LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Istilah stroke juga mencakup pengertian stroke iskemik dan stroke hemoragik.
Stroke iskemik merupakan disfungsi neurologis yang disebabkan oleh infark serebral.
Stroke hemoragik intra serebral adalah berkembangnya tanda dan gejala disfungsi
serebral secara cepat akibat dari akumulasi darah pada parenkim atau ventrikel otak
yang tidak disebabkan oleh trauma. Sedangkan stroke hemoragik subarachnoid adalah
tanda dan gejala disfungsi serebral atau sakit kepala yang berkembang dengan sangat
cepat karena adanya perdarahan di ruang subarachnoid (ruang antara membran
arachnoid dan pia mater otak atau sumsum tulang belakang) yang tidak disebabkan oleh
trauma.2
Secara garis besar, stroke diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak
atau adanya sumbatan pada aliran darah yang menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi
dalam darah ke otak menurun dan berakhir pada kerusakan jaringan otak.2 Menurut
Qureshi et al (2009), intra cerebral haemorrhage (ICH) disebabkan oleh rupturnya
pembuluh darah yang diakibatkan oleh hipertensi atau kelainan vaskular lainnya.3
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Hemphill et al (2001), prognosis ICH
dapat bervariasi.3 Hal ini bergantung pada besar atau luasnya hematoma, lokasi
hematoma, ekstensi ke ventrikel, dan faktor-faktor lain. Namun, penelitian Keep et al
(2012) menyebutkan bahwa ICH memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi dan
kecacatan yang lebih berat dibandingkan dengan stroke iskemik.3
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk menurunkan angka kejadian stroke
seperti dalam penelitian Ariesen et al (2003) yang didukung oleh Sturgeon et al (2007)
di antaranya adalah mengontrol tekanan darah, mengurangi rokok dan konsumsi
alkohol, menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida, termasuk menurunkan konsumsi
obat-obatan antikoagulan, agen trombolitik, dan
simpatomimetik. Sedangkan untuk faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi termasuk
usia (terutama usia lanjut), jenis kelamin (di mana angka kejadian stroke lebih tinggi
pada laki-laki), cerebral amyloid angiopathy (CAA), dan etnis (Asia).3
C. Patofisiologi
Menurut Qureshi (2003) awal mekanisme cedera pada ICH adalah penekanan
pada parenkim otak oleh hematoma, sehingga merubah struktur parenkim tersebut.3
Hasil penelitian Graham et al (2000) yang didukung oleh Qureshi et al (2003) dan
Lusardi et al (2004) menyebutkan bahwa perluasan hematoma juga dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial yang mempengaruhi aliran darah,
deformasi mekanik, pelepasan neurotransmiter, disfungsi mitokondria dan depolarisasi
membran. Akibatnya, terjadi edema dari peradangan oleh faktor-faktor inflamasi yang
dilepaskan dari rangkaian mekanisme di atas.3
ICH merupakan masalah darurat medis. Penegakan diagnosis secara cepat dan
pemberian terapi yang tepat pada pasien ICH sangat penting karena deteriorasi terjadi
pada beberapa jam pertama setelah onset ICH berlangsung.5 Penelitian Manno (2005)
menyebutkan bahwa tanda dan gejala yang umum pada penderita ICH di antaranya sakit
kepala, mual dan perasaan ingin muntah.3 Sakit kepala sering dikaitkan dengan adanya
hematoma berukuran besar, adanya traksi pada serat meningeal, dan peningkatan
tekanan intrakranial atau darah di dalam cairan serebrospinal. Kejadian muntah juga
berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial. Sebagaimana yang dilaporkan
Steiner (2006) bahwa pasien dengan ICH sering kali mengalami penurunan kesadaran
seiring dengan peningkatan tekanan intrakranial dan kompresi pada thalamus serta saraf
pusat.3
Penanganan prehospital pada pasien dengan ICH sama seperti pada pasien
dengan stroke iskemik.6 Acker (2007) menegaskan bahwa tujuan utama dalam
menangani pasien ICH, yaitu memastikan jalan napas bersih tanpa obstruksi oleh benda
cair atau padat, memberikan dukungan kardiovaskular, dan membawa pasien segera ke
fasilitas kesehatan terdekat yang siap merawat penderita stroke akut.5 Prioritas
selanjutnya adalah memperoleh riwayat pasien terkait onset atau waktu pasien terakhir
normal, riwayat medis, pengobatan dan penggunaan obat-obatan seperti narkoba, serta
kontak keluarga pasien yang dapat dihubungi.
Petugas kesehatan di gawat darurat atau emergency department (ED) yang harus
ada dalam merawat pasien dengan ICH di antaranya petugas atau dokter ahli pada
bidang neurology, neurocardiology, neurosurgery, dan perawat. The National Institutes
of Health Stroke Scale (NIHSS) sangat berguna untuk menilai tingkat keparahan pada
pasien stroke iskemik, maupun ICH.6,7 Namun, sering kali ditemukan penurunan
kesadaran pada pasien ICH sehingga mengurangi utilitas dari NIHSS. Ada banyak skala
penilaian khusus untuk ICH. Meskipun skala keparahan yang optimal belum jelas, tapi
yang paling banyak digunakan dan divalidasi secara eksternal adalah skor ICH.8,9
Adanya muntah, tekanan sistolik (SBP) >220 mmHg, sakit kepala hebat, dan
mengalami penurunan kesadaran merupakan tanda dan gejala adanya masalah pada
pembuluh darah di otak. Namun, untuk membuktikan hal tersebut, Goldstein et al
(2005) merekomendasikan perlu dilakukannya neuroimaging seperti CT Scan atau
magnetic resonance imaging (MRI).5 Penelitian Fiebach et al (2004) yang didukung
oleh Chalela et al (2007) menyebutkan bahwa CT dianggap sebagai “gold standard”
dan sangat sensitif untuk mengidentifikasi hemoragi akut.5 Echo dan MRI juga sama
sensitifnya seperti CT. Namun, echo dan MRI juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi perdarahan sebelumnya.
E. Asuhan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan otak.
Batasan karakteristik:
Batasan karakteristik:
Batasan karakteristik:
5. Risiko aspirasi.
Faktor risiko:
6. Risiko dekubitus.
Faktor risiko:
1) Penurunan mobilitas.
2) Dehidrasi.
3) Kulit kering.
4) Periode imobilitas pada permukaan keras yang lama.
5) Hipertermia.
6) Nutrisi tidak adekuat.
7) Inkontinensia.
8) Tekanan pada tonjolan tulang.
9) Kurang perawatan diri.
10) Kelembapan kulit.
11) Penggunaan linen dengan bahan kurang menyerap lembap.
12) Berat badan berlebih.
13) Kulit kasar.
14) Kekuatan gesekan.
1) Gangguan sensasi.
2) Peningkatan suhu kulit 1-2°C.
3) Gangguan sirkulasi.
4) Imobilisasi fisik.
5) Edema.
6) Penurunan oksigenasi jaringan.
7) Penurunan kadar albumin serum.
8) Penurunan perfusi jaringan.
9) Penyakit kardiovaskular.
Status sirkulasi:
Status neurologi:
Status pernafasan:
Status nutrisi:
Koordinasi pergerakan:
c. Intervensi Keperawatan
a) Ketidakefektifan perfusi jaringan otak.
Monitor neurologi:
Monitor pernafasan:
Terapi oksigen:
Monitor pernafasan:
Terapi oksigen:
F. Tinjauan Pustaka
1. Abbot AL, Silvestrini M, Topakian R, Golledge J, Brunser AM, Harbaugh RE, et
al. Optimizing the Definitions of Stroke, Transient Ischemic Attack, and Infarction
for Research and Application in Clinical Practice. Frontiers in Neurology.
2017;8:1-14. doi: 10.3389?fneur.2017.00537.
2. Sacco AC, Kasner SE, Broderick JP, Caplan LR, Culebras A, Elkind MSV, et al.
An Updated Definition of Stroke for 21st Century: A Statement for Healthcare
Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association.
Stroke. 2013;44:2064-2089. doi: 10.1161/STR.0b013e318296aeca.
3. An SJ, Kim TJ, Yoon BW. Epidemiology, Risk Factors, and Clinical Features of
Intracerebral Haemorrhage: An Update. Journal of Stroke. 2017;19(1):3-10. doi:
10.5853/jos.2016.00864.
4. Phillips MC. Apolipoprotein E Isoforms and Lipoprotein Metabolism. IUBMB Life.
2014;66:616-623. doi: 10.1002/iub.1314.
5. Hemphill JC, Greenberg SM, Anderson CS, Becker K, Bendok BR, Cushman M,
et al. Guidelines for the Management of Spontaneous Intracerebral Hemorrhage: A
Guideline for Healthcare Professionals from the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke. 2015;46:2032-2010. doi:
10.1161/STR.0000000000000069.
6. Jauch EC, Saver JL, Adams HP Jr, Bruno A, Connors JJ, Demaerschalk BM, et al.
Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke: A
Guideline for Healthcare Professionals from the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke. 2013;44:870-947. doi:
10.1161/STR.0b013e318284056a.
7. Fonarow GC, Pan W, Saver JL, Smith EE, Reeves MJ, Broderick JP, et al.
Comparison of 30-Day Mortality Models for Profiling Hospital Performance in
Acute Ischemic Stroke With VS Without Adjustment for Stroke Severity. JAMA.
2012;308:257-264. doi: 10.1001/jama.2012.7870.
8. Garret JS, Zarghouni M, Layton KF, Graybeal D, Daoud YA. Validation of Clinical
Prediction Scores in Patients With Primary Intracerebral Hemorrhage. Neurocrit
Care. 2013;19:329-335. doi: 10.1007/s12028-013-9926-y.
9. van Asch CJ, Velthuis BK, Greving JP, van Laar PJ, Rinkel GJ, Algra A, Klijn CJ.
External Validation of the Secondary Intracerebral Hemorrhage Score in The
Netherlands. Stroke. 2013;44:2904-2906. doi:
10.1161/STROKEAHA.113.002386.
10. Moorhead S, Johnson M, Maas ML, Swanson E. Nursing Outcomes Classification
(NOC). Edisi Kelima Bahasa Indonesia. Indonesia: CV. Mocomedia;2016.
11. Bulechek GM, Butcher HK, Dochterman JM, Wagner CM. Nursing Intervention
Classification (NIC). Edisi Keenam Bahasa Indonesia 2016. Indonesia: CV.
Mocomedia;2016.