Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan Darah Lengkap
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada
pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan,
yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang
datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika
didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan
yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi
yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus
memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium
klinik, yaitu :
• Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
• Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
• Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
• Anak anak : 11-13 gram/dl
• Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
• Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
• Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
• Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada
banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan,
kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit
sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal
di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru,
tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah
merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal
hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar
36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan
kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada
penyakit-penyakit yang sama.
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi
yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus,
penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada
penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal
ginjal, dll
Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam
proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan
dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet
clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada
keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada
kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi
sumsum tulang, dll.
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak,
dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke
paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah,
sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi
bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif
kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang
rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik
seperti kanker dan lupus, dll
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu
kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya
dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu
volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER),
yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per
eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %
Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam.
LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses
inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit
kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan
LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
Demam Berdarah iiih cukup menakutkan dan membosankan lagi, habis pasiennya
harus diambil darah terus, ngerjain aja tuh penyakit, cappe deh. Tapi karena itu
sudah tugas, so kita harus ikhlas juga sih.
Kasus demam berdarah di tempat kerja sy kembali meningkat lagi, dan
menemukan pasien dengan jumlah trombosit <30rb bukan hal aneh lagi. Susah sih
menyatukan ideologi bahwa lingkungan itu harus benar-benar bersih, contohnya di
kota sy, sampah menumpuk kepanasan kehujanan jadinya iih bau, belum lagi
selokan yg tergenang alias airnya tidak mengalir. Pemberantasan Demam
Berdarah bukan hanya tugas pemerintah lagi, tapi kita sebagai anggota
masyarakat yg hidup di lingkungan tersebut, so pemberantasan jentik nyamuk,
pengasapan ataupun pemberian obat abate pada air yang sering kita konsumsi
menjadi patut diperhitungkan.
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 01.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
12 Januari 2011
BTA
TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Micobakterium
tuberkulosa.
Sobat kamu tau nggak kenapa yg sakit TBC sering disebut KP? tadinya sy
menyangka kepanjangan dari Kelainan Paru (walaupun iya juga sih), tp begini
ceritanya : penemu Micobakterium tuberkulosa itu yaitu Robert Koch thn 1882,
makanya kadang-kadang bakteri itu disebut basil koch, dan penyakit TBCnya
disebut Koch Pulmonum (alias KP).
Penyakit TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh manusia seperti:
paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-
lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 02.19
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
MALARIA
MALARIA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
Plasmodium dan mudah dikenali dari gejalanya yaitu meriang (panas dingin
menggigil) serta demam berkepanjangan.
Waktu kuliah dulu, dikenal ada beberapa jenis species malaria, yaitu
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmaodium malariae
4. Plasmodium ovale
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 02.17
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
ANALISA SPERMA
Darah merupakan cairan yg penting di dlm tubuh, fungsi utamanya yaitu sebagai
alat pengangkut zat-zat di dlm tubuh. Darah terbentuk dari 2 bagian utama, yaitu
plasma darah (mengisi sekitar 55% dari darah) dan sel-sel darah (mengisi sekitar
45% dari darah). Volume total darah orang dewasa diperkirakan sekitar 6 liter atau
7% - 8% dari berat tubuh.
Plasma merupakan cairan yg sangat komplek yg tdk hanya sebagai media
mengapungnya sel-sel darah, tapi berisi zat-zat yg terlarut yg terdiri dari air, zat-zat
makanan, gas, vitamin, dan sisa-sisa makanan.
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 02.15
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
SIAPA SIH
Saya Yudi kelahiran '81 di Ciamis, saya tidak sengaja masuk AAK YBTH
Tasikmalaya pada thn 2000. Alhamdulillah walaupun prestasi pas-pasan, saya bisa
lulus thn 2003.
Tak lama setelah lulus kuliah saya kerja di RS Dustira Cimahi Bandung, tapi hanya
bertahan beberapa bulan saja, lalu pada akhir 2003 saya kerja di RS Azra Bogor
sampai sekarang.
Selama kerja di RS tersebut saya pernah beberapa kali double job diantaranya di
Labkesda Kota Bogor (beberapa bulan), Klinik Pasutri dr.Boyke (beberapa tahun),
RS Hermina Bogor (beberapa bulan). Walaupun saat ini ilmu dan waktu saya
abdikan untuk orang lain, mudah-mudahan esok lusa atau suatu hari ilmu dan
pengalaman yg selama ini didapat bisa diabdikan untuk diri sendiri, amin.
Blog
Blog ini saya tulis sekedar tambahan informasi dan atau mengingatkan saja,
mudah-mudahan ada manfaatnya untuk pihak terkait. Kalau ada kesalahan baik
dalam segi pengetahuan ataupun penulisan, mohon maklum adanya.
Partisipasi sobat-sobat semua dlm bentuk kritik atau saran yg sifatnya membangun
demi perbaikan blog ini sy tunggu.
PEMERIKSAAN WIDAL MASIH AKURATKAH ?
Beberapa minggu yang lalu ketika saya berkunjung ke suatu laboratorium daerah,
ternyata jenis pemeriksaan untuk diagnosa demam tipoid masih menggunakan
teknik widal, sehingga artikel ini saya tulis untuk menyambung dan menegaskan
artikel sebelumnya yang berjudul DETEKSI DINI DEMAM TYPHOID pada pebruari
lalu.
Pemeriksaan widal adalah salah satu pemeriksaan yang bertujuan untuk
menegakan diagnosa demam tipoid. Pemeriksaan ini masih banyak dipakai di
negara-negara berkembang dikarenakan biayanya yang relatif terjangkau dan
hasilnyapun dpt diketahui dgn segera.
Pemeriksaan widal bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi (kekebalan tubuh)
terhadap kuman salmonela dgn cara mengukur kadar aglutinasi antibodi terhadap
antigen O dan H dalam sampel darah. Tubuh kita akan membentuk antibodi jika
terpapar kuman salmonela typhi, baik kuman yg masuk secara alamiah dan
menyebabkan sakit, kuman yg masuk namun tidak menunjukan gejala (karier)
ataupun melalui vaksinasi.
Berbagai cara dan teknik dalam pemeriksaan laboratorium telah banyak
berkembang ke arah yg lebih baik, sehingga pemeriksaan widal tidak lagi bisa
mengetahui apakah hasil positif pada pemeriksaan tersebut terkait dengan infeksi
yg saat ini sedang terjadi atau infeksi yg terdahulu (sebelumnya).
Pada pasien yang saat ini tidak sedang sakitpun pemeriksaan widal mungkin saja
menunjukan hasil yang positif, pada pasien yang mendapat vaksinasi tipoid hasil
pemeriksaan widalnyapun bisa positif. Perlu diperhatikan sobat analis semua
bahwa pemeriksaan widal yang positif bukan hanya terjadi pada infeksi kuman
salmonella typhi, namun juga akibat infeksi kuman salmonella yang lain, sehingga
pada saat ini pemeriksan ini tidak dapat lagi dijadikan acuan pemeriksaan yg
spesifik terhadap penyakit tipoid.
Pengambnilan sampel pasien untuk pemeriksaan widal juga kadang kurang tepat
waktunya, karena berdasarkan perjalanan penyakitnya antibodi terbentuk pada hari
ke 5-7 ke atas, sehingga tidak bijak jika pemeriksaan widal dilakukan sebelum hari
ke 5, dan kalaupun pada pemeriksaan wideal didapat hasil yang positif pada
sebelum hari ke 5 maka yang terdeteksi tersebut dimungkinkan antibodi yang
terbentuk tersebut berasal dari infeksi sebelumnya. Mengingat adanya kelemahan
tersebut maka pada saat ini di era kemajuan teknik pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan tersebut seharusnya tidak lagi menjadi pilihan, meskipun masih saja
dilakukan di laboratorium-laboratorium pratama atau di daerah-daerah dimana
teknik pameriksaan yang lain belum tersedia, namun tetap memperhatikan hal-hal
penting dalam menegakan diagnosa tipoid yaitu tanda klinis yang menunjang
(demam lebih dari 7 hari, anamnesis dan pemeriksaan fisik) atau dilakukan
pemeriksaan widal serial pada minggu ke 1 dan minggu ke 2 dan pada periode
convalescence saat demam mulai turun (pemeriksaan cukup bermakna jika
terdapat kenaikan titer 2-4 kali).
Pemeriksan yang tepat
Dari gejala-gejala klinik yang mengarah ke arah demam tipoid, pemeriksaan di
bawah ini seharusnya direkomendasikan oleh seorang dokter untuk menegakan
diagnosanya ;
1.Pemeriksaan laboratorium sederhana, sehingga pada pemeriksaan tersebut
didapatkan leukopenia, aneusinofilia, trombositopenia, dan limpositosis relatif
2.Pemeriksaan IgM Anti Salmonella (Tubex TF)
Pada pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya antigen spesifik dari kuman
salmonella walaupun pemeriksaan dilakukan dalam minggu pertama setelah
demam.
3.Kultur darah
Pemeriksaan ini merupakan gold standar untuk pemeriksaan demam tipoid
4.PCR (polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan ini walaupun lebih baru namun pemeriksaannya kurang praktis dan
harganya lebih mahal
Dengan melakukan pemeriksaan yang terarah diharapkan demam tipoid dapat
ditegakan dengan cepat dan tepat, semoga.
Suka Komentari Bagikan