Anda di halaman 1dari 12

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No.

1 Januari 2017

PERAN KERJASAMA TIM DALAM PENANGGULANGAN KEBARAN


HUTAN DAN LAHAN

Junaidi
Widya Iswara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau
JL. Ronggowarsito No 14 Kec. Sail, Pek an Baru Provinsi Riau
E-mail : junjoen011@yahoo.co.id

ABSTRACT
Kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) menimbulkan dampak yang besar dari segi
lingkungan, pendidikan, politik, ekonomi, kesehatan, hubungan antar negara dan
citra Indonesia di mata dunia. Akibat dari Karlahut telah merusak jutaan hektar lahan
dan hutan yang berdampak terhadap kerugian materil dan imateril yang sangat
besar. Melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016 telah di atur suatu sistem
Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Kerjasama Tim merupakan faktor yang
sangat peting dalam sistem pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Tampa Tim
yang kompak dan harmonis maka tujuan dari sistem yang sudah dibangun akan sulit
di capai.
Land and forest fires (Karlahut) pose a great impact in terms of environment,
education, politics, economics, health, inter-state relations and the image of
Indonesia in the eyes of the world. As a result of Karlahut has damaged millions of
hectares of land and forests that have an impact on material and immaterial losses
are very large. Through the Minister of Environment and Forestry of the Republic of
Indonesia Number P.32 / MenLHK / Secretariat / Kum.1 / 3/2016 have set a system
control forest fires. Teamwork is a critical importance of a system of land and forest
fire control. Tampa team that is compact and harmonious then the purpose of the
system already built will be difficult to accomplish.

Keyword : Karlahut, Tim, Staekholder.

PENDAHULUAN sumber oksigen (O2 )yang sangat


Hutan menurut Undang-Undang dibutuhkan oleh manusia dan bagi
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun seluruh mahluk hidup yang ada di bumi,
1999 adalah suatu kesatuan ekosistem serta sebagai salah satu media yang
berupa hamparan lahan berisi sumber dapat menyerap karbon dioksida (Co2)
daya alam hayati yang didominasi yang beredar di dalam udara. Oleh
pepohonan dalam persekutuan alam karena itu peranan hutan sangatlah
lingkungannya, yang satu dengan penting sebagai paru-paru dunia
lainnya tidak dapat dipisahkan. Sesuai sehingga keberadaannya harus terus
dengan manfaatnya, hutan merupakan dapat terjaga.

44
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

Kebakaran lahan dan hutan dengan yang lainnya dan didalam


(Karlahut) menimbulkan dampak yang perjalanannya tidak menutup
besar dari segi lingkungan, pendidikan, kemungkinan terjadi masalah atau
politik, ekonomi, kesehatan, hubungan konflik.
antar negara dan citra Indonesia di mata Agar pelaksanaan pengendalian
dunia. Akibat dari Karlahut telah kebakaran hutan dan lahan dapat
merusak jutaan hektar lahan dan hutan berjalan dengan optimal maka
yang berdampak terhadap kerugian diperlukan kerjasama tim yang baik.
materil dan imateril yang sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk
Menurut Tempo.Co, Jakarta, mengetahui sistem pengendalian
studi terbaru yang dilakukan oleh 12 kebakaran lahan dan hutan di indonesia
peneliti asal Universitas Harvard dan dan peran kerjasama tim dalam
Columbia menyatakan ada 100.300 penanggulangan kebakaran hutan dan
kasus kematian yang disebabkan oleh lahan tersebut.
kebakaran hutan di Indonesia pada
TINJAUAN PUSTAKA
September-Oktober 2015. Dari jumlah
Kebakaran Hutan dan Lahan
itu diperkirakan 91.600 kematian ada di
Kebakaran hutan merupakan
Indonesia, 2.200 kasus kematian di
kejadian dimana api melalap bahan
Singapura, dan 6.500 kasus kematian di
bervegetasi yang terjadi didalam
Malaysia.
kawasan hutan yang menjalar secara
Kerugian secara finansial
bebas dan tidak terkendali, sedangkan
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)
kebakaran lahan terjadi di kawasan non
pada Juni hingga Oktober 2015 sebesar
hutan (Syaufina 2008). Api merupakan
Rp 221 triliun (REPUBLIKA.CO.ID,
fenomena alam yang dihasilkan dari
JAKARTA). Hal ini menjadi perhatian
kombinasi yang cepat antara oksigen
serius oleh berbagai pihak, sehingga
dengan suatu bahan bakar yang
pemerintah melakukan berbagai upaya
terjelma dalam bentuk panas, cahaya
untuk menanggulangi kebakaran lahan
dan nyala.
dan hutan di Indonesia. Dalam sistem
Terdapat tiga komponen yang
penanggulangan kebakaran hutan akan
diperlukan untuk setiap api agar dapat
banyak melibatkan berbagai stakeholder
menyala dan mengalami proses
yang saling berkoordinasi antara satu
pembakaran (Countryman 1975), yaitu

45
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

pertama harus tersedia bahan bakar menimbulkan berbagai penyakit.


yang dapat terbakar; kedua panas yang Menurut Suratmo (1999) secara
cukup digunakan untuk menaikkan suhu keseluruhan lebih dari 20 juta anggota
bahan bakar hingga ke titik penyalaan; masyarakat indonesia yang terkena
ketiga udara diperlukan untuk mensuplai asap akibat kebakaran 1997. Dampak
oksigen agar proses pembakaran tetap langsung bagi masyarakat yaitu
berjalan dan untuk mempertahankan hilangnya sumber mata pencahariaan
suplai panas sehingga memungkinkan masyarakat yang masih
penyalaan bahan bakar yang sulit menggantungkan hidupnya pada hutan.
terbakar. Dampak mendalam masyarakat
lokal, yaitu perasaan diabaikan dan
Dampak Kebakaran Hutan dan lahan putus asa sering tidak mendapat
Menurut Syaufina (2008) perhatian. Masyarakat lokal merasa
tumbuhan mati pada kebakaran dimana sudah kehilangan banyak dan tidak
sel-sel hidup sampai ke titik lethal. menerima bantuan atau bahkan
Jaringan-jaringan dengan isi kandungan pengakuan atas kehilangan itu. Dampak
kelembaban yang lebih tinggi dapat mati sosial budaya ini, jika diabaikan akan
pada temperatur rendah dalam waktu menjadi potensi bagi munculnya konflik
singkat. Jika panas yang dihasilkan sosial yang serius (Tacconi 2003).
memungkinkan vegetasi hidup maka
akan menyisakan luka sehingga Pengendalian Kebakaran Hutan dan
merangsang pertumbuhan hama dan Lahan
penyakit atau menghasilkan cacat Menurut Husaeni (2003),
permanen. pengendalian kebakaran hutan (forest
Saharjo (2005) menambahkan fire management) merupakan aktifitas
kebakaran hutan dan lahan melindungi hutan dari kebakaran liar dan
menimbulkan banyak dampak negatif penggunaan api untuk mencapai tujuan
diantaranya terdegradasinya lingkungan, dalam pengelolaan hutan. Sesuai
perubahan nilai sosial, gangguan dengan Peraturan Menteri Lingkungan
terhadap kesehatan manusia, dimana Hidup dan Kehutanan Republik
dampak timbulnya asap yang berlebihan Indonesia Nomor
selama kebakaran berlangsung telah P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016

46
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

bahwa Pengendalian Kebakaran Hutan tentang Pengendalian Kebakaran


dan Lahan yang disebut dalkarhutla Hutan dan Lahan.
meliputi usaha/kegiatan/tindakan Pengendalian Kebakaran Hutan
pengorganisasian, pengelolaaan dan Lahan yang disebut dalkarhutla
sumberdaya manusia dan sarana meliputi usaha/kegiatan/tindakan
prasarana serta operasional pengorganisasian, pengelolaaan
pencegahan, pemadaman, penanganan sumberdaya manusia dan sarana
pasca kebakaran, dukungan evakuasi prasarana serta operasional
dan penyelamatan, dan dukungan pencegahan, pemadaman,
manajemen pengendalian kebakaran penanganan pasca kebakaran,
hutan dan/atau lahan. dukungan evakuasi dan
penyelamatan, dan dukungan
METODE PENELITIAN manajemen pengendalian
Kajian dalam tulisan ini kebakaran hutan dan/atau lahan.
menggunakan pendekatan kualitatif Dalam pelaksanaanya, sistem
deskriptif dimana data yang diperoleh penanggulangan kebakaran hutan
berasal dari sutudi kepustakaan dan dan lahan dilakukan melalui
disajikan secara sistematis untuk organisasi-organisasi
memperoleh gambaran tentang sistem penanggulangan kebakaran hutan
pengendalian kebakaran hutan dan dan lahan yang di bentuk oleh
lahan di Indonesia dan bagaimana pemerintah di tingkat pusat, provinsi,
peran kerjasama tim dalam sistem maupun kabuapten/kota. Untuk lebih
penanggulangan kebakaran tersebut. jelasnya berikut akan di sajikan
organisasi-organisasi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
dimaksud.
1. Sistem Pengendalian Kebakaran
Hutan dan Lahan di Indonesia
A. Organisasi Pengendalian
Upaya pencehan kebakaran
Kebakaran Hutan dan Lahan
hutan dan lahan di Indonesia diatur
Tingkat Pemerintah
melalui Peraturan Menteri
Organisasi Dalkarhutla
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pemerintah bertanggung jawab
Republik Indonesia Nomor
P.32/MenLHK/Setjen/Kum.1/3/2016

47
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

terhadap upaya Dalkarhutla secara Penanganan Kebakaran Hutan


nasional, terdiri dari: dan Lahan adalah
1) Organisasi Dalkarhutla yang mengkoordinasikan perencanaan,
berfungsi koordinatif; Organisasi pengorganisasian, operasional,
Dalkarhutla Pemerintah yang pengawasan dan evaluasi dalam
berfungsi koordinatif, bersifat ad- setiap usaha Dalkarhutla.
hoc, dilaksanakan oleh Satuan
Tugas yang disebut Satgas 2) Organisasi Dalkarhutla yang
Pengendali Nasional berfungsi operasional, Organisasi
Penanganan Kebakaran Hutan Dalkarhutla Pemerintah yang
dan Lahan, ditetapkan oleh berfungsi operasional
Menteri. Diketuai oleh Menteri dilaksanakan oleh Brigdalkarhutla
dan beranggotakan sekurang- Pemerintah yang disebut
kurangnya Kepala Badan Manggala Agni. Manggala Agni
Nasional Penanggulangan terdiri atas:
Bencana (BNPB), Menteri Agraria
a) Manggala Agni Pusat;
dan Tata Ruang/BPN, Menteri
Manggala Agni Pusat
Kesehatan, Panglima TNI, Kepala
berkedudukan di Kementerian
Kepolisian Negara Republik
Lingkungan Hidup dan
Indonesia, Kepala Badan
Kehutanan, dipimpin oleh
Meteorologi, Klimatologi dan
Direktur dan bertanggung
Geofisika, Kepala Badan
jawab kepada Direktur
Informasi Geospasial, Kepala
Jenderal.
Lembaga Penerbangan dan
b) Manggala Agni Regional;
Antariksa Nasional dan atau
Manggala Agni Regional
Kementerian/Lembaga terkait
dipimpin oleh Kepala
Dalkarhutla lainnya sesuai tingkat
Brigdalkarhutla Unit Pelaksana
kepentingan dan
Teknis Pusat dan bertanggung
kewenangannya. Berkedudukan
jawab kepada Direktur
di Kementerian Lingkungan Hidup
Jenderal.
dan Kehutanan. Fungsi Satgas
c) Daops Manggala Agni. Daops
Pengendali Nasional
Manggala Agni sebagai

48
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

pelaksana operasional pengendalian kebakaran hutan


Dalkarhutla, dipimpin oleh dan lahan dilaksanakan oleh
Kepala Daops, di bawah Direktorat Pengendalian
pembina teknis Manggala Agni Kebakaran Hutan dan Lahan.
Regional dan bertanggung Direktorat Jenderal Pengendalian
jawab kepada Manggala Agni Perubahan Iklim dengan struktur
Pusat. Daops Manggala Agni organisasi sbb:
terdiri dari dua atau lebih Regu
Manggala Agni, yang dipimpin
oleh Kepala Regu dan
bertanggungjawab kepada
Kepala Daops Manggala Agni.
Ketentuan lebih lanjut
mengenai Organisasi dan
Wilayah Kerja Daops Manggala
Agni sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Gambar 1. Struktur Organisasi
(Pasal 11 ayat 6 Permen LHK Direktorat Pengendalian
Kebakaran Hutan dan
No.P.32/ Menlhk/Setjen/ Lahan
Kum.1/3/2016), mengingat
penting dan daruratnya B. Organisasi Pengendalian
penanggulangan karhutla Kebakaran Hutan Dan Lahan
semoga segera diregulasikan. Pemerintah Provinsi
Organisasi Dalkarhutla
Di Kementerian Lingkungan
Pemerintah Provinsi dapat dibentuk
Hidup dan Kehutanan tugas
atau menunjuk organisasi yang
penyiapan perumusan,
bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan, koordinasi dan
dalkarhutla pada tingkat provinsi,
sinkronisasi kebijakan, bimbingan
terdiri dari:
teknis dan evaluasi bimbingan
1. Organisasi Dalkarhutla yang
teknis, dan supervisi pelaksanaan
berfungsi koordinatif, Organisasi
urusan di daerah bidang

49
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

Dalkarhutla Pemerintah Provinsi Satgas Pengendali Provinsi


yang berfungsi koordinatif bersifat Penanganan Kebakaran Hutan dan
ad-hoc, yang disebut Satgas Lahan wajib membentuk
Pengendali Provinsi Penanganan kesekretariatan yang disebut
Kebakaran Hutan dan Lahan. Posko Krisis Kebakaran Hutan dan
diketuai oleh Gubernur, sekurang- Lahan Provinsi.
kurangnya beranggotakan 2. Organisasi Dalkahutla Pemerintah
Sekretariat Daerah, Badan Provinsi yang berfungsi
Perencanaan Pembangunan operasional, Organisasi Dalkahutla
Daerah (BAPPEDA), Badan Pemerintah Provinsi yang berfungsi
Penanggulangan Bencana Daerah, operasional sebagaimana
Badan Lingkungan Hidup Daerah dilaksanakan oleh Satuan Kerja
(BLHD), Dinas Teknis bidang Dalkarhutla, dipimpin Kepala Satuan
Kehutanan, Perkebunan, Pertanian Kerja Dalkarhutla, dan bertanggung
dan/atau Dinas Teknis terkait jawab kepada Gubernur. Satuan
lainnya, Manggala Agni, Kerja Dalkarhutla ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota Gubernur. Bertugas menjalankan
dibawahnya, Pemerintah Provinsi perencanaan, pengorganisasian,
disekitarnya, Kepolisian Daerah, operasional, pengawasan dan
TNI setempat, dan atau instansi evaluasi dalam setiap usaha
terkait Dalkarhutla lainnya sesuai Dalkarhutla.
tingkat kepentingan dan
kewenangannya. C. Organisasi Pengendalian
Satgas Pengendali Provinsi Kebakaran Hutan dan Lahan
Penanganan Kebakaran Hutan dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Lahan berkedudukan di Kantor Organisasi Dalkahutla
Pemerintah Provinsi yang Pemerintah Kabupaten/Kota bersifat
bersangkutan, memiliki fungsi ad-hoc, yang disebut Satgas
mengkoordinasikan perencanaan, Pengendali Kabupaten/Kota
pengorganisasian, operasional, Penanganan Kebakaran Hutan dan
pengawasan dan evaluasi dalam Lahan. ditetapkan oleh
setiap usaha Dalkarhutla. Bupati/Walikota. Diketuai oleh

50
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

Bupati/Walikota, sekurang-kurangnya Kabupaten/Kota membebankan


beranggotakan Sekretariat Daerah, pelaksanaannya kepada masing-
Badan Perencanaan Pembangunan masing Kesatuan Pengelolaan Hutan,
Daerah (BAPPEDA), Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan, Perum
Penanggulangan Bencana Daerah, Perhutani, Pemegang Izin
Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemanfaatan Hutan, Pemegang Izin
(BLHD), Perkebunan, Pertanian Pinjam Pakai Kawasan Hutan,
dan/atau Dinas Teknis terkait lainnya, Pemegang Izin Hutan
Masyarakat Peduli Api (MPA) Kemasyarakatan, dan Pemegang Izin
setempat, Manggala Agni, Hutan Desa.
Kecamatan dan Desa dibawahnya,
Pemerintah Kabupaten/Kota D. Organisasi Pengendalian
disekitarnya, Kepolisian setempat, Kebakaran Hutan Dana Lahan
TNI setempat, dan atau instansi Tingkat Pengelolaan
terkait dalkarhutla lainnya sesuai Setiap Unit Pelaksana Teknis
tingkat kepentingan dan Daerah Pengendalian Kebakaran
kewenangannya. Hutan dan Lahan, Unit Pelaksana
Satgas Pengendali Teknis Daerah Taman Hutan Raya,
Kabupaten/Kota Penanganan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Kebakaran Hutan dan Lahan Produksi, Kesatuan Pengelolaan
berkedudukan di Kantor Pemerintah Hutan Lindung, Kesatuan
Kabupaten/Kota bersangkutan, yang Pengelolaan Hutan Konservasi,
memiliki fungsi mengkoordinasikan Kesatuan Pemangkuan Hutan, Perum
perencanaan, pengorganisasian, Perhutani, dan Pemegang Izin Usaha
operasional, pengawasan dan Pemanfaatan Hasil Hutan wajib
evaluasi dalam setiap usaha membentuk Organisasi
Dalkarhutla di wilayahnya. Brigdalkarhutla (Pasal 18 Permen
Satgas wajib membentuk LHK No.P.32/ Menlhk/Setjen/
Kesekretariatan, yang disebut Posko Kum.1/3/2016), jadi organisasi
Krisis Kebakaran Hutan dan Brigdalkrhutla terdiri dari:
LahanKabupaten/Kota. Hal-hal yang 1) Brigdalkar UPTD Pengendalian
bersifat operasional, Pemerintah Kebakaran Hutan dan Lahan;

51
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

2) Brigdalkar UPTD Taman Hutan melaksanakan tugas di bidang


Raya; dukungan manajemen;
3) Brigdalkar KPHP atau KPHL atau 3) Koordinator Pencegahan
KPHK atau KPH Perum Kebakaran Hutan dan Lahan;
Perhutani; bertanggung jawab kepada
4) Brigdalkar IUPHHK atau Kepala Brigade, melaksanakan
IUPHHBK atau IUPHHK-RE tugas perencanaan,
dalam hutan alam pada hutan pengorganisasian, operasional,
produksi; pengawasan dan evaluasi di
5) Brigdalkar IUPHHK atau bidang pemberdayaan
IUPHHBK dalam HTI dan HTHR; masyarakat, penyadartahuan,
6) Brigdalkar IPPKH pada hutan pengurangan resiko, peningkatan
lindung dan hutan produksi untuk kapasitas kelembagaan,
kegiatan pertambangan. pelaksanaan patroli, dan
Setiap organisasi Brigdalkarhutla peringatan dini;
sekurang-kurangnya mempunyai 4) Koordinator Pemadaman dan
perangkat organisasi dan tugas Penanganan Pasca Kebakaran;
pokok meliputi: bertanggung jawab kepada
Kepala Brigade, melaksanakan
1) Kepala Brigade; yang dalam
tugas perencanaan,
pelaksanaannya dapat dirangkap
pengorganisasian, operasional,
oleh Kepala Unit Pengelolaan
pengawasan dan evaluasi di
pada tingkat lapangan atau
bidang deteksi dini, groundcek,
pejabat yang ditunjuk,
pemadaman awal dan lanjutan,
bertanggung jawab kepada
inventarisasi dan monitoring areal
Kepala di tingkat pengelolaan,
bekas kebakaran, koordinasi
melaksanakan tugas di bidang
penanganan pasca kebakaran,
perencanaan, pengorganisasian,
dukungan evakuasi dan
operasional, pengawasan dan
penyelamatan; dan
evaluasi dalam setiap usaha
5) Kepala Regu; bertanggung jawab
Dalkarhutla di wilayah kerjanya;
kepada Kepala Brigade,
2) Sekretaris Brigade; bertanggung
jawab kepada Kepala Brigade,

52
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

melaksanakan tugas operasional Kawasan Hutan untuk kegiatan non


Dalkarhutla di lapangan. pertambangan; Pengelola Hutan
Kemasyarakatan; Pengelola Hutan
Desa; Penanggung jawab Hutan
Adat; Pemilik Hutan Hak; Pemegang
KHDTK; dan Kelompok tani sekitar
hutan atau desa konservasi atau
kampung iklim atau desa wisata
berbasis ekosistem hutan; wajib
memfasilitasi organisasi kelompok-
kelompok Masyarakat Peduli Api
(MPA).
Dalam satu MPA sekurang-
kurangnya terdiri dari 2 regu, masing-
masing regu terdiri dari 15 anggota
masyarakat setempat dalam satu
desa. Pembentukan dan pembinaan
Gambar 2. Struktur Organisasi MPA, dilakukan bersama dengan
Brigade Pengendalian
Kebakaran Hutan KPH kesatuan pengelolaan hutan dan/atau
Manggala Agni terdekat.
Setiap Brigdalkarhutla dapat diberi
Setiap organisasi MPA sekurang-
identitas organisasi dalam bentuk
kurangnya mempunyai perangkat
antara lain nama, bendera, pataka,
organisasi dan tugas, meliputi:
atau maskot, yang ditetapkan oleh
1) Ketua Masyarakat Peduli Api
masing-masing unit pengelola.
(MPA); melaksanakan tugas
E. Masyarakat Peduli Api (MPA) perencanaan, pengorganisasian,
Setiap Pemegang IUPK atau operasional, pengawasan dan
IUPJL atau IPHHBK pada hutan evaluasi dalam setiap usaha
lindung dan hutan produksi; dan Dalkarhutla di desanya;
pemegang IPHHK dalam hutan alam 2) Sekretaris merangkap
pada hutan produksi dan HTR; Bendahara; melaksanakan tugas
Pemegang Izin Pinjam Pakai untuk mengelola administrasi

53
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

keuangan dan tugas-tugas terbuka sehingga setiap anggota


kesekretariatan; akan terdorong untuk memikirkan
3) Kepala Regu; melaksanakan permasalahan yang ada; (4)
tugas operasional dalkarhutla. Pemecahan masalah lebih efektif;
2. Peran Kerjasama Tim Dalam (5) Umpan balik kinerja yang dapat
Penanggulagan Kebakaran Hutan menjadi acuan anggota apakah
dan Lahan kinerjanya sesuai dengan tujuan tim
Hasil kerja atau bekerja secara ; (6) Konflik diterima sebagai hal
tim biasanya akan lebih efektif dari yang wajar, karena suatu wahana
pada bekerja secara perorangan, untuk penyelesaian masalah; (7)
karena hasil kerja dan pemikiran Adanya Keseimbangan tercapainya
lebih dari satu orang pasti lebih baik produktivitas tim dengan pemenuhan
dari pada hasil pemikiran satu orang kebutuhan individu.
saja. Bekerjasama dalam Tim ini Dalam sistem penanggulagan
selalu dilakukan baik dalam suatu kebakaran hutan dan lahan banyak
unit kerja maupun dalam kegiatan melibatkan berbagai stakeholder,
organisasi atau kegiatan sosial mulai dari pusat sampai ke daerah.
kemasyarakatan lainnya. Masing-masing stakeholder tersebut
Tim merupakan gabungan mempunyai peran dan funginya
beberapa orang yang terikat oleh masing-masing, sehingga didalam
sistem dalam rangka mencapai pelaksanaan upaya penanggulangan
tujuan. Menurut Robert B. Maddux kebakaran lahan dan hutan tidak
dalam bukunya “Team Building menutup kemungkinan akan terjadi
“menyebutkan bahwa beberapa berbagai hambatan. Untuk itu
manfaat yang diperoleh dengan diperlukan kerjasama yang solid dan
membangun tim yang efektik sinergisitas antara berbagai
diantaranya adalah (1) Bila stakeholder yang terlibat, sehingga
sasaran itu realistis pasti dapat tujuan dari program penanggulangan
dicapai secara optimal; (2) Setiap kebakaran hutan dan lahan dapat
anggota team memiliki komitmen tercapat dengan optimal.
untuk saling mendukung dan saling Bila di lihat dari manfaat
membantu; (3) Komunikasi bersifat kerjasama tim menurut Robert B.

54
Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol. 12, No. 1 Januari 2017

Maddux, maka dapat kita katakan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


dan Kehutanan Republik
bahwa kerjasama tim sangat Indonesia No.P.
memiliki peran penting dalam 32/MenLHK/setjen/Kum.1/3/2
016. Tentang Pengendalian
capaian penanggulangan kebakaran
Kebakaran Hutan dan Lahan.
hutan dan lahan di Indonesia.
Republika,co.id,2015.Jakarta.
Robert B. Maddux, Team Building,
KESIMPULAN Terampil Membangun Tim
Hutan merupakan suatu kesatuan Handal, Edisi ke dua,
Dialihbahasakan oleh
ekosistem berupa hamparan lahan berisi KristiyabudiP. Hananto,
sumber daya alam hayati yang S.Psi.,M.M., PT. Erlangga,
Surabaya,2001.
didominasi pepohonan dalam Suratmo FG. 1999. Pedoman Nasional
persekutuan alam lingkungannya, yang Perlindungan Hutan Terhadap
Kebakaran: Pengendalian
satu dengan lainnya tidak dapat Kebakaran Hutan Terpadu di
dipisahkan, dan sekaligus merupakan Indonesia Buku I. ITTO, CFC,
IPB, Various.
karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
yang tak terhingga manfaatnya untuk Syaufina L. 2008. Kebakaran Hutan
dan Lahan di Indonesia.
kesejahteraan umat manusia, sehingga Malang: Bayumedia.
keberdaannya perlu di jaga dan di Tacconi. 2003. Kebakaran Hutan di
pertahankan keberadaannya. Melalui Indonesia: Penyebab, Biaya
dan Implikasi Kebijakan.
kerjasama tim yang kompak dan Bogor: CIFOR.
harmonis, maka penanggulangan
Tempo.Co, 2015.Jakarta.
kebakaran hutan dan lahan di Indonesia
dapat berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Countryman CM. 1975. The Nature of


Heat. Heat-Its role in wildland
fire-part 1. California:
Unnumbered publication,
USDA For. Serv, Pacifik
Southwest Forestry and
Range Experiment Station.
Republika.co.id, 2015.Jakarta.

55

Anda mungkin juga menyukai