Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Pemeriksaan Darah Lengkap


DARAH LENGKAP
Lukman Hakim. S. Kep. Ns
Yang termasuk dalam pemeriksaan darah lengkap:
1. Hb ( Hemoglobin) ……….g/dl
2. Haematocrite ( Hct )
3. Laju endap darah (ESR)……….mm/jam
4. Jumlah Sel Darah Putih ………..x10³/mm³
5 Hitung Jenis Sel Darah Putih ( Diff Counting)
6.Jumlah Sel Darah Merah…………. Jt/mL
7.Jumlah trombosit………………/mm³
8.Indeks eritrosit.
Manfaat pemeriksaan darah lengkap :
1. Sbg Pemeriksaaan penyaring untuk membantu diagnosa.
2. Sbg Pencerminan reaksi tubuh terhadap suatu penyakit.
3. Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan penderita anemia atau infeksi.
HAEMOGLOBIN ( Hb ) :
Haemoglobin berfungsi mengangkut oksigen ke jaringan. Molekul haemoglobin
tersusun dari haem dan globin. Haem terbentuk dari Fe dan protoporphyrin yang
terbentuk di mito
Kondria. Globin terbentuk dari rantai asam amino dalam ribosom.
Daya ikat Hb terhadap O2 menurun : mudah melepaskan O2 terjadi dalam
keadaan :
- bila kadar 2,3 –DPG menurun
- kadar H+ atau CO2 meningkat.
Nilai normal Hb ( bervariasi ) :
Laki-laki : 13,4 – 17,7 g/dl
Wanita : 11,4 – 15,1 g/dl
Neonatus : 16,5 + 3 g/dl
Anak : 3 bln : 12,0 + 1,5 g /dl
Manfaat pemeriksaan Hb:
1. Pemeriksaaan penyaring utk tegakkan diagnosa.
2. Pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit
3. Petunjuk kemajuan terapi.
Kadar Hb normal bervariasi tergantung :
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Geografi ( tinggi rendahnya daerah ).
Kadar Hb menurun pada ANEMIA dan dapat dijumpai pada :
1. Thalasemia
2. Haemoglobinopathy
3. Perdarahan akut atau kronis
Pada Infeksi Kronik :
Lactoferin : transferin likiron – binding protein
Ambil Fe dari transferin yang beredar
Komposisi dengan transferin sewaktu ambil Fe dari macrophage
Lekemia :
Fisiologis : Hamil karena proses hemodilusi RBC↓ Hb ↓
Hb : Policetemia : Jumlah RBC ↑
Dehidrasi :RBC↑+ Hb↑karena cairan tubuh banyak yang hilang
PEMERIKSAAM KADAR Hb
Metode KALORIMETRI
1. Direct Matching
Warna drh dibandingkan dengan warna standar.
Cepat, sederhana, menyenangkan
Kesalahan besar, tidak tepat
2. Alkali Hematin
Darah + Na oH dididihkan Hbà hijau biru dari larutan, alkali hematin à Standar /
Spectrophotometer
Akurat
Tidak akurat untuk ukur Hb bayi
3. Metode Oxyhemoglobine
Darah + Na2 Co3 / NH4OH à Oxyhemoglobin à Spectropht
Cepat, akurat
Oxyhemoglobin + Cu à methemoglob shg hasil lebih rendah
4. Metode cyanmethemoglobine
Darah ( Hb ) + lar Drabkin K3Fe(CH)6à MetHb
MetHb + KCN à CyanmetHb diperiksa dengan Spectrophotometer 540 nm
dibandingkan dengan standard.
Cepat, teliti kecuali Sulhemoglobine
Mengandung CN yg bersifat racun
5. Metode Asam Hametin ( Sahli )
Hb direaksikan dg Hcl à asam hematin (sempurna) à diencerkan
Dibaca pada skala tabung sahli sesuaikan dengan standard
Cepat, sederhana, tidak mahal
Kurang teliti, kesalahan + 5 s/d 10 %
HEMATOKRIT ( HCT ) = PCV ( Packed Cell Volume )
Prosentase volume sel darah merah thd vol darah seluruhnya
( Darah + anticoagulan à dipusingkan )
Normal : Dewasa Laki : 45 – 47 %, Dewasa Wnt : 40 – 42 %
Hematocrit meningkat pada :
- Peningkatan Juml RBC : Policitemia
- Penurunan vol plasma
- Makrositosis
o Hematocrit menurun pada :
- Anemi
- Micrositosis
- Dilusi = hidrasi
Lihat gambar .
Metode Px. Hct :
Makro = Wintrobe
Micro = Tabung kapiler
Elektronik = Auto Analysa, Caulter Caunter
Penyebab kesalahan pemeriksaan :
1. Sample darah diambil setelah terjadi perdarahan ( Hematocrit cenderung tinggi )
2. Anticoalugan berlebih
3. Kecepatan & waktu pemusingan ( Macro 30’, Mikro 5-10’ )
4. Terlalu lama Vena terbendung
LAJU ENDAP DARAH ( LED )
= ESR ( erytrocyt sedimentation rate )
1. Kecepatan RBC mengendap setelah memisahkan diri dari plasma
2. Ukuran : mm/jam
3. Menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrocit & plasma
4. Setiap keadaan yg meningkatkan penggumpalan sel satu dgn yg lain akan
meningkatkan LED.
Tahapan :
1. Terbentuknya Rouleaux
2. Vase pengendapan cepat
3. Vase pengendapan lambat
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Faktor sel darah merah ( massa yg terbentuk stlh rou;eaux )
Bentuk tertentu sel darah merah
Aglotinasi
Makrosit
RBC yg rendah
2. Plasma :
Alfa globulin
Alga2 globulin
Fibrinogen
3. Faktor mekanis dan teknis
Posisi tabung LED yg panjang & diameter tabung sterilitas
Sterilitas
Suhu
Kondisi darah ( Antikoagulan, darah simpan lama ).
Cara Pemeriksaan :
1. Makro ( 1 s/d 2 ml darah ) : Westergren, Wintrobe, Culter
2. Mikro ( 1 tetes darah ) : Landau, Hellinger, Cresta.
Harga Normal :
Laki-laki Wanita
Westergren 0 – 15 mm/jam 0 – 20 mm/jam
Wintrobe 0 – 10 mm/jam 0 – 20 mm/jam
FK Unair 2 – 13 mm/jam 2 – 12 mm/jam
HITUNG LEKOSIT ( WBC = WHITE BLOOD CELL )
Dengan kamar penghitung IMPROVED NEUBAUER
Harga Normal : ± 4 – 10 x 109/ dl / cmm
Laki : 4,7 – 10,3 x 109/l
Wanita : 4,3 – 11,3 x 109 /l
Variasi jumlah sel darah putih :
1. Jumlah yg masuk peredaran darah dipengaruhi oleh bakteri, endotoksin, besar
pori dinding sinusoid, tingkat maturasi sel.
2. Jumlah yg keluar dari peredaran darah
3. Distribusinya
4. Kombinasi 1 s/d 3
Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan Netrophil :
1. Latihan fisik ( Epinephrin )
2. Endotoksin
3. Kortikosteroid
Pemeriksaan Mikroskopis :
o Manual
o Kamar hitung Neubauer
o Hemositometer
Alat yang dipakai :
o Mikroskop
o Pipet Lekosit
o Kamar hitung
o Larutan pengencer Leukosit ( Turk, asam aeetat )
Pemeriksaan Automatic : Elektronik
HITUNG JENIS SEL DARAH PUTIH
o Menghitung dan mengelompokan WBC yg tampak dihapusan darah dari 100 –
200 sel
o Berperan dalam diagnosa penyakit
o Normal ada 6 jenis WBC matur :
Eo / Ba / Neu stab / Neu seg / Limfosit / Mo
ABNORMALITAS
1. Penyimpangan prosentase jenis WBC
Peningkatan Eo : alergi, cacing
Ba : CML, Policitemia Vera, dll
2. Sel plasma : measles, varicella, MM
3. Limfosit abnormal : paling sering Mononukleosis infeksiosa
4. Sel darah putih muda
Dewasa : Mieloblas, promieloblas, mielosit à AML, CML
Anak : Limfosit à ALL
HITUNG ERITROSIT ( RBC = RED BLOOD CELL )
Pengukuran jumlah RBC.
Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur turun saat
Dewasa.
RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari tulang panjang.
Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah.
Harga NORMAL :
Laki 2 dws : 4,3 jt – 5,9 jt/mL
Wanita dws : 3,9 jt – 4,8 jt/mL
Bayi : 5,0 jt – 7.0 jt/mL
Anak 3 bl : 3,2 jt – 4,8 jt/mL
1 th : 3,6 jt – 5,2 jt/mL
10-12 th : 4,0 jt – 5,4 jt/mL
Untuk penghitungan jumlah RBC dapat dipakai :
-Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer setelah diencerkan dgn larutan
Hayem.
-Elektrik
HITUNG TROMBOSIT ( PLT = PLATELET )
Pada penderita dgn riwayat perdarahan atau purpura, monitoring pada pemberian
obat yang potensial atau
diperkirakan beracun pada sumsum tulang, monitoring
terapi heparin, monitoring setelah splenektomià jum-
lah trombosit harus dimonitor.
Jumlah NORMAL TROMBOSIT : 150.000 -400.000 /mm³
Perdarahan spontan terjadi pada Plt < 20.000/mm³ terjadi
Pada : Penurunan fs sumsum tulang.
Hipersplenisme
DIC
Infeksi
Trombositosis mungkin terjadi pada : Leukemia, Lymphoma.
Penghitungan Jumlah trombosit dengan :
- Manual : Kamar Hitung Improved Neubauer (lar
Rees Ecker ).
INDEKS ERYTROCYT
Indeks eritrosit rata2 adalah :
Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit
dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel.
Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling ber
manfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik,
karena : -mengarah mengarah pada sifat defek primernya
-menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang jelas.
1. M C V (Mean Cell Volume)
didapatkan dari : Hematocrite : jml eritrosit
Nilai Normal : 80 – 100 fl (dewasa)
76 – 86 fl ( anak < 1 th)
mikrositosis < 80 – 100 fl < makrositosis
2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah.
Ditentukan dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah
eritrosit
Per mm3 darah à pikogram
Nilai normal : 27 – 32 pg (dewasa)
23 – 31 pg ( anak )
Jika nilai kurang dari normal : hipokrom
3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Kadar rata-rata Hb : volume eritrosit.
Kadar Hb/haematocrite
KLASIFIKASI ANEMIA berdasar variasi MORFOLOGI
1.Hipokromik normositik sd makrositik
a. Anemia Kurang Besi ( A K B )
b. Anemia dgn defisiensi B12/ folat
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia Sideroblastik
2. Normokrom – normositik polikromasi
a. Anemia Fisiologik (kehamilan)
b. Anemia pada gagal jantung
c. Anemia penyakit kronis
d. Anemia hemolitik dan gangguan respon su-tul
e. Anemia perdarahan akut
3.Normokrom normositik polikromasi meningkat
f. anemia Hemolitik
4.Normokrom-normositik Spherositosis
a.Anemia Hemolitik Autoimun
b.Spherositosis Herediter
PEMERIKSAAN LAIN DILUAR DARAH LENGKAP.
HAPUSAN DARAH TEPI ( BLOOD SMEAR )
Tujuan permeriksaan HDT : menilai pelbagai unsur sel darah tepi seperti RBC,
WBC
PLT dan mencari adanya parasit seperti malaria, tripanosoma, microfilaria dll.
HDT yang dibuat dan diwarnai dengan baik merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkanhasil pemeriksaaan yang baik.
Ciri hapusan darah tepi yang baik :
Cukup tipis, sel-sel darah terpisah satu sama lain, tidak saling menumpuk,
dapat diidentifikasi masing2 jenis sel, tdk ada artefak, lekosit tidak boleh
mengerombol di akhir hapusan darah.
Cari faktor2 yang mempengaruhi tebal tipisnya HDT yang dibuat.!
Prinsip :
Setetes darah dipaparkan di atas gelas obyek lalu dicat dan diperiksa dibawah
mikroskop.
Pembuatan hapusan darah :
a. Alat-alat : Gelas obyek, Gelas penghapus
b. Tehnik : Membuat hapusan darah di atas gelas obyek
Mengeringkan
Mengecat
Menilai hapusan darah
Cat yang biasa dipakai :
a. Giemsa
b. Wright’s stain : mengandung Eosin dan Methylene blue,
Buffer phospat ph = 6,4 komposisi KH2PO4, Na2HPO4
Cara evaluasi hapusan darah :
1. Pembesaran kecil ( obyektif 10 x ) :
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dariHDT.
Penilaian kualitas hapusan darah.
Perhatikan penyebaran sel2 apakah sudah cukup merata.
Penaksiran jumlah Lekosit dan Eritrosit, apakah ada sel-sel yg
abnormal.(microfilaria)
2. Pemeriksaan menggunakan minyak imersi
Eritrosit : 3 S ( Shape, Size, Staining )
Apakah ada kelainan/variasi marfologis
Trombosit : penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya
Lekosit : penghitungan differensial
Dicari kelainan-kelainan morfologis
Sel-sel abnormal : pemeriksaan morfologis
Hitung retikulosit.
Retikulosit adalah RBC muda yang tidak berinti dan dlm sitoplasmanya terdapat
sisa ribosom dan RNA.
Mengandung sisa ribosom dan sisa asam ribonukleat dan bereaksi dgn BCB
(Brilliant Cressyl Blue)membentuk filament.
Pada pedarahan selam sumsum tulang masih baik 6 jam kemudian terjadi reaksi
erytropoisis 2-3 hari terjadi
Peningkatan retikulosit. (MAX 6-10 HR)
Harga Normal : 0,8 – 1,5 % dewasa
2 – 6 % pada bayi .
Retikulosit tinggi menunjukkan respon sumsum tulang yang
memproduksi banyak RBC sebagai respon thd anemia.
Retikulosit rendah menandakan inadequate erytropoisis respons.
RDW = Red Cell Distribution Width
Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan
indeks erytrosit lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran
RBC.
Harga normal : 10,0 – 15,0
STUDI KASUS.
Pasien Mr XY / 75 th / TB 155 cm / BB 45kg
Keterangan klinik : malaise + anemia
Hasil Laboratorium :
WBC : 4,1 10³/mm³
RBC : 2.590.000/mm³
HGB : 6,1 g/dl
PLT : 522 10³/mm³
Diff Count: Lym 29,6 % Mo 6.0% Gra 64,4%
MCV : 74 L µm³
MCH : 23,5 L þg
MCHC : 32.0 g/dL
RDW : 20,8 H %
Hapusan darah tepi :
-Eritrosit : hipokrom, anisopoikilositosis, mikrosit +, target cell +, tear drop cell +,
fragmentosit +.
-Lekosit : kesan jumlah normal, toxic granule +, tidak
ditemukan sel muda.
-Trombosit : kesan jumlah meningkat, giant trombosit –
4
Diposkan 1st June 2012 oleh Lukman Hakim
1
Lihat komentar
1.
virda septiani31 Agustus 2013 03.24
selain pemeriksaan darah, ada lgi apa ga ?
Balas
Aku Analis Laboratorium Kesehatan
Pofesi Analis Laboratorium Kesehatan berfungsi sebagai penunjang medis dalam
membantu menegakan diagnosa penyakit seorang dokter terhadap pasien-
pasiennya
• PROFIL
• PENAWARAN MCU
• ARTIKEL SAYA
25 Maret 2011
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga
pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada
pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan,
yaitu
1. Hemoglobin
2. Hematokrit
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
4. Trombosit (platelet)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
9. Platelet Disribution Width (PDW)
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang
datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika
didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan
yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi
yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu
laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus
memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium
klinik, yaitu :
• Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
• Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
• Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
• Anak anak : 11-13 gram/dl
• Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
• Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
• Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
• Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada
banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan,
kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit
sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal
di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru,
tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll.
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah
merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal
hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar
36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan
kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada
penyakit-penyakit yang sama.
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi
yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus,
penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada
penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal
ginjal, dll

Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam
proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan
dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet
clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada
keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada
kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi
sumsum tulang, dll.
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak,
dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke
paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah,
sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi
bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif
kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang
rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik
seperti kanker dan lupus, dll
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu
kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya
dipakai antara lain :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu
volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER),
yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per
eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %
Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam.
LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses
inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit
kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH)
merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan
LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)


Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus
dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil,
dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik
mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan
jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan
hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%
Platelet Disribution Width (PDW)
PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat
ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang
rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.
Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume
eritrosit. RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen,
dan biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan
defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat
menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.
Membaca Hasil Tes Darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap biasanya terdiri dari :
1. Leukosit
2. Eritrosit
3. Hemoglobin
4. Hematokrit
5. Trombosit
6. Hitung jenis leukosit (basofil, eosinofil, batang, segmen, limfosit dan monosit)
7. Laju endap darah
Nilai rujukan pada setiap laboratorium dapat berbeda tergantung reagent dan alat
yang dipergunakan.
Untuk membacanya, anda perlu melihat satu per satu jenis pemeriksaan,
membandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai rujukan.
Lekosit dan Hitung Jenis
Leukosit atau sel darah putih adalah komponen sel darah yang berperan dalam
sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai infeksi. Apabila jumlah leukosit
melebihi atau kurang dari nilai dapat disebabkan infeksi, proses radang, keganasan
dan lain-lain.
Jumlah Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Di dalam sel darah merah terdapat protein yang berfungsi mengikat oksigen, yaitu
haemoglobin.
Apabila jumlah eritrosit di bawah nilai normal ada kemungkinan terdapat anemia/
kurang darah.
Apabila eritrosit lebih dari normal biasanya pada penyakit polisitemia. Namun untuk
menentukan anemia atau polisitemia perlu melihat nilai hemoglobin.
• M C V (Mean Cell Volume)
Merupakan perbandingan antara Hematocrite dengan Jumlah eritrosit
• M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah. Ditentukan
dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit Per mm3
darah à pikogram
• M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Merupakan perbandingan Kadar rata-rata Hb dengan volume eritrosit.
Kadar Hb/Haematocrite
• RDW ( Red Cell Distribution Width)
Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan
indeks eritrosit lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran
RBC.
Hemoglobin (Haemoglobin)
Hemoglobin atau sering kita kenal Hb adalah protein di dalam sel darah merah
yang berfungsi mengikat oksigen. Bila hemoglobin lebih rendah dari nilai normal
maka disebut anemia. Apabila nilai hemoglobin lebih tinggi dari nilai normal maka
disebut polisitemia.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan anemia di antaranya
kekurangan/defisiensi zat besi, defisiensi asam folat, talasemia, infeksi kronik,
keganasan dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab anemia perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan yaitu serum iron, feritin, TIBC, gambaran darah tepi, dan
elektroforesa Hb. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai indikasi.
Hematokrit
Hematokrit adalah perbandingan volume sel darah merah terhadap volume darah
secara keseluruhan. Nilai hematokrit biasanya dikaitkan dengan ada tidaknya
perembesan plasma pada kasus demam berdarah dengue. Pada kasus demam
berdarah dengue (DBD), apabila terdapat peningkatan hematokrit berarti terdapat
rembesan plasma ke luar pembuluh darah.
Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang berperan pada proses pembekuan atau
menghentikan perdarahan. Trombositopenia adalah jumlah trombosit lebih rendah
dari nilai normal. Trombositopenia dapat disebabkan infeksi virus (termasuk
demam dengue atau demam berdarah dengue), keganasan, ITP, perdarahan, dan
lain-lain.
Sedangkan trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit melebihi nilai
normal. Trombositosis dapat disebabkan infeksi, keganasan, reaksi dari kerusakan
jaringan, dan lain-lain.
Laju Endap Darah
Laju endap darah adalah kecepatan sel darah merah (eritrosit) mengendap dalam
satuan mm/jam.
Laju endap darah yang tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya infeksi akut,
infeksi kronik dan inflamasi.
Mungkin tidak mudah bagi kita membaca hasil pemeriksaan darah. Hal tersebut
bukanlah masalah. Mengetahui bahwa ada nilai yang tidak normal dan mengetahui
istilah-istilahnya sudah lebih dari cukup. Interpretasi hasil pemeriksaan harus
dilakukan oleh dokter karena massih harus disesuaikan korelasinya dengan kondisi
klinis pasien.
Membaca Hasil Tes Darah lengkap
Pemeriksaan darah lengkap biasanya terdiri dari :
1. Leukosit
2. Eritrosit
3. Hemoglobin
4. Hematokrit
5. Trombosit
6. Hitung jenis leukosit (basofil, eosinofil, batang, segmen, limfosit dan monosit)
7. Laju endap darah
Nilai rujukan pada setiap laboratorium dapat berbeda tergantung reagent dan alat
yang dipergunakan.
Untuk membacanya, anda perlu melihat satu per satu jenis pemeriksaan,
membandingkan hasil pemeriksaan dengan nilai rujukan.
Lekosit dan Hitung Jenis
Leukosit atau sel darah putih adalah komponen sel darah yang berperan dalam
sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai infeksi. Apabila jumlah leukosit
melebihi atau kurang dari nilai dapat disebabkan infeksi, proses radang, keganasan
dan lain-lain.
Jumlah Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Di dalam sel darah merah terdapat protein yang berfungsi mengikat oksigen, yaitu
haemoglobin.
Apabila jumlah eritrosit di bawah nilai normal ada kemungkinan terdapat anemia/
kurang darah.
Apabila eritrosit lebih dari normal biasanya pada penyakit polisitemia. Namun untuk
menentukan anemia atau polisitemia perlu melihat nilai hemoglobin.
• M C V (Mean Cell Volume)
Merupakan perbandingan antara Hematocrite dengan Jumlah eritrosit
• M C H (Mean Cell Haemoglobine)
Mengukur banyaknya Hb yang terdapat dalam satu sel darah merah. Ditentukan
dengan membagi jumlah Hb dalam 1000 ml darah dengan jumlah eritrosit Per mm3
darah à pikogram
• M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )
Merupakan perbandingan Kadar rata-rata Hb dengan volume eritrosit.
Kadar Hb/Haematocrite
• RDW ( Red Cell Distribution Width)
Membantu dalam klasifikasi anemia, berhubungan dengan hapusan darah dan
indeks eritrosit lainnya.
RDW penting untuk indicator derajat anisositosis atau variasi abnormal dari ukuran
RBC.
Hemoglobin (Haemoglobin)
Hemoglobin atau sering kita kenal Hb adalah protein di dalam sel darah merah
yang berfungsi mengikat oksigen. Bila hemoglobin lebih rendah dari nilai normal
maka disebut anemia. Apabila nilai hemoglobin lebih tinggi dari nilai normal maka
disebut polisitemia.
Banyak kondisi yang dapat menyebabkan anemia di antaranya
kekurangan/defisiensi zat besi, defisiensi asam folat, talasemia, infeksi kronik,
keganasan dan lain-lain. Untuk mengetahui penyebab anemia perlu dilakukan
pemeriksaan lanjutan yaitu serum iron, feritin, TIBC, gambaran darah tepi, dan
elektroforesa Hb. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara bertahap sesuai indikasi.
Hematokrit
Hematokrit adalah perbandingan volume sel darah merah terhadap volume darah
secara keseluruhan. Nilai hematokrit biasanya dikaitkan dengan ada tidaknya
perembesan plasma pada kasus demam berdarah dengue. Pada kasus demam
berdarah dengue (DBD), apabila terdapat peningkatan hematokrit berarti terdapat
rembesan plasma ke luar pembuluh darah.
Trombosit
Trombosit adalah sel darah yang berperan pada proses pembekuan atau
menghentikan perdarahan. Trombositopenia adalah jumlah trombosit lebih rendah
dari nilai normal. Trombositopenia dapat disebabkan infeksi virus (termasuk
demam dengue atau demam berdarah dengue), keganasan, ITP, perdarahan, dan
lain-lain.
Sedangkan trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit melebihi nilai
normal. Trombositosis dapat disebabkan infeksi, keganasan, reaksi dari kerusakan
jaringan, dan lain-lain.
Laju Endap Darah
Laju endap darah adalah kecepatan sel darah merah (eritrosit) mengendap dalam
satuan mm/jam.
Laju endap darah yang tinggi biasanya dikaitkan dengan adanya infeksi akut,
infeksi kronik dan inflamasi.
Mungkin tidak mudah bagi kita membaca hasil pemeriksaan darah. Hal tersebut
bukanlah masalah. Mengetahui bahwa ada nilai yang tidak normal dan mengetahui
istilah-istilahnya sudah lebih dari cukup. Interpretasi hasil pemeriksaan harus
dilakukan oleh dokter karena massih harus disesuaikan korelasinya dengan kondisi
klinis pasien.
Membaca Hasil Tes Urin Lengkap
Pemeriksaan ini terdiri dari:
1. Pemeriksaan umum urine, terdiri dari pemeriksaan warna, berat jenis, pH,
protein dan beberapa zat hasil metabolisme tubuh.
2. Pemeriksaan sedimen (endapan) urine terdiri dari pemeriksaan erytrosit atau sel
darah merah,leukosit atau sel darah putih,adanya kristal,epitel,bakteri maupun
jamur.
Warna urine
Normalnya berwarna kekuningan atau putih jernih
Merah yang menandakan adanya darah
Seperti teh seperti pada kasus kelainan hati.
Kehijauan/ Kuning pekat akibat mengkonsumsi obat-obat tertentu.
Berat jenis urine
Harga normal berat jenis urine ini adalah 1,005-1,030.
Berat jenis yang menurun terjadi pada kasus-kasus yang membuat urine lebih
encer, seperti overload cairan, hipotermi (penurunan suhu tubuh) dan penyakit
diabetes insipidus.
Berat jenis yang meningkat dapat terjadi pada kondisi yang membuat urine lebih
pekat, seperti dehidrasi, demam, luka bakar dan gangguan ginjal.
pH urine
Normalnya pH urine berkisar antara 5-8.
Urine yang asam dapat terjadi pada kasus acidosis, diabetes yang tidak terkontrol,
diare, kelaparan, dehidrasi, penyakit pernafasan seperti kasus sesak nafas.
Urine yang lebih basa pada kondisi infeksi saluran kencing karena kuman proteus,
obstruksi pyloric, keracunan salisilat (aspirin), gagal ginjal kronik dan penyakit ginjal
lainnya
Protein
adalah bahan yang dibutuhkan tubuh,sehingga tidak boleh dibuang dalam urine.
Bila terdapat protein dalam urine maka patut dicurigai ada masalah dengan organ
yang bertugas menyeleksi keluarnya protein ini yaitu ginjal, tapi bisa juga pada
kondisi panas tinggi dan dehidrasi berat.
Nitrite dalam urine.
Nitrite ini lebih mengarah pada adanya infeksi karena kuman akan merubah nitrat
dalam urine menjadi nitrit.
Biliribun dan urobilinogen.
Kedua bahan ini adalah produk dari liver atau hati, salah satu fungsinya adalah
memberi warna kuning pada urine. Kadarnya dalam urine akan meningkat
sehingga urine tampak seperti teh. Kondisi ini dapat terjadi pada kasus gangguan
hati seperti hepatitis, tumor hati dan gangguan di sistem empedu.
Reduksi urine
Pemeriksaan ini dulu sering dilakukan sebagai pertanda adanya gula di dalam
urine, apabila positif menunjukkan adanya kadar gula dalam tubuh seseorang.
Kelemahannya adalah pemeriksaan ini tidak menggambarkan kadar gula dalam
darah,sehingga saat ini tidak dapat dijadikan dasar penegakan diagnosis kencing
manis.
Eritrosit (sel darah merah)
Dalam keadaan normal tidak didapatkan adanya darah didalam urine, adanya
darah (erytrosit) dalam urine mungkin akibat perdarahan di saluran kencing(adanya
batu,tumor yang berdarah,infeksi saluran kencing, ginjal yg kekurangan
darah/infark) atau pada wanita yang sedang haid akibat kontaminasi, itulah
sebabnya pemeriksaan urine ini tidak disarankan untuk wanita yang sedang haid.
Lekosit
Lekosit adalah tentaranya tubuh kita, apabila ada infeksi atau luka di saluran
kencing,maka jumlah lekosit akan meningkat, leukosit juga akan meningkat akibat
kontaminan misalnya akibat keputihan. Secara normal kadar lekosit dalam urine
adalah 0-5 per lapangan pandang bila dilihat dengan mukroskop. Setelah mencari
adanya darah dan leukosit, yang kita cari adalah adanya silinder. Silinder adalah
endapan protein yang terbentuk didalam tubulus ginjal,adanya silinder ini
menunjukkan adanya penyakit yang serius dari ginjal misalnya radang pada ginjal.
Kristal
Kristal dalam urine tidak selalu berhubungan dengan adanya batu di saluran kemih,
kristal merupakan hasil metabolisme normal dari tubuh. Jenis makanan, kecepatan
metabolisme dan kepekatan urin serta banyaknya makanan yang dikonsumsi akan
mempengaruhi adanya kristal dalam urine.
Epitel
Epitel ibarat batu bata di dinding saluran kemih kita, jumlahnya akan meningkat
apabila didapatkan adanya infeksi,radang dan batu saluran kemih.
Benda Keton
benda-benda keton (keton bodies). Benda ini terdiri dari aseton,asam asetoasetat
dan asam 13-hidroksibutirat. Puasa yang lama,diabetes mellitus (kencing manis)
dan gangguan metabolisme lemak akan meningkatkan jumlah benda keton dalam
urine.
Paket Pelayanan Kesehatan
Paket pelayanan kesehatan dengan harga yang lebih terjangkau.
1. Paket Imunisasi Kanker Serviks
2. Paket Imunisasi Hepatitis B Dewasa
3. Paket Imunisasi Influenza
4. Paket KB suntik 1 bulan dan 3 bulan
5. Paket Terapi Uap untuk Asma
Antara DRT atau Dengue NS 1 Antigen

Demam Berdarah iiih cukup menakutkan dan membosankan lagi, habis pasiennya
harus diambil darah terus, ngerjain aja tuh penyakit, cappe deh. Tapi karena itu
sudah tugas, so kita harus ikhlas juga sih.
Kasus demam berdarah di tempat kerja sy kembali meningkat lagi, dan
menemukan pasien dengan jumlah trombosit <30rb bukan hal aneh lagi. Susah sih
menyatukan ideologi bahwa lingkungan itu harus benar-benar bersih, contohnya di
kota sy, sampah menumpuk kepanasan kehujanan jadinya iih bau, belum lagi
selokan yg tergenang alias airnya tidak mengalir. Pemberantasan Demam
Berdarah bukan hanya tugas pemerintah lagi, tapi kita sebagai anggota
masyarakat yg hidup di lingkungan tersebut, so pemberantasan jentik nyamuk,
pengasapan ataupun pemberian obat abate pada air yang sering kita konsumsi
menjadi patut diperhitungkan.
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 01.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
12 Januari 2011
BTA
TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh Micobakterium
tuberkulosa.
Sobat kamu tau nggak kenapa yg sakit TBC sering disebut KP? tadinya sy
menyangka kepanjangan dari Kelainan Paru (walaupun iya juga sih), tp begini
ceritanya : penemu Micobakterium tuberkulosa itu yaitu Robert Koch thn 1882,
makanya kadang-kadang bakteri itu disebut basil koch, dan penyakit TBCnya
disebut Koch Pulmonum (alias KP).
Penyakit TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh manusia seperti:
paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-
lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 02.19
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
MALARIA
MALARIA
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus
Plasmodium dan mudah dikenali dari gejalanya yaitu meriang (panas dingin
menggigil) serta demam berkepanjangan.
Waktu kuliah dulu, dikenal ada beberapa jenis species malaria, yaitu
1. Plasmodium falciparum
2. Plasmodium vivax
3. Plasmaodium malariae
4. Plasmodium ovale
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 02.17
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
ANALISA SPERMA

Pemeriksaan sperma (lebih tepatnya analisis semen) adalah pemeriksaan yang


dilakukan untuk mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria.
Pengertian semen berbeda dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan
kental yang keluar dari alat kelamin pria saat ejakulasi disebut semen. Sedangkan
'makhluk' kecil yang berenang-renang di dalam semen disebut sperma.
Analisis semen merupakan salah satu pemeriksaan tahap pertama untuk
menentukan kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan
apakah ada masalah pada sistim produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang
menjadi biang ketidaksuburan. Perlu diketahui, hampir setengah pasangan yang
tidak berhasil memperoleh keturunan, disebabkan karena ketidaksuburan
pasangan prianya.
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 02.16
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
SAMPEL DARAH

Darah merupakan cairan yg penting di dlm tubuh, fungsi utamanya yaitu sebagai
alat pengangkut zat-zat di dlm tubuh. Darah terbentuk dari 2 bagian utama, yaitu
plasma darah (mengisi sekitar 55% dari darah) dan sel-sel darah (mengisi sekitar
45% dari darah). Volume total darah orang dewasa diperkirakan sekitar 6 liter atau
7% - 8% dari berat tubuh.
Plasma merupakan cairan yg sangat komplek yg tdk hanya sebagai media
mengapungnya sel-sel darah, tapi berisi zat-zat yg terlarut yg terdiri dari air, zat-zat
makanan, gas, vitamin, dan sisa-sisa makanan.
Baca selengkapnya »
Diposkan oleh yudi di 02.15
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
SIAPA SIH

Saya Yudi kelahiran '81 di Ciamis, saya tidak sengaja masuk AAK YBTH
Tasikmalaya pada thn 2000. Alhamdulillah walaupun prestasi pas-pasan, saya bisa
lulus thn 2003.
Tak lama setelah lulus kuliah saya kerja di RS Dustira Cimahi Bandung, tapi hanya
bertahan beberapa bulan saja, lalu pada akhir 2003 saya kerja di RS Azra Bogor
sampai sekarang.
Selama kerja di RS tersebut saya pernah beberapa kali double job diantaranya di
Labkesda Kota Bogor (beberapa bulan), Klinik Pasutri dr.Boyke (beberapa tahun),
RS Hermina Bogor (beberapa bulan). Walaupun saat ini ilmu dan waktu saya
abdikan untuk orang lain, mudah-mudahan esok lusa atau suatu hari ilmu dan
pengalaman yg selama ini didapat bisa diabdikan untuk diri sendiri, amin.
Blog
Blog ini saya tulis sekedar tambahan informasi dan atau mengingatkan saja,
mudah-mudahan ada manfaatnya untuk pihak terkait. Kalau ada kesalahan baik
dalam segi pengetahuan ataupun penulisan, mohon maklum adanya.
Partisipasi sobat-sobat semua dlm bentuk kritik atau saran yg sifatnya membangun
demi perbaikan blog ini sy tunggu.
PEMERIKSAAN WIDAL MASIH AKURATKAH ?
Beberapa minggu yang lalu ketika saya berkunjung ke suatu laboratorium daerah,
ternyata jenis pemeriksaan untuk diagnosa demam tipoid masih menggunakan
teknik widal, sehingga artikel ini saya tulis untuk menyambung dan menegaskan
artikel sebelumnya yang berjudul DETEKSI DINI DEMAM TYPHOID pada pebruari
lalu.
Pemeriksaan widal adalah salah satu pemeriksaan yang bertujuan untuk
menegakan diagnosa demam tipoid. Pemeriksaan ini masih banyak dipakai di
negara-negara berkembang dikarenakan biayanya yang relatif terjangkau dan
hasilnyapun dpt diketahui dgn segera.
Pemeriksaan widal bertujuan untuk mendeteksi adanya antibodi (kekebalan tubuh)
terhadap kuman salmonela dgn cara mengukur kadar aglutinasi antibodi terhadap
antigen O dan H dalam sampel darah. Tubuh kita akan membentuk antibodi jika
terpapar kuman salmonela typhi, baik kuman yg masuk secara alamiah dan
menyebabkan sakit, kuman yg masuk namun tidak menunjukan gejala (karier)
ataupun melalui vaksinasi.
Berbagai cara dan teknik dalam pemeriksaan laboratorium telah banyak
berkembang ke arah yg lebih baik, sehingga pemeriksaan widal tidak lagi bisa
mengetahui apakah hasil positif pada pemeriksaan tersebut terkait dengan infeksi
yg saat ini sedang terjadi atau infeksi yg terdahulu (sebelumnya).
Pada pasien yang saat ini tidak sedang sakitpun pemeriksaan widal mungkin saja
menunjukan hasil yang positif, pada pasien yang mendapat vaksinasi tipoid hasil
pemeriksaan widalnyapun bisa positif. Perlu diperhatikan sobat analis semua
bahwa pemeriksaan widal yang positif bukan hanya terjadi pada infeksi kuman
salmonella typhi, namun juga akibat infeksi kuman salmonella yang lain, sehingga
pada saat ini pemeriksan ini tidak dapat lagi dijadikan acuan pemeriksaan yg
spesifik terhadap penyakit tipoid.
Pengambnilan sampel pasien untuk pemeriksaan widal juga kadang kurang tepat
waktunya, karena berdasarkan perjalanan penyakitnya antibodi terbentuk pada hari
ke 5-7 ke atas, sehingga tidak bijak jika pemeriksaan widal dilakukan sebelum hari
ke 5, dan kalaupun pada pemeriksaan wideal didapat hasil yang positif pada
sebelum hari ke 5 maka yang terdeteksi tersebut dimungkinkan antibodi yang
terbentuk tersebut berasal dari infeksi sebelumnya. Mengingat adanya kelemahan
tersebut maka pada saat ini di era kemajuan teknik pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan tersebut seharusnya tidak lagi menjadi pilihan, meskipun masih saja
dilakukan di laboratorium-laboratorium pratama atau di daerah-daerah dimana
teknik pameriksaan yang lain belum tersedia, namun tetap memperhatikan hal-hal
penting dalam menegakan diagnosa tipoid yaitu tanda klinis yang menunjang
(demam lebih dari 7 hari, anamnesis dan pemeriksaan fisik) atau dilakukan
pemeriksaan widal serial pada minggu ke 1 dan minggu ke 2 dan pada periode
convalescence saat demam mulai turun (pemeriksaan cukup bermakna jika
terdapat kenaikan titer 2-4 kali).
Pemeriksan yang tepat
Dari gejala-gejala klinik yang mengarah ke arah demam tipoid, pemeriksaan di
bawah ini seharusnya direkomendasikan oleh seorang dokter untuk menegakan
diagnosanya ;
1.Pemeriksaan laboratorium sederhana, sehingga pada pemeriksaan tersebut
didapatkan leukopenia, aneusinofilia, trombositopenia, dan limpositosis relatif
2.Pemeriksaan IgM Anti Salmonella (Tubex TF)
Pada pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya antigen spesifik dari kuman
salmonella walaupun pemeriksaan dilakukan dalam minggu pertama setelah
demam.
3.Kultur darah
Pemeriksaan ini merupakan gold standar untuk pemeriksaan demam tipoid
4.PCR (polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan ini walaupun lebih baru namun pemeriksaannya kurang praktis dan
harganya lebih mahal
Dengan melakukan pemeriksaan yang terarah diharapkan demam tipoid dapat
ditegakan dengan cepat dan tepat, semoga.
Suka Komentari Bagikan

 26 orang menyukai ini.


 23 berbagi
 Komentar

Ananda Raka Murinto Sasongko limf% 15 ..bahaya ga??


18 Juli 2014 pukul 19:26 · Suka · 1

Anda mungkin juga menyukai