Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN LIKUIDITAS

Likuiditas ialah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana


yang cukup utuk memenuhi kewajibanya setiap saat. Dalam kewajiban di
atas termasuk penarikan yang tidak dapat diduga seperti commitment loan
maupun penarikan penarikan tidak terduga lainya.

Beberapa pakar perbankan memberikan beberapa macam pengertian dari


manajemen likuiditas. Duane B Graddy memberikan definisi manajemen
likuiditas melibatkan perkiraan dana oleh masyarakat dan penyediaan
cadangan untuk memenuhi semua kebutuhan. Sedangkan Oliver G wood
menyatakan manajemen likuiditas melibatkan perkiraan kebutuhan dan
penyediaan kas secara terus-menerus baik kebutuhan jangka pendek atau
musiman maupun kebutuhan jangka panjang. Dalam hal ini bank sangat
panting dalam mengelola likuiditas dengan baik,dikarenakan untuk
memperkecil resiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan
dana dalam memenuhi kewajibanya.
Pada dasarnya keberhasilan bank dalam manajemen likuiditas ,dapat
diketahui dari:

a) kemampuan dalam memprediksi kebutuhan dana di waktu yang akan


datang
b) kemampuan untuk memenuhi permintaan akan “cash” dengan
menukarkan harta lancarnya
c) kemampuan memperoleh “cash” secara mudah dengan biaya yang
sedikit
d) kemampuan pendataan pergerakan “cash in”dan “cash out”dana (cash
flow)
e) kemampuan untuk memenuhi kewajiban tanpa harus mencairkan
aktiva tetap apapun kedalan cash.

ada empat macam teori likuiditas perbankan yang dikenal, yaitu sebagai
berikut:

a) Commecial Loan Theory; teori ini beranggapan bahwa bank hanya


boleh memberikan pinjaman ‘dengan surat jangka pendek yang dapat
dicairkan dengan sendirinya (self liquidating).
b) Shiftability Theory; teori ini beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank
tergantung pada kemampuan bank memindahkan aktivanya kepada
kepada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan.
c) Anticipated Income Theory; yaitu semua dana yang dialokasi atau
setiap uapaya mengalokasikan dana ditujukan pada sektor yang
feasible dan layak yang akan menguntungkan bagi bank.
d) The liability Management Theory; teori ini dinyatakan bagaiman bank
dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva itu dapat
menjadi sumber likuditas. Sejak dulu dunia perbankan memerlukan
likuiditas dan likuiditas sendiri menjadi salah satu faktor penting dalam
pengelolaan dananya dan Resiko likuiditas adalah salah satu resiko
yang mendasar dalam dunia perbankan.Kemungkinan kerugian terjadi
karena keharusan menjual aset atau mengumpulkan dana dalam waktu
singkat untuk menghadapi situasi tertentu.dan diperlukan juga likuiditas
yang cukup papbila bank ingin memenuhi pemintaan kredit yangtidak
terduga dari nasabah.Penolakan akan suatu permintaan kredit mungkin
akan mengakibatkan kehilangan nasabah yang akan menyimpan
uangnya atau bahkan kehilangan calon nasabah yang prima. Sulit
untuk mengatakan berapakah tingkat likuiditas yang ideal(seimbang)
untuk suatu bank. Untuk mempertahankan tingkat likuiditas yang
seimbang , sedapat mungkin biaya dana yang tinggi yang dibutuhkan
ntuk mempertahankan tingkat likuiditas yang seimbang harus dibuat
seminimal mungkin dengan pengelolaan spread yang baik. Laporan
perencanaan likuiditas juga dapat membantu pengelola dana untuk
membuat biaya dana seminimum mungkin. Dengan melihat laporan
perencanaan likuiditas ini ank dapat mengindikasi adanya kelebihan
dan sampai seberapa besar dana itu lebih. Sesungguhnya konsep
likuiditas adalah konsep yang sederhana hanya saja sulit unruk
menentukan berapakah yang betul betul sesuai untuk masing masing
bank dengan kondisi bank yang berbeda beda. Secara singkat
pengaturan likuiditas adalah:
a) Kemampuan bank untuk menaikan sejumlah tertentu dan kas yang
ada,
b) Pada ongkos tertentu
c) Dalam waktu yang singkat dan tepat

Semakin banyak dana yang dihimpun oleh bank dalam waktu tertentu maka
bank akan semakin likuid, semakin rendah ongkos yang dibutuhkan untuk
menambah dana dalam waktu tertentu maka aset tersebut akan semakin
likuid. Dan jumlah uang kas yang bertambah seharusnya juga disesuaikan
dengan kebutuhan akan uang kas tersebut Bank mempunyai beberapa
alternatif untuk mencapai likuiditas
a) menyediakan uang kas yang cukup
b) mengkonventir aset kedalam uang kas
c) meminjam dari bank lain

Dalam pengaturan likuiditas jangka pendek mungkin masih sulit untuk


dpastikan berapakah tingkat likuiditas bank yang ideal, dikarenakan dalam
bisnis pebankan bank dihadapkan kepada ketidakpastian
(uncertainty).Berapa dan kapan nasabah akan mengambil ataupun menyetor
uang tidak dapat diketahui,oleh karena itu di perlukan perencanaan likuiditas.
Likuiditas jangka pendek dapat diambil dari contoh beberapa kejadian yaitu
hal hal yang bersifat musiman,bank bank yang lokasinya dekat dengan
daerah pertanian akan mengalami lebih banyak setoran dana pada saat
musim panen.dana ini akan menumpuk apabila tidak direncanakan
alokasinya.Dan sebaliknya para petani akan membutuhkan uang pada waktu
musim menanam untuk membeli bibit,pupuk obat hama dan sebagainya.
Dalam memelihara likuiditas sendiri sangat terkait dengan tujuan
likuiditas.dalam menetapkan strategi apa yang akan di ambil sangat
tergantung pada skill manajer likuiditas yang ada bagaimana
mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar dan kebutukan likuiditas bank,
baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Faktor-faktor
tersebut diatas akan menjadi panduan apakah tidak akan mengambil sikap
agresif,berhati hati atau konservatif dalam manajemen likuiditasnya,yang
tercermin dari limit dan target likuididas yang di tetapkan.

Beberapa Alat Ukur Likuiditas Bank

Dalam konsep ALMA pengukura likuiditas bank dilakukan baik untuk


jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk pengukuran jangka pendek,
antara lain dipergunakan :

A. Statutory Reserve Requirement, yang dikenal sebagai giro wajib


minimum (GWM) yakni, Saldo Giro pada BI > 5% Kewajiban kepada
pihak ketiga pada periode dua minggu sebelumnya. Untuk memenuhi
GWM diperlukan dana minimal sebesar 5% dari dana pihak ketiga,
sedangkan besarnya kas fisik yang diperlukan untuk operasional
sehari-hari diserahkan kepada kebijakan masing-masing bank dan hal
ini tergantung kepada besarnya kas yang benar-benar dibutuhkan oleh
bank. Dengan demikian primary reserve bank akan selalu ada diatas
5% dari dana pihak ketiga, yaitu dalam bentuk GWM sebesar 5%
ditambah dengan kas fisik yang ada di brankas masing-masing
cabang.
B. Basic Surplus = Aktiva Lancar – Lancar

Basic Surplus yakni pengukuran besarnya likuiditas pada suatu keadaan


tertentu yang diukur dengan rumus :

Klasifikasi angka basic surplus :

1. Positif : Penempatan jangka dana pendek didukung dengan sumber


dana jangka panjang
2. Negatif : Penempatan dana jangka panjang didukung dengan sumber
dana jangka pendek
3. Nol : Penempatan dana jangka pendek didukung dengan sumber dana
jangka pendek

Selanjutnya untuk mengukur likuiditas jangka panjang (longer term


liquidity) dapat dipergunakan alat ukur antara lain :

a. Rasio Likuiditas

𝑁𝑒𝑤 𝑃𝑢𝑐ℎℎ𝑎𝑠𝑒𝑑 𝐹𝑢𝑛𝑑𝑠 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑


𝐿𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑢𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑅𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡

Rasio Likuiditas

Alat ini dipergunakan untuk mengukur proyeksi kebutuhan likuiditas bank


setelah memperhitungkan usaha yang diinginkan dalam periode tertentu.
New purchased funds required yakni proyeksi perubahan aktiva dikurangi
dengan proyeksi perubahan pasiva pada neraca bank. Sedangkan total
funding requirement, adalah jumlah dana (pasiva) yang dibutuhkan pada
tanggal tertentu di masa yang akan datang untuk membiayai aset.

b. Indeks Likuiditas

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠


𝐿𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑𝑖𝑡𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
Alat ini dipergunakan untuk mengukur keadaan likuiditas dengan jangka
waktu yang lebih panjang pada suatu saat tertentu. Sebelum melakukan
perhitungan, kmponen aktiva maupun pasiva neraca dklasifikasikan seperti
halnya dalam perhitungan basic plus. Perbedaanya pada setiap golongan
waktu diberikan bobot dengan bobot yang semakin besar untuk jangka waktu
penggolongan yang semakin panjang.

c. Loan to Deposit Ratio (LDR)

𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝐿𝐷𝑅 =
𝐷. 𝑃. 𝐾

Perbandingan jumlah pinjaman yang diberikan dengan simpanan


masyarakat., yang dirumuskan sebagai berikut :

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tingkat likuitas bank dianggap


sehat apabila LDR-nya antara 85%-110%.

Strategi Manajemen Likuiditas

Strategi manajemen likuiditas akan sangat terkait dengan tujuan penggunaan


likuiditas. Namun dalam menerpkan strategi manajemen yang akan diambil
sangat tergantung kepada skill manager likuiditas yang ada, keandalan dari
management information system yang dimiliki serta perlu dipertimbangkan
kondisi likuiditas pasar dan kebutuhan likuiditas baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai