Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN GIZI

“METODE DAN PERILAKU NEGATIF TENTANG GIZI PADA MASYARAKAT”

Disusun oleh :

Budi Lestari

P07131118003

PRODI DIPLOMA III

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN YOGYAKARTA

TAHUN 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
dapat menyusun makalah ini dengan baik.Makalah ini saya susun sebagai tugas dari mata kuliah
Pendidikan Gizi dengan judul “metode dan perilaku negatif dalam gizi di masyarakat”.

Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Waryana, SKM, M.Kes. selaku dosen mata
kuliah Pendidikan Gizi yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini saya susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Gizi dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan
khususnya untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan
segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada
waktu mendatang.

Yogyakarta, 24 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
A. Pengertian Penyuluhan.................................................................................3
B. Tujuan Penyuluhan ......................................................................................3
C. Langkah – Langkah Penyuluhan ..................................................................4
D. Perilaku Negatif Masyarakat........................................................................8
BAB III PENUTUP ..............................................................................................14
A. Kesimpulan ................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah keshatan merpakan masalah yang sangat penting yang dihadapi oleh masyarakat
kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang kesehatan, semakin banyak pula macam
penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh factor tingkah laku
manusia itu sendiri.
Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah perilaku sasaran agar
berperilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kogntif (oengetahuan dan
pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang
diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai
dengan yang direncanakan (Maulana, 2009)
Penyuluhan gizi adalah suatu usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat dengan cara
mengubah perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan prinsip ilmu gizi, yaitu
meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan gizi dan
makanan yang menyehatkan. Menyebarkan konsep baru tentang informasi gizi kepada
masyarakat. Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan berperilaku
positif sehubungan dengan pangan dan gizi. Mengubah perilaku konsumsi makanan yang
sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi, sehingga pada akhirnya tercapai status gizi yang baik
(Supariasa, 2007).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyuluhan ?


2. Apa tujuan dari penyuluhan?
3. Bagamana langkah langkah persiapan penyuluhan?
4. Apa saja perilaku negatif dalam gizi di masyarakat ?

1
C. Tujuan

1. Dapat mengetahui arti dari penyuluhan


2. Dapat mengetahui tujuan dari penyuluhan
3. Dapat mengetahui langkah persiapan penyuluhan
4. Dapat mengetahui perilaku negatif dalam gizi di masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip – prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,tahu bagaimana
caranya dan melakukan apa yang bias dilakukan, secara kompak dan meminta pertolongan
(Effendy, 1998).
Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan
dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak
dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus
dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu
proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima
atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup
sehat (Suliha, dkk., 2002).
Konsep kesehatan secara umum, penyulhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan
kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan,
dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan
dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983 dalam
Maulana, 2009).

B. Tujuan
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau memengaruhi perilaku
manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku
hidup sehat (Munjaya, 2004).

3
Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal, untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang
diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu,
pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi jangka pendek yaitu tercapainya perubahan
pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan
pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku kea rah perilaku sehat,
dan tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari
harinya.
Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan penyuluhan kesehatan pada
hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan kesehatan, menurut Effendy (1998) tujuan
kesehatan adalah :
1. tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial seingga dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian.

C. Langkah – langkah
Langkah-langkah persiapan penyuluhan gizi :
1. Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah
a. Mengenal masalah
1. Mengenal program yang akan akan ditunjang dengan penyuluhan.
2. Mengenal masalah yang akan ditanggulangi.
3. Dasar pertimbangan untuk menentukan masalah.
4. Pelajari masalah tersebut : pengertian, sikap, dan perilaku.
b. Mengenal masyarakat
1. Jumlah penduduk khususnya golongan rawan.
2. Sosial dan ekonomi masyarakat.
3. Pola konsumsi di masyarakat.

4
4. Sumber daya.
5. Pengalaman masyarakat terhadap program.
6. Pengalaman masyarakat di masa lalu.
c. Mengenal wilayah
1. Lokasi : memperhatikan terpencil, penggunungan atau datar, jalur transportasi.
2. Sifatnya : memperhatikan kapan musim hujan dan kemarau, dearah kering , banjir.
2. Menentukan prioritas
Setelah mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah adalah penentuan tema sebagai
dasar acuan penyuluhan. Kemampuan seseorang untuk mempelajari sesuatu berbeda-
beda, demikian juga tahap perkembangan mental, keadaan lingkungan dan
kesempatannya berbeda-beda sehingga diperlukan penentuan prioritas untuk menjadi
acuan penjelasan.
3. Menentukan tujuan
Tujuan penyuluhan sebaiknya meliputi :
a. Jangka pendek : diharapkan terciptanya pengertian, sikap, norma.
b. Jangka menengah : perilaku sehat
c. Jangka panjang : status kesehatan yang optimal

4. Menentukan sasaran
Yang harus diperhatikan penyuluh dari segi sasaran antara lain :
a. Tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap sasaran
Penyuluh harus mengetahui dalam tingkat mana sebagian besar dari sasaran itu berada.
Setelah itu harus menghubungkannya dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini penting
untuk dapat menentukan metode mana yang paling tepat.
b. Sosial budaya
Penyuluh harus mengetahui adat kebiasaan sasaran, norma-norma yang berlaku dan
status kepemimpinan yang ada. Hal ini penting bukan saja dalam pemilihan metode
penyuluhan tetapi juga dalam menentukan teknik-teknik penyuluhannya.
c. Banyaknya sasaran yang hendak dicapai oleh seorang penyuluh pada suatu waktu
tertentu akan menentukan metode penyuluhan yang akan dicapai.

5
5.Menentukan isi
Yang perlu dipertimbangkan dalam hal ini antara lain:
a. Kemampuan penyuluh
Pengalaman dan kemampuan penyuluh yang meliputi penguasaan ilmu dan keterampilan
serta sikap yang dimilikinya perlu dipertimbangkan.
b. Materi penyuluhan
Setelah menentukan sasaran maka yang penting selanjutnya adalah penentuan materi
penyuluhan yang sesuai dengan tema, dan tujuan. Dengan itu maka dalam penentuan
metode akan lebih jelas.

6. Menentukan metode
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah
(Notoatmodjo, 2002 ) :
a. Metode Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan.
b. Metode Diskusi Kelompok Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah
dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan
seorang pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
c. Metode Curah Pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap
anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh
peserta, dan evaluasi atas pendapat tadi dilakukan kemudian.
d. Metode Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau
peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang
pemimpin.
e. Metode Bermain peran adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai
bahan pemikiran oleh kelompok.
f. Metode Demonstrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan
prosedur tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan
bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga.

6
Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
g. Metode Simposium adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang
dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat
h. Metode Seminar adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk
membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

7. Memilih media
Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan
kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan
kesehatan bagi masyarakat yang dituju.
Menurut Notoatmodjo (2005), media penyuluhan didasarkan cara produksinya
dikelompokkan menjadi :
a. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak terdiri dari :
1) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku,
baik tulisan ataupun gambar.
2) Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat. Isi
informasi dapat berupa kalimat maupun gambar.
3) Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun kombinasi.
4) Flipchart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk
lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang berkaitan dengan gambar
tersebut.
5) Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah kesehatan.
6) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel di
tempat umum.
7) Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member informasi
dan menghibur.
b. Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.adapun macam media
elektronik :
1) Televisi

7
2) Radio
3) Video
4) Slide
5) Film

c. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar


ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya :
1) Pameran
2) Banner
3) TV Layar Lebar
4) Spanduk
5) Papan Reklame

8. Menyusun kriteria penilaian


Menyusun kriteria penilaian sebagai penentuan pemahaman sasaran dan evaluasi dari
penyuluhan yang diselenggarakan.

9. Menyusun rencana pelaksanaannya


Dalam rencana pelaksanaan penyuluhan dapat memperhatikan :
a. Waktu dan tempat penyuluhan
b. Rencana kegiatan penyuluhan yang sesuai dengan tema, tujuan, sasaran serta metode
dan media.

D. Perilaku negatif

1. Makan mie instan dengan menambahkan nasi

Masyarakat di Indonesia sering makan mie instan dengan menambahkan nasi. Dengan
alasan agar lebih kenyang. Hal tersebut tidak dianjurkan karena mie instan dan nasi
merupakan sumber karbohidrat. Asupan tinggi karbohidrat dalam jangka panjang dapat
mendatangkan bahaya. Karena bisa berpotensi terkena obesitas, penyakit diabetes, dan
penyakit jantung. Mulai sekarang, jika sudah makan karbohidrat seperti kentang, mi, bihun,
singkong, atau roti, sebaiknya tidak usah makan nasi. Mengonsumsi mie instan tidak
8
dilarang namun disarankan tidak menambahkan nasi tetapi bisa menambahkan sayuran dan
lauk seperti telur dan daging agar seimbang.

2. Tidak sarapan pagi


Seringkali sarapan dilewatkan oleh kebanyakan orang. Padahal sarapan memiliki peran
yang sangat penting, untuk kesehatan tubuh dan energi.Di Indonesia budaya sarapan masih
cukup rendah dibandingkan negara lainnya. Orang Indonesia cenderung memilih untuk
melewatkan sarapan karena berbagai alasan. Mulai dari tidak ada waktu untuk sarapan,
kurangnya restoran yang buka di bawah jam 10 pagi, hingga malas sarapan.Padahal
sarapan merupakan makanan yang paling penting dan tidak boleh dilewatkan.
Tubuh hanya akan mendapatkan asupan gizi yang rendah. Karena sarapan disebut
memiliki gizi penting yang tidak bisa diganti dengan gizi dari jadwal makanan lainnya.
Dampak lainnya adalah cenderung tidak bisa mengontrol nafsu makan dibanding individu
yang rutin sarapan pagi. Kemudian seseorang yang melewatkan sarapan juga akan
memiliki Indeks Massa Tubuh yang lebih tinggi (IMT) dibandingkan individu yang rutin
sarapan. Melewatkan sarapan akan berdampak serius pada perkembangan kognitif anak.
Anak-anak yang tidak sarapan memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah
dibandingkan individu yang rutin sarapan.
Banyak alasan mengapa sarapan tidak sepopuler waktu makan lainnya. Beberapa
alasan yang dikemukakan adalah perasaan mual di pagi hari hingga tidak ada waktu untuk
sarapan. Untuk mengakali hal ini, Anda bisa menjaga asupan gizi anak dengan segelas
susu. Kebiasaan sarapan sehat juga telah menjadi kebijakan pemerintah untuk mewujudkan
Gizi Seimbang, Selain baik untuk kesehatan fisik, sarapan sehat juga memberikan manfaat
bagi kesehatan mental. Kebiasaan sederhana sarapan sambil minum susu dapat menjadi
perekat untuk membangun ikatan keluarga.

3. Senang makan makanan yang digoreng

Masyarakat sering sekali mengolah makanan dengan cara digoreng. Makanan yang
digoreng memang terasa lebih gurih dan lezat. Namn terlalu sering dan/atau terlalu banyak
makan gorengan bisa meningkatkan diri Anda terkena kolesterol tinggi, dan tentu saja
9
obesitas. Penyebabnya apalagi kalau bukan kalori tinggi dan lemak jenuh dalam gorengan.
Sebagai contoh, satu buah pisang goreng mengandung 68 kalori dan 3,58 gram lemak.
Sebaiknya mengolah makanan dengan cara direbus atau dipanggang, karena dapat
meminimalisir minyak dan lemak pada makanan.

4. Makan tidak seimbang


Sehat secara jasmani merupakan harapan semua orang. Tetapi, tidak semua mampu
memilih pola hidup sehat dengan gizi seimbang. Sehingga tidak heran kalau masalah gizi
ganda, yakni kekurangan dan kelebihan gizi sering terjadi di Indonesia. Fenomena itu
muncul akibat pola makan tidak seimbang antara asupan jumlah dan jenis makanan dengan
kebutuhan berdasarkan usia, jenis kelamin, kondisi fisik, dan aktivitas fisik. Bahan
makanan atau pangan tidak satupun yang mengandung zat gizi secara lengkap, sehingga
perlu mengonsumsi beraneka ragam makanan dalam batasan jumlah dan komposisi yang
tepat. Kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang menjadi salah satu penyebabnya.

5. Anak tidak boleh makan telur


Hal itu tidak akan terjadi bila anak memang alergi terhadap telur. walaupun anak
memakan sedikit saja itu akan menimbulkan reaksi. Tetapi jika tidak memiliki alergi maka
bisul tidak akan timbul. Telur merupakan sumber protein yang berguna sebagai zat
pembangun dalam tubuh terutama saat dalam masa pertumbuhan. Telur juga merupakan
bahan makanan yang lengkap zat gizinya dan harganya terjangkau. Jika memakan telur
dengan porsi yang tepat maka bisulan pada balita tidak akan terjadi.

6. Cuci tangan dengan kobokan

Kebiasaan makan unik orang Indonesia lainnya adalah makan tangan, tanpa
menggunakan peralatan makan. Menu sesederhana nasi pulen hangat, ayam goreng,
lalapan, ikan asin, tempe, atau tahu, makan dengan tangan dipercaya bisa bikin makan lebih
lahap. Setuju? Biasanya, banyak restoran yang memberikan kobokan untuk tamunya cuci
tangan sebelum makan dengan tangan, yang biasanya dicampur dengan irisan jeruk nipis.
Ternyata kebiasaan ini juga tak baik untuk kesehatan.

10
Pasalnya, mencuci tangan dengan air kobokan tidak dianjurkan dan justru dapat
menambah jumlah kuman di tangan. Jika mencuci tangan dengan kobokan, kuman yang
berasal dari tangan akan terlepas, larut dalam air, kemudian menempel lagi ke tangan. Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menganjurkan untuk
mencuci tangan dengan air mengalir. Tujuannya jelas, agar kuman-kuman di tangan
tersapu bersih.

7. Minum teh setelah makan

Meski teh sangat bermanfaat bagi kesehatan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum minum teh. Salah satunya adalah kapan waktu sebaiknya minum teh. Baru-baru
ini diketahui bahwa minum teh setelah makan berisiko mengganggu pencernaan dan
penyerapan nutrisi dalam tubuh. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of
Nutritional Biochemistry menemukan bahwa kandungan asam tannin dan polifenol dalam
teh bisa mengganggu penyerapan protein dan zat besi. Pasalnya, asam tannin dan polifenol
akan mengikat kedua zat gizi ini di dalam usus.

Akibatnya tubuh tidak akan bisa menyerap dan mengurai zat-zat ini. Padahal, kita
membutuhkan protein dan zat besi untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh.
Kegunaannya antara lain adalah membentuk jaringan dan sel-sel tubuh, meningkatkan
daya tahan tubuh, menyediakan sumber energi, serta menghasilkan darah yang kaya
oksigen.

Hasil penelitian yang serupa juga bisa dilihat dalam jurnal Critical Reviews in Food
Science and Nutrition. Dalam studi tersebut, terbukti bahwa jika Anda mengonsumsi teh
sambil makan atau habis makan, kandungan tannin dan polifenol dalam teh pun akan
langsung mengikat protein dan zat besi sebelum sempat diserap oleh tubuh. Akibatnya,
gizi yang Anda dapatkan dari makanan pun jadi sia-sia. Maka, orang yang kekurangan zat
besi atau menderita anemia sebaiknya menghindari minum teh baik habis makan atau
sambil makan

Idealnya, teh diminum kira-kira satu jam sebelum makan juga bisa minum teh di sela-
sela waktu makan. Pada saat ini, pencernaan sudah selesai menyerap berbagai gizi yang

11
diterima oleh tubuh waktu Anda makan. Kandungan teh yang bermanfaat juga jadi lebih
mudah dicerna dan diserap tubuh.

Sebaiknya hindari minum teh sebelum tidur. Di malam hari, sistem pencernaan sudah
tidak bekerja sebaik di siang hari. Maka, tubuh akan lebih sulit untuk mengurai gula dan
berbagai nutrisi penting dalam teh Anda. Teh juga mengandung kafein yang bisa membuat
terjaga dan sulit tidur.

8. Kebiasaan makan di tengah malam


Kebanyakan orang di Indonesia akan terbangun ditengah malam karena kelaparan.
Pada saat itu juga masyarakat akan makan makan hingga merasa kenyang. Perlu
diketahui bahwa makan ditengah malam tidak baik untuk kesehatan. Karena organ tubuh
juga mempunyai waktu untuk bekerja dan waktu untuk istirahat. Tubuh membutuhkan
waktu beberapa jam untuk melakukan proses tersebut sampai cadangan glikogen dalam
tubuh terpakai. Sehingga,jika kita makan larut malam dan di pagi hari kita sarapan, tubuh
tidak mendapatkan kesempatan untuk membakar lemak dan kita sudah mengisi cadangan
glikogen lagi. Hal ini lah yang akan menyebabkan obesitas dan memicu penyakit lainnya.

9. Mitos saat hamil tidak boleh makan ikan karena bayi bisa bau amis
Ibu hamil tidak diperbolehkan mengonsumsi ikan karena alasan kebudayaan. Padahal,
mengonsumsi ikan salama kehamilan justru sangat dianjurkan. Dikatakan dalam Pesan
Umum Gizi Seimbang bahwa harus makan makanan yang beragam. Untuk itu agar
masyarakat memahami bahwa sumber protein tidak hanya pada daging, namun justru
ikan merupakan sumber protein yang menjadi kekayaan Indonesia yang melimpah.
Namun masyarakat Indonesia beranggapan bahwa makan daging lebih berkelas dari
pada makan ikan. Padahal salah satu kelebihan sumber protein ikan yaitu mengandung
omega 3. Bila dibandingkan dengan daging yang kadarnya lebih rendah atau sebagian
tidak ada. Protein ikan sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan yang bukan
sekedar mencukupi kebutuhan tetapi juga mencerdaskan.

10. Mitos balita dilarang makan telur karena bisa menyebabkan bisulan

12
Hal itu tidak akan terjadi bila anak memang alergi terhadap telur. walaupun anak
memakan sedikit saja itu akan menimbulkan reaksi. Tetapi jika tidak memiliki alergi
maka bisul tidak akan timbul. Telur merupakan sumber protein yang berguna sebagai
zat pembangun dalam tubuh terutama saat dalam masa pertumbuhan. Telur juga
merupakan bahan makanan yang lengkap zat gizinya dan harganya terjangkau. Jika
memakan telur dengan porsi yang tepat maka bisulan pada balita tidak akan terjadi.

11. Makan makanan cepat saji


Tidak sedikit masyarakat modern saat ini mengonsumsi makanan cepat saji. Dengan
alasan penyajiannya yang praktis dan waktu yang singkat. Namun dalam hal ini
mempunyai dampak negatif diantaranya makanan cepat saji rendah nutrisi, rendah serat
dan tinggi natrium. Hal ini merupakan faktor resiko untuk berbagai masalah kesehatan
kronis yang menyebabkan resiko penyakit seperti diabetes, masalah pencernaan dan
kerusakan fungsi otak.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluhan gizi adalah suatu usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat dengan
cara mengubah perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan prinsip ilmu gizi, yaitu
meningkatkan kesadaran gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan gizi dan makanan
yang menyehatkan. Menyebarkan konsep baru tentang informasi gizi kepada masyarakat.
Membantu individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan berperilaku positif
sehubungan dengan pangan dan gizi. Mengubah perilaku konsumsi makanan yang sesuai
dengan tingkat kebutuhan gizi, sehingga pada akhirnya tercapai status gizi yang baik
(Supariasa, 2007).
Langkah – langkah persiapan penyuluhan gizi :
1. Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah
2. Menentukan prioritas
3. Menentukan tujuan
4. Menentukan sasaran
5. Menentukan isi
6. Menentukan metode
7. Memilih media
8. Menyusun kriteria penelitian
9. Menyusun rencana pelaksanaannya
Perilaku negative dalam gizi pada masyarakat :
1. Makan mie instan dengan menambahkan nasi
2. Tidak sarapan pagi
3. Senang makan makanan yang digoreng
4. Makan tidak seimbang
5. Anak tidak boleh makan telur
6. Cuci tangan dengan kobokan
7. Minum the setelah makan
8. Kebiasaan makan ditengah malam
9. Mitos saat hamil tidak boleh makan ikan karena bayi bias bau amis

14
10. Mitos balita dilarang makan telur karena bias menyebabkan bisulan
11. Makan makanan cepat saji

B. Saran
Masyarakat diharapkan dapat menerapkan perilaku gizi yang benar setelah dilakukan
penyuluhan. Karena dalam penyuluhan ini dijelaskan tentang bagaimana akibat dari perilaku
masyarakat yang kurang benar. dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari.

15
Daftar pustaka

http://jejaksadli.blogspot.com/2011/11/langkah-langkah-penyuluhan-dan.html?m=1
https://www.academia.edu/5926535/MAKALAH_PENYULUHAN_KESEHATAN_MASYARAKAT
http://yankes.kemkes.go.id/read-hidup-sehat-dengan-gizi-seimbang-6352.html
https://m.detik.com/food/berita-boga/d-3966153/banyak-orang-indonesia-malas-sarapan-sarapan-
gorengan-dan-makanan-berlemak
https://www.google.com/amp/s/lifestyle.okezone.com/amp/2018/02/28/481/1866176/ini-dampak-
buruk-kesehatan-bila-melewatkan-sarapan

16

Anda mungkin juga menyukai