Anda di halaman 1dari 15

BAB VIII

LINGKUNGAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN KERJA

8.1 Lingkungan (mengacu pada dokumen AMDAL atau UKL-UPL)


Kegiatan operasi penambangan PT Berkah Jaya didukung dokumen
AMDAL dengan SK Amdal Pengembangan UPT Keputusan Gubernur Bangka
Belitung No. 574/KPTS/Bapedalda /2016 Tanggal 30 Oktober 2016 tentang
Kelayakan Lingkungan Hidup Pengembangan Unit Pertambangan Bangka PT
Berkah Jaya Di Kabupaten Bangka.
Tabel 8.1
Kewajiban Penanggungjawab Usaha
No. Kewajiban Penaatan Temuan
penanggungjawab usaha
sesuai PP 27/2012
1. Memiliki dokumen Taat SK Amdal Pengembangan UPT
lingkungan /Izin Keputusan Gubernur Bangka Belitung
Lingkungan. No. 574/KPTS/Bapedalda /2016
Tanggal 30 Oktober 2016 tentang
Kelayakan Lingkungan Hidup
Pengembangan Unit Pertambangan
Bangka PT Berkah Jaya Di Kabupaten
Bangka.
2. Melaksanakan Taat Melaksanakan secara rutin ketentuan
ketentuan dalam RKL /RPL
dokumen
lingkungan/izin
lingkungan:
A. Deskripsi kegiatan
(luas area dan kapasitas
produksi)
B. Pengelolaan
lingkungan terutama

90
91

terutama aspek
pengendalian
pencemaran air,
pengendalian
pencemaran udara, dan
Pengelolaan LB3
3. Melaporkan Taat Melaporkan secara rutin pelaksanaan
pelaksanaan dokumen RKL/RPL
lingkungan/izin
lingkungan (terutama
aspek pengendalian
pencemaran air,
pengendalian
pencemaran udara, dan
Pengelolaan LB3)

8.1.1 Dampak Kegiatan (tambang, pengolahan dan sarana penunjang)


Komponen kegiatan pertambangan yang dilakukan di PTBerkah Jaya
diperkirakan dapat menimbulkan dampak lingkungan sekitar, tahapan kegiatan
tersebut antara lain :
a. Tahap persiapan
1. Pembebasan lahan
2. Pembersihan lahan
3. Pembangunan sarana dan prasarana, meliputi kegiatan:
a) Pembuatan jalan tambang
b) Persiapan permukaan kerja tambang
c) Pembangunan kantor, instalasi pengolahan
4. Mobilisasi peralatan.
b. Tahap operasi penambangan
1. Peledakan
2. Penggalian bahan galian.
3. Penimbunan
92

4. Reklamasi dan revegetasi.


5. Pengangkutan.
6. Pengolahan.
c. Tahap pasca operasi penambangan
1. Penutupan tambang
2. Reklamasi/rehabilitasi tambang.
3. Pemutusan hubungan kerja.
4. Pemindahan dan pembongkaran sarana tambang
5. Pemanfaatan bangunan dan sarana tambang.
Dampak yang terjadi pada area penambangan akibat kegiatan
pertambangan terhadap rona lingkungan awal sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak yaitu :
1. Geofisik-kimia, meliputi: iklim mikro, kualitas udara ambien, bentang
alam, erosi, qualitas air sungai dan air tanah, perubahan fungsi lahan,
struktur dan tekstur tanah serta kesuburannya.
2. Biologi, meliputi vegetasi hutan, vegetasi binaan ( kebun / sawah ),
serta lokasi pengolahan, biota perairan (plankton, bentos, nekton) di
perairan sungai.
3. Sosial ekonomi, meliputi keselamatan kerja, dan kesehatan
masyarakat, kegiatan ekonomi masyarakat, tersedianya fasilitas yang
dapat di manfaatkan masyarakat serta persepsi masyarakat, kesehatan
masyarakat.
4. Sosial budaya, meliputi perubahan budaya dan pembauran
etnis/budaya.
b. Tahap operasi
Komponen lingkungan yang akan terkena dampak adalah :
1. Geofisika – kimia, meliputi bentang alam, erosi dan perlumpuran,
kelongsoran pada jenjang tambang dan timbunan tanah
penutup,kualitas udara (debu, suhu, kelembaban, dan iklim mikro),
kualitas air sungai dan air tanah.
93

2. Biologi, meliputi vegetasi hutan produksi, vegetasi binaan, satwa liar,


biota perairan (plankton, bentos, nekton, dan hewan air lainnnya) di
perairan sungai.
3. Sosial ekonomi, meliputi kesempatan kerja, berkembangnya kegiatan
ekonomi masyarakat dan meningkatnya pendapatan masyarakat
daerah, tersedianya fasilitas yang dapat dimanfaatkan masyarakat,
persepsi masyarakat, serta kesehatan masyarakat.
4. Sosial budaya, meliputi perubahan sikap budaya, pembauran budaya
dan toleransi budaya.
c. Tahap pasca operasi
Komponen lingkungan yang terkena dampak adalah :
1. Fisika – kimia, yaitu penurunan intensitas dampak terhadap bentang
alam, erosi dan pelumpuran, kualitas udara, kualitas air, kualitas tanah
dan kepadatan transportasi bahan galian.
2. Biologi, berkurangnya ganguan terhadap ladang atau kebun milik
masyarakat dan pulihnya habitat fauna darat serta habitat biota air.
3. Sosial ekonomi, yaitu terjadinyá pemutusan hubungan kerja,
menurunnya aktifitas perekonomian masyarakat, serta permasalahan
sosial lainnya.
Dengan adanya dampak yang muncul dari setiap tahapan kegiatan
pertambangan yang dilakukan, maka PT Berkah Jaya berupaya untuk terus
berpegangan pada prinsip pertambangan yang berwawasan lingkungan. Hal ini
diwujudkan dengan dilakukannya upaya untuk pemantauan dan pengelolan
lingkungan mulai dari tahap persiapan sampai tahap pasca operasi pertambangan.
8.1.2 Rehabilitasi Lahan
Dalam penambangan Timah Primer PTBerkah Jaya tersebut akan
menimbulkan berbagai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kegiatan ini akan terjadi dari tahap pra
penambangan sampai pasca penambangan. Oleh karena itu diperlukan adanya
suatu rencana reklamasi terhadap lahan bekas tambang tersebut. Untuk
94

mengembalikan tanah dari status wilayah yang telah mengalami kerusakan untuk
dikembalikan fungsinya perlu di adakan kegiatan Reklamasi.
Reklamasi merupakan pekerjaan yang bertujuan untuk memperbaiki atau
mengembalikan tata lingkungan hidup agar lebih berdaya guna dan berhasil guna.
Rekalamasi di daerah bekas penambangan dilakukan dengan cara pengambilan
kembali tanah penutup ke bekas daerah penambangan, kemudian dilakukan
penanaman tumbuhan untuk mengembalikan kestabilan tanah dan kesuburannya,
sehingga dapat ditanami tanaman produktif bagi penduduk setempat. Dalam hal
ini, tanah penutup yang dimiliki tidak mencukupi untuk menutupi seluruh area
bekas penambangan yang nantinya akan ditanami oleh pepohonan. Oleh karena
itu PT Berkah Jaya juga melakukan pengurukan dengan cara membeli tanah uruk
dari pihak lain agar rencana reboisasi lahan dapat berjalan baik.Daerah bekas
penambangan merupakan daerah yang rawan terhadap pengaruh air hujan karena
daerah tersebut terbuka, dimana kemungkinan pengikisan oleh air tinggi. Oleh
karena itu untuk menanggulangi dampak tersebut segera dilakukan reklamasi dan
rehabilitasi sampai tuntas terhadap daerah bekas tambang, kegiatan tersebut antara
lain :
1. Tahap persiapan
Persiapan lahan dilakukan pada daerah bekas area tambang yang
akan dilakukan reboisasi lahan sebagai usaha pemulihan daerah tambang.
Pekerjaan persiapan lahan meliputi penyusunan struktur tanah dan
perataan lahan dengan mengoperasikan bulldozer. Perataan tanah
dilakukan dengan cara menguruk area dengan tanah uruk yang memang
sengaja dibeli perusahaan untuk reklamasi lahan. Tinggi tanah urukan
adalah 1 m, sedangkan luas area yang akan diuruk adalah 200 Ha sehingga
banyaknya tanah uruk yang diperlukan adalah 2.000.000 m3 atau 33.333
truk tanah uruk ( 1 truk berkapasitas 60 m3). Biaya untuk pembelian 1 truk
tanah uruk adalah Rp 100.000 sehingga total biaya untuk keperluan
pengurukan tanah adalah Rp 3.333.300.000. Tahap persiapan ini dimulai
pada tahun terakhir penambangan.
95

2. Tahap penanaman kembali


PT Berkah Jaya berkewajiban untuk menata dan menanam kembali
atas lahan yang dimiliki. Sebelum pelaksanaan revegetasi terlebih dahulu
perlu memperhatikan hal – hal dalam memilih jenis tumbuhan, selain
dipilih jenis tanaman lokal (sebelum dilakukan kegiatan penambangan)
yang sesuai dengan iklim dan kondisi, tetapi perlu juga dipilih dan dicoba
jenis tanaman lain yang dapat berproduksi dan sesuai dengan jenis atau
kondisi tanah, baik itu unsur-unsur hara dalam tanah maupun pH tanah.
Setelah dilakukan pemilihan jenis tumbuhan yang sesuai, kemudian
dilakukan cara penanaman kembali pada lahan bekas penambangan.Jenis
tanaman yang akan digunakan untuk kegiatan revegetasi ini adalah
tanaman kombinasi tanaman keras dan tanaman buah. Tanaman yang di
tanami adalah pohon akasia pohon mangga dan pohon jati . Tahapan
revegetasi yang akan di laksanakan berupa :
1. Pembuatan lubang tanam
Pertama kali yang dilakukan adalah menentukan titik-titikyang
akan ditanami tanaman yang telah ditentukan dengan jarak 3
meter,baru setelah itu membuat lubang yang akan di gunakan
dengan luas lubang 0,027 m3 yaitu dengan ukuran 30 cm x 30 cm x
30 cm.
2. Pengisian material lubang tanam
Pengisian material lubang tanam campuran top soil yang telah di
beri unsur penyubur tanah seperti pupuk, kompos, dll. Lalu di
diamkan beberapa hari kemudian agar lubang pot cukup mendapat
sinar matahari. Pada saat pengisian material lubang tanam ini,
lubang kemudian di berikan tanda untuk memudahkan di temukan
pada saat penanaman seperti patok atau tiang.
3. Penanaman
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan sat penanaman adalah :
96

 Bibit yang akan ditanam dilepas dari polybag. Tanah yang meekat
pada akar dijaga jangan sampai berantakan agar perakaran bibit
tidak rusak.
 Penanaman dilakukan sampai sebatas leher akar atau sama
dalamnya seperti sewaktu masih dalam persemaian. Letak akar
cabang diusahakan tersebar ke segala arah.
 Tanah disekitar batang dipadatkan dan diratakan supaya tidak
terdapat rongga udara di anatara akar dan tidak terjadi genangan air.
3. Pemeliharaan Revegetasi
Pemeliharaan tanaman revegetasi bertujuan untuk menjaga semua
tanaman yang direvegetasi tumbuh baik dan sehat. Selain itu,
pemeliharaan ini menjaga semua jenis tumbuhan yang ditanam agar tidak
mengalami gangguan atau kerusakan baik yang disebabkan oleh kegiatan
manusia ataupun sebagai akibat dari kegiatan hama dan penyakit yang
dapat menyerang tanamanan. Kegiatan pemeliharaan tanaman yang di
lakukan :
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau rusak dan sakit
untuk memperoleh presentase tumbuhan > 95% harus dilakukan 15-30
hari sesudah penanaman.
2. Pengendalian tanaman pengganggu
Pengendalian hama bertujuan untuk mengurangi atau memperkecil
persaingan akar antara tanaman pokok dan tanaman pengganggu.
Pengendalian tanaman penganggu dilakukan secara manual berupa
penyiangan dan kimiawi berupa penyemprotan bahan herbisida.
3. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memacu pertumbuhan tanaman.
4. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian ham dan penyakit secara kimiawi hanya akan dilakukan
pada saat mendesak. Pengendalian dilakukan dengan mengikuti petunju
secara tepat dan benar.
97

8.1.3 Pemantauan Lingkungan


Upaya pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Tahap Persiapan
2) Tahap Operasi
3) Tahap Pasca Operasi
Tolak ukur dalam melaksanakan Upaya Pemantauan Lingkungan dengan
metode pengukuran akan digunakan baku mutu lingkungan dari masing-masing
jenis dampak sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu :

Tabel 8.2
Dampak dan Tolak Ukur Dalam Upaya Pemantauan Lingkungan
Jenis dampak Tolak ukur Peraturan yang Diacu

Kebisingan Baku mutu udara Kep. MENLH no. Kep


ambein: 48/MENLH/11/1996
tentang kebisingan
Tempat usaha : 70dB

Pemukiman : 55dB

Emisi sumber Baku mutu emisi Keputusan Gubernur DIY


bergerak sumber bergerak No 167 Tahun 2003

SO2 = 20 mg/m 3

NO2 = 150 mg/m 3

CO = 0,05%

Opasitas = 20%

Bosch = 47%

Kualitas udara Baku mutu udara Kep. Gub DIY Nomor 81


ambein ambein : Tahun 2004 tentang Baku
Mutu Udara Ambein di
Sox = 0,260 p.g/m 3
98

CO = 24,69 p.g/m 3 Prop. DIY

Pb = 60,00 uwm 3

8.1.4 Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Penting


Tolak ukur untuk metode pemantuan lainnya, yaitu pengamatan
langsung maupun wawancara adalah :

Tabel 8.3
Komponen Lingkungan yang Terkena Dampak Penting
Komponen Jenis Dampak Tolak Ukur
Lingkungan

Fisiografi dan  Perubahan fisik dan  Kegiatan hanya


tata guna bentuk bentang alam dilaksanakan pada lahan
lahan  Terbentuknya tebung yang benar-benar akan
curam digunakan untuk
 Terganggunya pembangunan
sempadan sungai sarana/prasarana maupun
 Pengalihan fungsi kegiatan tambang
lahan  Reklamasi lahan bekas
tambang secara bertahap
Kualitas udara Peningkatan suhu udara, Masyarakat mentolerir
debu dan emisi gas buang dampak dan tidak merasa
serta kebisingan dan terganggu.
getaran
Tidak terjadi perdebuan,
kebisingan dan getaran

Flora dan Penebangan vegetasi dan  Penebangan dilakukan


fauna gangguan hanya terbatas pada lahan
keseimbangan/perubahan yang benar-benar akan
ekosistem digunakan untuk
pembangunan
99

sarana/prasarana dan
kegiatan tambang
 Reklamasi lahan bekas
tambang dilakukan secara
bertahap
Sosial  Perbedaan persepsi dan  Masyarakat mentolerir
Ekonomi kepentingan serta dan tidak ada keresahan
Budaya munculnya keresahan masyarakat
masyarakat  Tidak terjadi
 Kecemburuan dan kecemburuan sosial
keresahan bagi yang tidak maupun keresahan
berkesempatan bekerja masyarakat.
 Penyerapan tenaga  Masyarakat setempat
kerja dan peningkatan bekerja dalam kegiatan
pendapatan pertambangan yang
 Kesenjangan dilakukan pemrakarsa
sosial,berkurangnya sifat  Dampak tidak terjadi
gotongroyong, benturan dan tidak timbul benturan
budaya budaya
 Gejolak sosial akibat  Setelah tambang selesai
pengangguran tidak muncul tambang
rakyat tanpa izin

Kesehatan Infeksi saluran pernafasan Penyakit infeksi saluran


masyarakat pernafasan tidak cenderung
berkembang di masyarakat
yang terkena dampak

8.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Dalam industri pertambangan, hal yang patut mendapatkan perhatian lebih
adalah hal kesehatan dan keselamatan (K-3) pekerja, sesuai dengan UU
100

no.13/2003 Pasal 86 tentang hak setiap pekerja untuk mendapatkan hak


perlindungan. Dalam hal ini PT Berkah Jaya sangat memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja guna meminimalisir
dampak negatif yang tidak diinginkan.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
kaitannya keselamatan dan kesehatan kerja antara lain :
a. Prosedur Kerja
Dengan prosedur kerja yang aman dan sistematis maka pekerja dapat
melakukan tindak preventif maupun konservatif.
b. Pengecekan Kestabilan Lereng
Dengan pengecekan kestabilan lereng oleh divisi geoteknik maka risiko
longsoran pada quarry dapat dihindari maupun diprediksi, sehingga dampak
negatif yang berakibat hal yang tidak diinginkan dapat dihindari maupun
diminimalisir.
c. Mewajibkan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Mewajibkan setiap pekerja untuk menggunakan APD, sehingga bila
memang terjadi hal yang tidak diinginkan maka efeknya dapat
diminimalisir. Peralatan pendukung keselamatan dan kesehatan kerja antara
lain : helm pengaman, sepatu lapangan, kaca mata pengaman, penutup
telinga, masker dan peralatan lain yang penting.
Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan masalah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja harus mengacu dan bertitik tolak pada konsep penyebab akibat
kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan penyebab, dan mengurangi akibat
kecelakaan. Upaya ini dilandasi dengan kenyataan bahwa suatu kecelakaan terjadi
bila adanya bahaya tidak dapat terkendali dan penanganan bahaya akan lebih
mudah bila dilakukan sejak tahap awal. Demikian pula terhadap akibat yang
terjadi dapat ditekan seminimal mungkin.
8.2.1 Organisasi
Seperti halnya kegiatan terstruktur lainnya, maka dalam hal kesehatan
dan keselamatan kerja juga meiliki struktur organisasi.Penanganan K-3
merupakan tanggung jawab Divisi Keselamatan Kerja yang langsung akan
101

bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang atau Manajer Tambang (lihat
pada struktur organisasi):

External dan Internal Audit Komite K3

Kepala Teknik
Tambang

Pengawas Pengawas
Teknis Operasional

Manager K3
Program K3

no yes
Zero Accident

Gambar 8.1
Organisasi Manajemen Keselamatan Kerja

8.2.3 Peralatan
Peralatan-peralatan dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja telah
PTBerkah Jaya sediakan di masing-masing area sesuai dengan kebutuhan dan
risiko yang mungkin timbul pada area tersebut.
Peralatan-peralatan dan area yang PT Berkah Jaya klasifikasikan meliputi:
102

Tabel 8.4
Peralatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
No Lokasi Peralatan Keselamatan dan Jumlah
Kesehatan Kerja

a) Helm pengaman  Sebanyak pekerja


Tambang b) Sepatu pengaman  Sebanyak pekerja
1
 Sebanyak pekerja
 Sebanyak pekerja
c) Kacamata pelindung
d) Sarung tangan  Sebanyak pekerja

e) Masker debu  Sebanyak pekerja

f) earplug  Sebanyak pekerja

g) Reflector vest  1 (satu)


h) Alat pemadam api  1 (satu)
i) Perlengkapan P3K
2 Area a) Helm pengaman  Sebanyak pekerja
Pengolahan b) Sepatu pengaman  Sebanyak pekerja
c) Sarung tangan kulit  Sebanyak pekerja
d) Masker debu  Sebanyak pekerja
e) earplug  Sebanyak pekerja
f) Kacamata pelindung  Sebanyak pekerja
g) Alat pemadan kebakaran  1 (satu)
h) Perlengkapan P3K
 1 (satu)
3 Gudang a) Helm pengaman  Sebanyak pekerja
b) Sepatu pengaman  Sebanyak pekerja
c) Sarung tangan kulit  Sebanyak pekerja
d) Perlengkapan P3K  1 (satu)
e) Alat pemadam kebakaran  1 (satu)
103

8.2.3 Langkah-langkah Pelaksanaan K3 Pertambangan


Langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melaksanakan K-3
pertambangan adalah seperti terlihat pada tabel 8.9
Tabel 8.5
Langkah-langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan
No Kegiatan Uraian

a. Implementasi peninjauan/pengecekan untuk

Patroli keamanan mengantisipasi kekurangan dan kondisi yang tidak


1
aman
b. Melakukan tindakan pencegahan dengan
pemberhentian dan peringatan jika terdapat hal-hal
yang bertentangan dengan peraturan K-3
c. Melaporkan secara lisan/tertulis ke supervisor dari
pelanggar peraturan
d. Batas kecepatan truk bermuatan ≤ 40 km/jamdan
kendaraan personil ≤ 60 km/jam

a. Cek kondisi dari alat pemadam api, buat inventaris

Inspeksi keamanan b. Cek kondisi dari fasilitas transportasi


2
c. Cek kondisi dari fasilitas bengkel
d. Cek kondisi dan penataan dari gedung
e. Cek kondisi dan penataan dari camp utama dan
lokasi kerja
3 Diskusi masalah a. Diskusi masalah keselamatan pada saat jam kerja
keselamatan b. Diskusi pagi dengan karyawan, membantu dan
memonitor realisasi dari diskusi pagi
a. Implementasi pengutamaan keselamatan kerja

Kampanye pada setiap tingkat pekerjaan yang dilakukan


4
keselamatan dengan sistem pendekatan pribadi, pemberian
pelajaran dan slogan yang diedarkan
b. Evaluasi kontes keselamatan
104

a. Inventarisasi alat pencegahan sendiri

Pelindung b. Melengkapi kekurangan


5
keamanan c. Memonitor pemakaian
d. Cek ddan lengkapi pelindungan keselamatan pada
alat-alat
e. Cek dan lengkapi rambu-rambu

Pemilihan operator Cek jenis peralatan


6

a. Laporan kecelakaan

Laporan b. Laporan bulanan


7
keselamatan kerja c. Laporan pelatihan

Anda mungkin juga menyukai