A. KONSEP TEORI
1.Pengertian
2015).
ST- elevation infark miocard (STEMI) dan non ST- elevation infark miocard
(NSTEMI). STEMI merupakan oklusi total dari arteri koroner yang menyebabkan
area infark yang lebih luas meliputi seluruh ketebalan miokardium, yang ditandai
miokardium, sehingga tidak ada elevasi segmen ST pada EKG (Price & Wilson
2016).
2. Etiologi
disebabkan oleh thrombus non occlusive yang telah dikembangkan pada plak
aterosklerotik terganggu.
a. Umur
b. Jenis kelamin
d. Hereditas
e. Ras
psikologis berlebihan
3. Faktor penyebab
karena penyempitan arteri koroner sebagai akibat dari trombus yang ada pada plak
plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark kecil di distal, merupakan penyebab
b. Obstruksi dinamik
diakibatkan oleh spasme fokal yang terus menerus pada segmen arteri koroner
otot polos pembuluh darah dan/atau akibat disfungsi endotel. Obstruksi dinamik
koroner dapat juga diakibatkan oleh konstriksi abnormal pada pembuluh darah
spasme atau trombus. Hal ini terjadi pada sejumlah pasien dengan aterosklerosis
progresif atau dengan stenosis ulang setelah intervensi koroner perkutan (PCI).
mengakibatkan NSTEMI
.
e. Faktor atau keadaan pencetus
pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab berupa penyempitan
biasanya menderita angina stabil yang kronik. SKA jenis ini antara lain karena:
Nyeri dada sentral yang berat, seperti rasa terbakar, ditindih benda berat,
tidak berkurang dengan pemberian nitrat. Karakteristik nyeri pada STEMI hampir
sama dengan pada angina pectoris, namun biasanya terjadi pada saat istirahat,
lebih berat, dan berlangsung lebih lama. Nyeri biasa dirasakan pada bagian tengah
juga dapat terjadi pada abdomen, punggung, rahang bawah, dan leher. Nyeri
(Fauci 2014).
Volume dan denyut nadi cepat, namun pada kasus infark miokard berat
nadi menjadi kecil dan lambat. Bradikardi dan aritmia juga sering dijumpai.
Tekanan darah menurun atau normal selama beberapa jam atau hari. Dalam waktu
jantung, ditemukan suara jantung yang melemah. Pulsasinya juga sulit dipalpasi.
Pada infark daerah anterior, terdengar pulsasi sistolik abnormal yang disebabkan
oleh diskinesis otot-otot jantung. Penemuan suara jantung tambahan (S3 dan S4),
b. Respiratory
c. Gastrointestinal
d. Urinary
e. Integumen
suddart 2016).
4. Patofisiologi
akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang tak stabil. Plak
yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar, densitas otot polos
yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor jaringan yang tinggi.
Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi ester kolesterol dengan
proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai
sel makrofag dan limposit T yang menunjukkan adanya proses imflamasi. Sel-sel
ini akan mengeluarkan sel sitokin proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6 akan
5. Pemeriksaan Diagnostik
Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien. Pada
b. Pemeriksaan laboratorium
dari pada CK dan CKMB. peningkatan Troponin pada darah perifer setelah 3-4
Factor pencetus
( hipercolestrolemia, DM, perokok, hioertensi, usia, obesitas)
Kelainan metabolisme
( lemak, koagulasi darah, keadaan biofisika dan biokimia dinding arteri)
Arterosklorosis
Ruptur plague
Angina pectori
Cardia coutpot
Penurunan kemampuan tubuh untuk
menyediakan energi Penurunan curah jantung
kelemahan /patique
intoleransi aktivita
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal pada proses asuhan keperawatan
dimana pengkajian mencakup data-data pasien sehingga dapat mengidentifikasi,
menganalisa masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan fisik, mental, sosial
dan lingkungan
Pengkajian primer
Airway :
Ada dan tidaknya sumbatan pada jalan napas oleh sputum lendir atau darah ,
penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
Breathing :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
Circulation :
Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll.
Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung
S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis,
warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran,
bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema
Pengkajian Sekunder
Pengkajian Sekunder
1. Aktivitas/istirahat
a. Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri
dada dengan aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
b. Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah
pada aktivitas.
2. Sirkulasi
a. Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode GJK sebelumnya, penyakit
jantung , bedah jantung , endokarditisb. Tanda :
1) TD ; mungkin rendah (gagal pemompaan).
2) Tekanan Nadi ; mungkin sempit.
3) Irama Jantung ; Disritmia.
4) Frekuensi jantung ; Takikardia.
5) Nadi apical ; PMI mungkin menyebar dan merubah
6) posisi secara inferior ke kiri.
7) Bunyi jantung ; S3 (gallop) adalah diagnostik, S4 dapat
8) terjadi, S1 dan S2 mungkin melemah.
9) Murmur sistolik dan diastolic.
10) Warna ; kebiruan, pucat abu-abu, sianosis.
11) Punggung kuku ; pucat atau sianosis dengan pengisian
12) kapiler lambat.
13) Hepar ; pembesaran/dapat teraba.
14) Bunyi napas ; krekels, ronkhi.
15) Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
16) khususnya pada ekstremitas.
3. Integritas ego
a. Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan
penyakit/keperihatinan finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
b. Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis : ansietas, marah, ketakutan
dan mudah tersinggung.
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwarna gelap, berkemih malam hari
(nokturia), diare/konstipasi.
5. Makanan/cairan
a. Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah, penambahan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas bawah, pakaian/sepatu terasa sesak,
diet tinggi garam/makanan yang telah diproses dan penggunaan diuretik.
b. Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
edema (umum, dependen, tekanan dan pitting).
6. Higiene
a. Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama aktivitas Perawatan diri.
b. Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan personal.
7. Neurosensori
a. Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
b. Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan mudah
tersinggung.
8. Nyeri/Kenyamanan
a. Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan
sakit pada otot.
b. Tanda : Tidak tenang, gelisah, fokus menyempit dan perilaku melindungi
diri.
9. Pernapasan
a. Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
bantal, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat penyakit kronis,
penggunaan bantuan pernapasan.
b. Tanda :
1) Pernapasan; takipnea, napas dangkal, penggunaan otot asesori pernapasan.
2) Batuk : Kering/nyaring/non produktif atau mungkin batuk terus menerus
dengan/tanpa pembentukan sputum.
3) Sputum ; Mungkin bersemu darah, merah muda/berbuih (edema pulmonal)
4) Bunyi napas ; Mungkin tidak terdengar.
5) Fungsi mental; Mungkin menurun, kegelisahan, letargi.
6) Warna kulit ; Pucat dan sianosis.
10. Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental, kehilangankekuatan/tonus otot, kulit
lecet.
11. Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa
dilakukan.
12. Pembelajaran/pengajaran
a. Gejala : menggunakan/lupa menggunakan obat-obat jantung, misalnya :
penyekat saluran kalsium.
b. Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan untuk meningkatkan.
2. Diagnosa Keperawatan
yang mana didukung oleh penyebab serta tanda-tanda dan gejalanya. Diagnosa
1. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : TN. K
Tanggal lahir : Gele lungi 30-04-1992
Jenis kelamin : laki-laki
RM : 18.48.87
Pekerjaan : Tani
Diagnosa medis : NON ST-ELEVASI MIOCARD INFARC (NSTEMI)
Keluhan Utama :
Nyeri kepala dan nyeri dada
Riwayat penyakit sekarang :
Nyeri kepala tiba-tiba, dan nyeri pada dada, napas terasa sesak, dada terasa sakit,
mual muntah (-)
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. sistem pernapasan
Airway : tidak ada sumbatan jalan napas oleh
sputum dan lendir jalan napas paten
Breathing : frekuensi napas RR 26x/m
Circulation : 111/73 mmhg
Penggunaan otot bantu napas : tidak ada otot bantu pernapasan
Terpasang ETT :
Terpasang ventilator :
Suara napas : normal
Irama : teratur
Kedalaman : teratur
Sputum : tidak ada
b. sistem kardiovaskuler
sirkulasi perifer
nadi : 62x/m
pulsasi : kuat
akral : hangat
warna kulit : pucat
sirkulasi jantung
irama : teratur
nyeri dada : adanya nyeri pada dada/thorak
thorak (+/+)
d. sistem gastrointestinal
distensi : tidak
peristaltic : positip
defekasi : normal
abdomen : soepel
e. sistem perkemihan
warna : kuning
distensi : tidak
penggunaan cateter : (+)
g. sistem hematologi
perdarahan : tidak terjadi perdarahan
h. sistem integumen
turgor kulit : elastis tidak terdapat luka pada kulit
i. sistem musculosceletal
fraktur : tidak ada fraktur
kesulitan gerak : tidak ada kesulitan gerakan
Kekuatan otot :-
penggunaan alat bantu :-
Psikososial
Koping : positif
Afek : positif
Hubungan keluarga :
harmonis orang terdekat semua anggota keluarga, kluarga dan pasien
menginginkan inpormasi mengenai pengobatan
Spritual
3. KEBUTUHAN EDUKASI
a. kurang memahami tentang penyakit dan terapi
b. bersedia untuk di kunjungi: pasien bersedia untuk di kunjungi
6. SKALA NYERI
7. SKRINING GIZI
Adanya penurunan berat badan selama pasien masuk rumah sakit dan
penurunan nafsu. Pasien died jantung II
9. TERAPI MEDIS :
IUFD nacl 0,9 % cor ½ 20 tpm
Infus aritra i fls/hari
Injeksi
SA iv/ 12 jam
Tanapres 1x1
CPG 1X1
ASVILET 1X1
2.ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Pasien mengatakan Disfungsi miocard Resiko Penurunan
sesak nafas dada terasa sakit curah jantung
2.
DS : Mengatakan nyeri pada
Agen cidera biologis Gangguan rasa
kepala dan dada terasa sakit
nyaman nyeri
DO :
Penekanan pada area
1. Klien tampak terlihat
dada
pucat dan lemah
2. Tampak menahan
nyeri
Tekanan paru paru di
3. Skala nyeri 4
arteri meningkat
4. Nyeri terkadang
menggangu istirahat
5. TTV Nyeri
TD : 111/73 mmHg
HR : 62x/m
RR: 26x/i
T : 36 0 C
3.DIAGNOSA KEPERAWATAN
.
4. INTERVENSI PERAWATAN
No DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
P: Lanjutkan intervensi
P : intervensi di lanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Rita. 2015.penangan pasien dengan masalah penyakit jantung . Jakarta : EGC
4. Septiani 2017. rencana asuhan keperawatan nanda nic noc dan aplikasi .
5. Bruner & suddart. 2016. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12, Jakarta :
EGC.
Jakarta : EGC.