240310180041
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengeringan
Pengeringan yang biasa dilakukan pada biji kopi adalah roasting. Menurut
pangabean (2012) menyatakan suhu yang diperlukan untuk menyangrai kopi adalah
sekitar 60 – 250 ºC. Suhu yang digunakan pada pengeringan green bean yang
digunakan saat praktikum adalah antara 205 – 210 ºC. Waktu yang dibutuhkan
untuk menyangrai kopi bervariasi tergantung dari sistem dan tipe mesin penyangrai.
Sumber panas dihasilkan dari gas yang tersambung dengan mesin roaster.
Umumnya waktu yang diperlukan dalam proses penyangraian adalah sekitar 15 –
30 menit yang bertujuan untuk menjaga kualitas kopi dari segi warna dan dari segi
rasa kopi yang diinginkan (Purnamayanti dkk., 2017).
5.3 Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan untuk memisahkan komponen yang terkandung di
dalam bahan. Bahan yang diekstraksi dalam praktikum kali ini adalah serbuk kopi.
Komponen mengalami perpindahan perpindahan massa dari suatu padatan ke cairan
atau dari cairan ke cairan lain yang bertindak sebagai pelarut (Juliantari dkk., 2018).
Jenis ekstraksi yang dipilih dalam praktikum ini adalah maserasi.
Konsentrasi pelarut dan suhu maserasi merupakan 2 faktor yang mempengaruhi
kandungan senyawa bioaktif pada ekstrak yang dihasilkan. Semakin tinggi
konsentrasi pelarut maka semakin tinggi kemampuannya untuk mengeluarkan
senyawa bioaktif dalam bahan yang akan diekstrak (Juliantari dkk., 2018).
Konsentrasi pelarut dan suhu maserasi sangat berpengaruh pada hasil. Menurut
Margaretta et al. (2011) konsentrasi dan suhu ekstraksi yang melampaui batas
optimum dapat menyebabkan hilangnya beberapa senyawa karena penguapan.
Maserasi dilakukan dengan perbandingan 1:10 dimana dalam 1 gram bubuk
kopi terdapat 10 ml pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunakan adalah air
mineral. Data yang diperoleh pada tabel hasil pengamatan maserasi tidak lengkap
karena praktikan lupa untuk mencatat dan mendokumentasikan perlakuan yang
diberikan saat proses maserasi berlangsung. Data yang telah diperoleh menunjukan
adanya perbedaan yield pada bubuk kopi yang diayak menggunakan sieve ukuran
20 mesh dengan bubuk kopi yang diayak menggunakan sieve ukuran 40 dan 30
mesh. Hal ini disebabkan bubuk kopi 20 mesh memiliki massa >10 gram setelah
diayak menggunakan sieve sedangkan bubuk kopi mesh 40 dan 30 memiliki massa
<10 gram setelah diayak dengan menggunakan sieve. Ukuran sieve berpengaruh
pada total massa hasil ayakan dan total massa yang diperoleh setelah diayak
berpengaruh pada proses maserasi dimana ketika massa yang dihasilkan dari proses
pengayakan <10 gram maka praktikan harus menyesuaikan dengan perbandingan
yang telah ditetapkan.
Tingkat keasaman atau pH yang dihasilkan dari proses maserasi pun
menunjukan hasil yang berbeda – beda. Faktor pengaruh tingkat keaasaman ini
dapat disebabkan oleh jenis biji kopi yang digunakan dan lamanya proses maserasi
yang dilakukan. Semakin lama durasi maserasi maka semakin asam ekstrak yang
Dzaki Wicaksana
240310180041
DAFTAR PUSTAKA