PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindak pidana korupsi merupakan salah satu bagian dari hukum pidana
apabila ditinjau dari materi yang diatur maka tindak pidana korupsi secara
pembangunan sosial ekonomi, dan juga politik, serta dapat merusak nilai-
1
nilai demokrasi dan moralitas karena lambat laun perbuatan ini seakan
Selama ini korupsi lebih banyak dimaklumi oleh berbagai pihak daripada
korupsi atau minimnya pidana yang ditanggung oleh terdakwa yang tidak
yang ingin melakukan aksi main hakim sendiri kepada pelaku tindak
2
(penyakit social) yang sangat berbahaya yang mengancam semua aspek
moralitas dan rasa malu, sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan
Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju, adalah korupsi harus
diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi, atau paling tidak
mengurangi sampai pada titik nadi yang paling rendah maka jangan harap
lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa
dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang
kehancuran.
B. Pembahasan
3
bahasa Belanda “Korruptie” dan selanjutnya dalam bahasa Indonesia
dengan sebutan “Korupsi” (Dr. Andi Hamzah, S.H., 1985: 143). Korupsi
secara harfiah berarti jahat atau busuk (John M. Echols dan Hassan
sebagai busuk, rusak, atau dapat disuapi (A.I.N. Kramer ST. 1997: 62).
Oleh karena itu, tindak pidana korupsi berarti suatu delik akibat perbuatan
secukupnya yaitu mengenai harta benda sendiri dan harta benda orang
tinggi.
4
1. Korupsi, penyelewengan atau penggelapan (uang negara atau
lain.
kepentingan pribadi).
Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an
nyata.
banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis politik, sosial,
5
kepemimpinan, dan kepercayaan yang pada akhirnya menjadi krisis
1. Bidang Demokrasi
6
Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi
2. Bidang Ekonomi
7
akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga
Rakyat kecil yang tidak memiliki alat pemukul guna melakukan koreksi
8
Kelompok mahasiswa sering menanggapi permasalahan korupsi dengan
pemerintah untuk bertindak tegas kepada para koruptor. Hal ini cukup
berhasil terutama saat gerakan reformasi tahun 1998. Mereka tidak puas
terhadap perbuatan manipulatif dan koruptif para pejabat. Oleh karena itu,
Indonesia ialah:
9
5. Mereka hanya memuaskan ambisi dan kepentingan pribadinya
kepentingan umum.
kebutuhan rakyat.
10
F. Peran Pemerintah dalam Memberantas Korupsi
tindak KKN.
11
c. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.
1. Strategi Preventif
teknis.
yang tinggi.
12
f. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki
efisien.
mencolok.
jabatan di bawahnya.
2. Strategi Deduktif
baik itu ilmu hukum, ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.
13
terhormat dan dihukum pidana. Beberapa contoh penindakan yang
keimigrasian.
(2004).
f) Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK
(2005).
miliar (2004).
14
j) Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).
3. Strategi Represif
negeri, TNI dan Polri yang cukup untuk hidup dengan standar
15
hidup dengan “gaya” dan “gagah”. Sedangkan Stick adalah bila
semua sudah dicukupi dan masih ada yang berani korupsi, maka
hukuman mati.
Indonesia saat ini perlu adanya tekanan kuat dari masyarakat luas
memberantas korupsi.
status sosial untuk menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini dapat
16
dilakukan dengan membenahi sistem organisasi yang ada dengan
17
kemanusiaan dan siapa saja yang melakukan korupsi berarti
masyarakat luas.
18
I. Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
Etiopia, Irak, Libya dan Usbekistan, serta hanya lebih baik dari Kongo,
19
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Perbuatan korupsi tidak mungkin dihapus dari muka bumi ini hanya dengan
bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Gejala yang dialami oleh
dunia.
Cara atau upaya memberantas tindak pidana korupsi yang paling utama
menghargai perilaku anti korupsi. Langkah ini antara lain dapat dilakukan
20
melalui lembaga pendidikan, sehingga dapat terjangkau seluruh lapisan
membangun peradaban bangsa yang bersih dari moral kor Dari teori yang
(ketidakjujuran).
b. Korupsi di Indonsia dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an
Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami krisis
c. Rakyat kecil umumnya bersikap apatis dan acuh tak acuh. Kelompok
demonstrasi.
21
KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002
Saran
22