Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KELUARGA BERENCANA (KB)


DI RUANG MERPATI
RSUD DR SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh :
Mahasiswa Semester V DIV Keperawatan Surabaya
Bekerjasama dengan
PKRS Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 SEMESTER V
DIV KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA:
1. YUWANA WULANDARI (P27820717001)
2. EKA SULISTANA (P27820717002)
3. DINDA TRI AGUSTIN (P27820717003)
4. NADIYAH HASANAH (P27820717004)
5. DIKKY SYAHRUL W (P27820717007)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
PRODI DIV KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
” KELUARGA BERENCANA”

Tingkat/ semester : III / V


Nama : Kelompok 1
Fakultas / Jurusan : DIV Keperawatan Kampus Soetomo Surabaya
Judul : Keluarga Berencana

Surabaya, 31 Oktober 2019


Mengetahui / Menyetujui

Kepala Pembimbing
Ruang Merpati RSUD Dr Soetomo Ruang Merpati RSUD DR Soetomo

Lilik Hidayati, S.Keb. Bd Lilik Hidayati, S.Keb. Bd


NIP. 19741005 199403 2 003 NIP.19670412 199703 2 003

Pembimbing institusi

Siswari Yuniarti, S.Pd, SST, M.Kes


NIP. 19701217 199403 2 002
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“Keluarga Berencana”

Topik : Keluarga Berencana


Hari / Tanggal : Senin, 04 November 2019
Waktu : 1 x 35 menit
Tempat : Ruang Merpati RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Sasaran : Pasien Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo Surabaya
1. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan ibu memahami tentang
Keluarga Berencana.
b. Tujuan khusus
a) Peserta mampu menjelaskan pengertian Keluarga Berencana
b) Peserta mampu menjelaskan tujuan dan manfaat Keluarga Berencana
c) Peserta mampu menjelaskan macam-macam metode Kontrasepsi.
d) Peserta mampu menjelaskan kontra indikasi penggunaan Alat Kontrasepsi.
2. Materi
Pokok bahasan : Keluarga Berencana
Sub pokok bahasan :
a. Pengertian Keluarga Berencana
b. Tujuan dan manfaat Keluarga Berencana.
c. Macam-macam metode kontrasepsi
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media
a. LCD
b. Leaflet
c. Lembar balik
5. Kegiatan penyuluhan
NO TAHAP KEGIATAN
Penyuluh Peserta

1. Pembukaan  Menyampai  Me

3 menit kan salam pembuka njawab salam


 Memperken  Me
alkan diri ndengarkan
 Menyampai  Me
kan tujuan penyuluhan mperhatikan
 Menggali
Pengetahuan peserta tentang  Me
Keluarga Berencana njawabpertanyaan
2. Penyuluhan  Menyampai  Me

10 menit kan materi tentang Keluarga mperhatikan dan


Berencana mendengarkan
 Memberi  Me
Diskusi dan
kesempatan untuk nanyakanhal yang
tanya jawab
Bertanya kurangjelas
10 menit

3. Evaluasi  Menanyaka  Me

4menit n kepada peserta tentang materi njawab pertanyaan


yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta
yang dapat menjawab pertanyaan
4. Terminasi  Menyimpul  Me
3menit kan kegiatan pelatihan ndengarkan
 Mengucapk
an terimakasih atas peran serta
peserta
 Menyampai
kan salam penutup
6. Evaluasi
Evaluasi struktural
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa DIV Keperawatan Kampus
Soetomo Surabaya bekerja sama dengan penanggung jawab Ruang Merpati RSUD
Dr Soetomo Surabaya
c. Pengorganisasian dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum penyuluhan selesai
Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung
c. Peserta terliat aktif dalam kegiatan penyuluhan
b. Moderator, penyuluh, fasilitator dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya
dengan baik.
Evaluasi hasil
a. Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan
b. Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
penyaji menjawab 2 dari 3 pertanyaan dari penyaji (66,67%)
7. Struktur Penyuluhan
a. Moderator : Dinda tri agustin
b. Penyaji : 1. Yuwana Wulandari
: 2. Eka Sulistiana
c. Fasilitator : Nadiyah Hasanah
d. Observer & Dokumentasi : M. Dikky Syahrul Wahyudi

Uraian Tugas

1. Moderator : Memimpin jalannya penyuluhan, memperkenal diri, menjelaskan tujuan


dari penyuluhan Keluarga Berencana, Menjelaskan Topik penyuluhan, waktu dan tempat
pelaksanaan penyuluhan, menjelaskan sasaran pada penyuluhan tersebut dan
menyimpulkan hasil penyuluhan.

2. Penyaji : Menyampaikan materi tentang Keluarga Berencana dan prioritas


menjawab pertanyaan

3. Fasilitator : Memberikan fasilitas dalam menunjang penyuluhan.


4. Observer : Memantau dan mengawasi jalannya penyuluhan.
5. Dokumentasi : Mendokumentasikan jalannya acara penyuluhan dari awal hingga akhir.

8. Sumber
Manuaba, 2009, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana. Balai

Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.

Sundquist, K, 2010, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta. Pustaka,
Jakarta.
MATERI PENYULUHAN

1.1 Pengertian

Sesuai dengan (BKKBN,2015) keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan


keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-
hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan
untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usi ideal
melahirkan anak, mengatur kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak.

Berdasarkan UU No 52 Tahun 2009, keluarga berencana adalah suatu program


masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi
aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pendewasaan usia perkawinan
(PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak kelahiran
anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk
mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2013).

1.2 Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana (KB)

Tujuan gerakan keluarga berencana secara umum adalah mewujudkan keluarga kecil
yang bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Berdasarkan Undang-Undang No. 52 tahun
2009 tujuan gerakan KB mencakup 2 hal, antara lain: Mewujudkan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan kebijakan kependudukan guna mendorong terlaksananya pembangunan nasional
dan daerah yang berwawasan kependudukan, mewujudkan peduduk tumbuh seimbang melalui
pelembagaan keluarga kecil bahagaia sejahtera.
Program KB tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan suatu keluarga yaitudengan jalan
penjarangan angka kelahiran atau jumlah kelahiran bayi yaitudengan jalan menggalakkan
pemakaian alat kontrasepsi. Hingga saat ini program KB yang dicanangkan memberikan manfaat
yang besar, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut (Ekarini 2014):

1. Perbaikan kesehatan badan ibu

2. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak

3. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.

4. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik

5. Menurunkan resiko terjangkitnya kanker rahim dan kanker servik

6. Menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan kualitas IPM (Indeks


Pembangunan Manusia)

7. Menghindari kehamilan yang tidak diinginkan

8. Dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak

9. Mencegah penularan penyakit berbahaya

10. Dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga

11. Dapat menentukan kualitas sebuah keluarga

1.3 Macam-macam Metode Kontrasepsi


A. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi sederhana tanpa
alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode
Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender, Metode Lendir Serviks,
Metode Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir
servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom, diafragma, cup
serviks dan spermisida (Handayani, 2010).
B. Metode Kontrasepsi Hormonal Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya
dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan
yang hanya berisi progesteron saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan
suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil,
suntik dan implant (Handayani, 2010).
C. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Metode
kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR yang mengandung hormon
sintetik (sintetik progesteron) dan yang tidak mengandung hormon (Handayani, 2010). AKDR
yang mengandung hormon Progesterone atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan
daya kerja 1 tahun, LNG-20 mengandung Leuonorgestrel (Hartanto, 2002).
D. Metode Kontrasepsi Mantap Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam
yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal
dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba
falopii sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal
dengan nama vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens
sehingga cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani, 2010).

1. Kontrasepsi Hormonal
Definisi Kontrasepsi Hormonal Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad,
2008). Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron
memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi
hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010). Macam-Macam Kontrasepsi
Hormonal :
a. Kontrasepsi Pil
1) Pengertian Pil oral akan menggantikan produksi normal estrogen dan progesteron oleh
ovarium. Pil oral akan menekan hormon ovarium selama siklus haid yang normal,
sehingga juga menekan releasingfactors di otak dan akhirnya mencegah ovulasi.
Pemberian Pil Oral bukan hanya untuk mencegah ovulasi, tetapi juga menimbulkan
gejala-gejala pseudo pregnancy (kehamilan palsu) seperti mual, muntah, payudara
membesar, dan terasa nyeri (Hartanto, 2002).
2) Efektivitas Efektivitas pada penggunaan yang sempurna adalah 99,5- 99,9% dan 97%
(Handayani, 2010).
3) Jenis KB Pil menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengamdung hormon aktif
estrogen atau progestin, dalam dosisi yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif,
jumlah dan porsi hormonnya konstan setiap hari.
b. Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen,
progestin, dengan dua dosis berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis hormon
bervariasi.
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen
atau progestin, dengan tiga dosis yang berbeda 7 tablet tanpa hormon aktif, dosis
hormon bervariasi setiap hari.
4) Cara kerja KB Pil menurut Saifuddin (2010) yaitu:
1. Menekan ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Mengentalkan lendir serviks
4. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.
5) Keuntungan KB Pil menurut Handayani (2010) yaitu:
1. Tidak mengganggu hubungan seksual
2. Siklus haid menjadi teratur (mencegah anemia)
3. Dapat digunakam sebagai metode jangka panjang
4. Dapat digunakan pada masa remaja hingga menopouse
5. Mudah dihentikan setiap saat
6. Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
7. Membantu mencegah: kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium,
kista ovarium, acne, disminorhea.
6) Kekurangan KB Pil menurut Sinclair (2010) yaitu:
1. Amenorhea
2. Perdarahan haid yang berat
3. Perdarahan diantara siklus haid
4. Depresi
5. Kenaikan berat badan
6. Mual dan muntah
7. Perubahan libido
8. Hipertensi
9. Jerawat
10. Nyeri tekan payudara
11. Pusing
12. Sakit kepala
13. Kesemutan
14. Perubahan lemak
15. Disminorea

b. Kontrasepsi Suntik
1) Efektivitas kontrasepsi Suntik.
Menurut Sulistyawati (2013), kedua jenis kontrasepsi suntik mempunyai efektivitas yang
tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. DMPA maupun NET EN sangat efektif
sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1
tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain NET EN (Hartanto, 2002).
2) Jenis kontrasepsi Suntik Menurut Sulistyawati (2013), terdapat dua jenis
kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
a. Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap
tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat).
b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat atau
bokong).
3) Cara kerja kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrof
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.
4) Keuntungan kontrasepsi Suntik Keuntungan pengguna KB suntik yaitu sangat
efektif, pencegah kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan
gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, klien tidak
perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai
perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,
menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang
panggul (Sulistyawati, 2013).
5) Kekurangan kontrasepsi suntik
Adapun kekurangan dari kontrasepsi Suntik menurut Sulistyawati (2013) yaitu:
a) Gangguan haid
b) Leukorhea atau Keputihan
c) Galaktorea
d) Jerawat
e) Rambut Rontok
f) Perubahan Berat Badan

c. Kontrasepsi Implant
1. Profil kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jedena, Indoplant, atau Implanon
b) Nyaman
c) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
d) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan
e) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
f) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan amenorea
g) Aman dipakai pada masa laktasi.
2. Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
b) Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
c) Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg. Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
3. Cara kerja kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Lendir serviks menjadi kental
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi.
4. Keuntungan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu:
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang
c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e) Tidak mengganggu dari kegiatan senggama
f) Tidak mengganggu ASI
g) Klien hanya kembali jika ada keluhan
h) Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan
i) Mengurangi nyeri haid
j) Mengurangi jumlah darah haid
k) Mengurangi dan memperbaiki anemia
l) Melindungi terjadinya kanker endometrium
m) Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudaran
n) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
o) Menurunkan kejadian endometriosis.
5. Keterbatasan kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010) yaitu: Pada
kebanyakan pasien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak
(spooting),ipermenorea atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.

d. Metode Intrauterine Device (IUD)/ Spiral


1. Pengertian

IUD adalah singkatan dari Intrauterine Device atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR), yaitu plastik fleksibel yang berbentuk T yang digunakan sebagai alat kontrasepsi.
IUD terdiri dari 2 jenis, yaitu IUD tembaga dan IUD hormonal. Baik IUD tembaga dan IUD
hormon dapat mencegah kehamilan dengan cara menghambat sperma mencapai sel telur. Jika
sperma tidak bisa mencapai sel telur, kehamilan tidak akan terjadi

IUD tembaga dapat menghambat sperma karena sperma tidak menyukai tembaga.
Sementara itu IUD hormonal dapat mencegah kehamilan dengan dua cara

1. Mengentalkan lendir leher rahim, agar sperma tidak mampu menembusnya


2. Mencegah ovulasi (pengeluaran sel telur dari ovarium).

2. Kelebihan IUD

a. IUD sangat efektif dan tahan lama

IUD merupakan salah satu metode kontrasepsi paling efektif. Hal ini karena Anda tidak
akan lupa untuk menggunakannya (seperti pil KB), atau salah memakai (seperti
kondom). Selain itu, IUD bisa tahan hingga 3-12 tahun, tergantung dari jenisnya.
b. Dapat mengurangi kram menstruasi

IUD hormonal dapat mengurangi kram. Oleh sebab itu, IUD hormon juga dapat
digunakan untuk mengobati orang yang menderita kram parah saat menstruasi.

c. IUD tembaga tidak mengandung hormon tambahan

Beberapa orang lebih suka kontrasepsi non-hormonal, karena alasan medis tertentu.
Untungnya, IUD tembaga sangat efektif mencegah kehamilan, meskipun tanpa tambahan
hormon apa pun.

3. Kekurangan IUD

Kekurangan IUD termasuk:

1. Sakit saat IUD dimasukkan


2. Kram atau sakit punggung selama beberapa hari setelah IUD dimasukkan

3. Bercak antar periode menstruasi

4. Periode menstruasi tidak teratur

5. Menstruasi yang lebih berat dan kram menstruasi yang lebih buruk

6. IUD tidak melindungi dari PMS (Penyakit menular seksual).

Anda mungkin juga menyukai