243 37 437 1 10 20190402 PDF
243 37 437 1 10 20190402 PDF
60
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
61
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
62
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
63
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
kali seminggu, dan waktu tempuh dilihat dari segi sosial ekonominya
memerlukan waktu pulang-pergi pada daerah sangat terpencil akan
lebih dari 6 jam perjalanan, ada kesulitan pemenuhan bahan
sedangkan dilihat dari segi sosial pokok, kelabilan kondisi keamanan
ekonominya pada daerah terpencil (Anonim b, 2007).
akan ada kesulitan pemenuhan bahan Kedudukan Denpasar sebagai
pokok, kelabilan kondisi keamanan. suatu daerah Kota
Pusat Pelayanan Masyarakat Kota adalah suatu sistem
(Puskesmas) penetapan kriteria jaringan kehidupan manusia dengan
terpencil ditentukan dari jarak kepadatan penduduk yang tinggi,
Ibukota Kabupaten ke lokasi strata sosial ekonomi yang
Puskesmas, sedangkan untuk sarana heterogen, dan corak kehidupan yang
pelayanan rujukan penetapan kriteria materialistik, sehingga dari
terpencil ditentukan dari jarak pengertian tersebut dapat ditarik
Ibukota Propinsi ke lokasi sarana suatu unsur-unsur tentang kota yakni
rujukan, dan bagi sarana pelayanan : Sistem jaringan kehidupan manusia,
kesehatan lainnya penetapan kriteria tingkat kepadatan yang tinggi, strata
terpencil ditentukan dari jarak sosial ekonominya heterogen, dan
Ibukota Kabupaten ke lokasi sarana materialistik (Bintarto, 1999).
pelayanan kesehatan lainnya Melihat unsur-unsur
(Anonim b, 2007). tersebut dan dibandingkan dengan
Daerah yang digolongkan realitas kehidupan Denpasar sebagai
sangat terpencil adapun syaratnya suatu daerah, maka layak jika
dilihat dari sarana pelayanan Denpasar dikatagorikan sebagai
kesehatan yang ditetapkan letak suatu Kota berdasarkan ketentuan
geografisnya harus berada di wilayah dalam Undang-Undang Nomor 32
yang sulit dijangkau, pegunungan, Tahun 2004 j.o Undang-Undang
pedalaman, dan rawa-rawa, pulau Nomor 22 Tahun 1999. Karena
kecil/gugus pulau dan daerah pesisir, dilihat dari tingkat kepadatan
serta berada di wilayah perbatasan penduduknya, penduduk di Kota
negara lain, baik darat maupun di Denpasar tergolong sangat padat
pulau-pulau kecil terluar. Akses dengan jumlah 2 Juta jiwa lebih
transportasi pada daerah yang (Anonim a, 2007) serta dengan luas
tergolong sangat terpencil terpencil wilayah 123,98 km2 dan tingkat
transportasi yang umum digunakan pertumbuhan yang mencapai 3.5%
(darat/air/udara) rutin maksimal 1 pertahun, menunjukkan potensial
kali seminggu, waktu tempuh dari kota Denpasar sebagai kota yang
memerlukan waktu pulang-pergi terpadat di Bali (Anonim, 2003). Hal
lebih dari 8 jam perjalanan, hanya ini pula yang memicu diubahnya
tersedia transportasi dengan pesawat status Denpasar yang ditahun 1978
udara untuk mencapai lokasi, ditetapkan sebagai daerah
transportasi yang ada sewaktu-waktu administratif dengan 3 kecamatan,
terhalang kondisi iklim/cuaca berdasarkan Undang-Undang Nomor
(seperti: musim angin, gelombang, 1 tahun 1992 menjadi Kota Madya
dan lain-lain, serta tidak ada yang memiliki kewenangan otonom
transportasi umum. Sedangkan untuk mengatur dan mengurus
64
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
65
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
66
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
67
ISSN : 2337 – 9561 Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi
Volume 2 : Hal. 60 - 68, Desember 2015
Kemitraan
Partnership, ISBN 979-26-
9631-8
Sadiawati, D., Djojosoekarto, A.,
Setiyawati, N.H.,.
2008, Membangun sistem
integrasi dalam
pemberantasan korupsi di
daerah: catatan atas
pengalaman pengawalan
rencana aksi daerah
pemberantasan korupsi
(RAD PK) dan
pelaksanaan citizen report
card (CRC) di lima
daerah, Kemitraan
Partnership, ISBN 979-26-
9625-3
Sutaba, I.M., (1983), Sejarah
perlawanan terhadap
imperialisme dan
kolonialisme di daerah
Bali, Proyek Inventarisasi
dan Dokumentasi Sejarah
Nasional, Departemen
Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat
Sejarah dan Nilai
Tradisional.
68