Anda di halaman 1dari 34

SENYAWA KARBON

Definisi Senyawa Karbon. Tak jenuh : memiliki ikatan rangkap (= / ≡)


Semua senyawa mengandung karbon kecuali CO, CO2, Alifatis : rantai lurus
CO32-, HCO3, CS2. Siklis : rantai melingkar (□)
Rumus Kimia. Aromatis : memiliki gugus benzena atau aril ( ).
- Rumus empiris
Rumus dengan perbandingan paling sederhana, Nama Rantai Utama Alkana
contoh CH2. Σ C Nama
- Rumus Molekul 1 Metana 8 Oktana
Rumus yang menyatakan jumlah tiap atom dalam 2 Etana 9 Nonana
1 molekul, contoh C4H8. 3 Propana 10 Dekana
- Rumus struktur 4 Butana 11 Undekana
Display form. 5 Pentana 12 Dodekan
6 Heksana 13 Tridekana
7 Heptana 14 Tetradekana

Rantai cabang / alkil (CnH2n+1)


Condensed form.
CH3—CH2—CH=CH2
CH3CH2CHCH2
Skeletal Form.

Atom C dan H yang menempel pada C, tidak


ditulis (kecuali dibutuhkan). Atom lain dan H
yang tidak menempel pada C ditulis.

Jenis atom C
- C primer : terikat pada 1 atom C yang lain.
- C sekunder : terikat pada 2 atom C yang lain.
- C tersier : terikat pada 3 atom C yang lain.
- C kuarterner: terikat pada 4 atom C yang lain.

Ikatan dan hibridisasi


Ikatan σ Ikatan π
Index of Unsaturation (IoU) / Index of Hydrogen
Deficiency (IHD)
- -
Csp3 : C dengan ikatan tunggal, sudut ikatan 109,5o,
bentuk molekul tetrahedral. IoU = 0, tidak ada ikatan rangkap
Csp2 : C dengan 1 ikatan rangkap 2, sudut ikatan 120o,
= 1, ada 1 ikatan = ; atau 1 □.
bentuk molekul trigonal planar.
Csp : C dengan 1 ikatan rangkap 3 atau 2 ikatan rangkap = 2, ada 2 ikatan = ; atau 1 □ dan 1 = ; atau 1 ≡
2, sudut ikatan 180o, bentuk molekul linier. ≥ 4, ada .
Jenuh : tidak memiliki ikatan rangkap.
Gugus Fungsi Senyawa Karbon (yang dipelajari di SMA)

Gugus fungsi adalah :

Gugus fungsi R. molekul R. struktur awalan akhiran Contoh


alkana CnH2n+2 -ana ; butana
alkil CnH2n+1 -R -il -CH3 ; metil
alkena CnH2n -ena ; 1-butena
sikloalkana CnH2n Siklo-
; sikloheksana
alkuna CnH2n-2 -una
;1-butuna
Eter /alkoksi CnH2n+2O R – O – R’ -oksi
2-metoksibutana
Amina CnH2n+3N R – NH2 Amino- -amine

2-propanamine
Alkohol / CnH2n+2O R-OH Hidroksi- -ol
alkanol ; 2-butanol

Keton / CnH2nO R-CO-R’ Okso- -on 2-butanon


alkanon
Aldehida / CnH2nO R-CHO Okso- -al
alkanal propanal
Nitril CnH2n-1N R-CN Siano- -nitril
propionitril
Amida / CnH2n+1NO R – CO –NH-R’ Alkil (R’) -amida

Ikatan
peptida metilpropanamida
Ester / CnH2nO2 R-COOR’ Alkil (R’) -oat
Alkil
alkanoat metilpropanoat
Asam CnH2nO2 R –COOH asam -oat
karboksilat /
Asam Asam propanoat
alkanoat
Subordinate group : group yang selalu jadi awalan.
Haloalkana R-X Halo-
2-klorobutana
Nitro - NO2 Nitro -
1-Nitroetana
- Prioritas gugus fungsi untuk akhiran dan penomoran
As. Karboksilat > ester > amida > nitril > aldehida > keton > alkohol> amine > eter > alkena > alkuna >
alkana
- Jika ada cabang atau gugus fungsi yang sama dengan jumlah lebih dari 1, diberi tambahan
2 = di 3 = tri 4 = tetra 5 = penta 6 = heksa
- Awalan diurutkan berdasarkan abjad, jumlah seperti di dan tri ataupun struktur seperti sekunder (s-) dan
tersier (t-) tidak dianggap dalam pengurutan, kecuali awalan iso dan neo.
- Jika nama induk merupakan unsur atau senyawa, nama ditulis tanpa spasi. Contoh metilbenzena ditulis
tanpa spasi karena benzena merupakan senyawa, sedang metil etil eter ditulis dengan spasi karena eter
merupakan gugus fungsi dan bukan merupakan unsur atau senyawa.

Tata Nama Senyawa Karbon.

Alkana, Alkena, Alkuna (review latihan soal), Alkil (pengayaan)

Nama gugus alkil dengan iso, t-, s- dll, bukan nama IUPAC, namun masih diakui di IUPAC.
Nama IUPAC untuk gugus alkil yang kompleks :
- Tentukan atom yg menempel pada rantai utama → C1 pada alkil.
- Dari C1, tentukan rantai C yang terpanjang (menjadi alkil paling belakang)
- Yang tidak berada di rantai terpanjang menjadi cabang, ditulis didepan berdasar alfabeth.
- Penulisan alkil yang kompleks di tulis dengan tanda kurung ().

Isopropil : 1-metiletil Isobutil : 2-metilpropil s-butil : 1-metilpropil

Coba beri nama IUPAC rantai alkil berikut :

Untuk rantai cabang yang mengandung ikatan rangkap (hanya jika ikatan rangkap tidak dapat
menjadi rantai utama).

vinil (IUPAC : etenil)

alil (IUPAC : 2-propenil)


1. Gambarkan condensed dan skeletal form dari senyawa dibawah ini, kemudian beri nama
IUPAC nya :
a. CH C (CH2)2 CH3 b. CH3CH (C2H5) C CH

c. (CH3)3 C CH(CH(CH3)2) C3H7 d. C2H5 C(C2H5)(CH3) CH CH2

2. Beri nama IUPAC yang tepat untuk senyawa hidrokarbon dibawah ini :

a. b. c.

d. e. f.

g. h.
Sifat Fisis Hidrokarbon
 Wujud Alkana C1 – C4 adalah gas, C5 – C15 liquid dan sisanya solid
 Pada panjang rantai yang sama, titik didih alkuna > alkena > alkana.
 Hidrokarbon bersifat non polar.
 Cabang menyebabkan lebih mudah menguap dan menurunkan massa jenis alkana

Reaksi
Secara umum reaksi pada senyawa karbon digolongkan menjadi :
- Reaksi Pembakaran
Semua senyawa karbon dapat mengalami reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran
sebenarnya adalah reaksi redoks, namun disini digolongkan menjadi reaksi tersendiri.
Contoh :
Pembakaran sempurna : CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna : CH4 + 3/2 O2 → CO + 2 H2O

- Reaksi Cracking
Pemutusan hidrokarbon rantai panjang menjadi lebih pendek.
Contoh :
C10H22 →

- Reaksi Substitusi
Reaksi pertukaran tempat.
Substitusi alkana dengan bromin (Br2 ) dan klorin (Cl2). Dikenal sebagai reaksi substitusi
radikal bebas atau halogenasi alkana.
Reagen : Cl2 (atau Br2) dalam CCl4 [tidak dalam medium air]
Kondisi : ruangan dengan sinar UV
Produk : Kloroalkana (atau bromoalkana)
Pengamatan : Warna hijau kekuningan ( Coklat kemerahan) memudar pada larutan,
dihasilkan gas yang bersifat asam (memerahkan lakmus biru)

Contoh :
 Reaksi ini adalah reaksi berantai, produk yang dihasilkan tidak hanya CH3Cl, namun
banyak campuran.
 Bromin bereaksi lebih pelan dari klorin.
- Reaksi adisi
Dari kata addition yang artinya penambahan. Merupakan reaksi yang menambahkan molekul
ke senyawa karbon. Lebih mudahnya kita amati jika ada pemutusan ikatan rangkap.
1. Adisi dengan gas hidrogen (hidrogenasi)
Reagen : H2(g)
Kondisi : Panas (↑,∆) dengan katalis Ni atau kondisi ruangan dengan katalis Pt.
Produk : Alkana (atau akena pada hidrogenasi alkuna, jika berlebih dapat menjadi
alkana).
Contoh :

 Proses ini dipakai untuk memadatkan minyak nabati / hewani untuk mendapatkan
lemak padat yang digunakan sebagai bahan baku margarin.
2. Adisi dengan uap air / steam (Hidrasi)
Reagen : H2O(g)
Kondisi : Panas (↑,∆) dengan katalis H3PO4 pada 300oC dan 70 atm.
Produk : Alkohol ( H – OH ditambahkan pada C = C).

Contoh :

 Pada hidrasi alkena yang tidak simetris berlaku aturan Markovnikoff.

Aturan Markovnikoff :
Pada adisi H – X pada C = C yang tidak simetris, H akan ditambahkan
pada atom C yang sudah memiliki atom H terbanyak.

3. Adisi dengan hidrogen halida.


Reagen : HX (dimana X = F, Cl, Br atau I)
Kondisi : ruangan.
Produk : Haloalkana ( H – X ditambahkan pada C = C ).
 Pada reaksi adisi HX pada alkena tidak simetris berlaku aturan Markovnikoff.
4. Adisi dengan halogen (halogenasi).
Reagen : X2 (dimana X = Cl atau Br)
Kondisi : ruangan.
Produk : Haloalkana
 Alkena direaksikan dengan Br2 dalam CCl4 pada kondisi ruangan tanpa cahaya
UV.

 Alkena diraksikan dengan Br2(aq) pada suhu ruangan tanpa cahaya UV.

- Reaksi Oksidasi.
 Oksidasi dengan KMnO4 suasana basa.

 Oksidasi pemutusan dengan KMnO4 dalam suasana asam


Alkohol (Alkanol)
Alkohol primer : gugus – OH terikat pada atom C primer.
Alkohol sekunder : gugus – OH terikat pada atom C sekunder.
Alkohol tersier : gugus – OH terikat pada atom C tersier.

Tata Nama
Rumus : CnH2n+1OH atau CnH2n+2O
IUPAC : no─Alkanol (no = nomer dari OH), kalah prioritas → awalan hidroksi
Trivial : Alkil alkohol
 Tentukan rantai C terpanjang, gugus – OH harus menempel di rantai utama (tidak harus di
ujung).
 Beri nomer pada rantai utama sehingga gugus – OH memiliki nomer terkecil.
3. Tuliskan nama IUPAC senyawa dibawah ini (tuliskan juga nama trivialnya jika
ada).
a. b. c. CH3 CH (C2H5) CH2OH

d. e. f.

Sifat Fisis
 Alkohol dengan atom karbon kurang dari 12 berbentuk liquid pada suhu ruangan.
 Titik didih alkohol cukup tinggi, karena gugus – OH dapat membentuk ikatan hidrogen.
 Alkhol dengan jumlah karbon sedikit larut dalam air karena dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan molekul air (membentuk azeotrop). Semakin besar jumlah rantai C, maka
kelarutan alkohol dalam air semakin kecil.
Reaksi Pada Alkohol.

Membedakan 1o, 2o dan 3o Alkohol.


 Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibedakan dengan
oksidasi.
 Alkohol primer
Alkohol primer teroksidasi menjadi aldehida dan berlanjut menjadi asam
karboksilat.
Reagent : - KMnO4/H+ (pink menjadi tidak berwarna)
- K2Cr2O7/H+ (orange to green)

 Alkohol sekunder
Alkohol sekunder teroksidasi menjadi keton.

 Alkohol tersier
Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi.

Dengan Lucas Test


Reagen : Lucas Reagent (16 g ZnCl2 unhidrat dilarutkan
dalam 10 ml larutan HCl pekat).
Prosedur : 4 – 5 tetes alkohol ditambahkan pada 5 ml Lucas
reagent dalam tabung reaksi, tabung reaksi
kemudian disumbat dan dikocok).
Pengamatan : - 3o alkohol seketika menjadi keruh dan terbentuk 2 lapisan.
- 2o alkohol menjadi keruh setelah beberapa menit.
- 1o alkohol tidak bereaksi.
Note :
 Lucas test hanya dapat dipakai untuk membedakan alkohol yang larut dalam air, alkohol
dengan jumlah C lebih dari 6 sudah tidak dapat larut dalam air.
 Lucas test positif akan menghasilkan lapisan ke-2 yang berisi emulsi haloalkana yang
sukar larut dalam air.

Eter
Tata Nama
IUPAC : no─Alkoksi alkana (Alkoksi untuk rantai yang pendek)
Trivial : Alkil alkil eter

Contoh :

Latihan
4. Beri nama senyawa dibawah ini sesuai dengan aturan IUPAC (beri juga nama trivial nya jika
ada).

a b c

5. Periksalah apakah nama dibawah ini sudah tepat atau belum, jika belum, beri nama yang
benar.
a 2-metoksi-4-etilpentana b 4-metil-3-etoksi-2-pentena
Sifat Fisis
 Eter memiliki titik didih yang hampir sama dengan hidrokarbon dan jauh lebih kecil
dibanding alkohol pada Mr yang sama. Hal ini disebabkan karena pada gugus ─ O ─ tidak
terdapat ikatan hidrogen.
 Eter dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa seperti air (dpt membentuk ikatan
hidrogen). Sehingga kelarutan eter di air hampir sama dengen alkohol dengan Mr yang
sama.

Reaksi Pada Eter


Eter hanya bereaksi dengan sedikit reagent selain asam. Bagian yang reaktif pada eter adalah
C─H yang menempel pada ─O─
 Reaksi pemutusan
 Pemanasan dialkil eter dengan asam sangat kuat ( HI, HBr dan H2SO4) akan memutuskan
ikatan C─O

 Jika eter direaksikan dengan asam (HI atau HBr) pada kondisi dingin

R─O─R’ + HX → RX + R’─OH

Gugus Karbonil ( )

Aldehida ( , ─CHO )
Tata Nama :
IUPAC : Alkanal atau alkanaldehida, gugus alkanal
selalu di ujung, jadi tidak perlu nomer. Kalah
prioritas → awalan okso
Trivial :

IUPAC Trivial
Metanal Formaldehida
Etanal Asetaldehida
Propanal Propionaldehida
Butanal Butiraldehida
Pentanal Veleraldehida
Heksanal Kaproaldehida / Kapronaldehida
Latihan Soal
6. Beri nama senyawa dibawah ini sesuai aturan IUPAC

a b (C2H5)2 C CH CH(OH) CHO c

7. Gambarkan rumus struktur senyawa dibawah ini:


a 2,3,4,5,6-tetrahidroksiheksanal b. 3-metil-2-pentenal

Sifat Fisis
 Aldehida memiliki titik didih yang rendah karena pada gugus karbonilnya tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen. (metanal ─ 19oC, etanal 21oC )
 Aldehida dapat membentuk ikatan hidrogen dengan pelarut polar protik ( seperti air ) dan
membentuk azeotrop.
 Aldehida memiliki kepolaran yang cukup tinggi pada gugus karbonilnya.
Reaksi pada Aldehida.

Keton ( ; CO )

Tata Nama
IUPAC : no─alkanon , kalah prioritas → awalan okso
Trivial : alkil alkil keton (keton merujuk pada gugus karbonil, sedangkan alkil
adalah ke dua gugus yang menempel pada gugus karbonil).

(C2H5)2CHCOCH2OH

Latihan Soal.
8. Beri nama senyawa dibawah ini sesuai yang sesuai dengan aturan IUPAC (dan nama trivial
jika ada).

a b c CH3COCH3
9. Gambarkan senyawa dibawah ini, kemudian perbaiki namanya sehingga sesuai dengan
IUPAC.
a 4-metil-2-etil-3-okso-2-pentanol b 2-isopropil-2-etil-3-propanon

Reaksi Pada Keton

Test untuk Aldehida dan Keton


 Fehling Test
Pereaksi Fehling adalah oksidator yang tidak terlalu kuat. Sering digunakan untuk menguji
keberadaan gugus karbonil aldehida dan keton.
Reagent : Fehling A : larutan CuSO4 (larutan biru)
Fehling B : larutan KOH + NaK tartrat (Rochelle
salt)
Prosedur : larutan Fehling A dan Fehling B dicampur pada
volume yang sama, dan zat yang diuji
ditambahkan ke larutan Fehling dan kemudian
dipanaskan.
Hasil : Hasil positif akan menghasilkan endapan merah bata.
2+ − −
RCHO + 2 Cu + 5 OH → RCOO + Cu2O + 3 H2O
(biru) (endapan merah)
 Uji Fehling sering juga digunakan untuk menguji keberadaan gula pereduksi. Alternatif
yang dapat digunakan sebagai pengganti larutan Fehling adalah dengan larutan Benedict.

 Pereaksi Tollens
Juga digunakan untuk membedakan aldehida dan keton.
Reagent : NaOH(aq) ; AgNO3(aq) ; NH3(aq)
Prosedur : beberapa tetes larutan NaOH ditambahkan pada larutan
perak nitrat hingga terbentuk endapan coklat. Atau
dapat juga pada larutan perak nitrat ditambahkan
amonia berlebih. Larutan ini ditambakan pada larutan uji kemudian dipanaskan.
Hasil : Hasil positif memberikan cermin perak.
2 [Ag(NH3)2]+ + RCHO + H2O → 2 Ag(s) + 4 NH3 + RCOOH + 2 H+

 Pereaksi Fehling dan Tollens dapat membedakan aldehid (hasil positif) dan keton ( tidak
ada perubahan). Namun alfa hidroksi keton dapat memberikan juga hasil positif.

 Test DNPH (2,4-dinitrophenylhydrazine)


Digunakan untuk menguji gugus karbonil aldehida dan keton.
Prosedur : 5 tetes DNPH dan 5 tetes zat yang diuji dilarutkan
dalam 2 ml etanol, setelah dikocok, perubahan diamati
setelah 15 menit pencampuran.
Hasil : Hasil positif memberikan endapan kuning, orange
atau merah.

Asam Karboksilat ( ; ─COOH )

Tata Nama
IUPAC : asam alkanoat
Trivial : asam alkil karboksilat ( gugus karboksilat merujuk COOH, jadi alkilnya tidak
termasuk C pada COOH).
IUPAC TRIVIAL
Asam metanoat Asam format / formiat
Asam etanoat Asam asetat
Asam propanoat Asam propionat
Asam butanoat Asam butirat
Reaksi :

Asam karboksilat rantai pendek, pada wujud liquid, terlarut dalam pelarut non polar ataupun
sebagian uapnya dapat berupa dimer karena adanya ikatan hidrogen.

Ester ( ; R-COOR’)

Tata Nama
IUPAC : alkil alkanoat (alkil adalah yang menempel pada O ikatan tunggal, alkanoat
adalah yang dari gugus karbonil ).
Reaksi

Haloalkana / Halogenoalkana

Tata Nama
IUPAC : no-Haloalkana (Halo : F = Fluoro ; Cl = Kloro ; Br = bromo ; I = iodo )
Untuk Cl, walaupun ditulis kloro, namun dalam pengurutan dipakai Chloro
Trivial : alkil Halida

C2H5 C(Cl)2 C (OH) CH2


Reaksi

Amina

Klasifikasi

Tata Nama :
Trivial : alkilamina (primer) ; alkilalkilamine (sekunder) ; alkilalkilalkilamina (tersier)
Urutan alkil berdasarkan abjad.
IUPAC : Alkanamina ; untuk amina sekunder dan tersier, gugus yang panjang menjadi
alkana nya, sedang yang lain alkil ( didepannya di beri simbol N yang berarti
substituen tersebut menempel di N)

Amina primer
Amina sekunder

Amina tersier

Reaksi

Reaksi asam-basa pada amina


 Amina merupakan basa lemah, dan akan bertindak sebagai basa Lewis

 Didalam air akan mengalami reaksi hidrolisis


ISOMER
Isomer adalah :

Isomeri struktur (Constitutional isomers)


 Isomer rantai (chains isomers)
Panjang rantai utama berbeda

 Isomer posisi (position isomers)


Letak gugus fungsi berbeda

 Isomer fungsi (Functional isomers)


Gugus fungsinya berbeda.
Alkena – sikloalkana (CnH2n)

Alkuna – Alkadiena (CnH2n-2)


H3C H3C
HC C CH CH2 CH3 H2C CH C CH CH3

Alkohol ─ Eter (CnH2n+2O)

Aldehida ─ Keton (CnH2nO)

Asam Karboksilat ─ Ester (CnH2nO2)

Walupun isomer fungsional diatas dituliskan berpasangan, bukan berarti utuk rumus umum
tersebut hanya ada sepasang isomer fungsi itu.

Contoh pada C3H6O


Stereoisomer / Isomer Ruang
 Isomer geometris / Cis-Trans isomer
Terjadi pada senyawa siklo dan senyawa alkena

Syarat

Cis :

Trans :

Isomer cis-trans dapat digolongkan juga sebagai diastereomer (non-mirror image).


Sistem cis-trans hanya bisa dipakai pada disubstitusi alkena, untuk stuktur yang lebih
kompleks dipakai sistem E – Z (dari bahasa jerman).
E (entgegen = opposite) grup dengan rangking lebih tinggi bersebrangan.
Z (zusammen = together) grup dengan rangking lebih tinggi pada sisi yang sama.
Rangking diurutkan dengan bertambahnya nomer atom.

 Isomer optis.
Isomer optis muncul jika :
- Ada atom C chiral / atom C asimetris.
- Non superimposable.

Atom C chiral adalah : atom C yang mengikat 4 gugus yang berbeda.


Non superimposable : molekul yang satu tidak dapat diletakan pada molekul yang lain dan
menghasilkan senyawa yang sama
Perhatikan kedua molekul dibawah ini :

Kedua molekul merupakan bayangan cermin dari yang


lain, dan terdapat 2 atom C chiral. Namun jika kita putar
molekul yang satu, kita akan menjumpai bahwa molekul
tersebut menjadi sama dengan molekul satunya. Molekul
seperti ini dinamakan senyawa Meso.

Perhatikan molekul dibawah ini, ada berapa atom C chiral pada molekul vitamin C dibawah
ini, beri tanda * di atom C chiral :

Jika dalam 1 molekul terdapat lebih dari 1 atom C chiral maka jumlah isomer optisnya
adalah 2n- jumlah senyawa meso, dimana n adalah umlah atom C chiral. Jika atom C
chiralnya lebih dari 1, maka selain enantiomer, dapat juga muncul diastereomer.
Contoh pada C6H12O6 yang berupa aldosa
4
Terdapat 4 atom C chiral dan tidak ada senyawa meso nya. Jadi terdapat 2 = 16 isomer
optis.

Ke-8 struktur diatas merupakan diastereomer, karena bukan merupakan bayangan cermin
satu dengan yang lain. Sedangkan sisa 8 isomer lainnya merupakan enantiomer (bayangan
cermin) dari bentuk diatas

Beberapa isomer optis dan pengaruhnya.


 Thalidomide
Awalnya dipakai sebagai obat untuk mengatasi morning sickness pada
wanita hamil. Saat ini dipakai sebagai obat kangker dan penyakit lepra.
 Methamphetamine

 Asam askorbat
Asam askorbat yang bermanfaat adalah D-Asam askorbat. L-asam
askorbat tidak memiliki faedah apapun terhadap tubuh.

10.There are seven structural isomers with the molecular formula C5H10O that are carbonyl
compounds. Four of these are aldehydes.
These four aldehydes, A, B, C and D, have the following properties.
● Aldehyde A has a straight chain while B, C and D are branched.
● Aldehyde B is the only one of the four isomers with a chiral centre and it exists as a pair of
optical isomers.
● Aldehyde C has two methyl groups in its structure but D has three.

(i) Give the structure of each of the four isomers. [4]

(ii) Draw the three-dimensional structures of the two optical isomers of B. [2]
11. How many structural isomers does dichloropropane (C3H3Cl2) have ?
(monbukagakhuso 2009)

12.Asam pentanoat adalah isomer gugus fungsi dari etil propanoat


SEBAB
Asam pentanoat dan etil propanoat termasuk kelompok asam karboksilat
(SNMPTN 2011/IPA/42)

13.

Reaksi pada Senyawa Karbon (sifat kimia)


Secara umum reaksi pada senyawa karbon digolongkan menjadi :
- Reaksi Pembakaran
Semua senyawa karbon dapat mengalami reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran
sebenarnya adalah reaksi redoks, namun disini digolongkan menjadi reaksi tersendiri.
Contoh :
Pembakaran sempurna : CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O
Pembakaran tidak sempurna : CH4 + 3/2 O2 → CO + 2 H2O

- Reaksi Cracking
Pemutusan hidrokarbon rantai panjang menjadi lebih pendek.
Contoh :
C10H22 →

- Reaksi Substitusi
Reaksi pertukaran tempat.
- Reaksi adisi
Dari kata addition yang artinya penambahan. Merupakan reaksi yang menambahkan molekul
ke senyawa karbon. Lebih mudahnya kita amati jika ada pemutusan ikatan rangkap.

Aturan Markovnikoff :
Pada adisi H – X pada C = C yang tidak simetris, H akan ditambahkan
pada atom C yang sudah memiliki atom H terbanyak.

- Reaksi eliminasi
Reaksi pembentukan ikatan rangkap

Aturan Saytzeff
Pada Reaksi eliminasi (alkohol atau haloalkana) , H yang dieliminasi adalah H pada
atom C yang lebih sedikit H.

- Reaksi hidrolisis.
Reaksi pemutusan molekul air. Reaksi hidrolisis ini bisa berupa reaksi substitusi ataupun
reaksi adisi.
- Reaksi Oksidasi.
Sebenarnya semua reaksi di senyawa karbon adalah reaksi oksidasi-reduksi. Namun dalam
senyawa organik konsepnya dipersempit. Reaksi oksidasi adalah reaksi penambahan oksigen
atau pengurangan H. Bisa dikenali jika senyawa karbon direaksikan dengan KMnO4 atau
K2Cr2O7 (sebenarnya ada beberapa lagi).

- Reaksi reduksi.
Jika senyawa karbon direaksikan dengan KAlH4 atau NaBH4.

14.Show the product of the following reaction !

a.

b.

c.

d.

e.
15.The alcohols C and D are isomers of each other with molecular formula C4H10O. Both
isomers are branched.
 When C is heated under reflux with acidified potassium dichromate(VI) no colour
change is observed.
 When D is heated under reflux with acidified potassium dichromate(VI) the colour of
the mixture changes from orange to green and E, C4H8O2, is produced.
 E reacts with aqueous sodium carbonate to form carbon dioxide gas.
Identify C, D and E. [3]

16. Tentukan A – Z dengan senyawa atau reagen yang sesuai

17.
INFRARED (IR) SPECTROSCOPY

Infrared (IR) spectroscopy is a simple and rapid instrumental technique that can give evidence for
the presence of various functional groups. Infrared spectroscopy depends on the absorption of
infrared light in the wavelength range 2.5 x 10─6 to 2.5 x 10─5 m by vibrating bonds within molecules.

Radiation in this region is most commonly referred to by its frequency in wavenumbers, n, the
number of waves per centimeter, with units cm─1. The frequency in wavenumbers is the reciprocal of
the wavelength in centimeters, or the frequency (ν) in hertz divided by c, the speed of light.

When expressed in frequencies, the vibrational region of the infrared spectrum


extends from 4000 to 400 cm─1. (Brown’s Organic Chemistry 6th ed)
Problems
1.

Spectrum of T Spectrum of U

2.
3. Use the characteristic stretching frequencies to match the four compounds below to their IR
spectrum.

4. Which of these molecules best correspondens to the IR spectrum below?


5. Identified the isomers of C4H8O base on the spectra shown :

Anda mungkin juga menyukai