Latihan memberikan
kesempatan bagi siswa untuk membentuk kepercayaan diri pada
situasi yang sederhana dan konteks yang akrab. Pemahaman dan
27
David M. Hanson & Richard S. Moog.”Process Oriented Guided Inquiry Learning
(POGIL) In 21st Century Pedagogies”. Vol. IV. (http://www.POGIL.org)
19

pembelajaran yang sebenarnya diperlihatkan pada permasalahan


yang mengharuskan siswa untuk mentransfer pengetahuan baru
kedalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang
baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di
dunia.
e. Penutupan
Setiap kegiatan diakhiri dengan membuat validasi terhadap
hasil yang merela dapatkan, refleksi terhadap apa yang telah mereka
pelajari dan menilai penampilan mereka.

4. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry


Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi antara
pembelajar dan pengajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir
dengan evaluasi. Kegiatan evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi hasil
belajar dan kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukan
bahwa kegiatan evaluasi merupakan bagian dari integral dari kegiatan
pembelajaran/pendidikan.
Dalam pendidikan yang lebih tinggi, siswa belajar melalui
penilaian yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, dimana siswa
belajar memahami pendidikan dengan membangun pengetahuan dan
menggunakan hasil penilaian tersebut untuk meningkatkan ilmu
pendidikan. Karena pembelajaran itu sendiri dapat diartikansebagai
sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang
agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri. 28
Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation. Oemar
Hamalik mengatakan bahwa,“evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan
tentang pengumpuulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess)
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem

28
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),
edisi I. Cet. I h. 85
20

pengajaran”. 29 Sedangkan menurut Ralph Tyler, mengatakan bahwa


evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai.30
Evaluasi berarti sebagai proses sistematik menetapkan nilai
tentang sesuatu hal, seperti objek, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan dan
hal lain berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi belajar
adalah proses penetuan pemerolehan hasil belajar berdasarkan kriteria
tertentu.

C. Hakikat Keterampilan Proses Sains


1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Menurut Syamsuar Mochtar dalam A. Samana, keterampilan
proses sains adalah cara memandang siswa serta kegiatannya sebagai
manusia seutuhnya,yang diterjemahkan dalam kegiatan belajar mengajar
yang memperhatikan perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap,
perasaan, dan keterampilan sebagai kesatuan (baik sebagai tujuan
maupun sekaligus bentuk pelatihannya), yang akhirnya semua kegiatan
belajar dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreativitas.31
Menurut Zulfiani dkk, “keterampilan proses sains merupakan
keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk
memperoleh pengetahuan”.32Dalam hal ini, beberapa alasan keterampilan
proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah:33
a. Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
b. Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara
bagaimana mempelajari sesuatu.

29
Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2001) h. 210
30
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h. 3
31
A Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan
Pertimbangan Metodologisnya, ( Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 111
32
Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 51.
33
Ibid., h. 51-52.
21

c. Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.


d. Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf
perkembangan berpikir konkret.
e. Mengembangkan kreativitas siswa.
Menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, “jika seluruh
kegiatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dalam gerak dan
tindakan untuk menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai, maka peristiwa
tersebut dinamakan keterampilan proses sains”.34
Menurut Rustaman, Keterampilan Proses Sains
melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau
intelektual terlibat karena dengan melakukan
keterampilan proses sains siswa menggunakan pikirannya,
keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mungkin mereka mungkin melibatkan
penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat, dan keterampilan sosial dimaksudkan
bahwa dengan keterampilan proses siswa berinteraksi
dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dengan keterampilan proses, misalnya
mendiskusikan hasil pengamatan.35

Cara berpikir dalam sains, kimia misalnya perlu keterampilan-


keterampilan proses. Dengan mengembangkan keterampilan-
keterampilan memproseskan perolehan anak akan mampu menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. 36 Dengan demikian,
keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan
sikap dan nilai.
Keterampilan proses sains juga dapat diartikan sebagai
kemampuan atau kecakapan untuk melaksanakan suatu
tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan

34
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad, Op. Cit., h. 38-39.
35
Nuryani Y. Rustaman, et al, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Malang: UNM, 2005),
cet ke-1, h. 78
36
Conni Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1992),,h. 18.
22

konsep, teori, prinsip, maupun hukum atau bukti.


Mengajarkan keterampilan proses sains pada siswa berarti
memberi kesempatan kepada mereka untuk melakukan
sesuatu bukan hanya membicarakan sesuatu tentang
sains.37

Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa


keterampilan proses sains adalah keterampilan-ketampilan memproses
perolehan, sehingga anak akan mampu menemukan dan mengembangkan
konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta. Proses sains diturunkan dari
langkah-langkah yang dilakukan saintis ketika melakukan penelitian
ilmiah, yaitu seperti merencanakan penelitian ilmiah, melaksanakan
penelitian ilmiah, mengkomunikasikan penelitian ilmiah.
Berikut ini adalah tabel keterampilan proses sains dan
indikatornya menurut Harlen yang dikutip dari Zulfiani, dkk.38
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator
Observasi  Menggunakan sebanyak mungkin indra
 Menggunakan fakta relevan
Klasifikasi  Mencatat setiap pengamatan
 Mencari perbedaan/persamaan
 Mengontraskan ciri-ciri
 Membandingkan
 Mencari dasar pengelompokkan
 Menghubungkan hasil pengamatan
Interpretasi  Menghubungkan hasil pengamatan
 Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan
 Menyimpulkan
Prediksi  menggunakan pola/hasil pengamatan
 mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati

37
Widayanto, pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui
Kit Optik, (Jurnal Pendidikan Fisika Ind, Volume 5, Nomor 1, Januari 2009), h. 2
38
Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 56.
23

Mengajukan  bertanya apa, bagaimana, mengapa


pertanyaan  bertanya untuk meminta penjelasan
Berhipotesis  mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan
penjelasan dari 1 kejadian
 menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti
Merencanakan  menentukan alat dan bahan yang digunakan
percobaan  menentukan variabel/faktor penentu
 menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
Menggunakan  memakai alat/bahan
alat/bahan  mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan
 mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan
Menerapkan  menerapkan konsep pada situasi baru
konsep  menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi  memberikan data empiris hasil percobaan dengan
tabel/grafik/diagram
 menyampaikan laporan sistematis
 menjelaskan hasil percobaan
 membaca grafik
 mendiskusikan hasil kegiatan
Eksperimentasi -

2. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains dan Karakteristiknya


24

Setelah dijelaskan beberapa pengertian keterampilan proses sains,


keterampilan proses sains pun memiliki beberapa jenis. Jenis-jenis
keterampilan proses sains menurut Rustaman, adalah sebagai berikut:39
a. Melakukan pengamatan (observasi)
Keterampilan ini berhubungan dengan penggunaan secara
optimal seluruh indera penglihatan, penciuman, pendengaran,
pengecapan dan peraba. Menggunakan fakta yang relevan dan
memadai dari hasil pengamatan juga termasuk keterampilan proses
mengamati.
b. Menafsirkan Pengamatan (Interpretasi)
Mencatat setiap pengamatan, menghubungkan hasil
pengamatan dan menentukan pola keteraturan dari satu seri
pengamatan dan menyimpulkannya.
c. Mengelompokan (Klasifikasi)
Dalam proses penglompokan tercakup beberapa kegiatan
seperti mencari perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri, mencari
kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.
d. Meramalkan (prediksi)
keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup
keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum
terjadi berdasarkan suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada.
e. Berkomunikasi
Membaca tabel, grafik atau diagram, menggambarkan data
empiris dengan grafik, tabel atau diagram, menjelaskan hasil
percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas.
f. Berhipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan antara dua variabel, atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Dengan
berhipotesis diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah,

39
Nuryani Y. Rustaman, et al, Loc. Cit. h. 80-81.
25

karena dalam rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk


mengujinya.
g. Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk kedalam
keterampilan proses merencanakan penyelidikan. Apabila dalam
lembar kegiatan siswa tidak dituliskan alat dan bahan secara
khusus, tetapi tersirat dalam masalah yang dikemukakan, berarti
siswa diminta merencanakan dengan cara menentukan alat dan
bahan untuk penyelidikan tersebut. Menentukan variabel atau
peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, menentukan variabel
kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati, diukur
dan ditulis, serta menentukan cara dalam penyusunan rencana
kegiatan penelitian perlu ditentukan cara mengolah data untuk
dapat disimpulkan, maka dalam merencanakan penyelidikan pun
terlibat kegiatan menetukan cara mengolah data sebagai bahan
untuk menarik kesimpulan.
h. Menerapkan konsep atau prinsip
Apabila seorang siswa mampu menjelaskan peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki, berarti ia
menerapkan prinsip yang telah dipelajarinya. Begitu pula apabila
siswa menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru.
i. Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan,
tentang apa, mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar
belakang hipotesis. Dengan demikian, jelas bahwa bertanya tidak
sekedar bertanya tetapi melibatkan pikiran.
Aspek-aspek keterampilan proses menurut Semiawan adalah:40
a. Observasi atau pengamatan;
Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan
ilmiah yang mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama

40
Conni Semaiwan, Op. Cit. h. 19-32.
26

dengan melihat. Dalam mengobservasi atau mengamati kita


memilah-milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak
penting. Kita menggunakan semua indra, untuk melihat,
mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Dalam observasi
tercakup berbagai kegiatan seperti menghitung, mengukur,
klasifikasi, maupun mencari hubungan antar ruang dan waktu.
b. Pembuatan hipotesis
Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu
keterampilan yang sangat mendasar dalam kinerja ilmiah.
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk
menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu, dalam
kinerja ilmia, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang
kemudian diuji melalui eksperimen. Penyusunan hipotesis adalah
salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
c. Perencanaan penelitian/eksperimen
Para ilmuwan biasanya terbiasa dengan pekerjaan
eksperimentasi. Namun, kegiatan eksperimen tidak hanya
merupakan hak mutlak para ilmuwan. Terbanyak orang dalam
hidupnya melakukan eksperimen atau percobaan. Eksperimen tidak
lain adalah usaha menguji atau mengetes melalui penyelidikan
praktis. Dalam mealakukan eksperimen atau penelitian sederhana,
para guru perlu melatih siswa dalam merencanakan eksperimen
atau penelitian sederhana itu, karena tanpa rencana bisa terjadi
pemborosan waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan.
d. Pengendalian variabel
Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuwan sering
mengendalikan variabel eksperimen atau penyelidikan. Variabel
adalah faktor yang berpengaruh. Sedangkan pengendalian variabel
adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya
tidak sesulit seperti yang kita bayangkan. Yang penting adalah
27

bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk


melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
e. Interpretasi data
Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah
salah satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para
ilmuwan. Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan,
pengukuran, ekperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat
atau disajikan dalam bentuk, seperti tabel, grafik, histogram, atau
diagram. Data yang disajikan tersebut dapatlah diinterpretasikan
atau ditafsirkan.
f. Menyusun kesimpulan sementara (inferensi)
Membuat kesimpulan sementara atau inferensi sering
dilakukan oleh seorang ilmuwan dalam proses penelitiannya. Para
guru dapat melatih anak-anak dalam menyusun suatu kesimpulan
sementara dalam proses penelitian sederhana yang dilakukan.
pertama-tama data dikumpulkan, kadang-kadang melalui
eksperimen terlebih dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara
berdasarkan informasi yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu.
Kesimpulan tersebut bukanlah merupakan kesimpulan akhir, hanya
merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada
saat itu.
g. Meramalkan (prediksi)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat
peramalan berdasarkan pengalaman kita sebelumnya. Kalau cuaca
mendung, kita meramalkan bahwa hujan mungkin tururn. Para
ilmuwan sering membuat ramalan atau predikasi berdasarkan hasil
observasi, pengukuran, atau penelitian yang memperlihatkan
kecendrungan gejala tertentu. Para guru dapat melatih anak-anak
dalam membuat peramalan kejadian-kejadian yang akan datang,
berdasarkan pengetahuan, pengalaman, atau data yang
dikumpulkan.
28

h. Menerapkan (aplikasi)
Keterampilan menerapkan atau mengaplikasikan konsep
adalah kemampuan yang umumnya dimiliki oleh para ilmuwan.
Para guru dapat melatih anak-anak untuk menerapkan konsep yang
telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu, atau
menjelaskan suatu peristiwa baru dengan menggunakan konsep
yang telah dimiliki.
i. Mengkomunikasikan.
Setiap ahli dituntut agar mampu menyampaikan hasil
penemuannya kepada orang lain. Ia mungkin menyusun laporan
penelitian, membuat paper, atau menyusun karangan. Ia mungkin
pula menyampaikan penemuannya kepada orang lain secara lisan.
Sering ia membuat gambar, model, tabel, diagram, grafik, atau
histogram yang dapat dibaca orang lain. Keterampilan
mengkomunikasikan apa yang ditemukan adalah salah satu
keterampilan mendasar yang dituntut dari para ilmuwan.
3. Tujuan Keterampilan Proses Sains
Dalam setiap konsep yang diterapkan , keseluruhan konsep
tersebut sudah pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini
pun keterampilan proses sains memiliki beberapa tujuan. Menurut
Syamsuar Mochtar dalam A. Samana tujuan dari keterampilan proses
sains adalah sebagai berikut:41
a. Membina motivasi belajar dan memberikan rangsangan belajar.
b. Mendorong timbulnya pertanyaan dari siswa dan keberanian siswa
untuk mencari jawabannya.
c. Membimbing siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya (termasuk
kegiatan penelitiannya); dan
d. Membimbing siswa dalam menafsirkan data hasil penelitiannya serta
melaporkan hasil kerjanya (baik lisan maupun tertulis).

41
A. Samana, Op. Cit, h. 119
29

D. Konsep Asam Basa


Seorang ilmuwan kimia dari Swedia bernama Svante August
Arrhenius telah berhasil mengemukakan konsep asam dan basa yang
memuaskan hingga teori tersebut dapat diterima sampai sekarang.
Jauh sebelum Arrhenius, berabad-abad yang lalu, para ilmuwan telah
mendefinisikan asam dan basa atas dasar sifat-sifatnya dalam air. Asam
diartikan sebagai suatu senyawa yang berasa masam, memerahkan lakmus
biru, larutannya dalam air mempunyai pH lebih kecil dari 7, dan dapat
menetralkan larutan basa. Basa didefinisikan sebagai senyawa yang
mempunyai sifat berasa pahit/kesat dan dapat membirukan lakmus merah.
Pada tahun 1777, lavoiser menyimpulkan bahwa penyebab asam
adalah oksigen. Namun, teori ini dibantah oleh Davy yang menyatakan
bahwa hydrogen sebagai penyebab asam. Beberapa Teori asam basa akan
dijelaskan di bawah ini:42
1. Asam dan basa menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius, larutan bersifat asam jika senyawa tersebut
melepaskan ion hidronium (H3O+) saat dilarutkan dalam air.
Contoh Asam : CH3COOH (aq) + H2O(l) H3O+(aq)+ CH3COO−(aq)
Basa menurut Arrhenius
Sedangkan basa adalah senyawa yang dapat melepaskan ion
hidroksida (OH−) jika dilarutkan dalam air.
Contoh Basa : NaOH(aq) OH−(aq) + Na+(aq)
Arrhenius menyimpulkan bahwa ion OH− yang dihasilkan saat
proses ionisasi merupakan penyebab basa suatu larutan.
2. Asam dan basa menurut Bronsted-Lowry
Dalam teori asam basa menurut Arrhenius hanya terpaku pada
reaksi dalam air. Tetapi dalam kenyataannya reaksi tidak hanya dalam air.
Tetapi dalam kenyataannya ada reaksi dalam bentuk gas yang tidak
menghasilkan ion H+ dan ion OH− tetapi tergolong kedalam reaksi asam

42
Shidiq Premono, dkk. Kimia SMA/MA Kelas XI, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2006), h. 130
30

basa. Karena alas an inilah maka diperlukan teori asam basa yang lebih
luas dan umum.
Berdasarkan kenyataan inilah, seorang ahli kimia Denmark
bernama Bronsted dan ahli kimia inggris bernama Lowry secara terpisah
mengusulkan bahwa yang dimaksud dengan asam adalah suatu zat yang
memberikan proton (ion hydrogen) pada zat lain, sedangkan basa adalah
suatu zat yang menerima proton dari asam. 43 Berdasarkan definisi ini,
maka reaksi antara gas NH3 dan HCl dapat ditulis seperti dibawah ini.

Dari struktur tersebut terlihat bahwa HCl bersifat asam karena


donor proton, sedangkan NH3 adalah basanya karena menerima proton.
Jadi menurut Bronsted Lowry, setiap ada reaksi yang didalamnya terjadi
suatu perpindahan proton dari partikel satu ke partikel lainnya, disebut
reaksi asam basa meskipun tidak mengikutsertakan ion H+ atau OH− dan
bereaksi tanpa ada suatu pelarut.
3. Asam dan basa menurut Lewis
Teori yang dikemukakan oleh Bronsted-Lowry lebih umum
daripada Arrhenius karena telah meniadakan pembatasan teori yang hanya
berlaku untuk larutan dalam air. Tetapi masih ada beberapa reaksi yang
tidak sesuai dengan konsep Bronsted-Lowry. Konsep dari Bronsted-Lowry
hanya melibatkan pertukaran proton saja. Jadi menurut lewis, yang
dimaksud dengan asam adalah suatu senyawa yang mampu menerima
pasangan electron atau akseptor electron. Sedangkan basa adalah suatu
senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain
atau donor proton44. Perhatikanlah rekasi dibawah ini.

43
Keenan, dkk. Kimia untuk Universitas Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1984) Edisi ke-6, h. 408
44
Shidiq Premono, dkk, Op.Cit, h. 152
31

E. HASIL KAJIAN PUSTAKA YANG RELEVAN


Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai model inquiry di
dalam sistem pembelajaran. Diantaranya :
a. Nita Nurtafita, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model
Guided Inquiry Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep
kalor”. Di SMP N 3 Tangsel. Dalam kesimpulannya dikatakan bahwa :
terdapat pengaruh yang signifikan dalam model guided inquiry terhadap
keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor. Pengaruh ini terlihat
dari peningkatan persentase dari pretest ke posttest pada setiap aspek
KPS yang diukur. Pada aspek menafsirkan terjadi peningkatan
persentase tiga kali dari nilai awalnya (nilai pretest), sedangkan pada
aspek menerapkan konsep dan melakukan komunikasi terjadi
peningkatan persentase dua kali dari nilai awalnya. Pada aspek
mengobservasi melalui lembar kinerja sebesar 78,75% yang berada
pada kategori baik45
b. TH. Agustanti, dalam jurnal pendidikan IPA Indonesia yang berjudul
"Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi” di SMP N 2 Wonosobo Jawa Tengah. Dalam kesimpulannya
dikatakan bahwa: pembelajaran dengan meneliti (inquiry) di kelas VIIE
SMP N 2 Wonosobo dapat menjadikan siswa aktif, bergairah, antusias,
berpartisipasi dan peduli terhadap perkembangan teknologi. Dan
45
Nita Nurtafita, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Guided Inquiry
Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor”. Di SMP N 3 Tangsel, 2012, UIN
Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Skripsi tidak diterbitkan.
32

Pembelajaran dengan meneliti (inquiry) di kelas VIIE SMP N 2


Wonosobo dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa serta
menjadikan proses pembelajaran lebih kondusif.46
c. Wahyudin, Sutikno , A. Isa, dalam jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6
(2010) 58-62 yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan
Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa”. Dalam kesimpulannya
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diperoleh simpulan adalah:
peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan
karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar
meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa
meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I
menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus II, hasil
analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata
tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan,
nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%. Secara
keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap indikator dalam angket
mengalami peningkatan. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan berbantuan multimedia dapatmeningkatkan minat
dan pemahaman siswa kelas X-Isemester 2SMAN14 Semarang.47

F. KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran inquiry merupakan pengembangan dari proses discovery.
Dalam pembelajaran inquiry siswa harus menemukan sendiri konsep materi
yang sedang dipelajari. Seorang siswa bertindak sebagai ilmuan (scientist),
ditandai dengan mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah, berhipotesis,
melakukan eksperimen, dan memiliki sikap ilmiah.
Pembelajaran inquiry menekankan pada proses berpikir secara kritis
dan analitis untuk mencari dan menemukan masalah yang dipertanyakan.

46
TH. Agustanti, "Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi”
diakses pada 13/02/13, dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii
47
Wahyudin, Sutikno, A. Isa, “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia
Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa”.
Diakses pada tanggal 18/04/2013, dari journal.unnes.ac.id/index.php/usej/article/view/868/892
33

Inquirymerupakan salah satu kegiatan unuk menciptakan tantangan dalam


kegiatan belajar, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna dan berpusat
pada siswa (student center).
Model pembelajaran inquiry yang digunakan adalahguidedinquiry
atau inkuiri terbimbing. Pada model ini siswa diberikan kesempatan untuk
bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil, dan mengambil kesimpulan
secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan
penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator, serta membantu
dan membimbing siswa dalam menentukan konsep. Peran siswa dalam
pembelajaran sebagai subjek belajar, siswa diprogramkan agar selalu aktif
secara mental maupun secara fisik. Sehingga pembelajaran menjadi milik
mereka dan siswa menjadi lebih akrab dengan konsep-konsep mereka
temukan.
Materi yang disajikan guru bukan hanya ditransfer begitu saja kepada
siswa, namun diusahakan sedemikian rupa hingga siswa memperoleh berbagai
pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang
direncanakan oleh guru, bukan sekedar menerima konsep yang sudah jadi dan
menghafalnya. Dalam proses menemukan konsep tersebut, siswa melakukan
aktifitas-aktifitas diataranya merancang eksperimen, mengukur, memprediksi,
mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, merumuskan hipotesis,
melakukan observasi, menganalisis data, membuat laporan penelitian dan
mengkomunikasikan hasil penelitian, menerapkan konsep dan melakukan
metode ilmiah. Dengan demikian, siswa akan memahami konsep tersebut
dengan lebih baik. Oleh karena itu, dengan model pembelajaran guided
inquiry siswa dilatih untuk melakukan proses-proses ilmiah sehingga
menumbuhkan sikap ilmiah yang lebih baik, dan pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan proses sains. Untuk lebih jelasnya bagan kerangka
berpikir dapat dilihat pada bagan 2.1
34

Masalah dalam pembelajaran:


1. Konsep kimia cenderung abstrak
2. Siswa kurang paham materi kimia karena pembelajaran
monoton
3. Siswa hanya menerima pelajaran saja tanpa bisa
mengkonstruk pengetahuannya sendiri
4. Pembelajaran hanya mengembangkan aspek kognitif
saja
5. Pembelajaran kimia hanya menekankan pada beberapa
aspek keterampilan proses saja

Menerapkan sebuah metode yang mengarahkan siswa


untuk berperan aktif dan menggali potensi yang ada pada
dirinya.

Menerapkan model
Pembelajaran GuidedInquiry

Pengetahuan Fisik Pengetahuan Logis Pengetahuan Sosial

keterampilan mengamati, kemampuan Berhipotesis, keterampilan mengajukan


mengklasifikasi, dan Merencanakan percobaan, pertanyaan, dan
memprediksi menggunakan alat, mengkomunikasikan
intrepetasi data, dan
menerapkan konsep

KPS

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Bayah Kabupaten Lebak Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2014 s/d 16 Januari
2014.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif yaitu penelitian yang dianggap sebagai suatu kajian yang
ingin menemukan fakta yang kemudian disusul oleh suatu
penafsiran. 48 Tujuan utama penelitian deskriptif yaitu, mengkaji bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya
dengan fenomena lain. 49 Dalam penelitian ini aspek yang akan diteliti
adalah analisis keterampilan proses sains siswa pada saat pembelajaran
asam basa menggunakan model guided inquiry. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Skema 3.1.

48
Drs. S. Margono., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
114
49
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 72

35
36

Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Analisis Materi Pelajaran

Penyusunan Instrumen

Validasi Instrumen

Ya

Perbaikan

Memperbanyak Instrumen

Pelaksanaan Pembelajaran
(menggunakan Guided
Inquiry)

Analisis KPS Siswa

Temuan Penelitian

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Bagan 3.1 Desain Penelitian


37

C. Sampel Penelitian
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. 50 Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Bayah
Kabupaten Lebak Banten, dengan sampel penelitian siswa kelas XI IPA
semester II tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 29 siswa.
Adapun teknik pengambilan subjek penelitian ini menggunakan
purposive sampling yaitu dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan
didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya
tujuan tertentu.51

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data dalam penelitian
yang dilakukan. Pada penelitian ini digunakan 4 jenis, yaitu:
1. Tes berupa soal esay sebanyak 16 soal tentang materi asam basa. Tes
tersebut mengukur per kelompok dan memuat beberapa indikator
tentang keterampilan proses sains siswa yaitu observasi,
mengelompokan, menafsirkan pengamatan (Interpretasi), meramalkan
(Prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan
percobaan/penyelidikan, menerapkan konsep/prinsip, dan mengajukan
pertanyaan.
2. Lembar Observasi
Menurut Nana Syaodih, “Observasi atau pengamatan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung”. 52 Observasi yang dilakukan disini adalah observasi
langsung dengan satu observer pada setiap kelompok siswa. Lembar
observasi ini mengukur per kelompok dan observasi dilakukan untuk
melihat kegiatan belajar mengajar dan praktikum dimana keterampilan

50
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: , 2008), h.118
51
Suharsimi arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bumi
aksara, 2010), h. 183
52
Nana Syaodih Sukmadinata, Op.cit., h. 220
38

proses yang akan lebih diamati oleh peneliti. Observasi juga digunakan
untuk mengungkapkan aktivitas siswa dalam melakukan percobaan dan
keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa.
Instrumen yang digunakan untuk menyaring data aspek
kecakapan hidup siswa secara tertulis berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan adalah lembar observasi. Format observasi yang digunakan
adalah menggunakan empat kategori 0, 1, 2, 3 dan 4
Observasi yang dilakukan terhadap siswa dimulai dari awal
kegiatan belajar mengajar sampai pada kegiatan praktikum. Hal tersebut
meliputi observasi, mengklasifikasikan, menafsirkan, memprediksi,
keterampilan siswa dalam mengajukan pertanyaan, berhipotesis,
merencanakan percobaan, kegiatan menggunakan seluruh alat,,
bagaimana siswa merancang dan memakai alat percobaan, menerapkan
konsep, serta bagaimana mengkomunikasikan hasil temuan mereka
setelah percobaan. Hal-hal tersebut merupakan keterampilan proses
sains sains yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi
berbentuk rating scale. Sehingga peneliti dapat mengetahui sejauh
mana keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa. Menurut
Gronlund secara garis besar prosedur instrumen penilaian praktikum
adalah menentukan kinerja yang dinilai, memilih fokus penilaian,
menentukan situasi kinerja, dan menentukan metode pengamatan dan
mekanisme pencatatan serta penentuan skor. 53 Peneliti menentukan
kisi-kisi lembar observasi serta mengatur bagaimana penilaian
diberikan terhadap apa yang dilakukan oleh siswa agar observer
memiliki acuan/pedoman dalam mengisi lembar observasi sehingga
lembar observasi diisi dengan sebagaimana mestinya.

53
Amalia Sapriati, Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fotosintesis, Jurnal
Pendidikan Volume 7, 2006, h. 3
39

3. Lembar Kerja Siswa


“Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak
berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar
yang harus dicapai”.54Lembar kerja siswa merupakan instrumen yang
digunakan pada penelitian ini. Lembar kerja siswa ini mengukur aspek
KPS siswa per orangan. Lembar kerja siswa ini mengukur aspek KPS
dimulai dari kegiatan belajar mengajar siswa sampai kegiatan
praktikum dilakukan.
4. Lembar Wawancara
“Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya”.55 Wawancara
ini dilakukan melalui tanya jawab secara langsung kepada siswa
dengan menggunakan alat perekam. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan wawancara terstruktur dalam mengumpulkan data
penelitian. Peneliti telah menyiapkan beberapa pertanyaan yang sudah
disusun dengan rapi sebagai panduan pada saat melakukan wawancara.
Wawancara ini berisikan respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar dan praktikum mengenai keterampilan proses sains
siswa meliputi keterampilan mengamati, menerapkan konsep,
melakukan percobaan dan keterampilan mengkomunikasikan. Data
hasil wawancara ini digunakan untuk memperjelas dan memperkuat
data yang diperoleh dari lembar observasi pelaksanaan kegiatan
praktikum.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan sumber informasi yang penting
yang dibuat oleh peneliti dalam melakukan pengamatan atau observasi.

54
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press,
2011), h. 204
55
Dr. Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula.
(Bandung: Alfabeta, 2010) h. 74
40

Ada dua kategori yang membedakan dalam membuat catatan lapangan.


Kategori pertama adalah menggunakan deskriptor inferensial rendah
dan kategori kedua yaitu menggunakan deskriptor inferensial tinggi.56
Catatan lapangan kategori pertama termasuk catatan verbatim atau kata
demi kata dari setiap pembicaraan, perilaku dan kegiatan.Sedangkan
kategori kedua dibuat berdasarkan kombinasi skema analisis yang
sudah disepakati termasuk komentar-komentar yang diucapkan. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan deskriptor inferensial rendah
karena berkenaan dengan perilaku dan kegiatan siswa dalam
melakukan kegiatan pembelajaran dengan model guided inquiry dan
praktikum. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan catatan
terhadap fakta-fakta yang muncul selama kegiatan praktikum
khususnya terhadap keterampilan proses sains siswa yang diteliti.
Catatan kegiatan pembelajaran di kelas memiliki bagian tersendiri
dimana dengan catatan ini diharapkan adanya sinkronisasi antara
catatan pada saat siswa melakukan kegiatan praktikum dengan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti juga melakukan pencatatan
terhadap data dokumen seperti Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dirancang oleh guru yang bersangkutan, alat ukur/evaluasi
hasil pembelajaran (soal ulangan) dan data nilai siswa. Selain itu,
rekaman kegiatan praktikum dan pembelajaran yang disimpan dalam
bentuk foto tidak luput dari pencatatan untuk mendukung data hasil
observasi.

E. Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperoleh berasal dari tes, lembar observasi, Lembar Kerja
Siswa (LKS) dan hasil wawancara. Keempat data tersebut digunakan untuk
mengetahui kualitas keterampilan proses sains siswa menggunakan model
guided inquiry. Agar semua data dapat diperoleh dengan baik dan lengkap,

56
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja
RosdaKarya 2009), h. 125
41

ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahapan pengumpulan data


tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Adapun langkah-langkah dalam tahap persiapan adalah sebagai
berikut:
a. Menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada
standar isi mata pelajaran Kimia SMA kelas XI dengan kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipergunakan sekarang,
serta menganalisis materi pada buku teks atau paket. Pada penelitian
ini pokok bahasan yang dipilih adalah asam basa.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Membuat instrument tes berupa soal esay, lembar observasi, Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara
sebagai alat pengumpulan data.
d. Menguji validasi RPP dan instrumen penelitian oleh para ahli (dosen
dan guru kimia SMA), kemudian diperbaiki sesuai dengan saran para
ahli.
e. Memperbanyak instrumen untuk digunakan dalam penelitian.
f. Dan melakukan validasi instrumen kepada siswa yang telah
mengikuti pelajaran kimia materi asam basa sebelumnya yaitu pada
kelas XII.
2. Tahap Pelaksanaan
Pengumpulan data dilakukan pada saat kegiatan belajar
mengajar dan kegiatan praktikum.Adapun rincian pengumpulan data
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Data observasi kegiatan belajar dilakukan pada kegiatan belajar
berlangsung dimulai pada saat apersepsi sampai penutup.
Sedangkan pada kegiatan praktikumyang diobservasi dalam
penelitian inisebanyak tiga kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum
pertama menguji sifat larutan asam/basa dengan berbagai indikator.
Yang kedua adalah praktikum tentang tetapan ionisasi asam (Ka)
42

dan tetapan ionisasi basa (Kb). Dan kegiatanpraktikum ketiga


adalah mengamati penetralan asam/basa. Ketiga praktikum ini
merupakan praktikum yang dilakukanpada semester genap kelas XI
IPA.Peneliti dengan bantuan observer mengobservasi aktifitas
kegiatan belajar mengajar dengan model guided inquiry dan
praktikum siswa. Keterampilan proses sains yang diamati
adalahmengobservasi, mengklasifikasi, interpretasi, memprediksi,
mengajukanpertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan,
menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.
b. Data wawancara
Pengumpulan data wawancara dilakukan setelah kegiatan
praktikum berakhir. Peneliti hanya mewawancarai satu orang siswa
dari masing-masing kelompok. Peneliti melakukan wawancara
dengan menggunakan pertanyaan yang ada pada lembar wawancara.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi respon dan
keterangan siswa mengenai kegiatan praktikum dan kegiatan belajar
menggunakan guided inquiryserta keterampilan proses sains selama
melakukan kegiatan praktikum. Peneliti merekam kegiatan
pengumpulan data penelitian berupa foto pada saat kegiatan belajar
menggunakan guided inquiry dan pada saat praktikum. Data
dokumentasi ini digunakan sebagai pendukung atau bukti nyata dari
proses penelitian yang telah dilakukan, dimana foto kegiatan dapat
membantu mendeskripsikan apa yang dicatat dalam catatan
lapangan dan lembar observasi. Setelah data terkumpul, dilakukan
pengolahan terhadap data-data tersebut. Kemudian dideskripsikan
berdasarkan data-data atau fakta-fakta yang muncul selama
penelitian. Setiap data pada masing-masing instrumen dihubungkan
untuk membuktikan kebenaran fakta-fakta yang muncul. Sehingga
diakhir peneliti dapat menyimpulkan sejauh mana kualitas
keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa kelas XI IPA
MAN 1 Bayah.
43

c. Data catatan lapangan


Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti dengan
mendokumentasikan seluruh data selama proses penelitian
berlangsung, mulai dari tahap persiapan sampai memperoleh
data. Catatan lapangan tersebut dibuat dengan cara mencatat
data-data faktual tentang hal-hal yang tidak terungkap pada saat
menggunakan model inquiry pada materi asam basa. Data yang
dikumpulkan merupakan data tambahan yang akan mendukung
data-data inti dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
Sumber
No Jenis Data Instrumen Teknik
Data
RPP Guru Analisis RPP Observasi
Proses Guru dan Rubrik
Informasi Observasi
Pembelajaran siswa Observasi
mengenai
1 Rubrik
keterampilan
Keterampilan Observasi
proses sains Siswa Observasi
Proses Sains Keterampilan
Proses Sains
Butir Soal
2 Tes Soal Siswa Tes
Esay
Informasi
Mengenai
3 Siswa Wawancara Wawancara
Tanggapan
Siswa
Informasi
Mengenai
4 Guru Wawancara Wawancara
Tanggapan
Guru
44

Informasi
Mengeni hal-
hal yang
terjasi selama
Sekolah,guru Catatan
5 penelitian,kea Dokumentasi
dan siswa Lapangan
daan dan
kondisi
sekolah,guru
dan siswa

F. Kalibrasi Instrumen Penelitian


Instrumen dalam penelitian harus diuji apakah instrumen tersebut
telah memiliki validitas atau daya ketepatan dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Dari pengertian tersebut dapat diartikan lebih luwes lagi bahwa valid
itu mengukur apa yang hendak diukur.57
1. Validitas isi
Validitas isi dari suatu instrumen penelitian adalah validitas yang
diperoleh setelah dilakukan penganalisaan, penelusuran atau pengujian
terhadap isi yang terkandung dalam instrumen tersebut. Validitas isi
ditilik dari segi isi tes itu sendiri berkenaan dengan isi dan format dari
instrumen. Apakah intstrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur,
apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan
diukur, dan apakah pemilihan format instrumen cocok untuk mengukur
58
segi tersebut. Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

57
Riduwan, Op Cit, h. 97
58
Nana Syaodih, Op Cit., h. 229
45

diajarkan.59 Seorang peneliti yang memberikan tes di luar konteks yang


telah ditetapkan, berarti instrumen tersebut tidak memiliki validitas isi.
Untuk instrumen yang akan mengukur efektifitas pelaksanaan program,
maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.
2. Validitas konstruksi
Validitas konstruksi dari suatu instrumen dapat dilakukan
penganalisaanya dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek-aspek
berpikir yang terkandung dalam instrumen tersebut, dengan aspek-aspek
berpikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan instruksional
khusus. Uji validitas isi dan konstruksi akan dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen.
Dalam kisi-kisi ini terdapat variabel yang akan diteliti yaitu keterampilan
proses siswa dimana akan terfokuskan pada mengamati percobaan,
menerapkan konsep, merancang percobaan dan mengkomunikasikan hasil
percobaan. Kalibrasi instrumen penelitian dilakukan oleh seorang ahli
untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Yang menjadi
seorang ahli untuk mengkalibrasi instrumen penelitian ini adalah orang
sudah dianggap ahli dalam bidang pendidikan seperti dosen pendidikan
kimia, atau guru kimia. Instrumen dikalibrasi berdasarkan struktur
instrumen, gaya bahasa, hubungan dengan indikator materi dan tingkat
kesukaran instrumen.

G. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif
kualitatif, dalam Suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa “penelitian deskriptif
Merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya saat
penelitian dilakukan”.60

59
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: , 2008), h. 129
60
Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-9, h.
234.
46

1. Lembar Observasi
Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian
dianalisis lebih lanjut dengan cara:
a. Untuk setiap pernyataan, siswa diberikan skor yang sesuai dengan
kegiatan yang dilakukannya dan selanjutnya, skor siswa pada setiap
pernyataan dijumlahkan. Jadi, skor pada setiap pernyataan merupakan
rating dan karena rating itu dijumlahkan untuk kesemua pernyataan
maka metode ini dinamai metode rating yang dijumlahkan atau method
of sum mated ratings yang dikenal dengan metode pengembangan
skala sikap model Likert. Dalam Kusaeri dan Suprananto dijelaskan
bahwa “Metode rating yang dijumlahkan atau Metode penyekalaan
Likert merupakan metode penyekalaan pernyataan sikap yang
menggunakan distribusi jawaban sebagai dasar penentuan nilai
skalanya”.61
b. Menentukan kategori kemampuan untuk masing-masing siswa
berdasarkan skala kategori KPS. Hasil presentase yang diperoleh dan
dikategorikan dalam pedoman konversi presentase rata-rata KPS
siswa. Sebelum menentukan skor, peneliti harus menentukan dulu
kategori penilaian dengan menggunkan standar 100. Peneliti
menggunakan kategori nilai menjadi 4 (empat) kategori maka tiap-tiap
bagian jarak nilainya 25. 62
Tabel 3.2 Persentase KPS
Nilai
Tingkat Penguasaan Bobot Predikat
Huruf
86 – 100 % A 4 Sangat baik
76 – 85 % B 3 Baik
60 – 75 % C 2 Cukup
55 – 59 % D 1 Kurang
≤ 54 % TL 0 Kurang sekali

61
Kusaeri., Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), Cet. Pertama, h. 221.
62
Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102 - 103
47

a. Kemudian dicari rata-rata dan presentase masing-masing


keterampilan proses sains siswa berdasarkan rumus berikut:

rata-rata =

Presentase (%) = x 100

b. Menganalisis hasil jawaban LKS.


c. Menginterpretasikan secara deskriptif data presentase tiap-tiap aspek
keterampilan proses siswa yang muncul selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dan selama praktikum,
2. Lembar Kerja Siswa
Pada lembar kerja siswa, untuk penilaian setiap pernyataan, siswa
diberikan skor yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya dan
selanjutnya, skor siswa pada setiap pernyataan dijumlahkan. pada lembar
kerja siswa, penilaiannya hampir sama dengan penilaian lembar
observasi. Pada lembar kerja siswa, penilaiannya dilakukan per individu.
sedangkan pada lembar observasi penilaianya per kelompok. Setelah
dijumlahkan, Kemudian hasil tersebut dikonversi ke dalam persen dan
selanjutnya persentase tersebut dikonversi ke dalam bentuk kategori yang
sesuai dengan range yang telah ditentukan para ahli seperti pada tabel
persentase KPS diatas.
3. Tes
Penilaian pada tes dilakukan perorangan yaitu dengan cara
menjumlahkan per indikator keterampilan proses sains pada setiap butir
soal. Selanjutnya hasil yang didapat dibuat rata-rata. Kemudian hasil
rata-rata setiap indikator tersebut kemudian dikonversi ke dalam bentuk
persen dan selanjutnya ditentukan kategori persentase tersebut sesuai
dengan range persentase yang telah ditetapkan oleh para ahli seperti pada
tabel persentase KPS diatas.
4. Data Wawancara
Data yang didapatkan setelah melakukan wawancara
ditranskipkan secara verbatim dan diklasifikasikan berdasarkan
48

keterampilan proses sains yang ditanyakan. Kemudian data tersebut


dianalisa untuk melihat bentuk penekanan kualitas keterampilan proses
sains yang dimiliki oleh siswa, dan kemudian dideskriptifkan untuk
mengambil suatu kesimpulan. Seperti halnya dengan data dari catatan
lapangan, data hasil wawancara ini digunakan sebagai data pendukung
untuk mengetahui kualitas keterampilan proses sains siswa yang telah
muncul pada saat kegiatan pembelajaran dan praktikum.
5. Data Catatan Lapangan
Lembar catatan lapangan yang digunakan untuk mengumpulkan
data selama penelitian berlangsung kemudian dideskripsikan sesuai
dengan fakta-fakta yang ada. Catatan lapangan dapat menjelaskan
kondisi keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa pada saat
melakukan kegiatan praktikum. Secara garis besar, data-data yang ada
pada catatan lapangan ini akan menjelaskan alur atau proses penelitian
yang telah dilakukan dan mendukung data hasil penelitian yang
didapatkan melalui observasi. Catatan mengenai keterampilan proses
sains siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum ditinjau kembali
dengan melihat rekaman kegiatan praktikum yang telah
didokumentasikan. Peninjauan ini dilakukan untuk melihat catatan
lapangan yang didapatkan sesuai dengan fakta-fakta yang ada atau tidak,
atau dapat disebut dengan validasi hasil catatan lapangan kegiatan
praktikum. Catatan rekaman berupa foto-foto kegiatan selama penelitian
digunakan sebagai bukti penjelas kegiatan penelitian dan keterampilan
proses sains yang dimiliki oleh siswa. Dengandata rekaman ini dapat
dilihat secara langsung keterampilan proses sains siswa saat melakukan
praktikum. Setelah itu catatan tersebut dibandingkan dengan data hasil
observasi untuk melihat sinkronisasi data yang didapatkan. Kemudian
data tersebut dibandingkan kembali dengan catatan selama kegiatan
pembelajaran dikelas. Hal ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan
kualitas keterampilan proses sains yang dimiliki siswa dengan proses
kegiatan pembelajaran dikelas dengan menggunakan model guided
inquiry.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini disajikan hasil, deskripsi dan interpretasi hasil penelitian
tentang analisis keterampilan proses sains siswa Madrasah Aliyah kelas XI
semester 2 sebanyak 29 siswa, dimana aspek keterampilan proses sains yang
diamati meliputi 9 keterampilan, yaitu: observasi, mengelompokan,
menafsirkan pengamatan (Interpretasi), meramalkan (Prediksi),
berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan/penyelidikan,
menerapkan konsep/prinsip, dan mengajukan pertanyaan. Dalam hal tersebut
didapat beberapa hasil penelitian. Dimana hasil penelitian tersebut
diantaranya:
1. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains Siswa
Tes merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk
mengukur kemampuan keterampilan sains siswa. Tes ini mengukur per
individu. Tes yang digunakan berupa soal esay yang terdiri 16 soal dan
setiap soal mewakili setiap indikator keterampilan proses sains. Hasil tes
disajikan pada tabel 4.1 berdasarkan 9 indikator KPS
Table 4.1 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Tes berupa
Soal Esay
Aspek Keterampilan Persentase (%)
No. Kategori
Proses Sains Rata-Rata
1. Observasi 82,75 Baik
2 Mengklasifikasikan 75,50 Baik
3 Interpretasi 75,50 Baik
4 Memprediksi 77,50 Baik
5 Mengajukan Pertanyaan 82,25 Baik
6 Hipotesis 63,00 Cukup
7 Merencanakan Percobaan 60,25 Cukup
8 Menerapkan Konsep 77,50 Baik
9 Mengkomunikasikan 73,25 Cukup
Jumlah 74,90 Cukup

49
50

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat hasil tes persentase rata-rata setiap


indikator keterampilan proses sains siswa. Dari tabel tersebut didapat
persentase keterampilan proses sains siswa per indikator yaitu observasi
sebesar 82,75% (Baik), mengklasifikasikan sebesar 75,50% (Baik),
interpretasi 75,50% (Baik), memprediksi 77,50% (Baik), mengajukan
pertanyaan 82,25% (Baik), hipotesis 63,00% (Cukup), merencanakan
percobaan 60,25% (Cukup), menerapkan konsep 77,50% (Baik), dan
indikator terakhir yaitu mengkomunikasikan sebesar 73,25% (Cukup).
Dari tabel diatas, indikator yang memperoleh persentase rendah yaitu
indikator hipotesis sebesar 63,00% (Cukup) dan merencanakan percobaan
sebesar 60,25% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan indikator
diperoleh persentase sebesar 74,90% (Cukup).

2. Hasil Penilaian LKS Keterampilan Proses Sains Siswa


Lembar kerja siswa merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengetahui keterampilan proses sains siswa. Dimana setiap masing-
masing siswa mengisi lembar kerja siswa yang dibagikan tersebut
berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan. LKS ini mengukur per
individu. Hasil dari lembar kerja siswa (LKS) ini disajikan dalam tabel 4.2
Table 4.2 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar
Kerja Siswa (LKS)
Aspek Keterampilan Persentase (%)
No. Kategori
Proses Sains Rata-Rata
1. Observasi 81,00 Baik
2 Mengklasifikasikan 75,75 Baik
3 Interpretasi 80,00 Baik
4 Memprediksi 76,75 Baik
5 Mengajukan Pertanyaan 78,25 Baik
6 Hipotesis 67,25 Cukup
7 Merencanakan Percobaan 65,50 Cukup
8 Menerapkan Konsep 80,00 Baik
9 Mengkomunikasikan 75,75 Baik
Jumlah 75,58 Baik
51

Berdasarkan Tabel 4.2, dapat dilihat hasil persentase penilaian


lembar kerja siswa (LKS) setiap indikator keterampilan proses sains siswa.
Dari tabel tersebut didapat persentase keterampilan proses sains siswa per
indikator yaitu observasi sebesar 81,00% (Baik), mengklasifikasikan
sebesar 75,75% (Baik), interpretasi 80,00% (Baik), memprediksi 76,75%
(Baik), mengajukan pertanyaan 78,25% (Baik), hipotesis 67,25% (Cukup),
merencanakan percobaan 65,50% (Cukup), menerapkan konsep 80,00%
(Baik), dan indikator terakhir yaitu mengkomunikasikan sebesar 75,75%
(Baik). Dari tabel diatas indikator yang memperoleh persentase rendah
yaitu indikator hipotesis sebesar 67,25% (Cukup) dan merencanakan
percobaan sebesar 65,50 (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan
indikator diperoleh persentase sebesar 75,58% (Baik).

3. Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa


Observasi yang dilakukan di MAN 1 Bayah adalah
menganalisis aspek-aspek keterampilan proses sains siswa yang muncul
pada saat kegiatan pembelajaran menggunakan model Guided Inquiry dan
kegiatan praktikum pada asam basa. Observasi ini dilakukan per
kelompok. Dimana terlebih dahulu dibuat kelompok pada saat kegiatan
belajar mengajar dan pada saat praktikum. Hasil ini diperoleh melalui
observasi yang dilakukan oleh lima observer pada saat pembelajaran
berlangsung. Sebelum observasi dilakukan, observer diberikan pedoman
teknis pengamatan dan cara mengisi lembar observasi yang akan
digunakan. Proses pengamatan dengan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung. Hasil observasi
keterampilan proses sains siswa di seluruh kegiatan pembelajaran dan
praktikum disajikan dalam Tabel 4.3.
52

Tabel 4.3 Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan Lembar


Observasi
Aspek Keterampilan Persentase (%)
No. Kategori
Proses Sains Rata-Rata
1. Observasi 80,00 Baik
2 Mengklasifikasikan 75,00 Cukup
3 Interpretasi 70,00 Cukup
4 Memprediksi 75,00 Cukup
5 Mengajukan Pertanyaan 70,00 Cukup
6 Hipotesis 60,00 Cukup
7 Merencanakan Percobaan 60,00 Cukup
8 Menerapkan Konsep 80,00 Baik
9 Mengkomunikasikan 75,00 Cukup
Jumlah 72,22 Cukup

Tabel 4.3 menunjukkan hasil observasi persentase rata-rata


keterampilan proses sains siswa selama melakukan kegiatan belajar
menggunkan guided inquiry dan melakukan kegiatan praktikum. Dari tabel
tersebut didapat persentase keterampilan proses sains siswa per indikator
yaitu observasi sebesar 80,00% (Baik), mengklasifikasikan sebesar
75,00% (Cukup), interpretasi 70,00% (Cukup), memprediksi 75,00%
(Cukup), mengajukan pertanyaan 70,00% (Cukup), hipotesis 60,00%
(Cukup), merencanakan percobaan 60,00% (Cukup), menerapkan konsep
80,00% (Baik), dan indikator terakhir yaitu mengkomunikasikan sebesar
75,00% (Cukup). Dari tabel diatas indikator yang memperoleh persentase
rendah yaitu indikator hipotesis sebesar 60,00% (Cukup) dan
merencanakan percobaan 60% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata
keseluruhan indikator diperoleh persentase sebesar 72,22% (Cukup).
53

4. Hasil Rata-rata Keseluruhan Instrumen


Setelah masing-masing instrumen mendapatkan hasil persentase,
kemudian instrumen-instrumen tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan
hasil rata-rata keseluruhan, yang kemudian hasil persentase rata-rata
tersebut dijadikan sebagai pembahasan.
Tabel 4.4Hasil Rata-rata Keseluruhan Instrumen
Instrumen
No Aspek Rata-rata Kategori
Soal Esay LKS Observasi
1 Observasi
82.00 81.00 80.00 81.00 Baik
2 Mengklasifikasikan
75.50 75.75 75.00 75.42 Baik
3 Interpretasi
75.50 80.00 70.00 75.17 Baik
4 Memprediksi
77.50 76.75 75.00 76.42 Baik
5 Mengajukan
Pertanyaan 82.25 78.25 70.00 76.83 Baik

6 Hipotesis
63.00 67.25 60.00 63.42 Cukup
7 Merencanakan
Percobaan 60.25 65.50 60.00 61.92 Cukup

8 Menerapkan Konsep
77.50 80.00 80.00 79.17 Baik
9 Mengkomunikasikan
73.25 75.75 75.00 74.67 Cukup

5. Hasil Wawancara Terhadap Siswa


Wawancara terhadap siswa dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang diberikan dengan
menggunakan model guided inquiry dan dampak dari penerapan belajar
menggunakan guided inquiry terhadap kualitas keterampilan proses sains
siswa. Wawancara ini adalah refleksi dari ketiga instrument yang tekah
dugunakan untuk mengetahui kualitas KPS siswa tersebut. Berdasarkan
54

wawancara yang telah dilakukan terhadap 10 siswa yang dijadikan sebagai


sampel, didapat data sebagai berikut
Tabel 4.5 Hasil wawancara
No Indikator Hasil Wawancara
Tanggapan siswa terahadap Siswa merasa lebih senang dikarenakan mereka
pembelajaran menggunakan lebih banyak mendapat kesempatan untuk
inkuiri terbimbing? bertanya tentang hal-hal yang mereka anggap
kurang dipahami. Model guided inquiry menurut
1 mereka lebih membantu dalam memahami
materi asam basa dikarenakan mereka dapat
lebih memperoleh informasi mengenai materi
yang dipelajari dikarenakan mereka yang
menjadi subyek penelitinya.
Tanggapan siswa mengenai Siswa merasa dengan menunjukkan benda yang
pembelajaran dengan berhubungan dengan materi pada awal
menunjukkan benda yang pembelajaran dapat membantu mereka dalam
2
berhubungan dengan materi memahami konsep awal materi tersebut.
pada awal pembelajaran?
(observasi)
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa dengan cara diklasifikasikan akan
mengklasifikasikan ciri- lebih mempermudah mereka membedakan
3 ciri benda yang ditunjukkan setiap bahan yang termasuk asam atau basa
pada awal materi? sehingga mereka akan lebih memahami konsep
asam dan basa
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa menjadi lebih paham dan tidak
interpretasi yang miss konsep karena dengan cara tersebut,
4
dilakukan oleh guru di awal konsep lebih sistematis karena dihubungkan
pembelajaran? antara konsep satu dan konsep lainnya.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa senang dapat belajar memprediksi
belajar dalam suatu konsep. Hal tersebut dikarenakan dengan
5 memprediksi suatu belajar memprediksi, siswa tersebut berarti lebih
konsep? mempunyai pondasi awal tentang konsep
tersebut.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa lebih senang. Dikarenakan dengan
kesempatan dalam cara memberi kesempatan bertanya kepada
6 mengajukan pertanyaan siswa, siswa akan lebih leluasa dalam
yang diberikan oleh guru? memahami setiap konsep yang mereka belum
pahami.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa senang dapat belajar berhipotesis
belajar berhipotesis? suatu konsep. Hal tersebut dikarenakan dengan
belajar berhipotesis, siswa tersebut berarti lebih
7 mempunyai pondasi awal tentang konsep
tersebut dan juga mereka merasa seolah-olah
mereka seperti seorang ilmuwan yang sedang
meneliti suatu percobaan.
8 Tanggapan siswa mengenai Siswa merasa senang dikarenakan mereka lebih
55

belajar merencanakan mandiri. Menurut mereka dengan cara


percobaan suatu merencanakan percobaan sendiri akan mambuat
praktikum? mereka lebih paham dalam melakukan
percobaan. Dikarenakan mereka yang
merancang sendiri percobaan tersebut.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa lebih senang dikarenakan
9 menerapkan konsep yang kemampuan mereka akan lebih terasah dalam
diajarkan guru? menghitung konsep pH.
Tanggapan siswa tentang Menurut mereka hal tersebut sangat bermanfaat
belajar dikarenakan mereka dapat belajar cara membuat
10
mengkomunikasikan? tabel, membuat grafik, cara membuat laporan
yang benar.

6. Data Catatan Lapangan


Catatan lapangan yang dikumpulkan pada saat penelitian meliputi
kegiatan pembelajaran kimia di kelas XI IPA dan kegiatan praktikum di
laboratorium dengan materi asam basa. Catatan lapangan ini ditulis oleh
peneliti dan juga lima observer yang telah diberi kesempatan untuk
mengisi lembar catatan lapangan pada saat observasi. Lembar catatan
lapangan berisi data-data diluar lembar observasi maupun LKS, karena
lembar observasi dan LKS terbatas. Data catatan lapangan ini berisikan 9
indikator keterampilan proses sains. Dimana data catatan lapangan ini
dijadikan data pendukung dalam penelitian yang dilakukan.
Adapun dalam penelitian ini, lembar catatan lapangan
mengkonfirmasi dari lembar observasi dan lembar kerja siswa. Data
catatan lapangan ini tersaji pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Data Catatan Lapangan Siswa
No Temuan Keterangan
Guru belum menerapkan model
1 Model guided inquiry tersebut. Guru masih menerapkan
model ceramah dalam pembelajaran.
Guru MAN Bayah masih menerapkan
2 RPP
RPP lama.
Siswa melakukan observasi dengan
2 Observasi baik tentang benda yang ditunjukkan
oleh guru pada awal pembelajaran
Siswa melakukan klasifikasi dengan
3 Mengklasifikasikan baik. Hal tersebut terlihat dari catatan
siswa mengenai materi yang
56

disampaikan
Interprertasi yang dilakukan cukup
4 Interpretasi
baik.
Siswa melakukan prediksi cukup baik.
Hal tersebut terlihat dari prediksi
5 Prediksi
mereka tentang konsep yang diberikan
hampir tepat.
Siswa sangat antusias dalam bertanya.
Hal tersebut bertujuan untuk lebih
6 Mengajukan pertanyaan
memahami konsep yang belum mereka
pahami
Siswa belum maksimal dalam
berhipotesis. Hal tersebut terlihat dari
7 Berhipotesis
siswa yang masih merasa bingung
tentang hipotesis itu sendiri
Siswa belum maksimal dalam
merencanakan percobaan. Mereka
8 Merencanakan percobaan
masih bergantung pada LKS instan
yang diberikan oleh guru.
Siswa cukup baik dalam menerapkan
9 Menerapkan Konsep
konsep.
Siswa cukup baik dalam
mengkomunikasikan. Hal ini terlihat
10 Mengkomunikasikan
dari pembuatan laporan, membuat
grafik yang lumayan baik.

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa di MAN 1 Bayah guru kimia


masih menerapkan metoda ceramah dalam penyampaian materi kimia
kepada siswa. Kemudian RPP yang digunakan oleh guru kimia di MAN 1
Bayah masih menerapkan RPP biasa. Setelah dikonfirmasi kepada guru
tersebut tentang mengapa tidak menerapkan RPP kurikulum 2013, guru
kimia menjawab hal tersebut berkaitan dengan keterbatasan informasi serta
kurangnya pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan.
Dalam hal ini pun peneliti menemukan bahwa siswa masih kurang
dalam hal berhipotesis dan merencanakan percobaan. Setelah dilakukan
konfirmasi kepada siswa, hal tersebut terjadi karena siswa masih diberikan
konsep ceramah dalam pembelajaran sehingga mereka belum bisa dalam
mengkonstruk pengetahuan mereka. Kemudian mereka juga masih
bingung dalam membedakan antara prediksi dan hipotesis. Mereka bahkan
57

belum tahu apa hipotesis itu sendiri. Dalam hal merencanakan percobaan,
mereka mengkonfirmasi bahwa hal tersebut terjadi karena mereka jarang
dalam melakukan percobaan walaupun fasilitas laboratorium sudah
mendukung. Dan juga mereka terbiasa menggunakan LKS yang sudah
jadi. Sehingga mereka tidak bisa ketika disuruh membuat perencanaan
percobaan sendiri.
B. Pembahasan
“Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan
yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan” 63 . Dimana
keterampilan proses sains tersebut meliputi berbagai aspek. Diantaranya
observasi, mengelompokan, menafsirkan pengamatan (Interpretasi),
meramalkan (Prediksi), berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan
percobaan/penyelidikan, menerapkan konsep/prinsip, dan mengajukan
pertanyaan.
Berdasarkan data keterampilan proses sains yang telah dipaparkan
pada bagian hasil penelitian akan dibahas lebih lanjut dengan membandingkan
aspek keterampilan proses sains dari masing-masing data berdasarkan setiap
indikator.
1. Keterampilan Proses Sains (KPS) Berdasarkan Setiap Indikator
Setelah dilakukan pemaparan dari ketiga instrumen yang
digunakan, terlihat indikator keterampilan proses sains yang tergolong
rendah dan tinggi. Dalam hal ini akan dijelaskan perbandingan dari
setiap indikator berdasarkan analisis data yang diperoleh. Berikut
penjelasan dari keseluruhan indikator.
a. Observasi
Keterampilan proses sains aspek observasi memiliki 2
indikator yaitu menggunakan sebanyak mungkin indra dan
64
menggunakan fakta relevan . Pada aspek tes, observasi
memperoleh persentase sebesar 82,75% (Baik), dan pada lembar

63
Zulfiani, dkk, Loc. Cit., h. 51.
64
Zulfiani, dkk, Loc. Cit., h. 56
58

kerja siswa (LKS), observasi memperoleh persentase sebesar


81,00% (Baik), dan pada lembar observasi memperoleh
persentase sebesar 80,00% (Baik). Kemudian untuk rata-rata
keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 81,00%
dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini terjadi
dikarenakan siswa hanya mengobservasi benda yang ditunjukkan
oleh guru kepada siswa sebagai apersepsi. Dalam hal ini siswa
hanya mengobservasi jeruk, sabun, besi karat, bunga dan lain-
lain. Hal ini pun diperkuat data wawancara yang mengatakan
bahwa mereka merasa dengan mengobservasi dapat dapat
membantu mereka dalam memahami konsep awal materi tersebut,
dan catatan lapangan yang mengatakan bahwa siswa melakukan
observasi dengan baik.
b. Mengklasifikasi
Keterampilan proses sains aspek mengklasifikasikan
memiliki beberapa indikator yaitu mencatat setiap pengamatan,
mencari perbedaan/persamaan, mengontraskan ciri-ciri,
membandingkan, mencari dasar pengelompokkan,
menghubungkan hasil pengamatan. Pada Tes, aspek
mengklasifiksikan memperoleh persentase sebesar 75,50%
(Baik), dan pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh
persentase sebesar 75,75% (Baik), dan pada lembar observasi
memperoleh persentase sebesar 75,00% (Cukup). Kemudian
untuk rata-rata keseluruhan instrumen memperoleh persentase
sebesar 75,42% dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini
disebabkan para siswa selalu membawa peralatan yang
dibutuhkan untuk mendokumentasikan setiap data yang didapat
selama kegiatan belajar mengajar, diantaranya para siswa
membawa kamera baik dari handphone maupun kamera digital,
alat tulis dan sebagainya. Sehingga hasil akhir yang diperoleh
sangat bagus karena data yang mereka peroleh sangat sistematis.
59

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang mengatakan


Siswa merasa dengan cara diklasifikasikan akan lebih
mempermudah mereka membedakan setiap bahan yang termasuk
asam atau basa sehingga mereka akan lebih memahami konsep asam
dan basa, dan juga hasil catatan lapangan yang mengatakan bahwa
siswa melakukan klasifikasi dengan baik.
c. Interpretasi/Menafsirkan
Keterampilan proses sains aspek interpretasi memiliki
beberapa indikator yaitu menghubungkan hasil pengamatan,
menemukan pola dalam 1 seri pengamatan, dan menyimpulkan
pada lembar observasi. Pada lembar observasi, aspek
mengklasifikasi memperoleh persentase sebesar 70,00% (Cukup),
pada Tes memperoleh persentase sebesar 75,50% (Baik), pada
lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 80,00%
(Baik), dan pada lembar observasi memperoleh persentase
sebesar 70,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan
instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 75,17% dan
termasuk ke dalam kategori “Baik”. Dalam aspek menafsirkan,
kelengkapan data merupakan syarat wajib agar data dapat
dihubungkan antara satu dengan yang lainnya. Berdasarkan data
penelitian, siswa mampu menyimpulkan berdasarkan data
percobaan dan mampu menghubungkan hasil pengamatan yang di
dapat. Hal ini dikarenakan siswa merekam dan
mendokumentasikan dengan baik setiap data yang diperoleh
selama kegiatan belajar dan praktikum berlangsung, sehingga
tidak ada satu pun data yang tidak lengkap.
d. Memprediksi/Meramalkan
Keterampilan proses sains aspek memprediksi memiliki
beberapa indikator yaitu menggunakan pola/hasil pengamatan,
dan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang
belum diamati. Pada lembar observasi, aspek mengklasifikasi
60

memperoleh persentase sebesar 75,00% (Cukup), pada Tes


memperoleh persentase sebesar 77,50% (Baik), pada lembar kerja
siswa (LKS) memperoleh persentase sebesar 76,75% (Baik), dan
pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 75,00%
(Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen,
persentase yang diperoleh sebesar 76,42% dan termasuk ke dalam
kategori “Baik”. Hal tersebut terjadi karena siswa mampu
meramalkan ekstrak bunga dapat dijadikan sebagai indikator. Hal
ini terjadi karena siswa sebelumnya telah diberikan buku paket
kimia oleh sekolah tempat mereka belajar 1 orang 1 buah
sehingga mereka telah membaca terlebih dahulu informasi
tentang teori kegunaan ekstrak bunga dapat dijadikan sebagai
indkator asam basa. Selain itu, dengan bantuan benda yang
ditunjukkan kepada siswa pada awal kegiatan belajar mengajar
dapat membantu siswa dalam memprediksi suatu kejadian yang
berhubungan dengan materi yang sedang mereka pelajari.
e. Mengajukan Pertanyaan
Keterampilan proses sains aspek mengajukan pertanyaan
memiliki beberapa indikator yaitu pertanyaan yang diajukan dapat
meminta penjelasan, tentang apa, mengapa, bagaimana, atau
menanyakan latar belakanng hipotesis. 65 Pada lembar observasi,
aspek mengklasifikasi memperoleh persentase sebesar 70,00%
(Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 82,25%
(Baik), pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh persentase
sebesar 78,25% (Baik), dan pada lembar observasi memperoleh
persentase sebesar 70,00% (Cukup). Kemudian untuk rata-rata
keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 76,83%
dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini terjadi karena
model pembelajaran yang digunakan yang memberikan
65
Nuryani Y. Rustaman, Keterampilan Proses Sains. (Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia, 2007), h. 8
61

keleluasaan kepada siswa untuk bertanya apa yang mereka tidak


pahami. Dan juga kurangnya siswa melakukan praktikum
sehingga ketika mereka melakukan praktikum, para siswa sangat
antusias untuk bertanya seputar yang akandipraktikumkan.Selain
itu sebagian besar dari siswa mempunyai rasa ingin tahu yang
besar. Hal tersebut tersirat ketika ada beberapa siswa yang
bertanya seputar kejadian yang ada di kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan yangakan dipraktikumkan, kemudian hal
tersebut memancing siswa lain untuk bertanya kepada peneliti
seputar yang akan dipraktikumkan.Tetapi dalam hal ini pun ada
beberapa siswa yang terlihat pasif.Hal ini disebabkan siswa
tersebut masih merasa canggung dan terlihat malu-malu untuk
bertanya.
f. Hipotesis
Keterampilan proses sains aspek hipotesis memiliki
beberapa indikator yaitu menyatakan hubungan antara dua
variabel, atau mengajukan perkiraan penyebab sesuatu
terjadi. 66 Pada lembar observasi, aspek hipotesis memperoleh
persentase sebesar 60,00% (Cukup), pada Tes memperoleh
persentase sebesar 63,00% (Cukup), pada lembar kerja siswa
(LKS) memperoleh persentase sebesar 67,25% (Cukup), dan pada
lembar observasi memperoleh persentase sebesar 63,00%
(Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen,
persentase yang diperoleh sebesar 63,42% dan termasuk ke dalam
kategori “Cukup”. Dalam hal ini, aspek hipotesis ini berada pada
kategori cukup dan termasuk kedalam indikator yang terendah.
Penyebab hal ini terjadi dikarenakan kurangnya kesempatan yang
diberikan oleh guru kepada siswa untuk lebih mengasah
menggunakan kemampuan logikanya. Guru lebih cenderung
menjadi pusat informasi. Sehingga konsep pembelajarannya

66
Nuryani Y. Rustaman, Op. Cit. h. 7
62

hanya bersifat transper pengetahuan saja tanpa melatih


kemampuan logika siswa dan tidak melatih untuk mengkonstruk
pengetahuannya.Hal ini diperkuat oleh data hasil wawancara yang
mengatakan bahwa mereka belum paham apa itu hipotesis.
Kemudian data catatan lapangan mengatakan bahwa Siswa belum
maksimal dalam berhipotesis. Hal tersebut terlihat dari siswa
yang masih merasa bingung tentang hipotesis itu sendiri.
g. Merencanakan Percobaan
Keterampilan proses sains aspek merencanakan percobaan
memiliki beberapa indikator yaitu kegiatan menggunakan pikiran,
menentukan alat dan bahan yang digunakan, menentukan
variabel/faktor penentu, menentukan apa yang akan diukur,
diamati, dicatat, menentukan cara dan langkah kerja. Pada lembar
observasi, aspek merencanakan percobaan memperoleh
persentase sebesar 60,00% (Cukup), pada Tes memperoleh
persentase sebesar 60,025% (Cukup), pada lembar kerja siswa
(LKS) memperoleh persentase sebesar 65,50% (Cukup), dan pada
lembar observasi memperoleh persentase sebesar 60,00%
(Cukup). Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen,
persentase yang diperoleh sebesar 61,92% dan termasuk ke dalam
kategori “Cukup”. Indikator merencanakan percobaan ini
termasuk aspek yang terendah bersama dengan aspek hipotesis
dibandingkan dengan aspek yang lain. Setelah dilakukan
penyelidikan kepada siswa seputar aspek keterampilan
prosessains yang rendah persentasenya, ternyata hal tersebut
secara umum dikarenakan olehsiswa yang tidak terbiasa dalam
melakukan kegiatan praktikum, kurangnya fasilitas seperti tidak
adanya internet dan juga ketidaktahuan siswa mengenai apa
keterampilan proses sains itu sendiri. Ketidakbiasaandan
ketidaktahuan ini dikarenakan oleh proses pembelajaran di
sekolah yang tidakmemperhatikan aspek psikomotorik siswa
63

dibidang sains. Hal ini ditunjukan oleh kegiatan pembelajaran di


kelas yang cenderung monoton dan lebih menekankanpada aspek
kognitif siswa saja.Sehingga menyebabkan siswa tidak
mampumengeluarkan keterampilan dan mengembangkan
keterampilan tersebut dengansebagaimana mestinya.Berdasarkan
pengakuan dari siswa yang menyatakan bahwa mereka
hanyamelakukan praktikum sekali pada materi larutan elektrolit
dan menggunakan LKS yang sudah jadi. Hal ini
menunjukanbahwa minimnya pengalaman siswa dalam
melakukan praktikum. Minimnyapengalaman ini menyebabkan
siswa kurang kreatif dan kurang mampu menjalankan
praktikumdengan baik dan rendahnya kualitas keterampilan
proses sains yang dimiliki olehsiswa.Penyebab lain tidak
munculnya keterampilan proses sains tersebut adalahpenggunaan
LKS yang instan. Guru tidak menekankan kepada siswa
kemandirian untuk berusaha terlebih dahulu mencari sumber-
sumber dan refrensi tentang praktikum. Siswa hanya diberikan
LKS yang sudah ada kemudian praktikum menggunakan LKS
yang ada tersebut tanpa diajarkan untuk mencari terlebih dahulu.
Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang mengatakan bahwa
mereka masih bergantung pada LKS instan jadi masih belum
maksimal dalam menentukan percobaan sendiri. Dan juga dari
hasil catatan lapangan mengatakan bahwa Siswa belum maksimal
dalam merencanakan percobaan. Mereka masih bergantung pada
LKS instan yang diberikan oleh guru.
h. Menerapkan Konsep
Keterampilan proses sains aspek menerapkan konsep
memiliki beberapa indikator yaitu menerapkan konsep pada
situasi baru, menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi. Pada Tes memperoleh
persentase sebesar 77,50% (Baik), pada lembar kerja siswa (LKS)
memperoleh persentase sebesar 80,00% (Baik), dan pada lembar
64

observasi memperoleh persentase sebesar 80,00% (Baik).


Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang
diperoleh sebesar 79,17% dan termasuk ke dalam kategori “Baik”
Dalam aspek ini sebagian besar siswa mampu menghitung pH
dengan data yang mereka dapatkan walaupun masih ada sebagian
yang masih bingung cara menghitung pH dengan data yang
didapat langsung dari praktikum. Karena para siswa biasanya
hanya menghitung pH dari soal yang diberikan secara langsung
oleh guru. Kemudian kesulitan yang ditemukan siswa adalah cara
menghitung logaritma. Hal ini dikarenakan siswa terbiasa
menggunakan kalkulator scientific.Tetapi sebagian besar mereka
mampu menghitung pH dengandata praktikum.Hal ini
dikarenakan menurut siswa, mereka hanya perlu memasukan saja
data yang ada kedalam rumus yang sudah tersedia. Hal tersebut
diperkuat oleh data wawancara yang mengatakan bahwa Siswa
merasa lebih senang dikarenakan kemampuan mereka akan lebih
terasah dalam menghitung konsep pH, dan juga data catatan
lapangan yang mengatakan bahwa Siswa cukup baik dalam
menerapkan konsep.
i. Mengkomunikasikan
Keterampilan proses sains aspek mengkomunikasikan
memiliki beberapa indikator yaitu menggambarkan data empiris
hasil percobaan dengan tabel/grafik/diagram, menyampaikan
laporan sistematis, menjelaskan hasil percobaan, membaca grafik,
mendiskusikan hasil kegiatan. Pada lembar observasi, aspek
mengkomunikasikan memperoleh persentase sebesar 75,00%
(Cukup), pada Tes memperoleh persentase sebesar 73,25%
(Cukup), dan pada lembar kerja siswa (LKS) memperoleh
persentase sebesar 75,75%(Baik). Kemudian untuk rata-rata
keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 74,67%
dan termasuk ke dalam kategori “Cukup”. Walaupun termasuk ke
65

dalam kategori Cukup, aspek mengkomunikasikan ini hampir


mendekati ke dalam kategori baik disbanding aspek hipotesis dan
merencanakan percobaan. Hal ini berkaitan erat dengan aspek
mengelompokan.Karena pada aspek mengelompokan, siswa
dituntut agar dapat mendokumentasikan secara sistematis setiap
data yang diperoleh.Hal ini pun berpengaruh terhadap aspek
mengkomunikasikan.Dikarenakan pada aspek mengelompokan
para siswa telah melakukan dengan baik (pendokumentasian data
praktikum) sehingga hal itupun mempermudah terhadap aspek
mengkomunikasikan yang berisikan indikator membuat tabel
pengamatan, membuat grafik pengamatan dan membuat
laporan.Sebagian besar siswa mampu membuat tabel, grafik
pengamatan, dan membuat laporan dikarenakan data yang mereka
peroleh lengkap dan sistematis.Selain itu, para siswa sebagian
besar sudah berpengalaman membuat laporan walaupun mereka
jarang melakukan praktikum. Menurut beberapa siswa mereka
sudah biasa membuat laporan yang ditugaskan oleh guru mata
pelajaran yang lain selain guru kimia. Dan juga menurut sebagian
siswa, mereka dapat membuat laporan yang baik dengan
mempelajari di internet. Hasil ini pun didukung oleh data
wawancara yang mengatakan bahwa Menurut mereka hal tersebut
sangat bermanfaat dikarenakan mereka dapat belajar cara membuat
tabel, membuat grafik, cara membuat laporan yang benar, dan juga
data hasil catatan lapangan yang mengatakan bahwa Siswa cukup
baik dalam mengkomunikasikan. Hal ini terlihat dari pembuatan
laporan, membuat grafik yang lumayan baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telahdikemukakan,
maka diperoleh kesimpulan mengenaiketerampilan proses sains siswa dalam
kegiatan belajar mengajar dan praktikum yaitu sebagai berikut:
Keterampilan proses sains siswa pada materi asam basa menggunakan
model pembelajaran guided inquiry pada kelas XI IPA di MAN 1 Bayah
adalah “Baik”. Ada beberapa dari 9 aspek keterampilan proses sains siswa
yang kemampuannya termasuk kedalam kategori “Cukup” diantaranya
kemampuan merencanakan percobaan, berhipotesis dan Mengkomunikasikan.
Hal ini terjadi karena :
1. Merencanakan Percobaan; Aspek merencanakan percobaan termasuk ke
dalam kategori Cukup dikarenakan siswa yang tidak terbiasa dalam
melakukan praktikum dan juga kurangnya fasilitas informasi seperti tidak
adanya internet.
2. Hipotesis; Aspek hipotesis termasuk ke dalam kategori Cukup dikarenakan
kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru kepada siswa untuk lebih
mengasah menggunakan kemampuan logikanya. Dan juga sistem
pembelajaran yang hanya bersifat transper ilmu saja tanpa mengkonstruk
sendiri pengetahuannya.
3. Mengkomunikasikan; Aspek mengkomunikasikan termasuk ke dalam
kategori Cukup dikarenakan siswa kesulitan dalam membuat tabel, grafik
dan menghubungkan antara data satu dan yang lainnya.

69
70

B. Saran
1. Hendaknya seorang pendidik menguasai berbagai macam model
pembelajaran supaya lebih bervariasi dan tidak monoton dalam mengajar.
2. Pendidik memiliki kewajiban untuk meningkatkan keterampilan proses
sains siswa, supaya siswa mempunyai bekal dan lebih siap ketika mereka
terjun ke dunia masyarakat.
3. Kegiatan praktikum sebaiknya lebih sering dilaksanakan. Supaya siswa
dapat melihat secara langsung fenomena yang terjadi pada materi kimia
dan juga kegiatan praktikum dapat menstimulisasi siswa untuk lebih
meningkatkan keterampilan proses sains yang dimilikinya.
4. Penggunaan LKS hendaknya yang dapat merangsang dan mengembangkan
keterampilan proses sains siswa. LKS yang digunakan dapat berupa
pertanyaan produktif atau dikemas lebih menarik sehingga siswa lebih
tertarik dalam melakukan praktikum dan dapat mengembangkan
keterampilan proses sains yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA

A. Isa, Wahyudin, Sutikno. “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia


Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan
Pemahaman Siswa”. Diakses pada tanggal 18/04/2013, dari
journal.unnes.ac.id/index.php/usej/article/view/868/892
Agustanti, TH. "Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi” diakses pada 13/02/13, dari
http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii
Alan Corburn, an Inquiry primer,
2000http://www.experientiallearning.ucdavis.edu/module2/el2-60-
primer.pdf
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
------------------------. Menejemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Cahyana, Ucu, et al. Kimia Untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Piranti Darma
Kalokatama, 2007.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006.
Hakim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,
2009.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Hanson M David & Richard S. Moog.”Process Oriented Guided Inquiry
Learning(POGIL) In 21st Century Pedagogies”. Vol. IV.
(http://www.POGIL.org)
Hassard Jack and Michael Dias,The Art Of Teaching Science, London: Oxford
University press, inc. 2005
Keenan, dkk.Kimia untuk Universitas Jilid I. Jakarta; Erlangga, 1984.

71
72

Kuhtau C Carol, dan Todd J Ross. 2006, “Guided Inquiry: A Framework for
Learning Throug School Libraries in 21st Century School”, diakses
20/01/13 dari http://cissl.scils.rutgers.edu/guided inquiry/char.htm
Margono, S Drs. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan
Implementasinya.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
N.K, Roestiyah.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2008.
Nata, Abuddin, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana, 2009.
Soleh, Arif. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Kegiatan Praktikum
Termokimia Dan Laju Reaksi BerbasisInquiry, 2013, UIN Jakarta, Prodi
Pedidikan Kimia, JurusanPendidikan IPA, Skripsi tidak diterbitkan
Nurtafita, Nita. dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Guided
Inquiry Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor”.
Di SMP N 3 Tangsel, 2012, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia,
Jurusan Pendidikan IPAPendidikan Volume 7, 2006.
Premono, Shidiq. dkk. Kimia SMA/MA Kelas XI. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2006.
Purba, Michael. Kimia SMU kelas X. Jakarta: Erlangga, 2006.
Purwanto, Ngalim.Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Riduwan, Dr. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta, 2010.
Rustaman Y, Nuryani. et al, Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UNM,
2005.
__________________, Keterampilan Proses Sains. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia, 2007.
Samana A, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI) dan Pertimbangan Metodologisnya. Yogyakarta: Kanisius, 1992.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2006.
73

Sapriati, Amalia. Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fotosintesis,


JurnalPendidikan Volume 7, 2006.
Semiawan,Conni. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia, 1992.
Sharif Ahmad, Ahmad Hasan. 2012, “The Effects of Guided Inquiry Instruction
on Students’ Achievement and Understanding of the Nature of Science in
Environmental Biology Course” The British University in Dubai. Diakses
19/02/14darihttp://bspace.buid.ac.ae/bitstream/handle/1234/395/100026.p
df?sequence=1
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi
Aksara, 1991.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: PT.
RemajaRosdakarya, 2009.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009.
Suprananto, Kusaeri. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivisme.
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
UnoB, Hamzah. & Nurdin Mohamad.Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011.
UU No. 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional
Widayanto, pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X
Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Ind, Volume 5, Nomor 1,
Januari 2009.
Widowati, Asri. Penerapan Pendekatan Inquiry dalam Pembelajaran Sains
sebagai Upaya Pengembangan Cara Berpikir Divergen, Majalah Ilmiah
Pembelajaran, Vol. 3, No. 1, Mei 2007.
Wiriaatmadja, Rochiati.Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN,
2009.
LAMPIRAN
Hasil Observasi
PERHITUNGAN

1. Instrumen Lembar Kerja Siswa


 Aspek Observasi


rata-rata =

=
= 3,20

Presentase (%) = x 100

= x 100%

= 80%

2. Instrumen Tes
 Aspek Observasi


rata-rata =

=
= 3,06
Presentase (%) = x 100

= x 100%

= 76,65%

74
75
76
77
78
79
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : MAN 1 Bayah

Kelas : XI (Sebelas)

Semester : Genap

Mata Pelajaran : Kimia

Jumlah Pertemuan : 3 kali pertemuan ( 3 x 2 jam pelajaran)

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode


pengukuran, dan terapannya

Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan teori-teori asam basa dengan


menentukan sifat larutan dan menghitung pH larutan

Indikator :

1. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius.


2. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry.
3. Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan
menunjukkan pasangan asam basa konjugasinya.
4. Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis.
5. Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan tetapan asam (Ka) dan tetapan
basa (Kb).
6. Memperkirakan pH berdasarkan tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan ionisasi
basa (Kb).
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat

1. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius;


2. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry;
3. menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan
menunjukkan pasangan asam-basa konjugasinya;

81
4. menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis.
5. Siswa dapat menentukan konsentrasi ion H+ berdasarkan tetapan ionisasi basa
(Kb).
6. Siswa dapat memahami tahapan ionisasi asam poliprotik.
7. Siswa dapat menghitung konsentrasi ion H+ berdasarkan tetapan ionisasi asam
(Ka).
8. Siswa dapat menghitung pH berdasarkan tetapan ionisasi basa (Kb).
9. Siswa dapat memahami hubungan kekuatan asam berdasarkan tetapan ionisasi
asam (Ka).

B. Materi Pembelajaran
Asam Basa

C. Metode Pembelajaran
Guided Inquiry

D. Media Pembelajaran
 Papan Tulis, Spidol
 Alat dan Bahan Eksperimen

E. Langkah-langkah Pembelajaran

PERTEMUAN PERTAMA

No Kegiatan siswa Waktu


Guided Inquiry Kegiatan Belajar
(menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam dan a. Siswa menjawab salam
mengkondisikan kelas dan mengkondisikan
10
diri
b) Guru mengabsen siswa satu per b. Siswa memperhatikan
satu guru

82
c) Guru membacakan indicator c. Siswa memperhatikan
yang harus dicapai oleh siswa guru

d) kemudian guru menyampaikan d. Siswa memperhatikan


masalah kepada siswa dan
memerintahkan kepada siswa
untuk Mengobservasi beberapa
benda diantaranya jeruk,
sabun, detergen, cuka, air accu
dan logam karat. setelah itu
guru meminta siswa
mengemukakan pendapat
tentang benda tersebut.

e) Guru meminta siswa e. siswa mengemukakan


mengemukakan pendapat pendapat tentang benda
tentang benda yang yang diberikan oleh
ditunjukkan guru

f) Guru meminta siswa untuk f. siswa mencatat setiap


mengelompokan yang pendapat yang
dikemukakan tentang benda dikemukakan
yang ditunjukkan kedalam
tabel.
g) kemudian guru g. siswa memperhatikan
Mengiterpretasikan dengan
cara menghubungkan
pengetahuan awal siswa
dengan materi yang akan h. siswa memperhatikan
dipelajari
h) Guru menyampaikan tahapan
pembelajaran

2 Tahapan Bertanya Kegiatan Inti


a) Guru membimbing peserta a) siswa membentuk
didik dalam pembentukan kelompok
kelompok.
30
b) kemudian guru menyuruh b) siswa membuat prediksi
kepada siswa untuk membuat awal
Prediksi tentang asam basa
berdasarkan pengamatan di

83
awal pembelajaran
c) guru memberikan kesempatan c) siswa mengajukan
kepada siswa untuk pertanyaan kepada guru
Mengajukan pertanyaan
berkaitan dengan asam basa
d) guru memberikan waktu d) siswa membuat
kepada siswa untuk kesimpulan dan
menyimpulkan pertanyaan dan membuat hipotesis
selanjutnya untuk ditentukan sementara
sebagai Hipotesis dan dapat
dibuktikan melalui percobaan
pada langkah selanjutnya.
3 Tahap Penyelidikan a) Guru memberikan Lembar a) siswa menerima LKS
Kerja Siswa (LKS) yang berisi yang diberikan oleh
tugas kepada masing-masing guru
kelompok
1. LKS Praktikum 1:
 Menyelidiki sifat larutan
asam/basa dengan
berbagai indikator yaitu
dengan menyiapkan
larutan HCl dan NaOH
serta beberapa indikator
asam-basa (Lakmus
merah, lakmus Biru,
Fenolftalin, dan Metil
Merah).
20
b) Guru memerintahkan kepada b) siswa berdiskusi
siswa untuk Merencanakan dengan teman
percobaan dengan kelompok dan
mendiskusikan LKS dan mencari serta
mencari, mengumpulkan data mengumpulkan data
mengenai masalah yang dari berbagai sumber
diajukan guru tentang membuat sebelum melakukan
langkah-langkah percobaan praktikum.
sebelum praktikum mengenai
asam basa dari berbagai
sumber.
c) Guru mempersilahkan kepada c) siswa mengajukan
siswa untuk mengajukan pertanyaan kepada
pertanyaan. guru.
d) guru membimbing siswa d) siswa membuat

84
menyimpulkan diskusi hasil kesimpulan dengan
pembuatan langkah-langkah bimbingan guru
percobaan.
4 Tahap Kumpulkan a) pada tahap ini guru a) siswa melakukan
Data menginstruksikan kepada percobaan untuk
siswa untuk melakukan menjawab hipotesis
percobaan untuk menjawab yang mereka telah
hipotesis mereka yang telah dapatkan.
didapatkan (Menggunakan
Alat dan Bahan)
b) guru mengawasi jalannya b) siswa dengan serius
praktikum sekaligus mengikuti praktikum
membantu kelompok yang dengan bimbingan dari
mengalami kesulitan. guru.
c) Guru mempersilahkan kepada c) siswa mengajukan
30
siswa untuk mengajukan pertanyaan.
pertanyaan.
d) guru menginstruksikan kepada d) setiap kelompok
masing-masing kelompok mencatat setiap hasil
untuk mencatat hasil dari percobaan.
percobaan.
e) Guru menyuruh kepada siswa e) Siswa menghitung pH
untuk Menerapkan Konsep berdasarkan data
dengan cara menghitung pH percobaan
berdasarkan data yang di
dapat

5 Tahap Menarik a) pada tahap ini guru a) siswa mengolah data


Kesimpulan menginstruksikan kepada serta membuat
masing-masing kelompok kesimpulan dari hasil
untuk Mengkomunikasikan praktikum
hasil percobaan dengan cara
mengolah data dan membuat
kesimpulan dari hasil kegiatan 10
praktikum

b) guru memberikan pengarahan b) siswa memperhatikan


kepada siswa tentang cara dan menyimak
pembuatan laporan praktikum penjelasan guru.
yang baik.
6 Tahap a) guru memerintahkan kepada a) siswa mengutus
20
Mengkomunikasikan setiap kelompok untuk perwakilan

85
mengirimkan perwakilannya kelompoknya untuk
untuk mempresentasikan hasil mempresentasikan
percobaannya. hasil percobaan yang
telah dilakukan.
b) guru memberikan kesempatan b) siswa yang berbeda
kepada kelompok lain untuk kelompok mengajukan
mengajukan pertanyaan dan pertanyaan serta
menanggapinya. menanggapi presentasi
yang dilakukan oleh
kelompok yang
tampil.
c) siswa memperhatikan
c) guru mengomentari jalannya penjelasan guru
diskusi dan memberikan
penguatan serta meluruskan
hal-hal yang kurang tepat.

PERTEMUAN KEDUA

No Kegiatan siswa Waktu


Guided Inquiry Kegiatan Belajar
(menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam a) Siswa menjawab salam
dan mengkondisikan kelas dan mengkondisikan
diri

b) Guru mengabsen siswa satu b) Siswa memperhatikan


per satu guru

c) Guru membacakan indicator c) Siswa memperhatikan


yang harus dicapai oleh guru 10
siswa

d) kemudian guru memberikan d) siswa menjawab


pertanyaan sebagai ulasan pertanyaan yang
pelajaran yang lalu dengan diberikan oleh guru
memberikan beberapa
pertanyaan.(diantaranya :
Apakah yang dimaksud

86
dengan asam dan basa?
e) kemudian guru e) siswa menjawab
memerintahkan untuk pertanyaan yang
Mengobservasi kepada siswa diberikan oleh guru
dengan menunjukan
beberapa zat diantaranya
HCl, NaOH, CH3COOH,
dan NH4OH dan bertanya
sifat dari zat tersebut?
f) Guru meminta siswa untuk f) siswa mencatat
Mengelompokan dengan pendapat yang
mencatat setiap pendapat dikemukakan ke dalam
yang dikemukakan tentang tabel
benda yang ditunjukkan
kedalam tabel.

g) kemudian guru g) siswa memperhatikan


Menginterpretasikan dengan guru
cara menghubungkan
pengetahuan awal siswa
dengan materi yang akan
dipelajari
h) Guru menyampaikan tahapan h) siswa memperhatikan
pembelajaran

2 Tahapan Bertanya a) Guru membimbing peserta a) siswa membentuk


didik dalam pembentukan kelompok
kelompok.
b) kemudian guru menyuruh b) siswa menjawab
kepada siswa untuk pertanyaan yang
membuat Prediksi tentang diajukan guru
asam basa berdasarkan
pengamatan di awal
pembelajaran 30
c) guru memberikan c) siswa mengajukan
kesempatan kepada siswa pertanyaan kepada
untuk Mengajukan guru
Pertanyaan berkaitan
dengan asam basa
d) guru memberikan waktu d) siswa membuat
kepada siswa untuk kesimpulan dan
menyimpulkan pertanyaan membuat hipotesis

87
dan selanjutnya untuk sementara
ditentukan sebagai
Hipotesis dan dapat
dibuktikan melalui
percobaan pada langkah
selanjutnya.
3 Tahap Penyelidikan a) Guru memberikan Lembar a) siswa menerima LKS
Kerja Siswa (LKS) yang yang diberikan oleh
berisi tugas kepada masing- guru
masing kelompok.
1. LKS Praktikum 2:
Menyelidiki tetapan
ionisasi asam (Ka) dan
tetapan ionisasi basa
(Kb) berdasarkan pH,
yaitu dengan
menyiapkan larutan HCl,
NaOH, CH3COOH, dan
NH4OH serta pH meter.
b) Guru memerintahkan kepada b) siswa berdiskusi
siswa Merencanakan dengan teman
Percobaan dengan cara kelompok dan mencari
20
mendiskusikan LKS dan serta mengumpulkan
mencari, mengumpulkan data data dari berbagai
mengenai masalah yang sumber sebelum
diajukan guru tentang melakukan praktikum.
membuat langkah-langkah
percobaan sebelum
praktikum mengenai asam-
basa kuat dan asam-basa
lemah dari berbagai sumber.
c) Guru mempersilahkan
kepada siswa untuk c. siswa mengajukan
mengajukan pertanyaan. pertanyaan kepada
d) guru membimbing siswa guru.
menyimpulkan diskusi hasil d. siswa membuat
pembuatan langkah-langkah kesimpulan dengan
percobaan. bimbingan guru
Tahap Kumpulkan a) pada tahap ini guru a) siswa melakukan
Data menginstruksikan kepada percobaan untuk
30
siswa untuk melakukan menjawab hipotesis
percobaan untuk menjawab yang mereka telah

88
hipotesis mereka yang telah dapatkan.
didapatkan (Menggunakan
alat dan bahan)
b) guru mengawasi jalannya b) siswa dengan serius
praktikum sekaligus mengikuti praktikum
membantu kelompok yang dengan bimbingan dari
mengalami kesulitan. guru.
c) Guru mempersilahkan c) siswa mengajukan
kepada siswa untuk pertanyaan.
mengajukan pertanyaan.
d) guru menginstruksikan d) setiap kelompok
kepada masing-masing mencatat setiap hasil
kelompok untuk mencatat dari percobaan.
hasil percobaan.
e) Guru memerintahkan kepada e) Siswa menghitung
siswa untuk Menerapkan nilai Ka dan Kb
Konsep dengan cara berdasarkan data yang
menghitung nilai Ka dan Kb diperoleh
dari data yang diperoleh

Tahap Menarik a) pada tahap ini guru a) siswa mengolah data


Kesimpualan menginstruksikan kepada serta membuat
masing-masing kelompok kesimpulan dari hasil
untuk Mengkomunikasikan praktikum
hasil percobaan dengan cara
mengolah data dan membuat
10
kesimpulan dari hasil
kegiatan praktikum.
b) guru memberikan b) siswa memperhatikan
pengarahan kepada siswa dan menyimak
tentang cara pembuatan penjelasan guru.
laporan praktikum yang baik.
Tahap a) guru memerintahkan kepada a) siswa mengutus
Mengkomunikasikan setiap kelompok untuk perwakilan
mengirimkan perwakilannya kelompoknya untuk
untuk mempresentasikan mempresentasikan
hasil percobaannya. hasil percobaan yang
20
telah dilakukan.
b) guru memberikan b) siswa yang berbeda
kesempatan kepada kelompok mengajukan
kelompok lain untuk pertanyaan serta
mengajukan pertanyaan dan menanggapi presentasi

89
menanggapinya yang dilakukan oleh
kelompok yang tampil.
c) siswa memperhatikan
c) guru mengomentari jalannya penjelasan guru
diskusi dan memberikan
penguatan serta meluruskan
hal-hal yang kurang tepat. d) siswa melakukan
d) kemudian guru latihan dengan
menginstruksikan kepada menjawab soal
setiap siswa untuk
melakukan latihan
mengerjakan soal
menentukan konsentrasi ion
H+ dan OH-.

PERTEMUAN KETIGA

No Kegiatan siswa Waktu


Guided Inquiry Kegiatan Belajar
(menit)
1 Kegiatan Pendahuluan
a) Guru mengucapkan salam a) Siswa menjawab salam
dan mengkondisikan kelas dan mengkondisikan
diri

b) kemudian guru memberikan b) siswa menjawab


pertanyaan sebagai ulasan pertanyaan yang
pelajaran yang lalu dengan diberikan oleh guru
memberikan beberapa
pertanyaan.(diantaranya :
Apakah yang dimaksud
10
dengan asam-basa kuat dan
asam-basa lemah?
c) kemudian guru c) siswa mengenukakan
menyampaikan masalah pendapat mengenai
kepada siswa dan benda yang ditunjukkan
memerintahkan siswa untuk oleh guru
Mengobservasi bunga, pH
meter dan Kertas Lakmus
dan bertanya apa yang siswa
bayangkan tentang bunga
dan fungsi dari kedua alat

90
tersebut?
d) Guru meminta siswa untuk d) siswa mencatat setiap
Mengelompokan dengan pendapat yang
cara mencatat setiap dikemukakan
pendapat yang dikemukakan
tentang benda yang
ditunjukkan kedalam tabel.
e) kemudian guru e) siswa memperhatikan
Menginterpretasikan dengan
cara menghubungkan
pengetahuan awal siswa
dengan materi yang akan
dipelajari
f) Guru menyampaikan tahapan f) siswa memperhatikan
pembelajaran

2 Tahapan Bertanya Kegiatan Inti


a) Guru membimbing peserta a) siswa membentuk
didik dalam pembentukan kelompok
kelompok.
b) kemudian guru menyuruh b) siswa membuat prediksi
kepada siswa untuk membuat awal tentang asam basa
Prediksi tentang asam basa
berdasarkan pengamatan di
awal pembelajaran
c) guru menerangkan tentang c) siswa memperhatikan
konsep derajat keasaman penjelasan guru.
asam-basa kuat dan asam-
basa lemah 30
d) guru memberikan d) siswa mengajukan
kesempatan kepada siswa pertanyaan kepada guru
untuk Mengajukan
Pertanyaan. e) siswa membuat
e) guru memberikan waktu kesimpulan dan
kepada siswa untuk membuat hipotesis
menyimpulkan pertanyaan sementara
dan selanjutnya untuk
ditentukan sebagai Hipotesis
dan dapat dibuktikan melalui
percobaan pada langkah
selanjutnya.
3 Tahap Penyelidikan a) Guru memberikan Lembar a) siswa menerima LKS 20

91
Kerja Siswa (LKS) yang yang diberikan oleh
berisi tugas kepada masing- guru
masing kelompok.
1. LKS Praktikum 3:
Mengamati Penetralan
Asam-Basa, yaitu dengan
menyiapkan larutan HCl,
NaOH, indikator
penolftalein, serta indicator
Universal.
b) Guru memerintahkan kepada b) siswa berdiskusi
siswa untuk Merencanakan dengan teman
Percobaan dengan cara kelompok dan mencari
mendiskusikan LKS dan serta mengumpulkan
mencari, mengumpulkan data data dari berbagai
mengenai masalah yang sumber sebelum
diajukan guru tentang melakukan praktikum.
membuat langkah-langkah
percobaan sebelum
praktikum mengenai asam-
basa kuat dan asam-basa
lemah dari berbagai sumber.
c) Guru mempersilahkan
kepada siswa untuk c) siswa mengajukan
mengajukan pertanyaan. pertanyaan kepada
d) guru membimbing siswa guru.
menyimpulkan diskusi hasil d) siswa membuat
pembuatan langkah-langkah kesimpulan dengan
percobaan. bimbingan guru
Tahap Kumpulkan a) pada tahap ini guru a) siswa melakukan
Data menginstruksikan kepada percobaan untuk
siswa untuk melakukan menjawab hipotesis
percobaan untuk menjawab yang mereka telah
hipotesis mereka yang telah dapatkan.
didapatkan (Menggunakan
Alat dan bahan) b) siswa dengan serius 30
b) guru mengawasi jalannya mengikuti praktikum
praktikum sekaligus dengan bimbingan dari
membantu kelompok yang guru.
mengalami kesulitan.

c) Guru mempersilahkan c) siswa mengajukan

92
kepada siswa untuk pertanyaan.
mengajukan pertanyaan.
d) guru menginstruksikan d) setiap kelompok
kepada masing-masing mencatat setiap hasil
kelompok untuk mencatat dari percobaan.
hasil percobaan.

Tahap Menarik a) pada tahap ini guru a) siswa mengolah data


Kesimpualan menginstruksikan kepada serta membuat
masing-masing kelompok kesimpulan dari hasil
untuk Mengkomunikasikan praktikum
hasil percobaan dengan cara
mengolah data dan membuat
10
kesimpulan dari hasil
kegiatan praktikum.
b) guru memberikan b) siswa memperhatikan
pengarahan kepada siswa dan menyimak
tentang cara pembuatan penjelasan guru.
laporan praktikum yang baik.
Tahap a) guru memerintahkan kepada a) siswa mengutus
Mengkomunikasikan setiap kelompok untuk perwakilan
mengirimkan perwakilannya kelompoknya untuk
untuk mempresentasikan mempresentasikan hasil
hasil percobaannya. percobaan yang telah
dilakukan.
b) guru memberikan b) siswa yang berbeda
kesempatan kepada kelompok mengajukan
kelompok lain untuk pertanyaan serta
mengajukan pertanyaan dan menanggapi presentasi
20
menanggapinya. yang dilakukan oleh
kelompok yang tampil.
c) guru mengomentari jalannya c) siswa memperhatikan
diskusi dan memberikan penjelasan guru
penguatan serta meluruskan
hal-hal yang kurang tepat.
d) dan melakukan latihan d) siswa melakukan
menjawab soal tentang latihan dengan
derajat keasaman asam dan menjawab soal
basa.

93
Jakarta, /09/2013

Guru Mata Pelajaran

(_________________)

94
INSTRUMEN PENELITIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA
KONSEP ASAM BASA

NamaSekolah : MAN 1 BAYAH

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2

PokokBahasan : AsamBasa

JumlahSoal : 16

No Indikator IndikatorSoal Aspek KPS Soal


Menjelaskan Mengetahui 1. Menurut teori Arrhenius, ion
pengertian asam suatu larutan hidronium adalah penyebab
dan basa menurut mengandung sifat asam dan ion hidroksida
Arrhenius ion H+atau OH- penyebab sifat basa.
1 Menafsirkan Bagaimanakah agar kitatahu
suatu larutan mengandung ion
H+atau OH― hingga ia bias
dikatakan larutan asam atau
basa?................
Meramalkan 2. Diantara larutan berikut ini :
konsep asam  Air kapur
basa dengan  Air sungai
menggunakan  Cuka
indicator asam  Air jeruk
basa Meramalkan
 LarutanGula
 LarutanSabun
Manakah yang dapat memerahkan
lakmus biru?
Jelaskan………………………….
Menjelaskan 3. Reaksi ionisasi terjadi pada
pengertian asam H2SO4 dan NaOH. Tulislah
basa menurut MenerapkanKonsep persamaan reaksinya………
konsep
Arrhenius
Menjelaskan Menjelaskan 4. Jelaskan pengertian asam dan
pengertian asam pengertian asam basa menurut Brosnted
2 dan basa menurut basa menurut Menerapkan Konsep Lowry…………………..
Bronsted dan konsep
Lowry. Bronsted Lowry
Mencari 5. Sebutkan kelebihan teori
kelebihan suatu Bronsted Lowry atas teori
Mengelompokan
teori asam basa Arrhenius………………….
para ahli

95
Mencari 6. Dalam konsep asam basa
hubungan antara bronsted lowry, yang disebut
kekuatan asam asam kuat adalah spesi yang
dengan basa mudah melepas proton,
konjugasinya sedangkan basa kuat adalah
Mengkomunikasikan spesi yang kuat menarik
proton. Ada hubungan antara
kekuatan asam dengan
basakon jugasinya.
Bagaimana hubungan
tersebut?................
Mencari 7. Apa yang dimaksud dengan
pengertian asam Mengajukan Pertanyaan asam konjugasi dan
basa konjugasi basa konjugasi?
Mencari 8. Sebutkan kelebihan teori asam
perbandingan basa lewis atas teori asam
kelebihan teori Mengelompokan basa Arrhenius danBrosted
asam basa para Lowry……………
ahli
Memperkirakan pH Menghubungka 9. Perhatikan table dibawah ini
berdasarkan derajat n kekuatan asam Asam Ka
―4
ionisasi (α,), atau basa HA 7 x 10
tetapan ionisasi dengan tetapan HB 6,5 x 10―5
asam (Ka), atau asam (Ka) dan HC 6 x 10―10
3 tetapan ionisasi tetapan basa Mengkomunikasikan HD 1,8 x 10―5
basa (Kb) dan (Kb). HE 1 x 10―8
menghubungkanny HF 4,7 x 10―11
a dengan kekuatan Bagaimana hubungan kekuatan asam
asam atau kekuatan dengan tetapan ionisasi asam ?...........
basa
Menghubungka 10. Perhatikan table dibawahini!
n kekuatan asam Asam Ka
dengan tetapan HA 1,8×10―4
asam (Ka) HB 1,8×10―5
Mengelompokan HC 6,7×10―5
HD 3,4×10―8
HE 7,2×10―10
Susunlah asam-asam berikut
dari asamyang terlemah…….
Menghitung 11. Perhatikanlah larutan berikut
konsentrasi ion ini
H+ berdasarkan a. 0,1 M larutan HNO2 Ka =
tetapan ionisasi 5,1 x 10―4
asam (Ka) b. 0,1 M HCN Ka = 2,1 x
Menerapkan Konsep
10―9

Hitunglah masing-masing
harga konsentrasi ion [H]+
larutan diatas……………

96
Memperkirakan 12. Asam lambung merupakan
suatu HCl. Jika antacid digunakan,
permasalahan yang manakah yang
tentang pH Berhipotesis lebihbanyak yang memerlukan
antacid, lambung dengan pH
1,5atau pH 2,0? Jelaskan
jawabanmu…………………..
Mencari 13. Jika larutan P mempunyai pH
perbandingan 5 dan larutan Q mempunyai
antara pH 6, maka berapakah
Menafsirkan
konsentrasi perbandingan konsentrasi ion
larutan 1 dan hydrogen dalam larutan P dan
yang lain dalam larutan Q……..
Mengobservasi 14. Larutan suatu senyawa
suatu larutan natrium bila ditambahkan
yang terdapat asam sulfat encer
dalam larutan Observasi menghasilkan suatu gas yang
penetralan dapat mengeruhkan air kapur.
Apakah senyawa natrium
tersebut?.......................
Merancang 15. Rancanglah sebuah percobaan
sebuah untuk membuktikan bahwa
percobaan terjadi reaksi penggaraman
reaksi Merencanakan antara larutan asam klorida
penetralan percobaan (HCl) dengan natrium
menggunakan hidroksida (NaOH)………….
idikator asam
basa
Menghubungka 16. Bagaimana hubungan antara
n kekuatan asam pH dengan kekuatan asam dan
dan basa basa. Pada konsentrasi yang
berdasarkan pH sama?.......................
Mengajukan Pertanyaan
sebuah larutan
yang memiliki
konsentrasi
yang sama

97
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1
Menguji Sifat Larutan Asam/Basa Dengan Berbagai Indikator
I. Tujuan
Memperkirakan pH berbagai larutan dengan menggunakan berbagai indikator
asam-basa.

II. Teori
Indikator asam-basa adalah zat yang warnanya berubah bergantung
pada pH larutan. Indikator asam-basa dapat digunakan untuk menentukan sifat
keasaman atau kebasaan suatu larutan. Larutan asam mempunyai pH < 7,
larutan netral = 7, dan larutan basa mempunyai pH > 7.
Semua indicator asam basa merupakan asam dan basa lemah yang
dapat memperlihatkan perbedaan warna didalam larutan asam atau basa.
Trayek atau daerah perubahan warna adalah daerah batas pH yang
merupakan daerah transisi perubahan warna. Indicator yang berbeda
mempunyai trayek perubahan warna yang berbeda. Sebagai contoh larutan
lakmus akan berwarna merah pada pH < 5,5 dab berwarna biru pada pH > 8.
Pada larutan dengan pH= 5,5-8, warna lakmus merupakan kombinasi antara
warna merah dengan biru. Jadi bias dikatakan trayek perubahan warna lakmus
adalah antara pH 5,5 dan pH 8.
Sebuah indicator biasanya menunjukan rentang pH tertentu dan tidak
menunjukan sebuah nilai pH yang pasti, karenanya diperlukan indicator lain
untuk mempersempit rentang perkiraan pH sampel yang diuji. Berikut adalah
rentang pH dari beberapa indicator.
Indicator Rentang pH Perubahan warna
Metal Jingga 3,1-4,4 Merah-Kuning
Metil Merah 4,4-6,2 Merah-Kuning
Fenolptalein 8,2-9,8 Tidak berwarna-Merah

98
Brom Timol Blue 6,0-7,6 Kuning- Biru
(BTB)

III. Alat dan bahan


A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
B. Bahan
1. Air suling
2. Air gula
3. Air teh
4. Air kapur
5. Air Sitrun
6. Larutan NaOH
7. Larutan NaCl
8. Lariutan Soda kue
9. Larutan Na2CO3
10. Larutan HCl
11. Lakmus Merah dan
Biru
12. Indicator Metil Jingga
13. Indicator Metil Merah
14. Indicator Fenolptalein
15. Indikator Brom Timol
Blue (BTB)

99
IV. Cara Kerja
(langkah 1-5 dilakukan terhadap semua bahan No. 1 – 10 diatas)
a. Masukan larutan kedalam tabung reaksi kira-kira setinggi 4 cm.
b. Celupkan kertas lakmus indicator merah dan biru kedalam larutan.
Amati perubahan warnanya. Periksa dan catat pH larutan sesuai trayek
perubahan warna indikator.
c. Ganti larutan dalam tabung reaksi dengan yang baru dan lakukan
langkah 3 dengan indicator cair lainnya (metil merah, metil jingga, pp,
BTB).
d. Dengan menggabungkan hasil pencatatan pH tiap indicator, perkirakan
harga pH masing-masing larutan tersebut.

V. Hasi Pengamatan
pH Tiap Indikator Perkiraan
No Larutan Lakmus Lakmus Metil Metil pH
PP BTB
merah Biru Jingga Merah Larutan
1 Air Suling
2 Air Gula
3 Lar. HCl
4 Lar. NaOH
5 Lar. NaCl
6 Larutan
Soda Kue
7 Larutan
Na2CO3
8 Air The
9 Air Kapur
10 Air Sitrun

VI. Pertanyaan
1. Kelompokan larutan yang diuji tersebut ke dalam

100
a. Larutan asam
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
……………………………………

b. Larutan Netral
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………

101
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
……………………………………………
c. Larutan Basa
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
……………………………………………

2. Kelompokan larutan yang kamu uji tersebut berdasarkan ketepatan


pemakaian indikator (gabungan atau tunggal)
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

102
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
……

3. Jelaskan bagaimana memilih indikator yang tepat untuk menentukan


pH suatu larutan
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

VII. Kesimpulan

103
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
Komentar :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………

104
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Jakarta, /09/2013
Validator

(_________________)

105
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2
TETAPAN IONISASI ASAM (Ka) DAN TETAPAN IONISASI BASA (Kb)
VIII. Tujuan
Menentukan Ka dan Kb berdasarkan pH larutan

IX. Teori
Asam dan basa lemah ialah asam dan basa yang hanya sebagian
kecil yang dapat terionisasi. Oleh karena hanya sedikit terionisasi berarti
dalam larutan asam dan basa lemah terjadi kesetimbangan reaksi antara
ion yang dihasilkan asam-basa tersebut dengan molekul asam asam-basa
yang terlarut dalam air.
Untuk asam Monoprotik HA, akan terjadi reaksi setimbang :
HA(aq) H+(aq) + A+(aq)
Tetapan ionisasi asam (Ka)

Ka =

Sedangkan ionisasi pada basa lemah ialah :


BOH(aq) B+(aq) + OH-(aq)
Tetapan ionisasi basanya :

Kb =

Harga Ka atau Kb merupakan gambaran kekuatan asam dan basa.


Semakin besar harga Ka dan Kb semakin banyak ion H+ dan OH- yang
dihasilkan, atau semakin kuat asam atau basa tersebut.

X. Alat dan bahan


C. Alat
4. Gelas kimia 100 ml (4 buah)
5. pH meter
D. Bahan

106
16. Larutan CH3COOH 0,1 M
17. Larutan HCl 0,1 M
18. Larutan NH4OH 0,1 M
19. Larutan NaOH 0,1 M

XI. Cara Kerja


e. Siapkan 4 buah gelas kimia
f. Masukan larutan CH3COOH kedalam gelas kimia 1 sebanyak 100 ml.
ukurlah pH larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang
tertera pada layar pH meter.
g. Masukan larutan HCl kedalam gelas kimia 2 sebanyak 100 ml. ukurlah pH
larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang tertera pada
layar pH meter.
h. Masukan larutan NH4OH kedalam gelas kimia 3 sebanyak 100 ml.
ukurlah pH larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang
tertera pada layar pH meter.
i. Masukan larutan NaOH kedalam gelas kimia 4 sebanyak 100 ml. ukurlah
pH larutan menggunakan pH meter. Kemudian catat angka yang tertera
pada layar pH meter.
j. Tentukan Ka dan Kb larutan dari prosedur 2,3,4 dan 5

XII. Hasi Pengamatan


Hasil Pengukuran pH
Larutan Ka/Kb Larutan
Berdasarkan pHMeter
CH3COOH 0,1 M
Larutan HCl 0,1 M
Larutan NH4OH 0,1 M
Larutan NaOH 0,1 M

107
XIII. Pertanyaan
4. Berdasarkan hasil pengamatan, manakah larutan yang paling asam?
Berikan alasanmu!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……

5. Manakah larutan yang mengion sempurna dan manakah larutan yang


mengion secara sebagian? Berikan penjelasanmu berdasarkan persamaan
reaksi!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

108
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………….
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………….
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………….

XIV. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………….
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

109
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………….

110
Komentar :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

111
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

Jakarta, /09/2013
Validator

(_________________)

112
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 3
MENGAMATI PENETRALAN ASAM-BASA
I. Tujuan
Mengamati dan menjelaskan reaksi penetralan asam-basa

II. Teori
Reaksi penetralan adalah reaksi asam dan basa membentuk garam dan
air.
Asam + Basa Garam + Air
Reaksi ion : H+ + OH - H2O
Hasil reaksi akan bersifat netral, jika seluruh ion H+ dari asam berekasi

dengan seluruh ion OH dari basa. Larutan netral tidak bersifat asam atau
basa sehingga tidak mempengaruhi warna indicator.
Pada larutan netral berlaku mol H+ = mol OH-
[H]+ x Vasam = [OH]- x Vbasa
Pada percobaan ini larutan asam klorida (HCl) direaksikan dengan
larutan NaOH dengan indikatro PP. indicator PP mengubah warna larutan
menjadi warna merah muda jika larutan bersifat basa, dan tidak mengubah
warna larutan jika larutan bersifat asam atau netral.
III. Alat dan bahan
E. Alat
1. Wadah (stoples/gelas ukur) 3 buah
2. Kertas putih 3 lembar
3. Pipet tetes 3 buah
4. Sendok/pengaduk
F. Bahan
1. Larutan HCl 0,1 M
2. Indicator PP
3. Larutan NaOH 0,1 M

113
4. Indikator Universal

114
IV. Cara Kerja
1. Taruh wadah diatas kertas putih (agar lebih mudah mengamati perubahan
warna)
2. Tambahkan pada masing-masing wadah dengan pipet
a. Wadah A : 25 tetes HCl dan 3-4 tetes indikator PP (goyangkan untuk
menguji pengaruh indikator PP pada asam. Catat perubahan warna)
b. Wadah B : 25 tetes NaOH dan 3-4 tetes indikator PP (goyangkan untuk
menguji pengaruh indikator PP pada basa. Catat perubahan warna).
c. Wadah C : 25 tetes HCl dan 3-4 tetes indikator PP. kemudian teteskan
NaOH sambil digoyang hingga tepat mulai terjadi perubahan warna. Uji
pH larutan tersebut dengan indikator Universal.

V. Hasi Pengamatan
Warna indikator PP (Fenolptalein)……………………
Wadah Hasil pengamatan perubahan warna
Sebelum ditetesi PP………………………………...
A Asam HCl
Sesudah ditetesi PP…………………………………
Sebelum ditetesi PP………………………………...
B Basa NaOH
Sesudah ditetesi PP…………………………………
Sebelum ditetesi PP………………………………...
Sesudah ditetesi PP…………………………………
C Asam + Basa
Sesudah ditetesi NaOH…………………………….
pH :…………………………………………………

VI. Pertanyaan
1. Buatlah persamaan reaksi penetralan asam klorida dan natrium hidroksida
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

115
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………

2. Mengapa pada reaksi penetralan tersebut digunakan indikator PP?


……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………
3. Jika perlakuan pada wadah C dibalik (basa ditetesi asam), bagaimana
perubahan warna indikator PP yang terjadi? Jelaskan jawabanmu!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………

116
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Dari uji pH wadah C, apakah reaksi bersifat netral? Jelaskan jawabanmu!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………
VII. Kesimpulan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

117
Komentar :
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………

118
STANDAR PENILAIAN LKS

Indikator
No. Indikator KPS Pokok Uji LKS Jawaban Yang Diinginkan Standar Penilaian
Pembelajaran
1. Mengamati dan Observasi Apa yang siswa pikirkan Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri 0 = tidak mengobservasi
menyebutkan apa yang jika ditunjukkan air Accu, berdasarkan apa yang mereka 1 = siswa mengobservasi tetapi
dipikirkan tentang bahan detergen, sabun, air keras, pikirkan. hanya 2 bahan saja
berdasarkan sifat, air mineral dan cuka, 2 = siswa mengobservasi tetapi
karakteristik dan fungsi. bunga yang berbeda-beda hanya 3 bahan saja
Dan juga mangamati warna, dan besi karat? 3= siswa mengobservasi tetapi
alat yang akan hanya 4 bahan saja
digunakan beserta 4 = siswa mengobservasi seluruh
fungsinya bahan
2. Memisahkan bahan Mengklasifikasikan Setelah siswa melakukan Siswa dapat memisahkan 0 = siswa tidak mengklasifikasi
berdasarkan kelompok observasi terhadap bahan berdasarkan sifat asam dan basa 1 = siswa mengklasifikasi tetapi
bahan tersebut yang telah disebutkan, nya. hanya 2 bahan saja
manakah yang termasuk 2 = siswa mengklasifikasi seluruh
asam dan basa tetapi tidak tepat
3= siswa mengklasifikasi
keseluruhan tetapi hanya 4 yang
benar

119
4 = siswa mengklasifikasi seluruh
bahan dengan benar

3. Menyimpulkan hasil Interpretasi Setelah siswa melakukan Siswa dapat menarik 0 = tidak mengerjakan
dari pengamatan yang observasi dan kesimpulan dari hasil 1 = menyimpulkan namun tidak
telah dilakukan mengelompokkan data, observasi bahan diawal tepat
sebelumnya bisa ditarik kesimpulan tentang asam dan basa 2 = menyimpulkan tanpa dengan
bahwa sifat asam dan basa alasan
seperti apa 3 = menyimpulkan dengan alasan
yang kurang jelas
4 = menyimpulkan sesuai dengan
hasil pengamatan
4. Memprediksi Memprediksi Setelah siswa mengamati Memprediksi ekstrak bunga dapat 0 = tidak memprediksi
penggunaan indikator beberapa bunga yang digunakan sebagai indicator alami 1 = memprediksi namun tidak
alami sebagai pengganti mempunyai warna pengganti indicator sintesi. tepat
indikator sintesis mencolok dan berbeda- 2 = memprediksi tanpa alasan
beda, kemudian 3 = memprediksi dengan benar
memprediksi ekstrak namun tidak bisa menjelaskan
bunga dapat digunakan 4 = memprediksi dengan benar
sebagai indikator dan bisa menjelaskan

120
5. Bertanya seputar Mengajukan Setelah memprediksi Bertanya “Apa yang dimaksud dengan 0 = tidak bertanya
indikator pertanyaan ekstrak bunga bisa indikator”? 1 = bertanya namun di luar
digunakan sebagai “Bagaimana indikator bekerja dalam konteks
indicator, siswa bertanya menentukan sifat asam dan basa”? 2 = bertanya tetapi hanya salah
tentang indicator “Apa yang dimaksud dengan trayek satu saja
pH 3 = bertanya tetapi hanya 2
pertanyaan saja
4 = menanyakan keseluruhannya

6. Membuat hipotesis dari Hipotesis Menyusun hipotesis dari “Asam dapat Mengkaratkan logam” 0. Siswa tidak berhipotesis
permasalahan yang permasalahan “Hujan asam dapat membuat kepala 1. Siswa berhipotesis tetapi
terjadi pada kehidupan pusing” tidak tepat
sehari-hari 2. Siswa berhipotesis tetapi
hanya salah satunya saja
3. Siswa berhipotesis kedua-
duanya tetapi tidak bisa
menjelaskan.
4. Siswa berhipotesis dan bisa
menjelaskan

121
7. Merancang dan Merencanakan Menetukan prosedur/ 1. 1. Menguji Sifat Larutan Asam/Basa 0 = tidak mengerjakan
melaksanakan Percobaan langkah kerja praktikum Dengan Berbagai Indikator 1 = siswa menuliskan hanya
percobaan tentang asam k. Masukan larutan kedalam separuh langkah percobaan denga
basa tabung reaksi kira-kira setinggi tepat
4 cm. 2 = siswa menuliskan satu
l. Celupkan kertas lakmus langkah percobaan dengan tepat
indicator merah dan biru 3= siswa menuliskan dua langkah
kedalam larutan. Amati percobaan dengan tepat
perubahan warnanya. Periksa 4 = siswa menuliskan tiga langkah
dan catat pH larutan sesuai percobaan dengan tepat
trayek perubahan warna
indikator.
m. Ganti larutan dalam tabung
reaksi dengan yang baru dan
lakukan langkah 3 dengan
indicator cair lainnya (metil
merah, metil jingga, pp, BTB).
n. Dengan menggabungkan hasil
pencatatan pH tiap indicator,
perkirakan harga pH masing-

122
masing larutan tersebut.
2. Tetapan Ionisasi Asam (Ka) Dan
Tetapan Ionisasi Basa (Kb)
a. Siapkan 4 buah gelas kimia
b. Masukan larutan CH3COOH
kedalam gelas kimia 1
sebanyak 100 ml. ukurlah pH
larutan menggunakan pH
meter. Kemudian catat angka
yang tertera pada layar pH
meter.
c. Masukan larutan HCl kedalam
gelas kimia 2 sebanyak 100
ml. ukurlah pH larutan
menggunakan pH meter.
Kemudian catat angka yang
tertera pada layar pH meter.
d. Masukan larutan NH4OH
kedalam gelas kimia 3
sebanyak 100 ml. ukurlah pH

123
larutan menggunakan pH
meter. Kemudian catat angka
yang tertera pada layar pH
meter.
e. Masukkan larutan NaOH
kedalam gelas kimia 4
sebanyak 100 ml. ukurlah pH
larutan menggunakan pH
meter. Kemudian catat angka
yang tertera pada layar pH
meter.
f. Tentukan Ka dan Kb larutan
dari prosedur 2,3,4 dan 5
3. Mengamati Penetralan Asam-
Basa
a. Taruh wadah diatas kertas
putih (agar lebih mudah
mengamati perubahan warna)
b. Tambahkan pada masing-
masing wadah dengan pipet

124
1). Wadah A : 25 tetes HCl
dan 3-4 tetes indikator PP
(goyangkan untuk menguji
pengaruh indikator PP pada
asam. Catat perubahan warna)
2). Wadah B : 25 tetes NaOH
dan 3-4 tetes indikator PP
(goyangkan untuk menguji
pengaruh indikator PP pada
basa. Catat perubahan warna).
3). Wadah C : 25 tetes HCl
dan 3-4 tetes indikator PP.
kemudian teteskan NaOH
sambil digoyang hingga tepat
mulai terjadi perubahan
warna. Uji pH larutan tersebut
dengan indikator Universal.
8. Mengetahui fungsi dan Menggunakan Alat Apa fungsi penggunaan Tabung reaksi: Menampung larutan 0 = tidak mengerjakan
kegunaan alat dan bahan dan Bahan alat dan bahan dalam dalam jumlah sedikit 1= menuliskan penggunaan alat/
yang akan di gunakan percobaan asam basa? Rak tabung reaksi : Tempat tabung bahan saja tetapi kurang tepat

125
dalam praktikum reaksi 2= menuliskan penggunaan alat/
Beker gelas: Mengukur volume larutan bahan saja dengan tepat
dalam jumlah banyak 3 = menuliskan penggunaan alat
Pipet tetes: Memindahkan beberapa dan bahan tetapi kurang tepat
tetes zat cair. salah satunya
Botol semprot: Menyimpan aquades 4 = menuliskan penggunaan alat
dan digunakan untuk mencuci atau dan bahan dengan tepat
membilas alat-alat dan bahan-bahan
Gelas ukur: Mengukur volume larutan
Lakmus/indicator asam basa : sebagai
penunjuk suatu larutan apakah bersifat
asam/basa
pH meter : alat pengukur pH
Menggunakan alat ukur yang tepat 0. Siswa langsung menuang
dalam mengambil larutan dengan larutan ke dalam gelas kimia
volum tertentu 1. Siswa menggunakan gelas
kimia untuk mengambil
larutan dan memindahkan
larutan
2. Siswa menggunakan gelas

126
kimia dan pipet tetes untuk
mengambil larutan dan
memindahkan larutan
3. Siswa menggunakan gelas
ukur dan pipet tetes untuk
mengambil larutan dan
memindahkan larutan
4. Siswa menggunakan pipet
volum dengam bulp untuk
mengambil larutan dan
memindahkan larutan
Menggunakan pipet seukuran dengan 0. Siswa tidak menggunakan
benar pipet seukuran
1. Siswa menggunakan pipet
namun bukan pipet seukuran
2. Siswa menggunakan pipet
seukuran namun tidak
menggunakan bulb
3. Siswa menggunakan pipet
seukuran, bulb, namun tidak

127
bisa menggunakan bulb
tersebut
4. Siswa menggunakan pipet
seukuran, bulb dan bisa
menggunakan bulb tersebut
dengan benar
Menggunakan pH meter 0. Siswa tidak menggunakan
pH meter
1. Siswa tidak menggunakan
pH meter namun dapat
menjelaskan fungsi pH meter
2. Siswa menggunakan pH
meter, tahu fungsi pH meter,
namun tidak paham dalam
pengoperasiannya
3. Siswa menggunakan pH
meter, paham
pengoperasiannya namun
hasil yang didapat tidak
maksimal

128
4. Siswa menggunakan pH
meter, paham
pengoperasiannya dan hasil
akhir yang didapat maksimal
Menggunakan lakmus merah/biru 0. Siswa tidak menggunakan
dengan baik dan benar lakmus
1. Siswa menggunakan lakmus
namun tidak tahu arti warna
dari lakmus
2. Siswa menggunakan lakmus,
tahu arti warna lakmus,
namuntidak menggunakan
penjepit ketika mencelupkan
kedalam sampel
3. Siswa menggunakan lakmus,
tahu arti warna lakmus,
menggunakan penjepit
namun hasil akhir tidak
sesuai dengan hasil yang
seharusnya

129
4. Siswa menggunakan lakmus,
tahu arti warna lakmus,
menggunakan penjepit dan
hasil akhir sesuai dengan
hasil yang seharusnya
Menggunakan indikator universal 0. Siswa tidak menggunakan
indicator universal
1. Siswa tidak menggunakan
indicator universal namun
dapat menjelaskan fungsi
indicator universal
2. Siswa menggunakan
indicator universal, tahu
fungsi indicator universal,
namun tidak paham dalam
pengoperasiannya
3. Siswa menggunakan
indicator universal, tahu
fungsi indicator universal,
paham pengoperasiannya

130
namun hasil yang didapat
tidak maksimal
4. Siswa menggunakan
indicator universal, tahu
fungsi indicator universal,
paham pengoperasiannya
dan hasil akhir yang didapat
maksimal
9. Menghitung pH asam Menerapkan Konsep Setelah siswa Menghitung pH masing-masing larutan 0. Siswa tidak menghitung pH
basa dan Ka/Kb mendapatkan data 1. Siswa mengetahui konsep
percobaan, kemudian dan rumus pH, namun siswa
menghitung pH asam dan tidak menghitungnya.
basa, dan Ka/Kb 2. Siswa menghitung pH, tetapi
masih salah dalam
memasukan data ke
rumusnya
3. Siswa mengetahui konsep
dan rumus pH, menentukan
pH namun salah dalam hasil
akhir.

131
4. Siswa mengetahui konsep
dan rumus pH, menentukan
pH dengan tepat dan
menghitung dengan benar
Menghitung Ka dan Kb masing- 0. Siswa tidak menghitung Ka
masing larutan
dan Kb
1. Siswa mengetahui konsep
dan rumus Ka dan Kb,
namun siswa tidak
menghitungnya.
2. Siswa menghitung Ka dan
Kb, tetapi masih salah dalam
memasukan data ke
rumusnya
3. Siswa mengetahui konsep
dan rumus Ka dan Kb,
menentukan Ka dan Kb
namun salah dalam hasil
akhir.
4. Siswa mengetahui konsep

132
dan rumus Ka dan Kb,
menentukan Ka dan Kb
dengan tepat dan
menghitung dengan benar
\10. Membuat tabel, grafik Mengkomunikasikan Buatlah tabel, grafik dan Mendiskusikan Hasil praktikum 0. Siswa tidak mendiskusikan
dari laporan hasil laporan dari data hasil 1. Siswa mendiskusikan tetapi
percobaan yang pengamatan yang di luar konteks
dilakukan dilakukaan dalam 2. Siswa mendiskusikan sesuai
percobaan tersebut! konteks namun tidak
kompak
3. Siswa mendiskusikan sesuai
konteks, kompak, namun
tidak didokumentasikan.
4. Siswa mendiskusikan sesuai
konteks, kompak, dan
didokumentasikan
Membuat tabel pengamatan 0. Siswa tidak membuat tabel
pengamatan
1. Siswa membuat tabel
pengamatan tanpa

133
menuliskan reaksi
2. Siswa membuat tabel
pengamatan, menuliskan
reaksi tetapi tidak
menyertakan komponen-
komponennya.
3. Siswa membuat tabel
pengamatan, menuliskan
reaksi, menyertakan
komponen-komponennya
tetapi tidak lengkap data
yang didapat.
4. Siswa membuat tabel
pengamatan dengan lengkap
Membuat grafik Asam Basa 0. Siswa tidak membuat grafik
percobaan
1. Siswa membuat grafik
percobaannamun tidak
lengkap
2. Siswa membuat grafik

134
percobaan lengkap namun
tidak rapih
3. Siswa membuat grafik
percobaan lengkap, rapih
tetapi belum benar
4. Siswa membuat grafik
percobaan dengan lengkap,
rapih dan benar
. Membuat laporan 0. Siswa tidak membuat
laporan sementara.
1. Siswa membuat laporan
sementara namun tidak
lengkap dan tidak sistematis.
2. Siswa membuat laporan
sementara dengan lengkap
namun tidak sistematis.
3. Siswa membuat laporan
sementara dengan sistematis
namun tidaklengkap.
4. Siswa membuat laporan

135
sementara dengan lengkap
dan sistematis

136
LEMBAR OBSERVASI PRAKTIKUM
ASAM BASA
Tujuan :

Untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan proses sains siswa dalam


kegiatan belajar mengajar dan praktikum

Petunjuk :

Berilah chek list (√) pada kolom penilaian sesuai dengan hasil observasi

Keterangan : 0 = kurang sekali, 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, dan 4 = sangat


baik.

Kelas :
Kelompok :
Skor
No Aspek KPS Pernyataan
0 1 2 3 4
Menunjukkan kepada siswa sebuah “jeruk”
dan “sabun” dan meminta siswa untuk
1 Observasi
menyebutkan apa yang mereka bayangkan
tentang “jeruk” dan “sabun”
Mencatat setiap ciri-ciri yang siswa
2 Mengklasifikasi kemukakan tentang “jeruk” dan “sabun”
ke dalam tabel.
Menghubungkan setiap ciri-ciri yang
dikemukakan dan menyimpulkan setiap ciri
3 Interpretasi
yang dikemukakan tentang “jeruk” dan
“sabun” sesuai dengan teori.
Memprediksi bahwa asam dapat
4 Prediksi dinetralkan dengan basa dan juga
sebaliknya
Bertanya mengenai “Apa yang dimaksud
dengan asam dan basa menurut para ahli?”
5 Mengajukan Pertanyaan
“Apakah sifat asam dan basa juga sangat
berbahaya dan merugikan?”
Mengemukakan bahwa asam dapat
memerahkan lakmus merah dan
memerahkan lakmus biru. Dan juga basa
6 Berhipotesis dapat membirukan lakmus merah dan tetap
biru pada lakmus biru
Mengemukakan bahwa pH asam < 7 dan
basa > 7
Mencari prosedur kerja di buku, internet
Merencanakan
7 atau sumber lainnya tentang praktikum
Percobaan
asam basa
Menentukan dan mengambil alat dan
bahan-bahan praktikum
Mensterilisasi alat-alat praktikum
8 Menerapkan Konsep
Menghitung pH masing-masing larutan
137
Menghitung Ka dan Kb masing-masing
larutan
Mendiskusikan Hasil praktikum
Membuat tabel pengamatan
9 Mengkomunikasikan
Membuat grafik Asam Basa
Membuat laporan

Bayah, / /2014
Observer

(_________________)

138
Parameter/ Rubrik Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Praktikum Kimia Kelas X1 IPA Semester 1
2014/2015
No. Indikator Aspek-Aspek Penilaian Skala Penilaian
1. Observasi Menunjukkan kepada siswa 0. Siswa tidak melakukan pengamatan
sebuah “jeruk” dan “sabun”
1. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan namun tidak
dan meminta siswa untuk
menyebutkan apa yang mereka paham terhadap obyek yang sedang diamati tersebut.
bayangkan tentang “jeruk” dan
2. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan, paham
“sabun”
terhadap obyek yang sedang diamati tetapi tidak
mendokumentasikan
3. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan, paham
terhadap obyek yang sedang diamati, mendokumentasikan tetapi
tidak bisa menjelaskan
4. Siswa mengamati ciri-ciri benda yang ditunjukkan, paham
terhadap obyek yang sedang diamati, mendokumentasikan dan
bisa menjelaskan
2. Mengklasifikasi Mencatat setiap ciri-ciri yang 0. Siswa tidak mencatat
siswa kemukakan tentang
1. Siswa mencatat tetapi hanya ciri-ciri 1 benda
“jeruk” dan “sabun” ke dalam

139
tabel. 2. Siswa mencatat ciri-ciri kedua benda tetapi tidak di dalam tabel
3. Siswa mencatat ciri-ciri kedua benda dan di dalam tabel tetapi
tidak lengkap
4. Siswa mencatat ciri-ciri kedua benda, di dalam tabel dan lengkap
3. Interpretasi Menghubungkan setiap ciri-ciri 0. Siswa tidak menghubungkan dan tidak menyimpulkan hasil
yang dikemukakan dan
pengamatan
menyimpulkan setiap ciri yang
dikemukakan tentang “jeruk” 1. Siswa menghubungkan tetapi tidak menyimpulkan
dan “sabun” sesuai dengan
2. Siswa menghubungkan dan menyimpulkan tetapi tidak tepat
teori.
3. Siswa menghubungkan dan menyimpulkan dengan benar tetapi
tidak sesuai dengan teori
4. Siswa menghubungkan dan menyimpulkan dengan benar dan
sesuai dengan teori.
4. Prediksi Memprediksi bahwa asam 0. Siswa tidak memprediksi
dapat dinetralkan dengan basa
1. Siswa memprediksi tetapi asal-asalan
dan juga sebaliknya
2. Siswa memprediksi tetapi tidak tepat
3. Siswa memprediksi hampir tepat
4. Siswa memprediksi dengan tepat dan sesuai dengan teori.
5. Mengajukan Pertanyaan Siswa menanyakan tentang 0. Siswa tidak bertanya
Asam Basa
1. Siswa bertanya namun di luar konteks

140
2. Siswa bertanya tetapi hanya salah satu saja
3. Siswa bertanya kedua-duanya tetapi hanya meminta penjelasan
menurut Arrhenius
4. Siswa bertanya kedua-duanya dan meminta penjelasan menurut
semua ahli (Arrhenius, Bronsted Lowry dan Lewis)
Siswa menanyakan dampak 0. Siswa tidak bertanya
dari asam dan Basa 1. Siswa bertanya namun di luar konteks
2. Siswa bertanya sesuai konteks tetapi tidak antusias
mendengarkan jawaban
3. Siswa bertanya sesuai konteks dan antusias mendengarkan tetapi
tidak didokumentasikan apa yang dijelaskan
4. Siswa bertanya sesuai konteks, antusias mendengarkan dan
didokumentasikan apa yang dijelaskan.
6. Berhipotesis Mengemukakan bahwa asam 5. Siswa tidak berhipotesis
dapat memerahkan lakmus 6. Siswa berhipotesis tetapi tidak tepat
merah dan memerahkan 7. Siswa berhipotesis tetapi hanya salah satunya saja
lakmus biru. Dan juga basa 8. Siswa berhipotesis kedua-duanya tetapi tidak bisa menjelaskan.
dapat membirukan lakmus 9. Siswa berhipotesis dan bisa menjelaskan
merah dan tetap biru pada
lakmus biru

141
Mengemukakan bahwa pH 0. Siswa tidak berhipotesis
asam < 7 dan basa > 7
1. Siswa berhipotesis tetapi tidak tepat
2. Siswa berhipotesis tetapi hanya salah satunya saja
3. Siswa berhipotesis kedua-duanya tetapi tidak bisa menjelaskan.
4. Siswa berhipotesis dan bisa menjelaskan
7. Merencanakan Percobaan Mencari prosedur kerja di 0. Siswa tidak mencari
buku, internet atau sumber
1. Siswa mencari tetapi tetapi tidak didokumentasikan
lainnya tentang praktikum
asam basa 2. Siswa mencari, didokumentasikan tetapi belum tepat
3. Siswa mencari, didokumentasikan, tepat tetapi tidak bisa
menjelaskan.
4. Siswa mencari, didokumentasikan, tepat dan bisa menjelaskan.
Menentukan dan mengambil 0. Siswa tidak menentukan dan mengambil 2 alat dan 2 bahan yang
alat dan bahan-bahan
diperlukan
praktikum
1. Siswa tidak menentukan dan mengambil 4 alat dan 2 bahan yang
diperlukan
2. Siswa tidak menentukan dan mengambil 8 alat dan 4 bahan yang
diperlukan
3. Siswa menentukan dan mengambil 8 alat dan 4 bahan yang
diperlukan

142
4. Siswa menentukan dan mengambil semua alat dan bahan yang
diperlukan dengan tepat
8. Menggunakan Alat dan Menggunakan alat ukur yang 0. Siswa langsung menuang larutan ke dalam gelas kimia
bahan tepat dalam mengambil larutan
1. Siswa menggunakan gelas kimia untuk mengambil larutan dan
dengan volum tertentu
memindahkan larutan
2. Siswa menggunakan gelas kimia dan pipet tetes untuk
mengambil larutan dan memindahkan larutan
3. Siswa menggunakan gelas ukur dan pipet tetes untuk mengambil
larutan dan memindahkan larutan
4. Siswa menggunakan pipet volum dengam bulp untuk mengambil
larutan dan memindahkan larutan
Menggunakan pipet seukuran 0. Siswa tidak menggunakan pipet seukuran
dengan benar
1. Siswa menggunakan pipet namun bukan pipet seukuran
2. Siswa menggunakan pipet seukuran namun tidak menggunakan
bulb
3. Siswa menggunakan pipet seukuran, bulb, namun tidak bisa
menggunakan bulb tersebut
4. Siswa menggunakan pipet seukuran, bulb dan bisa menggunakan
bulb tersebut dengan benar

143
Menggunakan pH meter 0. Siswa tidak menggunakan pH meter
1. Siswa tidak menggunakan pH meter namun dapat menjelaskan
fungsi pH meter
2. Siswa menggunakan pH meter, tahu fungsi pH meter, namun
tidak paham dalam pengoperasiannya
3. Siswa menggunakan pH meter, paham pengoperasiannya namun
hasil yang didapat tidak maksimal
4. Siswa menggunakan pH meter, paham pengoperasiannya dan
hasil akhir yang didapat maksimal
Menggunakan lakmus 0. Siswa tidak menggunakan lakmus
merah/biru dengan baik dan
1. Siswa menggunakan lakmus namun tidak tahu arti warna dari
benar
lakmus
2. Siswa menggunakan lakmus, tahu arti warna lakmus,
namuntidak menggunakan penjepit ketika mencelupkan kedalam
sampel
3. Siswa menggunakan lakmus, tahu arti warna lakmus,
menggunakan penjepit namun hasil akhir tidak sesuai dengan
hasil yang seharusnya
4. Siswa menggunakan lakmus, tahu arti warna lakmus,

144
menggunakan penjepit dan hasil akhir sesuai dengan hasil yang
seharusnya
Menggunakan indikator 0. Siswa tidak menggunakan indicator universal
universal
1. Siswa tidak menggunakan indicator universal namun dapat
menjelaskan fungsi indicator universal
2. Siswa menggunakan indicator universal, tahu fungsi indicator
universal, namun tidak paham dalam pengoperasiannya
3. Siswa menggunakan indicator universal, tahu fungsi indicator
universal, paham pengoperasiannya namun hasil yang didapat
tidak maksimal
4. Siswa menggunakan indicator universal, tahu fungsi indicator
universal, paham pengoperasiannya dan hasil akhir yang didapat
maksimal
Menetesi larutan dengan 0. Siswa tidak melakukan prosedur tersebut
indikator
1. Siswa menetesi larutan dengan indikator tetapi bukan
menggunakan pipet tetes
2. Siswa menggunakan pipet tetes namun penetesannya tidak rapi
3. Siswa menggunakan pipet tetes, penetesannya rapi tetapi
tetesannya terlalu banyak.

145
4. Siswa menggunakan pipet tetes, penetesannya rapi, dan
tetesannya pun tepat (sesuai)
9. Menerapkan Konsep Mensterilisasi alat-alat 0. Siswa tidak mensterilisasi alat
praktikum
1. Siswa mencuci alat tanpa sabun
2. Siswa mencuci alat dengan sabun tanpa mengeringkannya
3. Siswa mencuci alat menggunakan sabun lalu mengeringkannya
4. Siswa mencuci alat dengan sabun lalu mengeringkannya dan
membilas alat tersebut dengan larutan yang akan dipakai.
Menghitung pH masing- 0. Siswa tidak menghitung pH
masing larutan
1. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, namun siswa tidak
menghitungnya.
2. Siswa menghitung pH, tetapi masih salah dalam memasukan
data ke rumusnya
3. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, menentukan pH
namun salah dalam hasil akhir.
4. Siswa mengetahui konsep dan rumus pH, menentukan pH
dengan tepat dan menghitung dengan benar
Menghitung Ka dan Kb 0. Siswa tidak menghitung Ka dan Kb
masing-masing larutan
1. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, namun siswa

146
tidak menghitungnya.
2. Siswa menghitung Ka dan Kb, tetapi masih salah dalam
memasukan data ke rumusnya
3. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, menentukan
Ka dan Kb namun salah dalam hasil akhir.
4. Siswa mengetahui konsep dan rumus Ka dan Kb, menentukan
Ka dan Kb dengan tepat dan menghitung dengan benar
10. Mengkomunikasikan Mendiskusikan Hasil 0. Siswa tidak mendiskusikan
praktikum
1. Siswa mendiskusikan tetapi di luar konteks
2. Siswa mendiskusikan sesuai konteks namun tidak kompak
3. Siswa mendiskusikan sesuai konteks, kompak, namun tidak
didokumentasikan.
4. Siswa mendiskusikan sesuai konteks, kompak, dan
didokumentasikan
Membuat tabel pengamatan 0. Siswa tidak membuat tabel pengamatan
1. Siswa membuat tabel pengamatan tanpa menuliskan reaksi
2. Siswa membuat tabel pengamatan, menuliskan reaksi tetapi tidak
menyertakan komponen-komponennya.
3. Siswa membuat tabel pengamatan, menuliskan reaksi,

147
menyertakan komponen-komponennya tetapi tidak lengkap data
yang didapat.
4. Siswa membuat tabel pengamatan dengan lengkap
Membuat grafik Asam Basa 0. Siswa tidak membuat grafik percobaan
1. Siswa membuat grafik percobaannamun tidak lengkap
2. Siswa membuat grafik percobaan lengkap namun tidak rapih
3. Siswa membuat grafik percobaan lengkap, rapih tetapi belum
benar
4. Siswa membuat grafik percobaan dengan lengkap, rapih dan
benar
Membuat laporan 0. Siswa tidak membuat laporan sementara.
1. Siswa membuat laporan sementara namun tidak lengkap dan
tidak sistematis.
2. Siswa membuat laporan sementara dengan lengkap namun tidak
sistematis.
3. Siswa membuat laporan sementara dengan sistematisnamun
tidaklengkap.
4. Siswa membuat laporan sementara dengan lengkap dan
sistematis

148
Ciputat, Januari 2014

Validator

149
RUBRIK PENILAIAN TES KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KONSEP ASAM BASA
NamaSekolah : MAN 1 BAYAH
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI/2
PokokBahasan : AsamBasa
JumlahSoal : 16
No Indikator IndikatorSoal Aspek KPS Soal penilaian
Menjelaskan Mengetahui 17. Menurut teori Arrhenius, ion 0. Siswa tidak menjawab
pengertian asam suatu larutan hidronium adalah penyebab sifat 1. Siswa menjawab sebagian namun tidak
dan basa menurut mengandung ion asam dan ion hidroksida penyebab tepat
Arrhenius H+atau OH- sifat basa. Bagaimanakah agar kita 2. Siswa menjawab sebagian, tepat namun
1 Menafsirkan tahu suatu larutan mengandung ion tanpa reaksi
H+atau OH― hingga ia bias 3. Siswa menjawab sebagian, tepat dan ada
dikatakan larutan asam atau reaksi
basa?................ 4. Siswa menjawab semua, tepat dan ada
reaksi
Meramalkan 18. Diantara larutan berikut ini : 0. Tidak menjawab
konsep asam  Air kapur 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
basa dengan  Air sungai 2. Siswa menjawab dua, namun salah satu
menggunakan  Cuka tidak tepat
indicator asam Meramalkan  Air jeruk 3. Siswa menjawab dua dengan tepat namun
basa  Larutan Gula tidak beralasan
 Larutan Sabun 4. Siswa menjawab dua dengan tepat dan
Manakah yang dapat memerahkan beralasan
lakmus biru? Jelaskan…………

150
Menjelaskan 19. Reaksi ionisasi terjadi pada H2SO4 0. Siswa tidak menjawab
pengertian asam dan NaOH. Tulislah persamaan 1. Siswa menjawab salah satu namun tidak
basa menurut Menerapkan reaksinya……… tepat
konsep Konsep 2. Siswa menjawab dua namun tidak tepat
Arrhenius 3. Siswa menjawab dua namun salah satu tepat
4. Siswa menjawab dua dengan tepat
Menjelaskan Menjelaskan 20. Jelaskan pengertian asam dan basa 0. Siswa tidak menjawab
pengertian asam pengertian asam menurut Brosnted 1. Siswa menjawab salah satu namun tidak
dan basa menurut basa menurut Lowry………………….. tepat
Bronsted dan konsep Bronsted 2. Siswa menjawab dua namun salah satu tidak
Menerapkan
2 Lowry. Lowry tepat
Konsep
3. Siswa menjawab dua dengan tepat tetapi
tanpa reaksi
4. Siswa menjawab dua dengan tepat dan ada
reaksi
Mencari 21. Sebutkan kelebihan teori Bronsted 0. Siswa tidak menjawab
kelebihan suatu Lowry atas teori 1. Siswa hanya menjawab satu
Mengelompok
teori asam basa Arrhenius…………………. 2. Siswa hanya menjawab dua
an
para ahli 3. Siswa hanya menjawab tiga
4. Siswa menjawab keseluruhan dengan tepat

151
Mencari 22. Dalam konsep asam basa bronsted 0. Siswa tidak menjawab
hubungan antara lowry, yang disebut asam kuat 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
kekuatan asam adalah spesi yang mudah melepas 2. Siswa menjawab namun kurang tepat
dengan basa proton, sedangkan basa kuat 3. Siswa menjawab tepat namun tidak ada
konjugasinya Mengkomuni adalah spesi yang kuat menarik reaksi
kasikan proton. Ada hubungan antara 4. Siswa menjawab dengan tepat dan ada
kekuatan asam dengan basa reaksi
konjugasinya. Bagaimana
hubungan tersebut?................
Mencari 23. Apa yang dimaksud dengan asam 0. Siswa tidak menjawab
pengertian asam konjugasi dan basa konjugasi? 1. Siswa menjawab salah satu namun tidak
basa konjugasi tepat
2. Siswa menjawab dua namun salah satu tidak
Mengajukan tepat
Pertanyaan 3. Siswa menjawab dua dengan tepat tetapi
tanpa reaksi
4. Siswa menjawab dua dengan tepat dan ada
reaksi

Mencari 24. Sebutkan kelebihan teori asam 0. Siswa tidak menjawab


perbandingan basa lewis atas teori asam basa 1. Siswa hanya menjawab satu
Mengelompok
kelebihan teori Arrhenius dan Brosted 2. Siswa hanya menjawab dua
an
asam basa para Lowry…………… 3. Siswa hanya menjawab tiga
ahli 4. Siswa menjawab keseluruhan dengan tepat
Memperkirakan Menghubungkan 25. Perhatikan table dibawahini 0. Siswa tidak menjawab
pH berdasarkan kekuatan asam Mengkomuni Asam Ka 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
3 derajat ionisasi (α,), atau basa kasikan HA 7 x 10―4 2. Siswa menjawab semua, namun tidak
tetapan dengan tetapan HB 6,5 x 10―5 berhubungan

152
ionisasiasam (Ka), asam (Ka) dan HC 6 x 10―10 3. Siswa menjawab semua dengan tepat namun
atau tetapan tetapan basa HD 1,8 x 10―5 tidak beralasan
ionisasi basa (Kb) (Kb). HE 1 x 10―8 4. Siswa menjawab semua dengan tepat,
dan HF 4,7 x 10―11 berhubungan dan beralasan
menghubungkanny Bagaimana hubungan kekuatan asam
a dengan kekuatan dengan tetapan ionisasi asam ?...........
asam atau kekuatan
basa
Menghubungkan 26. Perhatikan table dibawahini! 0. Siswa tidak menjawab
kekuatan asam Asam Ka 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
dengan tetapan HA 1,8×10―4 2. Siswa menjawab lima, namun salah satu
asam (Ka) HB 1,8×10―5 tidak tepat
Mengelompok
HC 6,7×10―5 3. Siswa menjawab lima dengan tepat namun
an
HD 3,4×10―8 tidak beralasan
HE 7,2×10―10 4. Siswa menjawab semua dengan tepat dan
Susunlah asam-asam berikut dari asam beralasan
yang terlemah…….
Menghitung 27. Perhatikanlah larutan beriku tini 0. Siswa tidak menjawab
konsentrasi ion c. 0,1 M larutan HNO2Ka = 5,1 x 1. Siswa menjawab satu namun tidak tepat
H+ berdasarkan 10―4 2. Siswa menjawab dua namun salah satu tidak
tetapan ionisasi d. 0,1 M HCN Ka = 2,1 x 10―9 tepat
asam (Ka) Menerapkan 3. Siswa menjawab dua dengan sistematis
Konsep Hitunglah masing-masing harga namun hasil akhir belum tepat
konsentrasi ion [H]+larutan 4. Siswa menjawab dua dengan sistematis dan
diatas…………… tepat

Memperkirakan Berhipotesis 28. Asam lambung merupakan HCl. 0. Siswa tidak menjawab

153
suatu Jika antacid digunakan, yang 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
permasalahan manakah yang lebih banyak yang 2. Siswa menjawab namun tidak sistematis
tentang pH memerlukan antacid, lambung 3. Siswa menjawab dengan benar namun tanpa
dengan pH 1,5atau pH 2,0? alasan
Jelaskan 4. Siswa menjawab dengan benar dan
jawabanmu………………….. beralasan
Mencari 29. Jikalarutan P mempunyai pH 5 0. Siswa tidak menjawab
perbandingan danlarutan Q mempunyai pH 6, 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
antara maka berapakah perbandingan 2. Siswa menjawab namun tidak sistematis
Menafsirkan
konsentrasi konsentrasi ion hydrogen dalam 3. Siswa menjawab dengan benar hasil akhir
larutan 1 dan larutan P dan dalam larutan tidak tepat
yang lain Q…….. 4. Siswa menjawab dengan benar dan tepat
Mengobservasi 30. Larutan suatu senyawa natrium 0. Siswa tidak menjawab
suatu larutan bila ditambahkan asam sulfat encer 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
yang terdapat menghasilkan suatu gas yang dapat 2. Siswa menjawab tepat namun tanpa reaksi
dalam larutan Observasi mengeruhkan air kapur. Apakah 3. Siswa menjawab dengan tepat namun reaksi
penetralan senyawa natrium salah
tersebut?....................... 4. Siswa menjawab dengan tepat dan reaksi
benar
Merancang 31. Rancanglah sebuah percobaan 0. Siswa tidak menjawab
sebuah untuk membuktikan bahwa terjadi 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
percobaan reaksi reaksi penggaraman antara larutan 2. Siswa menjawab namun ada beberapa yang
penetralan Merencanaka asam klorida (HCl) dengan kurang tepat
menggunakan n percobaan natrium hidroksida 3. Siswa menjawab dengan tepat tetapi tanpa
idikator asam (NaOH)…………. reaksi
basa 4. Siswa menjawab dengan tepat dan reaksi
yang tepat
Menghubungkan Mengajukan 32. Bagaimanahubunganantara pH 0. Siswa tidak menjawab

154
kekuatan asam Pertanyaan dengan kekuatan asam dan basa. P 1. Siswa menjawab namun tidak tepat
dan basa ada konsentrasi yang 2. Siswa menjawab namun kurang tepat
berdasarkan pH sama?....................... 3. Siswa menjawab tepat namun tidak ada
sebuah larutan reaksi dan grafik
yang memiliki 4. Siswa menjawab dengan tepat, ada reaksi
konsentrasi yang dan grafik
sama

155
HASIL WAWANCARA
No Indikator Hasil Wawancara
Tanggapan siswa Siswa merasa lebih senang dikarenakan
terahadap pembelajaran mereka lebih banyak mendapat kesempatan
menggunakan inkuiri untuk bertanya tentang hal-hal yang mereka
terbimbing? anggap kurang dipahami. Model guided
inquiry menurut mereka lebih membantu
1
dalam memahami materi asam basa
dikarenakan mereka dapat lebih memperoleh
informasi mengenai materi yang dipelajari
dikarenakan mereka yang menjadi subyek
penelitinya.
Tanggapan siswa Siswa merasa dengan menunjukkan benda
mengenai pembelajaran yang berhubungan dengan materi pada awal
dengan menunjukkan pembelajaran dapat membantu mereka
2 benda yang berhubungan dalam memahami konsep awal materi
dengan materi pada awal tersebut.
pembelajaran?
(observasi)
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa dengan cara diklasifikasikan
mengklasifikasikan ciri- akan lebih mempermudah mereka
3 ciri benda yang membedakan setiap bahan yang termasuk
ditunjukkan pada awal asam atau basa sehingga mereka akan lebih
materi? memahami konsep asam dan basa
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa menjadi lebih paham dan
interpretasi yang tidak miss konsep karena dengan cara
4 dilakukan oleh guru di tersebut, konsep lebih sistematis karena
awal pembelajaran? dihubungkan antara konsep satu dan konsep
lainnya.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa senang dapat belajar
belajar dalam memprediksi suatu konsep. Hal tersebut
5 memprediksi suatu dikarenakan dengan belajar memprediksi,
konsep? siswa tersebut berarti lebih mempunyai
pondasi awal tentang konsep tersebut.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa lebih senang. Dikarenakan
kesempatan dalam dengan cara memberi kesempatan bertanya
6 mengajukan kepada siswa, siswa akan lebih leluasa
pertanyaan yang dalam memahami setiap konsep yang
diberikan oleh guru? mereka belum pahami.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa senang dapat belajar
belajar berhipotesis? berhipotesis suatu konsep. Hal tersebut
dikarenakan dengan belajar berhipotesis,
siswa tersebut berarti lebih mempunyai
7
pondasi awal tentang konsep tersebut dan
juga mereka merasa seolah-olah mereka
seperti seorang ilmuwan yang sedang
meneliti suatu percobaan.
8 Tanggapan siswa Siswa merasa senang dikarenakan mereka

156
mengenai belajar lebih mandiri. Menurut mereka dengan cara
merencanakan merencanakan percobaan sendiri akan
percobaan suatu mambuat mereka lebih paham dalam
praktikum? melakukan percobaan. Dikarenakan mereka
yang merancang sendiri percobaan tersebut.
Tanggapan siswa tentang Siswa merasa lebih senang dikarenakan
9 menerapkan konsep yang kemampuan mereka akan lebih terasah dalam
diajarkan guru? menghitung konsep pH.
Tanggapan siswa tentang Menurut mereka hal tersebut sangat bermanfaat
belajar dikarenakan mereka dapat belajar cara membuat
10
mengkomunikasikan? tabel, membuat grafik, cara membuat laporan
yang benar.

157
CATATAN LAPANGAN
No Temuan Keterangan
Guru belum menerapkan model
1 Model guided inquiry tersebut. Guru masih menerapkan
model ceramah dalam pembelajaran.
Guru MAN Bayah masih menerapkan
2 RPP
RPP lama.
Siswa melakukan observasi dengan
2 Observasi baik tentang benda yang ditunjukkan
oleh guru pada awal pembelajaran
Siswa melakukan klasifikasi dengan
baik. Hal tersebut terlihat dari catatan
3 Mengklasifikasikan
siswa mengenai materi yang
disampaikan
Interprertasi yang dilakukan cukup
4 Interpretasi
baik.
Siswa melakukan prediksi cukup baik.
Hal tersebut terlihat dari prediksi
5 Prediksi
mereka tentang konsep yang diberikan
hampir tepat.
Siswa sangat antusias dalam bertanya.
Hal tersebut bertujuan untuk lebih
6 Mengajukan pertanyaan
memahami konsep yang belum mereka
pahami
Siswa belum maksimal dalam
berhipotesis. Hal tersebut terlihat dari
7 Berhipotesis
siswa yang masih merasa bingung
tentang hipotesis itu sendiri
Siswa belum maksimal dalam
merencanakan percobaan. Mereka
8 Merencanakan percobaan
masih bergantung pada LKS instan
yang diberikan oleh guru.
Siswa cukup baik dalam menerapkan
9 Menerapkan Konsep
konsep.
Siswa cukup baik dalam
mengkomunikasikan. Hal ini terlihat
10 Mengkomunikasikan
dari pembuatan laporan, membuat
grafik yang lumayan baik.

158
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dede Ardiansyah lahir di Bayah Kabupaten Lebak pada
tanggal 18 November 1989. Menyelesaikan pendidikan
dasarnya di SDN 05 Bayah Barat. Kemudian, saya
melanjutkan pendidikannya di SMP N 1 Bayah. Setelah itu,
saya melanjutkan pendidikan di SMK Analis Kimia Serang.
Saya kemudian meneruskan ke perguruan tinggi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta angkatan 2009 pada Program Studi
Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

Anda mungkin juga menyukai