Anda di halaman 1dari 14

PengkajianKeperawatan:

I. Identitas
a. Nama: AN
b. JenisKelamin: -
c. TangglPengkajian: 25 Oktober 2019
d. Umur: 24 bulan
e. Alamat: -
f. Agama: -
g. Status: Anak
h. Pendidikan: BelumSekolah
i. KM Nomor: 142525008
j. Sumber Data: IbuKlien (Keluarga)
II. Identitas Orang Tua
a. Nama:
b. JenisKelamin:
c. Umur:
d. Alamat:
e. Pekerjaan:
f. Pendidikan:
III. AlasanMasuk
Ibuklienmengatakantidakadakontaksaatdiajakbicara, speech delay,
anaktidakmembalassenyum yang dilontarkanibu,
jikamarahanakseringmemukulkepaladanmemilikisifat tantrumyang keras,
anaklebihsenangbermainsendiridenganmainannya.
Jikaberbicaraseringmengungkapkanhal yang samasecaraberulang,
selalumenunjukkesatupermainansaja, anaksangathobimelambaikantangandanbilang dada
keibunya.
IV. RiwayatPenyakitDahulu:Perhatikanriwayatpenyakit yang
berhubungandengangangguanfungsi SSP sepertiinfeksi antenatal (rubbela syndrome),
perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksiotak, trauma kepala, tumor intra kranial,
konduksielektrikotak)
V. RiwayatPenyakitSekarang:
VI. RiwayatPenyakitKeluarga:
VII. RiwayatKehamilandanPersalinan:
VIII. PemenuhanKebutuhansehari-hari:
IX. Perkembangan:
X. PemeriksaanFisik:
XI. Psikososial:
a. Genogram:
b. HubunganSosial: Lebihsenangbermaindenganmainannyasaja
XII. Status Mental:
a. Pembicaraan: Speech Delay, seringmangungkapkanhal yang samasecaraberulang
b. AktivitasMotorik:Lebihsenangbermaindenganmainannya,
selalumenunjukpadasatupermainansaja.
c. Afek: Tidakbaik, anaktidakadakontaksaatdiajakbicara
d. MasalahKeperawatan: Speech Delay
e. Interaksi:tidakadakontaksaatdiajakbicara, anaktidakmembalassenyum yang
dilontarkanibu
f. Persepsi:
g. Emosi: jikamarahseringmemukulkepaladanmemilikisifat tantrum yang keras
h. Proses Pikir:PenurunanKemampuan
i. Memori:
XIII. Analisa Data:
a. Data Subjektif: Ibuklienmengatakantidakadakontaksaatdiajakbicara, speech delay,
anaktidakmembalassenyum yang dilontarkanibu,
jikamarahanakseringmemukulkepaladanmemilikisifat tantrum yang keras,
anaklebihsenangbermainsendiridenganmainannya.
Padaanak yang mengalamigangguanbahasa:
 Umurberapaanaksaudaramulaimengucapkansatukata ?
 Umurberapaanaksaudaramulaibisamenggunakan kata dalamsuatukalimat ?
 Apakahanakandamengalamikesulitandalammempelajari kata baru ?
 Apakahanakandaseringmenghilangkan kata-kata dalamkalimat yang
diucapkan.
 Siapa yang mengasuhdirumah
 Bahasaapa yang digunakanbilaberkomunikasi di rumah
 Apakahpernahdiajarmengucapkan kata-kata
 Apakahanaksaudaramengalamikesulitandalammenyususn kata-kata
Padaanak yang mengalamigangguanbicara:
 Apakahanakandaseringgagapdalammengulangsuatu kata
 Apakahanakandaseringmerasacemasataubingungjikainginmengungkapkan
suatuide ?
 Apakahandapernahperhatikananakandamemejamkanmata,
menggoyangkankepala, ataumengulangsuatufrasejikadiberikan kata-kata
baru yang sulitdiucapkan ?
 Apa yang andalakukanjikahaldiatasditemukan. ?
 Apakahanakandapernah/seringmengilangkanbunyidarisuatu kata.
 Apakahanakandaseringmenggunakanakata-kata yang
salahtetapimempunyaibunyi yang hampirsamadalamsuatukata ?
 Apakahandakesulitandalammengerti kata-kata anakanda ?
 Apakah orang lain merasakesulitandalammengerti kata-kata anakanda ?
b. Data objektif: Jikaberbicaraseringmengungkapkanhal yang
samasecaraberulang,selalumenunjukkesatupermainansaja,
anaksangathobimelambaikantangandanbilang dada keibunya.
. Intervensi Keperawatan
Menurut Videbeck (2008), Townsend (1998), dan Doenges et.al (2007) intervensi keperawatan
yang dapat dirumuskan untuk mengatasi diagnosa keperawatan diatas antara lain :
1. Isolasi sosial menarik diri berhubungan harga diri rendah sekunder terhadap prestasi yang buruk
Tujuan :
Anak dapat mengembangkan hubungan dengan orang lain ataua nak lain dengan kriteria hasil :
1. Berhasil menyelesaikan kewajiban atau tugas dengan bantuan
2. Menunjukkan keterampilan sosial yang dapat diterima ketika berinteraksi dengan staf atau
anggota keluarga
3. Berhasil berpartisipasi dalam lingkungan pendidikan
4. Menunjukkan kemampuan menyelesaikan satu tugas secara mandiri
5. Menunjukkan kemampuan menyelesaikan tugas dengan diingatkan
6. Mengungkapkan pernyataan positif tentang dirinya
7. Menunjukkan keberhasilan interaksi dengan anggota keluarga
Intervensi:
8. Identifikasi faktor yang memperburuk dan mengurangi perilaku klien.
Rasional : Stimulus eksternal yang memperburuk masalah klien dapat diidentifikasi dan
diminimalkan. Demikian juga stimulus yang mempengaruhi klien secara positif dapat digunakan
dengan efektif
9. Berikan lingkungan yang sedapat mungkin bebas dari distraksi. Lakukan intervensi satu pasien-
satu perawat dan secara bertahap tingkatkan jumlah stimulus lingkungan
Rasional : Kemampuan klien untuk menghadapi stimulus eksternal terganggu
1. Tarik perhatian klien sebelum memberikan instruksi (yaitu panggil nama klien dan lakukan
kontak mata)
Rasional : Klien harus mendengarkan instruksi sebagai langkah awal untuk patuh]
2. Berikan instruksi secara secara berlahan dengan menggunakan bahasa yangs ederhana dan
petunjukk yang kongkret
Rasional : Kemampuan klien dalam memahami instruksi terganggu (terutama jika instruksi
tersebut kompleks dan abstraks)
3. Minta klien untuk mengulangi instruksi sebelum memulai tugas
Rasional : Pengulangan menunjukkan bahwa klien menerima informasi yang akurat
4. Bagi tugas yang kompleks menjadi rugas-tugas kecil
Rasional : Kemungkinan untuk berhasil akan meningkat dengan kurangnya komponen tugas
yang rumit
10. Barikan umpan balik positif untuk pencapaian setiap tahap
Rasional : Kesempatan klien untuk mendapatkan keberhasilan dapat meningkat dengan
memperlakukan setiap tahap sebagai kesempatan untuk berhasil
11. Izinkan berisitirahat klien dapat berjalan-jalan
Rasional : Energi kegelisahan klien dapat disalurkan melalui cara yang tepat/dapat diterima
sehingga ia dapat menyelesaikan tugas yang akan datang dengan lebih efektif
12. Jelaskan harapan untuk penyelesaian tugas dengan jelas
Rasional : Klien harus mengerti harapan yang diminta sebelum ia dapat mengusahakan
penyelesaian tugas
13. Bantu klienmenyelesaikan tugas pada awalnya
Rasional : Jika klien tidak mampu menyelesaikan menyelesaikan tugas secara mandiri, memberi
bantuan akan memungkinkan klien untuk berhasil dan menunjukkan cara menyelesaikan tugas
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif
Tujuan :
Anak memperlihatkan perasaan-perasaan nilai diri yang meningkat saat pulang, ditandai dengan
1. Espresi-ekspresi verbal dari aspek-aspek positif tentang diri, pencapaian masalalu dan prospek-
prospek masa depan
2. Mampu mengungkapkan persepsi yang positif tentang diri
3. Anap berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas baru tanpa memperlihatkan rasa takut yang ektrim
terhadap kegagalan.
Intervensi :
4. Pastikan bahwa sasaran-sasaran yang akan dicapat adalah realistis
Rasional : Hal ini penting bagi pasien untuk mencapai sesuatu, maka rencana untuk aktivitas-
aktivitas di mana kemungkinan untuk sukse adalah mungkin dan kesuksesan ini dapat
meningkatkan harga diri anak
5. Sampaikan perhartian tanpa syarat bagi pasien
Rasional : Komunikasi dari pada penerimaan anda terhadap anak sebagai makhluk hidup yang
berguna dapat meningkatkan harga diri
6. Sediakan waktu bersama anak, keduanya pada satu ke satu basis dan pada aktivitas-aktivitas
kelompok
Rasional : Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa anda merasa bahwa dia berharga bagi
waktu anda
7. Menemani anak dalam mengidentifikasi aspek-aspek positif dari diri anak
Rasional : Aspek positif yang dimiliki anak dapat mengembangkan rencana-rencana untuk
merubah karakteristik yang dilihatnya sebagai hal yang negatif.
8. Bantu anak mengurangi penggunaan penyangkalan sebagai suatu mekanisme sikap defensif
Rasional : Memberikan bantuan yang positif bagi identifikasi amsalah dan pengembangan dari
perilaku-perilaku koping yang lebih adaptif. Penguatan positif membantu meningkatkan harga
diri dan meningkatkan penggunaan perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh pasien
9. Memberikan dorongan dan dukungan kepada pasien dalam menghadapi rasa takut terhadap
kegagalan dengan mengikuti aktivitas-aktivitas terapi dan melaksanakan tugas-tugas baru dan
berikan pengakuan tentang kerja keras yang berhasil dengan penguatan positif bagi usaha-usaha
yang dilakukan
Rasional : Pengakuan dan pengyatan positif meningkatkan harga diri
10. Beri umpan balik positif kepada klien jika melakukan perilaku yang mendekati
pencapaian tugas
Rasional : Pendekatan ini yang disebut shaping adalah prosedur perilaku ketika pendekatan yang
beturut-turut akan perilaku yang diinginkan, dikuatkan secara positid. Hal ini memungkinkan
untuk memberikan penghargaan kepada klien saat ia menunjukkan harapan yang sebenarnya
secara bertahap.
3. Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsif
Tujuan :
Anak tidak akan melukai diri sendiri atau orang lain dengen kriteria hasil:
1. Kecemasan dipertahankan pada tingkat di mana pasien merasa tidak perlu melakukan agresi
2. Anak mencari staf untuk mendiskusikan perasaan-perasaan yang sebenarnya
3. Anak mengetahui, mengungkapkan dan menerima kemungkinan konsekuensi dari perilaku
maladaptif diri sendiri
Intervensi :
4. Amati perilaku anak secara sering. Lakukan hal ini melalui aktivitas sehari-hari dan interaksi
untuk menghindari timbulnya rasa waspada dan kecurigaan
Rasional : Anak-anak pada risiko tinggi untuk melakukan pelanggaran memerlukan pengamatan
yang seksama untuk mencegah tindakan yang membahayakan bagi diri sendiri atau orang lain
5. Amati terhadap perilaku-perilaku yang mengarah pada tindakan bunuh diri
Rasional : Peryataan-pernyataan verbal seperti "Saya akan bunuh diri, " atau "Tak lama ibu saya
tidak perlu lagi menyusahkan diri karena saxa" atau perilaku-perilaku non verbal seperti
memnbagi-bagikan barang-barang yang disenangi, alam perasaan berubah. Kebanyakan anak
yang mencoba untuk bunuh diri telah menyampaikan maksudnya, baik secara verbal atau
nonverbal.
6. Tentukan maksud dan alat-alat yang memungkinkan untuk bunuh diri. Tanyakan " Apakah anda
mempunyai rencana untuk bunuh diri?" dan "Bagaimana rencana anda untuk melakukannya
Rasional : Pertanyaan-pertanyaan yang langsung, menyeluruh dan mendekati adalah cocok untuk
hal seperti ini. Anak yang mempunyai rencana yang dapat digunakan adalah berisiko lebih tinggi
dari pada yang tidak
7. Dapatkan kontrak verbal ataupun tertulis dari anak yang menyatakan persetujuannya untuk tidak
mencelakaka diri sendiri dan menyetujui untuk mencari staf pada keadaan dimana pemikiran
kearah tersebut timbul
Rasional : Diskusi tentang perasaan-perasaan untuk bunuh diri dengan seseorang yang dipercaya
memberikan suatu derajat perasaan lega pada anak. Suatu perjanjian membuat permasalahan
menjadi terbuka dan menempatkan beberapa tanggung jawab bagi keselamatan dengan anak.
Suatu sikap menerima anak sebagai seseorang yang patut diperhatikan telah disampaikan.
8. Bantu anak mengenali kapan kemarahan terjadi dan untuk menerima perasaan-perasaan tersebut
sebagai miliknya sendiri. Apakah anak telah menyimpan suatu : buku catatan kemarahan"
dimana catatan yang dialami dalam 24 jam disimpan.
Rasional : Informasi mengenai sumber tambahan dari merahan, respon perilaku dan persepsia
nak terhadap situasi juga harus dicatat. Diskusikan asupan data dengan anak, anjurkan juga
respons-respons perilaku alternatif yang diidentifikasi sebagai maladaptif.
9. Bertindak sebagai model peran untuk ekspresi yang sesuai dari percobaan memastikan
Rasional : Hal ini vital bahwa anak mengekspresikan perasaan-perasaan marah, karena bunuh
diri dan perilaku merusak diri sendiri lainnya seringkali terlihat sebagai suatu akibat dari
kemarahan diarahkan pada diri sendiri
10. Singkirkan semua benda-benda yang berbahaya dari lingkungan anak
Rasional : Keselamatan fisik anak adalah prioritas dari keperawatan.
11. Cobat untuk mengarahkan perilaku kekerasan fisik untuk ansietas anak (misalnya :
kantung pasien untuk latihan tinju, joging, bola voli)
Rasional : Ansietas dan tegangan dapat diredakan dengan aman dan dengan adanya manfaat bagi
anak dengan cara ini.
12. Usahakan untuk bisa tetap bersama panak jika tingkat kegelisahan dan tegangan
mulai meningkat
Rasional : Hadirnya seseorang yang dapat dipercaya memberikan rasa aman
1. Staf harus mempertahankan dan menyampaikan dengan sikap yang tenang terhadap anak
Rasional : Ansietas adalah sesuatu yang mudah menjalar dan dapat ditransmisikan dari staf ke
anak dan sebaliknya. Sikap yang tenang menyampaikan suatu rasa kontrol dan perasaan aman
bagi anak.
2. Sediakan staf yang cukup yang dapat memperlihatkan kekuatan pada anak jika diperlukan
Rasional : Hal ini menyampaikan pada anak bukti pengendalian terhadap situasi dan memberikan
beberapa keamanan fisik bagi staf.
3. Berikan obat-obatan penenang sesuai dengan pesanaan dokter atau dapatkan pesanaan jika
diperlukan. Pantau kefektifan obat-obatan dan efek –sfek samping yang merugikan
Rasional : Obat-obatan antiansietas (misalnya diazepam, klordiazepoksida, alprazolam)
memberikan perasaan terbebas dari efek-efek imobilisasi dari ansietas dan memudahkan
kerjasama anak dengan terapi.
4. Pembatasan-pembatasan mekanis atau ruangan isolasi akan diperlukan jika intervensi penurunan
pembatasan tidak berhasil
Rasional : Ini adalaj hak anak untuk mengharapkan penggunaan teknik-teknik yang menjamin
keamanan anak dan orang lain dengan cara-cara yang paling kurang pembatasannya.

4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengankelainan fungsi dari system keluarga dan
perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan pengabaian anak
Tujuan :
Anak mengembangkan dan menggunakan keterampilan koping yang sesuai dengan umur dan
dapat diterima sosial dengan kriteria hasil :
1. Anak mampu menundakan pemuasan terhadap keinginannya, tanpa terpaksa untuk menipulasi
orang lain
2. Anak mampu mengekspresikan kemarahan dengan cara yang dapat diterima secara sosial
3. Anak mampu mengungkapkan kemampuan-kemampuan koping alternatif yang dapat diterima
secara sosial sesuai dengan gaya hidup dari yang ia rencanakan untuk menggunakannya sebagai
respons terhadap rasa frustasi
Intervensi:
4. Pastikan bahwa sasaran-sasarannya adalah realistis
Rasional : penting bagi anak untuk nmencapai sesuatu, maka rencana untuk aktivitas-aktivitas di
mana kemungkinan untuk sukses adalah mungkin. Sukses meningkatkan harga diri
5. Sampaikan perhatian tanpa syarat pada anak
Rasional : Komunikasi dari pada penerimaan anda terhadapnya sebagai makhluk hidup yang
berguna dapat meningkatkan harga diri
6. Sediakan waktu bersama anak, keduanya pada saty ke satu basis dan pada aktivitas-aktivitas
kelompok
Rasional : Hal ini untuk menyampaikan pada anak bahwa anda merasa bahwa dia berharga bagi
waktu anda
7. Menemani anak dalam mengidentifikasi aspek-aspek positif dari dan dalam mengembangkan
rencana-rencana untuk merubah karakteristik yang lihatnya sebagai negatif
Rasional : identifikasi aspek-aspek positif anak dapat membantu mengembangkan aspek positif
sehingga mempunyai koping individu yang efektif
8. Bantu anak mengurangi penggunaan penyangkalan sebagai suatu mekanisme sikap defensif.
Memberikan bantuan yang positif bagi identifikasi masalah dan pengembangan dari perilaku-
perilaku koping yang lebih adaptif
Rasional : Penguatan positif membantu meningkatkan harga diri dan meningkatkan penggunaan
perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh anak
9. Memberi dorongan dan dukungan kepada anak dalam menghadapi rasa takut terhadap kegagalan
dengan mengikuti aktivitas-aktivitas terapi dan melaksanakan tugas-tugas baru. Beri pangakuan
tentang kerja keras yang berhasil dan penguatan positif bagi usaha-usaha yang dilakukan
Rasional : Pengakuan dan penguatan positif meningkatkan harga diri

5. Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut terhadap
kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak yang tidak
memuaskan
Tujuan :
Anak mampu mempertahankan ansietas di bawah tingkat sedang, sebagaimana yang ditandai
oleh tidak adanya perilaku-perilaku yang tidak perilaku yang tidak mampu dalam memberi
respons terhadap stres .
Intervensi :
1. Bentuk hubungan kepercayaan dengan anak. Bersikap jujur, konsisten di dalam berespons dan
bersedia. Tunjukkan rasa hormat yang positif dan tulus
Rasional : Kejujuran, ketersediaan dan penerimaan meningkatkan kepercayaan pada hubungan
anak dengan staf atau perawat
2. Sediakan aktivitas-aktivitas yang diarahkan pada penurunan tegangan dan pengurangan ansietas
(misalnya berjalan atau joging, bola voli, latihan dengan musik, pekerjaan rumah tangga,
permainan-permainan kelompok
Rasional : tegangan dan ansietas dilepaskan dengan aman dan dengan manfaat bagi anak melalui
aktivitas-aktivitas fisik
3. Anjurkan anak untuk mengidentifikasi perasaan-perasaan yang sebenarnya dan untuk mengenali
sensiri perasaan-perasaan tersebut padanya
Rasional : Anak-anak vemas sering menolak hubungan antara masalah-masalah emosi dengan
ansietas mereka. Gunakan mekanisme-mekanisme pertahanan projeksi dan pemibdahan yang
dilebih-lebihkan
4. Perawat harus mempertahankan suasana tentang
Rasional : Ansietas dengan mudah dapat menular pada orang lain
5. Tawarkan bantuan pada wajtu-waktu terjadi peningkatan ansietas. Pastikan kembali akan
keselamatan fisik dan fisiologis
Rasional : Keamanan anak adalah prioritas keperawatan
6. Penggunaan sentuhan menyenangkan bagi beberaoa anak. Bagaimanapun juga anak harus
berhati-hati terhadap penggunaannya
Rasional : sebagaimana ansietas dapat membantu mengembangkan kecurigaan pada beberapa
individu yang dapat salah menafsirkan sentuhan sebagai suatu agresi
7. Dengan berkurangnta ansietas, temani anak untuk mengetahui peristiwa-peristiwa tertentu yang
mendahului serangannya. Berhasil pada respons-respons alternatif pada kejadian selanjutnyta
Rasional : Rencana tindakan memberikan anak perasaan aman untuk penanganan yang lebih
berhasil terhadap kondisi yang sulit jika terjadi lagi
8. Berikan obat-obatan dengan obat penenang sesuai dengan yang diperintahkan. Kaji untuk
keefektifitasannya, dan beri petunjukkepada anak mengenai kemungkinan efek-efek samping
yang memberi penharuh berlawanan
Rasional : Obat-obatan terhadap ansietas (misalnya diazepam, klordiasepoksida, alprazolam)
memberikan perasaan lega terhadap efek-efek yang tidak berjalan dari ansietas dan
mempermudah kerjasama anak dengan terapi
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif
Tujuan :
Anak mampu untuk mencapai tidur tidak terganggu selama 6 sampai 7 jamn setiap malam
dengan kriteria hasil:
1. Anak mengungkapkan tidak adanya gangguan-gangguan pada waktu tidur
2. Tidak ada gangguan-gangguan yang dialamti oleh perawat
3. Anak mampu untuk mulai tidur dalam 30 menit dan tidur selama 6 sampai 7 jam tanpa
terbangun
Intervensi :
4. Amati pola tidur anak, catat keadaan-keadaan yang menganggu tidur
Rasional : Masalah harus diidentifikasi sebelum bantuan dapat diberikan
5. Kaji gangguan-gangguan pola tidur yang berlangsung berhubungan dengan rasa takut dan
ansietas-ansietas tertentu
Rasional : Ansietas yang dirasakan oleh anak dapat mengganggu pola tidur anak sehingfga perlu
diidentifikasi penyebabnya
6. Duduk dengan anak sampai dia tertidur
Rasional : kehadiran seseorang yang dipercaya memberikan rasa aman
7. Pastikan bahwa makanan dan minuman yang mengandung kafein dihilangkan dari diet anak
Rasional : Kafein adalah stimulan SSP yang dapat mengganggu tidur
8. Berikan sarana perawatan yang membantu tidur (misalnya : gosok punggung, latihan gerak
relaksasi dengan musik lembut, susu hangat dan mandi air hangat)
Rasional : Sarana-sarana ini meningkatkan relaksasi dan membuat bisa tidur
9. Buat jam-jam tidur yang rutin, hindari terjadinya deviasi dari jadwal ini
Rasional : Tubuh memberikan reaksi menyesuaikan kepada suatu siklus rutin dari istirahat dan
aktivitas
10. Beri jaminan ketersediaan kepada anak jika dia terbangun pada malam hari dan
dalam keadaan ketakutan
Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya memberikan rasa aman
7. Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau umpan balik
negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri
Tujuan :
Anak akan mendemonstrasikan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa menjadi
defensif, perilaku merasionalisasi atau mengekspresikan pikiran waham kebesaran dengan
kriteria hasil :
1. Anak mengungkapkan dan menerima tanggung jawab terhadap perilakunya sendiri
2. Anak mengungkapkan korelasi antara perasaan-perasaan ketidakseimbangan dan keperluan
untuk mempertahankan ego melalui rasionalisasi dan kemuliaan
3. Anak tidak menertawakan atau mengkritik orang lain
4. Anak berinteraksi dengan orang lain dengan situasi-situasi kelompok tanpa bersikap defensif
Intervensi :
5. Kenali dan dukung kekuatan-kekuatan ego dasar
Rasional : memfokuskan pada spek-aspek positif dari kepribadian dapat membantu untuk
memperbaiki konsep diri
6. Beri semangat kepada anak untuk menteahui dan mengungkapkan dan bagaimana perasaan ini
menimbulkan perilaku defensif, seperti menyalahkan oprang lain karena prilakunya sendiri
Rasional : Pengenalan masalah adalah langkah pertama pada proses perubahan ke arah resolusi
7. Berikan segera sebenarnya umpan balik yang tidaj mengancam untuk perilaku-perilaku yang
tidak dapat diterima
Rasional : Anak mungkin kurang pengetahuan tentang bagaiamna dia diterima oleh orang lain.
Berikan informasi ini dengan cara yang tidak mengancam dapat membantu untuk mengeliminasi
perilaku yang tidak diinginkan
8. Bantu anak untuk mengidentifikasi situasi-situasi yang menimbulkan sifat defensif dan praktik
bermain peran dengan respons-respons yang lebih sesuai
Rasional : Bermain peran memberikan percaya diri untuk menghadapi situasi-situasi yang sulit
jika hal-hal tersebut benar-benar terjadi
9. Berikan dengans egera umpan balik positif bagi perilaku-perilaku yang dapat diterima
Rasional : Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan memberi semangat untuk
mengulangi perilaku-perilaku yang diinginkan
10. Membantu anak untu menetapkan sasaran-sasaran yang realistis, konkret dan
memerlukan tindakan-tindakan yang cocok untuk mencapai sasaran-sasaran ini
Rasional : Keberhasilan akan meningkatkan harga diri
11. Evaluasi dengan anak keefektifan perilaku-perilaku yang baru dan diskusikan
adanya perubahan untuk perbaikan
Rasional : Karena keterbatasan kemampuan untuk memecahkan masalah, bantuan mungkin
diperlukan untuk menetapkan kembali dan mengembangkan strategi baru, pada keadaan di mana
metode-metode koping baru tertentu terbukti tidak efektif

8. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan, marah
atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga mengenai perilaku anak, kepenatan orang tua
karena menghadapi anak dengan gangguan dalam jengka waktu lama
Tujuan :
Orang tua mendemonstrasikan metode intervensi yang lebih konsisten dan efektif dalam
berespons perilaku anak dengan kriteria hasil :
1. Mengungkatkan dan mengatasi perilaku negatif pada anak
2. Mengidentifikasi dan menggunakan sistem pendukung yang diperlukan

Intervensi :
3. Berikan informasi dan material yang berhubungan dengan gangguan anak dan teknik menjadi
orang tua yang efektif
Rasional : Pengetahuan dan ketrampilan yang tepat dapat meningkatkan keefektifan peran orang
tua
4. Dorong individu untuk mengungkapkan perasaan secara verbal dan menggali alternatif cara
berhubungan dengan anak
Rasional : Konseling suportif dapat membantu keluarga dalam mengembangkan strategi koping
5. Beri umpan balik positif dan dorong metode menjadi orang tua yang efektif
Rasional : Penguatan positif dapat meningkatkan harga diri dan mendorong kontinuitas upaya
6. Libatkan saudara kandung dalam diskusi keluarga dan perencanaan interaksi keluarga yang
lebih efektif
Rasional : Masalah keluarga mempengaruhi semua anggota keluarga dan tindakan lebih efektif
bila setiap orang terlibat dalam terapi tersebut
7. Libatkan dalam konseling keluarga
Rasional : terapi keluarga dapat membantu mengatasi masalah global yang mempengaruhi
seluruh struktur keluarga. Gangguan pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga
8. Rujuk pada sumber komunitas esuai indikasi, termasuk kelompok pendukung orang tua, kelas
menjadi orang tua
Rasional : mengembangkan sistem pendukung dapat meningkatkan kepercayaan diri dan
keefektifan orang tua. Pemberian model peran atau harapan untuk masa depan
9. Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhan terapi
berhubungan dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salah tentang informasi
Tujuan :
Mengungkapkan secara verbal pemahaman tentang penyebab masalah perilaku, perlunya terapi
dalam kemampuan perkembangan dengan kriteria hasil :
1. Berpartisipasi dalam pembelajaran dan m,ulai bertanya dan mencari informasi secara mandiri
2. Mencapai tujuan kognitive yang konsisten sesuai tingkat temperamen
Intervensi :
3. Berikan lingkungan yang tenang, ruang kelas berisi dirinya sendiri, aktivitas kelompok kecil.
Hindari tempat yang terlalu banyak stimulasi, seperti bus sekolah, kafetaria yang ramai, aula
yang ramai
Rasional : Peredaan dalam stimulasi lingkungan dapat menurunkan distraktibilitas. Kelompok
kecil dapat meningkatkan kemampuan untuk tepat pada tugas dan membantu klien mempelajari
interaksi yang tepat dengan orang lain, menghindari rasa terisolasi
4. Beri materi petunjuk format tertulis dan lisan dengan penjelasan langkah demi langkah
Rasional : Keterampilan belajar yang terurut akan meningkat. Mengajarkan anak keterampilan
pemecahan masalah, mempraktikkan contoh situasional. Keterampilan efektif dapat
meningkatkan tingkat prestasi
5. Ajarkan anak dan keluarga tentang penggunaan psikostimulan dan antisipasi respons perilaku
Rasional : penggunaan psikostimulan mungkin tidak mengakibatkan perbaikan kenaikan kelas
tanpa perubahan pada ketrampilan studi anak
6. Koordinasi seluruh rencana terapi dengan sekolah personel sederajat, anak, dan keluarga
Rasional : keefektifan kognitif paling mungkin meningkat ketika terapi tidak terfragmentasi, juga
tidak terlewatkannya intervensi signifikan karena kurangnya komunikasi interdisiplin.

 Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan ADHD antara lain
:
1. Asietas dipertahankan pada tingkat di mana anak merasa tidak perlu melakukan agresi
2. Anak mencari staf untuk mendiskusikan perasaan- perasaan yang sebenarnya
3. Anak mengetahui, mengungkapkan dan menerima kemungkinan konsekuensi dari perilaku
maladaptif diri sendiri
4. Anak mengungkapkan dan menerima tanggung jawab terhadap perilakunya sendiri
5. Anak mengungkapkan korelasi antara perasaan-perasaan ketidakseimbangan dan keperluan
untuk mempertahankan ego melalui rasionalisasi dan kemuliaan
6. Anak tidak menertawakan atau mengkritik orang lain
7. Anak berinteraksi dengan orang lain dalam situasi-situasi kelompok tanpa bersikap defensif
8. Anak mencari anggota staf untuk sosial, serta untuk interaksi terapeutik
9. Anak telah membentuk dan secara memuaskan mempertahankan, satu hubungan antar probadi
dengan pasien lainnya
10. Anak dengan suka rela dan sesuai berpartisipasi di dalam aktivitas kelompok
11. Anak mengungkapkan alasan-alasan bagi ketidakmampuan untuk membentuk
hubungan antar pribadi yang dekat dengan orang lain pada masa lalu
12. Anak mampu menunda pemuasan terhadap keinginannya tanpa terpaksa untuk
memanipulasi orang lain
13. Anak mampu mengeskpresikan kemarahan dengan cara yang dapat diterima secara
sosial
14. Anak mampu mengungkapkan kemampuan –kemampuan koping alternatif , dapat
diterima secara sosial, sesuai dengan gaya hidup dari yang ia rencanakan untuk menggunakannya
sebagai respon terhadap rasa frustasi
15. Anak mengungkapkan persepsi yang positif tentang diri
16. Anak berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas baru tanpa memperlihatkan rasa takut
yang ektrem terhadap kegiatan
17. Anak mampu untuk mengungkapkan perilaku-perilaku yang menjadi tanda ketika
ansietas mulai timbul dan tindakan yang sesuai untuk menghentikan perkembangan dari kondisi
tersebut
18. Anak mampu mempertahankan ansietas pada tingkat yang dapat dikendalikan
19. Anak mengungkapkan tidak adanya gangguan-gangguan pada waktu tidur
20. Tidak ada gangguan-gangguan yang diamati oleh perawat
21. Anak mampu untuk memulai tidur dalam 30 menit dan tidur selama 6 sampai 7 jam
tanpa terbangun

Anda mungkin juga menyukai