Bab Protein Fix
Bab Protein Fix
Daftar Isi…………………………………………………………………………………… 1
Bab 1Tujuan Praktikum ………...………………………………………………………… 2
1.1 Tujuan Praktikum……………………………………………………………… 2
1.2 Tujuan Percobaan……………………………………………………………… 2
Bab 2. Hasil Percobaan…………………………………………………………………….. 3
2.1 Hasil Pengamatan Uji Biuret, Millon, dan Koagulasi Panas…………..........…. 3
2.2 Hasil Pengamatan Pengendapan Protein dengan Logam Berat ..........................4
2.3 Hasil Pengamatan Uji Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik ............4
Bab 3. Pembahasan…………………………………………………………………………5
3.1 Protein.......................................................................……………………….......5
3.2 Struktur Protein...........................………..…………….......................................6
3.3 Sifat dan Fungsi Protein............................……………………………………...8
3.4 Asam Amino........................................................................................................9
3.5 Teori Percobaan..................................................................................................11
3.6 Gangguan Metabolisme pada Protein.................................................................14
Bab 4. Kesimpulan……………………………………………………………….………...16
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………..17
Lampiran……………………………………………………………………………….…..18
Tabel 2.1. Hasil Pengamatan Uji Biuret, Millon dan Koagulasi Panas
Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Uji Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik
Tabung 1 2 3
Sampel + (NH4)2SO4 Susu Putih telur Gelatin
Endapan : ada/tidak Ada Ada tidak
Pisahkan endapan dengan menyaring
Uji Biuret :
Filtrat (+) ungu bening (+) ungu bening -
Endapan (+) berwarna ungu (+) berwarna ungu -
Uji Millon :
Filtrat (-) putih kekuningan (+) pink bening -
Endapan (-) putih kekuningan (+) warna pink -
Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan
maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen
terbesar setelah air. Lebih dari 50% kering sel terdiri dari protein. Protein adalah senyawa
organik kompleks yang terdiri dari unsur unsur karbon (50-55%), hidrogen (70%),
oksigen (13%), dan nitrogen (16%).banyak protein yang juga mengandung belerang (S)
dan fosfor (P) dalam jumlah yang lebih sedikit (1-2%). Beberapa protein lainnya
mengandung unsur logam, seperti tembaga (Cu) dan besi (Fe).
Protein dalm tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal dari
hewan maupun tumbuhan. Potein yang berasal dari hewan disebut protein hewani ,
sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan yang
merupakan sumber protein adalah daging , telur, susu ,, ikan , kacang, dll. Protein dalam
makanan yang dikonsumsi manusia akan dipecak menjadi asama asam amino dalam
proses pencernaan.dengan bantuan enzim seperti pepsin dan tripsin. Asam asam amino
yang dihasilkan kemudian diserap oleh usus dan dibawa dalam peredaran darah ke hati
atau didistribusikan kemudian diserap oleh usus dan dibawa dalam peredaran darah ke
hati atau didistribusikan ke jaringan jaringan yang membutuhkan.
Protein adalah suatu polipeptida yang memiliki ekitar 100-1800 atau lebih residu
asam amino . Dalam protein alamiah terdapat 20 jenis asam amino. Untuk setiap protein
tertentu, urutan dan jenis jenis asam amino penyusunnya sangan spesifik. Satu protein
yang hanya tersusun dari sam amino dan tidak mengandung gugus kimia lain disebut
protein sederhana, contohnya enzim ribonuklease dan kimotripsinogen. Namun, banyak
protein yang mengandung bahan lain selain asam amino, seperti derivat vitamin, lipid
atau karbohidrat. Protein ini disebut protein konjugasi. Bagian protein yang bukan asam
amino disebut gugus prostetik, contohnya lipoprotein yang mengandung lipid dan
glikoprotein yang mengandung gula.
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonya. Berat molekul protein sangat besar sehingga bila protein dilarutkan
dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal. Molekul protein tidak dapat melalui
membran semipermiabel, tetapi masing-masing dapat menimbulkan tegangan pada
membran tersebut. Ada protein yang larut dalam air, dan ada pula yang tidak larut dalam
air, tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti etil eter. Bila dalam suatu
larutan protein ditambahkan garam, maka daya larut protein akan berkurang, akibatnya
protein mengendap. Prinsip ini digunakan untuk memisahkan protein dari larutannya.
Proses pemisahan protein seperti ini disebut salting out. Garam-garam logam berat dan
asam-asam mineral kuat ternyata baik digunakan untuk mengendapkan protein. Prinsip
ini dipakai untuk mengobati orang yang keracunan logam berat dengan memberi minum
susu atau makan telur mentah kepada pasien. Apabila protein dipanaskan atau
ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini disebabkan alkohol
menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein. Selain itu penggumpalan
juga dapat terjadi karena aktivitas enzim-enzim proteolitik.
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul
protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat
amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa). Daya reaksi berbagai jenis
protein terhadap asam dan basa tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak gugus amino
dan karboksil dalam molekul. Dalam larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi
sebagai basa, sehingga protein bermuatan positif. Bila pada kondisi ini dilakukan
elektrolisis, maka molekul protein akan bergerak ke arah katode. Sebaliknya, dalam
larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan
negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menuju anode. Pada pH tertentu yang
disebut titik isolistrik (pI), muatan gugus amino, dan karboksil bebas akan saling
menetralkan sehingga molekul bermuatan nol. Tiap jenis protein mempunyai titik
isolistrik yang berlainan. Perbedaan inilah yang dijadikan pedoman dalam proses-proses
pemisahan serta pemurnian protein.
1. Sebagai enzim. Enzim merupakan biokatalis. Bagian utama molekul enzim yang
disebut apoenzim merupakan molekul protein.
2. Alat angkut (protein transport). Hemoglobin merupakan protein yang berperan
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin berperan dalam
pengangkutan ion besi di dalam plasma darah yang selanjutnya dibawa ke dalam hati.
3. Pengatur gerakan (protein kontraktil). Gerakan otot disebabkan oleh dua molekul
protein yang saling bergeseran.
4. Penyusun jaringan (protein struktural). Berfungsi sebagai pelindung jaringan
dibawahnya, misalnya keratin pada kulit dan lipoprotein yang menyusun membran
sel.
5. Protein cadangan. Merupakan protein yang berfungsi sebagai cadangan makanan,
misalnya kecambah dan ovalbumin.
6. Antibodi (protein antibodi). Berperan dalam melindungi tubuh dari mikroorganisme
patogen.
7. Pengatur reaksi (protein pengatur). Berfungsi sebagai pengatur reaksi di dalam
tubuh, misalnya insulin yang berperan dalam mengubah glukosa menjadi glikogen.
8. Pengendali pertumbuhan. Bekerja sebagai penerima (reseptor) yang dapat
memengaruhi fungsi bagian-bagian DNA.
Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang
dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino
non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin,
Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar
tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin,
Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada
gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R.
Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu
valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino
essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan
dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya.
Asam amino juga mengalami katabolisme, ada 2 tahap pelepasan gugus amin dari asam
amino, yaitu: Transaminasi dan Pelepasan amin dari glutamat menghasilkan ion
ammonium.
Tetapi, hati merupakan tempat utama metabolisme nitrogen. Dalam kondisi
surplus diet, nitrogen toksik potensial dari asam amino dikeluarkan melalui transaminasi,
deaminasi dan pembentukan urea. Rangka karbon umumnya diubah menjadi karbohidrat
Uji biuret dilakukan untuk mengetahui adanya ikatan peptida dari protein. Reaksi
biuret positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih tetapi negatif untuk asam amino
bebas. Reaksi biuret juga positif terhadap senyawa yang mengandung gugus -CH2NH2, -
CSNH2, -C(NH)NH2 dan -CONH2. Pada percobaan uji buret, semua protein yang diuji
menghasilkan warna violet, hal ini disebakan penambahan CuSO4sehingga terbentuk
kompleks antar Cu2+ dengan gugus amino dari protein. Makin kuat intensitas warna violet
yang dihasilkan dari protein ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan
perubahan warna violet yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap
biuret. Warna violet ini kemungkinan terbentuk dari kompleks yang dihasilkan antara ion
Cu2+ dengan gugus – CO dan – NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Kemudian
keenam larutan protein ini ditambahkan dengan larutan biuret ternyata semuanya
menghasilkan larutan berwarna violet.
Uji millon umumnya digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino tirosin
pada suatu zat. Uji millon bekerja terhadap derivat-derivat monofenol seperti tirosin.
Secara teori protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu
50oC atau lebih. Koagulasi ini hanya terjadi bila larutan protein berada titik isolistriknya.
Pada pH iso-elektrik (pH larutan tertentu biasanya berkisar 4–4,5 di mana protein
mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan
protein sangat menurun atau mengendap, dalam hal ini pH isolistrik albumin adalah 4,55-
4,90. Pada temperatur diatas 60oC kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena
pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi
getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier dan
kuartener yang menyebabkan koagulasi. Pada uji koagulasi, penambahan asam asetat
bertujuan agar larutan protein mencapai pH isolistriknya sehingga bisa terkoagulasi.
Setelah dilakukan pemanasan diperoleh filtrate dan endapan.
Endapan pada protein pada uji ini terjadi karena logam yang ditambahkan ke
dalam larutan protein terikat pada molekul protein sehingga terbentuk endapan. Dengan
demikian, protein tersebut positif bereaksi dengan logam.
1. Kreatinuria
Kreatin disintesis di hati dari asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot
skelet, keratin mengalami fosforilasi menjadi fosfokreatin yang merupakan sumber
energy penting di otot skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis dan fosforilasi
oksidatif. ATP bereaksi dengan keratin membentuk ADP dan sejumlah besar
fosfokreatin. Kreatinin dalam urin berasal dari pemecahan fosfokreatin.
Kreatinuria secara normal dapat terjadi pada anak-anak, wanita selama mengandung dan
setelah melahirkan. Pada laki-laki sangat jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang
berlebihan. Kreatinuria pada laki-laki biasanya terjadi akibat kelaparan, tirotoksikosis,
DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan otot (myopati).
2. Asam Urat
Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA dan DNA)
yaitu purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di pencernaan, kemudian
diabsorpsi dan sebagian besar purin dan pirimidin di metabolisme oleh hati. Purin
sebagian lewat urin terutama setelah diubah menjadi asam urat. Asam urat ini merupakan
hasil akhir dari pada metabolisme purin. Sebagian asam urat ini dioksidasi menjadi
ureum dan diekskresi. Kadar asam urat normal dalam darah adalah 4mg/dL (0,24
mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi dan sisanya 2%
diekskresikan. Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya
akan menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena
adalah metatarsophalangeal (ibu jari kaki).
Ada 2 jenis gout yaitu :
1. Gout Primer
Terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan produksi asam urat meningkat.
2. Gout Sekunder
Karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan produksi asam urat karena
meningkatnya penghancuran sel darah putih yang banyak mengandung asam urat seperti
penyakit ginjal, leukemia, dan pneumonia.
Tugas Baca
3. Tuliskan enzim enzim yang menunjukkan nilai lomerulon , pada lome berikut ini !
No Enzim Indikator Kerusakan
1 Alanin amiotransferase Destruksi
2 Lipase, Amilase Pankreatis akut
3 Isoenzim Hepatitis
4 Kreatine Fosfokinase Infark miokard
5 Fosfatase Obstruksi saluran empedu
1. Ibu Tanti, 47 tahun memeriksakan kondisi edema tungkai bilateral yang dialaminya.
Kondisinya semakin memburuk. 6 bulan sebelumnya pernah mengalami
lomerulonephritis. Wajah Ibu Tanti terlihat pucat dan bengkak dan dia mengatakan sering
mengalami infeksi minor
a. Apakah dugaan penyakit yang dialami Ibu Tanti ? jelaskan alasannya !
Jawab :
Glumerulonefrtis gagal ginjal kronis , karena ibu tanti mengalami gejala
pembengkakan pada wajah dimana gejala tersebut terjadi akibat rusaknya
glomerulus. Kerusakan ini menyebabkan terbuangnya protein melalui urin.
Gejalanya : urin yang berlebih, hipertensi, kelelahan karena anemia/gagal ginjal
kronis.
b. Analisis biokimia apa yang sebaiknya disarankan ? jelaskan alasannya !
Jawab :
Tes darah lengkap : untuk memeriksa kadar kreatinin dan ureum dalam
darah. Peningkatan substrat ini akan mengkondisikan kerusakan ginjal.
Tes urin lengkap : untuk menentukan ada tidaknya bakteri (mengetahui
infeksi kemih) , ada tidaknya eritrosit (mengetahui batu ginjal)
GFR : untuk menentukan kemampuan ginjal dalam menyaring /
membersihkan darah.
2. Tuan B udah lama menderita anemia sel sabit, namun pada suatu hari mengalami nyeri
hebat menetap di abdomen kanan atas yang menyebar ke bahu dan daerah skapula kanan
diserta mual dan memuntahkan bahan kehijauan. Gejala ini sama seperti yang dia alami
beberapa tahun yang lalu dimana hasil pemeriksaan sinar x menunjukkan kolelitiasi.
Ketika dilakukan pemeriksaan di suatu klinik kesehatan , dilakukan berbagai
pemeriksaan. Terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas abdomen, bising usus
menghilang dan sklera tamppak kuning. Warna urin seperti teh, tinja lebih muda daripada
biasanya. Hasil ultrasonografi pada abdomen terdapat beberapa batu empedu. Kadar
bilirubin serum 6,7 mg/dl , kadar bilirubin direk 5,0 mg/dl, kadar transaminase serum
hanya sedikit meningkat, sedangkan kadar fosfatase alkali serum sangat meningkat (465