Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENANGANAN
INTRA UTERINE FETAL DEATH (IUFD)
Disusun Oleh:
Aloysius Elyakim, S.Ked
1408010058
Pembimbing:
dr. A. A. Heru Tjahyono, Sp.OG
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus ini telah disusun dan dilaporkan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat di SMF/Bagian Obsetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Nusa Cendana-RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang
PEMBIMBING KLINIK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Intra Uterine Fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam rahim
(KJDR) adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 500 gram atau
lebih atau kematian janin dalam rahim pada umur kehamilan 20 minggu atau
lebih. IUFD termasuk dalam masalah angka kematian bayi (AKB) yang
merupakan salah satu indikator penting untuk menilai tingkat kesejahteraan suatu
negara. (1)
Prinsip dasar dari kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu, faktor janin, dan faktor
plasenta. Faktor ibu meliputi umur, kehamilan post term (>42 minggu) dan
penyakit yang diderita oleh ibu seperti anemia, preeklampsia, eklampsia, diabetes
(KPD), ruptura uteri, hipotensi akut ibu, Faktor fetal meliputi janin tumbuh
(AKB) yang cukup tinggi yaitu 25,5% pada tahun 2016. Menurut Survey
Neonatal sebesar 19/1000 kelahiran hidup, sementara tahun 2007 sebesar 19/1000
kelahiran hidup dengan demikian tidak ada penurunan berarti dibandingkan hasil
4
penurunan angka kematian anak pada tahun 2015 dengan Neonatal Mortality Rate
Data di provinsi NTT tentang lahir mati tahun 2007 yaitu 1.487 jiwa dari
71.767 kelahiran (20.7%), tahun 2008 jumlah lahir mati 1.659 dari 93.632
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and
Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam rahim
dengan berat badan 500 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada
kehamilan 20 minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari
2.2 Epidemologi
Secara epidemiologi, angka IUFD biasanya dimasukkan ke dalam angka
bayi lahir mati (stillbirth rate). WHO memperkirakan angka bayi lahir mati
(stillbirth rate) secara global sekitar 2,6 juta per tahun. Sekitar 98% angka bayi
tahun 2015, diperkirakan sekitar 5 juta bayi lahir di Indonesia atau sekitar 13 ribu
perhari, dimana 201 bayi lahir mati perharinya. Perkiraan angka bayi lahir mati di
Kejadian IUFD meningkat pada usia maternal >35 tahun sebesar 1,5 kali
dan juga pada usia 40 tahun terjadi peningkatan kejadian IUFD pada ras Afrika-
Amerika, pada ibu infertil, riwayat bayi dengan berat badan lahir rendah, infeksi
penyakit kronis selama kehamilan dan mekanisme lain yang belum jelas.(5)
6
2.3 Etiologi
Sebagian besar penelitian menunjukkan etiologi IUFD tidak diketahui
secara pasti. Hampir 50% kasus IUFD tidak ditemukan etiologi spesifiknya.
1. Faktor maternal
Umur
reproduksi yang baik untuk seorang ibu hamil adalah usia 20-30
Paritas
Paritas yang baik adalah 2-3 anak, yang aman terhadap ancaman
mortalitas dan morbiditas baik pada ibu maupun pada janin. Ibu
kematian janin.
Penyulit / Penyakit
a) Anemia
7
zat besi dalam jumlah besar, biasanya 1/10 dari seluruh zat besi
dari jumlah persediaan zat besi dalam hati, limpa dan sumsum
kandungan.
dalam rahim.
sindrom antifosfolipid
2. Faktor fetal
Faktor fetal yang dapat menyebabkan IUFD adalah kehamilan multipel,
b. Kematian janin yang disebabkan oleh komplikasi plasenta, tali pusat dan
2.4 Patofisiologi
insufisiensi plasenta, solusio plasenta, atau villitis kronik berat. Penyebab ini
IUFD yang terjadi pada trimester kedua lebih umum disebabkan oleh
solusio plasenta, atau villitis kronik berat. Selain itu, perdarahan pada plasental
distribusi nutrisi pada janin sehingga terjadi dekompensasi pada janin serta
kematian.(9)
Persalinan yang lama (>2 jam) meningkatkan risiko kematian janin selama
persalinan atau sesaat setelah lahir. Parsalinana yang lama dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti ukuran bayi yang besar yang menyebabkan distosia bahu,
pimpin persalinan yang salah, risiko amniotomi yang terlalu cepat diikuti dengan
2.5 Diagnosis
janin. Anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk mencari faktor
1. Anamnesis
dan penyebab dari kematian janin di dalam rahim. Anamnesis yang dapat
digali terbagi menjadi dua kategori, yaitu keluhan ibu dan faktor risiko.
hilangnya gerakan janin. Selain itu, dapat pula ditemukan nyeri perut bawah
usia ibu, riwayat obsetri, status obsetri, usia kehamilan, kehamilan tunggal
2. Pemeriksaan fisik
mengetahui apakah masih didapatkan adanya denyut jantung atau tidak pada
janin.(12)
3. Pemeriksaan penunjang
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk IUFD tidak hanya terbatas pada pengeluaran janin,
tetapi juga harus disertai penanganan psikologis ibu dan evaluasi penyebab
1. Terminasi Kehamilan
seperti bayi letak lintang, perdarahan ante partum karena plasenta previa
i) Induksi misoprostol
jam. induksi misoprostol tidak boleh diberikan pada pasien dengan riwayat
HIS adekuat.
pada ibu hamil dengan solusio plasenta, letak lintang atau riwayat SC 2
kali.
14
yang jelas. Selain otopsi, pemeriksaan post mortem yang dapat dilakukan
dapat berbahaya untuk ibu. Hal ini menyebabkan ibu dengan IUFD yang
relaksasi.
15
b) Maserasi tingkat I
mati.
c) Maserasi tingkat II
2.7 Komplikasi
Kematian janin dalam rahim dalam waktu 3–4 minggu, maka fibrinogen
untuk ibu. Hal ini menyebabkan ibu dengan IUFD yang belum diterminasi akan
terutama pada usia yang lebih tua. Selain itu dapat menyebabkan infeksi
2.8 Prognosis
Bila kematian janin disebabkan oleh faktor maternal, maka harus ditangani
secara pasti, maka ada kemungkinan untuk untuk terjadi kematian janin berulang
di masa depan.(14)
18
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas
Nama : Ny. MS
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Bakunase
No. RM : 517552
dengan diagnosa G2P0A1 33-34 minggu T/IUFD. Pasien datang dengan keluhan
tidak merasakan gerak janin dalam 3 hari terakhir. Pasien kemudian memutuskan
untuk datang ke tempat praktek dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Pasien
19
kemudian dilakukan USG dan dari hasil USG tidak ditemukan adanya denyut
jantung janin, sehingga menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan janin
janinnya cukup aktif, biasanya 1 jam 2-3 kali gerakan namun dalam 3 hari terakhir
pasien tidak merasakan gerakan lagi. Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Prof Dr.
kehamilan disangkal pasien. Riwayat keguguran anak pertama pada tahun 2018
saat usia kehamilan 3 bulan. Makan dan minum baik. BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
sebelumnya
Riwayat menarche : usia 17 tahun, siklus teratur 28 hari, lama haid 3 hari
Riwayat persalinan :
1. 3 bulan/abortus/tidak kuret/2018
TP : 24/9/2019
UK : 33-34 Minggu
20
Tanda–tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36.7 0C
SpO2 : 98 %
Toraks (bentuk) : Bentuk toraks normal, tidak tampak pelebaran vena, tidak
Pulmo
Paru-paru anterior :
P : Taktil fremitus kiri dan kanan simetris, tidak terdapat nyeri tekan,
P : Sonor pada kedua lapangan paru, batas paru hepar terletak pada linea
Paru-paru posterior :
P : Taktil fremitus kiri dan kanan simetris, tidak terdapat nyeri tekan,
Jantung
P : Iktus kordis teraba pada ICS 5 linea midclavicularis sinistra, thrill tidak
teraba
22
Abdomen
I : cembung
Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan luar
P : TFU 22 cm
His : -
A : DJJ : -
23
Pemeriksaan dalam
Neutrofil 60,7 % 50 – 70
Limfosit 25,7 % 20 – 40
3.4 Asessment
3.5 Planing
3.6 Follow up
26
27
28
29
30
31
Outcome :
Tanggal 15/8/2019, pukul 10.30 wita, lahir bayi laki-laki dengan BB 1500
Pukul 10.40 wita, lahir placenta. Dievaluasi: tali pusat : panjang 55 cm,
hematome (-), hematome retroplacenta (-), selaput plasenta tidak utuh, diameter
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Telah dilaporkan kasus seorang perempuan Ny. MS, umur 24 tahun dengan
diagnosa G2P0A1 33-34 minggu, T/IUFD + TBJ 1550 gram. Dengan persiapan
kali pemberian, misoprostol 100 mcg/4 jam 8 kali pemberian dan drip oksitosin
Lahir bayi dengan jenis kelamin laki-laki, BB 1500 gram, PB 44 cm. Bayi
dalam keadaan meninggal, maserasi grade 2, tidak ditemukan cacat pada bayi.
Plasenta lahir dengan tertinggal sebagian selaput plasenta, hematome retro plsenta
Dilakukan kuretase atas indikasi sisa plasenta. Tiga hari post partum,
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA