Alokasi Dana Desa Kebumen Tahun 2018
Alokasi Dana Desa Kebumen Tahun 2018
BUPATI KEBUMEN
PROVINSI JAWA TENGAH
TENTANG
BUPATI KEBUMEN,
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
BAB II
SUMBER, BESARAN, PEMBAGIAN DAN PENGHITUNGAN
RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA
Bagian Kesatu
Sumber dan Besaran
Pasal 2
(1) Dana Desa bersumber dari belanja Pemerintah yang dianggarkan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Rincian Dana Desa di Kabupaten Kebumen Tahun 2018 adalah sebesar
Rp.350.691.179.000,00 (tiga ratus lima puluh milyar enam ratus sembilan
puluh satu juta seratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah).
(3) Pembagian rincian Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk
setiap Desa di Daerah tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedua
Pembagian dan Penghitungan Rincian Dana Desa setiap Desa
Pasal 3
(1) Rincian Dana Desa setiap Desa Tahun Anggaran 2018, dialokasikan secara
merata dan berkeadilan berdasarkan:
a. Alokasi Dasar;
b. Alokasi Afirmasi; dan
c. Alokasi Formula yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk,
angka kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kesulitan geografis setiap
desa.
(2) Alokasi Dasar setiap desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,
dihitung berdasarkan Alokasi Dasar Daerah dibagi jumlah desa di Daerah
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b diberikan kepada Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal yang
memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
(4) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dihitung berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Desa.
(5) Alokasi Formula sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dihitung
berdasarkan data jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan
indeks kesulitan geografis.
(6) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, dihitung dengan bobot sebagai berikut :
a. 10% (sepuluh persen) untuk jumlah penduduk;
b. 50% (lima puluh persen) untuk angka kemiskinan;
c. 15% (lima belas persen) untuk luas wilayah; dan
d. 25% (dua puluh lima persen) untuk tingkat kesulitan geografis.
(7) Besaran Alokasi Formula setiap Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
AF setiap Desa = {(0,10 * Z1) + (0,50 * Z2) + (0,15 * Z3) + (0,25 * Z4)} *
(AF Kabupaten)
Keterangan:
AF setiap Desa = Alokasi Formula setiap Desa.
Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total
penduduk Desa se-Kabupaten.
Z2 = rasio jumlah penduduk miskin setiap Desa terhadap total
penduduk miskin Desa se-Kabupaten.
Z3 = rasio luas wilayah setiap Desa terhadap luas wilayah Desa
se-Kabupaten.
Z4 = rasio Indeks Kesulitan Geografis setiap Desa terhadap total
Indeks Kesulitan Geografis Desa se-Kabupaten.
AF Kabupaten = Alokasi Formula setiap Kabupaten.
Pasal 4
BAB III
MEKANISME PENYALURAN
Pasal 5
(1) Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUN
ke RKUD untuk selanjutnya dilakukan pemindahbukuan dari RKUD ke RKD.
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara bertahap, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Tahap I, paling cepat bulan Januari dan paling lambat minggu ketiga
bulan Juni sebesar 20% (dua puluh persen);
b. Tahap II, paling cepat bulan Maret dan paling lambat minggu keempat
bulan Juni sebesar 40% (empat puluh persen); dan
c. Tahap III, paling cepat bulan Juli sebesar 40% (empat puluh persen).
(3) Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke RKD dilakukan paling lama 7 (tujuh)
hari kerja setelah Dana Desa diterima di RKUD.
(4) Penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan
setelah Desa mengajukan permohonan pencairan dan telah diverifikasi oleh
Dispermades P3A serta dinyatakan lengkap oleh BPKAD.
(5) Permohonan pencairan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah dilakukan
verifikasi kelengkapan oleh Tim Fasilitasi Kecamatan kemudian diterbitkan
persetujuan Camat tentang Hasil Verifikasi untuk mendapatkan Dana Desa
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 6
Penyaluran Dana Desa Tahap I dilaksanakan setelah Bupati menerima dokumen
persyaratan penyaluran dari Kepala Desa berupa Peraturan Desa mengenai APB
Desa.
Pasal 7
Penyaluran Dana Desa Tahap II dilaksanakan setelah Bupati menerima dokumen
persyaratan penyaluran berupa laporan realisasi penyerapan dan capaian output
Dana Desa tahun anggaran sebelumnya dari Kepala Desa.
Pasal 8
(1) Penyaluran Dana Desa Tahap III dilaksanakan setelah Bupati menerima
dokumen persyaratan penyaluran berupa laporan realisasi penyerapan dan
capaian output Dana Desa sampai dengan Tahap II dari Kepala Desa.
(2) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa sampai dengan
Tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menunjukkan rata-rata
realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima persen)
dan rata-rata capaian output menunjukkan paling sedikit sebesar 50% (lima
puluh persen).
(3) Capaian output sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan ayat (1) dihitung
berdasarkan rata-rata persentase capaian output dari seluruh kegiatan.
(4) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian output sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dan ayat (1) dilakukan sesuai dengan tabel referensi
data bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian output, volume output, cara
pengadaan, dan capaian output sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 9
(1) Kepala Desa mencairkan Dana Desa dari Rekening Kas Desa dengan
persetujuan Camat sesuai rencana penggunaan dana yang tertuang dalam
RAB.
(2) Rincian Dana Desa yang diterima Desa setiap tahun dianggarkan dalam APB
Desa.
BAB IV
PENGGUNAAN
Bagian Kesatu
Prioritas Penggunaan Dana Desa
Pasal 10
Bagian Kedua
Bidang Pembangunan Desa
Pasal 12
Bagian Ketiga
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 13
(1) Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan kegiatan bidang
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang ditujukan untuk meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa dengan mendayagunakan potensi
dan sumberdayanya sendiri sehingga Desa dapat menghidupi dirinya secara
mandiri.
(2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diprioritaskan meliputi:
a. peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan Desa;
b. pengembangan kapasitas di Desa meliputi: pendidikan, pembelajaran,
pelatihan, penyuluhan dan bimbingan teknis, dengan materi tentang
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa;
c. pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
d. pengelolaan dan pengembangan sistem informasi Desa;
e. dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang
pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan dan anak, serta
pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat Desa
penyandang disabilitas;
f. dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup;
g. dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan penanganannya;
h. dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang
dikelola oleh BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama;
i. dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat,
koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
j. pengembangan kerja sama antar Desa dan kerja sama Desa dengan pihak
ketiga; dan
k. bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai
dengan analisa kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
(3) Pengembangan kapasitas di Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diswakelola oleh Desa atau badan kerja sama antar-Desa.
(4) Swakelola oleh badan kerja sama antar-Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan mekanisme kerja sama
antar-Desa.
Pasal 14
Mekanisme penetapan prioritas penggunaan Dana Desa adalah bagian dari
perencanaan pembangunan Desa yang sesuai dengan kewenangan Desa dengan
mengacu pada perencanaan pembangunan Daerah.
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut mengenai prioritas penggunaan Dana Desa untuk program
dan kegiatan bidang pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 tercantum dalam Lampiran
IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 16
(1) Bangunan fisik yang sedang dilaksanakan diberi papan proyek dan setelah
selesai dilaksanakan dibuatkan prasasti.
(2) Papan proyek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tidak memuat
sumber dana, besaran dana, volume dan lokasi, jenis pekerjaan dan
pelaksana pekerjaan.
(3) Prasasti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling tidak memuat sumber
dana, besaran dana, volume dan tahun pembuatan.
Pasal 17
Untuk belanja pengadaan barang/jasa di Desa mengacu pada Peraturan Bupati
yang mengatur tentang Pedoman dan Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
BAB V
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN
Bagian Kesatu
Pertanggungjawaban
Pasal 18
Pengelolaan keuangan desa dikelola sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai
dengan tanggal 31 Desember.
Pasal 19
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 20
(1) Kepala Desa dengan dikoordinasikan oleh Camat setempat menyampaikan
laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa setiap tahap
penyaluran kepada Bupati c.q Kepala Dispermades P3A dengan tembusan
kepada Kepala BPKAD dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati
ini.
(2) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa tahun
anggaran sebelumnya; dan
b. Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa sampai
dengan tahap II.
(3) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disampaikan paling
lambat tanggal 7 Februari tahun anggaran berjalan.
(4) Laporan realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa sampai dengan
tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikan paling
lambat tanggal 7 Juni tahun anggaran berjalan.
(5) Dalam hal terdapat pemutakhiran capaian output setelah batas waktu
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4),
Kepala Desa dapat menyampaikan pemutakhiran capaian output kepada
Bupati untuk selanjutnya dilakukan pemutakhiran data pada aplikasi
software.
(6) Dispermades P3A membuat laporan realisasi penyaluran dan laporan
konsolidasi realisasi penyerapan dan capaian output Dana Desa kepada
Bupati melalui Kepala BPKAD Kabupaten Kebumen dengan tembusan kepada
Inspektur Kabupaten Kebumen.
(7) Selain menyampaikan laporan penggunaan Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa juga menyampaikan laporan atas
kegiatan dalam APB Desa yang dibiayai dari Dana Desa dengan membuat
Laporan Berkala dalam bentuk laporan bulanan, yaitu laporan mengenai
pelaksanaan penggunaan Dana Desa setelah dana diterima, yang memuat
realisasi penerimaan Dana Desa dan realisasi belanja Dana Desa.
(8) Penyampaian laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilampiri
Buku Kas Pembantu Dana Desa dan fotokopi rekening bank yang berisi
transaksi penerimaan/pengambilan Sisa Dana Desa dikoordinir oleh Tim
Fasilitasi Kecamatan.
(9) Tim Fasilitasi Kecamatan membuat rekapitulasi seluruh laporan dari tingkat
desa di wilayah dilampiri laporan asli dari tingkat desa disampaikan kepada
Bupati c.q Kepala Dispermades P3A Kabupaten Kebumen.
(10) Format Laporan Berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan Format
Rekapitulasi seluruh laporan dari tingkat desa di wilayah sebagaimana
dimaksud pada ayat (9) sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI SISA DANA DESA
Pasal 21
Bupati melakukan pemantauan dan evaluasi atas sisa Dana Desa di RKD.
Pasal 22
(1) Dalam hal pemantauan dan evaluasi atas sisa Dana Desa di RKD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ditemukan sisa Dana Desa di RKD
lebih dari 30% (tiga puluh persen), Bupati:
a. meminta penjelasan kepada Kepala Desa mengenai sisa Dana Desa di
RKD tersebut; dan/atau
b. meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk melakukan
pemeriksaan.
(2) Sisa Dana Desa di RKD lebih dari 30% (tiga puluh persen) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung dari Dana Desa yang diterima Desa pada
tahun anggaran berkenaan ditambah dengan sisa Dana Desa tahun anggaran
sebelumnya.
(3) Kepala Desa wajib menganggarkan kembali sisa Dana Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam rancangan APBDesa tahun anggaran
berikutnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Pertanggungjawaban sisa Dana Desa tahun sebelumnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBDesa,
sehingga bentuk pertanggungjawabannya adalah pertanggungjawaban
APBDesa.
BAB VII
SANKSI
Bagian Kesatu
Penundaan Penyaluran
Pasal 23
(1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa, dalam hal:
a. Bupati belum menerima dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7 dan Pasal 8 ayat (1);
b. Terdapat sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih dari
30% (tiga puluh persen) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22;
dan/atau
c. Terdapat rekomendasi yang disampaikan oleh aparat pengawas fungsional
daerah.
(2) Penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dilakukan terhadap penyaluran Dana Desa Tahap II tahun anggaran
berjalan sebesar sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya.
(3) Dalam hal sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya lebih besar
dari jumlah Dana Desa yang akan disalurkan pada Tahap II, penyaluran
Dana Desa tahap II tidak dilakukan.
(4) Dalam hal sampai dengan minggu kedua bulan Juni tahun anggaran berjalan
sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya masih lebih besar dari
30% (tiga puluh persen), penyaluran Dana Desa yang ditunda sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) tidak dapat disalurkan dan menjadi sisa Dana Desa
di RKUD.
(5) Bupati melaporkan Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat (4) kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara selaku Kuasa Pengguna Anggaran Penyaluran Dana Alokasi Khusus
Fisik dan Dana Desa.
(6) Dana Desa yang tidak disalurkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak
dapat disalurkan kembali pada tahun anggaran berikutnya.
Pasal 24
(1) Bupati menyalurkan kembali Dana Desa yang ditunda dalam hal:
a. dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf a telah diterima;
b. sisa Dana Desa di RKD tahun anggaran sebelumnya kurang dari atau
sama dengan 30% (tiga puluh persen); dan
c. terdapat rekomendasi yang disampaikan aparat pengawas fungsional
daerah.
(2) Dalam hal penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 ayat (1) huruf a dan huruf c berlangsung sampai dengan
berakhirnya tahun anggaran, Dana Desa tidak dapat disalurkan lagi ke RKD
dan menjadi sisa Dana Desa di RKUD.
(3) Bupati melaporkan sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku
Kuasa Pengguna Anggaran Penyaluran Dana Alokasi Khusus Fisik dan Dana
Desa.
(4) Bupati melalui Kepala Dipermades P3A memberitahukan kepada Kepala Desa
yang bersangkutan mengenai Dana Desa yang ditunda penyalurannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lambat akhir bulan November
tahun anggaran berjalan dan agar dianggarkan kembali dalam rancangan
APB Desa tahun anggaran berikutnya.
(5) Bupati menganggarkan kembali sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam rancangan APBD tahun anggaran berikutnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam hal sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
belum disalurkan dari RKUD ke RKD sampai dengan akhir bulan Februari
tahun anggaran berjalan, sisa Dana Desa tersebut diperhitungkan sebagai
pengurang dalam penyaluran Dana Desa tahap II dari RKUN ke RKUD tahun
anggaran berjalan.
Bagian Kedua
Pemotongan Penyaluran Dana Desa
Pasal 25
(1) Bupati melakukan pemotongan penyaluran Dana Desa dalam hal setelah
dikenakan sanksi penundaan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1), masih terdapat Sisa Dana Desa di RKD lebih dari
30% (tiga puluh persen).
(2) Pemotongan penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pada penyaluran Dana Desa tahun anggaran berikutnya.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Kesatu
Pembinaan
Pasal 26
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 27
Pasal 28
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati
ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kebumen.
Ditetapkan di Kebumen
pada tanggal 15 Februari 2018
BUPATI KEBUMEN
ttd.
Diundangkan di Kebumen
pada tanggal 15 Februari 2018
ttd.