PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penemuan antibiotik diinisiasi oleh Paul Ehrlich yang pertama kali
menemukan apa yang disebut “magic bullet’, yang dirancang untuk menangani
infeksi mikroba. Pada tahun 1910, Ehrlich menemukan antibiotika pertama,
Salvarsan, yang digunakan untuk melawan syphilis. Ehrlich kemudian diikuti oleh
Alexander Fleming yang secara tidak sengaja menemukan penicillin pada tahun 1928.
Sejak saat itu antibiotika ramai digunakan klinisi untuk menangani berbagai penyakit
infeksi (Ardiansyah, 2009).
Antibiotik atau antibiotika merupakan segolongan senyawa alami atau sintesis
yang memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan proses biokimiawi
didalam suatu organisme, khususnya proses infeksi bakteri. Definisi lain tentang
antibiotik adalah substansi yang mampu menghambat pertumbuhan serta reproduksi
bakteri dan fungi. Penggunaan antibiotik dikhususkan untuk mengobati penyakit
infeksi atau sebagai aat seleksi terhadap bakteri yang sudah berubah bentuk dan sifat
dalam ilmu genetika (Prapti, 2012).
Infeksi merupakan salah satu penyebab utama timbulnya penyakit di daerah
tropis seperti Indonesia karena keadaan udara yang banyak berdebu, temperatur yang
hangat dan lembab sehingga mikroba dapat tumbuh subur.Keadaan tersebut ditunjang
dengan kemudahan transportasi dan keadaan sanitasi yang buruk sehingga
memudahkan penyakit infeksi semakin berkembang (Kuswandi, 2001).
Infeksi adalah adanya suatu mikroorganisme pada jaringan atau cairan tubuh
yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik.Penyakit infeksi dapat
disebabkan oleh empat kelompok besar hama penyakit, yaitu : bakteri, jamur, virus
dan parasit (Jawetz et al., 2001).
Penggunaan antibiotik secara besar-besaran untuk terapi dan profilaksis adalah
faktor utama terjadinya resistensi.Banyak strain dari pneumococcus, staphylococcus,
enterococcus, dan tuberculosis telah resisten terhadap banyak antibiotik, begitu juga
klebsiella dan Pseudomonas aeruginosa juga telah bersifat multiresisten (Utama,
2006).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah Uji Sensitivitas yaitu :
1. Untuk mengetahui teknik sensitivitas.
2. Untuk mengetahui sensitivitas Staphylococcusepidermidis dan Enterobacter
terhadap antibiotok.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui
teknik uji sensitivitas, dapat mengukur zona hambat pada masing-masing antibiotik
terhadap bakteri Staphylococcusepidermidis dan Enterobacter, mengetahui tingkat
sensitivitas, intermediet dan resistensi antibiotik terhadap bakteri
Staphylococcusepidermidis dan Enterobacter.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Uji sensitivitas
Uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan
tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui
senyawa murni yang memiliki aktivitas anti bakteri. Metode uji sensitivitas
bakteri adalah metode cara bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk
alam yang berpotensi sebagai bahan anti bakteri serta mempunyai kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi
yang rendah. uji sentivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan
tingkat kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui
senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri. Pada umumnya metode
yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode Difusi Agar
yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh
ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang
tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah
yang menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri (Gaman.
dkk, 2002).
Sensitivitas adalah suatu keadaan dimana mikroba sangat peka terhadap
antibiotik atau sensitivitas adalah kepekaan suatu antibiotik yang masih baik
untuk memberikan daya hambat terhadap mikroba. Uji sensitivitas terhadap
suatu antimikroba untuk dapat menunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan
efek daya hambatnya terhadap mikroba. Suatu penurunan aktivitas
antimikroba akan dapat menunjukkan perubahan kecil yang tidak dapat
ditunjukkan oleh metode kimia, sehingga pengujian secara mikrobiologis dan
biologi dilakukan. Biasanya metode merupakan standar untuk mengatasi
keraguan tentang kemungkinan hilangnya aktivitas antimikroba (Djide, 2008).
Intermediet adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran dari
keadaan sensitif ke keadaan yang resisten tetapi tidak resisten sepenuhnya.
Sedangkan resisten adalah suatu keadaan dimana mikroba sudah peka atau
sudah kebal terhadap antibiotik (Djide, 2008).
Resisten adalah ketahan suatu mikroorganisme terhadap suatu anti
mikroba atau antibiotik tertentu. Resisten dapat berupa resisten alamiah,
resisten karena adaya mutasi spontan (resisten kromonal) dan resisten karena
terjadinya pemindahan gen yang resisten (resistensi ekstrakrosomal) atau
dapat dikatakan bahwa suatu mikroorganisme dapat resisten terhadap obat-
obat antimikroba, karena mekanisme genetik atau non-genetik (Djide, 2008).
2.2 Bakteri
Bakteri adalah prokariot, DNAnya tidak terletak di dalam
nukleus.Banyak bakteri mengandung lingkaran DNA ekstrakromosomal yang
disebut plasmid.Di dalam sitoplasma tidak terdapat organel lain selain
ribosom, yangberukuran lebih kecil dibandingkan sel-sel eukaryotik (Hart dan
Shears, 2004).
Berdasarkan bentuk morfologisnya bakteri dapat digolongkanmenjadi 3
golongan yaitu :
a. Basil (bacillus) berbentuk tongkat pendek, silindris sebagian besarbakteri
berupa basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang(streptobasil),
bergandengan dua-dua (diplobasil) atau terlepas satusama lain.
b. Kokus (coccus) adalah bakteri serupa bola-bola, golongan ini
tidaksebanyak golongan basil, kokus ada bergandengan panjang serupatali
leher (streptokokus), bergandengan dua-dua (diplokokus),mengelompok
berempat (tetrakokus), mengelompok (stafilokokus),mengelompok seperti
kubus (sarsina).
c. Spiril (spirillum) yaitu bakteri berbentuk bengkok atau berbengkok-
bengkokserupa spiral. Bakteri bentuk spiral ini tidak banyakterdapat dan
merupakan golongan yang paling kecil
Berdasar pengaruh temperatur terhadap kegiatan fisiologi ada 3
golongan bakteri yaitu :
a. Bakteri termofil (potermik) yaitu bakteri yang tumbuh dengan baikpada
temperatur tinggi 55˚C sampai 65˚ C
b. Bakteri mesofil (mesotermik) yaitu bakteri yang hidup dengan baikdiantara
temperatur 5˚C sampai 60˚C dan temperatur optimumnya25˚C sampai 40˚C.
c. Bakteri psikrofil (oligotermik) yaitu bakteri yang dapat hidupdengan baik
diantara temperatur 0˚C sampai 30˚C sedangtemperatur optimumnya 10˚C
sampai 20˚C (Dwijoseputro, 1984).
Berdasar sifat pengecatannya, bakteri dibedakan atas :
a. Bakteri Gram positif adalah bakteri yang pada pengecatan Gramtahan
terhadap alkohol, sehingga tetap mengikat warna cat pertama(Gram A) dan
tidak mengikat warna yang kedua sehingga bakteriakan berwarna ungu.
Contoh bakteri Gram positif adalahStreptococcus dan Staphylococcus.
b. Bakteri Gram negatif adalah bakteri yang pada pengecatan Gramtidak tahan
terhadap alkohol sehingga warna cat pertama (Gram A)akan dilunturkan dan
bakteri akan mengikat warna yang keduasehingga bakteri akan berwarna
merah. Contoh bakteri Gramnegatif adalah E.coli, Shigella, Salmonella,
Klebsiella.
Bakteri Gram positif maupun Gram negatif memiliki suatumembran
plasma yang dibentuk oleh lapisan lemak dua lapis (lipid bilayer) bersama
dengan protein.Pada keduanya, komponen struktural utama daridinding sel
adalah kerangka tiga dimensi dari polisakarida Nasetilglukosamin, asam N-
asetilmuramat, dan asam amino yang dinamakan peptidoglikan (Hart dan Shears,
2004).
Bakteri Gram positif, hampir seluruh dinding selnya terdiri dari lapisan
peptidoglikan dengan polimer-polimer asam teikoat yang melekat padanya.
Bakteri Gram negatif memiliki dinding sel yang lebih kompleks, lapisan
peptidoglikannya lebih tipis dibandingkan bakteri Gram positif dan dikelilingi
oleh suatu membran luar yang terdiri dari lipopolisakarida dan lipoprotein.
Komponen lipopolisakarida dari dinding sel Gram negative merupakan molekul
endotoksin yang memberikan sumbangan pada patogenesis bakteri (Hart dan
Shears, 2004).
2.2.1 Uji sensitivitas
Staphylococcus merupakan sel yang berbentuk bola dengan
diameter 1 μm, tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur seperti
anggur.Staphylococcus termasuk dalam bakteri Gram positif
coccus.Coccustunggal, berpasangan, tetrad, dan berbentuk rantai juga
tampak dalam biakan cair.Staphylococcus tumbuh dengan cepat pada
beberapa tipe media dandengan aktif melakukan metabolisme, melakukan
fermentasi karbohidrat dan menghasilkan bermacam-macam pigmen dari
warna putih hingga kuning gelap. Beberapa merupakan anggota flora
normal pada kulit dan selaput lender manusia, yang lain ada yang
menyebabkan supurasi dan bahkan septicemia fatal (Jawetz et al., 2001).
Staphylococcus bersifat nonmotil dan tidak membentuk
spora.Staphylococcus tumbuh dengan baik pada berbagai media
bakteriologi di bawah suasana aerobik atau mikroaerofilik.Tumbuh dengan
cepat pada temperatur 37˚C, namun pembentukan pigmen yang terbaik
adalah pada temperatur kamar (20-35˚C).Staphylococcus menghasilkan
katalase yang membedakannya dengan Streptococcus. Staphylococcus
memfermentasi karbohidrat, menghasilkan asam laktat dan tidak
menghasilkan gas (Jawetz etal., 2001).
a. Katalase
Staphylococcus menghasilkan katalase yang mengubahhidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Test katalase berfungsiuntuk
membedakan genus staphylococcus dan streptococcus, dimanapada
genus staphylococcus memberikan hasil yang positif denganditandai
terbentuknya gelembung udara dan streptokokus memberikanhasil
yang negatif (Jawetz et al., 1996).
b. Koagulase
Staphylococcus aureus menghasilkan koagulase, suatu proteinmirip
enzim yang dapat menggumpalkan plasma yang telah diberioksalat
atau sitrat dengan bantuan suatu faktor yang terdapat dalambanyak
serum. Faktor serum bereaksi dengan koagulase untukmenghasilkan
esterase dan menyebabkan aktivitas pembekuan, dengancara yang
mirip dengan pengaktifan protrombin menjadi trombin.Koagulase
dapat mengendapkan fibrin pada permukaanStaphylococcus, yang
mungkin dapat mengubah pola pemakananbakteri oleh sel-sel fagosit
atau perusakannya dalam sel ini (Jawetz etal., 1996).
c. Enzim-enzim lain
Beberapa enzim lain yang diproduksi oleh staphylococcus antaralain :
staphylokinase, proteinase, kinase dan beta laktamase (Todar,2002).
d. Eksotoksin
Termasuk dalam kelompok ini adalah beberapa toksin yang
dapatmenyebabkan kematian pada binatang yang terinfeksi, nekrosis
padakulit dan mengandung hemolisin yang dapat dipisah melalui
elektroforesis. Yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain :
alfatoksin, beta toksin, delta toksin, gamma toksin dan leukotoksin.
Staphylococcus mengandung antigen polisakarida dan protein
seperti zat lain yang penting dalam struktur dinding sel. Genus
Staphylococcus sedikitnya memiliki 30 spesies. Ada tiga tipe yang
berkaitan dengan medis yaitu Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis, dan Staphylococcussaprophyticus.Staphylococcus dapat
menyebabkan penyakit karena kemampuannya melakukan pembelahan
dan menyebar luas ke dalam jaringan dan melaui produksi beberapa
bahan ekstraseluler. Beberapa dari bahan tersebut adalah enzim, yang
lain dapat berupa toksin, meskipun fungsinya adalah sebagai enzim.
Beberapa toksin berada dibawah kontrol genetic plasmid, beberapa di
bawah kontrol baik kromosom maupun ekstrakromosom (Jawetz et al.,
2001).
1. Staphylococcus epidermidis
a. Sistematika Bakteri
Sistematika Staphylococcus epidermidis adalah sebagai berikut :
Divisio : Protopyta
Classis : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus epidermidis
OLEH:
NIM : A201701073
KELAS : C2
DOSEN :
KENDARI
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Uji sensitivitas
2.2 Bakteri
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Bakteriologi III dengan materi ” Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri”. Makalah ini di susun
dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Bakteriologi III Program Studi DIV
Analis Teknologi Laboratorium Medis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya,
Kendari.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, saya ucapkan terimah kasih SemogaAllah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
Penyusun