Anda di halaman 1dari 19

Obat-obat

Fibrinolitik
KELOMPOK 3
IVAN JULIO
I NYOMAN ARIBAWA
PENDAHULUAN
• Fibrinolitik bekerja sebagai trombolitik dengan cara
mengaktifkan plasminogen untuk membentuk plasmin, yang
mendegradasi fibrin dan kemudian memecah trombus. Manfaat
obat trombolitik untuk pengobatan infark miokard telah
diketahui dengan pasti. Yang termasuk dalam golongan obat ini
di antaranya streptokinase, urokinase, alteplase, dan
anistreplase.
• Fibrinolitik adalah proses penghancuran deposit fibrin oleh
sistem fibrinolitik sehingga aliran darah akan terbuka kembali.
GOLONGAN OBAT
• Streptokinase dan alteplase telah diketahui dapat menurunkan angka
kematian. Reteplase dan tenekteplase juga disarankan untuk infark
miokard; keduanya diberikan secara injeksi intravena (tenekplase
diberikan dengan injeksi bolus). Obat trombolitik diindikasikan pada
semua pasien dengan infark miokard akut. Pada pasien sedemikian ini
manfaat pengobatan yang diperoleh lebih besar dari risikonya.
Penelitian menunjukkan bahwa manfaat paling besar dirasakan oleh
pasien dengan perubahan pada hasil EKG berupa elevasi/peningkatan
segmen ST (STEMI) (terutama pada pasien infark anterior) dan pada
pasien dengan bundle branch block. Pasien tidak boleh menolak
pengobatan dengan trombolitik berdasarkan alasan usia saja karena
angka kematian pada kelompok ini tinggi dan penurunan risiko
kematian sama dengan kelompok pasien yang lebih muda.
• Alteplase, streptokinase, dan urokinase digunakan pada
anak-anak untuk melarutkan trombus intravaskuler dan
untuk menormalkan blokade occluded shunts dan
kateter. Pengobatan sebaiknya dimulai sesegera
mungkin setelah terjadi pembekuan darah dan
dihentikan apabila terdeteksi perbaikan pada organ
yang sakit, atau shunt atau kateter sudah tidak
terblokade
EFEK SAMPING
Efek samping trombolitik terutama mual, muntah, dan perdarahan. Bila
trombolitik digunakan pada infark miokard, dapat terjadi aritmia
reperfusi. Hipotensi juga dapat terjadi dan biasanya dapat diatasi
dengan menaikkan kaki penderita saat berbaring, mengurangi
kecepatan infus atau menghentikannya sementara. Nyeri punggung
telah dilaporkan. Perdarahan biasanya terbatas pada tempat injeksi,
tetapi dapat juga terjadi perdarahan intraserebral atau perdarahan
dari tempat-tempat lain. Jika terjadi perdarahan yang serius,
trombolitik harus dihentikan dan mungkin diperlukan pemberian
faktor-faktor koagulasi dan obat-obat antifibrinolitik (aprotinin atau
asam traneksamat). Streptokinase dan anistreplase dapat
menyebabkan reaksi alergi dan anafilaksis. Selain itu, pemah
dilaporkan terjadinya sindrom Guillain-Barre setelah pengobatan
streptokinase.
• Streptokinase di gunakan dalam pengobatan trombosis vena yang
mengancam jiwa, dan dalam embolisme paru. Pengobatan harus di lakukan
dengan tepat.

• Streptokinase adalah obat yang digunakan untuk melarutkan


gumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah.
Streptokinase mengandung enzim yang dapat memecah
gumpalan darah dan diberikan kepada pasien yang
mengalami serangan jantung. Selain itu, obat ini juga
digunakan untuk mengatasi gumpalan darah di paru (emboli
paru) dan tungkai (deep vein thrombosis). Contohnya: Fibrion
STREPTOKINASE
Indikasi : trombolisis vena dalam, embolisme paru,
tromboembolismearterial akut, trombolisis lintas arteriovena;
infark miokard akut.
Dosis : trombolisis vena dalam, embolisme paru,
tromboembolismearterial akut, vena retina pusat atau
trombolisis erfercil: infus intravena, 250.000 unit sealam 30
menit, kemudian 100.000 unit setiap jam selama sampai
dengan 24-72 jam menurut kondisi infark miokard, 1.500.000
unit selama 60 menit.
PENGGUNAAN OBAT
STREPTOKINASE
• Streptokinase hanya tersedia dalam bentuk obat suntik yang
diberikan melalui suntikan ke pembuluh darah. Pemberian
obat harus dilakukan oleh dokter atau tenaga medis sesuai
anjuran dokter. Dokter akan memantau pernapasan,
denyut jantung, dan tekanan darah, selama streptokinase
diberikan. Streptokinase dapat menyebabkan perdarahan.
Untuk mencegah perdarahan hebat, pasien dianjurkan
untuk tidak terlalu banyak bergerak dan tetap berbaring
hingga mendapat instruksi lebih lanjut dari dokter.
KEAMANAN
Keamanan dan efikasi pengobatan dengan menggunakan
obat ini masih belum dapat dipastikan, terutama pada
neonatus. Obat fibrinolitik kemungkinan hanya bermanfaat
apabila oklusi arteri mengancam kerusakan iskemik;
antikoagulan mungkin dapat menghentikan bekuan darah
menjadi lebih besar. Alteplase merupakan fibrinolitik yang
lebih disukai untuk neonatus dan anak-anak. Risiko efek
sampingnya termasuk reaksi alergi lebih kecil.
PERINGATAN
Risiko pendarahan dari penyuntikan atau prosedur invasif,
kompresi dada dari luar, kehamilan, aneurisme abdominal
atau kondisi dimana trombolisis dapat meningkatkan risiko
komplikasi embolik seperti pembesaran atrium kiri dengan
fibrilasi atrium (risiko melarutnya bekuan darah yang
disertai embolisasi), retinopati akibat diabetes, terapi
antikoagulan yang sudah diberikan atau yang diberikan
bersamaaan.
KONTRAINDIKASI
• Kontraindikasi. Perdarahan, trauma, atau pembedahan (termasuk
cabut gigi) yang baru terjadi, kelainan koagulasi, diatesis
pendarahan, diseksi aorta, koma, riwayat penyakit
serebrovaskuler terutama serangan terakhir atau dengan
berakhir cacat, gejala-gejala tukak peptik yang baru terjadi,
perdarahan vaginal berat, hipertensi berat, penyakit paru
dengan kavitasi, pankreatitis akut, penyakit hati berat, varises
esofagus; juga dalam hal streptokinase atau anistreplase, reaksi
alergi sebelumnya terhadap salah satu dari kedua obat tersebut.
EFEK SAMPING
STREPTOKINASE
• Efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi
streptokinase adalah:
• Demam
• Pusing
• Penglihatan kabur
• Rasa lelah yang berlebihan
ALTEPLASE
Indikasi : terapi trombolitik pada infark miokard akut,
embolisme paru dan stroke iskemik akut
Peringatan : untuk stroke akut monitor perdarahan infrakranial,
tekanan darah (antihipertensi dianjurkan jika sistolik diatas 180
mmHg atau diastolik diatas 150 mmHg); gangguan fungsi ginjal.
Kontraindikasi: pada stroke akut, kejang yang menyertai stroke,
stroke berat, riwayat stroke pada pasien diabetes, stroke 3
bulan sebelumnya, hipoglikemi, hiperglikemi.
Efek samping : risiko pendarahan otak meningkat pada stroke
akut
Dosis :
• Infark miokard, rejimen dipercepat (dimulai dalam 6 jam).
Awal, injeksi intravena 15 mg, diikuti dengan infus 35 mg
selama 60 menit (total 100 mg selama 90 menit); pada
pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg, dosis
diturunkan.
• Infark miokard, terapi awal diberikan dalam 6-12 jam; Awal,
injeksi intravena 10 mg diikuti dengan infus intravena 10
mg, diikuti dengan infus intravena 50 mg selama 60 menit.
Kemudian 4 kali infus intravena 10 mg selama 30 menit
(total 100 mg selama 3 jam; maksimal 1,5 mg/kg bb pada
pasien dengan berat badan kurang dari 65 kg).
• Embolisme paru, injeksi intravena 10 mg selama 1-2
menit, diikuti dengan infus intravena 90 mg selama 2
jam; maksimal 1,5 mg/kg bb pada pasien dengan berat
badan kurang dari 65 kg.
• Stroke akut (terapi harus dimulai dalam 3 jam), meliputi
intravena 900 mcg/kg bb (maksimal 90 mg) selama 60
menit; 10% dosis diberikan melalui injeksi intravena;
Lansia. Tidak dianjurkan untuk usia diatas 80 tahun.

RETEPLASE
Indikasi : infark miokard akut
Peringatan : menyusui
Dosis : injeksi intravena, 10 unit diberikan selama
maksimal 2 menit, diikuti dengan dosis 10 unit setelah 30
menit.
TENEKTEPLASE
Indikasi : infark miokard akut
Peringatan : menyusui
Efek samping : demam
Dosis : injeksi intravena selama 10 detik, 30-50 mg sesuai
berat badan (500-600 mcg/kg bb); maksimal 50 mg.
UROKINASE
Indikasi : trombolisis lintas arteri-ovena dan kanula
intravena; trombolisis pada mata; trombosis vena dalam,
embolisme paru, oklusi vaskuler perifer.
Dosis : instilasi kedalam lintas arteriovena, 5000-25.000
UI dalam 2-3 mL injeksi NaCl 0,9%. Infus intravena, 4400
UI/kg bb sealam 10 menit, kemudian 4400 unit/kg bb/jam
selama 12 jam pada trombosis vena dalam. Penggunaan
intraokuler 5000 UI dalam 2 mL injeksi NaCl 0,9%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai