Memaknai Ujian Hidup (Kultum)
Memaknai Ujian Hidup (Kultum)
Oleh
Ustadz Sa’id Yai, Lc
Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu [Âli ‘Imrân/3: 186]
Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh Azza wa Jalla yang pasti terjadi)
bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut.
Oleh karena itu, Allâh memberi penekanan pada firman-Nya لَت ُ ْبلَ ُو َّنdengan
menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga
makna kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji).”[4]
Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, “Firman Allâh (yang artinya), “Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu” seperti firman-Nya
(yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna lillâhi wa innâ ilaihi
râji’ûn'[5] . Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan
keluarganya.”[6]
ص ْلبًا
ُ ُب دِينِ ِه َفإ ِ ْن َكانَ دِينُه َّ اس أ َ َش ُّد َبالَ ًء قَا َل األ َ ْنبِيَا ُء ث ُ َّم األ َ ْمث َ ُل فَاأل َ ْمث َ ُل فَيُ ْبتَلَى
ِ الر ُج ُل َع َلى َح َس ُّ َ َّللا أ
ِ َّى الن ِ َّ سو َل
ُ يَا َر
ب دِينِ ِه َ
ِ ى َعلى َح َس ٌ َّ
َ ا ْشتَ َّد َبالَؤُ هُ َوإِ ْن َكانَ فِى دِينِ ِه ِرقة ا ْبت ُ ِل
“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para
Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya.
Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat,
maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji
sesuai kadar kekuatan agamanya” [8]
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
ُ س َخ
ط َ س ِخ
َّ ط فَلَهُ ال َ ضا َو َم ْن ِ ُي فَلَه
َ الر َ ض َ َّ ظ ِم ْال َب َال ِء َو ِإ َّن
ِ َّللا ِإ َذا أ َ َحبَّ قَ ْو ًما ا ْبت ََال ُه ْم فَ َم ْن َر ِ َظ َم ْال َجز
َ اء َم َع ِع َ ِإ َّن ِع
Mengapa Allâh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi?
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada
kita, di antaranya:
1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh Azza wa
Jalla . Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang
tidak.
2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta
akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.[10]
َش ِر َو ْال َخي ِْر فِتْنَةً َو ِإ َل ْينَا ت ُ ْر َجعُون ِ ُك ُّل نَ ْف ٍس َذا ِئقَةُ ْال َم ْو
َّ ت َو َن ْبلُو ُك ْم ِبال
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan [al-Anbiyâ’/21 : 35]
Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami
menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu [Muhammad/47:31]
Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan
yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla
berfirman:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami
Telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? [al-‘Ankabût/29:2]
Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-
orang yang mempersekutukan Allâh [Âli ‘Imrân/3 : 186]
Dengan penggalan ayat di atas, dapat diketahui ujian yang lebih berat daripada
ujian yang telah disebutkan. Ujian yang lebih berat dari hal-hal tersebut adalah
ujian yang menimpa agama (keyakinan) kita. Kalau kita memperhatikan makna
ayat yang kita bahas ini, maka kita akan menemukan bahwa Allâh Azza wa Jalla
telah mengurutkan ujian-ujian tersebut mulai dari yang cobaan yang lebih ringan
dan dilanjutkan ke cobaan yang lebih berat. Ujian pada harta lebih ringan daripada
ujian pada jiwa. Ujian pada jiwa lebih ringan daripada ujian pada agama.
Seseorang bisa saja memiliki harta yang melimpah dan badan yang sehat, tetapi
jika dia keluar dari agama Islam karena tidak tahan menghadapi cemoohan,
gangguan serta teror orang-orang kafir. Ini merupakan satu bentuk kerusakan
yang sangat besar baginya, baik di dunia maupun di akhirat.
Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu
termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]
1. Dia akan mendapatkan pahala seperti para nabi yang memiliki keteguhan hati
(ulul-‘azm).[15]
2. Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari
Allah. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: “Mereka itulah yang mendapat
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” [al-Baqarah/2:157]
3. Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Allâh Azza wa Jalla
berfirman yang artinya: “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada
orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” [Fushshilat/41: 35]
4. Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang
artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.” [az-Zumar/39 : 10]
ِ فَ َما َيب َْر ُح ْال َب َال ُء ِب ْال َع ْب ِد َحتَّى َيتْ ُر َكهُ َي ْم ِشي َعلَى ْاأل َ ْر
ِ ض َو َما َعلَ ْي ِه ِم ْن خ
َطيئ َ ٍة
Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya
berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa [16]