PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada
pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar
konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Konsep Pembelajaran Terpadu.
2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu.
3. Landasan Pembelajaran Terpadu.
4. Prinsip Pembelajaran Terpadu.
5. Model Pembelajaran Terpadu.
6. Manfaat Pembelajaran Terpadu.
7. Pengertian Konsep Pembelajaran Tematik.
8. Karakteristik Pembelajaran Tematik.
C. Tujuan
1. Memahami pengertian konsep pembelajaran terpadu.
2. Memahami karakteristik pembelajaran terpadu.
3. Memahami landasan pembelajaran terpadu.
4. Memahami prinsip pembelajaran terpadu.
5. Memahami model pembelajaran terpadu.
6. Memahami manfaat pembelajaran terpadu.
7. Memahami pengertian konsep pembelajaran tematik.
8. Memahami karakteristik pembelajaran tematik.
9. Memahami landasan pembelajaran tematik.
10. Memahami prinsip pembelajaran tematik.
11. Memahami model pembelajaran tematik.
12. Memahami rambu-rambu Pembelajaran Tematik.
13. Memahami kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik.
B. Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan teori belajar.
Tugas utama guru membantu mengoptimalkan perkembangan siswa seperti
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral melalui proses
belajar. Pandangan Psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu sebagai
berikut.
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.
C. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam
proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu. landasan praktis dalam pembelajaran terpadu
sebagai berikut.
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi
yang harus dimuat dalam kurikulum.
b. Hamper semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
padahal seharusnya saling terkait.
c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih
bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga dipelukan usaha kolaboratif
antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan
pembelajaran terpadu sehingga siswa akan mampu berfikir teoritis dan pada saat
yang sama mampu berpikir praktis.
10 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
7. Pengertian Konsep Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau
integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon
dewey sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan
kemampuan perkembangannya ( Beans, 1993 ; udin sa’ud dkk, 2006 ). Jacob (1993)
memandang pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan kurikulum
interdisipliner (integrated curriculum approach). Pembelajaran tematik merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran suatu proses untuk mengaitkan
dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran
dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan
social keluarga.
Definisi lain tentang pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang
mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan
pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara
pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain
pengetahuan ( Udin Sa’ud dkk, 2006 )
Wolfinger ( 1994:133 ) mengemukakan dua istilah yang secara teoritis
memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum
tematik) dan intregated learning (pembelajaran tematik). Kurikulum tematik adalah
kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi,
ketrampilan, dan sikap.
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan
pembelajaran tematik terletak pada perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya,
pembelajaran tematikseharusnya bertolak pada kurikulum tematik, tetapi kenyataan
menunjukan bahwa banyak kurikulum yangmemisahkan mata pelajaran yang satu
dengan lainnya (separated subject curriculum) menuntut pembelajran yang sifatnya
tamatik (integrated learning).
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikanpangalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena
dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
11 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada
praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
Pembelajaran ini berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/
hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual
anak. Teori belajarini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori
Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan
menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada
kebutuhan perkembangan anak.
12 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
8. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Beberapa karakteristik yang perlu anda pahami dari pembelajaran tematik, coba
perhatikan uraian dibawah ini:
A. pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberika
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitasbelajar.
B. Pembelajaran tematik dapatmemberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yangnyata (konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih
abstrak.
C. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Bahkan dalam pewlaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah
(MI), focus pembelajaran diarahkan kepada pambahsan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
D. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
E. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
F. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya.
13 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
9. Landasan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran pada hakekatnya menempati posisi / kedudukan yang sangat
strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi
penentu terhadap keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang pentingitu, msks
proses pembelajaran tidak bias dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai
landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. Landasan-landasan tersebut pada
hakekatnya adalah factor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses dan hasil
pembelajaran.
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam
pembelajaran tematik meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan
praktis.
A. Landasan filosofis
Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan
utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Perumusan tujuan / kompetensi dan isi
/ materi pembelajaran tematik pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-
pertimbangan filosofis.secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat sebagai berikut :
1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada umumnya perlu
sekali ditekankan pada :
a. Pembentukan kreatifitas
b. Pemberian sejumlah kegiatan
c. Suasana yang alamiah(natural)
d. Memperhatiakn pengalaman siswa
Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis(Ellis 1993).
Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan
pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat
“problem solving”.
14 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan
sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan
sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subyek yang sedang
belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang
terus menerus, terus berkembang dan berubah.
B. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab
itu dalam melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi
sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus
dikembangkan. Siswa adalahindividu yang berada dalam proses perkembangan,
seperti perkembangan fisik / jasmani, intelektual, social, emosional, dan moral.
Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiei. Dengan kata
lain, pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan
pengalaman oaring lain atau guru yang di transfer melalui berbagai bentuk media.
b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola
dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik
15 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
memungkinkan siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai
disiplain ilmu.
c. Pada dasarnya seoarang siswa adalah seorang individu dengan berbagai
kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Dengan demikian, peran guru bukanlah satu-satunyapihak yang paling
menentukan, tetapi lebih bertindak sebagaii “tut wuri handayani”.
d. Kesseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar
dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistic).
C. Landasan praktis
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus
melaksanakan pembelajran tematik secara aplikatif dalam kelas. Sehubungan
dengan hal ini maka dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik juga dilandasi
landasan praktis sebagai berikut :
A. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi
yang dimuat dalam kurikulum.
B. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
padahal seharusnya saling terkait.
C. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih
bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif
antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
D. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu
berpikirteoritis dan pada saat yang sama msmpu berpikir praktis.
16 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
10. Prinsip Pembelajaran Tematik
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif sebagai
berikut:
A. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual dekat dengan
dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi satu pemersatu
materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
B. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran
yang mungkin saling terkait. Dengan demikian materi-materi yang di pilih dapat
mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi pengayaan horizontal
dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam standart isi. Namun ingat,
penyajian materi pengayaan seperti ini perlu di batasi dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
C. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus
mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan penbelajaran yang termuat dalam
kurikulum.
D. Materi pembelajaran yang dapat di padukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan
pengetahuan awal.
E. Materi awal yang di padukan tidak terlalu di paksakan. Artinya, materi yang
tidak mungkin di padukan tidak usah di padukan.
17 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
11. Model Pembelajaran Tematik
A. Model Pembelajaran Jaringan (Networked)
Model networked ini merupakan pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah,
maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan
dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi
sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan
timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.
18 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
c. guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan
konsep.
19 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
e. siswa memperoleh gambaran lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan
juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki
dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kelebihan dari model pembelajaran
keterhubungan antara lain:
a. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum
menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
b. masih terlihat jelas terpisahnya antar bidang studi;
c. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap
saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi;
d. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi membuat usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan;
e. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah
dilaksanakan secara mandiri; dan
f. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep
yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena
terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi
terabaikan.
20 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
12. Rambu–rambu Pembelajaran Tematik
Adapun rambu–rambu pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
A. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan
B. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
C. Kompetensi dasar yang tidak dapat di padukan, tidah harus dipadukan.
D. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan
baik melalui tema lain maupun disajikan secara
E. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menullis, dan
berhitung serta penanaman nilai –nilai moral.
F. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteritik siswa, lingkungan, dan
daerah
21 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
13. Kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan dibandingkan pendekatan konvesional,
yaitu sebagai berikut:
A. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan
B. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta
C. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar
akan dapat bertahan lebih lama.
D. Pembelajarn terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berfikir dan sosial
peserta
E. Pembelajarn terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat Dengan permasalahan
yang sering ditemui dalamk ehidupan/lingkungan riil peserta didik.
F. Jika Pembelajarn terpadu di rancang bersama dapat meningkatkank erjasama
antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, pesertadidik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dand alam konteks yang lebih
Selain itu, pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting, yakni sebagai
berikut:
A. Menyenangkan, karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak
B. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
C. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
D. Menggembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan
yang dihadapi.
E. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui
F. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
G. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi
dalam lingkungan anak.
22 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi
dampak pembelajaran langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas mengidentifikasi
beberapa aspek keterbatasan pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut.
A. Aspek Guru.
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang
kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.
D. Aspek Kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman
peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu
diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.
23 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
E. Aspek Penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa
bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
menyedikan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordianasi dengan guru lain jika materi
pembelajaran berasal dari guru yang berbeda.
24 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu
memberikan banyak kelebihan, dibanding pembelajaran secara konvensional
diantaranya:
1. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak sehingga kegiatan belajar lebih
bermakna dan hasil belajar akan dapat bertahan lama
2. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir
siswa, ketrampilan social, kerjasama, toleransi, komunikasi, dengan orang lain.
B. Saran
Berdasarkan kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu dan tematik, para
pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat mengembangkan model
pembelajaran terpadu maupun tematik dalam proses pembelajaran sehingga dapat
menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik.
25 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
IV. DAFTAR PUSTAKA
Asap herry hernawan dkk. 2011. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
26 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k