Anda di halaman 1dari 26

I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada
pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar
konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan dunia pendidikan mengalami


perkembangan yang pesat. Untuk itu peningkatan mutu pembelajaran di sekolah
perlu dilakukan. Peningkatan mutu pembelajaran tersebut akan selalu mendapatkan
perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan yang dilakukan melalui perubahan
kurikulum sekolah oleh pemerintah. Perubahan kurikulum yang terjadi merupakan
hal yang biasa dan merupakan suatu keniscayaan dalam rangka mengikuti
perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Pada tahun ajaran baru 2013,
pemerintah dalam hal ini Kemdikbud mulai menerapkan kurikulum baru di semua
jenjang pendidikan sekolah. Kurikulum 2013 tersebut pada jenjang SD/MI
mendapatkan porsi perubahan yang cukup banyak. Salah satu ciri kurikulum 2013
adalah bersifat tematik integratif pada level pendidikan dasar (SD).

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Konsep Pembelajaran Terpadu.
2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu.
3. Landasan Pembelajaran Terpadu.
4. Prinsip Pembelajaran Terpadu.
5. Model Pembelajaran Terpadu.
6. Manfaat Pembelajaran Terpadu.
7. Pengertian Konsep Pembelajaran Tematik.
8. Karakteristik Pembelajaran Tematik.

1|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


9. Landasan Pembelajaran Tematik.
10. Prinsip Pembelajaran Tematik.
11. Model Pembelajaran Tematik.
12. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik.
13. Kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik.

C. Tujuan
1. Memahami pengertian konsep pembelajaran terpadu.
2. Memahami karakteristik pembelajaran terpadu.
3. Memahami landasan pembelajaran terpadu.
4. Memahami prinsip pembelajaran terpadu.
5. Memahami model pembelajaran terpadu.
6. Memahami manfaat pembelajaran terpadu.
7. Memahami pengertian konsep pembelajaran tematik.
8. Memahami karakteristik pembelajaran tematik.
9. Memahami landasan pembelajaran tematik.
10. Memahami prinsip pembelajaran tematik.
11. Memahami model pembelajaran tematik.
12. Memahami rambu-rambu Pembelajaran Tematik.
13. Memahami kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik.

2|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Ada dua istilah yang memiliki hubungan yang saling terkait, yaitu
kurikulum terpadu (integrated curriculum) dan pembelajaran terpadu (integrated
learning).
A. Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin
ilmu melalui pemaduan isi, ketrampilan, dan sikap (Wolfinger, 1994:133). Rasional
pemaduan itu disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a. Pengalaman belajar bersifat interdisipliner sehingga diperlukan multi-skill
b. Tuntutan interaksi kolaboratif
c. Memudahkan anaka membuat hubungan antarskemata
d. Efesiensi
e. Tuntutan keterlibatan anak tinggi dalam proses pembelajaran

B. Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan


pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada siswa. Bermakna artinya siswa akan
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
mengbungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami. Menurut
Aminudin, (1994). Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:
a. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata
pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling serta dalam rentang
kemampuan dan perkembangan anak;
b. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara
serempak (simultan);
c. Merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa mata
pelajaran yang berbeda, dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan
bermakna.
Menurut Anda dimana letak perbedaannya antara konsepsi kurikulum terpadu
dengan pembelajaran terpadu? Apakah dari segi perencanaan dan pelaksanaannya.

3|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
A. Berpusat pada siswa (student centered)
B. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences)
C. Pemisahan antarmata pelajaran tidak begitu jelas.
D. Menyajikan konsep-konsep dari mata pelajaran dalam sutu proses pembelajaran
E. Bersifat luwes (fleksibel)
F. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
siswa.

3. Landasan Pembelajaran Terpadu


Landasan ini pada hakikatnya adalah faktor-faktor yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan,
serta menilai proses dan hasil pembelajaran.
A. Landasan filosofis
Perumusan kompetensi dan materi pada dasarnya bergantung pada
pertimbangan-pertimbangan filosofis. Ada tiga aliran filsafat sebagai berikut:
a. Aliran progresivisme menekankan pada penekanan kreativitas, pemberian
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman siswa.
Dengan kata lain proses pembelajaran bersifat mekanistis (Ellis, 1993).
b. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences)
sebagai kunci dalam pembelajaran.
c. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan, potensi dan motivasi yang
dimilikinya.

B. Landasan Psikologis
Berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan teori belajar.
Tugas utama guru membantu mengoptimalkan perkembangan siswa seperti
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan moral melalui proses
belajar. Pandangan Psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu sebagai
berikut.
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri.

4|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola
dan hubungan antara gagasan yang ada.
c. Pada dasarnya siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang
dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
d. Keseluruhan perkembangan anaka adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan
sekitarnya secara utuh (holistik).

C. Landasan Praktis
Berkaitan dengan kondisi-kondisi nyata yang pada umumnya terjadi dalam
proses pembelajaran saat ini, sehingga harus mendapat perhatian dalam
pelaksanaan pembelajaran terpadu. landasan praktis dalam pembelajaran terpadu
sebagai berikut.
a. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi
yang harus dimuat dalam kurikulum.
b. Hamper semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
padahal seharusnya saling terkait.
c. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih
bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga dipelukan usaha kolaboratif
antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
d. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktek dapat dipersempit dengan
pembelajaran terpadu sehingga siswa akan mampu berfikir teoritis dan pada saat
yang sama mampu berpikir praktis.

5|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu
Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
A. Tidak terlalu luas.
B. Harus bermakna
C. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
D. Sebagian besar minat siswa
E. Mempertimbangkan peristiwa yang otentik
F. Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
G. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-


prinsip sebagai berikut.
A. Guru hendaknya tidak otoriter yang mendominasi aktivitas pembelajaran
B. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas
C. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang tidak terpikirkan dalam
perencanaan pembelajaran

Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip-


prinsip sebagai berikut.
A. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self
evaluation) di samping bentuk penilaian lainnya.
B. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan belajar yang telah
dicapai berdasarkan kriteria keberhasilam pencapaian tujuan dan kompetensi yang
telah disepakati.

6|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


5. Model Pembelajaran Terpadu
Berbagai model pembelajaran terpadu dapat diterapkan di sekolah dasar.
Masing-masing model pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan masing-masing
yang berbeda. Diantaranya yaitu:
A. The Fragmented Model (model fragmen).
Model ini mempunyai kelebihan yaitu siswa menguasai secara penuh satu
kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang
tertentu. Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah
menyelesaikan seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran yang pada akhirnya
seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep, pemahaman
suatu kajian, keterampilan dan nilai.

B. The Connected Model (Model Terhubung)


Kelebihan dari model connected ini adalah adanya hubungan antar ide-ide
dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan
luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan
pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

C. The Nested Model ( Model Tersarang)


Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan
sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada
berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan
waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas.

D. The Sequenced Model (Model Terurut)


Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari
unit, guru dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti
urutan yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi
pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna.

E. The Shared Model (Model Terbagi)

7|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah
awal maju secara penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu,
dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan
memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.

F. The Webbed Model (Model Jaring Laba-laba)


Kelebihan pendekatan jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum
adalah faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian
paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya
pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.

G. The Threaded Model (Model Pasang Benang)


Kelebihan dari model ini antara lain: konsep berputar sekitar
metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap
mata pelajaran tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar
di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.

H. The Integrated Model ( Model Integrasi)


Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling
menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan
secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang
ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal dan untuk keterpaduan
belajar untuk fokus internal.

I. The Immersed Model ( Model Terbenam)


Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata
pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar
dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya.

8|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


J. The Networked Model ( Model Jaringan)
Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan
pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya.

9|Konsep Pembelajaran Terpadu dan Tematik


6. Manfaat Pembelajaran Terpadu
Beberapa manfaat yang dipetik dalam pembelajaran terpadu, antara lain:
A. Menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
B. Siswa melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat
C. Meningkatakan taraf kecakapan berpikir siswa
D. Kemungkinan pembelajaran yang terpotong-potong sedikit sekali terjadi
E. Memberikan penerapan-penerapan dunia nyata
F. Pemaduan antarmata pelajaran diharapkan penguasaaan materi akan semakin
baik dan meningkat
G. Pengalaman belajar antarmata pelajaran sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
H. Motivasi dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran antarmata
pelajaran
I. Membantu menciptakan struktur kognitif atau pengetrahuan awal siswa
J. Terjadi kerja sama yang lebih meningkat antara para guru, para siswa, guru-
siswa dan siswa-nara sumber lain, belajar lebih menyenangkan belajar dalam situasi
yang lebih nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

10 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
7. Pengertian Konsep Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau
integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon
dewey sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan
kemampuan perkembangannya ( Beans, 1993 ; udin sa’ud dkk, 2006 ). Jacob (1993)
memandang pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan kurikulum
interdisipliner (integrated curriculum approach). Pembelajaran tematik merupakan
suatu pendekatan dalam pembelajaran pembelajaran suatu proses untuk mengaitkan
dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran
dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan
social keluarga.
Definisi lain tentang pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang
mengkombinasikan aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan
pedagogic untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara
pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara domain-domain
pengetahuan ( Udin Sa’ud dkk, 2006 )
Wolfinger ( 1994:133 ) mengemukakan dua istilah yang secara teoritis
memiliki hubungan yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum
tematik) dan intregated learning (pembelajaran tematik). Kurikulum tematik adalah
kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi,
ketrampilan, dan sikap.
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan
pembelajaran tematik terletak pada perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya,
pembelajaran tematikseharusnya bertolak pada kurikulum tematik, tetapi kenyataan
menunjukan bahwa banyak kurikulum yangmemisahkan mata pelajaran yang satu
dengan lainnya (separated subject curriculum) menuntut pembelajran yang sifatnya
tamatik (integrated learning).
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikanpangalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena
dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka

11 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada
praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
Pembelajaran ini berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/
hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual
anak. Teori belajarini dimotori oleh para tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori
Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan
menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang berorientasi pada
kebutuhan perkembangan anak.

12 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
8. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Beberapa karakteristik yang perlu anda pahami dari pembelajaran tematik, coba
perhatikan uraian dibawah ini:
A. pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai
dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai
subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberika
kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitasbelajar.
B. Pembelajaran tematik dapatmemberikan pengalaman langsung kepada siswa
(direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada
sesuatu yangnyata (konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih
abstrak.
C. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak
begitu jelas. Bahkan dalam pewlaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah
(MI), focus pembelajaran diarahkan kepada pambahsan tema-tema yang paling
dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
D. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
E. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan
bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
F. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Dengan demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya.

13 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
9. Landasan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran pada hakekatnya menempati posisi / kedudukan yang sangat
strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi
penentu terhadap keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang pentingitu, msks
proses pembelajaran tidak bias dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai
landasan atau dasar yang kokoh dan kuat. Landasan-landasan tersebut pada
hakekatnya adalah factor-faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses dan hasil
pembelajaran.
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam
pembelajaran tematik meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan
praktis.
A. Landasan filosofis
Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan
utama yang melandasi aspek-aspek lainnya. Perumusan tujuan / kompetensi dan isi
/ materi pembelajaran tematik pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-
pertimbangan filosofis.secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik sangat
dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat sebagai berikut :
1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada umumnya perlu
sekali ditekankan pada :
a. Pembentukan kreatifitas
b. Pemberian sejumlah kegiatan
c. Suasana yang alamiah(natural)
d. Memperhatiakn pengalaman siswa
Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis(Ellis 1993).
Aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan
pada persoalan-persoalan yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat
“problem solving”.

2. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (directexperiences)


sebagai kunci dalam pembelajaran. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat

14 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan
sendiri oleh masing-masing siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan
sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang
berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subyek yang sedang
belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (kontruksi) yang
terus menerus, terus berkembang dan berubah.

3. Aliran humanisme melihat siswa dari segi:


a. Keunikan / kekhasanya
b. Potensinya
c. Motivasi yang dimilikinya
Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu :
~ Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual.
~ Pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learner) dan siswa yang cepat.
~ Penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut factor personal /
individual maupun yang menyangkut factor lingkungan social / kemasyarakatan.

B. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab
itu dalam melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi
sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus
dikembangkan. Siswa adalahindividu yang berada dalam proses perkembangan,
seperti perkembangan fisik / jasmani, intelektual, social, emosional, dan moral.
Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiei. Dengan kata
lain, pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan
pengalaman oaring lain atau guru yang di transfer melalui berbagai bentuk media.
b. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola
dan hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik

15 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
memungkinkan siswa untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai
disiplain ilmu.
c. Pada dasarnya seoarang siswa adalah seorang individu dengan berbagai
kemampuan yang dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.
Dengan demikian, peran guru bukanlah satu-satunyapihak yang paling
menentukan, tetapi lebih bertindak sebagaii “tut wuri handayani”.
d. Kesseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar
dirinya dan sekitarnya secara utuh (holistic).

C. Landasan praktis
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus
melaksanakan pembelajran tematik secara aplikatif dalam kelas. Sehubungan
dengan hal ini maka dalam pelaksanaanya pembelajaran tematik juga dilandasi
landasan praktis sebagai berikut :
A. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi
yang dimuat dalam kurikulum.
B. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain,
padahal seharusnya saling terkait.
C. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih
bersifat lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif
antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.
D. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan
pembelajaran yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu
berpikirteoritis dan pada saat yang sama msmpu berpikir praktis.

16 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
10. Prinsip Pembelajaran Tematik
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integratif sebagai
berikut:
A. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual dekat dengan
dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi satu pemersatu
materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
B. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran
yang mungkin saling terkait. Dengan demikian materi-materi yang di pilih dapat
mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi pengayaan horizontal
dalam bentuk contoh aplikasi yang tidak termuat dalam standart isi. Namun ingat,
penyajian materi pengayaan seperti ini perlu di batasi dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
C. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif harus
mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan penbelajaran yang termuat dalam
kurikulum.
D. Materi pembelajaran yang dapat di padukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan
pengetahuan awal.
E. Materi awal yang di padukan tidak terlalu di paksakan. Artinya, materi yang
tidak mungkin di padukan tidak usah di padukan.

17 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
11. Model Pembelajaran Tematik
A. Model Pembelajaran Jaringan (Networked)
Model networked ini merupakan pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah,
maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan
dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi
sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus karena adanya hubungan
timbal balik antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa.

B. Model Pembelajaran Peta Laba-laba atau Model Pembelajaran Jaring


Laba-Laba ( Webbed Model)
Model pembelajaran jaring laba-laba merupakan pembelajaran yang
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema sentral yang menjadi pengikat
keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Guru
menentukan tema sentral dan memetakan keterhubungan antar mata pelajaran
berdasarkan KD. Langkah persiapan pembelajaran tematik meliputi pemetaan
kompetensi dasar pada tema, menentukan tema sentral, pemetaan pokok bahasan,
penentuan alokasi waktu, perumusan tujuan pembelajaran, penentuan alat dan
media pembelajaran, dan perencanaan evaluasi. Perhatikan contoh berikut. Contoh
terdapat pada gambar berikut.

Kelebihan dari model jaring laba-laba (Webbed) antara lain:


a. penyeleksian tema sesuai minat akan memotivasi anak untuk belajar;
b. memudahkan guru yang belum berpengalaman sebab memudahkan dalam
perencanaan; dan
c. memberikan kemudahan peserta didik dalam mengaitkan kegiatan-kegiatan dan
ide-ide yang berbeda.

Kekurangan dari model jaring laba-laba (Webbed) antara lain:


a. kesulitan dalam menyeleksi tema-tema;
b. cenderung merumuskan tema yang dangkal; dan

18 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
c. guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan dari pada pengembangan
konsep.

C. Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)


Model pembelajaran keterhubungan didasari pada anggapan bahwa butir-
butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-
butir pembelajaran seperti kosakata, struktur membaca, dan mengarang misalnya,
dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Model ini
menghubungkan beberapa materi, atau konsep yang saling berkaitan dalam satu
bidang studi. Materi yang terpisah-pisah akan tetapi mempunyai kaitan, dengan
sengaja dihubungkan dan dipadukan dalam sebuah topik tertentu.

Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung


(connected):
a. Guru menghubungkan/menggabungkan konsep Bahasa Indonesia tentang kata
dengan konsep kata dasar, awalan-akhiran, imbuhan, dan lainnya.
b. Guru menghubungkan/menggabungkan konsep Bahasa Indonesia tentang puisi
dengan konsep diksi, majas, konotasi-denotasi, dan lainnya.
c. Guru menghubungkan konsep puisi, dan pembentukan puisi, judul, tema, dan
sebagainya.

Kelebihan dari model pembelajaran keterhubungan antara lain:


a. guru dapat melihat seluruh gambaran dan kemampuan/indikator yang
digabungkan;
b. siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang
terfokus pada suatu aspek tertentu;
c. sangat memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga
memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah
dan terjadinya proses internalisasi menyeluruh menganai konsep pokok;
d. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada
indikator; dan

19 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
e. siswa memperoleh gambaran lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan
juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki
dan mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kelebihan dari model pembelajaran
keterhubungan antara lain:
a. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum
menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
b. masih terlihat jelas terpisahnya antar bidang studi;
c. tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap
saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi;
d. memadukan ide-ide dalam satu bidang studi membuat usaha untuk
mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan;
e. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah
dilaksanakan secara mandiri; dan
f. Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep
yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena
terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi
terabaikan.

20 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
12. Rambu–rambu Pembelajaran Tematik
Adapun rambu–rambu pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:
A. Tidak semua mata pelajaran harus disatukan
B. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
C. Kompetensi dasar yang tidak dapat di padukan, tidah harus dipadukan.
D. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan
baik melalui tema lain maupun disajikan secara
E. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menullis, dan
berhitung serta penanaman nilai –nilai moral.
F. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteritik siswa, lingkungan, dan
daerah

Prinsip –prinsip pemilihan tema sebagai berikut:


A. Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat
dengan kehidupan anak kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan
B. Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang
sederhana, ketema-tema yang lebih rumit bagi anak-anak.
C. Kemenarikan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang
menarik minat anak kepada tema-tema yang kurang menarik minat
D. Keinsidentalan, artinya peristiwa atau kejadian di sekitar anak (sekolah) yang
terjadi pada saat pembelajaran berlangsung, hendaknya dimasukkan dalam
pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari

21 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
13. Kekuatan dan Keterbatasan Pembelajaran Tematik
Pembelajaran terpadu memiliki kelebihan dibandingkan pendekatan konvesional,
yaitu sebagai berikut:
A. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan
tingkat perkembangan
B. Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta
C. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar
akan dapat bertahan lebih lama.
D. Pembelajarn terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berfikir dan sosial
peserta
E. Pembelajarn terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat Dengan permasalahan
yang sering ditemui dalamk ehidupan/lingkungan riil peserta didik.
F. Jika Pembelajarn terpadu di rancang bersama dapat meningkatkank erjasama
antar guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, pesertadidik/guru dengan narasumber sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dand alam konteks yang lebih

Selain itu, pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan arti penting, yakni sebagai
berikut:
A. Menyenangkan, karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak
B. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
C. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan
D. Menggembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan
yang dihadapi.
E. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui
F. Memiliki sikap toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
G. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi
dalam lingkungan anak.

Di samping kelebihan, pembelajaran terpadu memiliki keterbatasan terutama dalam


pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih

22 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi
dampak pembelajaran langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas mengidentifikasi
beberapa aspek keterbatasan pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut.
A. Aspek Guru.
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan
metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali
informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan
banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang
kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, pembelajaran terpadu akan sulit terwujud.

B. Aspek peserta Didik


Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relative
“baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi
karena model pembelajaran terpadu menekankan padakemapuan analistis
(mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan
eksplorati fdan elaborative (menemukandanmenggali). Jikakondisi ini tidak
dimiliki, penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.

C. Aspek sarana dan sumber Pembelajaran


Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang
cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan
menunjang, memperkaya dan mempermudah pengembangan wawasan. Jika sarana
ini tidak dipenuhi, penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

D. Aspek Kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman
peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu
diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik.

23 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
E. Aspek Penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa
bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk
menyedikan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang
komprehensif, juga dituntut untuk berkoordianasi dengan guru lain jika materi
pembelajaran berasal dari guru yang berbeda.

24 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai
pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran terpadu
memberikan banyak kelebihan, dibanding pembelajaran secara konvensional
diantaranya:
1. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak sehingga kegiatan belajar lebih
bermakna dan hasil belajar akan dapat bertahan lama
2. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkembangkan keterampilan berpikir
siswa, ketrampilan social, kerjasama, toleransi, komunikasi, dengan orang lain.

Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat


wawasan dan aktifitas berpikir dalam merancang butur-butir pembelajaran yang
ditujukan untuk menguntai tema, topic maupun pemahaman dan ketrampilan yang
diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara utuh dan padu. Atau dengan
pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan, merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dari berbagai
mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan siswa secara stimulan.

B. Saran
Berdasarkan kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu dan tematik, para
pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat mengembangkan model
pembelajaran terpadu maupun tematik dalam proses pembelajaran sehingga dapat
menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas yang lebih bermakna dan
menyenangkan bagi peserta didik.

25 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k
IV. DAFTAR PUSTAKA
Asap herry hernawan dkk. 2011. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

26 | K o n s e p P e m b e l a j a r a n T e r p a d u d a n T e m a t i k

Anda mungkin juga menyukai