Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESEMPATAN KERJA, CIRI ANGKATAN TENAGA KERJA DAN

PENYEBAB PENGANGGURAN

BAB I
PANDAHULUAN

Latar Belakang
Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta.
Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara Negara - negara yang sedang
berkembang setelah Gina dan India.Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1980 maka akan
terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi
penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa. Bila dilihat
dari luas wilayah pada peta penyebaran penduduknya terlihat tidak merata di 27 propinsi.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 sekitar 60% penduduk tinggal di pulau Jawa,
padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luas wilayah Indonesia. Di lain pihak pulau Kalimantan
yang luas wilayahnya hanya ditempati oleh 5% dari jumlah penduduknya. Kondisi tersebut
menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Kondisi tersebut
memerlukan upaya pemerataan dan upaya tersebut telah dilaksanakan melalui program
transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa.
Sebenarnya tingkat pengangguran ini relatif kecil dibanding tingkat pengangguran di beberapa
Negara industri maju di Eropa di tahun 90-an yang bahkan mencapai dua digit. Namun tingkat
pengangguran 5,7 persen tersebut sebenarnya adalah angka pengangguran terbuka (Open
Unemployment), yakni penduduk angkatan kerja yang benar-benar menganggur.Diluar
pengertian tersebut, terdapat sejumlah besar penganggur yang dalam konsep ekonomi termasuk
dalam kualifikasi pengangguran terselubung (Disquised Unemployment), yakni tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaaan yang sesuai dengan
bidangnya disebabkan lemahnya permintaan tenaga kerja.Konsep lainnya adalah under
employment, yakni tenaga kerja yang jumlah jam kerjanya tidak optimal karena ketiadaan
kesempatan untuk bekerja.
Berdasarkan data BPS (Biro Pusat Statistik)sampai Mei 1997,sekitar 45 persen tenaga kerja
bekerja di bawah 35 jam per minggu atau setara dengan 25 persen pengangguran penuh.Jika di
tambah angka pengangguran terbuka 2,67 persen dan pengaruh krisis ekonomi yang
berkepanjangan,total pengangguran nyata bias mencapai 35-40 persen.Suatu tingkat yang sangat
serius dan membahayakan dalam pembangunan nasional.Di samping masalah tingginya angka
pengangguran, yang termasuk juga rawan adalah pengangguran tenaga terdidik yaitu, angkatan
kerja berpendidikan menengah ke atas dan tidak bekerja.Fenomena ini patut di antisipasi sebab
cakupannya berdimensi luas, khususnya dalam kaitannya dengan strategi serta kebijakan
perekonomian dan pendidikan nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

1. KEPENDUDUKAN

Sepanjang abad masalah penduduk ini selalu menjadi pembicaraan. Bahkan dewasa ini masalah
ini telah menjadi lebih hangat , berhubung dengan pertambahan penduduk yang sangat cepat,
sedang bahan makanan tidak mampu memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat akibat
bertambahnya penduduk dan majunya kebudayaan.
Setiap negara harus mengetahui dengan pasti jumlah daripada penduduknya , terutama guna
menentukan kebijaksanaaan ekonomi yang tepat, sehingga tidak menimbulkan kesulitan-
kesulitan sosial.Pada umumnya keinginan untuk mengetahui jumlah penduduk dengan tepat , ada
berbagai alasan yang dikemukakan , yaitu alasan politik, alasan ekonomi dan alasan sosial.
1.1 Masalah Akibat Angka Kelahiran.
Hasil perkiraan tingkat fertilitas (metode anak kandung) menunjukan bahwa penurunan tingkat
fertilitas Indonesia tetap berlangsung dengan kecepatan yang bertambah.
1.2 Masalah akibat Angka Kematian
Selama hampir 20 tahun terakhir, Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan sebesar
51,0 pada periode 1967-1986. Tahun 1967 AKB adalah 145 per 1000 kelahiran, kemudian turun
menjadi 109 per 1000 kelahiran pada tahun 1976. Selama 9 tahun terjadi penurunan sebesar 24,8
persen atau rata-rata 2,8 persen per tahun. Berdasarkan SP90, AKB tahun 1986 diperkirakan
sebesar 71 per 1000 kelahiran yang menunjukan penurunan sebesar 34,9 persen selama 10 tahun
terakhir atau 3,5 persen pertahun (Trend Mortalitas, 66). Masalah yang muncul akibat tingkat
mortalitas adalah :
a) Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah
di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
b) Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi
anak-anak (Balita).
c) Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia
dimata dunia.
1.3 Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :
1. Kelahiran
Angka kelahiran perlu ditekan melalui :
a) Partisipasi wanita dalam program KB.
b) Tingkat pendidikan wan ita wanita mempengaruhi umur kawin pertama danpenggunaan
kontrasepsi.
c) Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dengan fertilitas
d) Peningkatan ekonomi dan sosial.
2. Kematian
Angka kematian perlu ditekan :
a) Pelayanan kesehatan yang lebih baik.
b) Peningkatan gizi keluarga.
c) Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)
Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah :
a. Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarg.
b. Banyaknya beban tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh sejumlah manusia
produktif yang lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.
c. Aspek pemenuhan gizi.
d. Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhan makanan yang
dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya
rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya nanti bila kekurangan gizi terutama pada
usia muda ( 0 -5 tahun). Akan mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental
( mental retardation ). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan datang.
3. Aspek Pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan
kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi kurang
mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yung mengakibatkan pada
kualitas pendidikan tersebut kurang
4. Lapangan Kerja
Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan lapangan kerja
masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu pencari kerja atau penyedia
kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDM nya dan lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada
semua aspek kehidupan. Alternatif Pemecahan yang diperlukan :
a) Pengendalian angka kelahiran melalui KB.
b) Peningkatan masa pendidikan.
c) Penundaaan usia perkawinan.
2. KETENAGAKERJAAN

Ketenagakerjaan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum,selama,dan stelah selesainya masa berhubungan kerja.
a) Tenaga kerja ialah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang
berpotensial dapat memproduksi barang dan jasa untuk kebutuhannya sendiri ataupun orang lain.
b) Pekerja atau buruh ialah setiap orang yang bekerja untuk orang lain dengan menerima upah
baikberupa uang atau imbalan dalam bentuk lain.
c) Pemberi kerja ialah orang atau perseorangan/badan hukum yang mempekerjakan orang
lain dengan membayar upah atau imbalan.
Pengertian Angkatan Kerja Menurut Para Ahli :
1. Sumarsono (2009)
Pengertian angkatan kerja menurut Sumarsonoi adalah bagian penduduk yang mampu dan
bersedia melakukan pekerjaan. Dalam hal ini pengertian angkatan kerja “mampu” berarti mampu
secara fisik, jasmani, kemampuan mental dan juga secara yuridis mempu serta tidak kehilangan
kebebasan untuk memilih dan juga melakukan pekerjaan yang dilakukan dan juga bersedia
secara aktif ataupun juga pasif dalam melaksanakan dan mencari pekerjaan.
2. BPS (2010)
Pengertian angkatan kerja menurut BPS adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau sedang
mencari pekerjaan. Pendekatan mencakup angkatan kerja yang secara aktif bekerja ataupun
sedang mencari pekerjaan yang mana dalam kedua aktivitas tersebut berada dalam jangka waktu
tertentu dengan demikian dalam pendekatan ini mampu membedakan angkatan kerja yang
menjadi dua kelompok bekerja dan sedang mencari pekerjaan.

Angkatan kerja atau labour force adalah jumlah penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64
tahun yang sedang bekerja maupun mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut dapat
digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang tidak bersedia bekerja atau belum
bekerja. Misal, pelajar dan mahasiswa yang masih bersekolah.
b. Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang sudah mempunyai pekerjaan atau sedang
mencari pekerjaan.
1. Perbedaan Tenaga Kerja, Pekerja dan Angkatan Kerja
a) Tenaga kerja adalah Setiap orang yang melakukan pekerjaan termasuk di dalamnya bekerja
pada sektor informal. Misalnya:Wiraswasta/pedagang yang bekerja untuk dirinya sendiri ataupun
orang lain.
b) Pekerja adalah Mengarah pada bekerja untuk orang lain yang mendapatkan upah atau imbalan.
c) Angkatan kerja adalah Jumlah penduduk yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu
waktu tertentu, yaitu semua orang yang mampu dan bersedia bekerja.

2. Klasifikasi Tenaga kerja :


i. Angkatan kerja :
a) Golongan yang bekerja.
b) Golongan yang menganggur/mencari.
ii. Bukan angkatan kerja :
a) Golongan yang bersekolah.
b) Golongan yang mengurus rumah tangga.
c) Golongan lain atau penerima pendapatan tidak tetap.

3. Ciri ciri angkatan kerja adalah sebagai berikut :


a) Angkatan kerja terdiri dari usia produktif yang dalam proses bekerja, sedang mencari
pekerjaan, dan menganggur.
b) Angkatan kerja dilihat dari interval seseorang dari usianya masing-masing.
c) Angkatan kerja tidak terpengaruh terhadap seseorang yang masih menempuh pendidikan
atau bersekolah.
d) Angkatan kerja tidak berpengaruh terhadap ibu rumah tangga karena bukan dalam
lingkungan pekerjaan.
e) Angkatan kerja tidak berpengaruh terhadap seseorang yang sudah lanjut usia dan dalam
masa menerima pensiunan karena usia produktif dalam melakukan pekerjaan sudah
lewat.
f) Jumlah angkatan kerja dihitung sesuai jumlah penduduk dalam suatu wilayah.
g) Jenis kelamin dan usia seseorang berpengaruh dalam angkatan kerja.
h) Angkatan kerja dihitung berdasarkan kelompok bukan perseorangan.

4. Jenis-jenis angkatan kerja dibagi menjadi dua jenis kelompok, yakni:


a) Bekerja Penuh
Ini adalah angkatan kerja yang menggunakan jam kerja dengan penuh ketika bekerja, dengan
waktu sekitar 8-10 jam per hari. Angkatan kerja ini termasuk golongan bekerja adalah mereka
yang selama satu minggu melakukan pekerjaan dengan maksud untuk mendapatkan penghasilan
dari keuntungan dan lamanya bekerja dihitung minimal 2 hari dan mereka yang selama satu
minggu itu tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah
orang yang bekerja pada bidang keahliannya seperti dokter dan juga karyawan pemerintahan
maupun swasta yang sedang tidak masuk kerja disebabkan mempunyai masalah seperti sakit,
cuti, mogok, dan juga sebagainya.

b) Setengah Menganggur
Angkatan kerja setengah menganggur merupakan pekerja yang menggunakan waktu kerjanya
yang kurang yang dapat ditinjau dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan juga pendapatan.
Setengah menganggur dapat dikategorikan sesuai dengan jumlah jam kerja, produktivitas kerja
dan pendapatan dalam dua kelompok yakni setengah menganggur kentara, adalah mereka yang
bekerja kurang lebih dari 35 jam satu minggunya. Kemudian setengah menganggur tidak kentara
adalah mereka yang tidak produktif kerja dan mempunyai pendapatan yang rendah.

3. KESEMPATAN KERJA

Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi
oleh para pencari kerja. Namun bisa diartikan juga sebagai permintaan atas tenaga kerja.
Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu negara,
karena:
a) Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi.
b) Sumber Daya Alam.
c) Kewiraswastaan.
Tenaga kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat. Ada pula masalah yang
ditimbulkan dari banyaknya tenaga kerja:
a) Masalah-masalah perluasan kesempatan kerja.
b) Pendidikan yang dimiliki angkatan kerja.
c) Pengangguran.
Sumitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari jumlah penduduk
yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan
yang produktif. Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut Sumitro diantaranya:
a) Jumlah dan sebaran usia penduduk.
b) Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda.
c) Peranan kaum wanita dalam perekonomian.
d) Pertambahan penduduk yang tinggi.
e) Meningkatnya jaminan kesehatan.
Persoalan sulit dalam masalah perekonomian yang sering dihadapi oleh berbagai negara salah
satunya yaitu menyediakan lapangan & kesempatan kerja bagi penduduk. Karena, pemerintahan
pada suatu negara dapat dikatakan berhasil jika mampu menyediakan lapangan kerja atau
memperkecil pengangguran.
Kesempatan kerja atau demand for labor adalah suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya
pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja, tapi masalah kesempatan kerja pada umumnya berkaitan
dengan lapangan kerja (lowongan kerja) dan tenaga kerja. Kesempatan kerja merupakan
hubungan antara angkatan kerja di satu pihak dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja di
pihak lain. Sedangkan pasar kerja adalah keseluruhan aktivitas yang mempertemukan pencari
kerja dan lowongan pekerjaan. Perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara
pengembangan industry padat karya, membuka proyek pekerjaan umum juga dengan
meningkatkan kegiatan ekonomi yang sudah ada maupun dengan menambah kegiatan ekonomi
yang baru. Perluasan kesempatan kerja pun merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan
pembangunan.
Kesempatan kerja merupakan partisipasi seseorang dalam pembangunan baik dalam arti
memikul beban pembangunan maupun dalam menerima kembali hasil pembangunan. Dari
definisi tersebut, maka kesempatan kerja dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Kesempatan kerja permanen, yaitu kesempatan kerja yang memungkinkan orang bekerja
secara terus menerus sampai mereka pensiun atau tidak mampu lagi untuk bekerja. Dimisalkan
orang yang bekerja pada instansi pemerintah atau swasta yang mempunyai jaminan sosial hingga
tua dan tidak bekerja di tempat lain.
2. Kesempatan kerja temporer, adalah kesempatan kerja yang memungkinkan orang bekerja
dalam waktu yang relatif singkat, kemudian menganggur untuk menunggu kesempatan kerja
yang baru. Dalam hal ini dimisalkan pegawai lepas pada perusahaan swasta di mana pekerjaan
mereka tergantung pesanan.
4. PENGAGGURAN

Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
Pengangguran akan merugikan negara dan akan memberatkan keluarga karena kebutuhannya
menjadi beban keluarga yang sudah bekerja. Indikator beban ini disebut Dependency Ratio, yang
dihitung dengan cara:
Dependency Ratio (DR) = penduduk luar usia kerja : penduduk usia kerja
Makin tinggi tingkatDependency Ratio (DR), makin buruk tingkat beban yang harus ditanggung
setiap penduduk produktif.
Jumlah penduduk yang besar pada dasarnya merupakan memiliki potensi yang sangat berharga
di tinjau dari segi tenaga kerja, jika dapat di dayagunakan dengan baik, penduduk yang sangat
banyak dan memiliki ketrampilan ini merupakan potensi yang berharga. Jumlah penduduk yang
besar dan tidak memiliki ketrampilan ini adalah kerugiannya yang dapat menyebabkan
pengangguran di mana – mana.

1. Pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu :

Pengangguran menurut lama waktu kerja.


a) Pengangguran terbuka (open unemployment).
Tenaga kerja yang sungguh – sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis
ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal.
b) Setengah pengangguran (under unemployment).
Tenaga kerja yang tidak kerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan,
biasanya pengangguran jenis ini yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c) Pengangguran terselubung (disguised unemployment).
Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Pengangguran menurut penyebab.


a. Pengangguran Struktural (Stuctural Unemployment).
Pengangguran yang di akibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam
jangka panjang.
b. Pengangguran Siklus.
Pengguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian. Yang di sebabkan oleh
kurangnya permintaan masyarakat.
c. Pengangguran Musiman.
Pengangguran yang muncul akibat pergantian musim. Misalnya pergantian kusim tanam ke
musim panen.
d. Pengangguran Friksional, disebut juga Pengangguran Sukarela (Voluntary unemployment).
Pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pembeli kerja dan pencari
kerja.
e. Pengangguran Teknologi.
Pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau pergantian tenaga manusia menjadi tenaga
mesin.
f. Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment).
Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang kehidupan perekonomian / siklus
ekonomi. Pengangguran ini merugikan bagi orang yang bersangkutan dan bagi masyarakat,
akibatnya banyak motif-motif kejahatan merajalela dan makin banyak aktivitas kriminal di setiap
tempat. Seperti perampokan / maling, penipuan bahkan banyak gadis atau para wanita menjadi
PSK dan juga banyak orang melakukan pekerjaan apapun hanya untuk mendapatkan seperak
uang, yang haram pun diubah menjadi seolah itu pekerjaan yang halal. Sedangkan dampak
pengangguran terhadap kegiatan ekonomi dalah turunnya produktifitas, standar kehidupan,
penerimaan pajak penghasilan nagara, aktivitas ekonomi keseluruhan, dan meningkatkan biaya
sosial.

2. Cara untuk mengatasi pengangguran, yaitu :


a. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal.
b. Pengelolaan permintaan masyarakat.
c. Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja.
d. Pertumbuhan ekonomi.
e. Program pendidikan dan pelatihan kerja.
f. Wiraswasta.
g. Peningkatan mutu tenaga kerja.
h. Latihan Kerja.
i. Pemagangan.
j. Perbaikan gizi dan kesehatan.

3. Sebab – sebab terjadinya pengangguran


a. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja.
Maksudnya adalah kondisi dimana jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia, karena kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
b. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang.
Upah tenaga kerja tidak terdidik di sekitar pertanian cenderung lebih rendah daripada upah
tenaga kerja yang sama diluar sektor pertanian. Dengan demikian, terjadi perbedaan mutu tenaga
kerja antara sektor pertanian dan sektor yang lain.
c. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak
seimbang.
Besarnya kesempatan kerja belum tentu menjamin tidak terjadi pengangguran, karena belum
tentu terjadi kesesuaian tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Hal ini dapat
mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan yang tersedia.
d. Adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita
dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia.
Dalam Repelita V, diperkirakan 47.5%-nya adalah tenaga kerja wanita.
e. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja Antar Daerah Tidak Seimbang.
Jumlah angkatan kerja di suatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedang di
daerah lain dapat terjadi sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga
kerja ke daerah lain, bahkan ke negara lain.

4. Dampak pengangguran terhadap perekonomian Indonesia


a. Pendapat nasional riil (nyata) yang di capai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial. Oleh karena itu, kemakmuran yang di capai oleh masyarakat pun akan
lebih rendah.
b. Pajak yang harus di bayar dari masyarakat menurun sehingga dana untuk kegiatan
ekonomi pemerintah juga akan berkurang.
c. Daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang – barang hasil
produksi akan berkurang.
5. Usaha untuk mengatasi pengangguran
Memperluas Kesempatan Kerja.
Dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan ekonomi yang sudah ada, maupun dengan
menambah kegiatan ekonomi yang baru. Menurut Prof. Soemitro Djojohadikusumo, usaha
perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara:
a. Pengembangan industri.
b. Melalui berbagai proyek pekerjaan umum.

Penurunan Angkatan Kerja.


Diantaranya dapat dilakukan dengan peningkatan program Wajib Belajar 9 Tahun bagi anak usia
sekolah. Dalam rangka pemerataan tenaga kerja dan kesempatan kerja, perlu ditingkatkan
berbagai langkah, antara lain:
a. Pendayagunaan angkatan kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah/negara
lain yang membutuhkan tenaga kerja.
b. Pengembangan usaha kecil dan tradisional serta sektor informal yang dapat menyerap
banyak tenaga kerja.
c. Pembinaan angkatan kerja usia muda, agar dapat mengisi tuntutan latar belakang
pendidikan/kemampuan yang diperlukan.

6. Beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya pengangguran dalam perekonomian


suatu negara :

a) Turunnya output dan pengeluaran total jika output dan pengeluaran total menurun, maka
permintaan terhadap tenaga kerja sangat rendah. Ini artinya sama dengan terjadi
pengangguran. Hal ini terjadi ketika kemampuan ekonomi suatu negara lebih rendah dari
kemampuan yang harus dicapai. Ketika siklus perekonomian sedang menurun, maka para
pencari pekerjaan dipaksa untuk menganggur karena terlalu banyaknya tenaga kerja yang
ingin bekerja, namun pekerjaan itu tidak tersedia. Pengangguran di sebabkan oleh
turunnya output dan pengeluaran total ini disebut dengan penganguran cyclical.

b) Tidak sebandingnya penawaran dengan permintaan perkerja ketidakseimbangan dapat


terjadi karena permintaan terhadap satu jenis tenaga kerja meningkat, sedangkan
permintaan untuk jenis lainnya menurun, sementara penawaran tidak cukup mampu
menyesuaikannya. Para pekerja tidak dipekerjakan bukan karena sedang mencari
pekerjaan yang paling cocok dengan keahlian mereka, namun pada tingkat upah berlaku,
penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya. Ketika terjadi perubahan stuktur agraris
ke stuktur industri, maka permintaan tenaga kerja serta merta dapat dipenuhi oleh
penawaran tenaga kerja. Pengangguran yang disebabkan oleh tidak sebandingnya
penawaran dengan permintaan pekerja disebut pengangguran structural.
c) Waktu yang dibutuhkan untuk mecai pekerjaan. Para pekerja memiliki preferensi serta
kemampuan yang berbeda, dan para pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda.
Mencari pekerjaan yang tepat membutuhkan waktu dan usaha. Hal ini cenderung
mengurangi tingkat perolehan kerja.
d) Perubahan teknologi. Teknologi selalu berkembang dan ini membutuhkan tenaga kerja
yang mampu menyesuaikan perkembangan teknolonginya. Sebagian pekerjaan memang
digantikan oleh mesin yang membutuhkan operator lebih sedikit. Sehingga jumlah tenaga
kerja untuk suatu pekerjaan yang dapat digantikan oleh mesin tersebut menjadi
berkurang. Dengan kata lain, perkembangan teknologi telah mengurangi kesempatan para
pencari kerja yang tidak mampu mengadaptasi perkembangan dan ilmu teknologinya.
BAB III
KESIMPULAN/ PENUTUP

KESIMPULAN :
Bahwa pengangguran di Indonesia sangat mempengaruhi sekali terhadap kemiskinan yang
semakin meningkat. Ketrampilan SDM yang sangat di butuhkan sangatlah minim sehingga
banyak pengangguran yang menyebabkan kemiskinan.

PENUTUP :
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya meminta saran dan kritikan
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bias menjadi sumber pembelajaran bagi
pembaca dan dapat menambah pengetahuan yang lebih bermanfaat lagi, dalam mata kuliah
perekonomian indonesia. Dan apabila saya ada salah-salah dalam penyajian informasi dalam
makalah ini meminta maaf, dan trimakasih bagi yang mau memberikan saran dan kritikan serta
telah menyempatkan membaca makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

ü Amin, Hasan.1952. Pelajaran Ekonomi, J.B Wolters Groningen. Jakarta: PT.


Intermasa
ü Bradford, A, Frederick. 1968. Money and Banking, Longmans, Green and co. New York : PT.
Intermasa
ü Djojohadikusumo, Sumitro. 1953. Persoalan Ekonomi di Indonesia. Jakarta: PT. Intermasa
ü Mahmud, Syamsudin. 1976. Dasar – dasar ilmu Ekonomi dan Gerakan Koperasi. Banda Aceh
ü 2004. Majalah Nakertrans Edisi – 03 TH.XXIV
ü Raker Komisi VII DPR – RI. 2004. Deklarasi penanggulangan pengangguran di Indonesia.
ü Dumairy, 1997.Perekonomian indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
ü http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran
ü http://winarti135.blogspot.com/2011/02/artikel-kependudukan.html

Anda mungkin juga menyukai